Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN AQIDAH DENGAN AMAL

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Aqidah
Dosen Pembimbing: Ibu Hj. Indri Silpiani, M. Pd. 

 
 
 
Disusun oleh:

 Acep Dadan Handani(10221127)


 Ina Shela (10221159)
 Muhammad Syihan Dzulamani (10221033)

PRODI INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIPASUNG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah ta’ala atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hubungan Aqidah dengan Amal”. Makalah ini disusun berdasarkan hasil
referensi dari berbagai aspek.

Penulis sangat berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat, khususnya


bagi kami selaku mahasiswa. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Untuk itu kami sangat terbuka atas kritik dan saran dari kalian
semua khususnya dari Bapak/Ibu sekalian.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada


Dosen mata kuliah Aqidah Ibu Hj. Indri silviani M.Pd, dan seluruh pihak pihak
anggota kelompok yang mendukung kelancaran dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermamfaat bagi pembaca
serta dapat membantu bagi kemajuan serta perkembangan tentang pemahaman
Aqidah. Sekali lagi kami menguscapkan banyak terimaksih kepada semua pihak,
semoga Allah ta'ala memberikan balasan atas segala amal yang telah dilakukan
dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa teknik
informatika.

Tasikmalaya, 9 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………..……………….i
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULIUAN ....................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................1
C. Tujuan Pembahasan ..............................................................1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................2)

A. Pengertian Aqidah dan Amal ................................................2


1. Pengertian Aqidah ............................................................2
2. Pengertian Amal ...............................................................3
B. Hubungan Aqidah dan Amal ................................................5
C. Peranan Aqidah terhadap Amal……………………….……6
D. Pengaruh Aqidah Bagi Amal Perbuatan……………………8

BAB III PENUTUP.............................................................................10

A. Kesimpulan..........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah yaitu keyakinan atau juga bisa di bilang percaya akan
semuanya, dan Amal yaitu setiap perilaku kita yang berkaitan dengan beramal
sholeh untuk mendapat ridho dari Allah SWT. Aqidah dan amal memiliki
hubungan yang sangat erat kaitannya. Aqidah dan amal tidak dapat
dipisahkan, sebab setiap orang memiliki aqidah dalam berbuat amal kebaikan.
Dengan demikian, disini kami ingin menyampaikan perkenaan dengan
hubungan aqidah dengan amal. Dimana kita dapat menggambarkan hubungan
keduanya seperti pohon dengan buah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Aqidah?
2. Apa pengertian dari amal?
3. Bagaimana hubungan antara aqidah dan amal?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari aqidah.
2. Mengetahui pengertian dari amal.
3. Mengetahui hubungsn antara aqidah dan amal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah dan Amal


 Pengertian Aqidah
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedangkan pengertian aqidah dalam agama mksudnya
adalah berkaitan dengan keyakinan bukan pada perbuatan. Seperti pada aqidah
dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul. Aqidah juga bisa berarti
keyakinan.
● Menurut Bahasa (Etimologi), berasal dari Al-aqdu artinya ikatan yang
kuat,bisa pula menjadi kepercayaan yang kokoh, terkadang juga disebut
ikatan janji.
● Menurut Istilah (Terminologi), yaitu perkara yang dibenarkan oleh hati
dan jiwa menjadi tentram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan
yang kokoh, yang tidak tercampur oleh keraguan dan kebimbangan.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung oleh suatu
keraguan apapun pada orang yang meyakininya.
● Menurut Hasan Al-Banna" Aqa'id (bentuk jamak dari aqidah) adalah
beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketenangan jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercapur
sedikitpun dengan keragu-raguan. (Al-Banna, tt, hal.465).
● Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy: Aqidah adalah sejulah kebenaran
yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal,
wahyu dan fhitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia didalam hati
serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. (Al-Jazairy,
1978, Hal.21).
● Menurut Imam Al-Ghazali:Beliau menerangkan bahwa aqidah telah
tumbuh dalam jiwa seseorang, maka orang tersebut akan merasa bahwa
hanya allah swt lah yang penguasa seluruh alam semesta, dan semua
yang ada di dalamnya hanyalah makhluk belaka.

2
● Pengertian Aqidah Menurut Abdullah Azzam, menurut beliau, aqidah
merupakan iman dengan semua rukun-rukunnya, yang di maksud adalah
rukun iman yang berjumlah 6 rukun, yaitu kepercayaan akan adanya
allah swt, malaikat-malaikat allah, kitab-kitab allah, nabi-nabi allah, hari
akhir, serta qadha dan qadar.
● Pengertian Aqidah Menurut Ibnu Taimiyah, dalam bukunya yang
berjudul "aqidah al-wasithiyah" beliau menerangkan bahwa aqidah
adalah suatu perkara dalam hati dan jiwa yang harus di benarkan dan di
luruskan agar menjadi tenang, tentram tanpa ada keraguan apapun di
dalamnya.

Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir semakna dengan istilah
aqidah, yaitu Iman dan Tauhid dan yang semakna dengan ilmu aqidah yaitu
Ushuluddin, Ilmu Kalam dan Fikih Akbar.

 Pengertian Amal

Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau
tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal
saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia
dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.

Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau
setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal
dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam
tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam
ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama,
ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan
benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia.
Misalnya pengembangan sains akan memberikan kemudahan dalam lapangan
praktis manusia. Demikian juga pengembangan ilmu-ilmu sosial akan
memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah di masyarakat.

3
Nilai yang hidup dan nyata adalah amal,hidup berkembangnya peradaban
berdasarkan perkembangan ilmu yang korelatif dengan perubahan yang terjadi
dalam arus, maka ilmu menjadi tiang bagi berdirinya peradaban. Ilmu harus
memiliki keterjangkauan dengan realitas yang ada, ilmu harus mampu membumi
dan dapat diterapkan dalam menjawab arus perubahan. Ilmu akan mati jika ilmu
tidak memberikan konsepsi yang jelas pada realita, maka dari itu ilmu harus
melandaskan dirinya pada realita yang ada.

Penerapan ilmu dinamakan alam perbuatan, maka ilmu akan membumi


nilainya jika manyetuh realita (amal perbuatan). Objek dan tujuan ilmu adalah
relaita. Realita merupakan perubahan atas arus perkembangan zaman, mulai dari
perkembangan sosial, politik, ekonomi dan lain sebagainya.

Seiring dengan perubahan dan perkembangan arus kehidupan manusia


tersebut, maka nilai yang tetap harus berimplikasi pada perkembangan ilmu yang
relevan dengan keadaan zamannya. Nilai dikatakan hidup jika menyentuh realita
dengan impilikasi dari ilmu pengetahuan.

Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus,


diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:

Iۗ I‫ن‬Iَ I‫ و‬I‫ ُم‬Iَ‫ ل‬I‫ ْع‬Iَ‫ اَل ي‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ن‬Iَ I‫ و‬I‫ ُم‬Iَ‫ ل‬I‫ ْع‬Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ي‬I‫ ِو‬Iَ‫ ت‬I‫ ْس‬Iَ‫ ي‬I‫ل‬Iْ Iَ‫ ه‬I‫ل‬Iْ Iُ‫ق‬
Iِ‫ب‬I‫ا‬Iَ‫ ب‬I‫َأْل ْل‬I‫ ا‬I‫و‬Iُ‫ل‬I‫ ُأ و‬I‫ ُر‬I‫ َّك‬I‫ َذ‬Iَ‫ ت‬Iَ‫ ي‬I‫ ا‬I‫ َم‬Iَّ‫ِإ ن‬

Artinya: “Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang


yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar [39]: 9).

I‫ ْد‬IIIَ‫ق‬Iَ‫ ف‬Iَ‫ ة‬III‫ َم‬I‫ ْك‬I‫ ِح‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ت‬ Iَ Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬Iَ‫ ة‬III‫ َم‬I‫ ْك‬I‫ح‬Iِ I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ي‬Iِ‫ْؤ ت‬IIُI‫ي‬
Iَ ‫ْؤ‬IIُI‫ ي‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬I‫ َو‬Iۚ I‫ ُء‬I‫ ا‬II‫ش‬I
Iِ‫ب‬I‫ ا‬Iَ‫ ب‬I‫َأْل ْل‬I‫ ا‬I‫و‬Iُ‫ل‬I‫ ِإ اَّل ُأ و‬I‫ ُر‬I‫ َّك‬I‫ َّذ‬Iَ‫ ي‬I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ َو‬Iۗ I‫ ا‬I‫ ًر‬I‫ ي‬Iِ‫ ث‬I‫ َك‬I‫ ا‬I‫ ًر‬I‫ ْي‬I‫ َخ‬I‫ي‬
Iَ Iِ‫ت‬I‫ُأ و‬

Artinya: “Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan


kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang

4
dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir)
dari firman-firman Allah.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 269).

‫ت وهّٰللا‬ ْ ُ‫ع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َمن‬II


َ ٍ ۗ ‫وا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬IIُ‫وا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن اُ ْوت‬II ِ َ‫يَرْ ف‬
ِ ‫…بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن َخ‬
‫ب‬

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Mujaadilah [58] :11)

Rasulullah saw pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-
anaknya dengan sebaik mungkin. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu
diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.”
(Al-Hadits Nabi saw). “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin,
Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu.” (Hadis Nabi saw)

B. Hubungan Aqidah dan Amal

Hubungan aqidah dan amal adalah bagaikan hubungan antara pohon dan buah,
dari itulah dalam banyak ayat Al Qur’an, amal perbuatan selalu dikaitkan dengan
keimanan.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 25:

I‫ ي‬I‫ ِر‬I‫ج‬Iْ Iَ‫ ت‬I‫ت‬ ٍ I‫ا‬Iَّ‫ ن‬I‫ج‬Iَ I‫ ْم‬Iُ‫ه‬Iَ‫ ل‬I‫ َأ َّن‬I‫ت‬ َّ I‫ل‬I‫ ا‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ل‬I‫ ِم‬I‫ َع‬I‫و‬Iَ I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ن‬I‫ َم‬I‫ آ‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ِر‬I‫ ِّش‬Iَ‫ ب‬I‫و‬Iَ
ِ I‫ ا‬I‫ َح‬Iِ‫ل‬I‫ ا‬I‫ص‬
I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ل‬I‫ ا‬Iَ‫ ق‬Iۙ I‫ا‬Iً‫ ق‬I‫ز‬Iْ I‫ ِر‬I‫ ٍة‬I‫ر‬Iَ I‫ َم‬Iَ‫ ث‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ا‬Iَ‫ ه‬I‫ ْن‬I‫ ِم‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ق‬I‫ ِز‬I‫ ُر‬I‫ ا‬I‫ َم‬Iَّ‫ ل‬I‫ ُك‬Iۖ I‫ ُر‬I‫ ا‬Iَ‫ ه‬I‫َأْل ْن‬I‫ ا‬I‫ ا‬Iَ‫ ه‬Iِ‫ ت‬I‫ح‬Iْ Iَ‫ ت‬I‫ن‬Iْ I‫ِم‬
ٌ I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ز‬Iْ ‫ َأ‬I‫ا‬Iَ‫ه‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ ْم‬Iُ‫ه‬Iَ‫ ل‬I‫ َو‬Iۖ I‫ ا‬Iً‫ ه‬Iِ‫ب‬I‫ ا‬I‫ َش‬Iَ‫ ت‬I‫ ُم‬I‫ ِه‬Iِ‫ ب‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ُأ ت‬I‫ َو‬Iۖ I‫ ُل‬I‫ ْب‬Iَ‫ ق‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ا‬Iَ‫ ن‬I‫ ْق‬I‫ ِز‬I‫ ُر‬I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ا‬I‫ َذ‬Iَ‫ٰه‬I
I‫ج‬
I‫ن‬Iَ I‫ و‬I‫ ُد‬Iِ‫ل‬I‫ ا‬I‫ َخ‬I‫ ا‬Iَ‫ه‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ ْم‬Iُ‫ ه‬I‫و‬Iَ Iۖ Iٌ‫ ة‬I‫ر‬Iَ Iَّ‫ ه‬Iَ‫ ط‬I‫ُم‬
Artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga

5
itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu".
Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (Qs. Al-Baqoroh : 25)

Dalam ayat lain Alloh Ta’ala berfirman:

Iً‫ة‬I‫ا‬Iَ‫ ي‬I‫ َح‬Iُ‫ه‬Iَّ‫ن‬Iَ‫ ي‬Iِ‫ ي‬I‫ح‬Iْ Iُ‫ن‬Iَ‫ل‬Iَ‫ ف‬I‫ن‬Iٌ I‫ ْؤ ِم‬I‫ ُم‬I‫و‬Iَ Iُ‫ ه‬I‫ َو‬I‫ ٰى‬Iَ‫ ث‬I‫ ُأ ْن‬I‫و‬Iْ ‫ َأ‬I‫ ٍر‬I‫ َك‬I‫ َذ‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ ا‬I‫ح‬Iً Iِ‫ل‬I‫ ا‬I‫ص‬ َ I‫ َل‬I‫ ِم‬I‫ َع‬I‫ن‬Iْ I‫َم‬
I‫ َن‬I‫و‬Iُ‫ ل‬I‫ َم‬I‫ ْع‬Iَ‫ ي‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ن‬I‫ ا‬I‫ َك‬I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ ِن‬I‫ َس‬I‫ح‬Iْ ‫ َأ‬Iِ‫ ب‬I‫ ْم‬Iُ‫ ه‬I‫ر‬Iَ I‫ج‬Iْ ‫ َأ‬I‫ ْم‬Iُ‫ه‬Iَّ‫ ن‬Iَ‫ ي‬I‫ ِز‬I‫ج‬Iْ Iَ‫ ن‬Iَ‫ ل‬I‫و‬Iَ Iۖ Iً‫ ة‬Iَ‫ ب‬Iِّ‫ ي‬I‫ط‬
َ
Artinys: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”. ( Qs. An-Nahl: 97)

Terdapat Juga dalam surat Maryam ayat 96;

I‫ ا‬I‫ ًّد‬I‫ ُو‬I‫ن‬Iُ I‫ٰ َم‬I I‫ح‬Iْ I‫ َّر‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ُم‬Iُ‫ ه‬Iَ‫ ل‬I‫ ُل‬I‫ َع‬I‫ج‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ َس‬I‫ت‬ َّ I‫ل‬I‫ ا‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ل‬I‫ ِم‬I‫ َع‬I‫ َو‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ن‬I‫ َم‬I‫ آ‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ِإ َّن‬
ِ I‫ ا‬I‫ح‬Iَ Iِ‫ل‬I‫ ا‬I‫ص‬
Artinya:“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak
Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih
saying”.(Qs. Maryam: 96).

Aqidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan
sangat menentukan sekali terhadap nilai Amal, karena Akidah itu berurusan
dengan hati. Aqidah sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan
terhadap Rukun Iman yaitu iman kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-
kitab Allah, rasul-rasul Allah hari kiamat dan takdir.

Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah subhanahu wa ta'ala dan


Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Serta dengan penuh ketaatan
menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah Subhanahu
Wa Ta'ala dan rasul kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak
menyinggung dari yang dikehendaki Allah dan rasulnya cara memahaminya
adalah dengan selalu mempelajari agama Islam.

6
C. Peranan Aqidah Terhadap Amal

Kata amal dalam Islam berkaitan erat dengan kata ilmu. Barangsiapa berilmu
maka amalkanlah. Ini seperti yang diungkapkan Rasulullah, yang artinya
"barangsiapa mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah akan mewariskan
kepadanya suatu ilmu yang belum kita ketahui "

Amal dan Ummal (yang mengamalkan) memiliki posisi yang sangat mulia
pada setiap sendi kehidupan. Banyak dari kalangan nabi yang berprofesi sebagai
pekerja dengan bermodalkan kepulan keterampilan mereka. Seperti arti Nabi
Daud AS yang bekerja membuat baju perang dari besi dan makan dari hasil
kerajinannya itu.

Kata amal dalam Islam juga mengandung pemahaman yang sangat luas.
Karena menurut Islam amal merupakan perbuatan yang didorong oleh aqidah
kearah positif, dan itulah anjuran Islam, sehingga jabatan khalifah sekalipun
masih dianggap sebagai Amil pekerja, karena memang seorang pemimpin bekerja
demi menegakkan keadilan rakyat dan mensejahterakan nya.

Dalam Islam, kuantitas sama ditentukan oleh kadar kemampuan seseorang,


karena Islam mengerti akan kemampuan yang berbeda beda dan anugerah yang
berlainan, sehingga wajar jika ada diantara para nabi dan rasul ada yang
mempunyai kelebihan di atas manusia biasa, seperti firman Allah ta'ala dalam QS.
Al-Baqarah: 253

‫هّٰللا‬ ٰ
‫ضهُ ْم‬َ ‫ْض ِم ْنهُ ْم َّم ْن َكلَّ َم ُ َو َرفَ َع بَ ْع‬ ٍ ۘ ‫ضهُ ْم َعلى بَع‬ َ ‫ك الرُّ ُس ُل فَض َّْلنَا بَ ْع‬ َ ‫تِ ْل‬
‫س َولَ ْو َش ۤا َء هّٰللا ُ َما‬ ِ ۗ ‫ح ْالقُ ُد‬ ِ ‫ت َواَيَّ ْد ٰنهُ بِر ُْو‬ ِ ‫ت َو ٰاتَ ْينَا ِع ْي َسى اب َْن َمرْ يَ َم ْالبَي ِّٰن‬ ٍ ۗ ‫َد َر ٰج‬
‫اختَلَفُ ْوا فَ ِم ْنهُ ْم َّم ْن‬ ْ ‫ت َو ٰل ِك ِن‬ ُ ‫ا ْقتَتَ َل الَّ ِذي َْن ِم ۢ ْن بَ ْع ِد ِه ْم ِّم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َء ْتهُ ُم ْالبَي ِّٰن‬
‫ٰا َم َن َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن َكفَ َر َۗولَ ْو َش ۤا َء هّٰللا ُ َما ا ْقتَتَلُ ْو ۗا َو ٰل ِك َّن هّٰللا َ يَ ْف َع ُل َما ي ُِر ْي ُد‬

Artinya: “Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang
lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan
sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa
putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulkudus.

7
Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan
berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka
berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) yang kafir.
Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah
berbuat menurut kehendak-Nya”.

Akidah Islam juga menganjurkan kepada seseorang untuk bekerja apa saja yang
sesuai dengan kemampuannya, karena memang Islam lebih senang kepada
seseorang yang mau bekerja, dan membenci orang yang menganggur dan
tergantung kepada orang lain.

D. Pengaruh Aqidah Bagi alam Perbuatan


 Amal peruatan yang dilakukan tidak berdasarkan Aqidah, maka amal
tersebut tidak diterima oleh Allah ta’ala. Frman Allah:

‫ت بِ ِه الرِّ ْي ُح فِ ْي يَ ْو ٍم‬ْ ‫َمثَ ُل الَّ ِذي َْن َكفَر ُْوا بِ َربِّ ِه ْم اَ ْع َمالُهُ ْم َك َر َما ِد ِۨا ْشتَ َّد‬
‫ك هُ َو الض َّٰل ُل ْالبَ ِع ْي ُد‬ َ ِ‫ف اَل يَ ْق ِدر ُْو َن ِم َّما َك َسب ُْوا َع ٰلى َش ْي ٍء ٰۗذل‬ ٍ ۗ ‫اص‬ِ ‫َع‬
Artinya: ” Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan
mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang
berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali
dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh”.
(QS. Ibrohim: 18)
 Aqidah yang batil akan menyebabkan semua amal perbuatan yang pernah
diperbuat menjadi hangus. Firman Allah Ta’ala:

‫ب ِحلٌّ لَّ ُك ْم َۖوطَ َعا ُم ُك ْم‬ َ ‫ت َوطَ َعا ُم الَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِك ٰت‬ُ ۗ ‫اَ ْليَ ْو َم اُ ِح َّل لَ ُك ُم الطَّي ِّٰب‬
َ ‫ت ِم َن الَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِك ٰت‬
‫ب‬ ُ ‫ص ٰن‬ َ ْ‫ت َو ْال ُمح‬ِ ‫ت ِم َن ْال ُمْؤ ِم ٰن‬ ُ ‫ص ٰن‬ َ ْ‫ِحلٌّ لَّهُ ْم ۖ َو ْال ُمح‬
ْٓ ‫صنِي َْن َغي َْر ُم َسافِ ِحي َْن َواَل ُمتَّ ِخ ِذ‬
‫ي‬ ِ ْ‫ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم اِ َذٓا ٰاتَ ْيتُ ُم ْوهُ َّن اُج ُْو َرهُ َّن ُمح‬
‫ط َع َملُهٗ َۖوهُ َو فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة ِم َن‬ ِ ‫ان َو َم ْن يَّ ْكفُرْ بِااْل ِ ْي َم‬
َ ِ‫ان فَقَ ْد َحب‬ ٍ ۗ ‫اَ ْخ َد‬
‫ࣖ ْال ٰخ ِس ِري َْن‬

8
Artinya: “Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik.
Makanan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makananmu
halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu menikahi) perempuan-
perempuan yang menjaga kehormatan di antara perempuan-
perempuan yang beriman dan perempuan-perempuan yang menjaga
kehormatan di antara orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu,
apabila kamu membayar maskawin mereka untuk menikahinya, tidak
dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan perempuan
piaraan. Barangsiapa kafir setelah beriman, maka sungguh, sia-sia
amal mereka, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi”.
(QS. Al- Maidah: 5)

 Hubungan aqidah dan amal adalah bagaikan hunungan antara pohon dan
buah. Firman Allah Ta’ala:

‫ت َسيَجْ َع ُل لَهُ ُم الرَّحْ مٰ ُن ُو ًّدا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ال‬
Iِ ‫صلِ ٰح‬
Artinya: “Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa
kasih sayang (dalam hati mereka)”.(QS. Maryam: 96)

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aqidah dan Amal sangatlah berkaitan, dimana hubungannya
sangatlah erat. Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, bahwa aqidah
dan amal bisa kita samakan dengan hubungan pohon dan buah. Dimana
pohon itu mempunyai beberapa bagian, dari mulai akar itu kita anggap
seperti pondasi aqidah, bentang pohon kita anggap sebagai jalannya
menuju amal, dahan atau batang kita anggap sebagai jalurnya lagi dari
jalannya tadi menuju amal, daun kita anggap kegiatan amal kita yang
dilakukan karena Allah SWT, dan buah sebagai hasil dari amal perbuatan
kita yang telah dilakukan sebanyak-banyaknya dengan ikhlas.
Oleh karena itu, mari kita memperkuat aqidah kita dan
memperbanyak amal agar kelak diyaumul akhir mendapat safaat dari Allah
SWT serta Para Rasul Allah.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://abdibloger.blogspot.com (9 oktober 2021)

http://dpcpkslembang.files.wordpress.com (9 oktober 2021)

http://mutiarahati-ismail.blogspot.com (10 oktober 2021)

http://telagasurga17.blogspot.com (11 oktober 2021)

https://id.scribd.com (20 Oktober 2021)

https://m.merdeka.com (20 Oktober 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai