Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEM PENGAMPU:

Dra. SORTA SIMANJUNTAK, M.S

DISUSUN OLEH :

Gomos Andreas Sianturi

NIM:6193111039

PJKR I C 2019

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
`Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan
jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan
adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.Pertumbuhan dan
perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada
manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
dan melestarikan keturunannya. Pada perkembangan dan pertumbuhan setiap individu pasti
dibutuhkan pendidikan ataupun ilmu agar nantinya individu tersebut dapat menjalankan hidup
dengan semestinya dan menjalankan hidup dengan baik meskipun banyak masalah yang akan
dihadapi.

Semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu disiplin ilmu seperti
psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak,
teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai
lapangan kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan proses pembelajaran,
industri, perdagangan, sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama. Manusia
sendiri adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi manusia yang
demikian, maka secara lebih jelas ,yang menjadi objek kajian psikologi modern adalah
manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi dengan lingkungan. Interaksi
dengan lingkungannya mencakup wilayah yang sangat luas dan beragam. Sesuai dengan
keragaman wilayah interaksi manusia dengan lingkungan itu, maka muncullah cabang-cabang
psikologi.Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi
teoretis dan psikologi terapan.
BAB II
RINGKASAN RIVEW JURNAL
A. Identitas Jurnal Pertama
1. Judul : Konsep Dasar Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik

2. Penulis : Muhammad Syamsussabri

3. Nama Jurnal : Jurnal Perkembangan Peserta Didik

4. Vol/No : Vol-1, No-1, Mei 2013:1-9

5. ISBN/ISSN : xxxx-xxxx

6. Penerbit :-

7. Tahun Terbit : 2013

B. Identitas Jurnal Kedua


1. Judul : Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik

2. Penulis : Drs. Mamin Suparmin, M.Kes.

3. Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Spirit

4. Vol/No : Vol-10, No-2

5. ISBN/ISSN : 1411-8391

6. Penerbit :-

7. Tahun Terbit : 2010


ANALISIS JURNAL

1. KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Oleh : Muhammad Syamsussabri

A. Sajian Materi

PERTUMBUHAN

Ada beberapa pendapat berbeda dalam mengartikan pertumbuhan dan perkembangan.


Namun demikian berdasarkan literature yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk untuk
menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif semakin besar/panjang.
Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya
perubahan aspek psikologis dan aspek sosial.

1. Pengertian Pertumbuhan Secara Etimologi


 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang
berarti tambah besar atau sempurna.
2. Pengertian Pertumbuhan Secara Termitologis
 Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari
sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.

Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat,
peredaran waktu tertentu (kartono). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yang
terjadi pada bagian tertentu, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu
organisme (Whitherington, 1991 : 156).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan
individu berupa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan
misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada
rambut.

3. Menurut Para Ahli

a) Karl E. Garrison  Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk ukuran


badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.
b) Atan Long  Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu peringkat ke
satu peringkat yang lain dari masa ke masa.
c) D.S Wright & Ann Taylor  Pertumbuhan adalah pertambahan dalam berbagai sifat
luaran seseorang (sifat jasmani , seperti: ukuran tubuh, tinggi, berat badan dan lain-lain).

PERKEMBANGAN

1. Pengertian Perkembangan Secara Etimologis


 Perkembangan berasal dari kata kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik.
2. Pengertian Perkembangan Secara Termitologis
 Perkembangan adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial
dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.
3. Menurut Para Ahli
a) Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi
dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok Yussen. 1992).
b) Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B. Harlock).
c) Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang
berbeda dari sebelumnya (Kasiram, 1983 : 23), mengandung arti bahwa perkembangan
merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan pengertian
yang harus dihubungkan dengan perkembangan yaitu:
 Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu
yang baru dan seterusnya sampai dewasa
 Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.
d) Crow: Perkembangan adalah perubahan secara kualitatif serta cenderung kearah yang
lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral, dan sosial.
e) Karl E. Garrison: Perkembangan adalah hasil dari pada tindakan yang saling berkaitan
antara perkembangan jasmani dan pembelajaran.
f) Atan Long: Perkembangan adalah adanya timbul sifat baru yang berlainan dari sifat
awal dan terus berlaku hingga akhir hayat.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu
merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses
terbentuknya individu sampai akhir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh
anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurap kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah
bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri
sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan
dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tersebut dinamakan
dengan perkembangan.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

 Persamaan:
Keduanya merupakan proses perubahan progresif. Maksudnya berjalan secara
bersamaan. Dan bersifat maju, meningkat dan menjadi lebih baik.
 Perbedaannya:
Sifat perubahan:
Pada pertumbuhan perubahan bersifat kuantitatif sedangkan pada perkembangan
perubahan bersifat kualitatif fungsional.
 Aspek yang berubah:
Pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan pada
perkembangan aspek yang berubah

HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

 Perkembangan tidak terpisahkan dari pertumbuhan.


 Perkembangan terjadi bersamaan atau setelah terjadinya proses pertumbuhan.
 Perkembangan terjadi dengan baik jika didukung oleh pertumbuhan yang normal

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
A. SIGMEUN FREUD ( PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL )

1. Fase Oral (0 – 1 tahun)


Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat
mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau
benda – benda sekitarnya.
2. Fase Anal (2 – 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatannya pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila
menghadapi persoalan. Kedekatan anak laki–laki pada ibunya menimbulkan gairah
sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4. Fase Latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas)
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak–anak mencari teman
sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari
orang dewasa.
5. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa
cinta dengan berbeda jenis kelamin.
B. MAKNA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Oleh : Drs.Mamin Suparmin,M.Kes

1. SAJIAN MATERI

PERKEMBANGAN

Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar


melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus
menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu
menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang
berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap
berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir
dengan kematian.Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu
tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat
progresif dan berkesinambungan.Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya,
ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri
memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu
terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin
pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga
tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.

PERTUMBUHAN
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth)
sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai:
satu pertambahan atau kenaikan dalan ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme
sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada
perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur seperti panjang atau berat
tubuh.Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad
yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication)
sel-sel.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam
konteks perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
peningkatan dalam ukuran dan struktur; seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala,
jantung, paru-paru, dan sebagainya. Dengan demikian, tidak tepat jika kita misalnya mengatakan
pertumbuhan ingatan, pertumbuhan berpikir, pertumbuhan kecerdasan, dan sebagainya, sebab
kesemuanya merupakan perkembangan fungsi-fungsi rohaniah. Demikian juga tidak tepat kalau
dikatakan pertumbuhan kemampuan berjalan, pertumbuhan menulis, pertumbuhan
pengindreraan, dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perkembangan fungsi-fungsi
jasmaniah.
Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran
sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berani bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya. Sesudah
suatu masa tertentu, fisik mulai mengalami kemunduran dan berakhir pada keruntuhan di hari
tua, di mana kekuatan dan kesehatannya berkurang, panca indra menjadi lemah atau lumpuh
sama sekali. Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental atau psikis yang relatif
berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya. Dengan demikian,
istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk padakejamuan fisik atau pertumbuhan tubuh
yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada
keruntuhannya. Sedangkan istilah“perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau
perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Perkembangan rohani tidak
terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya. Meskipun
terdapat perbedaan penekanan dari kedua istilah tersebut, tetapi dalam literatur psikologi
perkembangan istilah “pertumbuhan”digunakan dalam pengertian yang sama dengan
perkembangan. Bahkan menurut Witherington (1986), “pertumbuhan dalam pengertiannya yang
luas meliputi perkembangan.”
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebutkan di atas,sebenarnya
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju
perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani , demikian pula sebaliknya.
Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap
tertentu menghasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan
mental.
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan maturation,sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan
juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk pada keranuman
atau kemasakan. Kemudian istilah ini diambil untuk digunakan dalam perkembangan individu
karena dipandang terdapat beberapa persesuaian. Chaplin (2002) mengartikan kematangan
(maturarion) sebagai : (1)perkembangan, proses, mencapai kemasakan/usia masak, (2) proses
perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus
spesies (jenis, rumpun). Myers (1996), mendefinisikan kematangan (maturation) sebagai
“biological growth processes that enable orderly in behavior, relatively uninfluenced by
experience. Menurut Zigler dan Stevenson (1993), kematangan adalah “The orderly
physiologycal changes that occur in all species over time and that appear to unfold according to a
genetic blueprint.”Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk
menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu yang bergantung pada pertumbuhan jasmani
dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena
pada saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk
perkembangan makhluk tersebut di kemudian hari. Banyak dari potensi tersebut yang sudah
lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu
secaraperlahan-lahan di kemudian hari.

Jadi, kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak
lahir; timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan
tingkah laku individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor
keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum
dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.Kematangan mula-mula merupakan
suatu hasil daripada adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri
individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf, dan kelenjar-kelenjar yang
disebut dengan kematangan biologis. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang
meliputi keadaan berpikir; rasa, kemauan, dan lain-lain, serta kematangan pada aspek psikis ini
yang memerlukan latihan-latihan tertentu. Misalnya, anak yang baru berusia lima tahun dianggap
masih belum matang untuk menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak, oleh karena itu,
anak yang bersangkutanbelum bisa diberikan matematika dan angka-angka. Pada usia sekitar
empat bulan, seorang anak belum matang didudukkan, karena berdasarkan penelitian bahwa
kemampuan leher dan kepalanya belum mampu untuk tegak. Usaha pemaksaan terhadap
kecepatan tibanya masa kematangan yang terlalu awal akan mengakibatkan kerusakan atau
kegagalan dalam perkembangan tingkah laku individu yang bersangkutan.

2. KOMENTAR JURNAL PERTAMA

Dalam pembahasan jurnal utama dengan judul ‘Konsep Dasar Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta Didik’ yang membahas tentang proses pertumbuhan yang secara dominan
berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik. Pertumbuhan menunjukkan proses
penambahan secara kuantitas, seperti penambahan dalam ukuran besar dan tinggi badan.
Perkembangan juga berhubungan dengan aspek fsikis atau kerohanian, dan berkenaan dengan
peningkatan kualitas seperti peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dalam jurnal ini
menekankan bahwa proses pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur sedangkan
perkembangan berkenaan dengan penyempurnaan fungsi.

Untuk para pendidik serta calon pendidik jelas mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan individu sangatlah penting, bagaimana seorang pendidi bisa menjelaskan materi
yang diajarkan apabila ia tidak mengerti bagaimana sifat dan mental secara umum mengenai
peserta didik. Agar terjadinya kelancaran dalam proses belajar dan mengajar maka pendidik
dituntut mengerti bagaimana menjelaskan materi dengan baik sesuai daya tangkap peserta didik.
Karena pada dasarnya peserta didik memiliki background pertumbuhan dan perkembangan yang
berbeda meski intinya sama sama pernah belajar berjalan, berbicara, makan dan lain lain, namun
setiap peserta didik melalui proses yang berbeda. hal inilah yang menjadi pr bagi para calon
pendidik agar mengerti permasalahan mengenal peserta didik nantinya.

Kelebihan jurnal ini dapat dilihat dari segi isi karena sangatlah membantu memahami
perbedaan antara perkembangan dan perkembangan seorang anak dan dalam jurnal memiliki
kekurangan pada sistematika penulisannya yakni tidak mencamtumkan metodologi penelitian,
bagaimana proses pengolahan dan cara mendapatkan data penelitian, sehingga jurnal ini kurang
lengkap dalam sistemtika penulisan.

2. KOMENTAR JURNAL KEDUA

Dalam jurnal kedua ini yang memiliki posisi sebagai jurnal pembanding terhadap jurnal
utama, dan memiliki pembahasan yang berbeda dimana jurnal ini lebih memfokuskan pada
proses perkembangan psikologi seorang anak. Selain itu jurnal ini membahas tentang manfaat
psikologi perkembangan.

Studi prkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri. Melalui psikologi
perkembangan kita akan mendapatkan wawasan dan pemahaman perjalanan hidup kita sendiri
(sebagai bayi, anak, remaja atau dewasa), seperti bagaimana hidup kitta kelak ketika kita
bertumbuh sepanjang tahun-tahun dewasa (sebagai orang dewasa tengah baya, sebagai orang
dewasa tua). Singkatnya, mempelajari psikologi perkembangan akan memberikan banyak
informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini, dan kemana masa depan akan
membawa kita.

Dengan demikian jelas betapa besar kegunaan mempelajari psikologi perkembangan


peserta didik bagi guru. Dengan psikologi perkembangan peserta didik memungkinkan guru
memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat
perkembangan anak. Lebih dari itu pengetahuan mengenai psikologi perkembangan peserta didik
akan dapat menimbulkan kesadaran terhadap diri sendiri,sehingga dapat melaksanakan tugas-
tugas perkembangan dengan baik.

Kelebihan jurnal ini adalah terdapat pada struktur kebahasaan yang mudah dipahami dan
isi pembahasan jurnal yang saling berhubungan dengan judul jurnal dan sangat mendukung
terhadap proses penambahan penetahuan tentang perkembangan psikologi dan juga proses
perkembangan pisik baik itu perkembangan pisik maupun psikis. Kelemahan jurnal ini terdapat
pada ketidaklengkapan sistematika penulisan jurnal dimana tidak tercantumkan metodologi
penelitian yang dilakukan, serta bagaimana cara memperoleh data dan cara pengolahan data
penelitian tersebut.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dalam pembahasan critical jurnal ini yang menganalisi dua judul jurnal yang membahas

tentang proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Dimana pada jurnal utama

membahas tentang makna psikologi perkembangan peserta didik mulai dari pengertian, tujuan,

manfaat dan konsep dasar perkembangan peserta didik, hokum-hukum perkembangan, fase-fase

perkembangan baik secara perkembangan periodisasi dan perkembangan secara psikologi serta

faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan baik pengaruh secara internal maupun

eksternal serta karakteristik perkembangan peserta didik. Dan pada jurnal pembanding

mambahas secara lebih lengkap tentang perbedaan antara perkembangan dan pertumbuhan

dimana perbedaanya dapat kita lihat pada aspek-aspek yang dianalisis.Pertumbuhan lebih banyak

berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik. Pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan

atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi.

Perkembangan berhubungan dengan aspek-aspek pasikis atau rohaniah. Perkembangan

berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan

demikian, disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur

sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.

Anda mungkin juga menyukai