Prodi: paud
Identitas buku:
Judul: pengantar perjanjian baru
1. SURAT IBRANI 1
2. SURAT YAKOBUS 51
3. SURAT 1 PETRUS 87
BAB 1
SURAT IBRANI
Alkitab Ibrani atau Kitab Suci Ibrani (bahasa Latin: Biblia Hebraica) adalah
istilah yang digunakan oleh para akademisi biblika untuk merujuk
pada Tanakh (bahasa Ibrani: )ך"תנ, yakni kumpulan teks-teks Yahudi kanonikal, yang
mana merupakan sumber tekstual umum beberapa edisi kanonik dari Perjanjian
Lama Kristen. Teks-teks ini terutama tersusun dalam bahasa Ibrani Biblika, dengan
beberapa bagian dalam bahasa Aramaik Biblika (pada kitab-kitab Daniel, Ezra, dan
beberapa lainnya).
1. PENULISAN
Pada abad-abad pertama kekristenan hingga Abad Pertengahan, surat Ibrani diyakini ditulis oleh
rasul Paulus. Pandangan ini kehilangan banyak pendukungnya, karena beberapa hal.
Pertama, gaya penulisan surat ini berbeda dengan gaya penulisan rasul Paulus,
Kedua, ada keterangan di dalam surat ini yang menyebutkan bahwa si penulis
adalah orang yang menerima perkataan Kristus dari orang lain. sementara
Paulus sendiri mengaku sebagai saksi mata yang telah melihat Yesus dan
dengan demikian memiliki status yang sama dengan rasul-rasul yang
lain. Barnabas dan apolos juga disebut-sebut sebagai penulis surat ini, namun
pandangan ini tidak didukung cukup bukti.[1] Akhirnya, para pakar modern
sepakat bahwa tidak ada kepastian mengenai penulis surat ini.[1] Yang jelas,
penulisnya adalah orang berpendidikan yang terlatih dalam hukum Taurat,
retorika Yunani yang juga mengenal dengan baik filsafat Plato.
surat Ibrani ditulis sebelum tahun 100 Masehi. Robinson menyakini surat ini ditulis pada tahun
67 M, Pendapat lain memberi perkiraan tahun 81-96 atau tahun 93-96.
2. TUJUAN PENULISAN
Frasa "kepada Orang Ibrani" pada perikop surat sama sekali tidak menjadi bukti bahwa
surat Ibrani memang ditujukan untuk orang-orang Ibrani. Frasa ini dicantumkan oleh
gereja mula-mula untuk menggambarkan isi surat yang berbicara banyak mengenai Kristus
dan tradisi Yahudi. Pandangan yang diterima secara umum adalah Surat kepada Orang-
orang Ibrani ditujukan untuk orang-orang Kristen di Italia yang membutuhkan nasihat,
bimbingan, dan penghiburan.
3. BENTUK GAYA DAN SASTRA
Bahasa Ibrani adalah cabang dari bahasa Kanaan dan Amorit, atau lebih tepat Kanaan
dan Amorit adalah dialek-dialek nenek moyang yang melalui percampuran keduanya
pertumbuhan bahasa Ibrani dapat dijelaskan.
Bahasa Ibrani (Israel) dan Moabit (Yordan) bisa disebut dialek Kanaan Selatan
sedangkan Fenisia (Libanon) bisa disebut dialek Kanaan Utara. Bahasa Kanaan dekat
berhubungan dengan Aram dan juga dengan bahasa Arab Selatan-Tengah dalam kadar
lebih sedikit. Manakala dialek Kanaan lain telah punah, bahasa Ibrani terus hidup. Ibrani
berkembang sebagai bahasa tuturan di Israel dari abad ke-10 SM hingga masa sebelum
Zaman Bizantium pada abad ke-3 atau ke-4 Masehi. Selepas itu bahasa Ibrani diteruskan
sebagai bahasa kesusasteraan hingga Era Moden sebagai bahasa tuturan pada abad ke-19.
Bahasa Ibrani mengalami lima tahap perkembangan yang utama, yaitu:
BAB 3
SURAT 1 PETRUS
Surat Petrus yang Pertama (disingkat Surat 1 Petrus) adalah salah satu surat
yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Penulisnya adalah Simon
Petrus rasul Yesus Kristus, seperti pernyataan di awal surat. Surat ini ditujukan
kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil.
Mereka disebut "umat pilihan Tuhan".
1. PENULIS
Petrus menuliskan suratnya yang pertama antara 62 dan 64 M. Dia
menulis dari “Babilon” (1 Petrus 5:13), mungkin suatu rujukan simbolis bagi
Roma. Umumnya diterima bahwa Petrus mati selama pemerintahan Kaisar
Romawi Nero—kemungkinan setelah 64 M, ketika Nero mulai menganiaya
orang-orang Kristen.
2. TUJUAN PENULISAN
Surat ini menekankan pengharapan, dan petrus ingin mendorong
jemaat hidup sesuai dengan pengharapan yang mereka terima melalui
kristus. Ia memberikan bimbingan yang praktis mereka dengan orang lain
dan secara khusus mendorong mereka tetap bersukacita dalam penderitaan
demi kepentingan kristus.
3. PENERIMA SURAT
Daerah yang didiami eloh etnis galitia hanya lah sebagian dari
provinsi galitia. Tetapi tampaknya paling mungkin jika 1 petrus hanya di tulis
bagi daerah utara, yang berarti tujukan kebagian utara pegunungan Taurus.
Kesimpulannya ini di dukung oleh fakta bahwa pontus dan batinia, yang
berdasarkan administrasi roma merupakn satu provinsi, tidak hanya di
sebutkan secara terpisah, namun pontus di sebutkan terlebih dahulu. Teori
bahwa 1 petrus di tunjukan bagi orang Kristen yahudi ada sejak masa origen
tetapi belakangan ini tidak hanya di dukung karna banyaknya kutipan LXX
dan sifat argumentasi surat ini tidak akan bisa di pahami oleh mereka yang
tidak akrab dengan latar belakang perjanjian lama.
4. KESERUPAAN TULISAN
Hal serupa berlaku bagi teori bornemann bahwa seluruh 1 petrus
merupakan homili yang di dasarkan pada mazmur 34, meski di sini pun
teoritikus homily seperti boismard menggangap mazmur 34 sebagai bagian
dari ucapan liturgy.Kita perlu melihat teori bahwa 1 petrus mengandung
fragmen himne yang khususnya di dukung oleh bultmanndan boismard.
5. GARIS BESAR SURAT 1 PETRUS
Salam (1:1-3)
Natur keselamatan Kristen (1:3-2:10)
Relasi di antara orang Kristen (2:1-3:12)
Orang Kristen dan pelayanan (3:13-4:19)
Displin Kristen (5:1-11)
Kesimpulan (5:12-14)
BAB 4
SURAT 2 PETRUS
surat 2 petrus adalah salah satu yang paling problematis di
perjanjian baru. Keaslian surat ini di ragukan dan banyak pakar menilain
keraguan ini di dukung oleh bukti internal.mayoritas pakar menganggap
2 petrus bukanlah tulisan petrus meski 2 petrus 1:1 mencantumkan
petrus sebagai penulis. Menurut mereka, 2 petrus adalah karya
pseudepigrafa yang di tulis semasa terkemudian.
1. PETRUS DALAM JEMAAT MULA-MULA
Kita akan mulai dari origen, bapa gereja yang amat penting dalam
hal ini. Para pakar kerap mulai dengan menyatakan bahwa 2 petrus tidak
jelas di kenal pada masa origen sehingga keasliannya harus di curigai,
khususnya karena origen juga mencatat keraguan beberapa orang
terhadapnya,Bahwa tidak ada bukti jemaat mula-mula yang pernah
menolak 2 petrus karena di anggap palsu, meski pun mereka memang
sempaat ragu sebelum menerimanya. Dengan mengingat hal ini.
2. PENULISAN
Penulis surat Petrus yang kedua ini adalah Simon Petrus yang
merupakan murid dan rasul Yesus. Pernah muncul sebuah teori yang
mengemukakan bahwa surat ini adalah pseudopigrafa, yaitu tulisan yang
disebarkan sesudah kematian seorang ternama, namun tidak ada bukti
kuat mengenai hal ini. Mengenai surat 2 Petrus ini Guthrie mencatat,
“tidak ada keraguan bahwa sang penulis bermaksud agar pembacanya
tahu bahwa ia adalah rasul Petrus.” Pada 2 Petrus 1:1 sang pengarang
mengidentifikasi dirinya sebagai Συμεὼν Πέτρος, “Symeon Petros.”
Jikalau pengarang ini seorang Petrus gadungan dari abad ke-2, rasanya ia
tidak akan memakai ejaan ini, terlebih jika dalam surat ini ia berupaya
menghubungkan dengan surat 1 Petrus yang hanya memakai nama
Πέτρος "Petros" saja. Pada ayat 1:14 sang pengarang berbicara mengenai
kematiannya yang segera tiba dan itu sesuai dengan yang pernah
dinyatakan oleh Tuhan (Yesus) kepadanya. Pada ayat 1:16-18 ia
mengklaim sebagai saksi mata peristiwa Transfigurasi Yesus. Ayat 3:1
merujuk kepada surat terdahulu yang dikirimkannya kepada penerima
yang sama. Pada ayat 3:15 ia tampaknya menempatkan Paulus setingkat
dengannya, dengan menyebutnya “saudara kita terkasih”. Itu semua
menguatkan keotentikan Petrus sebagai penulis surat ini.
3. PEMBACA
Penulis melayani bersama rekan-rekan lain yang merupakan saksi
mata dari peristiwa pemuliaan karena itu di sebutkan sebagai “rasul-rasul”.
Tetapi bentuk jamak di ayat tidak harus berarti lebih dari seorang rasul dan
bisa sekadar gaya untuk menghindari bentuk tunggal. Tetapi karena ayat
sebelumnya memakai bentuk tunggaal, pemakaianya bentuk zaman bisa jadi
mau menyinggungg saksi mata sekaligus penulis.dengan kurangnya data
yang memandai, tidak ada pilihan kecuali membiarkan lokasi pembaca
terbuka untuk di pertanyakan. Tetapi dalam kasus ini,hal ini terlalu
mempengaruhi penafsiran surat ini.
4. GARIS BESAR SURAT 2 PETRUS
Salam (1:1-2)
Pengetahuan yang sejati (1:3:-4)
Pengetahuan yang semu (2:1-22)
Tantangan saat ini (3:1-18)
BAB 5
SURAT-SURAT YOHANES
Surat Yohanes yang Pertama (disingkat Surat 1 Yohanes) adalah salah
satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang
merupakan sebuah surat yang di kirim dan diedarkan kepada kelompok lain,
di mana tulisan itu berupa sebuah wejangan untuk membina iman yang
sejati. Sebetulnya 1 Yohanes tidak benar-benar berupa surat, karena nama
penulis, nama si teralamat dan ciri-ciri lazim dalam sebuah surat pada zaman
kuno tidak ada. Hal ini dapat terlihat dalam 1 Yohanes 2:1, pembaca langsung
disapa dengan "anak-anak" dan "yang terkasih".
1. PENULISAN
Surat Yohanes yang pertama ditulis oleh Yohanes sang Penginjil ketika berada
di Efesus sekitar tahun 100 M. Orang yang paling awal mengutip isi surat ini adalah
Bapa Gereja Polikarpus yang merupakan uskup dari Smirna. Polikarpus sendiri
menjadi Kristen karena pemberitaan dari para rasul yang kemudian
menahbiskannya menjadi uskup.
2. PERISTIWA DAN LATAR BELAKANG
Mustahil untuk memahami tujuan 1 yohanes sampai kita telah
membahas latar belakang pemikiran yang mendasarinya. Meski data
yang berasal dari surat ini sangat sediki, ada ayat-ayat yang berbicara
tentang ajaran sesat yang di perangin, yang cukup menolong kita
membandingkan dengan kecondongan gnostic terawal, khususnya
dokestisme.
Jadi, aspek utama dari bidat yang di lawan 1 yohanes adalah
penyangkalan terhadap inkarnasi, yang dianut oleh seluruh gnostik
(dalam pengertian terluas sebagai mereka yang mencari keselamatan
melalui iluminasi).gnostik tidak bisa memahami konsep allah yang
berinkanasi sehingga menolaknya.doketisme mau menyelesaikan
kesulitan intelektual ini dengan membedakan antara yesus manusiawi
dan kristus sorgawi, dan inkarnasi bukanlah suatu relasi. Solusi ini
banyak rujuk dan di nilai bermanfaat untuk menghindari anomaly
keberbagai kristus dalam materi yang secara inheren di anggap jahat.
3. TUJUAN PENULISAN
Surat 2 Yohanes ditujukan kepada "Ibu" yang terpilih serta anak-
anaknya. Maksud dari penggunaan kata "ibu" bukanlah seorang ibu
secara harafiah yang diketahui oleh banyak orang, melainkan ini adalah
sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah jemaat serta anggota-
anggotanya. 2 Yohanes 4 mengatakan hanya sebagian anggota-anggota
jemaat hidup dalam kebenaran dan bagian inti surat ini adalah berupa
peringatan terhadap pihak-pihak penyesat yang
mengancam iman kepada Yesus Kristus. Orang seharusnya berpegang
teguh pada pengajaran Yesus. Surat ini dengan demikian ditulis untuk
membuat pembacanya siap siaga untuk menghadapi pengajar-pengajar
sesat.
4. BENTUK DAN LOKASIS PENERIMA SURAT
Beberapa pakar mengategorikan 1 yohanes sebagai traktar umum
ataau diatribe yang berbentuk surat. Kesuliatn dari pandangan ini, 1
yohanes di landasi oleh situasi historis yang definit. Ketika penulis
menyebut tentang guru palsu, ia berbicara kepada jemaat dengan cara
yang menunjukkan bahwa ia mengenal mereka secara pribadi. Tujuan
1 yohanes cukup terbatas dan di tulis bagi mereka yang memiliki
pengalaman Kristen. Penerima surat kerap di sebut sebagai “anak-
anak” dan “ terkasih”yang menunjukkan relasi pribadi antara penulis
dan pembaca,suatu hal yang tidak mencirikan traktar umum.
5. RELASI DENGAN INJIL KEEMPAT
kemiripan
Pembacaan yang santai sekalipun akan segera mengenali beberapa
kemiripan antara injil yohanes dan 1 yohanes. Keduanya memakai
konssep abstrak seperti “terang,” DAN KASIH “kasih”,menyebut “hidup
kekal”sebagai milik orang percaya, dan menyebut kristus sebagai
logos.kesan pertama ini akan di perkuat saat kita melakukan
perbandingan bahasa yang mendetail. Seperti halnya injil yohanes,
pengulangan di 1 yohanes juga hampir mencapai titik
menonton.keduanya memakai bangunan yang sederhanaa, paralelisme
antithesis ibrani, frasa-frasa khas seperti “ telah berdosa”melakukan
kebenaran,”tinggal”menaklukan dunia,”roh kebenaran”dan antithesis
serupa seperti terang dan gelap,kebenaran dan kesesakan, allah dan
dunia,kasih dan benci, anak-anak allah dan anak-anak iblis.
6. GARIS BESAR 1 YOHANES
2. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24)
3.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6)
4. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3)
2 YOHANES
Seperti 3 yohanes 2 yohanes sedemikian singkat sehingga bisaa di
muat di selembar papirus.tetapi kedua surat ini telah di pelihara kaarena
arti penting mereka bagi jemaat.keduanya memang tidak berpengaruh
yang besar bagi pemikiran Kristen,tetapi keduanya menolong kita
mengenal perihal jaman itu, meski gambaran yang di berikan mungkin
bersifat sepintas lalu.meskipun singkat, keduanyaa memunculkan
problem bagi pakar, dan beberapa di antaranya tidak mudah di jawab
secara menyakinkan.
1. PENULISAN
Penulis surat 2 Yohanes dan 3 Yohanes adalah orang yang sama. Ia
memperkenalkan dirinya sebagai seorang "Penatua" (2 Yohanes 1; 3
Yohanes 1). Gelar penatua merupakan sebuah gelar kehormatan yang
mengandung kewibaan penulis.[3] Gelar penatua juga bukan merupakan
gelar petugas/pejabat jemaat seperti dalam surat-surat
pastoral.[3] Penatua adalah seorang tokoh yang berwibawa secara
pribadi.
Para ahli ilmu tafsir yang sesuai dengan tradisi menerima
bahwapenulis Injil Yohanes dan Surat 1 Yohanes ialah rasul Yohanes,
yaitu salah seorang dari keduabelas Rasul yang dipilih sendiri
oleh Yesus Kristus. Hal ini juga bersesuaian dengan 2 Yohanes dan 3
Yohanes yang menyatakan Si Penatua adalah rasul Yohanes. Namun,
dalam tradisi ditemukan juga pendapat bahwa penulis 2 Yohanes dan 3
Yohanes, yaitu "Penatua", berbeda dengan rasul Yohanes (Hieronimus,
tahun 400 Masehi, Sinoda Roma tahun 382 Masehi).
2. PENERIMA SURAT
Surat 2 Yohanes ditujukan kepada "Ibu" yang terpilih serta anak-
anaknya. Maksud dari penggunaan kata "ibu" bukanlah seorang ibu
secara harafiah yang diketahui oleh banyak orang, melainkan ini adalah
sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah jemaat serta anggota-
anggotanya. 2 Yohanes 4 mengatakan hanya sebagian anggota-anggota
jemaat hidup dalam kebenaran dan bagian inti surat ini adalah berupa
peringatan terhadap pihak-pihak penyesat yang
mengancam iman kepada Yesus Kristus. Orang seharusnya berpegang
teguh pada pengajaran Yesus. Surat ini dengan demikian ditulis untuk
membuat pembacanya siap siaga untuk menghadapi pengajar-pengajar
sesat.
3. KESEMPATAN DAN PERISTIWA
Beberapa data dari 2 yohanes bisa menunjukan latar belakang
sura ini.guru palsu yang muncul di ayat 7 jelas sama dengan yang
dirujuk di 1 yohanes.iotu berarti mereka adalah para doketis yang
doktrinnya amat mengancam jemaat. Mereka berkeliling ke
jemaat-jemaat dan memanfaatkan kebiasaan orang kristeen
memberi tumbangan.
4. GARIS BESAR
2 Yohanes 1:6 Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup
menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu
harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari
mulanya.
2 Yohanes 1:8-9 Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa
yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat
upahmu sepenuhnya.
Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang
melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa
tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
3 YOHANES
Kaitan 3 yohanes dengan 2 yohanes begitun erat, sehingga uraian di
atas juga bisa menjawab problem 3 yohanes. Problem penulisan praktis
bergeser menjadi uraian tentang relasi di antara kedua surat ini.
1. PENULISAN
Surat 3 Yohanes sebetulnya merupakan sebuah kesatuan dengan
surat 2 Yohanes. Pengarang surat ini menyebut dirinya penatua (3 Yoh
1). Sebutan penatua sebetulnya menunjuk pada dua kemungkinan:
KITAB WAHYU
d. D. Sesudah Konflik