Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan


perkembangan dari mulai lahir sampai meninggal dunia. Dari semua fase
perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi
pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik, dan para tenaga
professional lainnya mencoba untuk menerangkan dan melakukan pendekatan yang
efektif untuk menangani para remaja ini. Lalu ada apakah di masa remaja ini?
Seberapa besarkah pentingnya untuk menangani masa remaja dan seberapa besar
pengaruhnya untuk kehidupan dimasa depan individu tersebut?

Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anak-
anak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga
banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum
dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia
belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap.

A. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik?


2. Apa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Psiko-
Fisik?
3. Apa hukum dan tugas-tugas perkembangan?
4. Bagaimana karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja?
5. Apa saja jenis-jenis kebutuhan remaja dan bagaimana cara pemenuhannya?

B. Tujuan Masalah
1. Untuk menjelaskan apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan Psiko-Fisik.
3. Untuk mengetahui hukum dan tugas-tugas perkembangan.
4. Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan para remaja.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kebutuhan remaja dan cara pemenuhannya.
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bisa dibedakan
untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut


peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung
secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme
ada bermacam-macam, yaitu:

Pertama, faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir. Misal: kekurangan nutrisi pada ibu
dan janin; janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, dan
lain-lain.

Kedua, faktor ketika lahir atau saat kelahiran. Faktor ini antara lain adalah
intracranial haemorage atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan
oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf
pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan tang (tangver-lossing).

Ketiga, faktor yang dialami bayi sesudah lahir, antara lain oleh karena pengalaman
traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi (janin)
terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari (zonnestiek).

Keempat, faktor psikologis antara lain oleh karena bayi ditinggalkan ibu, ayah atau
kedua orang tuanya. Sebab lain ialah anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti
rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain.
Konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner sebagai berikut:

“Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan


berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan
dimana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.” Proses
diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak; bahwa dari
penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin semakin
nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Spiker mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan, yakni:

1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu


yang baru dan seterusnya sampai dewasa.

2) Filogenetik, yakni perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.


Perkembangan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan
tingkah laku dan perubahan ini juga terjadi sejak permulaan adanya manusia. Jadi
perkembangan ortogenetik mengarah ke suatu tujuan khusus sejalan dengan
perkembangan evolusi yang mengarah kepada kesempurnaan manusia.
Bijou dan Baer mengemukakan perkembangan psikologis adalah perubahan progresif
yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan
lingkungan. Rumusan lain tentang arti perkembangan dikemukakan oleh Libert,
Paulus, dan Strauss yaitu bahwa: “Perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan.”1

Perkembangan dapat juga dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan
tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan
tersebut dapat dibagi menjadi 4 kategori utama:

1. Perubahan dalam Ukuran


Perubahan dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat
badan.

2. Perubahan dalam Perbandingan


Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan,
dan anggota gerak. Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan
mental . Perbandingan antara yang tidak riil, yang khayal dengan hal-hal yang
rasional semakin lama semakin besar.

3. Berubah untuk Mengganti Hal-Hal yang Lama


Kebiasaan untuk melakukan sesuatu tanpa bisa menahan diri dan menunda emosi
sedikit demi sedikit akan hilang. Kebiasaan bayi untuk merangkak kalau mengambil
sesuatu akan menghilang sesuai dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan
motorik dan berganti dengan jalan.

1
Hurlock B Elizabeth.1978.Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
4. Berubah untuk Memperoleh Hal-Hal yang Baru
Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan
tingkatan/tahapan perkembangannya. Ketika dilahirkan, bayi belum mempunyai gigi
dan beberapa waktu kemudian (kalau sudah sampai waktunya atau umurnya) gigi
tersebut akan tumbuh. Dengan demikian, bayi memperoleh atau menambah sesuatu
yang baru yang sebelumnya belum ada atau belum dimiliki.

B. Tugas-Tugas Perkembangan

Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku


kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst perkembangan tersebut
dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap
individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan hidup
manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh.

Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:

1) mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan
matang;
2) mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial;
3) menerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif;
4) mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa;
5) mencapai kebebasan ekonomi;
6) memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan;
7) menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga; mengembangkan
keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang kompeten;
9) menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial;
dan
10) menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.

C. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan

Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani


kehidupan seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku
umum sesuai dengan jenisnya. Di samping itu terdapat pula pola-pola yang berlaku
khusus sehubungan dengan sifat-sifat individualnya. Pola kehidupan yang
dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri perkembangan
anak-anak. Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa
mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu.2

2
Semiawam R.Cony. .Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.UNY 1998
Hukum-hukum perkembangan itu antara lain:
1. Hukum Cephalocoudal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa


pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala
tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada
pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan
mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih "matang" daripada
bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat
daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal,
rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-
mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.

2. Hukum Proximodistal

Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik,


dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke
tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat
pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini
tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital
daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa me-
langsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan
tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.

3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus

Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang
umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus.
Terjadi proses diferensiasi seperti dikemukakan oleh Werner. Anak lebih dahulu
mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu
daripada menggerakkan jari-jari tangannya.

4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan

Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-


masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri
perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan
dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.

Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi,
yang hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang memang
secara konstitusional terbatas, pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau
sulit berkembang dan dikembangkan.

Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi:


masa pra-lahir, masa jabang bayi (0 – 2 minggu), masa bayi (2 minggu – 1 tahun),
masa anak pra-sekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (13 –
21 tahun), masa dewasa (21 – 65 tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).

5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus dan


dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru
perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat-lambatnya sesuatu penahapan perkembangan
terjadi, atau sesuatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-
perbedaan individu.

Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada
keseluruhan perkembangan mental, yakni:

a) Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari


patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
b) Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan
anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur
empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan
sesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu akan
mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.

6. Hukum Konvergensi Perkembangan

Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil


pendidikan yang dicapai anak selalu di hubung-hubungkan dengan status pendidikan
orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat lama
itu tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan lama ini dikuasai oleh aliran
nativisme yang dipelopori Schopen Hauer yang berpendapat bahwa manusia adalah
hasil bentukan dari pembawaan.

7. Hukum Rekapitulasi

Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari


perkembangan manusia di dunia dari masa berburu hingga masa industri. Teori ini
berlangsung dengan lambat secara berabad-abad. Jika pengertian rekapitulasi ini
ditransfer ke psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa
anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat manusia.

Selanjutnya hukum rekapitulasi ini membagi masa seorang anak itu mejadi 4 masa,
yaitu:

 Masa memburu dan menyamun

Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya, misalnya anak
senang menangkap-nangkap dalam permainannya, memanah dan menembaki
binatang. Dan tanda-tanda yang lainnya adalah misalnya, senang bermain kejar-
kejaran, perang-perangan, dan bermain panah-panahan.

 Masa menggembala

Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya misalnya,
anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, dan sebagainya.

 Masa bercocok tanam

Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya misalnya,
senang berkebun dan menyiram kembang.

 Masa berdagang

Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya misalnya,
senang bertukar-tukaran perangko dengan teman, berkirim-kiriman foto dengan
sesama sahabat pena, dan lain sebagainya.

D. Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya

Remaja itu sulit didefinisikan secara mutlak. Oleh karena itu, dicoba untuk
memahami remaja menurut berbagai sudut pandangan, antara lain menurut hukum,
perkembangan fisik, WHO, sosial psikologi, dan pengertian remaja menurut
pandangan masyarakat Indonesia.

1. Remaja Menurut Hukum

Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang


perkawinan saja yang mengenal konsep “remaja” walaupun tidak secara terbuka. Usia
minimal untuk suatu perkawinan menurut undang-undang disebutkan 16 tahun untuk
wanita dan 19 tahun untuk pria (Pasal 7 Undang-Undang No.1/1974 tentang
Perkawinan).

2. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik

Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal
sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai
kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan
biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita atau sejak anak
pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur) yang pertama
kali. Khusus berkaitan dengan kematangan seksual merangsang remaja untuk
memperoleh kepuasan seksual. Hal ini dapat menimbulkan gejala onani atau
masturbasi.

3. Batasan Remaja Menurut WHO

Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana:


1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri.

4. Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis

Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah:


“Perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa”.
Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi
“entropy” ke kondisi “negen-tropy”.

Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun


rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), namun
isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi secara
maksimal. Isi kesadaran masih saling bertentangan, saling tidak berhubungan
sehingga mengurangi kerjanya dan menimbulkan pengalaman yang kurang
menyenangkan buat orang yang bersangkutan.

Negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik,


pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap. Orang dalam keadaan
negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa bertindak dengan
tujuan yang jelas, ia tidak perlu dibimbing lagi untuk bisa mempunyai tanggung
jawab dan semangat kerja yang tinggi.

E. Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya

Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik


dan psikologis, dan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia
mempunyai kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan
kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, maka setiap individu tentu
memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik
dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya.

Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer


dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan
biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif
asli. Contoh: makan, minum, bernapas, dan kehangatan tubuh. Sedangkan kebutuhan
sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari,
seperti misalnya kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti
pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transportasi, dan
semacamnya.

Klasifikasi kebutuhan menurut Cole dan Bruce Oxendine, membedakan kebutuhan


menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan psikologis.
Pengelompokkan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Murray Oxendine, yang
diajukan dengan istilah yang berbeda, yaitu kebutuhan viscerogenic dan kebutuhan
psychogenic.

Kebutuhan sosial psikologis seseorang individu terus mengalami


perkembangan sesuai dengan perkembangan kondisi kehidupannya yang semakin
luas dan kompleks. Freud mengemukakan bahwa sikap dan perilaku manusia
didorong oleh faktor seksual (dorongan seksual). Pandangan Freud tentang konsep
diri juga dikaitkan dengan teori libido seksual ini. Ia mengemukakan bahwa prinsip
kenikmatan senantiasa mendasari perkembangan sikap dan perilaku manusia, dan
dengan prinsip itu ia menyatakan bahwa faktor pendorong utama perilaku manusia
adalah dorongan seksual. Semua bentuk perilaku manusia dikaitkan dengan upaya
untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Namun Freud menjadi terkenal
sehubungan dengan pandangannya yang pada pokoknya menyatakan bahwa
perkembangan manusia terjadi pertentangan antara kebutuhan insting pribadi dan
tuntutan masyarakat. Dalam pendekatannya terhadap pembentukan kepribadian,
Freud mengemukakan perlunya penyelesaian pertentangan tersebut dengan
pendekatan analisis psikologik, sehingga oleh karenanya teori Freud itu terkenal
dengan teori psikoanalisis.
Menurut teori Freud, struktur kepribadian seseorang berunsurkan tiga
komponen utama, yaitu: id, ego, dan superego. Ketiganya merupakan faktor-faktor
penting yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku manusia serta struktur
pribadi. Teori psikoanalisis Freud diawali dengan mengemukakan asumsi bahwa
dorongan utama yang pada hakekatnya berada pada id, senantiasa akan muncul pada
setiap perilaku. Id dikenal sebagai insting pribadi dan merupakan dorongan asli yang
dibawa sejak lahir. Id merupakan sumber kekuatan insting pribadi yang bekerja atas
dasar prinsip kenikmatan yang pada proses berikutnya akan memunculkan kebutuhan
dan keinginan. Ego adalah komponen kepribadian yang praktis dan rasional;
berdasarkan egonya manusia mencari kepuasan atau kenikmatan berdasarkan
kenyataan. Jadi, ego adalah komponen pribadi yang mewakili kenyataan, berfungsi
menghambat munculnya dorongan asli (id) secara bebas dalam berbagai bentuk.
Dengan demikian, tugas ego adalah menyelaraskan pertentangan yang terjadi antara
id dan tuntutan sosial. Superego merupakan bagian dari konsep diri, yang di
dalamnya terkandung kata hati yang bekerja sesuai dengan sistem moral dan ideal.3

1. Kebutuhan Dasar Manusia

Pada bayi atau pada kehidupan manusia kecil, perilakunya didominasi oleh
kebutuhan-kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan diri.
Kebutuhan ini disebut deficiency need artinya kebutuhan untuk pertumbuhan dan
memang diperlukan untuk tetap hidup (survival). Kemudian, pada masa kehidupan
berikutnya, muncul kebutuhan untuk mengembangkan diri. Berkembangnya
kebutuhan ini terjadi karena pengaruh faktor lingkungan dan faktor belajar.

Secara lengkap kebutuhan dasar seorang individu dapat digambarkan sebagai


berikut:

1. Kebutuhan jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri

2. Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang Kebutuhan yang terkait dengan
pertahanan diri, khususnya pemeliharaan dan pertahanan diri, bersifat individual.

3. Kebutuhan untuk memiliki.

4. Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan yang terkait langsung dengan pengembangan


diri yang relatif kompleks, abstrak, dan bersifat sosial.

Hierarki kebutuhan di atas sejalan dengan teori kebutuhan yang dikemukakan


Maslow yaitu:

3
Sobur Alex.,.Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia 2009
- kebutuhan aktualisasi diri

- kebutuhan kognitif

- kebutuhan penghargaan

- kebutuhan cinta kasih

- kebutuhan keamanan

- kebutuhan jasmaniah (fisiologi)4

F. Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa
dewasa. Hal memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa “storm and stress”. Ia
menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja
itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya) – kebutuhan aktualisasi diri.
Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklarifikasikan menjadi beberapa kelompok
kebutuhan, yaitu:

a) kebutuhan organik, yaitu makan, minum, bernapas, seks;

b) kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan


dari pihak lain;

c) kebutuhan berprestasi atau need of achievement, yang berkembang karena


didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan
kemampuan psikofisis; dan

d) kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.

4
Sunarto.H dan Hartono..Perkembangan Peserta Didik.Jakarta 1994
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam


kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang
secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih
memperjelas penggunaannya. Di samping itu terdapat pula pola-pola yang berlaku
khusus sehubungan dengan sifat-sifat individualnya. Pola kehidupan yang
dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri perkembangan
anak-anak. Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa
mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu.

Hukum-hukum perkembangan antara lain:


1. Hukum Cephalocoudal

2. Hukum Proximodistal

3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus

4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan

5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

6.Hukum Konvergensi Perkembangan

7.Hukum Rekapitulasi

Anda mungkin juga menyukai