Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BACAAN

Nama: nurmawati gulo

Prodi: paud

Identitas buku:
Judul: pengantar perjanjian baru

Penulis: Donald guthrie

Penerbit: momentum (momentum Christian literature)

Cetakan ketiga: januari 2014

Tebal: 356 halaman


DAFTAR ISI
PENGANTAR EDISI EMPAT vii

1. SURAT IBRANI 1

2. SURAT YAKOBUS 51

3. SURAT 1 PETRUS 87

4. SURAT 2 PETRUS 127

5. SURAT-SURAT YOHANES 175

6. SURAT YUDAS 215

7. KITAB WAHYU 241


PENGANTAR UNTUK EDISI KEEMPAT
Saya memiliki dua tujuan. Perubahan di dalaam teks di maksudkan menjelaskan
berbagai isu yang telah jauh lebih kompleks sejak terbitnya edisi ketiga.beberapa
paragraph telah di tambahkan dan beberapa penulisan ulang juga di lakukan.
Perubahan yang paling luas muncul dalam bab tentang injil, markus, kritik bentuk,
dan kritik redaksi, selain itu juga di lakukan pemodifikasian di sana sini.
Tujuan kedua saya adalah untuk menyediakan beberapa petunjuk terhadap
luasnya literature yang telah muncul sejak revisi terakhir.
Saya kembali ingin mengucapkan terima kasih secara pribadi kepada penerbit bagi
segala bantuan yang telah di berikan di dalam penerbitan edisi yang bru ini.

BAB 1
SURAT IBRANI
Alkitab Ibrani atau Kitab Suci Ibrani (bahasa Latin: Biblia Hebraica) adalah
istilah yang digunakan oleh para akademisi biblika untuk merujuk
pada Tanakh (bahasa Ibrani: ‫)ך"תנ‬, yakni kumpulan teks-teks Yahudi kanonikal, yang
mana merupakan sumber tekstual umum beberapa edisi kanonik dari Perjanjian
Lama Kristen. Teks-teks ini terutama tersusun dalam bahasa Ibrani Biblika, dengan
beberapa bagian dalam bahasa Aramaik Biblika (pada kitab-kitab Daniel, Ezra, dan
beberapa lainnya).

Istilah Alkitab Ibrani merupakan suatu upaya untuk memberikan kekhususan


dalam kaitannya dengan isi, sekaligus menghindari kiasan pada setiap tradisi
keilmuan teologis atau penafsiran tertentu. Istilah ini banyak digunakan dalam
tulisan akademik dan diskusi antar agama dalam konteks yang relatif netral yang
dimaksudkan untuk menyelenggarakan dialog di antara semua tradisi keagamaan,
tetapi tidak digunakan secara luas dalam pembahasan internal dari agama-agama
yang menggunakan teks darinya.

1. PENULISAN

Pada abad-abad pertama kekristenan hingga Abad Pertengahan, surat Ibrani diyakini ditulis oleh
rasul Paulus. Pandangan ini kehilangan banyak pendukungnya, karena beberapa hal.

 Pertama, gaya penulisan surat ini berbeda dengan gaya penulisan rasul Paulus,
 Kedua, ada keterangan di dalam surat ini yang menyebutkan bahwa si penulis
adalah orang yang menerima perkataan Kristus dari orang lain. sementara
Paulus sendiri mengaku sebagai saksi mata yang telah melihat Yesus dan
dengan demikian memiliki status yang sama dengan rasul-rasul yang
lain. Barnabas dan apolos juga disebut-sebut sebagai penulis surat ini, namun
pandangan ini tidak didukung cukup bukti.[1] Akhirnya, para pakar modern
sepakat bahwa tidak ada kepastian mengenai penulis surat ini.[1] Yang jelas,
penulisnya adalah orang berpendidikan yang terlatih dalam hukum Taurat,
retorika Yunani yang juga mengenal dengan baik filsafat Plato.
surat Ibrani ditulis sebelum tahun 100 Masehi. Robinson menyakini surat ini ditulis pada tahun
67 M, Pendapat lain memberi perkiraan tahun 81-96 atau tahun 93-96.
2. TUJUAN PENULISAN
Frasa "kepada Orang Ibrani" pada perikop surat sama sekali tidak menjadi bukti bahwa
surat Ibrani memang ditujukan untuk orang-orang Ibrani. Frasa ini dicantumkan oleh
gereja mula-mula untuk menggambarkan isi surat yang berbicara banyak mengenai Kristus
dan tradisi Yahudi. Pandangan yang diterima secara umum adalah Surat kepada Orang-
orang Ibrani ditujukan untuk orang-orang Kristen di Italia yang membutuhkan nasihat,
bimbingan, dan penghiburan.
3. BENTUK GAYA DAN SASTRA

Bahasa Ibrani adalah cabang dari bahasa Kanaan dan Amorit, atau lebih tepat Kanaan
dan Amorit adalah dialek-dialek nenek moyang yang melalui percampuran keduanya
pertumbuhan bahasa Ibrani dapat dijelaskan.

Bahasa Ibrani (Israel) dan Moabit (Yordan) bisa disebut dialek Kanaan Selatan
sedangkan Fenisia (Libanon) bisa disebut dialek Kanaan Utara. Bahasa Kanaan dekat
berhubungan dengan Aram dan juga dengan bahasa Arab Selatan-Tengah dalam kadar
lebih sedikit. Manakala dialek Kanaan lain telah punah, bahasa Ibrani terus hidup. Ibrani
berkembang sebagai bahasa tuturan di Israel dari abad ke-10 SM hingga masa sebelum
Zaman Bizantium pada abad ke-3 atau ke-4 Masehi. Selepas itu bahasa Ibrani diteruskan
sebagai bahasa kesusasteraan hingga Era Moden sebagai bahasa tuturan pada abad ke-19.
Bahasa Ibrani mengalami lima tahap perkembangan yang utama, yaitu:

1. Ibrani Kuno (sebelum 500 SM)


2. Ibrani Kitab Suci (500-200 SM; mis. di kitab Ezra, Nehemia, Ester)
3. Ibrani Mishnah (200 SM - 600 M; mis. gulungan naskah Qumran)
4. Ibrani Para Rabi (600-1800 M)
5. Ibrani Modern (abad ke-20 hingga sekarang)

4. GARIS BESAR SURAT IBRANI


 Putra allah lebih tinggi dari pada para malaikat
 Putra allah lebih tinggi dari pada musa
 Putra allah lebih tinggi dari pada yosua
 Putra allah lebih tinggi dari pada iman besar
BAB 2
SURAT YAKOBUS
Surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian perjanjian
baru di Alkitab Kristen. Digolongkan ke dalam "Surat-surat Am" (bahasa Yunani: Katholike
Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat 1 Petrus, surat 2 Petrus, dan ketiga surat
Yohanes, sejak zaman Eusebius sekitar tahun 260-340 Masehi. Inti dari keseluruhan surat
ini adalah menguraikan berbagai pokok pandangan Kristen seperti misalnya kekayaan dan
kemiskinan, godaan, kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan, ucapan-ucapan
mulut, kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati, hal menyalahkan
orang lain, membual, kesabaran, dan doa. Surat ini juga menekankan bahwa dalam
menjalankan agama Kristen, iman harus disertai perbuatan.
1. Penulis
Penulis surat ini adalah Yakobus, yang disebut-sebut sebagai saudara kandung
Yesus Kristus (Mat 13:55; Mrk 6:3). Yakobus bukan orang-percaya (Yoh 7:3-5)
sampai kelak Yesus bangkit dari antara orang mati (Kis 1:14; 1 Kor 15:7; Gal
1:19).Dia menjadi gembala bagi gereja Yerusalem dan dianggap sebagai pilar bagi
jemaat-mula-mula (Gal 2:9) yang kemungkinan besar dituliskan pada tahun 45, sebelum
Konsili pertama di Yerusalem pada tahun 50. Yakobus mati sebagai martir sekitar tahun 62,
menurut sejarahwan Yosephus.
2. Tujuan Penulisan
Beberapa pakar menganggap surat ini dituliskan sebagai respon bagi interpretasi
yang salah atas pengajaran Paulus terkait iman. Pandangan ekstrim, yang dikenal
dengan istilah antinomianis, menyatakankan iman kepada Kristus membebaskan
orang Kristen dari semua hukum Taurat, baik yang terkait hukum sekuler maupun
moral. Surat ini ditujukan pada orang Kristen-Yahudi yang tersebar di mana-mana
(Yak 1:1).
3. BENTUK GAYA DAN SASTRA
Gaya menulis dalam kitab ini berwibawa, sederhana, dan terus terang. Kitab ini
tidak memiliki kepaduan dari penyajian Rasul Paulus. Jadi, meskipun jelas bahwa
tujuan kitab ini bersifat mendidik dan pastoral, susunan dan retorikanya sangat
berbeda dengan tulisan-tulisan Paulus. Kitab ini berisi banyak epigram, yang
memperlihatkan pengaruh gaya puitis Perjanjian Lama atas tulisan Yakobus. Gaya
puitis yang sama sangat menonjol dalam ajaran Yesus, dan beberapa bagian dalam
kitab ini jelas mengandalkan ajaran tersebut. (Misalnya, bandingkan Yak.
1:12 dengan Mat. 5:11-12.)
4. GARIS BESAR SURAT YAKOBUS
 salam
 pencobaan dan bagaimana menghadapinnya
 hikmat dan bagaimana mendapatkannya.
 Kekayaan dan bagaimana menilainya.

BAB 3
SURAT 1 PETRUS
Surat Petrus yang Pertama (disingkat Surat 1 Petrus) adalah salah satu surat
yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Penulisnya adalah Simon
Petrus rasul Yesus Kristus, seperti pernyataan di awal surat. Surat ini ditujukan
kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil.
Mereka disebut "umat pilihan Tuhan".
1. PENULIS
Petrus menuliskan suratnya yang pertama antara 62 dan 64 M. Dia
menulis dari “Babilon” (1 Petrus 5:13), mungkin suatu rujukan simbolis bagi
Roma. Umumnya diterima bahwa Petrus mati selama pemerintahan Kaisar
Romawi Nero—kemungkinan setelah 64 M, ketika Nero mulai menganiaya
orang-orang Kristen.
2. TUJUAN PENULISAN
Surat ini menekankan pengharapan, dan petrus ingin mendorong
jemaat hidup sesuai dengan pengharapan yang mereka terima melalui
kristus. Ia memberikan bimbingan yang praktis mereka dengan orang lain
dan secara khusus mendorong mereka tetap bersukacita dalam penderitaan
demi kepentingan kristus.
3. PENERIMA SURAT
Daerah yang didiami eloh etnis galitia hanya lah sebagian dari
provinsi galitia. Tetapi tampaknya paling mungkin jika 1 petrus hanya di tulis
bagi daerah utara, yang berarti tujukan kebagian utara pegunungan Taurus.
Kesimpulannya ini di dukung oleh fakta bahwa pontus dan batinia, yang
berdasarkan administrasi roma merupakn satu provinsi, tidak hanya di
sebutkan secara terpisah, namun pontus di sebutkan terlebih dahulu. Teori
bahwa 1 petrus di tunjukan bagi orang Kristen yahudi ada sejak masa origen
tetapi belakangan ini tidak hanya di dukung karna banyaknya kutipan LXX
dan sifat argumentasi surat ini tidak akan bisa di pahami oleh mereka yang
tidak akrab dengan latar belakang perjanjian lama.
4. KESERUPAAN TULISAN
Hal serupa berlaku bagi teori bornemann bahwa seluruh 1 petrus
merupakan homili yang di dasarkan pada mazmur 34, meski di sini pun
teoritikus homily seperti boismard menggangap mazmur 34 sebagai bagian
dari ucapan liturgy.Kita perlu melihat teori bahwa 1 petrus mengandung
fragmen himne yang khususnya di dukung oleh bultmanndan boismard.
5. GARIS BESAR SURAT 1 PETRUS
 Salam (1:1-3)
 Natur keselamatan Kristen (1:3-2:10)
 Relasi di antara orang Kristen (2:1-3:12)
 Orang Kristen dan pelayanan (3:13-4:19)
 Displin Kristen (5:1-11)
 Kesimpulan (5:12-14)

BAB 4
SURAT 2 PETRUS
surat 2 petrus adalah salah satu yang paling problematis di
perjanjian baru. Keaslian surat ini di ragukan dan banyak pakar menilain
keraguan ini di dukung oleh bukti internal.mayoritas pakar menganggap
2 petrus bukanlah tulisan petrus meski 2 petrus 1:1 mencantumkan
petrus sebagai penulis. Menurut mereka, 2 petrus adalah karya
pseudepigrafa yang di tulis semasa terkemudian.
1. PETRUS DALAM JEMAAT MULA-MULA
Kita akan mulai dari origen, bapa gereja yang amat penting dalam
hal ini. Para pakar kerap mulai dengan menyatakan bahwa 2 petrus tidak
jelas di kenal pada masa origen sehingga keasliannya harus di curigai,
khususnya karena origen juga mencatat keraguan beberapa orang
terhadapnya,Bahwa tidak ada bukti jemaat mula-mula yang pernah
menolak 2 petrus karena di anggap palsu, meski pun mereka memang
sempaat ragu sebelum menerimanya. Dengan mengingat hal ini.
2. PENULISAN
Penulis surat Petrus yang kedua ini adalah Simon Petrus yang
merupakan murid dan rasul Yesus. Pernah muncul sebuah teori yang
mengemukakan bahwa surat ini adalah pseudopigrafa, yaitu tulisan yang
disebarkan sesudah kematian seorang ternama, namun tidak ada bukti
kuat mengenai hal ini. Mengenai surat 2 Petrus ini Guthrie mencatat,
“tidak ada keraguan bahwa sang penulis bermaksud agar pembacanya
tahu bahwa ia adalah rasul Petrus.” Pada 2 Petrus 1:1 sang pengarang
mengidentifikasi dirinya sebagai Συμεὼν Πέτρος, “Symeon Petros.”
Jikalau pengarang ini seorang Petrus gadungan dari abad ke-2, rasanya ia
tidak akan memakai ejaan ini, terlebih jika dalam surat ini ia berupaya
menghubungkan dengan surat 1 Petrus yang hanya memakai nama
Πέτρος "Petros" saja. Pada ayat 1:14 sang pengarang berbicara mengenai
kematiannya yang segera tiba dan itu sesuai dengan yang pernah
dinyatakan oleh Tuhan (Yesus) kepadanya. Pada ayat 1:16-18 ia
mengklaim sebagai saksi mata peristiwa Transfigurasi Yesus. Ayat 3:1
merujuk kepada surat terdahulu yang dikirimkannya kepada penerima
yang sama. Pada ayat 3:15 ia tampaknya menempatkan Paulus setingkat
dengannya, dengan menyebutnya “saudara kita terkasih”. Itu semua
menguatkan keotentikan Petrus sebagai penulis surat ini.
3. PEMBACA
Penulis melayani bersama rekan-rekan lain yang merupakan saksi
mata dari peristiwa pemuliaan karena itu di sebutkan sebagai “rasul-rasul”.
Tetapi bentuk jamak di ayat tidak harus berarti lebih dari seorang rasul dan
bisa sekadar gaya untuk menghindari bentuk tunggal. Tetapi karena ayat
sebelumnya memakai bentuk tunggaal, pemakaianya bentuk zaman bisa jadi
mau menyinggungg saksi mata sekaligus penulis.dengan kurangnya data
yang memandai, tidak ada pilihan kecuali membiarkan lokasi pembaca
terbuka untuk di pertanyakan. Tetapi dalam kasus ini,hal ini terlalu
mempengaruhi penafsiran surat ini.
4. GARIS BESAR SURAT 2 PETRUS
 Salam (1:1-2)
 Pengetahuan yang sejati (1:3:-4)
 Pengetahuan yang semu (2:1-22)
 Tantangan saat ini (3:1-18)

BAB 5
SURAT-SURAT YOHANES
Surat Yohanes yang Pertama (disingkat Surat 1 Yohanes) adalah salah
satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang
merupakan sebuah surat yang di kirim dan diedarkan kepada kelompok lain,
di mana tulisan itu berupa sebuah wejangan untuk membina iman yang
sejati. Sebetulnya 1 Yohanes tidak benar-benar berupa surat, karena nama
penulis, nama si teralamat dan ciri-ciri lazim dalam sebuah surat pada zaman
kuno tidak ada. Hal ini dapat terlihat dalam 1 Yohanes 2:1, pembaca langsung
disapa dengan "anak-anak" dan "yang terkasih".
1. PENULISAN
Surat Yohanes yang pertama ditulis oleh Yohanes sang Penginjil ketika berada
di Efesus sekitar tahun 100 M. Orang yang paling awal mengutip isi surat ini adalah
Bapa Gereja Polikarpus yang merupakan uskup dari Smirna. Polikarpus sendiri
menjadi Kristen karena pemberitaan dari para rasul yang kemudian
menahbiskannya menjadi uskup.
2. PERISTIWA DAN LATAR BELAKANG
Mustahil untuk memahami tujuan 1 yohanes sampai kita telah
membahas latar belakang pemikiran yang mendasarinya. Meski data
yang berasal dari surat ini sangat sediki, ada ayat-ayat yang berbicara
tentang ajaran sesat yang di perangin, yang cukup menolong kita
membandingkan dengan kecondongan gnostic terawal, khususnya
dokestisme.
Jadi, aspek utama dari bidat yang di lawan 1 yohanes adalah
penyangkalan terhadap inkarnasi, yang dianut oleh seluruh gnostik
(dalam pengertian terluas sebagai mereka yang mencari keselamatan
melalui iluminasi).gnostik tidak bisa memahami konsep allah yang
berinkanasi sehingga menolaknya.doketisme mau menyelesaikan
kesulitan intelektual ini dengan membedakan antara yesus manusiawi
dan kristus sorgawi, dan inkarnasi bukanlah suatu relasi. Solusi ini
banyak rujuk dan di nilai bermanfaat untuk menghindari anomaly
keberbagai kristus dalam materi yang secara inheren di anggap jahat.
3. TUJUAN PENULISAN
Surat 2 Yohanes ditujukan kepada "Ibu" yang terpilih serta anak-
anaknya. Maksud dari penggunaan kata "ibu" bukanlah seorang ibu
secara harafiah yang diketahui oleh banyak orang, melainkan ini adalah
sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah jemaat serta anggota-
anggotanya. 2 Yohanes 4 mengatakan hanya sebagian anggota-anggota
jemaat hidup dalam kebenaran dan bagian inti surat ini adalah berupa
peringatan terhadap pihak-pihak penyesat yang
mengancam iman kepada Yesus Kristus. Orang seharusnya berpegang
teguh pada pengajaran Yesus. Surat ini dengan demikian ditulis untuk
membuat pembacanya siap siaga untuk menghadapi pengajar-pengajar
sesat.
4. BENTUK DAN LOKASIS PENERIMA SURAT
Beberapa pakar mengategorikan 1 yohanes sebagai traktar umum
ataau diatribe yang berbentuk surat. Kesuliatn dari pandangan ini, 1
yohanes di landasi oleh situasi historis yang definit. Ketika penulis
menyebut tentang guru palsu, ia berbicara kepada jemaat dengan cara
yang menunjukkan bahwa ia mengenal mereka secara pribadi. Tujuan
1 yohanes cukup terbatas dan di tulis bagi mereka yang memiliki
pengalaman Kristen. Penerima surat kerap di sebut sebagai “anak-
anak” dan “ terkasih”yang menunjukkan relasi pribadi antara penulis
dan pembaca,suatu hal yang tidak mencirikan traktar umum.
5. RELASI DENGAN INJIL KEEMPAT
 kemiripan
Pembacaan yang santai sekalipun akan segera mengenali beberapa
kemiripan antara injil yohanes dan 1 yohanes. Keduanya memakai
konssep abstrak seperti “terang,” DAN KASIH “kasih”,menyebut “hidup
kekal”sebagai milik orang percaya, dan menyebut kristus sebagai
logos.kesan pertama ini akan di perkuat saat kita melakukan
perbandingan bahasa yang mendetail. Seperti halnya injil yohanes,
pengulangan di 1 yohanes juga hampir mencapai titik
menonton.keduanya memakai bangunan yang sederhanaa, paralelisme
antithesis ibrani, frasa-frasa khas seperti “ telah berdosa”melakukan
kebenaran,”tinggal”menaklukan dunia,”roh kebenaran”dan antithesis
serupa seperti terang dan gelap,kebenaran dan kesesakan, allah dan
dunia,kasih dan benci, anak-anak allah dan anak-anak iblis.
6. GARIS BESAR 1 YOHANES

1.Persekutuan dengan Allah


(1Yoh 1:5-2:28)

2. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24)

3.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6)

4. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3)

5. Jaminan dari Allah


(1Yoh 5:4-20)

2 YOHANES
Seperti 3 yohanes 2 yohanes sedemikian singkat sehingga bisaa di
muat di selembar papirus.tetapi kedua surat ini telah di pelihara kaarena
arti penting mereka bagi jemaat.keduanya memang tidak berpengaruh
yang besar bagi pemikiran Kristen,tetapi keduanya menolong kita
mengenal perihal jaman itu, meski gambaran yang di berikan mungkin
bersifat sepintas lalu.meskipun singkat, keduanyaa memunculkan
problem bagi pakar, dan beberapa di antaranya tidak mudah di jawab
secara menyakinkan.
1. PENULISAN
Penulis surat 2 Yohanes dan 3 Yohanes adalah orang yang sama. Ia
memperkenalkan dirinya sebagai seorang "Penatua" (2 Yohanes 1; 3
Yohanes 1). Gelar penatua merupakan sebuah gelar kehormatan yang
mengandung kewibaan penulis.[3] Gelar penatua juga bukan merupakan
gelar petugas/pejabat jemaat seperti dalam surat-surat
pastoral.[3] Penatua adalah seorang tokoh yang berwibawa secara
pribadi.
Para ahli ilmu tafsir yang sesuai dengan tradisi menerima
bahwapenulis Injil Yohanes dan Surat 1 Yohanes ialah rasul Yohanes,
yaitu salah seorang dari keduabelas Rasul yang dipilih sendiri
oleh Yesus Kristus. Hal ini juga bersesuaian dengan 2 Yohanes dan 3
Yohanes yang menyatakan Si Penatua adalah rasul Yohanes. Namun,
dalam tradisi ditemukan juga pendapat bahwa penulis 2 Yohanes dan 3
Yohanes, yaitu "Penatua", berbeda dengan rasul Yohanes (Hieronimus,
tahun 400 Masehi, Sinoda Roma tahun 382 Masehi).
2. PENERIMA SURAT
Surat 2 Yohanes ditujukan kepada "Ibu" yang terpilih serta anak-
anaknya. Maksud dari penggunaan kata "ibu" bukanlah seorang ibu
secara harafiah yang diketahui oleh banyak orang, melainkan ini adalah
sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah jemaat serta anggota-
anggotanya. 2 Yohanes 4 mengatakan hanya sebagian anggota-anggota
jemaat hidup dalam kebenaran dan bagian inti surat ini adalah berupa
peringatan terhadap pihak-pihak penyesat yang
mengancam iman kepada Yesus Kristus. Orang seharusnya berpegang
teguh pada pengajaran Yesus. Surat ini dengan demikian ditulis untuk
membuat pembacanya siap siaga untuk menghadapi pengajar-pengajar
sesat.
3. KESEMPATAN DAN PERISTIWA
Beberapa data dari 2 yohanes bisa menunjukan latar belakang
sura ini.guru palsu yang muncul di ayat 7 jelas sama dengan yang
dirujuk di 1 yohanes.iotu berarti mereka adalah para doketis yang
doktrinnya amat mengancam jemaat. Mereka berkeliling ke
jemaat-jemaat dan memanfaatkan kebiasaan orang kristeen
memberi tumbangan.
4. GARIS BESAR
2 Yohanes 1:6 Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup
menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu
harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari
mulanya.
2 Yohanes 1:8-9 Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa
yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat
upahmu sepenuhnya.
Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang
melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa
tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
3 YOHANES
Kaitan 3 yohanes dengan 2 yohanes begitun erat, sehingga uraian di
atas juga bisa menjawab problem 3 yohanes. Problem penulisan praktis
bergeser menjadi uraian tentang relasi di antara kedua surat ini.
1. PENULISAN
Surat 3 Yohanes sebetulnya merupakan sebuah kesatuan dengan
surat 2 Yohanes. Pengarang surat ini menyebut dirinya penatua (3 Yoh
1). Sebutan penatua sebetulnya menunjuk pada dua kemungkinan:

 Seorang anggota presbuterion yang tak dikenal, yang


menggunakan sebutan itu dengan maksud tertentu dan tidak
diketahui.
 Seorang yang oleh Papias, Irenaeus, dan Klemens
(Clemens) disebut sebagai penjaga tradisi apostolik.
2. PENERIMA SURAT
3 yohanes memiliki satu kelebihan di bandingkan 2 yohanes karena
menyebutkan penerima suratnya. Tetapi kita hanya bisa menebak
siapakah”gayus yang kasih”ini.nama xitu begitu umum sehingga sangat
sulit untuk menyamakan dia dengan gayus lain dalam perjanjian baru.
Penulis jelas mengenalnya dengan haangat memuji bukan hanya hidup
Kristennya yang konsisten, tetapi juga kemurahan hatinya dalam
memberi tumpangan.
Kita tidak bisa lebih spesifik lagi. Tetapi surat ini sangat terkait
dengan dua surat pertama, dank arena 1 dan 2 yohanes tampaknya di
tulis bagi jemat asia, maka kita bisa menduga gayus berjemaaat di salah
satu gereja asia yang berada di bawah pengawasan rasul yohanes.
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Yohanes menulis surat ini terbagi ke dalam tiga bagian.
Pertama, dia memuji dan menguatkan rekan pelayanannya, Gayus,
yang dalam kasih melayani mereka yang berpindah dari satu tempat
ke tempat lain memberitakan Injil Kristus.
Kedua, Yohanes secara tidak langsung mengutuk dan mengecam
perilaku Diotrefes, pemimpin diktator yang telah mengambil alih
salah satu gereja di propinsi Asia.
Ketiga, Yohanes menyatakan Demetrius sebagai teladan karena semua
orang memberi kesaksian yang baik tentangnya.
4. GARIS BESAR 3 YOHANES
3 Yohanes 1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada
mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
3 Yohanes 1:11 Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat,
melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah,
tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.
BAB 6
SURAT YUDAS
1. KANONISITAS
Jejak-jejak surat yudas muncul di surat clement dari roma,surat
hermas,polikarpus,surat barnabas,dan mungkin didache,meski mustahil
untuk memastikan apakah rujukan kabur dalam tulisan-tulisan ini
membuktikan bahwa penulisanya mengenal surat yudas.rujukan paling jelas
berasal dari polikarpus,sementara di masa setelahnya, athenagoras jelas
mengenal surat yudas..kanon muratorian mengaitkan surat yudas bersama
kedua surat yohanes sebagai surat-surat yang diterima, tetapi cara
mengungkapkan kanon ini menunjukkan beberapa orang masih meragukan
keaslian mereka.tertullianus mengenal surat yudas dan menyebut bahwa
surat ini memakai tulisan henokh.
2. PENULISAN
Di awal surat ini tertera nama penulisnya: "Yudas, hamba Yesus Kristus dan
saudara Yakobus". Ada sejumlah nama Yudas yang
lain dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, kebanyakan percaya bahwa Yudas,
saudara Yesus. merupakan penulis surat Yudas, meskipun dalam
keseluruhan surat Yudas, tidak pernah disinggung mengenai relasi khusus
dengan Yesus, selain sebagai "hamba Yesus Kristus." Dengan demikian,
Yakobus yang dimaksudkan adalah Yakobus, saudara lain dari Yesus Kristus
yang tertera namanya dalam Yakobus 1:1 sebagai penulis surat Yakobus dan
merupakan kepala jemaat perdana di Yerusalem, tetapi bukan rasul Yakobus
anak Zebedeus.
 Surat Yudas ditulis dalam jangka waktu antara penulisan Surat
Yakobus dan penulisan Surat 2 Petrus. Surat Yakobus diperkirakan
ditulis sebelum tahun 62 Masehi, karena Yakobus mati syahid pada
tahun itu sedangkan rasul Petrus diduga mati syahid tahun 64-67
Masehi. Jadi disimpulkan surat Yudas ini ditulis antara tahun 62-67
Masehi. Robinson menyakini surat ini ditulis pada tahun 61-62 M,
pada periode yang sama dengan surat 2 Petrus, sedangkan surat
Yakobus pada tahun 47-48 M.[6] Ada juga yang berpendapat
bahwa Surat Yakobus ditulis sekitar tahun 80/90 Masehi dan Surat 2
Petrus tahun 125 Masehi, sehingga diduga surat Yudas ditulis tahun
100 Masehi.
Perhitungan lain adalah dari perkiraan usia Yudas yang diyakini sudah mati
sebelum tahun 70 M. Dengan demikian Yudas kemungkinan lahir antara
tahun 4 SM dan 10 M, dan jika ia menulis suratnya pada tahun 70 M, ia bisa
jadi berusia paling sedikit 60 tahun dan mungkin 70-an. Meskipun mungkin
saja Yudas hidup lebih lama lagi (tidak ada bukti eksternal), tahun 70 M
paling masuk akal sebagai batas akhir (terminus ad quem).
 Hegesippus menceritakan bagaimana cucu-cucu Yudas dibawa ke
hadapan kaisar Domitian karena mereka dicurigai hendak
menggulingkan pemerintahan Romawi. Tetapi mereka menjelaskan
bahwa kerajaan yang mereka nanti-nantikan bersifat eskatologis dan
sorgawi, bukan politis dan duniawi. Domitian kemudian menyuruh
mereka pergi dan mengakhiri penganiayaan atas gereja. Meskipun cerita
ini dicurigai kebenarannya, fakta bahwa cucu-cucu Yudas, bukan ayah
mereka atau Yudas sendiri, yang dibawa ke hadapan Domitian
mengindikasikan bahwa Yudas rupanya sudah meninggal sebelum tahun
96 M.
Pada awal abad ke-3, surat Yudas tersebar luas di kalangan umat Kristen,
tetapi selanjutnya sampai abad ke-4 jarang dikutip oleh bapa
gereja. Eusebius dari Kaisarea mencatat bahwa ada sejumlah jemaat yang
tidak mengakui keaslian surat ini, meskipun pada abad ke-5 surat ini mulai
dipakai lagi oleh gereja.
3. GURU-GURU PALSU
Bukti doktrinal tidak banyak tetapi amat penting. Di ayat 4, yudas berkata
bahwa para guru ini menolak penguasan dan tuhan, yesus kristus, dan lama
hal ini mereka sejalan dengan bidat yang di hadapin oleh jemaat kolose,
karena sebagian besar bidat memiliki konsep yang keliru tentang pribadi
kristus,aspek ini semata tidak banyak menolong kita melacak jejakatau
kaitan guru-guru palsu ini.bahkan bisa jadi yang yudas maksudkan adalah
mereka menyangkal kristus melalui perilaku mereka, dan ia tidak sedang
memikirkan kekeliruan doktrin apapun, tetapi kedua hal ini umumnya
berjalan bersama.
Perilaku moral para guru palsu ini di latar belakangin oleh kesalaha pahaman
mendasar tentang doktrin kasih karunia kristus.secara esensial,mereka
adalah kaum libertine yang menyalah gunakan kasih karunia allah dan
menggangappemuasan hawa nafsu sepenuhnya sah.
Ada gambaran lebih jelas dalam hal kebobrokan moral mereka, yang
wujudkan bahkan sangat mengejutkan yudas.mereka bertindak lebih buruk
dari binatang,dengan liar memuaskan segala nafsu yang tidak wajar,di kuasai
oleh nafsu,dan oleh karena pencemaran tubuh mereka.
4. TUJUAN PENULIS
Surat Yudas menjadi surat yang penting bagi kita karena dituliskan untuk
akhir jaman, menjelang berakhirnya era Gereja. Era Gereja dimulai pada
jaman Pentakosta.
Surat ini menjadi satu-satunya yang membahas kemurtadan. Yudas
menyatakan Iblis berada di balik semua kemurtadan. Dia menyerukan kita
berjuang untuk mempertahankan iman, karena memang ada lalang di antara
gandum. Nabi-nabi palsu menyusup ke dalam gereja dan para orang kudus
berada dalam bahaya. Isi surat ini pendek, tetapi sangat penting untuk
dipelajari, terutama untuk orang Kristen hari ini.
5. PENERIMA SURAT
Surat Yudas ditujukan kepada para orang Kristen yang setia—“kepada
mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara
untuk Yesus Kristus” (Yudas 1:1). Tujuan yang dinyatakan Yudas adalah
untuk mendorong para pembacanya “tetap berjuang untuk mempertahankan
iman” melawan para guru fasik yang telah menyelusup ke dalam Gereja dan
yang mempromosikan perilaku amoral serta ajaran-ajaran palsu yang
menyangkal Tuhan Yesus Kristus (Yudas 1:3).
6. PEMAKAIAN KITAB APOKRIFA
Surat yang singkat ini adalah satu-satunya kitab perjanjian baru yamg
mengutip 1 henokh,sebuah kitab apokricfa yahudi. Yudas tampaknya
merujuk kita pseudepigrafa lain, yaitu pengangkatan musa, meski kita tidak
lagi memiliki teks apokrifa yang mencatat perdebatan antara Michael dan
iblis tentang mayat musa.
7. NIALI PENTING SURAT YUDAS
Surat yudas mungkin bisa di sebut sebagai kitab perjanjian baru yang di nilai
memilikipaling sedikit, atau bahkan tanpa, nilai penting yang kekal sehingga
praktis di abaikan di banyak gereja.beberapa pakar masih banyak yang
melihat sedikit nilai yang regilius yang kekal dalam doksologi penutup surat
ini,sementara yang lain hanya melihat nilai historinya.
8. GARIS BESAR SURAT YUDAS
a. Pendahuluan -- kepada mereka yang dipanggil, yang dikasihi, dan
dipelihara -- ay. Yud 1-2
II. Berjuang untuk iman -- ay. Yud 3
III. Bidah ajaran yang murtad -- ay. Yud 4
IV. Contoh sejarah dari penghakiman Tuhan atas orang yang
murtad -- ay. Yud 5-7
V. Kejahatan orang yang murtad dan hukuman mereka di bawah
penghakiman Tuhan -- ay. Yud 8-19
VI. Nasihat untuk kaum beriman -- ay. Yud 20-23
A. Untuk membangun diri mereka di atas dasar iman yang paling
suci dan untuk hidup dalam Allah Tritunggal -- ay. Yud 20-21
B. Memperhatikan orang lain dengan belas kasihan dalam rasa
takut -- ay. Yud 22-23
VII. Penutup -- memuji Dia yang sanggup melindungi dan menaruh
kaum beriman di hadapan kemuliaan-Nya -- ay. Yud 24-25
BAB 7

KITAB WAHYU

2. KITAB WAHYU DALAM JEMAAT MULA-MULA


Tujuh Jemaat di Asia Kecil, juga dikenal sebagai Tujuh Jemaat di Asia (bahasa
Inggris: The Seven Churches of Revelation, The Seven Churches of the
Apocalypse atau The Seven Churches of Asia) merupakan tujuh gereja di
Provinsi Romawi, Asia, (meliputi wilayah Asia Kecil, bukan seluruh
benua Asia) yang disebutkan dalam Kitab Wahyu kepada
Yohanes di Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, khususnya pada pasal 1,
2 dan 3. Yohanes sedang berada di pulau Patmos dalam pembuangan atas
perintah Kekaisaran Romawi karena mengajarkan iman Kristen. Ketika di
sana ia mendapatkan penglihatan di mana ia melihat dan
mendengar Yesus Kristus berbicara kepadanya dan memerintahkannya
untuk menulis surat kepada tujuh jemaat tertentu. Ke tujuh jemaat itu
adalah:
3. Efesus (Wahyu 2:1-7)
4. Smirna (Wahyu 2:8-11)
5. Pergamus (Wahyu 2:12-17)
6. Tiatira (Wahyu 2:18-29)
7. Sardis (Wahyu 3:1-6)
8. Filadelfia (Wahyu 3:7-13)
9. Laodikia (Wahyu 3:14-22)
10. PENULIS
Wahyu ditulis oleh Yohanes yang sama yang menulis Kitab Injil dan Surat
Kiriman?" Pertanyaan ini sudah lama diperdebatkan oleh para sarjana.
Dionysius, dalam tahun 240 TM, adalah orang yang paling awal keraguannya.
Kitab ini dihubungkan dengan Yohanes Markus, sahabat Paulus dan Barnabas
dan pengarang Injil Markus; kepada Yohanes Presbiter, kepada Cerinthus,
dan lain-lain. Sebagian besar sarjana di Jerman sependapat dengan Luther
yang menyangkal bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh rasul Yohanes. Di sisi lain,
ada bukti internal akan kepengarangan Yohanes. Deskripsi tentang dirinya
sendiri dilakukan dengan cara Yohanes. Rasul ini satu-satunya tokoh penting
yang dibuang ke Patmos. Surat kepada ketujuh jemaat di Asia menunjukkan
suatu pengetahuan tentang jemaat-jemaat itu yang konsisten dengan
kenyataan bahwa rasul ini adalah pengawas mereka. Oleh karenanya, secara
keseluruhan, tampaknya ini adalah alasan yang baik untuk percaya bahwa
Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes. Perbedaan-perbedaan dalam gaya
penulisan Injil Yohanes dengan Kitab Wahyu, yang sangat khas, awalnya
tentu menimbulkan keraguan tentang kepengarangan rasul. Hal ini dapat
diterangkan secara memuaskan melalui usia sang pengarang dan melalui
kekacauan pikiran dengan adanya kegemparan yang diakibatkan oleh
berbagai penglihatan itu.
11. TUJUAN PENULIS
Pewahyuan dari Yesus Kristus dinyatakan kepada Yohanes untuk menyatakan
“kepada hambaNya apa yang harus segera terjadi.” Kitab ini memuat tentang
misteri hal-hal yang akan terjadi, sekaligus menjadi peringatan mengenai dunia
yang pasti akan berakhir. Penghakiman itu pasti adanya.
Kitab ini memberikan gambar sekilas tentang surga dan segala kemuliaan yang
menanti mereka yang tetap setia “mengenakan kain putih”nya. Pewahyuan
menyatakan kepada kita mengenai masa penganiayaan yang hebat dengan segala
kejahatannya. Juga mengenai api kekal yang menanti setiap orang-tidak-percaya.
Kitab ini memaparkan soal kejatuhan Setan dan kehancurannya bersama dengan
malaikat-malaikatnya. Kita bisa mengetahui apa yang menjadi tugas seorang
ciptaan dan malaikat-malaikat surga. Termasuk janji kepada setiap orang kudus
yang memungkinkan mereka hidup kekal bersama Yesus di Yerusalem Baru.
Seperti Yohanes, sulit untuk menemukan kata-kata yang dengan tepat bisa
menggambarkan apa yang tertulis di kitab Wahyu ini.

12. GARIS BESAR

Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya


(Wahy 1:9-3:22)

a. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah


(Wahy 4:1-11:19)

b. Penglihatan dari Anak Domba Dalam Hubungan Dengan Tujuh Meterai


dan Tujuh Sangkakala
(Wahy 6:1-11:19)

c..Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar Dengan Iblis


(Wahy 12:1-22:5)

a. A. Perspektif mengenai Konflik Itu

b. B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu


(Wahy 16:1-19:10)
c. C. Puncak Konflik Itu

d. D. Sesudah Konflik

Anda mungkin juga menyukai