Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERSENTASE MISIOLOGI

MISI PAULUS DALAM SURAT IBRANI

DIPERSENTASIKAN OLEH KELOMPOK 5

Nama:1.Rasmehuli Br. Sembiring

2. Kris Eko Pardede

3. Yoel Palempung

DOSEN PENGAMPU

Maramis Sitinjak, M.Mis., M.Pd.


SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA PAULUS (STTP)

MEDAN

2022
MISI RASUL PAULUS DALAM SURAT IBRAN

Latar Belakang Surat Ibrani

Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan.
Judul kitab ini didalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada orang Ibrani".
Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang
Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika
mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi
berbahasa Yunani yang tinggal diluar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara
di Italia" (varsi Inggris NIV - "mereka dari Italia mengirim salam" (Ibr. 13:24) mungkin sekali
berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan
mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para
penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang
merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai
menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada
kepecayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putas asa.

Surat kepada orang Ibrani adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dan
merupakan sebuah tulisan teologi dari periode awal kekristenan yang disusun dengan kaidah
bahasa Yunani yang baik. Sebagai surat kitab ini tidak memiliki salam pembuka layaknya surat-
surat kiriman pada masa itu. Kitab ini lebih mirip khotbah yang memuat uraian teologi yang
rumit dan penuh teka-teki. Karena di dalamnya tidak hanya dipaparkan tentang keistimewaan
Yesus di hadapan Yahudi, tetapi juga dalam konteks filsafat platonis.

Penulis surat ini tidak mencantumkan namanya, sehingga tidak diketahui pasti. Pada abad-abad
pertama kekristenan hingga abad pertengahan, surat Ibrani diyakini ditulis oleh Rasul Paulus,
meskipun tidak dimulai dengan nama Paulus, seperti surar-surat Paulus lainnya.

Isi Surat Ibrani

1. Ibrani 1:1-4:13 Bagian ini berbicara mengenai Kristus sebagai penyataan Allah yang paling
sempurna. Di sini disebutkan bahwa mengenai Firman Allah yang disampaikan melalui Yesus
Kristus lebih baik jika dibandingkan dengan Firman Allah yang disampaikan melalui Malaikat
dan Musa.

2 Ibrani 4:14-10:31; Pada bagian ini kematian Kristus dimaknai pengorbanan paling sempurna
yang menghapus dosa manusia untuk selama-lamanya. Untuk bisa memahami hal ini terlebih
dahulu harus membandingkan pengorbanan yang dilakukan Yesus dan peran Imam dalam
tradisi Yahudi yang identik dengan kekudusan dan persembahan korban. Disinilah dapat dilihat
keistimewaan pengorbanan Kristus, karena sebagai imam Kristus sendiri mengorbankan diriNya
sehingga tidak ada lagi medium (korban) untuk menghubungkan Allah dan manusia.

3. Ibrani 10:32-12:29; Menyatakan bahwa pengharapan atas korban penghapus dosa yang
dilakukan oleh Yesus menjadikan manusia layak memasuki dunia surgawi.

4. Ibrani 13:1-24; berisi nasihat dan penutup.

Misi Paulus Menulis Surat Kepada Orang-Orang Ibrani

Orang-orang Kristen Yahudi, apakah hanya satu jemaat ataukah dalam jumlah yang lebih
banyak dan tersebar secara geografis, berada dalam bahaya akan meninggalkan Kristus
(murtad) dan kembali ke Yudaisme. Kemurtadan ini merupakan bahaya yang sudah dekat (2:1)
dan berlandaskan pada ke tidak percayaan (3:12). Perilaku mengisyaratkan adanya
kemungkinan tersebut (5:13-14). Mengabaikan ibadah umum (10:25), kelemahan di dalam doa
(12:12), ketidak mantapan tertentu di dalam melaksanakan doktri (13:9), penolakan untuk
mengajar orang lain sebagaimana seharusnya dilakukan orang yang sudah dewasa imannya
(5:12), dan mengabaikan Alkitab (2:1). Dan untuk mencegah perkembangan kearah itu maka
Paulus mengirim surat ini dalam misi untuk:

1. Memperingatkan orang-orang Yahudi yang telah percaya, supaya mereka tidak kembali
kebawah perbudakan Hukum Taurat, (4:1; 6:1). Melainkan mendorong mereka untuk
mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus dan kembali kejalan mereka terdahulu
(10:32-38). Karena di bawah tekanan berbagai kesengsaraan, banyak orang Krsten-Yahudi
tampaknya menarik diri dari persekutuan (gereja) dan kembali di sinagoge (10:25, 38-39).
Disini Paulus berhasrat untuk menunjukan kepada para orang Kristen-Yahudi ini bahwa hukum
Musa sendiri menunjuk kepada Yesus Kristus dan pendamaian-Nya sebagai sumber sejati
keselamatan.

2. Menyampaikan keunggulan Kristus Yesus, dibandingakan berbagai lembaga serta tokoh


dalam Perjanjian Lama yang menjadi acuan orang Yahudi.

* Bahwa Yesus Kristus lebih tinggi dari pada malaikat. (1:4-2:18) dan memiliki nama yang
lebih unggul dan pemanggilan yang lebih tinggi. Para malaikat adalah hamba, tetapi Yesus
Kristus adalah Anak Allah.

* Bahwa Yesus Kristus lebih unggul dari pada Musa dan bahwa pelayanan-Nya membawa
suatu perjanjian baru yang lebih unggul dari pada Perjanjian Lama di bawah hukum Musa.
* Bahwa Yesus Kristus adalah Imam besar yang Agung dari imamat Melkisedek, lebih unggul
dari imam besar Harun (Lewi). Itu memperlihatkan bahwa keselamatan tidak ditemukan dalam
hukum Musa atau tata cara yang diselenggarakan oleh para Imam Lewi.

* Bahwa hanya melalui korban pendamaian Yesus Kristuslah manusia boleh menerima
pengampunan dosa.

Ciri-ciri Khas

Delapan ciri utama menandai surat ini:

1. Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah
risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat".

2. Diantara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati
gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya.

3. Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam
Besar.

4. Ajarannya tentang Kristus itu sangat kaya variasi, dan memakai kebih daripada dua puluh
nama dan gelar untuk Kristus.

5. Kata kunci adalah "lebih baik" (dipakai tiga kali). Yesus lebih baik daripada malaikat dan
semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhatian, perjanjian, pengharapan, keimaman,
kurban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.

6. Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman.

7. Kitab ini sarat dengan kutipan dan perunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian
yang berharga mengenai penafsiran umat Krsiten mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL,
khususnya dalam bidanglambanh-lambang.

8. Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani
daripada kitab lainnya dalam PB.

Kesimpulan

1. Melalui surat Ibrani ini dapat diketahui bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang jauh
lebih tinggi kedudukannya dari pada malaikat, Musa, dan Imam Harun. Bahwa Yesus Kristus
sebagai imam Besar Agung telah membawa darahNya sebagai korban penghapus dosa umat
manusia satu kali untuk selama-lamanya.

2. Hendaklah orang yang sudah percaya kepada Yesus Krisrus jangan mundur dari imannya atau
murtada, bahaya karena kemurtadan sangat mengerikan, tidak adalagi korban untuk
menghapuskan dosa.

3. Orang Kristen harus teguh dalam berpengharapan kepada Yesus Kristus sekalipun mengalami
tekanan, kesengsaraan atau penganiayaan, karena ada upah yang menanti bagi orang yang
setia.

Anda mungkin juga menyukai