MAKALAH
diajukan guna memenuhi tugas Sosiologi
Oleh
Moh. Ferdian Ibnu Reza
25
XII IPS 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah dalam mata pelajaran sejarah
yang berjudul “Bendungan Karangndoro Jejak Peninggalan Zaman Kolonial
Belanda di Banyuwangi”.
Penulis berharap semoga makalah yang telah dibuat ini dapat bermanfaat
bagi banyak pihak terutama terhadap pembaca untuk lebih mengetahui dan
memahami peninggalan-peninggalan sejarah pada zaman kolonial Belanda baik di
daerahnya maupun di daerah lain.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN.....................................................................................3
BAB 3. PENUTUP.............................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki kisah masa lalu
yang kelam. Bumi pertiwi ini pernah mengalami pahitnya imperialisme dan
kolonialisme bangsa asing. Salah satu bangsa yang pernah menjajah negara kita
ialah Bangsa Belanda. Belanda menjajah negeri ini kurang lebih 3,5 abad atau 350
tahun lamanya. Selama masa penjajahan tersebut, para penjajah memberlakukan
kebijakan-kebijakan yang sangat merugikan bangsa kita. Mereka berlaku
sewenang-wenang terhadap rakyat pribumi hanya untuk mengambil keuntungan
semata.
1
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah
makalah yang berjudul “Bendungan Karangndoro Jejak Peninggalan Zaman
Kolonial Belanda di Banyuwangi”.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
memicu penyakit dan berakhir pada kematian yang sangat tinggi.
( https://www.liputan6.com/global/read/2681233/18-12-1771-puputan-bayu-
perang-paling-mematikan-di-indonesia, diakses tanggal 1 November 2018).
Peristiwa ini dikisahkan dalam Babad Tawang Alun xi.5-21, sebagai berikut:
4
"Pangeran Jagapati bertempur melawan Alap-alap dari
Madura. Keduanya tak terkalahkan. Lalu ketahuan oleh
Pangeran Jagapati bahwa Alap-alap memakai baju
zirah. Maka dengan lembing pusakanya, Si Kelabang,
dari jenis biring lanangan, ditusuknya Alapalap dari
bawah. Dan Alap-alap roboh tetapi masih sempat
melukai Pangeran Jagapati. Alap-alap diusung ke
perkemahan, lalu meninggal. Jagapati yang luka parah
dibawa ke benteng. Dengan luka parah Pangeran
Jagapati masih mampu mengatur strategi peperangan
dengan menunjuk Jagalara dan Sayu Wiwit sebagai
wakilnya untuk melanjutkan peperangan. Keesokan
harinya pertempuran dilanjutkan diiringi suara kendang,
gong, beri dan tambur dan berlangsung sampai malam
tiba. ssSetelah kembali ke benteng para prajurit Bayu
mengetahui bahwa Pangeran Jagapati telah meninggal.
Babad Tawang Alun xii.1-2 melanjutkan: Pangeran
Sumenep dan Panembahan Bangkalan sangat marah
karena kematian Alap-alap. Pasukan Madura dan
Kompeni bertempur lagi dan kehilangan 2.000 orang
sebagai akibat amukan orang Bayu."
( https://www.liputan6.com/global/read/2681233/18-12-
1771-puputan-bayu-perang-paling-mematikan-di-
indonesia, diakses tanggal 1 November 2018).
5
Sehingga kurang tepat dijadikan hari jadi Banyuwangi, karena dinodai
kanibalisme. ( https://www.liputan6.com/global/read/2681233/18-12-1771-
puputan-bayu-perang-paling-mematikan-di-indonesia, diakses tanggal 1
November 2018).
1). Inggrisan
Inggrisan dibangun oleh Belanda sekitar 1766-1811, yang luasnya sekitar
satu hektar, merupakan markas yang dulunya bernama Singodilaga,
kemudian diganti dengan nama Loji (Inggris: Lodge = penginapan/pintu
penjagaan) yang disekitarnya dibangun lorong-lorong terhubung dengan
Kali Lo (Selatan), dan Boom (Timur) akhirnya diserahkan kepada Inggris
setelah Belanda kalah perang (Margono. 2007), sementara di daerah
selatan berupa perkantoran yang disebut Bire (Sekarang Telkom) dan
kantor pos. Di daerah tersebut pernah terjadi peristiwa yang hampir mirip
dengan peristiwa di hotel Yamato, Surabaya, yaitu orang-orang
Blambangan dengan berani merobek bendera belanda yang berwarna
merah putih biru menjadi merah putih saja.
2). Benteng Ultrech (kodim)
Benteng Ultrech berada di batas selatan markas Kodim, dulu terdapat
rumah nuansa Portugis yang dijadikan sebagai tempat pengintaian Belanda
6
terhadap gerak-gerik orang Blambangan di pendopo pada masa
pemerintahan Mas Alit.
3). Tugu TNI 0032
Taman makam pahlawan yang terletak di bibir Pantai Boom merupakan
sejarah pertempuran tentara laut NKRI yang dipimpin oleh Letnan Laut
Sulaiman melawan AL, AD, dan AU Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.
Tugu tersebut disahkan oleh Presiden RI pertama, Bung Karno. Sebagai
simbol TNI AL, pada ujung tugu ini terdapat jangkar. Selain itu, di taman
ini juga terdapat beberapa replika kapal laut. Lebih kecil daripada
monumen kapal selam di Surabaya.
4). Bendungan Karangndoro
Bendungan Karangndoro merupakan Peninggalan Belanda yang terletak di
Kecamatan Tegalsari yang sangat berguna bagi masyarakat sekitar.
Berbentuk sebuah dam yang dialirkan dengan sungai dan dimanfaatkan
oleh masyarakat setempat untuk sarana irigasi di daerah tersebut,dsb.
7
Catatan sejarah yang tersimpan di Dinas PU Pengairan Banyuwangi
menjelaskan bahwa, Bendungan Karangndoro adalah satu-satunya bangunan
irigasi yang direncanakan Pemerintah Hindia Belanda. Dibangun pada 1921 silam
untuk mengatur dan memanfaatkan aliran Sungai Kalibaru. Dan juga (mungkin)
satu-satunya bangunan Belanda yang pelaksana teknisnya seorang pribumi. Dia
adalah Ir Sutejo, yang berasal dari Jawa Tengah.
(https://kumparan.com/munawir/riwayat-bendungan-karangdoro-peninggalan-
belanda-di-banyuwangi, diakses pada tanggal 1 November 2018).
8
Bendungan Karangndoro yang kini mampu menyuplai kebutuhan air bagi
sawah seluas 16.165 ha itu banyak melibatkan pekerja kasar dari pribumi yang
statusnya sebagai tahanan Belanda. Orang-orang pribumi ini tidak diupah.
Bendung Karangdoro ini pula yang menjadi cikal bakal munculnya nama Desa
Karangndoro. Diberi nama Bendung Karangndoro sekaliagus untuk
mengabadikan sejarahnya. (https://kumparan.com/munawir/riwayat-bendungan-
karangdoro-peninggalan-belanda-di-banyuwangi, diakses pada tanggal 1
November 2018).
9
( Gb Bendungan Karangndoro sekarang,
http://gapuroblambangan.blogspot.com/2016/12/mancal-dam-karangdoro-
tegalsari.html, diakses tanggal 1 November 2018)
BAB 3 PENUTUP
10
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kuwaluhan.com/2017/08/sejarah-masuknya-belanda-ke-
indonesia_16.html (diakses tanggal 1 November 2018)
http://akumasadi.blogspot.com/2011/02/peninggalan.html (diakses
tanggal 1 November 2018)
https://www.liputan6.com/global/read/2681233/18-12-1771-puputan-
bayu-perang-paling-mematikan-di-indonesia (diakses tanggal 1 November 2018)
https://www.kompasiana.com/priya.purnama/550f5b678133115334bc604c
/sejarah-kota-banyuwangi (diakses tanggal 1 November 2018)
https://www.jurnalnews.com/2017/07/24/bendung-karangdoro-dibiayai-
belanda-dibangun-seorang-sakti-pribumi/ (diakses tanggal 1 November 2018)
https://kumparan.com/munawir/riwayat-bendungan-karangdoro-
peninggalan-belanda-di-banyuwangi (diakses tanggal 1 November 2018)
http://gapuroblambangan.blogspot.com/2016/12/mancal-dam-karangdoro-
tegalsari.html (diakses tanggal 1 November 2018)
12