Anda di halaman 1dari 13

BOOK REVIEW

Nama: Wahyuni Natasya Kakampu

Prodi: Pend. Agama Kristen

1. DAVE HAGELBERG

Dave hagelberg di lahirkan di los angeles, USA, Pada 21 Juli 1954. Masa kanak-kanak dan
remajanya dipenuhi dengan harapan dan idealisme. Namun, berbeda dengan kebanyakan
anak muda yang hidup dinegeri paman sam, dalam hati pemuda Dave ini tumbuh hasrat
untuk mencari pengalaman dinegeri orang, sehingga menjadikan dirinya sebagai seorang
pengajar di Bogor mulai januari 1975.

Rupanya Tuhan mempunyai rencana khusus bagi diri Dave. Justru dikota hujan inilah ia
mulai mengenal Yesus Kristus pada awal 1975. Panggilan Tuhan terus bergema dalam
hatinya. Itulah sebabnya, setelah enam bulan ia berada di Indonesia, Guna membekali diri
agar dapat menjadi hamba Allah sesuai dengan karunia yang diterimanya, ia lalu melanjutkan
studinya di Grace Bible Institute di Long Beach, California, untuk mendapatkan gelar B,A
pada 1978. Sesudah itu, ia membekali dirinya dengan pengetahuan teologi yang telah dalam
lagi di Dallar Theological seminary (DTS) sampai meraih gelar Th.m pada 1983. Selama
studi di DTS, ia berkesempatan untuk mempelajari dan mendalam bahasa Ibrani di Hebrew
University di Yerusalem pada 1979-1980.

Pada 6 juni 1981 , Tuhan mempersatukan Dave dengan seorang gadis, Barbara yang menjadi
penolong seumur hidupnya dalam suatu ikatan pernikahan kudus. Kemudian ia tinggal di
Yogyakarta. Pelayanan yang ditanganinya selama ia berada di kote gudeg, antara lain sebagai
pengajar di sekolah Alkitab (1985-1992) dan konsultan di yayasan Andi (1995-1997).

Dave bersama Barbara dikaruniai 3 putra yang cakap: Philip Noah Hagelberg (kini belajar di
Salatiga), Daniel John dan Peter David Hagelberg (keduanya kini belajar di Yogyakarta)
Selain tafsiran kitab Wahyu, karyanya yang lain yang juga telah diterbitkan adalah tafsiran
Roma dan tafsiran surat Ibrani dari bahasa Yunani (keduanya diterbitkan oleh Kolam Hidup)

2. JUDUL BUKU : Tafsiran Kitab Wahyu (dari Bahasa Yunani)


3. Jumlah Halaman : 48 Halaman
4. Penerbit : Yayasan Andi

TAFSIRAN KITAB WAHYU

 Penulis Kitab Wahyu


Kitab Wahyu 1:1, 1:4, 1:9 dan 22:8. Menyatakan tanpa penjelasan bahwa kitab Wahyu
ditulis oleh “Yohanes”. Oleh karena tidak ada keterangan tentang seorang Yohanes yang
lain, maka menurut penulis, Yohanes yang dimaksudkan adalah Rasul Yohanes.
Pada pertengahan abad ketiga Dionysius, uskup Aleksandria berkata bahwa rasul Yohanes
tidak mungkin menulis kitab wahyu Karena kosa kata dan tata bahasa injil Yohanes dan
surat-surat Yohanes. Menurut dia, bahasa Yunani yang dipakai dalam injil Yohanes dan
ketiga surat Yohanes adalah bahasa yunani yang halus dan indah, tetapi bahasa yunani yang
dipakai dalam Kitab Wahyu tidak baku, malah ada “idiom yang tak beradab”
Pada zaman Rasul Paulus, penulis surat seringkali dibantu seorang ahli tulis. Demikian juga
dengan ahli tulis pada zaman rasul Yohanes. Ia mengemukakan kemungkinan bahwa injil
Yohanes dengan ditolong oleh sekretaris yang adalah muridnya sendiri, dan kitab Wahyu
ditulis tanpa sekretaris. Dengan demikian, Kitab Wahyu mencerminkan bahasa yunani yang
biasa digunakan yohanes, seorang Yahudi. Kesimpulan ini dikuatkan dengan pengamatan
bahwa dipulau Patmos kemungkinan besar tidak ada sekretaris untuk membantu rasul
Yohanes. Berdasarkan argumen diatas, jelaslah bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul
Yohanes.
 Tahun Penulisan
Menurut sarjana zaman ini, Kitab Wahyu ditulis pada masa kerajaan Kaisar Domitianus
di Roma (tahun 1981-1996) atau pada akhir kerajaan Kaisar Nero (tahun 1954-1968).
Data-data diatas menjadi bukti yang kuat bahwa kitab wahyu ditulis kira-kira tahun 95.

 Penerima Kitab Wahyu


Secara khusus, kitab ini ditulis untuk tujuh jemaat tertentu ditujuh kota di asia kecil yaitu
provinsi Asia yang teretak dibagian barat Negara Turki (wahyu 1:11). Jarak antara tijuh
kota itu sekitar 50-80 kilometer. Setiap tujuh kota tersebut mempunyai kantor pos besar
untuk wilayah provinsi Asia bagian barat tengah. Secara umum, sebagai bagian dari
Alkitab Kitab ini juga ditulis untuk setiap orang Kristen.

 Tujuan Utama
Kitab Wahyu ditulis dan dikirim kepada orang Kristen untuk mendorong, menegur, dan
membesarkan hati mereka. Selain itu, Kitab ini juga ditulis untuk menantang supaya
mereka bertobat sesuai dengan keadaan mereka masing-masing.
Kitab Wahyu, tidak diberikan kepada kita sebagai bahan spekulasi/perkiraan, misalnya
“mengapa gulungan Kitab kecil itu dinamakan Yohanes?” Tanggal berapa nanti Tuhan
akan datang? Yang menjadi tekanan penting dalam kitab ini adalah penerapan yang benar
dan bukan pikiran yang sia-sia.

 Latar Belakang
1. Keadaan Sosial
Kekaisaran Romawi dipuncak kejayaannya meninggalkan babel yang diceritakan
dalam wahyu 18:11-14. Ada yang kaya raya dan ada yang miskin sekali. Jadi, ada
jurang yang sangat dalam antara yang kaya dan yang miskin.
2. Keadaan Pemerintah
Kerajaan Kaisar Nero (tahun 1954-1968) ditandai dengan kebakaran kota Roma dan
penganiyaan orang Kristen setelah dibakar.
3. Keadaan Agama
a. Orang yahudi: Karena Bait Allah di Yerusalem dihancurkan pada Tahun 1970.
Oleh jendral Titus, maka orang Israel pada umumnya dibenci
b. Orang Roma: Orang Roma menyembah banyak dewi-dewi, termasuk Raja
Domitianus sendiri
c. Orang Kristen: Pada tahun 1995 agama Kristen sudah dianggap berbeda dengan
agama Yahudi
4. Keadaan Kesustraan
Banyak sastra yang sejenis dengan kitab Wahyu disusun antara tahun 200 sM sampai
tahun 100 M. Sampai saat ini sastra disebut “Apokaliptik”. Perlu dicatat juga, bahwa
kitab Wahyu dikategorikan sebagai sastra apokalipik yang luar biasa, oleh karena
empat faktor yang berikut:
a. Pada umunya, ada penerangan yang panjang atau “pidato” yang panjang dari
malaikat, tetapi dalam kitab wahyu tidak ada
b. Biasanya karangan apokaliptik ditulis seolah-olah oleh tokoh sejarah Israel seperti
Musa atau Abraham, tetapi Yohanes sendiri menulis kitab Wahyu
c. Pasal dua dan pasal tiga, yaitu ketuju surat kepada ketujuh jemaat, sangat unik
sekali.
d. Dalam apokaliptik yang lain, zaman ini dianggap tanpa arti dan sia-sia saja.

Kitab Wahyu memiliki beberapa cirri khas dari golongan sastra surat, apokaliptik, dan nubuatan.
Khas sastra surat terlihat dalam pasal 1:4, yang ditujukan kepada si penerima; yaitu ketujuh
jemaat diasia kecil.

Khas apokaliptik manyatakan bahwa walaupun kejahatan akan merusak, tetapi tujuan dan
maksud yang mahakuasa akan diteruskan sampai puncak kemenangan yang mulia.

Khas nubuatan, yang menuntut Iman dan ketaatan dari para pendengar ataupun para pembaca.
Penafsiran

Penafsiran Kitab Wahyu dapat digolongkan menjadi empat.

Yang pertama “pandanan preterist”. Menurut mereka, seluruh Kitab Wahyu hanya menceritakan
keadaan umat Allah pada zaman kekaisaran Romawi.

Yang Kedua “pandangan historis” menurut mereka, Kitab Wahyu merupakan nubuatan yang
menguraikan sejarah Eropa Barat sampai kedatangan Tuhan Yesus pada hari kiamat.

Yang ketiga “pandangan futuris” merupakan nubuatan mengenai akhir zaman

Yang keempat “pandangan idealis”. Menurut mereka, Kitab Wahyu tidak menceritakan kelakuan
atau peristiwa, melainkan hanya menguraikan prinsip-prinsip yang bersifat teologis.

Dalam bahasan ini penulis selalu berusaha untuk berpegang pada empat prinsip penafsiran
berikut:

1. Penafsiran berdasarkan konteks serta stuktur


2. Penafsiran dengan mempertimbangkan latar belakang si penulis dan para pembaca mula-
mula
3. Penafsiran yang cenderung menerima arti masa, yaitu arti harfiah, kecuali kecuali ada
alasan kuat yang menuntut arti Krasan
4. Penafsiran secara menyeluruh (komprensif), yaitu penafsiran dengan mempertimbangkan
seluruh ajaran Alkitab.

PENAFSIRAN ANGKA DAN PENGULANGAN

Pembahasan makna angka diatas bersifat umum dan pasti. Pembahasan yang spesifik, mengenai
angka-angka tertentu, lebih rumit.

 Angka empat dipakai 19 kali dengan pembagian sebagai berikut,


“empat Makhluk” disebut 10 kali (dalam 4:6, 8; 5:6, 8. 14; 6:1, 6; 7:11, 14:3 15:7 dan
19:4)
 Angka tujuh dipakai 55 kali dalam kitab Wahyu
 Nama “Yesus” dipakai 14 kali
 Ungkapan “Aku datang” dipakai oleh Tuhan Yesus tujuh kali dalam Kitab Wahyu.
 “Anak Domba” dipakai 28 kali dalam bahasa sumber. Dalam Perjanjian Lama ada suatu
kesan yang cukup meyakinkan bahwa angka tujuh, baik sebagai angka yang ditetapkan
oleh manusia (kejadian 21:28-30 dsb). Maupun oleh Allah (kejadian 4:15; 7:2-4 dsb)

KITAB WAHYU Dan KANON ALKITAB

Allah berfiraman kepada umat-Nya, juga menjaga supaya hanya Al Kitab-Kitab yang Dia
ilhamkan saja yang akhirnya dikumpulakan menjadi Alkitab. Prose situ disebut pembentukan
Kanon. Proses pengakuan Kanon terjadi lebih cepat dengan kitab-kitab tertentu dan lebih lamban
dengan kitab-kitab lain.

Ayat Kunci

Wahyu 1:3, yang berbunyi, “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengar
kata-kata nubuatan ini, ini menuruti apa yang ada didalamnya, sebab waktunya sudah dekat”.
Merupakan ayat kunci bagi seluruh Kitab Wahyu

Risalah / Perkembangan Pemikiran Kitab Wahyu


Pengertian terhadap struktur seluruh kitab wahyu mempermudah pengertian terhadap rincian-
rinciannya.
Kitab wahyu terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Apa yang telah kau lihat (pasal 1)
2. Apa yang terjadi sekarang (pasal 2-3)
3. Apa yang akan terjadi sesudah ini (pasal 4-22)
Garis Besar Kitab wahyu

I. Bagian pertama: “… Apa yang telah kau lihat…” (1:1-20)


II. Bagian kedua: “…Apa yang terjadi sekarang…” (2:1 – 3:22)
III. Bagian ketiga: “… Apa yang terjadi sesudah ini…” (4-22)

Komentar Kitab Wahyu

I. Bagian pertama : “… apa yang telah kau lihat…” ( 1:1-20)


Bagian ini merupakan dasar seluruh kitab wahyu, karena didalam bagian ini terdapat
penglihatan tentang pribadi Tuhan yesus sendiri.

A. Pembukaan Kitab (1:1-8)

Tidak mungkin yohanes secara langsung menceritakan penglihatan tentang pribadi Tuhan Yesus.
Para pembaca harus diberi tahu mengenai identitas dan keadaan penulis kitab wahyu. Juga selain
kepada pada para pembaca mula-mula disampaikan oleh yohanes.

1. Judul dan kata pengantar (1:1-3)


Yohanes tidak mau kitab ini diragukan, maka dengan nada khidmat dia langsung
menegaskan wewenang dari karyanya: kitab ini berasal dari Allah. Ia juga tidak
menghendaki isi kitab ini hanya sekedar menjadi bahan kuliah dan bahan perdebatan, maka
dengan nada mendesak ia menegaskan bahwa semua ini harus menjadi dengan tiba-tiba.

2. Salam (1:4-8)
Biasanya pembukaan surat Yunani singkat dan sederhana, tetapi dalam bagian ini
pembukaan surat dipergunakan untuk menjadi sarana salam yang penuh dengan arti, dan
layak dipelajari dengan saksama.

B. Penglihatannya

1) Latar belakang dari penglihatan (1:9-11)


Peristiwa ini terjadi, ketika yohanes menerima firman ini dari Tuhan. Berbeda dari mitos yang
mempunyai asal-usul yang kabur, peristiwa ini terjadi di satu tempat tertentu, dan pada hari
tertentu.
2) Penglihatannya sendiri (1: 12-20)
Penglihatan ini merupakan “potret” yang terbaru dari Tuhan Yesus, dan layak diamati dengan
teliti. Memang, dalam nas ini ada perincian aneh yang masih sulit ditafsirkan, tetapi mungkin
artinya dijelaskan didalam pasal 2 dan pasal 3.

II. Bagian kedua: “…apa yang terjadi sekarang…” (2:1-3:22)

A. Surat kepada Jemaat di Efesus (2:1-7)


1. Alamat surat ini: jemaat di efesus (2:1)
Diantara ketujuh kota yang dikirimi surat dalam pasal 2-3, kota efesus adalah yang
paling makmur.
Dari segi perdangangan, kota efesus sangat terkenal.
Dari segi Agama, Kuil artemeis adalah kebanggaan mereka disana.
Dari segi sifat, orang efesus dikenal sebagai orang yang kotor dan terikat dengan ilmu
gaib.
2. Sifat Kristus (2:1)
Dia mempunyai hubungan erat dengan jemaat-jemaatnya. Ini menekankan kehadirat
Tuhan Yesus didalam jemaat kita, dan didalam setiap gereja setempat.
3. Pujian untuk jemaat (2:2-3)
Apa yang telah dikatakan oleh Tuhan yesus sebagai pujian mengenai jemaat di
efesus mirip dengan apa yang dikatakan kepada jemaat dalam 1 tesalonika 1:3.
Sesuai dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada jemaat di efesus, apa yang
dinubuatkan Rasul paulus.
4. Kritikan (2:4)
Kritikan Tuhan Yesus disampaikan secara langsung, singkat, dan jelas. Dengan
sikap waspada terhadap kemurnian ajaran yang begitu ketat, jemaat di efesus sudah
meninggalkan kasih mereka yang semula.
5. Tuntutan (2:5a)
Begitulah tuntutan Tuhan Yesus terhadap jemaat di efesus. Alangkah
sedaerhananya prosesnya.
6. Ancaman (2:5b)
Menurut surat Ignatsius kepada efesus, mereka memang bertobat, sehingga
ancaman ini tidak harus digenapi (atau dapat ditunda)
7. Pujian dilanjutkan (2:6)
Yang jelas bahwa mereka adalah pengajar ajaran yang sesat, dan perbuatan mereka
dibenci oleh Tuhan, juga dibenci oleh jemaat di efesus.
8. Janji (2:7)
Imbauan ini sebenarnya bukan sebagian dari janji, tetapi dalam ketujuh surat,
imbauan yang samaseperti yang diulangi.
B. Surat kepada jemaat di Smirna (2:8-11)
1. Alamat surat ini: jemaat di smirna (2:8-11)
Kota smirna, seperti efesus, kuat dalam perdagangan, dengan sarana transportasi
yang kemungkinan. Smirna terkenal sangat makmur dan indah.
2. Sifat Kristus (2:8)
Bagi orang yang dianiaya, penting sekali diingat bahwa yesus sudah mengalami
maut.
3. Pujian untuk jemaat (2:9)
Tuhan Yesus menghibur jemaat di Smirna dengan berkata bahwa Dia tau
mengenai penderitaan mereka.
4. Kritikan
Menurut kristus, jemaat ini tidak perlu dikritik Tuhan Yesus puas dengan tingkat
kesetiaan mereka.
5. Tuntutan (2:10)
Tuhan Yesus memberitahu bahwa mereka akan mengalami penganiayaan.
6. Ancaman
Nampaknya jemaat di smirna tidak perlu diancam.
7. Janji (2:10b, 11b)
Dia menjanjikan keselamatan kekal bagi setiap orang yang percaya, tetapi
mahkota ini dikhususkan kepada orang percaya yang setia sampai mati.

C. Surat kepada jemaat di pergamus (2:12-17)


1. Alamat surat ini: Jemaat di (2:12)
Mengingat latar belakang itu, tidak mengherankan bila pergamus menjadi pusat
penyembahan terhadap kaisar.
2. Sifat Kristus
Sifat ini dikutip dari penglihatan Tuhan Yesus (1:16). Rupanya pedang ini
melambangkan bahwa yesus dapat melawan musuh.
3. Pujian untuk jemaat (2:13)
Jemaat pergamus diam di kota dapat dijuluki tempat tahta iblis.
4. Kritikan (2:14-15)
Firman Tuhan Yesus seimbang dan sempurna .
5. Tuntutan (2:16)
Mereka tidak boleh acuh terhadap ajaran sesat yang ada ditengah-tengah mereka.
6. Ancaman (2:16)
Ternyata, bertobat itu begitu sulit bagi mereka yang ada di pergamus, sehingga
mereka perlu didorong dengan ancaman.
7. Janji (2:17b)
Dalam bagian sebelumnya telah dibahas mengenai akibat ketidaktaatan.
D. Surat kepada jemaat di Tiatira (2:18-29)
1. Alamat surat ini: jemaat di Tiatira
Walaupun Tiatira kota kecil, dan tidak banyak yang diketahui tentang kota ini,
tetapi jemaat ini mendapat kiriman surat yang paling panjang diantara yang lain.
2. Sifat Kristus (2:18b)
Sebutan ini, mengenal Dia yang berfirman kepada mereka di Tiatira, menegaskan
bahwa pesan ini layak, karena Tuhan yesus pasti mengetahui isi hati seseorang.
3. Pujian untuk jemaat (2:19)
Dia tahu, semua tentang kasih dan pelayanan mereka, dan juga Dia tahu tentang
kemajuan pelayanan mereka.
4. Kritikan (2:20)
Mereka membiarkan izebel menyesatkan.
5. Ancaman(2:22-23)
Ancaman itu khusus untuk wanita izebel dan pengikutnya.
6. Tuntutan (2:22b, 24-25)
Saat itu masih ada kesempatan bagi pengikut wanita itu untuk bertobat.
7. Janji (2:26-28)
Didalam nas ini barangsiapa menang diartikan bagi kita dengan yang melakukan
pekerjaan-Ku sampai kesudahannya.

E. Surat kepada jemaat di Sardis (3:1-6)


1. Alamat surat ini: Jemaat di Sardis
Keadaan kota Sardis sangat strategis.
2. Sifat Kristus (3:1b)
Jemaat Sardis sangat membutuhkan pekerjaan Roh Tuhan.
3. Kritikan (3:1c-2)
Memang pujian tidak ada. Yang ada hanya kritikan.
4. Tuntutan (3:2-3)
Orang Kristen yang tidak tekun digambarkan seperti orang yang sedang tidur dan
harus bangun, sama seperti mereka di Sardis.
5. Ancaman (3:3b)
Dia tidak menjelaskan apa yang dilakukannya kalau Dia datang, tetapi ancaman
ini sangat keras juga.
6. Pujian untuk jemaat (3:4)
Tidak ada pujian bagi seluruh jemaat Sardis.
7. Janji (3:5)
Janji yang pertama adalah pakaian putih.
Janji yang kedua adalah bahwa Dia tidak akan menghapus nama-Nya dari kitab
kehidupan.
F. Surat kepada jemaat di Filadelfia (3:7-13)
1. Alamat surat ini: Jemaat di Filadelfia (3:7a)
Kota filadelfia dibangun antara tahun 189 SM hingga tahun 138 SM.
2. Sifat kristus (3:7b)
Kedaulatan Tuhan Yesus ditegaskan disini, walaupun keadaan umatNya mungkin
susah dan ditindas, tetapi Dia masih menentukan apakah orang dapat masuk
kedalam kerajaanNya.
3. Pujian untuk jemaat (3:8)
Sambil memuji, Tuhan juga mengemukakan pelayanan yang telah Dia sediakan
bagi mereka.
4. Kritikan
Tidak ada kritikan bagi jemaat ini.
5. Tuntutan (3:11a)
“Tuntutan” ini agak ringan. Bagi mereka kedatangan Tuhan menjadi
penghiburan.
6. Ancaman (3:11b)
“Ancaman” ini agak ringan juga.

G. Surat kepada jemaat di laodikia (3:14-22)


1. Alamat surat ini: Jemaat di laodikia (3:14a)
Kota laodikia didirikan oleh antiokhius II.
2. Sifat Kristus (3:14)
Hanya dalam nas ini saja, istilah Amin dipakai sebagai nama kristus.
3. Pujian untuk jemaatnya
Jemaat yang kaya ini sama sekali tidak dipuji.
4. Kritikan (3:15-17)
Tuhan Yesus mengatakan Aku Tahu… seperti juga didalam keenam surat yang
lain.
5. Tuntutan (3:18-20)
Tuntutan Tuhan Yesus bagi mereka di laodikia dapat dibagi tiga.
6. Ancaman (3:16)
Dalam surat-surat yang lain dalam wahyu pasal 3, ancaman dicantumkan sesudah
tuntutan.
7. Janji (3:21)
Mungkin antara semua janji dalam pasal 2-3, janji ini adalah yang paling indah.
III. Bagian Ketiga: “… apa yang akan terjadi sesudah ini…”(4-22)
Fungsi bagian ini:
Memang Tuhan Yesus sudah menjanjikan pahala yang indah dan hebat kepada yang
setia.
Struktur bagian ini dapat dibagi sebagai berikut:
 Visi takhta sebagian pendahuluan, 4:1-5:14
 Masa kesengsaraan, 6:1-20:3
 Kerajaan seribu tahun, 20:4-15
 Yerusalem yang baru, 21:1-22:5
 Penjelasan yang terakhir dari penglihatan, 22:6-17
 Bagian penutup dari kitab, 22:18-21

 Visi Ruangan Takhta sebagai pendahuluan


Pendahuluan ini melukiskan ruangan takhta Allah disurga.
1. Peralihan (4:1-2)
2. Takhta dan sekelilingnya (4:3-11)
3. Gulungan kitab dan anak domba (5:1-7)
4. Pujian kepada dia yang mengambil gulungan kitab (5:8-14)

 Masa kesengsaraan (6:1-20:3)


Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik.
1. Ketujuh segel (6:1-8:6)
a. Segel pertama (6:1-2)
b. Segel kedua (6:3-4)
c. Segel ketiga (6:5-6)
d. Segel keempat (6:7-8)
e. Segel kelima (6:9-11)
f. Segel keenam (6:12-17)
g. Segel ketujuh (8:1-6)
2. Ketujuh sangkakala (8:7-11:19)

a. Keempat Sangkakala pertama (8:7-12)

b. Ketiga sangkakala terakhir (8:13-11:19)

 Kerajaan seribu Tahun


Kerajaan seribu tahun diceritakan hanya dalam dua belas ayat. Tiga ayat menceritakan
apa yang terjadi dikerjaaan itu, empat ayat pemberontakan terakhir,dan lima ayat
menceritakan penghukuman terakhir

 .Langit baru dan bumi baru


Penglihatan yang terakhir ini terjadi sesudah penghukuman takhta putih, dan juga
sesudah kerajaan Seribu Tahun. Bumi dan langit yang lama sudah tidak ada.

 Penjelasan Akhir dan penglihatan (22:6-17)


Sesudah Yohanes mendapat penglihatan Yerusalem baru, penglihatan dan kesaksian
itu dikuatkan oleh beberapa perkataan.

 Bagian ini berfungsi sebagai penutup kitab wahyu. Dalam bagian ini Yohanes
mengingatkan bahaya mengubah isi kitab ini. Ini semacam kutuk terhadap orang yang
mau mengubah penulisan ini.

Kelebihan: Memjelaskan secara detail seluruh isi kitab wahyu, bagaimana cerita rasul
yohanes dalam mengingatkan seluruh umat Tuhan.

Kekurangan: - Kurangnya gambar untuk lebih memantapkan kisah dari kitab wahyu
- Kertas yang mudah sobek dan sudah kotor

Anda mungkin juga menyukai