DOSEM PENGAMPU:
DISUSUN OLEH :
NIM:6193111039
PJKR I C 2019
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
`Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan
jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan
adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.Pertumbuhan dan
perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada
manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
dan melestarikan keturunannya. Pada perkembangan dan pertumbuhan setiap individu pasti
dibutuhkan pendidikan ataupun ilmu agar nantinya individu tersebut dapat menjalankan hidup
dengan semestinya dan menjalankan hidup dengan baik meskipun banyak masalah yang akan
dihadapi.
Semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu disiplin ilmu seperti
psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak,
teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai
lapangan kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan proses pembelajaran,
industri, perdagangan, sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama. Manusia
sendiri adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi manusia yang
demikian, maka secara lebih jelas ,yang menjadi objek kajian psikologi modern adalah
manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi dengan lingkungan. Interaksi
dengan lingkungannya mencakup wilayah yang sangat luas dan beragam. Sesuai dengan
keragaman wilayah interaksi manusia dengan lingkungan itu, maka muncullah cabang-cabang
psikologi.Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi
teoretis dan psikologi terapan.
BAB II
RINGKASAN RIVEW JURNAL
A. Identitas Jurnal Pertama
1. Judul : Konsep Dasar Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik
5. ISBN/ISSN : xxxx-xxxx
6. Penerbit :-
5. ISBN/ISSN : 1411-8391
6. Penerbit :-
A. Sajian Materi
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat,
peredaran waktu tertentu (kartono). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yang
terjadi pada bagian tertentu, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu
organisme (Whitherington, 1991 : 156).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan
individu berupa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan
misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada
rambut.
PERKEMBANGAN
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu
merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses
terbentuknya individu sampai akhir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh
anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurap kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah
bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri
sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan
dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tersebut dinamakan
dengan perkembangan.
Persamaan:
Keduanya merupakan proses perubahan progresif. Maksudnya berjalan secara
bersamaan. Dan bersifat maju, meningkat dan menjadi lebih baik.
Perbedaannya:
Sifat perubahan:
Pada pertumbuhan perubahan bersifat kuantitatif sedangkan pada perkembangan
perubahan bersifat kualitatif fungsional.
Aspek yang berubah:
Pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan pada
perkembangan aspek yang berubah
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
A. SIGMEUN FREUD ( PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL )
1. SAJIAN MATERI
PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth)
sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai:
satu pertambahan atau kenaikan dalan ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme
sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada
perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur seperti panjang atau berat
tubuh.Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad
yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication)
sel-sel.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam
konteks perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
peningkatan dalam ukuran dan struktur; seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala,
jantung, paru-paru, dan sebagainya. Dengan demikian, tidak tepat jika kita misalnya mengatakan
pertumbuhan ingatan, pertumbuhan berpikir, pertumbuhan kecerdasan, dan sebagainya, sebab
kesemuanya merupakan perkembangan fungsi-fungsi rohaniah. Demikian juga tidak tepat kalau
dikatakan pertumbuhan kemampuan berjalan, pertumbuhan menulis, pertumbuhan
pengindreraan, dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perkembangan fungsi-fungsi
jasmaniah.
Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran
sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berani bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya. Sesudah
suatu masa tertentu, fisik mulai mengalami kemunduran dan berakhir pada keruntuhan di hari
tua, di mana kekuatan dan kesehatannya berkurang, panca indra menjadi lemah atau lumpuh
sama sekali. Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental atau psikis yang relatif
berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya. Dengan demikian,
istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk padakejamuan fisik atau pertumbuhan tubuh
yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada
keruntuhannya. Sedangkan istilah“perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau
perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Perkembangan rohani tidak
terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya. Meskipun
terdapat perbedaan penekanan dari kedua istilah tersebut, tetapi dalam literatur psikologi
perkembangan istilah “pertumbuhan”digunakan dalam pengertian yang sama dengan
perkembangan. Bahkan menurut Witherington (1986), “pertumbuhan dalam pengertiannya yang
luas meliputi perkembangan.”
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebutkan di atas,sebenarnya
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju
perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani , demikian pula sebaliknya.
Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap
tertentu menghasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan
mental.
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan maturation,sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan
juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk pada keranuman
atau kemasakan. Kemudian istilah ini diambil untuk digunakan dalam perkembangan individu
karena dipandang terdapat beberapa persesuaian. Chaplin (2002) mengartikan kematangan
(maturarion) sebagai : (1)perkembangan, proses, mencapai kemasakan/usia masak, (2) proses
perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus
spesies (jenis, rumpun). Myers (1996), mendefinisikan kematangan (maturation) sebagai
“biological growth processes that enable orderly in behavior, relatively uninfluenced by
experience. Menurut Zigler dan Stevenson (1993), kematangan adalah “The orderly
physiologycal changes that occur in all species over time and that appear to unfold according to a
genetic blueprint.”Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk
menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu yang bergantung pada pertumbuhan jasmani
dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena
pada saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk
perkembangan makhluk tersebut di kemudian hari. Banyak dari potensi tersebut yang sudah
lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu
secaraperlahan-lahan di kemudian hari.
Jadi, kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak
lahir; timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan
tingkah laku individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor
keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum
dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.Kematangan mula-mula merupakan
suatu hasil daripada adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri
individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf, dan kelenjar-kelenjar yang
disebut dengan kematangan biologis. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang
meliputi keadaan berpikir; rasa, kemauan, dan lain-lain, serta kematangan pada aspek psikis ini
yang memerlukan latihan-latihan tertentu. Misalnya, anak yang baru berusia lima tahun dianggap
masih belum matang untuk menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak, oleh karena itu,
anak yang bersangkutanbelum bisa diberikan matematika dan angka-angka. Pada usia sekitar
empat bulan, seorang anak belum matang didudukkan, karena berdasarkan penelitian bahwa
kemampuan leher dan kepalanya belum mampu untuk tegak. Usaha pemaksaan terhadap
kecepatan tibanya masa kematangan yang terlalu awal akan mengakibatkan kerusakan atau
kegagalan dalam perkembangan tingkah laku individu yang bersangkutan.
Dalam pembahasan jurnal utama dengan judul ‘Konsep Dasar Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta Didik’ yang membahas tentang proses pertumbuhan yang secara dominan
berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik. Pertumbuhan menunjukkan proses
penambahan secara kuantitas, seperti penambahan dalam ukuran besar dan tinggi badan.
Perkembangan juga berhubungan dengan aspek fsikis atau kerohanian, dan berkenaan dengan
peningkatan kualitas seperti peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dalam jurnal ini
menekankan bahwa proses pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur sedangkan
perkembangan berkenaan dengan penyempurnaan fungsi.
Untuk para pendidik serta calon pendidik jelas mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan individu sangatlah penting, bagaimana seorang pendidi bisa menjelaskan materi
yang diajarkan apabila ia tidak mengerti bagaimana sifat dan mental secara umum mengenai
peserta didik. Agar terjadinya kelancaran dalam proses belajar dan mengajar maka pendidik
dituntut mengerti bagaimana menjelaskan materi dengan baik sesuai daya tangkap peserta didik.
Karena pada dasarnya peserta didik memiliki background pertumbuhan dan perkembangan yang
berbeda meski intinya sama sama pernah belajar berjalan, berbicara, makan dan lain lain, namun
setiap peserta didik melalui proses yang berbeda. hal inilah yang menjadi pr bagi para calon
pendidik agar mengerti permasalahan mengenal peserta didik nantinya.
Kelebihan jurnal ini dapat dilihat dari segi isi karena sangatlah membantu memahami
perbedaan antara perkembangan dan perkembangan seorang anak dan dalam jurnal memiliki
kekurangan pada sistematika penulisannya yakni tidak mencamtumkan metodologi penelitian,
bagaimana proses pengolahan dan cara mendapatkan data penelitian, sehingga jurnal ini kurang
lengkap dalam sistemtika penulisan.
Dalam jurnal kedua ini yang memiliki posisi sebagai jurnal pembanding terhadap jurnal
utama, dan memiliki pembahasan yang berbeda dimana jurnal ini lebih memfokuskan pada
proses perkembangan psikologi seorang anak. Selain itu jurnal ini membahas tentang manfaat
psikologi perkembangan.
Studi prkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri. Melalui psikologi
perkembangan kita akan mendapatkan wawasan dan pemahaman perjalanan hidup kita sendiri
(sebagai bayi, anak, remaja atau dewasa), seperti bagaimana hidup kitta kelak ketika kita
bertumbuh sepanjang tahun-tahun dewasa (sebagai orang dewasa tengah baya, sebagai orang
dewasa tua). Singkatnya, mempelajari psikologi perkembangan akan memberikan banyak
informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini, dan kemana masa depan akan
membawa kita.
Kelebihan jurnal ini adalah terdapat pada struktur kebahasaan yang mudah dipahami dan
isi pembahasan jurnal yang saling berhubungan dengan judul jurnal dan sangat mendukung
terhadap proses penambahan penetahuan tentang perkembangan psikologi dan juga proses
perkembangan pisik baik itu perkembangan pisik maupun psikis. Kelemahan jurnal ini terdapat
pada ketidaklengkapan sistematika penulisan jurnal dimana tidak tercantumkan metodologi
penelitian yang dilakukan, serta bagaimana cara memperoleh data dan cara pengolahan data
penelitian tersebut.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam pembahasan critical jurnal ini yang menganalisi dua judul jurnal yang membahas
tentang proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Dimana pada jurnal utama
membahas tentang makna psikologi perkembangan peserta didik mulai dari pengertian, tujuan,
manfaat dan konsep dasar perkembangan peserta didik, hokum-hukum perkembangan, fase-fase
perkembangan baik secara perkembangan periodisasi dan perkembangan secara psikologi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan baik pengaruh secara internal maupun
eksternal serta karakteristik perkembangan peserta didik. Dan pada jurnal pembanding
mambahas secara lebih lengkap tentang perbedaan antara perkembangan dan pertumbuhan
dimana perbedaanya dapat kita lihat pada aspek-aspek yang dianalisis.Pertumbuhan lebih banyak
atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi.
berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan