Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TAUHID DAN SYIRIK

HANNA APRILIANI
C041171513

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
TAUHID DAN SYIRIK
A. Tauhid
Secara bahasa tauhid adalah mashdar (kata dasar) dari yang
maknanya sesuatu itu satu (esa). Sedangkan secara syari tauhid bermakna mengesakan
Allah dalam ibadah, bersamaan dengan keyakinan keesaanNya dalam dzat, sifat dan
perbuatan-perbuatanNya. Tauhid menurut ulama dibagi menjadi tiga yaitu tauhid
rububiyah, tauhid uluhiyah dan tauhid asma dan sifat.
1. Tauhid Rububiyah artinya kita meyakini keesaan Allah dalam hal penciptaan,
pemilik, pengatur, pemberi rizqi dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Keyakinan
seperti ini juga diyakini oleh kaum musyrikin makkah sebagaimana firman Allah dalam
surah yunus:31.

Artinya : Katakanlah : siap yang memberi rizqi kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakh
yang mengatur segala urusan? maka mereka (musyrikin makkah ) menjawab : Allah,
maka katakanlah (hai Muhammad) mengapa kamu tidak bertaqwa kepadaNya.
Ayat yang senada dengan ayat sebelumnya adalah Almuminun :84-89, Azzumar:38, Az
zukhruf:87. Dari ayat-ayat ini jelaslah bahwa kaum musyrikin makkah meyakini tauhid
rububiyah, namun mereka tetap diklasifikasikan sebagai kaum musyrikin oleh Allah dan
RasulNya. Sehingga dari disini dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak dikatakan
beriman dengan hanya meyakini tauhid rububiyah.
2. Tauhid uluhiyah artinya kita meyakini bahwa Allah lah satu-satunya dzat yang berhaq
disembah (diibadahi). Ibadah menurut syeikhul islam Ibnu Taimiyah adalah istilah yang
meliputi segala apa yang Allah cintai dan ridhai baik berupa ucapan dan amalan-amalan
yang lahir maupun yang batin. Tauhid ini merupakan implementasi dari kalimat tauhid
. Makna kalimat ini adalah artinya tidak ada sesembahan
yang hak untuk disembah melainkan Allah. Kalimat tauhid ini mengandung dua unsur
yaitu unsur penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah yang terdapat pada
kalimat serta menetapkan segala bentuk ibadah ditujukan hanya kepada Allah
semata tidak ada sekutu bagiNya yang terdapat pada kalimat . Tauhid inilah yang
merupakan inti dari pengutusan para rasul seperti yang termaksut dalam firman Allah
dalam surah Al anbiya : 25
Artinya : Dan tidaklah kami mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan AKU,
maka sembahlah AKU olehmu sekalian.
Dalam hal memahami makna ada sebagian orang memaknainya dengan
( tidak ada hakim tertinggi melainkan ALLAH). Ini adalah makna yang sempit
dan kurang tepat dalam memberikan makna yang benar terhadap . Hal ini
dikarenakan dakwah Rasullullah ketika pertama kali diutus bukan masalah hakimiyah,
namun masalah tauhid ibadah dan menjauhi kesyirikan seperti firman ALLAH dalam
surat An Nahl:36.

Sungguh kami telah mengutus seorang rasul pada setiap umat agar mereka
(memerintahkan) umatnya menyembah ALLAH dan menjauhi Thaghut.
Imam malik mengatakan Thaghut adalah sesuatu yang disembah selain ALLAH.,
sedangkan Ibnu Qayim menafsirkan Thaghut adalah setiap yang diperlakukan manusia
secara melampaui batas seperti disembah, dipatuhi atau diikuti. Adapula yang
memahami makna kalimat dengan ( tidak ada pencipta (tuhan)
selain ALLAH). Ini juga adalah pemahaman yang kurang tepat seperti yang telah
diuraikan dalam penjelasan tauhid rububiyah, orang musyrikin Makkah kala itu juga
mengimani rububiyahnya ALLAH.
3. Tauhid Asma wa sifat artinya kita meyakini bahwa tidak ada satupun yang
menyerupai ALLAH dalam DzatNYA, nama-namanNYA, sifat-sifatNYA maupun
perbuatanNYA. Sebenarnya tauhid ini termasuk dalam tauhid Rububiyah, namun
dikarenakan banyaknya pemahaman yang menyimpang mengenai hal ini maka para
ulama salaf sepakat untuk meletakkan tauhid asma wa sifat sebagi tauhid ketiga. Tauhid
Asma wa sifat merupakan masalah tauqifiyah artinya dalam menentukan nama dan
sifat ALLAH semata-mata tergantung dalil, tidak diperbolehkan menakwil dengan
akalnya. Pada prinsipnya akal tidak diberikan hak untuk menetapkan masalah tauhid ini.
Inilah yang menyebabkan banyak orang yang tergelincir dalam memahami dan
meyakini tauhid ketiga ini karena dia telah memutuskan sesuatu semata-mata karena
sesuai dengan akalnya. Secara umum pengertian tauhid asma wa sifat adalah beriman
kepada semua nama-nama dan sifat-sifat yang telah ALLAH sifatkan sendiri untuk
diriNYA dalam kitabNYA maupun yang telah disifatkan oleh Rasulullah dalam hadist-
hadist yang shahih tanpa melakukan :
_ Tahrif berarti merubah lafazh nash yang disebutkan dalam Al Quran dan As Sunnah
yang shahih dengan cara menambah/mengurangi kata/huruf, atau menambah harakat
ataupun menyimpangkan dari makna sebenarnya misalnya istawa (bersemayam)
dirubah dengan istaula ( yang menguasai ).
_ Tathil berarti meniadakan seluruh atau sebagian sifat yang telah ALLAH tetapkan.
Mereka berdalih, apabila ALLAH Maha Melihat berarti DIA mempunyai pandangan
juga apabila DIA Maha Mendengar berarti DIA mempunyai pendengaran. Dengan dalih
itu mereka meniadakan sifat-sifat ALLAH (yang menurut mereka) menyebabkan
ALLAH serupa dengan mahlukNYA.
Perbedaan Tahrif dan Tathil yaitu Tathil menolak suatu makna yang benar yang telah
ditunjukkan oleh Al Quran dan Assunah yang shahih sedangkan Tahrif adalah
penafsiran nashnash alQuran dan Assunnah yang shahih dengan interpertasi yang
bathil.
_ Takyif berarti menanyakan bagaimana hakekat sifat ALLAH itu ataupun
menggambarkannya.
_ Tamtsil (Tasybih) berarti menyerupakan sifat ALLAH dengan sifat mahlukNYA.
Misalnya ALLAH Maha Melihat berarti penglihatannya sama dengan yang kita miliki.
Karena ALLAH telah berfirman dalam surah surah Asy Syura:11

11.
(dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-
Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan
Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.
Dan surah Al-Araf:180

180. hanya milik ALLAH asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat Balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Sebagai contoh Firman ALLAH dalam surah Shad 75.
75. ALLAH berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang
telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah
kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".
Dalam ayat diatas ALLAH mengkabarkan kepada kita bahwa ALLAH mempunyai
tangan maka kita harus meyakini demikian tanpa membayang-bayangkan tangan
ALLAH seperti apa, karena ALLAH tidak serupa dengan mahlukNYA ataupun
memalingkan maknanya menjadi kuasa. Pokok-pokok pembahasan tauhid yaitu sebagai
berikut
1. Marifat al-mabdayaitu mempercayai dengan penuh keyakinan bahwa ALLAH
swt. adalah pencipta alam.

2. Marifat al-wasiqah yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang para


utusan ALLAH swt. yang menjadi perantara ALLAH dengan manusia untuk
menyampaikan ajaran-ajaran-Nya

3. Marifat al-maad yaitu mempercayai akan adanya kehidupan abadi setelah mati
di akhirat dengan segala ihwal yang ada di dalamnya.

B. Syirik

Kata syirik berasal dari kata arab, yang berarti sekutu atau persekutuan. Secara
terminologis, syirik mempunyai dua arti. Arti umum dan arti khusus. Dimaksudkan arti
umum adalah menyamakan selain ALLAH dengan ALLAH dalam hal-hal yang
merupakan kekhususan ALLAH yang dimaksud dengan penyamaan disini adalah semua
bentuk kesekutuan, baik ALLAH menyamai yang lain pada kesekutuan itu, maupun
melebihi kesamaanya dari ALLAH. Atas dasar makna tersebut di atas, syirik dapat
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan
selain ALLAH yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat
ubudiyyah). Yang mana ALLAH Subhanahuwa Taala dalam berbagai tempat dalam
Kitab-Nya menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali
hanya kepada-Nya saja. Firman ALLAH Taala :

Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang
yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi ALLAH padahal kamu
mengetahuinya. (QS. Al Baqarah : 21-22)

Perintah ALLAH dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb mereka
dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain syahadat, shalat, zakat, shaum, haji,
sujud, ruku, thawaf, doa, tawakal, khauf (takut), raja (berharap), raghbah
(menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari sesuatu), khusu, khasyah,
istiadzah (berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar dan lain
lain dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh ALLAH dan Rasul-Nya.

Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan umum dalam memahami ibadah.
Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang sempit sekali seperti shalat, puasa,
zakat, haji. Ada pun yang lainnya tidak dikategorikan di dalamnya. Sungguh indah
perkataan Syaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam
mendefinisikan ibadah, beliau berkata :

Ibadah itu ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang dicintai ALLAH dan
diridhai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir maupun yang
bathin.

Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu meliputi segala perkara yang dicintai
dan diridlai ALLAH, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan.

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa, ( QS. Al-baqoroh 21 )

Firman ALLAH dalam surat Al Baqarah ayat 21 di atas menyatakan sembahlah Rabb
kamu, dimaksudkan untuk mendekatkan pemahaman kepada semua manusia bahwa Ar
Rabb yang wajib disembah adalah yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum
kamu, yang menciptakan langit dan bumi serta yang mampu menurunkan air (hujan)
dari langit. Yang dengan air hujan itu dihasilkan segala jenis buah-buahan sebagai rezeki
bagi kalian agar kalian mengetahui semua. Maka janganlah mengadakan sekutu-sekutu
bagi ALLAH dengan menyembah dan meminta rezeki kepada selain-Nya. Apakah
kalian tidak malu dan berpikir bahwa ALLAH yang menghidupkan dan yang memberi
rezeki kemudian kalian tinggalkan untuk beribadah kepada selain-Nya?

Firman ALLAH Taala :


Dan mereka menyembah selain ALLAH, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki
kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun).
Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi ALLAH. Sesungguhnya
ALLAH mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (QS. An Nahl : 73-74)

2) Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain
ALLAH yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan
yang lainnya dari sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih
sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.

Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka


menyekutukan ALLAH dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau ALLAH satu-satunya
Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-
kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana ALLAH kisahkan tentang mereka :

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : Siapakah yang menjadikan
langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? Tentu mereka akan menjawab :
ALLAH. Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS.
Al Ankabut : 61)

Firman ALLAH Taala :

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi? Tentu mereka akan menjawab : ALLAH. Katakanlah : Segala puji
bagi ALLAH. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)

Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalau orang-orang musyrik terdahulu mengakui


ALLAH-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang
menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi
mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya. Maka bagaimanakah
dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau ALLAH-lah Penciptanya
atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan, yang
menurunkan hujaan dan seterusnya atau ada yang serupa dengan ALLAH dalam
masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik
dalam rububiyah.
3) Syirik Di Dalam Al Asma wa Ash Shifat yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian
makhluk ALLAH dengan sebagian sifat-sifat ALLAH yang khusus bagi-Nya.
Contohnya, menyakini bahwa ada makhluk ALLAH yang mengetahui perkara-perkara
ghaib.

Firman ALLAH Taala :

(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan
kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.? (QS. Al Jin : 26)

Sedang yang dimaksud arti khusus, yaitu menjadikan sesuatu selain ALLAH sebagai
tuhan yang ditaati dan disembah disamping ALLAH. Inilah makna syirik yang di sebut
secara langsung di dalam al-quran dan sunnah. ALLAH berfirman:

Artinya: Dan mereka menyembah selain daripada ALLAH apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka
berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi ALLAH".
(QS.Yunus/10:18).

JENIS-JENIS SYIRIK

1. Syirik Akbar. Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam,
dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di
dalam neraka. Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah
kepada selain ALLAH! Seperti : memohon dan taat kepada selain ALLAH,
bernadzar untuk selain ALLAH, takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai
keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya,
memohon perlindungan kepada selain ALLAH, seperti meminta perlindungan
kepada jin dan orang yang sudah mati, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat
diwujudkan kecuali oleh ALLAH dan seperti meminta hujan kepada pawang,
meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang
menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan
kurban yang ditujukan untuk selain ALLAH. Macam-macam Syirik Besar :
a. Syirik dalam berdoa yaitu meminta kepada selain ALLAH, disamping meminta
kepada-Nya. ALLAH Subhanahu wa Taala berfirman dalam kitab-Nya (yang
terjemahannya): Dan orang-orang yang kamu seru selain ALLAH tiada mempunyai
apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)

b. Syirik dalam sifat ALLAH. Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui
perkara-perkara ghaib. ALLAH Taala telah membantah keyakinan seperti itu dengan
firman-Nya (yang terjemahannya): Dan pada sisi ALLAH-lah kunci-kunci semua
yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri. (QS. Al-Anam : 59).
Lihat QS. Al-Jin: 26-27. Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu
hak istimewa ALLAH, menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik
akbar.

c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan). Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya
layaknya mencintai ALLAH, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan
cintanya kepada ALLAH Taala. Mengenai hal ini ALLAH Taala berfirman (yang
terjemahannya): Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain ALLAH, mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai ALLAH, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada ALLAH.
(QS. Al-Baqarah: 165). Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah
(cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan
ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang
lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa ALLAH, hanya ALLAH yang
berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya
sesuatu apapun.

d. Syirik dalam ketaatan yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan
lain-lainnya, dalam mendurhakai ALLAH Taala. Seperti mentaati mereka dalam
menghalal-kan apa yang diharamkan ALLAH Taala, atau mengharamkan apa yang
dihalalkan-Nya. Mengenai hal ini ALLAH Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang
terjemahannya) : Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain ALLAH. (QS. At-Taubah: 31). Taat kepada ulama dalam hal
kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan
dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya):
Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (ALLAH).
(Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).

e. Syirik khauf (takut)

Jenis-jenis takut :

1. Khauf Sirri; yaitu takut kepada selain ALLAH Subhanahu wa Taala, berupa
berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah
mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada
makhluk. ALLAH Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):
Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu
benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175).
2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut
kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti
in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil). Berkaitan
dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Janganlah
seseorang dari kamu menghinakan dirinya! Shahabat bertanya: Bagaimana
mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: Yaitu ia
melihat hak ALLAH yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka
ALLAH akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk
mengucapkan begini dan begini?. Ia menjawab: Karena takut kepada
manusia!. ALLAH berkata: Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut.
(HR. Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih).

3. Takut secara tabiat, takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada
binatang buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik,
hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat
dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.

f. Syirik hulul. Percaya bahwa ALLAH menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah
aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan
keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem.

g. Syirik Tasharruf. Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk
bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat
daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini ALLAH sebagai Pencipta
dan Pengatur alam semesta.
h. Syirik Hakimiyah. Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang
betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang
undang tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan
zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan
memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika
meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.

i. Syirik tawakkal

Tawakkal ada tiga jenis:

1. Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh ALLAH saja.
Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada ALLAH semata, jika seseorang
menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain ALLAH, maka ia termasuk
Musyrik.
2. Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal
jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada ALLAH, sebab menyerahkannya
kepada makhluk termasuk syrik ashghar.

3. Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam perkara
yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya.
Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap
bersandar kepada ALLAH Subhanahu wa Taala, meskipun urusan itu diwakilkan
kepada makhluk.

j. Syirik niat dan maksud yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia
semata, mengenai hal ini ALLAH Subhanahu wa Taala berfirman (yang
terjemahannya): Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya Kami berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna, dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
(QS. Hud: 15-16). Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa
beramal karena riya.

k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai
Kejadian dan Kehidupan Manusia. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): ALLAH berfirman: Pagi ini di
antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang
yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia ALLAH dan rahmat-Nya, maka dia
beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan
itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan
beriman kepada bintang. (HR, Bukhari).

2. Syirik Ashghar yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara
tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia merupakan dosa besar yang dapat
mengantarkan kepada syirik akbar. Macam-macam syirik asghar:

a. Zhahir (nyata). Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya):


Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama ALLAH, maka ia telah
berbuat syirik. (HR. Ahmad, Shahih). Dan sabda Nabi SAW yang lain (yang
terjemahannya): Janganlah kamu berkata: Atas kehendak ALLAH dan kehendak
Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak ALLAH , kemudian kehendak Fulan.
(HR. Ahmad, Shahih). Berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan
sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa
benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala.
Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan
menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain radiALLAHu
anhu menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat di
tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya (yang terjemahannya):
Apakah ini?. Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi pun bersabda:
Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab
jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan
beruntung selama-lamanya. (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa
diterima). Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits
marfu (yang terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga
ALLAH tidak mengabul-kan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan
wadaah, semoga ALLAH tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan
dalam riwayat lain: Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah
berbuat syirik. (Tamimah adalah sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak
sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa
dengki seseorang dan lain sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat).
b. Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah
dan lain-lainnya.

C. Pengaruh tauhid dan syirik dalam kehidupan pribadi

Sesungguhnya ALLAH menciptakan segenap alam agar mereka ber`ibadah


kepadaNya, mengutus para rasul `Alaihimussalaam untuk menyeru semua manusia agar
mentauhidkanNya, al Quraanul Karim banyak dibanyak surat menekankan tentang arti
pentingnya tauhid menjelaskan bahaya syirik atas pribadi dan masyarakat, al Quraan
dan as Sunnah menerangkan kepada kita pengaruh yang baik sekali atas tauhid tersebut,
dimana tauhid itu jika diamalkan oleh seseorang baik pribadi maupun masyarakat
didalam kehidupan serta diwujudkan secara hakiki (murni), niscaya akan menghasilkan
buah yang sangat manis diantaranya adalah: Membentuk kepribadian yang kokoh, ia
membuat hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa, tujuan hidupnya
jelas, tidak ber`ibadah kecuali hanya satu (ilaah)* saja. Kepada-Nya ia menghadap, baik
dalam kesendirian atau ditengah keramaian orang, ia berdoa dalam keadaan sempit
maupun lapang.

Berbeda dengan seorang musrik yang hatinya terbagi untuk Ilaah selain ALLAH dan
ma`buudaat (yang di`ibadati selain ALLAH `Azza wa Jalla) yang banyak suatu saat ia
menghadap kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada orang yang mati.
Artinya terkadang ia meminta kepada yang hidup sebagai perantara (wasilah) antara ia
dengan ALLAH Jalla wa `Alaa untuk menyampaikan hajat hajat mereka, seperti tuan
guru, kyai, jin, syaithon dan lain sebagainya. Adapun pada yang mati, seperti berziarah
kekuburan para wali yang dikeramatkan, sunan sunan, tempat tempat keramat, dan
sejenisnya. Ini adalah ciri hati orang yang sudah terpecah pecah akibat kesyirikan
demikian pula orang-orang yang aqidahnya tidak lurus, tauhidnya tersesat lagi tidak
tepat kepada ALLAH Subhaana wa Ta`aalaa, kehidupannya bahkan demikian dan
disangsikan, dari sinilah perkataan Nabi Yusuf `Alaihi wa Sallaam kepada orang yang
didalam penjara tersebut, dimana ALLAH Tabaaraka wa Ta`aalaa telah mengabadikan
di dalam al Quraan, ALLAH berfirman:

39 : .(( .))
Artinya Hai kedua penghuni penjara, manakah yang lebih baik Ilaah-ilaah yang
bermacam-macam itu ataukah ALLAH Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa ? (Yusuf :
39)
Beribadah kepada ilaah yang bermacam-macam merupakan karateristik Yahudi dan
Nashara, sebagaimana ALLAH Tabaaraka wa Ta`aalaa berfirman:

((
)) 31:))

Artinya : Mereka telah menjadikan orang orang alim mereka dan rahib rahib mereka
sebagai ilah selain ALLAH, dan (juga mereka meng ilahkan) al Masih putera Maryam,
padahal mereka hanya disuruh beribadah hanya kepada ALLAH saja, tidak ada Ilaah
yang berhak untuk di`ibadati selain Dia, Maha Suci ALLAH dari apa yang mereka
persekutukan))surat at-Taubah :31

Ketika Rasulullahi ShollALLAHu `Alaihi wa Sallam membaca ayat ini datanglah


`Adiy bin Haatim kepada beliau, saat itu di dadanya masih ada salib, berkata `Adiy bin
Haatim : sesungguhnya kami tidak pernah meng`ibadati mereka, Rasulullah
menanggapi; Bukankah mereka itu megharamkan apa yang telah dihalalkan oleh
ALLAH Subhaana wa Ta`aalaa lalu kalianpun ikut mengharamkannya?!, dan bukankah
mereka itu menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh ALLAH `Azza wa Jalla lalu
kalianpun ikut menghalalkannya juga?! `Adiy menjawab : Benar! maka beliau
bersabda : Itulah `ibadah mereka kepada orang orang yang `alim dan rahib mereka!
Hadist ini diriwayatkan oleh : At-Tirmidzi dan dinyatakan hasan oleh beliau. Demikian
pula orang orang nashara telah menjadikan Isa bin Maryam sebagai Ilah (di`ibadati oleh
mereka selain ALLAH Tabaaraka wa Ta`aalaa), dikalangan mereka berpecah belah
didalam memahami tentang `Isa bin Maryam, sebahagian mereka mengatakan, `Isa
adalah Ilah, sebahagian lain mengatakan, anak ALLAH, serta trinitas ini merupakan
perpecahan yang terjadi didalam tubuh nashara tersebut.

Sedangkan orang mukmin dia hanya beribadah kepada ALLAH saja, ia mengetahui
apa yang diridhoi oleh ALLAH dan yang dimurka -Nya, sehingga ia hanya akan
melakukan apa yang membuatNya ridho dan hatinya tentram. Sementara orang-orang
musrikin (orang-orang musrik) meng`ibadahi ilah ilah yang sangat banyak, `ibadah
mereka ditujukan kadang kadang kepada jin, syaithon, kuburan kuburan para wali atau
orang sholeh, kyai, dukun dukun dan lain sebagainya. Demikianlah tujuan mereka
dalam ber`ibadah, maka akibat dari yang demikian tauhid mereka tidak benar.
Terkadang ma`buud selain ALLAH Jalla wa `Alaa tersebut menginginkannya kekanan,
sedangkan lainnya kekiri, seseorang itu akan menjadi terombang ambing diantara
peribadatan selain ALLAH Ta`aalaa itu, dia tidak memiliki prinsip dan ketetapan
sedikitpun. Dan keadaan ini sesuai dengan apa yang digambarkan oleh ALLAH didalam
surat Toha ayat: 124-126. ALLAH berfirmanyang artinya Dan barang siapa yang
berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sangat
sempit, dan Kami akan membangkitkannya pada hari kiamat nanti dalam keadaan buta.
Berkata dia : Ya Rabku, kenapa Engkau menghimpunkan saya dalam keadaan buta,
padahal aku dahulunya di dunia adalah seorang yang melihat? ALLAH berkata :
Demikianlah, telah datang kepadamu ayat ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan
begitu juga pada hari ini kamu dilupakan. Surat Toohaa : 124-126.

Maka dari itu, sebahagian besar kaum muslimin yang tidak memiliki prinsip dan
ketetapan tauhid mereka berbondong-bondong berziarah kekuburan kuburan para wali
yang dikeramatkan, meminta (berdo`a) kepada mereka supaya hajat mereka dikabulkan
oleh ALLAH Ta`aalaa. Mereka menjadikan para wali tersebut sebagai wasilah
(perantara) antara mereka dengan ALLAH Tabaaraka wa Ta`aalaa. Ini merupakan salah
satu bentuk kesyirikan yang telah dilakukan oleh kafir Quraisy dahulu. Misalnya
kuburan di Hadhramaut (Yaman) yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat
Indonesia, pada umumnya banyak kalangan menduga itu adalah kuburan Nabi Hud,
akan tetapi sanadnya zhulumat (penuh dengan kegelapan), dari Indonesia ribuan yang
berangkat kesana untuk mengambil berkah, menyampaikan hajat-hajat mereka
kepadanya, inaa lillah wa ina ilaihi rojiuun ini adalah kesyirikan yang sangat besar!
Pelakunya akan kekal di neraka kalau dia tidak bertaubat sebelum meninggal.

Tauhid sumber keamanan manusia, sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan
keamanan dan ketenangan, tidak ada rasa takut kecuali kepada ALLAH Subhaana wa
Ta`aalaa saja, semua rasa takut yang diarahkan kepada selain ALLAH Ta`aalaa
dikategorikan kesyirikan, kecuali takut fitrah (tabiat/instink)nya manusia, seperti takut
kepada api, tenggelam, gelap, binatang buas, akan tetapi kalau takut tabiat/instink itu
membawa kepada meninggalkan wajib (perintahNya) serta terjerumus kepada yang
haram maka hukumnya juga haram.

Tauhid menutup rapat celah celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga,
sehingga seorang yang bertauhid tadi jalurnya lurus, tidak ada rasa takut, sebab
keta`atan tidak bisa mengurangi reziki seseorang. Al Imam as Saady telah menjelaskan
bahwa keta`atan itu tidak menahan reziki atau mengurangi reziki seseorang, jadi belajar
ilmu al Quraan dan as Sunnah, dakwah kepada jalan ALLAH, tidak akan menyebabkan
berkurang rezikinya, bahkan ALLAH SWT, akan menundukkan hati orang lain untuk
membantu kehidupannya begitu janji ALLAH dan RasulNya kepada umat, yang
mempelajari Kalamullahi, al Quraan dan as Sunnah. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu
Abbas radhiALLAHu `anhuma yang artinya : ALLAH Tabaaraka wa Ta`aala akan
menjamin bagi siapapun yang membaca al Quraan dan mengamalkannya, dia tidak akan
sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat. Kemudian beliau membaca perkataan
ALLAH `Azza wa Jalla yang artinya : Maka jika datang kepadamu petunjuk
daripadaKu, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya dia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka. Thoohaa:123. Lihat kitab : Syarhul `Aqiidatut Thohaawiyyah,
hal. 67. Dan ini semakna dengan apa yang telah disebutkan dalam satu hadist dari jalan
`Utsman bin Affan yang artinya : Berkata Rasulullahi ShollALLAHu `alaihi wa Sallam :
Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari al Quraan dan mengajarkannya.
Diriwayatkan oleh al Imam al Bukhaariy (5027).

Syaikh Salim Al-Hilali dalam kitab Bahjatun Nazhiriin (1/163 no. hadist 84),
mengatakan dari fiqh hadist ini adalah : Barangsiapa yang menghabiskan `umurnya
untuk menuntut `ilmu dan mendalami hukum hukum Din, guna memelihara syari`at
ALLAH, maka ALLAH Jalla wa `Alaa akan menundukkan hati hati orang lain untuk
membantu kehidupannya guna mencukupi hajatnya. Akan tetapi jika bukan Ahlut
Tauhid kehidupannya dipenuhi dengan rasa takut, gelisah, oleh karena itu Ahlut Tauhid
terbentengi dirinya dari rasa takut kepada jin, manusia, kematian dan selainnya dari rasa
takut yang tertanam didalam peribadinya dan jiwa manusia tersebut, sesseorang
mukmin yang meng Esakan ALLAH Ta`aalaa hanya takut kepada ALLAH saja karena
ahlut Tauhid ia merasa aman, tentram dan tidak tertimpa kegelisahan yang ketika itu
manusia takut. Dimana hal itu telah dijelaskan oleh ALLAH dalam al Quraan yang
artinya : Orang-orang beriman itu tidak mencampur adukkan iman mereka dengan
kezhaliman (syirik) mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk. Al-Anaam :
82.

Keamanan ini terpancar dari jiwa raganya, bukan karena sebab penjaga penjaga
keamanan polisi atau pihak keamanan lain, dan keamanan dimaksud keamanan dunia,
adapun keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi mereka rasakan. Yang
demikian itu mereka peroleh, sebab mereka mengEsakan ALLAH Ta`aalaa,
mengikhlaskan ibadah hanya kepada ALLAH`Azza wa Jalla, dan tidak mencampurkan
adukkan tauhid (`ibadah) mereka dengan kesyirikan, karena mereka tahu syirik adalah
kezhaliman yang besar.
Tauhid sumber kekuatan jiwa, karena tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada
pemiliknya, sebab jiwanya penuh harap kepada ALLAH saja, percaya dan tawakal
kepada Nya, ridho atas (ketentuan) Nya, sabar atas musibahnya serta sama sekali tidak
mengarap sesuatu kepada makhluk, ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya,
jiwanya kokoh seperti gunung, bila datang musibah ia segera mengharap kepada
ALLAH Jalla wa `Alaa agar dibebaskan darinya, dia tidak meminta kepada orang orang
mati, syiar dan semboyan adalah sabda Rasulullah ShollALLAHu `alaihi wa Sallam
yang artinya : Apabila kamu meminta mintalah kepada ALLAH, dan apabila kamu
minta tolong minta tolonglah kepadaNya. Dirawayatkan oleh at Tirmidziy (2516). Dan
firman ALLAH yang artinya : Jika ALLAH menimpakan satu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia
mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al
Anaam : 17

Tauhid dasar persaudaraan dan persamaan, ahlut Tauhiid tidak dibolehkan


menjadikan ilaah ilaah (ma`buud) selain ALLAH diantara sesama mereka, sifat
Ilaahiyah (peng`ubudiahan) hanya milik ALLAH `Azza wa Jalla satu satunya dan
semua manusia diwajibkan ber`ibadah kepada Nya saja. Segenap manusia adalah hamba
ALLAH Jalla wa `Alaa, dan yang paling mulia diantara mereka adalah Nabi kita
Muhammad ShollALLAHu alaihi wa Sallam.

D. Pengaruh tauhid dan bahaya syirik dalam kehidupan sosial

Diantara fungsi-fungsi sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern adalah :

1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua


makhluk. Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang
cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu,
mereka juga banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin
mereka, tanpa daya piker kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al-
Quran telah mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap
para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir. Firman ALLAH
SWT SWT yang artinya : Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Pada hari ketika muka mereka dibolak-
balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat
kepada ALLAH dan taat (pula) kepada Rasul". ( QS. Al- Ahzaab : 66-67). Fungsi ini
dirujukkan pada kalimat LailaahaillALLAH SWT ( tidak ada Tuhan selain
ALLAH). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan
mengucapkan tidak ada Tuhan selain ALLAH berarti seorang muslim telah
memutlakkan ALLAH SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq atau ciptaan-Nya. Dan
sebenarnya umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan tahrirunnasi min
ibadatil ibad ila ibadatillahi atau membebaskan manusia dari menyembah
sesama manusia kepada menyembah ALLAH SWT semata.
2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa
nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka. Suatu kehidupan
yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan kekayaan
dapat mengeruhkan akal sehat dan mendistorsi pikiran jernih. Sebenarnya telah
dengan tajam Al- Quran menyindir orang-orang seperti Terangkanlah kepadaku
tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah
kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak
itu). ( QS. Al- Furqon : 43-44).

3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan
hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang
abstrak, potensial, maupun yang konkret. Namun kenyataannya umat muslim
sekarang berada dalam suatu ironi ( keterbalikan) dimana kemiskinan, kelaparan dan
kebodohan belum juga teratasi; jarak antara si kaya dengan si miskin semakin tajam;
keadilan dan kejujuran semakin langka; seta kebenaran semakin mudah direkayasa di
tengah tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada tujuan ilmu
pengetahuan dan teknologi justru demi upaya pembebasan dan memudahkan
manusia ( umat muslim khususnya) dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah
hidup mereka.

4. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia. Apabila tauhid


direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat menjadikan islam tumbuh sebagai
kekuatan peradaban dunia dan mampu menjembatani wilayah- wilayah peradaban
local menjadi peradaban mondial karena tauhid merupakan paradigma dari metode
ilmiah dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan umat islam. Sebagai bukti banyak
ilmuan kelas dunia yang lahir dari dunia islam dan karya- karyanya telah menjadi
bidan bagi kelahiran ilmu pengetahuan dan peradaban barat modern.

5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara
konsisten. Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta
merealisasikan perintah yag ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta
kedamaian hidup yang tak terhingga. Karena telah di tanjapkan dalam hati bahwa
tidak ada yang memiliki kekuatan maupun kekuasaan selain Ilahirabbi.

6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan ALLAH SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka. Dengan kata lain, bahwa semua aktivitas yang
dilakukan maupun kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak ALLAH SWT,
semua itu telah diatur dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi
alam ini, Dia mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang
tersembunyi maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan
tiada Tuhan selain Dia.

Bahaya syirik dalam kehidupan sosial yaitu :

1. Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Syirik


mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga
mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa
dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafaat di sisi ALLAH.
Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka
mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian
umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi
mereka meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal
Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya:


( ) .
.

Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku
tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi ALLAH. (HR. Al-Bukhari).

2. Syirik juga dapat memecah-mecah umat menjadi beberapa bagian seperti yang ada
pada ayat berikut : Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-
sekutukan ALLAH, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka. (Ar Ruum: 31-32).
E. Tauhid sebagai pandangan dunia

Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai tingkatan yang paling
tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi
orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal
mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif.

Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh


merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang
diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila
menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapi.

Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang pencipta bila sedang dirundung
kesusahan. Namun, bila sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan,
mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya, berkurang rasa pengabdiannya
kepada sang pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kurangnya
penghayatan pandangan hidup yang diyakini, kurangnya keyakinan pandangan
hidupnya, kurang memahami nilai dan tuntunan yang terkandung dalam pandangan
hidupnya dan atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.

Oleh karena itu dalam islam penting sekali mengaplikasikan tauhid sebagai
pandangan hidup. Tauhid yang telah diimplementasikan sebagai aqidah berperan vital
dalam kehidupan kita sebagai pedoman dan jalan hidup supaya kita selalu terarah
kejalan yang lurus, yaitu jalan yang senantiasa diridhai oleh ALLAH SWT. Adapun
peran aqidah tauhid sebagai pandangan hidup orang islam yang berkaitan tentang
realitas kehidupan, meliputi beberapa hal diantaranya:

1. ALLAH sebagai Tuhan yang wajib disembah. Manusia adalah makhluk yang
diciptakan dengan tujuan hanya untuk mengabdi dan berbakti kepada ALLAH
SWT. Hidup yang baik dan benar adalah hidup penuh ketundukan dan
kepatuhan kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya. Pengagungan, pemujaan dan
penghormatan kepada selain ALLAH adalah perbuatan syirik, sekaligus
merupakan penghianatan terhadap seluruh isi perjanjian yang tertuang dalam
kalimat syahadat Uluhiyah (syahadat Tauhid) yaitu kesaksian tentang
ketuhanan ALLAH.1[7]

2. ALLAH sebagai standard of judgment (ukuran nilai). Ukuran nilai berdasarkan


aqidah tauhid adalah apa yang diridhoi ALLAH (mardhotillah). Segala sesuatu
yang diridhai ALLAH adalah baik dan benar serta mengandung nilai ibadah.
Ukuran nilai ini merupakan inti yang disekelilingnya berputar seluruh tindakan
dan perbuatan moral manusia. Aqidah tauhid dan iman kepada hari akhir
memberikan satu daya penggerak yang membuat seseorang menerima ukuran
nilai tersebutdengan penuh kejujuran, keikhlasan dan tanggung jawab.

3. ALLAH sebagai titik tuju arah hidup manusia. Seseorang yang telah
menyatakan ALLAH sebagai Tuhan (telah menerima aqidah tauhid) tetapi
dalam hidup kesehariannya mengarahkan sebagian atau seluruh aktivitasnya
hidup untuk tujuan selain mardhotillah, maka berarti orang tersebut telah
melanggar pernyataannya sendiri. Seluruh babak kehidupan yang seharusnya
berada dalam bingkai ibadah menjadi sama sekali tidak bernilai. Dengan
membuat mardhotillah sebagai tujuan hidup manusia, maka suatu tujuan
tertinggi dan termulia telah diletakan dihadapan umat manusia. Dengan
demikian, kemungkinan-kemungkinan tanpa batas teleh terbuka bagi
perkembangan moral manusia.

4. ALLAH sebagai pembebas manusia dari perbudakan. Prinsip aqidah tauhid


telah membatalkan seluruh konsepsi tentang kedaulatan hukum dan politik dari
manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok. Tidak ada satu
makhlukpun didunia ini yang berhak mengaku dan menyandang predikat
sebagai pemilik kedaulatan, baik dari pribadi seseorang, keluarga, suku atau
ras, golongan atau kelas, maupun makhluk lain selain manusia. Hanya Alloh
saja satu-satunya yang berdaulat, dan segala perintah-Nya merupakan undang-
undang dalam islam. Seseorang yang beraqidah tauhid yaitu mengakui dan
meyakini bahwa ALLAH adalah Rabb Al-alamin (Tuhan seru sekalian alam)
dan satu-satunya yang harus disembah, berarti dia telah memasuki alam bebs
merdeka dari segala perbudakan manusia, harta, tahta dan Tuhan-Tuhan kecil
lainnya, termasuk Tuhan hawa nafsunya sendiri.

1
F. Tauhid filosofi adzan

Adzan merupakan sebuah seruan yang menandai masuknya waktu shalat lima
waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu. Adzan mulai disyariatkan pada
tahun kedua Hijriah. Dasar hukum Adzan dan Iqomah ialah Ijma` yang didahului hasil
mimpi `Abdullah bin Zaid (beliau adalah seorang hamba ALLAH yang berasal dari bani
Khazraj, beliau mengikuti baiah aqabah ke-2) pada suatu malam dimana para sahabat
sedang sibuk bermusyawarah mengenai cara mengumpulkan manusia. Mimpi tersebut
seperti yang termaktub di dalam Sunan Abi Dawud adalah: Dari `Abdillah, dia berkata:
"Begitu Nabi Muhammad SAW memerintahkan menggunakan lonceng untuk dipukul
guna mengumpulan para manusia untuk mengerjakan shalat, di tengah-tengah saya
tidur, melintaslah padaku seorang laki-laki yang membawa lonceng ditangannya. Maka
saya berkata: "Hai hamba ALLAH; apakah lonceng itu akan saudara jual?" Ia
menjawab: Akan saudara gunakan untuk apa? Sayapun menjawab: Saya akan
menggunakannya untuk memanggil para manusia melakukan shalat. Ia berkata: Maukah
saudara jika saya tunjukkan cara yang lebih bagus dari itu ? Saya menjawab: "Baiklah
dan terima kasih. Ia pun berkata: Supaya kamu katakan ALLAHu Akbar - ALLAHu
Akbar (2x) Asyhadu alla ilaha illALLAH (2x) Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
(2x) Hayya 'alash sholah (2x) Hayya 'alal falah (2 x) ALLAHu Akbar - ALLAHu Akbar
(1x) La ilaha illALLAH (1x).

ALLAHu Akbar - ALLAHu Akbar (2x)

Takbir adalah perjalanan terkahir dari kehambaan manusia kepada ALLAH Taala,
pengakuan, amaliyah, dan maqomat serta nuansa terdalam dari ruhaniyah manusia.
Tetapi juga sekaligus juga awal kita menghadap ALLAH. Sehingga setiap sholat pun
kita membaca Takbirotul Ihram sebagai pernyataan iman kita kepada ALLAH, bahkan
setiap perubahan dari gerak gerik sholat kita.

Asyhadu alla ilaha illALLAH (2x) Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2x)

Syahadatain adalah kepasrahan dan keislaman kita, atas wujud keimanan kita. Dengan
Syhadatain itulah kita memperbaharui iman kita setiap lima waktu sehari. Lalu segala
bentuk kemakhlukan di semesta jagad lahir dan batin kita, haruslah terhapuskan agar
tidak menjadi berhala ketika kita menghadap ALLAH Taala.Seluruh pengakuan iman
kita ada dalam Syahadatain, yang harus segera kita wujudkan dalam praktek ibadah
utama kita, sholat. Jika mengingat ALLAH melalui Musyahadah (dan karena itu bunyi
syahadat adalah Asyhadu, aku bersaksi) segalanya tiada, yang Ada hanya Yang Maha
Ada, ALLAH Taala. Sedangkan Syahadah kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul
ALLAH SWT merupakan sikap keimanan kita kepada Nubuwwah dan RisalahNya
melalui Inti Cahaya Kenabian dan Risalah, Muhammad SAW. Karena melalui Cahaya
Nabi kita mengenal ALLAH dan Musyahadah kepadaNya, dan melalui Cahaya Nabi,
ALLAH memantulkan seluruh Fadlal dan Rahmatya kepada kita.

Hayya 'alash sholah (2x)

Lalu kita menghadap ALLAH dengan diawali Takbirorul Ihrom dan diakhiri dengan
Salam. Marilah kita sholat, marilah kita sholat. ALLAH memanggil dengan CintaNya,
Kasih dan KaruniaNya. Sebab jika kita tidak memenuhi panggilanNya, kita akan
kehilangan Cinta dan FadlalNya.

Hayya 'alal falah (2 x)

Mari meraih kemenangan. Tidak ada kemangan kecuali memenangkan sebuah


pertarungan melawan hiruk pikuk makhluk (selain ALLAH) dalam jiwa kita, karena
kemenangan sesungguhnya adalah kebersamaan kita dengan ALLAH. Karena dalam
kebersamaan itu terjadi penyatuan diri kita dalam Musyahadah kepada ALLAH. Dari
ALLAH, (minALLAH) kepada ALLAH (ilALLAH), Bersama ALLAH, (maALLAH)
di Dalam ALLAH, (fiLlah) hanya bagi ALLAH, (liLlah) dan menyandar total kepada
ALLAH (alALLAH).

ALLAHu Akbar - ALLAHu Akbar (1x)

Takbir diulang kembali, menjelang akhir dari sebuah panggilan, untuk memasuki
kalimat Tauhid.

La ilaha illALLAH (1x)

Illallaah Tiada Tuhan selain ALLAH. Jika adzan kita hayati, kita akan memasuki
Iqomatus-Sholah melalui panggilan Iqomah untuk masuk sholat, jelas, jiwa kita sudah
lebur dalam Ilahi

Anda mungkin juga menyukai