Anda di halaman 1dari 19

Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini

03 Apr 2014 Tinggalkan komentar

by primasuci in Perkembangan Anak

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan berkembang. Anak usia dini
adalah bagian dari manusia yang juga selalu bertumbuh dan berkembang bahkan lebih pesat dan
fundamental pada awal-awal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak di masa
depanya, sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.
Pemberian stimulasi pendidikan untuk anak usia dini adalah hal sangat penting mengingat 80%
pertumbuhan otak berkembang pada anak sejak usia dini. Elastisitas perkembangan otak anak
usia dini lebih besar pada usia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% siasanya
ditentukan selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Dan tentu saja bentuk stimulasi
yang diberikan harusnya dengan cara yang tepat sesuai dengan hakihat perkembangan anak usia
dini.
Memahami hakikat perkembangan anak usia dini pun pada akhirnya menjadi suatu bagian yang
tak kalah penting untuk menentukan stimulasi apa yang tepat untuk mereka. Oleh sebab itu,
makalah ini akan membahas tentang hakikat perkembangan anak usia dini.

2. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa definisi perkembangan anak usia dini?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini?
3. Apa sajakah aspek perkembangan anak usia dini?
4. Bagaimanakah prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini?
5. Apa tujuan mempelajari hakikat perkembangan anak usia dini?
6. Bagaimanakah konsep umur dalam perkembangan anak usia dini?
7. Bagaimakah periode perkembangan anak usia dini?
8. Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini?
9. Apa saja isu-isu perkembangan anak usia dini?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah di atas, antara lain:
1. Mendeskripsikan definisi perkembangan anak usia dini
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini
3. Menyebutkan aspek perkembangan anak usia dini
4. Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini
5. Menyebutkan tujuan mempelajari hakikat perkembangan anak usia dini
6. Mendeskripsikan konsep umur dalam perkembangan anak usia dini
7. Menklasifikasikan periode perkembangan anak usia dini
8. Menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
9. Menyebutkan isu-isu perkembangan anak usia dini.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perkembangan Anak Usia Dini


Menurut Werner yang dikutip oleh Monks, dkk , pengertian perkembangan menunjuk pada suatu
proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan
menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Dalam
pertumbuhan, ahli psikologi tidak membedakan antara perkembangan dan pertumbuhan, bahkan
ada yang lebih memgutamakan pertumbuhan. Sebenarnya, istilah pertumbuhan dimaksudkan
untuk menujukkan bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik murni. Menurut banyak
ahli psikologi, istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala
psikologis yang muncul.
Perkembangan menurut Berardo yang dikutip oleh Santrock ialah pola gerakan atau perubahan
yang dimulai dari pembuatan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan. Kebanyakan
perkembangan meliputi pertumbuhan, walaupun perkembangan juga mencakup pembusukan
(seperti dalam kematian dan orang mati). Pola atau pernyataan-pernyataan dari kelompok-
kelompok penekan yang sangat vokal. Para pembuat kebijakan sering terjebak dalam isu-isu
ideologis dan moral yang diperdebatkan secara panas, seperti keluarga berencana dan aborsi,
atau undang-undang perawatan anak dan cuti melahirkan. Pada poin ini, tidak ada indikasi yang
jelas bahwa perbedaan-perbedaan yang tajam tentang peran keluarga dan pemerintah akan
diselesaikan sesuai dengan solusi yang rasional di masa depan yang dekat.
Maka perkembangan manusia dapat didefinisikan sebagai suatu yang merujuk pada perubahan-
perubahan tertentu yang terjadi dalam sepanjang siklus kehidupan manusia, sejak masa konsepsi
sampai mati, tidak dapat berulang, tidak dapat diputar kembali, dan bersifat tetap. Perubahan
yang dimaksud dapat berupa perubahan secara kuantitatif dan perubahan secara kualitatif.
Perubahan secara kuantitatif itu seperti perubahan dalam tinggi badan, penguasaan jumlah
kosakata, perubahan berat badan, dan sebagainya. Sedangkan perubahan secara kualitatif, seperti
perubahan dalam struktur dan organisasi dalam kemampuan berpikir, perubahan dalam
kemampuan melakukan koordinasi gerakan motorik kasar dan motorik halus, perubahan dalam
mengelola emosi, perubahan kemampuan sosial dan sebagainya.
Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes seperti yang dikutip oleh Santrock bahwa
perkembangan masa hidup manusia mencakup tujuh kandungan dasar: perkembangan adalah
seumur hidup, multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan,
multidisiplin, dan kontekstual.
Perkembangan adalah seumur hidup (lifelong) yang dimaksud adalah tidak ada periode usia yang
mendominasi perkembangan. Para peneliti semakin mempelajari penaglaman dan orientasi
psikologis orang dewasa pada saat yang berbeda dalam perkembangan mereka. Perkembangan
meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanang siklus
kehidupan.
Perkembangan adalah multidimensional, maksudnya ada;ah perkembangan terdiri atas dimensi-
dimensi yang berupa dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Bahkan dalam satu dimensi seperti
intelegensi, ada banyak komponen, seperti intelegensi abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi
sosial, dan lain-lain.
Perkembangan adalah multidireksional. Beberapa atau komponen dari suatu dimensi dapat
meningkat dalam pertumbuhan, sementara atau komponen lain menurun. Misalnya, orang
dewasa tua dapat semakin arif karena mampu menjadikan pengalaman sebagai panduan bagi
pengambilan keputusan intelektual, tetapi melaksanakan secara lebih buruk tugas-tugas yang
menuntut kecepatan dalam memproses informasi.
Perkembangan adalah lentur (plastis), maksudnya ia bergantung pada kondisi kehidupan
individu, perkembangan dapat mengambil banyak jalan. Suatu agenda penelitian perkembangan
kunci ialah pencarian akan kelenturan dan hambatan-hambatannya. Misalnya, para peneliti telah
mendemonstrasikan bahwa kemampuan penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui
pelatihan.
Perkembangan melekat secara kesejarahan (historically embredded), yang dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi kesejarahan. Pengalaman orang-orang yang berusia 40 tahun yang hidup pada
masa Depresi Berat (Great Depression) sangat berbeda dari pengalaman orang-orang yang
berusia 40 tahun yang hidup pada akhir Perang Dunia II yang optimistik. Orientasi karir
kebanyakan perempatan berusia 30 tahun pada tahun 1990-an sangat berbeda dari orientasi karir
kebanyakan perempuan berusia 30 tahun pada tahun 1950-an.
Perkembangan dipelajari oleh sejumlah disiplin. Para psikolog, sosiologi, antorpologi,
neurosains, peneliti kesehatan, dan dunia pendidikan semuanya mempelajari perkembangan
manusia dan berbagai persoalan untuk membuka misteri perkembangan sepanjang masa hidup.
Perkembangan adalah kontekstual. Individu secara tegrus menerus merespons dan bertindak
berdasarkan konteks, yang meliputi make up biologis, lingkungan lingkungan fisik, serta konteks
sosial, kesejarahan, dan kebudayaan seseorang. Dalam pandangan kobtekstual, individu dilihat
sebagai makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah.
Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children)
merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan
fundamental bagi kehidupan selanjutnya, berada pada rentang usia 0-8 tahun. Sedangkan anak
usia dini disarikan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa mereka adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir
sampai dengan enam tahun. Dan jika disesuaikan dengan pendapat internasional, maka anak usia
dini di Indonesia adalah mereka yang sejak lahir ( usia 0 tahun) hingga memasuki jenjang SD
awal.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
perkembangan anak usia dini adalah sesuatu yang merujuk pada perubahan-perubahan tertentu
yang terjadi dalam sepanjang siklus kehidupan anak sejak lahir hingga usia delapan tahun,
perubahan yang tidak dapat berulang, tidak dapat diputar kembali, dan bersifat tetap.

B. Faktor-Faktor Mempengaruhi Perkembangan


Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Rini Hildayani , faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu meliputi faktor herediter, pengaruh
kontekstual umum, pengaruh normatif dan normatif, dan pengaruh waktu:periode sensitif atau
kritis. Berikut ini akan dijelaskan sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak
yaitu sebagai berikut

1. Hereditas
Pertama-tama yang mempengaruhi perkembangan seorang anak adalah faktor hereditas.
Hereditas disini yaitu menurun secara genetik dari orang tua kepada anak. Beberapa pengaruh
perkembangan terutama berasal dari hereditas, trait-trait atau karakteristik bawaan yang
ditrunkan dari orangtua biologis. Perbedaan individual meningkat sejalan dengan pertambahan
usia. Banyak perubahan yang khas pada bayi dan anak-anak awal yang tampak terikat pada
kematangan tubuh dan otak, seperti urutan normal dari perubahan fisik dan pola-pola perilaku,
termasuk didalamnya kesiapan untuk menguasai kemampuan baru seperti berjalan dan berbicara
2. Pengaruh Kontekstual umum
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak awal, mereka berkembang dalam konteks sosial dan
historikal. Anak yang lahir pada saat ini mungkin mempunyai pengalaman-pengalaman yang
sangat berbeda dari anak yang lahir pada zaman revolusi. Secara umum, konteks yang langsung
berhubungan dengan seorang bayi adalah keluarga.
a. Keluarga
Keluarga mengambil bentuk yang bervariasi dalam waktu dan tempat yang berbeda. Ada dua
bentuk susunan keluarga yang umum ditemukan, yaitu nuclear-family dan extended-family.
Nuclear family atau keluarga inti dapat diartikan sebagai unit rumah tangga, ekonomi, dan
hubungan dua generasi yang terdiri dari satu atau dua orang tua dengan anak biologis, anak
adopsi, atau anak tiri. Bentuk keluarga seperti ini cukup dominan di dalam masyarakat. Extended
Family atau keluarga besar merupakan jaringan hubungan multigenerasi yang terdiri dari kakek-
nenek, paman-bibi, sepupu, dan saudara-saudara yang lebih jauh hubungannya. Bentuk keluarga
seperti ini banyak ditemukan dalam masyarakat kita dan merupakan pola tradisional dari
organisasi kemasyarakatan.
b. Status Sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal
Status sosial-ekonomi berkaitan dengan beberapa faktor yang berhubungan seperti faktor
penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan. Berbagai proses perkembangan misalnya perbedaan
dalam interaksi antara ibu dan anak dan hasil perkembangan, misalnya kesehatan dan
kemampuan berpikir seorang anak sering pula dihubungkan dengan status tersebut. Hasil
perkembangan lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan status sosial
ekonomi itu sendiri, seperti jenis rumah dan lingkungan tempat orang tinggal,kualitas nutrisi dan
kesehatan
c. Budaya dan Kelompok Etnik
Budaya mengacu pada keseluruhan cara hidup dari masyarakat atau kelompok yang melipoti
adat,tradisi, belief (keyakinan), nilai, bahasa, dan produk-produk fisik ari alat hingga karya seni.
Semua tingkah laku yang dipelajari diwariskan dari orangtua kepada anak.
d. Konteks historis merupakan waktu ketika seorang tumbuh meliputi bagaimana pengalaman
tertentu mempengaruhi jalan hidup seseorang. Para penelti mulai memusatkan perhatian
bagaimana pengalaman tertentu yang terikat dengan waktu dan tempat mempengaruhi arah
kehidupan seorang
3. Pengaruh Normatif dan Non normatif
Perkembangan memiliki sebab. Untuk memahami kemiripan dan perbedaan dalam
perkembangan, kita harus melihat pengaruh-pengaruh yang dialami pada banyak atau
kebanyakan orang dan pengaruh-pengaruh yang hanya dialami oleh orang-orang tertentu saja.
Kejadian atau pengaruh yang dialami dalam cara yang serupa oleh kebanyakan orang dalam
kelompok disebut pengaruh normatif. Sedangkan pengaruh nonnormatif merupakan peristiwa-
peristiwa luar biasa yang dimiliki dampak besar terhadap kehidupan individu
4. Periode kritis
Periode kritis adalah masa-masa dalam perkembangan ketika seseorang terutama terbuka
terhadap berbagai pengalaman tertentu. Sebagai contoh kejadian yang berlangsung pada
saatkehamilan. Jika ibu hamil terkena sinar X, memakan obat-obatan atau mengalami penyakit
tertentu pada selama kehamilan, bayinya mungkin akan menunjukan dampak penyakit tertentu
tergantung pada sifat penyakit dan waktu terjadinya.
Selain itu lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan
lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya .

B. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini


Perkembangan anak terdiri atas sejumlah aspek perkembangan yang perlu ditingkatkan . Aspek-
aspek perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, dan perkembangan sosial-emosional.
1. Perkembangan Fisik
Pada dua tahun pertama dari kehidupan bayi dan anak mencapai perkembangan fisik yang lebih
pesat dari pada periode masa kanak-kanak yang lain. Pada ulang tahun yang pertama mereka
meningkatkan berat badannya dan memperoleh keterampilan mobilitas yang meliputi
merangkak, berdiri, dan berjalan. Selama tahun kedua,mereka berlatih danmenghaluskan
keterampilan mobilitas. Perkembangan motorik berlangsung melalui perkembangan
proximodistal (perkembangan dari pusat badan ke arah jari-jemari tangan) dan melalui
perkembangan cephalocaudal (perkembangan dari bagian atas badan turun ke kaki). Pada usia
lima bulan mereka dapat meraih mainan. Perkembangan motorik kasar dan halus dikendalikan
oleh kematangan dan stimulasi biologis serta kesempatan aktivitas fisik. Tumbuh gigi dimulai
usia tujuh bulan dan tumbuh lengkap pada usia tiga tahun. Pengendalian buang air kecil dan
buang air besar belum dicapai anak sampai usia dua setengah atau tiga tahun.
Pada saat anak-anak pindah dari masa toddler ke masa prasekolah, mereka mulai kehilangan
tampang gemuknya. Badan mereka menjadi lebih proporsional ketika mereka lebih tinggi dan
lebih kurus. Dengan pertumbuhan yang agak lambat, mereka bertambah berat dan tinggi
badannya. Anak-anak pada masa ini menjadi terampil memanjat, berlari,dan melompat.
Kemudian mereka dapat menguasai keterampilan meloncat dan lari cepat saat mereka mencapai
koordinasi dan kendali yang lebih baik. Mereka dapat melempar dan menangkap bola serta
bergerak naik dan turun tangga.

2. Perkembangan Kognitif
Piaget mendeskripsikan tahap pertama perkembangan kognitif sebagai tahap sensorimotorik
karena bayi mengetahui dan memahami dunianya dengan menggunakan indera dan tindakan
refleks. Bayi membentuk pemahaman melalui pengunaan sensori motorik yang dilakukan
dengan menggunakan tindakan refleks bawaan seperti menghisap, menghirup, dan
menggenggam. Saat refleks terkoordinasi, bayi dapat memegang dan mengambil objek sesuai
dengan keinginannya. Setelah konservasi objek dicapai, bayi dapat mengingat tindakan dan
menemukan benda yang dicarinya. Saat ini bayi mulai belajar bahwa ia dapat menyebabkan
sesuatu hal terjadi dan dapat mengingat peristiwa serta objek-objek yang dialaminya.
Pada usia 2 sampai 6 tahun, anak mencapai tahap praoperasional yang merupakan periode baru
dalam perkembangan berpikir anak. Pada tahap ini, anak dapat menggunakan simbol. Ia juga
mampu mewakili objek dan peristiwa secara mental. Namun ia masih dikendalikan oleh
presepsinya. Padamasa ini anak mengalami keterbatasan karena ia memusatkan diri pada satu
karakteristik dalam suatu waktu dan memandang suatu objek berdasarkan sudut pandang diri
sendiri yang bersifat egosentris.
Pada usia 6 sampai 8 tahun, anak pindah dari tahap praoperasional ke tahap konkret operasional.
Pada saat ini anak memperoleh kemampuan konsep operasional secara bertahap. Saat anak
berada dalam transisi dari tahap praoperasional ke tahap konkret operasional, kualitas pikirannya
berubah. Ia tidak lagi menilai sesuatu berdasarkan persepsinya, sebaliknya ia mulai
menggunakan operasi mental dan logis untuk memahami pengalaman-pengalamannya.
Kemampuan berpikir ini menyebabkan kemajuan dalam kemampuan memori. Kemampuan
konservasi merupakan ciri utama yang menandai prestasi anak pada tahap konkret operasional.
Dengan kemampuan tersebut, anak memahami bahwa penampilan fisik sesuatu objek yang tidak
mengubah kuantitasnya.
3. Perkembangan Bahasa
Pada dua tahun pertama dalam kehidupan bayi dan anak pindah dari ucapan prabahasa ke
penggunaan bahasa. Menangis dan tenang pada selama beberapa bulan pertama dalamkehidupan
bayi berkembang menjadi meraban pada usia 5 atau 6 bulan. Meraban meliputi pola-pola
intonasi bahasa sekitar usia 10 bulan. Penggunaan kalimat satu kata atau ujaran untuk berbagai
jenis komunikasi yang bermakna secara bertahap berkembang pada usia 18 bulan sampai
kombinasi dua atau tiga kata. Pada usia 2 tahun anak pindah dari ujaran telegrafis. Dalam hal ini,
ia mampu menggunakan kalimat yang lebih panjang dan lebih sempurna. Saat ini anak belajar
aturan morfologi meskipun sering mengalami kesalahan karena sering menggunakan perampatan
yang berlebihan. Disamping itu, ia belajar menyusun kalimat dengan memperjelas susunan kata
yang lebih baik. Kalimat mereka semakin kompleks saat mereka mengembangkan kosa kata dan
ujaran ekspresif.
Pada usia 3 tahun, anak mulai memahami dan menggunakan aturan percakapan. Mereka mampu
membicarakan hal-hal yang saat ini tidak ada dihadapannya. Akibatnya, mereka dapat
menggunakan bahasa saat bersandiwara atau pembicaraan tentang hal-hal yang dihayalkan. Pada
saat kesadaran prasosial anak berkembang,anak usia 4 tahun juga dapat memvariasikan gaya
bicaranya ketika berbincang-bincang dengan berbagai lawan bicara, seperti terhadap anak yang
lebih muda, sebaya, atau dewasa.
Proses perkembangan bahasa usia 6 sampai 8 tahun mirip dengan perkembangan motorik anak.
Pada usia ini anak menghaluskan dan mengembangkan bahasa yang dipelajari pada tahun-tahun
prasekolah. Pada masa ini anak telah menguasai dasar-dasar sintaksis dan semantic, yaitu mereka
telah belajar bagaimana kalimat dibentuk dan kata-kata digunakan untuk mengkomunikasikan
makna. Namun demikian mereka masih bingung dengan makna dan penggunaan kata.
4. Perkembangan Sosial Emosional
Pada masa bayi,ikatan emosional antara bayi dan orang tua / pengasuh disebut kelekatan
attachment. Kelekatan emosional positif sangat penting dalam proses perkembangan sosial dan
emosional bayi dan anak. Perilaku orang tua yang tidak layak dapat menyebabkan pola-pola
kelekatan yang tidak mendukung perkembangan positif perilaku anak.
Perkembangan sosial selama 2 tahun pertama meliputi perkembangan tanda-tanda sosial diantara
teman sebaya. Gaya sosial pada masa anak-anak berhubungan dengan sejarah kelekatan. Anak-
anak dengan sejarah kelekatan yang aman dapat bergaul dengan teman-teman sebaya secara
positif. Perkembangan perilaku sosial empati anak sudah mulai sejak usia 12 bulan, saat bayi
merespon kesedihan orang lain. Pada usia 12 bulan itu pula bayi dapat menunjukan kesedihan
dirinya dan pada usia 18 bulan bayi tersebut dapat mencoba menghibur teman sebaya yang sedih.
Pada usia 2 dan 5 tahun, anak-anak secara bertahap belajar bagaimana menjadi anggota suatu
kelompok sosial. Tugas utama selama masa ini ialah sosialisasi. Proses sosialisasi dipengaruhi
pola asuh orang tua, hubungan mereka dengan saudara kandung dan teman sebaya, kondisi
tempat tinggal dan lingkunagn tempat tinggal anak. Agar anak menjadi anggota kelompok sosial,
anak tersebut harus mempelajari tingkah laku yang layak, yaitu tingkah laku yang diharapkan
orang tua,saudara kandung, dan teman sebaya. Salah satu capaian utama anak pada masa ini
ialah saat ia mampu bekerja sama, berbagi, menghargai dan membantu orang lain.
Pada usia 6 sampai 8 tahun, anak mengalami transisi dari TK ke kelas-kelas awal sekolah dasar.
Pada masa ini anak menghadapi peran-peran baru yang sangat penting baik dari segi sosial
maupun perkembangan emosionalnya. Prestasi dan penerimaan sosial sangat penting dalam
kehidupan anak. Jika anak merasa sukses dan berprestasi maka hal ini dapat mengembangkan
rasa identitas sukses anak tersebut. Sebaliknya jika ia merasa gagal, tidak popular, dan tidak
merasa berhasil dalam berprestasi maka ia akan mengembangkan rasa identitas yang gagal.

C. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak


Pada dasarnya perkembangan manusia mempunyai prinsip-prinsip umum, seperti yang diuraikan
dibawah ini:
1. Manusia berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Seseorang dalam satu kelas sangat
dengan berbagai pengalam tentang perbedaan dalam kecepatan perkembangan. Misalnya,
seseoarang siswa berkembang sangat cepat dalam melakukan koordinasi gerakan motorik kasar,
motorik halus, dan koordinasi visual motorik, ia dapat berlari sambil melempar atau menangkap
bola. Sementara siswa yang lainnya cepat matang dalam berpikir dan dalam melakukan interaksi
sosial dengan baik.
2. Manusia berkembang dengan urutan perkembangan yang teratur. Anak balita dapat berjalan
setelah ia merambat, dan kemampuan merambat baru dapat dikuasai anak balita setelah ia
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan motorik sebelumnya yaitu merangkak. Usia remaja
baru dapat dimasuki anak setelah ia melalui usia dini dan usia kanak-kanak.
Perkembangan berlangsung dengan proses yang bertahap. Oleh sebab itu, suatu perkembangan
tidak mungkin terjadi dalam waktu satu malam saja. Seorang anak yang tidak dapat menulis
memerlukan waktu untuk dapat melakukan kegiatan menulis, karena kegiatan menulis
membutuhkan prasyarat yaitu kemampuan mengenal dan memahami huruf dan alapabet yang
dapat dirangkai menjadi kata yang berarti, serta kemampuan untuk memusatkan perhatian.
Prinsip-prinsip perkembangan anak menurut Gesell yang dikutip oleh William Crain
menyebutkan ada beberapa hal meliputi konsep kematangan, studi pola-pola, dan beberapa
prinsip perkembangan lainnya yang dibagi menjadi tiga wilayah yaitu jalinan timbal balik,
asimetri fungsional dan pengaturan diri.

1. Konsep Kematangan
Pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Gessel dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Pertama, anak adalah produk dari lingkungannya. Namun yang lebih fundamental lagi, ujar
Gessel, perkembangan anak berasal dari dalam, yaitu aksi dari gen-gen di tubuhnya. Gesell
menyebut proses ini kematangan.
Ciri menakjubkan perkembangan kematangan ini selalu terjadi dalam urutan tertentu. Pertama
kali ini bisa dilihat dari perkembangan embrio di mana, sebagai contohnya, jantung selalu
menjadi organ pertama yang berkembang dan berfungsi. Sesudah itu sel-sel yang berbeda-beda
mulai membentuk sistem saraf utama dengan cepat-yaitu otak dan saraf tulang belakang.
Perkembangan otak dan kepala secara utuh baru dimulai setelah bagian-bagian lain terbentuk
seperti tangan dan kaki. Urutan ini, yang diarahkan oleh blueprint genetik, tidak penah bejalan
terbalik.
Dengan cara yang sama, perkembangan urutan ini terus berlanjut setelah bayi lahir. Sebagai
contoh, karena kepala berkembangan penuh paling awal di dalam embrio, maka wilayah ini pula
yan berkembang lebih dulu di dalam perkembnagan pasca-lahir. Bayi pertama-tama belajar
mengendalikan bibir dan lidah mereka, baru kemudian belajar mengendalikan pergerakan mata,
diikuti oleh belajar mengendalikan pergerakan mata dan lidah mereka, baru kemudian
mengendalikan leher, bahu lengan, telapak tangan, jari-jari, badan, tungkai dan telapak kaki
mereka. Di dalam perkembangan pralahir dan pascalahir terdapat kecenderungan perkembangan
dari kepala menuju kaki (chepalocaudal).
Efek-efek kematangan berbeda total dengan lingkungan. Di dalam perkembangan pralahir,
kematangan dapat dibedakan dari aspek-aspek lingkungan internal seperti temperatur embrio dan
oksigen yang diterima oleh ibunya. Faktor-faktor lingkungan ini memang vital yaitu
mendukung pertumbuhan yang tepat namun ternyata mereka tidak berperan langusng bagi
urutan perkembangan struktur-struktur dan pola-pola aksi. Ini semua hasil dari mekanisme
kematangan.
Sekali bayi dilahirkan, ia memsauki suatu lingkungan yang sangat berbeda jenisnya. Lingkungan
ini bukan hanya berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan fisiknya, namun juga lingkungan sosial
dan budaya yang berusaha memengaruhi bayi untuk bertindak dengancara-cara yang benar.
Gessel mengatakan bahwa anak-anak jelas memerlukan lingkungan sosial untuk menyadari
potensinya, namun dia juga berpendapat bahwa daya-daya pensosialan ini bekerja maksimaljika
senada dengan prinsip-prinsip kematangan yang muncul dari dalam diri mereka.
Gessel sangat menentang semua upaya yang mehgajarkan hal-hal yang jauh di luar jadwal
pertumbuhan anak-anak mereka. Mereka akan duduk, berjalan dan berbicara jika mereka sudah
siap, ketika sistem saraf mereka cukup matang. Pada momen yang tepat, mereka akan sanggup
melakukan suatu tugas menurut desakan-desakan dari dalam dirinya. Sebelum momen itu tiba,
pengajaran apa pun kecil saja nilai-nilainya, malah bisa menciptakan tegangan-tegangan antara
pengasuh dan yang diasuh.
Kematangan biologis menurut Gessel mengacu pada proses di mana perkembangan manusia
diatur oleh faktor-faktor intrinsik utamanya gen-gennya, yaitu substansi kimia yang terdapat di
dalam nukleus setiap sel. Gen-gen menentukan urutan, waktu dan bentuk pemunculan pola-pola
tindakan.
2. Studi Pola-pola
Gessel menyatakan kalau mempelajari pertumbuhan, kita tidak boleh mengukur hanya pada hal-
hal yang muncul secara kuantitaif, namun juga menyelidiki pola-polanya. Pola adalah segala
sesuatu yang memiliki bentuk atau tampilan tertentu contohnya kedipan mata. Dan yang paling
penting adalah proses pemolaan itu sendiri, proses yang dengannya beberapa tindakan menjadi
terorganisasikan.
Proses pemolaan paling jelas di dalam kasus penglihatan bayi. Waktu lahir, mata bayi selalu
bergerak ke sana-kemari tanpa tujuan, namun setelah beberapa hari atau mungkin beberapa jam
kemudian mereka mulai sanggup menghentikan mata dan menatap objek-objek untuk waktu
yang singkat. Mereka dapat menghentikan mata mereka dan menatap sesuatu seperti yang
diinginkan karena suatu hubungan terpola yang baru telah dibuat antara impuls-impuls di dalam
otak dan otot-otot kesil yang mebggerakkan mata mereka.
Pada usia satu bulan bayi biasanya dapat menatap sebuah cincin di hadapan mereka dan bisa
mengikuti cincin itu sampai putaran 90. Kemampuan ini mengimplikasikan pengorganisasian
baru antara otot mata dan otot-otot leher lebih besar yang menggerakkan kepala.
Pemolaan ini terus meluas ketika bayi dapat mengorganisasikan pergerakan mata dengan
pergerakan tangan mereka, waktu mereka bisa menatap apa yang dipegang. Pada usia empat
bulan bayi biasanya dapat memegang mainan kerincingnya dan menatapnya sekaligus. Ini
adalah pertumbuhan yang signifikan. Ini berarti mata dan tangan sedang melakukan kerja sebuah
tim, memasuki koordinasi yang lebih efektif. Pertumbuhan kejiwaan tidak bisa diukur dalam
satuan inci atau pon, jadi kita hanya bisa mengukurnya lewat pola-pola.
Koordinasi tangan dan mata biasanya tidak selesai pada usia empat bulan. Pada beberapa kasus
hanya koordinasi mata yang lebih menonjol. Pada usia ini bayi dapat memungut dadu satu inci
atau permen yang lebih kecil ukurannya hanya lewat mata. Artinya, mereka dapat memfokuskan
pandangan kepada dadu atau permen itu dan bisa melihatnya dari berbagai sudut yang berbeda,
namun belum bisa memegangnya dengan tangan, bayi hanya bisa menatap dadu dan kemudian
tangan mereka, seolah memiliki ide untuk menggenggam dadu tersebut tapi belum bisa
melakukannya. Sistem saraf mereka belum cukup bertumbuh. Pada usia enam bulan bayi hanya
sanggup mengambil dadu denga telapak tangan, dan baru pada usia sepuluh bulan mereka dapat
memungut permen kecil dengan jarinya. Kalau begitu, koordinasi tangan dan mata berkembang
secara perlahan dan setahap demi setahap makin terorganisasikan dan memasuki gerakan-
gerakan yang lebih bervariasi dan sempurna.

3. Prinsip-prinsip perkembangan lainnya


Pengamatan Gesell menyingkapkan beberapa prinsip perkembangan lainnya. Kita dapat
mengelompokkannya menjadi tiga wilayah: jalinan timbal balik, asimetri fungsional dan
pengaturan diri.
a. Jalinan timbal balik
Manusia dibangun atas di dasar yang bersifat bilateral; kita memiliki dua belahan otak, dua mata,
dua tangan, kaki dan seterusnya.Tindakan kita juga memiliki kualitas yang dualistik, seperti
meluruskan dan melipat kaki. Jalinan timbal balik mengacu kepada proses perkembangan di
mana dua kecenderungan secara bertahap meraih pengorganisasian yang efektif. Sebagi contoh,
dalam perkembangan penggunaan tangan, bayi pertgama-pertama menggunakan satu tangan, lalu
keduanya bersama-sama, kemudian menyukai salah satu tangan, lalu menyukai keduanya lagi,
begitu seterusnya samapi akhirnya dia menemukan salah satu tangan lebih mendominasi. Sifat
memilih yang maju-mundur ini bisa dimetaforiskan sebagai jalinan sehingga dari sini
muncullah istilah jalinan timbal balik. Gesell menunjukkan bagaimana jalinan timbal balik
melukiskan pemolaan banyak tingkah laku, termasuk tindakan melihat, berguling-guling dan
berjalan.
Gesell juga percaya bahwa jalinan timbal balik mencirikan perkembangan kepribadian. Di sini
dapat dilihat organisme mengintegrasikan kecenderungan introvert dan ekstrovert. Sebagai
contoh, anak-anak yang bisa mengatur diri sendiri pada usia tiga tahun tiba-tiba menjadi lebih
berfokus ke dalam dirinya pada usia tiga setengah tahun, menjadi malu-malu dan tidak nyaman.
Periode introversi ini diikuti oleh ayunan menuju ekstroversi pada usia empat tahun, dan dua
kecenderungan ini akhirnya jadi terintegrasikan dan seimbang pada usia lima tahun. Siklus
seperti ini dimulai sejak bayi dan terus berlanjut sampai usia 16 tahun. Organisme untuk
sementara kehilangan keseimbangannya saat dia mengembanga ke wilayah dalam atau wilayah
luar yang lebih luas, namun kemudian mengorganisasi ulang dirinya pada tingkatgan yang baru.

b. Asimetri fungsional
Melalui proses jalinan timbal-balik, kita menyeimbangkan dualitas sifat kita. Meskipun
demikian, kita jarang mencapai keseimbangan sempurna atau simetris. Pada kenyataannya,
tingkat asimetris berfungsi sangat tinggi, kita memang menjadi paling ekektif waktu menghadapi
dunia dari satu sudut pandang, satu tangan, satu mata, dan seterusnya.
Kecenderungan asimetris bayi terlihat di dalam refleks penguat (tonic neck reflex) bayi, sebuah
refleks yang ditemukan Gesell pada manusia. Gesell mencatat bahwa bayi lebih suka berbaring
dnegan kepala menoleh ke satu sisi, dan saat betindak demikian mereka otomatis menggunakan
refleks leher penguat. Bayi mengembangkan lengan ke sisi sesuai arah kepala (seolah-olah
melihat tangan mereka) dan menekuk lengan lain di belakang kepala. Postur refleks leher
penguat ini sangat mirip dengan posisi dasar seorang atlet tolak peluru. Refleks leher penguat
sangat dominan selama tiga bulan pertama setelah bayi lahir dan kemudian menurun seiring
dengan perkembangan baru sistem sarafnya.
c. Pengaturan diri
Gesell yakin kalau mekanisme perkembangan intrinsik begitu kuat sampai-sampai organisme
bisa pada tataran yang sangat menyolok, mengatur perkembangannya sendiri. Dalam sebuag
studi, dia menunjukkan bagaiman bayi bisa mengatur siklus makan, tidur, dan bangunnya
sendiri. Waktu bayi diperbolehkan untuk menentukan kapan mereka perlu perawat dan tidur,
secara bertahap mereka membutuhkan makanan yang semakin sedikit setiap hari dan terjaga
lebih lama pada siang hari. Namun kemajuan ini tidak mengikuti garis lurus, ada banyak
fluktuasi di dalamnya termasuk kemunduran. Namun bayi secara gradual sungguh dapat bekerja
dengan jadwal yang tetap.
Gesell juga menulis tentang pengaturan diri ini dari sudut yang cukup berbeda, berfokus pada
kemampuan organisme untuk mepertahankan seluruh integrasi dan keseimbangannya.
Pertumbuhan, tentunya, juga memiliki ketidaksetimbangan seperti disebutkan di atas bahwa pola
tidur dan amkan bayi sering kali fluktuatif. Kita melihat fluktuasi yang sama terjadi pula di
dalam perkembangan kepribadian, di mana periode kestabilan diikuti oleh periode
ketidakstabilan waktu anak memasuki fase introvert atau ekstrovert. Tegangan muncul saat anak-
anak mengalami hal-hal yang tidak dikenalnya. Meskipun begitu, mekasnisme pengaturan diri
ini selalu bekerja, memastikan organisme tidak pernah berjalan terlalu jauh dalam satu arah
sebelum bergerak lebih nauh sekali lagi. Karena proses-proses pengaturan diri intrinsik inilah,
anak-anak terkadang menolak upaya kita mengajari mereka hal-hal baru. Seolah dari dalam diri
mereka ada yang berbisik agar tidak mempelajari hal-hal baru terlalu cepat. Integritas organisme
harus mereka pertahankan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hurlock mengklasifikasikan beberapa prinsip perkembangan
anak antara lain: perkembangan melibatkan perubahan, perkembangan awal lebih kritis
ketimbang perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan
belajar, pola perkembangan dapat diramalkan, pola perkembangan mempunyai karakteristik yang
dapat diramalkan, terdapat perbedaan individu dalam perkembangan, periode pola
perkembangan, pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial, setiap bidang
perkembangan mengandung bahaya yang potensial, dan kebahagiaan bervariasi pada berbagai
periode perkembangan.

D. Tujuan Mempelajari Perkembangan Anak Usia Dini


Beberapa alasan yang mendasari tujuan dalam mempelajari perkembangan manusia adalah
karena perkembangan manusia bersifat unik, berlangsung dalam waktu panjang, dan bersifat
kompleks. Oleh sebab itu, tujuan dalam mempelajari perkembangan manusia adalah sebagai
berikut.

1. Ahli pendidikan dan pendidik, ahli bimbingan dan konseling, ahli keluarga berencana, ahli
kesehatan, dokter dan perawat, penyelenggara penitipan anak, penyelenggara therapist,
gerontologist (orang yang mempelajari dan penyelenggara perawatan orang tua) pemberantasan
narkoba, pengatur penjara, ahli agama dan dai, semuanya memerlukan pemahaman terhadap
perkembangan manusia.
2. Memahami perkembangan manusia memberikan manfaat bagi setiap individu, keluarga, dan
masyarakat. Pada saat ini berbagai perusahaan telah memasukkan sejarah perkembangan
karyawannya untuk pengembangan karir karyawan tersebut.
3. Pemahaman terhadap perkembangan manusia memberikan perspektif yang bersifat
kontekstual. Hal ini disebabkan karena proses perkembangan merupakan hasil interaksi antara
tiga aspek yaitu: pengaruh proses perubahan biologis, pengaruh sejarah perkembangan manusia,
dan pengaruh lingkungan, seperti peristiwa-peristiwa yang dialami manusia sepanjang hidupnya.
Pemahaman terhadap perkembangan manusia bermanfaat bagi perencanaan, pengembangan dan
pengendalian kehidupan manusia, baik sebagai individu, sebagai anggota masyrakat dan sebagai
warga Negara kea rah yang lebih baik, lebih bermanfaat dan lebih progresif.

E. Konsep Umur dan Perkembangan


Dalam perkembangan manusia konsep umur sangat terkait dengan periode perkembangan
manusia tersebut. Pada saat ini konsep umur dan periode perkembangan sudah banyak
mengalami perubahan. Pada masa ini, di dalam masyarakat bukanlah hal yang luar biasa kalau
usia 65 tahun menjadi ayah dari seorang balita atau pada usia 35 tahun sudah menjadi kakek.
Usia 70 tahun masih menjadi mahasiswa atau usia 55 tahun mulai memasuki dunia business.
Oleh sebab itu mengelompokkan manusia berdasarkan umur merupakan hal yang cukup sulit.
Pada masa sebelumnya dan sampai saat ini konsep tentang perkembangan manusia
dikelompokkan berdaskan masa perkembangan dan masa perkembangan tersebut terjadi dalam
rentang usia tertentu. Misalnya masa usia dini terbagi atas masa infant terjadi pada usia 0-1
tahun, masa bermain atau toodler usia 2-3 tahun, masa prasekolah 4-6 tahun, masa usia sekolah
dasar 7-13 tahun, masa remaja 13-17 tahun, masa dewasa 18-60 tahun tahun dan masa tua 60
tahun keatas.
1. Umur Kronologis
Umur kronologis berkaitan dengan jumlah tahun yang telah dijalani manusia sejak ia lahir
sampai saat tertentu dalam kehidupan manusia sebelum ia mati. Botwinick (1978) seperti yang
dikutip oleh santrock (1997: 22) menjelaskan bahwa umur kronologis tidak relevan lagi untuk
digunakan dalam menjelaskan perkembangan manusia. Selanjutnya pendapat ini diperkuat oleh
Neugarten (1964: 204) yang mengemukakan bahwa factor usia atau umur kronologis merupakan
hal yang lemah untuk memprediksi perkembangan manusia.
2. Umur Psikologis
Berkaitan dengan kemampuan manusia melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dan
kemampuan ini dibandingkan dengan umur kronologis. Kemamuan manusia untuk melakukan
adaptasi dengan lingkungannya sangat dipengaruhi oleh proses belajar, kemampuan mengatasi
masalah, kemampuan mengontrol emosi, motivasi dan cara berpikir. Berdasarkan hal tersebut
dapat ditentukan bahwa sesorang mempunyai umur psikologis yang matang atau yang kurang
matang.
3. Umur Sosial
Berkaitan dengan peranan sosial dan harapan-harapan seseorang dalam usia yang dilaluinya.
Sesorang yang mengharapakan peranannya sebagai ibu akan berusaha menampilkan sesuatu
sebagai seseorang ibu. Selanjutnya, ia akan sangat menyadari bahwa ia adalah ibu dari anak yang
berusia 3 tahun. Ibu dan anak yang berusia 3 tahun menunjukkan perilaku yang berbeda dengan
ibu yang menghadapi anak yang berusia 20 tahun. Umur sosial dijadikan pedoman untuk
menentukan peranan dalam kehidupan, kapan akan menikah kapan akan menjadi seorang ayah
atau ibu. Kapan akan menjadi nenek atau kakek.
Berdasarakan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sepanjang kehidupannya manusia
melalui berbagai usia seperti usia kronologis, usia biologis, usia psikologis dan usia sosial.
Pemahaman terhadap hal ini bermanfaat dalam mengelola perkembangan manusia sepanjang
hidupnya.

F. Periode Perkembangan Anak Usia Dini


Untuk memudahkan pemahaman dan pengorganisasian, umumnya perkembangan digambarkan
dalam pengertian periode. Beberapa ahli Klasifikasi periode perkembangan dalam Santrock yang
paling luas digunakan dengan urutan sebagai berikut: periode pra kelahiran, masa bayi, masa
awal anak-anak, masa pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa
perntengahan dewasa, dan masa akhir dewasa.
Perkembangan individu berlangsung secara berkesinambungan. Bila ditinjau dari bentuk
bentuk perkembangan dan pola pola perilaku yang tampak khas untuk setiap usia tertentu maka
rentang kehidupan individu dapat dibagi menjadi beberapa periode perkembangan. Menurut
Hurlock Periode tersebut menurut adalah sebagai berikut :
1. Masa Prenatal
Berlangsung dari konsepsi sampai lahir
2. Masa Neonatus
Berlangsung dari lahir sampai usia akhir minggu kedua setelah kelahiran
3. Masa Bayi
Berlangsung dari usia akhir minggu kedua setelah kelahiran sampai usia dua tahun
4. Masa Kanak kanak Awal
Berlangsung mulai usia 2 tahun sampai usia 6 tahun
5. Masa Kanak kanak Akhir
Berlangsung mulai usia 6 tahun sampai usia 10 atau 12 tahun
6. Masa Pubertas/Pra remaja
Berlansung mulai usia 10 atau 12 tahun sampai usia 13 atau 14 tahun
7. Masa Remaja Awal
Berlangsung mulai usia 13 atau 14 tahun sampai usia 17 tahun
8. Masa Remaja Akhir
Berlangsung mulai usia 17 tahun sampai uisa 21 tahun
9. Masa Dewasa Awal
Berlangsung mulai usia 21 tahun sampai usia 40 tahun
10. Masa Setengah Baya
Berlangsung mulai usia 40 tahun sampai usia 60 tahun
11. Masa Tua
Berlangsung mulai usia 60 tahun sampai meninggal dunia
Namun demikian, periode perkembangan untuk anak usia dini dijelaskan sebagai berikut:
1. Masa Prenatal
Meskipun kenyataan bahwa periode perkembangan pertama dalam rentang kehidupan ini
merupakan periode yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan, namun dalam
banyak hal periode ini penting atau bahkan yang terpenting dari semua periode. Periode ini yang
mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran, kurang lebih panjangnya 270 -280 hari
atau sembilan bulan.
Meskipun relatif, periode prenatal mempunyai enam ciri penting, masing masing ciri
mempunyai akibat yang lambbat pada perkembangan selama rentang kehidupan, karakteristik itu
adalah :
a. Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai daar bagi perkembangan selanjutnya,
diturunkan sekali untuk selamanya, sementara itu kondisi-kondisi yang baik ataupun tidak baik,
baik sebelum atau sesudah kelahiran sampai tingkat tertentu, dapat dan mungkin mempengaruhi
sifat-sifat fisik dan psikologis yang membentuk sifat- sifat bawaan ini, perubahan-perubahan
yang terjadi bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
b. Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan
sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai
mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
c. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan
kondisi-kondisi pada tubuh ibu tidak dapat mempengaruhinya, sama halnya dengan sifat bawaan.
d. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode prenatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu
e. Periode prenatal merupakan masa yang banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun
psikologis.bahaya-bahaya psikilogis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya
atau bahkan dapat mempengaruhi suatu perkembangan.
f. Periode prenatal merupakan saat-saat dimana orang yang berkepentingan membentuk sikap
pada individu yang baru diciptakan.
2. Masa NeoNatus /neo Natal
Pembagian masa bayi neonatal
Periode Partunate, mulai saat kelahiran sampai antara lima belas menit dan tiga piluh menit
sesudah kelahiran. Periode ini bermulq dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah
tali pusar dipotong dan diikat.
Peride Neonate,(dari pemotongan tali pusar dan pengikatannnya samapai sekitara akhir minggu
kedua dari kehidupan pascamatur)sekarang bayi adalah individu yang terpisah, mandiri dan tidak
lagi merupakan parasit.
Karakteristik bayi Neonatal :
Setiap peride ditandai oleh gejala perkembangan tertentu, berikut ini beberapa karakteristik
penting :
Masa bayi neonatal merupakan peride tersingkat dari semua periode perkembangan
Merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal
Merupakan masa terhentinya perkembangan
Merupakan pendahuluan dan perkembangan selanjutnya
Merupakan periode yang berbahaya
3. Masa Bayi
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu.ciri
cirri masa bayi meskipun sama dengan cirri periode-periode lain dalam rentang kehidupan,
adalah sangat penting selama dua tahun masa bayi ini,
Karakteristik masa Bayi :
Masa bayi adalah masa dasar sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-
tahun terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar, namun masa bayi adalah dasar
periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap dan
mode ekspresi emosi terbentuk.
Masa bayi adalah masa di mana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat, bayi berkembang
pesat baik secara fisik maupun psikologis. Dengan cepatnya pertumbuhan ini perubahan tidak
hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan.
Bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan,hal ini merupakan efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh memungkinkan bayi , duduk, berdiri, berjalan dan
menggerakkan benda-benda.
Masa meningkatnya individualitas, mungkin hal-hal terpenting dalam meningkatkan
kemandirian adalah bahwa keadaan ini memungkinkan bayi mengembangkan hal-hal yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya.
Masa dimulainya sosialisasi, egosentrisme yaitu pada diri bayi muda belia , cepat berubah
keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok social.
Masa permulaan berkembangnya penggolonganan peran seks
Masa bayi adalah masa yang menarik, hal ini disebabkan karena anggapan bayi menarik karena
ketidak berdayaan dan ketergantungannya.
Merupakan permulaan kreativitas, dalam bulan-bulan pertama bayi Belajar mengembangkan
minat dan sikap yang merupakan dasar bagi kreativitasnya kemudian dan untuk menyesuaikan
diri dengan pola-pola yang diletakkan orang lain.
Masa bayi adalah masa bahaya,bahaya bisa merupakan bahaya fisik dan bahaya psikologis
4. Masa kanak-kanak awal
Pada saat ini secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang
berbeda yaitu awal dan akhir. Periode awal brlangsung dari dua sampai enam tahun dan periode
akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual.
Karakteristik kanak-kanak awal :
Sebagian besar orang tua menganggapa awal masa anak-anak sebagai usia yang mengundang
masalah atau masa sulit.masa bayi sering mmembawa masalah bagi orang tua dan umumnya
berkisar pada masalah perawatan fisik bayi.
Pada masa awal kanak-kanak para pendidik menyebut tahun awal kanak-kanak sebagai usia pra
sekolah untuk membedakannya dari saat di mana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan
mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal.
Para ahli psikiologi menggunakan sejumlah sebutan berbeda untuk menguraikan cirri yang
menonjol dari perkembangan psikologis anak selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Salah
satu sebutan yang banyak digunakan sebagai usia kelompok, masa dimana anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku social sebagai persiapan bagi kehidupan social yang lebih
tinggi yang diperlukan untk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk di kelas satu.
Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar
penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan sebagai usia
penjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan
lingkungannya, bagaimana meknismenya, bagaimana perasaannya, dan bagaimana ia dapat
menjadi bagian dari lingkungannya.
Salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya, jadi periode
ini sering disebut sebagai usia bertanya.
Salah satu yang terpenting dan yang bagi banyak anak-anak yang merupakan tugas
perkembangan yang paling sulit adalah untuk berhubungan secara emosional dengan orang tua,
saudara-saudara kandung dan orang lain.
5. Masa Kanak-kanak Akhir
Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya
individu matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh
kondisi yang sanagt mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Karakteristik akhir masa kanak-kanak :
Bagi banyak orang tua akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan, suatu masa
dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengarruhi oleh
teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lain.
Para pendidik melabelkan akhir masa kanak-kanak dengan uisa sekolah dasar . pada usia
tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari pelbagai keterampilan
tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok, suatu masa dimana
perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota
kelompok .
Tugas perkembangan akhir masa kanak- kanak ;
a. Perkembangan fisik
Akhir masa kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relative seragam
sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun sebelum anak secara
seksual menjadi matang pada saat dimana pertumbuhan berkembang pesat.
b. Keterampilan awal masa kanak-kanak
Anak-anak mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka pelajari selama tahun-tahun
prasekolah, keterampilan yang mereka pelajari sebagian besar tergantung pada lingkungan,
sebagian pada kesempatan Belajar, sebagian pada bentuk tubuh dan sebagian lagi bergantung
pada apa yang sedang digemari oleh teman-teman sebaya.
c. Kemajuan Berbicara
Dengan meluasnya cakrawala sosial anak, anak-anak menemukan bahwa berbicara merupakan
sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok. Anak juga mendapatkan bentuk-
bentuk komunikasi yang sederhana seperti menangis dan gerak isyarat, secara sosial tidak
diterima. Anak mengetahui bahwa inti komunikasi adalah ia mampu mengerti apa yang
dikatakan orang lain.

G. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini


Proses pertumbuhan dan perkembangan menurut Santrock meliputi proses biologis, proses
kognitif, dan sosial. Proses biologis di sini meliputi perubahan pada sifat fisik individu. Plasma
pembawa sifat keturunan (genes) diwarisi sari orang tua, perkembangan otak, pertambahan
tinggi dan berat badan, perubahan pada keterampilan motorik, perubahan hormon pubertas, dan
penurunan jantung semuanya mencerminkan peran proses biologis dalam perkembangan. Proses
kognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi, dan bahasa individu. Memandang
benda berwarna yang berayun-ayun di atas tempat tidur bayi, merangkai satu kalimat yang terdiri
atas dua kata, menghafal syair, membayangkan seperti apa rasanya menjadi bintang film, dan
memecahkan suatu teka-teki silang, semuanya mencerminkan peran proses-proses kognitif dalam
perkembangan pada ketermapilan motorik dan bahasa. Dan proses sosioemosional meliputi
perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada
kepribadian. Senyum seorang bayi dalam merespon sentuhan ibunya, serangan agresif seorang
anak laki-laki kecil terhadap teman mainnya, perkembangan asertivitas seorang anak perempuan,
kegembiraan seorang remaja atas pesta dansa, dan afeksi pasangan manusia lanjut usia semuanya
mencerminkan peran proses-proses sosioemosional dalam perkembangan.

H. Berbagai Issu tentang Perkembangan Manusia


Issu issu yang berkaitan dengan perkembangan manusia sangat bervariasi dan melingkupi
berbagai bidang kehidupan seperti: perubahan dalam karir, perceraian, penyiksaan anak,
homoseksual, lesbian, kecanduan dan penyembuhan penderita narkoba, gender, ethnic dan
minoritas, krisis dimasa separuh baya, krisis dimasa usia lanjut. Untuk menjawab berbagai
masalah tersebut maka setiap ahli yang terkait memerlukan pemahaman terhadap perkembangan
manusia. Dari berbagi issu tesebut maka yang dibahas adalah issu-issu dasar tentang
perkembangan manusia yaitu proses perkembangan, periode perkembangan, kesehatan dan
nutrisi, pendidikan orang tua terhadap anak.
1. Proses Perkembangan
Issu penting yang berkaitan dengan proses perkembangan dapat dibagi kedalam tiga kelompok
yaitu: nature dan nurture, kontinu dan dikontinu, periode perkembangan.
2. Nature dan Nurture
Nature berkaitan dengan alam. Apabila ditinjau dari sudut perkembangan maka perkembangan
manusia berlangsung secara alamiah. Dengan demikian perilaku yang ditampilkan manusia
merupakan factor alamiah yang terjadi sejak manusia lahir dan factor biologis yang terjadi
sepanjang kehidupan manusia. Nurture berkaitan dengan pendekatan yang ditrerapkan dalam
membimbing perkembangan manusia.

Sejak lama issu-issu yang berkaitan dengan Nurture menjadi perhatian dari ahli-ahli pendidikan.
John Locke berpendapat bahwa anak lahir seperti kertas putih, yang akan menulisi kertas putih
tersebut adalah orang-orang disekitarnya. Teori ini dikenal dengan teori Tabularasa. Pandangan
John Locke menjadi insprisi bagi Watson yang mengembangkan teori pendidikannya dan
berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlop. Selanjutnya, Skinner mengembangkan
teori operant conditioning, untuk mengoreksi berbagai kelemahan yang ada pada percobaan-
percobaan sebelumnya. Hasil penelitian tersebut menimbulkan aliran behavioristik dalam
pendidikan.
Rousseau, adalah ahli pendidikan yang pertama kali menganjurkan bahwa alamlah yang
mendidik anak. Oleh sebab itu campur tangan orang tua dan orang dewasa tidak diperlukan
dalam pendidikan. Sesuai dengan perkembangannya yang bersifat almiah anak akan belajar dan
memperoleh berbagai pengalaman yang berguna dalam hidupnya. Pandangan Rousseau diiikuti
oleh para ahli pendidikan setelahnya seperti teori pendidikan yang dikembangkan oleh Hall dan
Gesell.
Para ahli pendidikan lainnya tidak bersepakat dengan Rousseau. Piaget, Vigitsky, Erikson, Ki
Hajar Dewantara meyakini bahwa perkembangan manusia yang dilakukan melalui proses
pendidikan perlu memperhatikan factor alami ang dimilki anak dan factor lingkungan yang
memberikan berbagai pengalaman pada anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk
menjadi manusia dewasa yang cerdas, kreatif dan bermoral serta religious.
3. Kontinu dan Diskontinu
Kontinu mengandung arti bahwa perkembangan berlangsung secara terus menerus dan berhenti
pada waktu pada manusia mati. Perkembangan ini berlangsung secara bertahap, dan kumulatif
artinya perkembangan sebelumnya menjadi dasar perkembangan yang akan datang. Diskontinu
berarti bahwa perkembangan yang terjadi pada suatu fase tertentu akan berhenti. Seperti
perkembangan pada masa bayi atau infant akan berhenti setelah anak memasuki masa 2-3 tahun.
Dan perkembangan pada masa usia dini akan berhenti setelah anak memasuki masa anak.
Perkembangan pada masa anak akan berhenti setelah anak memasuki masa remaja.
4. Stabilitas dan Perubahan
Issu lain yang berkaitan dengan perkembangan manusia adalah stabilitas dan perubahan yang
berarti dalam tingkat tertentu ,anusia menjadi tua dan berbagai pengalaman yang diperoleh sejak
usia dini sampai tua menjadi struktur pengetahuan yang mencakup berbagai konsep, prinsip,
proposisi, dan teori serta berbagai keterampilan tentang prosedur, hidup, berkomunikasi, dll,
yang terorganisir secra teratur didalam memori yang disebut schemata. Schemata manusia ada
yang bersifat stabil dan dalam kestabilan tersebut schemata selalu berkembang dan diperluas
sejalan dengan pengalaman hidup manusia. Misalnya, pengetahuan tentang kucing bersifat stabil
dimanapun dan kapanpun kucing tetap kucing. Dalam kestabilan tersebut, pengetahuan tentang
kucing dapat dimodifikasi dan dikembangkan dalam berbagai bidang, misalnya, jenis-jenis
kucing, cara memelihara kucing, dan penyakit yang ditimbulkan kucing.
Sampaisaat inimasi diperdebatkan mana yang lebih dominan dalam perkembangan hidup
manusia stabilitas atau perubahan. Klaus Riegel (1977) mengemukakan bahwa perubahan
merupakan kunci dalam kehidupan manusia. Untuk memahami perkembangan manusia maka
perlu memahami hal-hal yang berkaitan dengan perubahan dalam perkembangan manusia.
Riegel mengemukakan pertanyaan dalam apa individu terus berubah kerena perubahan
menyangkut berbagai factor yang menjadi pendorong dan penahan perkembangan. Oleh sebab
itu ia menyimpulkan bahwa perubahan manusia dalam bereaksi dan memebalas reaksi ditentukan
oleh kondisi yang berada disekitarnya. Sebagai contoh dapat dijelaskan tentang perkembangan
anak. Pada usia dini anak tergantung pada orang tuanya, setelah anak besar, ia tidak lagi
menggantungkan dari pada orang tuanya. Oleh sebab itu ketergantungan anak usia dini pada
orang tua merupakan suatu hal yang bersifat tetap stabil. Perubahan terjadi setelah ia besar yang
lebih memilih kehiduoan yang mandiri.

5. Normatif dan Idiografic


Vasta, Haith dan Miller (1999:22) menjelaskan tentang normative dan idiografi dalam
perkembangan manusia. Beberapa ahli psikologi perkembangan berpegang pada prinsip
normative artinya manusia berkembang sesuai dengan hokum perkembangan. Ahli psikologi
yang lain berpegang pada prinsip bahwa perkembangan manusia berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya.
Para peneliti dalam psikologi perkembangan yang meyakini bahwa perkembangan bersifat
normative, di antaranya Gessell dan pada tingkat tertentu Piaget, yang mendasarkan pandangan
mereka pada pandangan biologis yang berkaitan dengan perkembangan manusia. Oleh sebab itu,
focus perkembangan manusia diletakkan pada perkembangan normal, sehingga dapat dianalisis
perkembangan manusia tahap demi tahap dalam bentuk perkembangan normal. Dengan
demikian pandangan ini menyatakan bahwa dimana dan dalam ras apapun perkembangan
manusia secara normal adalah sama.
Para peneliti dibidang psikologi perkembangan manusia yang meyakini prinsip bahwa
perkembangan manusia bervariasi menyandarkan pandangan mereka pada keyakinan yang
berkaitan dengan perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh factor biologis akan tetapi
juga ditentukan oleh factor lingkungan seperti factor sosial dan kebudayaan serta pengalaman
hidupnya yang berpengaruh pada pengembangan manusia, sehingga pada masa dewasa manusia
tersebut menjadi individu yang unik.
Perpaduan antara kedua pandangan tersebut dapat dibuktikan dalam perkembangan bahasa. Pada
batas tertentu perkembangan bahasa dikontrol oleh mekanisme khusus yang dikendalikan oleh
otak dan pada bagian yang lain, perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan sosial
budaya.
6. Assessmen Perkembangan
Perkembangan tidak hanya terbatas pada issu-issu yang telah diuraikan pada bagian terdahulu,
akan tetapi, perkembangan juga menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan assessment
perkembangan. Assessmen mencakup dua bentuk kegiatan yaitu pengukuran dan penilaian.
Pengukuran dan perkembangan dapat dilakukan dengan berbagai tes perkembangan dan evaluasi
perkembangan yang menyangkut penentuan kualitas perkembangan, yang ditentukan
berdasarkan hasil pengukuran perkembangan yang menghasilkan keputusan, seperti
perkembangan normal, dibawah normal,atau di atas normal. Oleh sebab itu, perlu juga
dikembangkan hal-hal yang berkaitan dengan assessmen perkembangan sehingga dapat
dihasilkan keputusan tentang kualitas perkembangan manusia secara akurat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagi berikut:
1. Perkembangan anak usia dini adalah sesuatu yang merujuk pada perubahan-perubahan tertentu
yang terjadi dalam sepanjang siklus kehidupan anak sejak lahir hingga usia delapan tahun,
perubahan yang tidak dapat berulang, tidak dapat diputar kembali, dan bersifat tetap.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu meliputi faktor herediter,
pengaruh kontekstual umum, pengaruh normatif dan normatif, dan pengaruh waktu:periode
sensitif atau kritis.
3. Aspek perkembangan anak usia dini meliputi: perkembangan fisik-motorik, perkembangan
kognitif, perkembangan sosio emosional, perkembangan bahasa dan komunikasi, serta
perkembangan moral dan agama.
4. Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini antara lain: konsep kematangan, studi pola-pola,
dan beberapa prinsip perkembangan lainnya yang dibagi menjadi tiga wilayah yaitu jalinan
timbal balik, asimetri fungsional dan pengaturan diri.
5. Tujuan mempelajari hakikat perkembangan anak usia dini adalah karena perkembangan
manusia bersifat unik, berlangsung dalam waktu panjang, dan bersifat kompleks.
6. Konsep umur dalam perkembangan anak usia dini dibagi menjadi umur kronologis, umur
psikologis, dan umur sosiologis.
7. Periode perkembangan anak usia dini meliputi periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal
anak-anak, masa pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa
perntengahan dewasa, dan masa akhir dewasa.
8. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yang dijelaskan meliputi proses
biologis, proses kognitif, dan sosial
B. Saran
Sebagai pendidik dan calon pendidik anak usia dini, bahkan bagi orang tua dan calon orangtua
sebaiknya memahami hakikat perkembangan anak usia dini agar dapat memberikan stimulasi
yang tepat pada anak sesuai dengan hakikat anak usia dini dan tahap perkembangannya. Makalah
ini akan membantu para pembaca untuk memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Crain William. Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Hastuti. Psikologi Perkembangan Anak. Yogyakarta: Tugu Publisher, 2011.
Hildayani, Rini. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011.
Hurlock Elizabeth B. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. 1987
Hurlock. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan. Jakarta: Erlangga. 2004
Monks, Knoers, dan Haditono. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 2006
Santoso,Soegeng. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademik: April,
2004
Santrock. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jilid 1. Jakarta: Erlangga 2002

Anda mungkin juga menyukai