Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah :

Teologi Pengantar Sistematika


Dosen Pengampu:
SARMAULI, M.Th

Disusun Oleh
Kelompok 1:
Abi Ronaldo :2002111864
Bulandari :2002111890
Dian Eka Putri :2002111880
Enjelina Kristamia :2002111889
Bibliologi
(Doktrin Alkitab)
Latar Belakang
Setelah menunjukkan bahwa Tuhan telah menyatakan diri-Nya dan
membuktikan bahwa Tuhan itu memang ada berdasarkan banyak bukti yang telah
ada, maka kini kita akan mengetahui bagaimana dan dimana kita bisa mendapatkan
lebih banyak keterangan tentang Tuhan. Dengan kata lain, kita akan mengetahui
sumber- sumber teologi, informasi yang akurat tentang Tuhan serta hubungan-Nya
dengan alam semesta ini. Ada empat arah yang telah di pakai manusia dalam rangka
mencari sumber-sumber teologi seperti akal, Alkitab, dan Gereja.
Dikatakan bahwa Tuhan telah menyampaikan semua pernyataan-Nya
kepada gereja dalam bentuk yang tertulis maupun tidak tertulis dan bahwa
kehadiran serta bimbingan Roh Kudus senantiasa menaungi gereja sehingga
melindunginya dari kesalahan dalam pengarahan dan pembinaan iman. Sifat
tidak mungkin salah ini menjangkau sampai ke masalah-masalah iman dan
moral serta segala hal yang oleh gereja dinyatakan sebagai bagian dari
pernyataan Tuhan. Menurut pandangan ini, gereja Katolik Roma merupakan
satu-satunya gereja yang benar. Ketika para uskup bersidang, maka secara
kolektif mereka itu tidak mungkin salah dan pada saat Sri Paus yang
merupakan uskup Roma, berbicara ex cathedra (dalam fungsinya sebagai wakil
Petrus, maka Paus merupakan alat Roh Kudus dan beliau menyatakan
keputusan gereja yang tidak mungkin salah.
Setiap anak Tuhan sejati memiliki sebuah berkat pelayanan
pencerahan Roh Kudus yang memungkinkan dia memahami Alkitab
dan karunia ini tidak diberikan kepada organisasi lahiriah mana pun
juga. Alkitab hendaknya diterima sebagai sumber teologi yang paling
menentukan. Gereja yang benar sepanjang sejarahnya senantiasa
memandang Alkitab sebagai wujud pernyataan ilahi dan bahwa
pencatatan pernyataan yang terdapat di dalamnya itu asli, dapat di
percaya, berkenan dengan kanon, dan diilhami secara adikodrati.
Bibliologi memeriksa Alkitab untuk melihat apakag kepercayaan
tersebut benar atau tidak.
Pengertian Bibliologi (Doktrin Alkitab
Istilah Alkitab berasal dari bahasa Arab yang artinya “wahyu yang tertulis”. Istilah ini
dalam bahasa inggris disebut bible yang berasal dari kata Yunani biblion artinya “Kitab”
atau “Gulungan”. Kata biblion berasal dari biblos, yaitu tanaman papyrus tumbuhan
dirawa-rawa atau ditepi-tepi sungai disepanjang Sungai Nil. Istilah bahasa inggris lainnya
adalah scriepture yang berasal dari kata Yunani graphe artinya ”tulisan” (2 Tim.3:16) dan
hiera grammata artinya “tulisan-tulisan yang suci” (2 Tim.3:15). Istilah ini sering
diterjemahkan dengan Kitab Suci. Alkitab diartikan sebagai kumpulan kitab yang diakui
kanonik dan diterima oleh gereja sebagai inspirasi dari Allah sehingga seluruh isinya
adalah Firman Allah. Sedangkan Bibliologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari seluk
beluk Alkitab dan peranannya dalam iman kristen. Bibliologi memeriksa Alkitab untuk
melihat apakah kepercayaan itu benar atau tidak.
Alkitab Perwujudan Pernyataan Allah
Alkitab merupakan sumber terpenting dalam teologi kristen. Orang kristen
senantiasa mempertahankan keyakinan bahwa pernyataan Allah memiliki wujud yang
tertulis dan Alkitab merupakan wujud tertulis dari penyataan Allah tersebut. Berikut
bukti-bukti nyata dari kerpercayaan ini :
1) Alasan Apriori

Alasan Apriori merupakan alasan yang bergerak dari sesuatu yang telah ada terlebih dahulu
menuju ke sesuatu yang ada kemudian. Allah berkenan menolong manusia yang telah jatuh kedalam
dosa. Manusia memerlukan petunjuk yang tidak mungkin salah mengenai masalah yang paling penting
dalam hidup ini yaitu kesejahteraan hidup. Dengan sifat-sifat yamg dimiliki Allah, Dia mampu
menyatakan diri-Nya melalui tulisan yaitu Alkitab agar manusia mengalami keselamatan.

Dari penjelasan diatas, alasan pertama ini membuat kita berharap bahwa Allah dapat menolong
manusia yang telah jatuh dalam dosa melalui pernyataan akan diri-Nya dalam wujud tertulis yaitu
Alkitab.
2) Alasan Berdasarkan Anologi

Alasan Analogi ini terbit dari persesuaian yang ada antara perbandingan atau
hubungan antara berbagai hal. Alasan ini dapat diungkapan dalam 2 hal yaitu:

• Disaat kita memasuki dunia dimana komunikasi dibutuhkan antara pribadi-pribadi


yang memiliki intelegensi tersebut kita pasti menjumpai adanya ungkapan langsumg
semacam pernyataan.

• Di alam semesta ini terdapat tanda-tanda kebaikan yang menyembuhkan dan dalam
kehidupan setiap pribadi terdapat bukti adanya kesabaran dalam urusan-urusan
pemeliharaan sehingga merupakan landasan bagi timbulnya pengharapan.
Dari kedua ungkapan di atas kita dapat
menyimpulkan bahwa Allah membuktikan
bahwa Dia benar-benar membantu mahkluk
ciptaannya yang memerlukan pertolongan, dan
komunikasi yang diperlukan antara pribadi-
pribadi Allah menggunakan Alkitab guna
terjalin komunikasi intlegensi dengan manusia
dan karena Allah panjang sabar dan baik maka
Allah betul-betul mau menyatakan diri-Nya
agar manusia bisa ditolong.
3). Alasan Berdasarkan Kenyataan Bahwa Alkitab Tidak Dapat Dimusnahkan

Dalam kesempatan ini kita hanya dapat menyebutkan beberapa usaha yang telah diupayakan
untuk menumpas dan membinasakan Alkitab. Para raja Romawi segera sadar bahwa orang-orang
Kristen melandaskan kepercayaan mereka pada Alkitab. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk
menumpas atau memusnahkan Alkitab. Melalui sebuah dektrit pada tahun 303 Masehi, kaisar
Diocletianus menuntut agar setiap jilid Alkitab di bakar. Ia membunuh begitu banyak orang Kristen
dan menghancurkan begitu banyak Alkitab sehingga ia merasa telah berhasil memusnahkan Alkitab
secara tuntas ketika orang-orang Kristen bersembunyi dan tidak memperlihatkan kegiatan mereka
pada saat itu. Diocletianus menyuruh membuat sebuah medali yang bertuliskan “Agama Kristen
telah musnah dan penyembahan para dewa telah dipulihkan”. Akan tetapi hanya beberapa tahun
kemudian Constantinus naik takhta dan mengumumkan agama Kristen sebagai agama negara.
Sepanjang abad pertengahan, para cendekiawa menempatkan pengakuan
iman di atas Alkitab. Sekalipun besar di antara mereka ketika istu masih berusaha
menopang pengakuan itu dengan ayat-ayat Alkitab, secara berharap tradisi
menjadi makin kuat. Gereja dan negara mengambil alih kuasa untuk menafsirkan
Alkitab sehingga penelaahan Alkitab oleh kaum awam dibatasi dan dicurgai
bahkan tidak jarang dilarang pula. Pada masa Reformasi yaitu ketika Alkitab
diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dipahami umum, gereja yang resmi
membatasi secara ketat pembacaan Alkitab dengan alasan bahwa kaum awam
tidak mampu mengartikan isi Alkitab. Karena orang awam tidak diizinkan
membaca dan menafsirkan isi Alkitab itu sendiri. Bahkan pada masa itu dibuat
hukum-hukum tertentu yang melarang penerbitan Alkitab.
4) Alasan Berdasarkan Sifat Alkitab
Pada saat kita merenungkan sifat Alkitab, maka kita akan mengakui
adanya satu kesimpulan bahwa Alkitab merupakan wujud pernyataan
Allah. Pertama-tama isi Alkitab sebagai berikut antara lain:

 Mengakui kepribadian, kesatuan, dan ketritunggalan Allah.

 Alkitab juga mengagungkan kekudusan dan kasih Allah.

 Alkitab mengisahkan bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang di


ciptakan menurut gambar dan rupa-Nya
• Alkitab menggambarkan kejatuhan manusia sebagai
pemberontakan yang sadar terhadap kehendak Allah yang
sudah dinyatakan kepadanya.

• Alkitab menggambarkan puncak segala sesuatu dalam


kedatangan Kristus yang kedua kalinya tentang peristiwa-
peristiwa kebangkitan, penghakiman, kerajaan seribu tahun dan
masa kekekalan. Pastilah kitab semacam ini hanya bisa berasal
dari Allah yang mahakuasa.
5) Alasan Berdasarkan Pengaruh Alkitab
Alkitab telah mempengaruhi
terciptanya karya-karya yang sangat indah
dalam bidang kesenian, arsitektur,
kesusateraan, dan musik. Dimana ada kitab
yang mempunyai pengaruh semacam itu?
Jelas hal ini merupakan pernyataan Allah
kepada umat manusia yang memerlukan
pertolongan. Selain itu, pengaruh Alkitab
telah mengubah dan membaharui
kehidupan berjuta-juta orang.
5) Alasan Berdasarkan Nubuat Yang Digenapi

Dalam kesempatan ini kita menelitinya untuk membuktikan bahwa


Alkitab adalah wujud penyataan ilahi. Hanya Allah yang mampu
menyingkapkan masa depan, sedangkan nubuat tentang masa depan merupakan
mukjizat pengetahuan. Nubuat yang digenapi menunjukkan bahwa para penulis
nubuat-nubuat dalam Alkitab memiliki sejenis pengetahuan yang bersifat
adikodrati. Contohnya, nubuat tentang bertambahnya pengetahuan dan lalu
lintas di kemudian hari (Daniel 12:4), lanjutan perang dan berita-berita tentang
perang (Matius 24:6-7), meningkatnya kejahatan (II Timotius 3:1-13),
dipeliharanya sisa kaum Israel (Roma 11:1-5, 25-32), dan masih banyak lagi
nubuat-nubuat dalam Alkitab. Semua ini membuktikan lagi bahwa Alkitab
adalah wujud penyataan ilahi.
Inspirasi Pengilhaman Alkitab
1) Definisi Ilham

Istilah-istilah Teologis yang berkaitan ialah penyataan, ilham, wibawa, sifat tidak mungkin
bersalah, serta pencerahan yakni sebagai berikut:

a) Penyataan. Telah kita bahas diawal bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya melalui alam, sejarah,
dan hati nurani manusia, la juga telah menyatakan diri di dalam Anak-Nya yang Tunggal dan di
dalam Firman-Nya.
b) Pengilhaman berkaitan dengan pencatatan kebenaran. Roh Allah menguasai serta mendorong orang-
orang untuk menulis keenam puluh enam kitab dalam Alkitab (Kisah 1:16; Ibrani 10:15- 17; II
Petrus 1:21). Alkitab diilhami secara penuh dan secara verbal; Alkitab mengandung napas Allah (II
Timotius 3:16).
c) Wibawa, Alkitab membawa besertanya kewibawaan ilahi Allah. Amanat
Alkitab mengikat manusia-mengikat pikirannya, hati nuraninya, kehendaknya,
serta hatinya. Alkitab tidak hanya diilhami dan berwibawa, tetapi juga tidak
mungkin bersalah.
d) Pencerahan, Ia yang mengilhami orang-orang tertentu ketika menulis Alkitab,
juga mencerahkan pikiran orang-orang yang membaca apa yang telah
diilhamkannya.
2. Doktrin Alkitab Tentang Pengilhaman

Roh Kudus menuntun dan mengawasi para penulis Alkitab sedemikian rupa, sambil memakai keunikan
mereka pribadi lepas pribadi, sehingga mereka itu menulis semua yang Ia ingin mereka tulis, tanpa
tambahan maupun kesalahan. Namun beberapa hal perlu diperhatikan,yaitu :
a) Pengilhaman tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Pengilhaman merupakan karya Roh Kudus, namun
kita tidak mengetahui dengan tepat bagaimana kuasa Roh Kudus bekerja.
b) Pengilhaman, dalam arti yang terbatas ini, terbatas pada penulis-penulis kitab dalam Alkitab saja.
Kitab-kitab lainnya tidak diilhamkan dengan begitu.
c) Pengilhaman pada hakikatnya merupakan tuntunan. Maksudnya, Roh Kudus mengawasi pemilihan
bahan yang dipakai serta kata-kata yang akan digunakan dalam menulis suatu kitab.
d) Roh Kudus melindungi para penulis dari berbuat kesalahan serta tidak mencantumkan
apa yang harus dicantumkan.
e) Pengilhaman meliputi juga kata-kata yang dipakai, bukan sekadar pikiran dan konsepnya
saja. Oleh karena itu, kita berbicara mengenai pengilhaman plenary (menyeluruh) dan
pengilhaman verbal (kata demi kata).
f) pengilhaman itu hanya berlaku bagi naskah aslinya saja, tidak termasuk berbagai versi
penerjemahannya, baik itu terjemahan kuno maupun terjemahan modem, bukan pula
naskah-naskah Ibrani dan Yunani yang ada, dan akhirnya bukan pula naskah-naskah yang
bersifat mengritik.
3) Bukti dan pengilhaman
Ada dua hal fundamental yang harus kita jadikan landasan teori
pengilhaman yang verbal dan plenary yaitu watak Allah serta sifat dan
tuntutan Alkitab sendiri.
4) Keberatan-keberataan terhadap pendapat pengilhaman ini :
a) Kutipan-kutipan yang menyangkut ketidak ketahuan atau kesalahan
b) Dalam ilmu pengetahuan dan sejarah
c) Dalam Mukjizat dan nubuat
d) Dalam mengutip dan menafsirkan perjanjian lama
e) Dalam Moral dan Agama
Kesimpulan
Alkitab diartikan sebagai kumpulan kitab yang diakui
kanonik dan diterima oleh gereja sebagai inspirasi dari Allah
sehingga seluruh isinya adalah Firman Allah. Sedangkan Bibliologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari seluk beluk Alkitab dan
peranannya dalam iman kristen. Alkitab merupakan sumber
terpenting dalam teologi kristen. Orang kristen senantiasa
mempertahankan keyakinan bahwa pernyataan Allah memiliki
wujud yang tertulis dan Alkitab merupakan wujud tertulis dari
penyataan Allah yang menjadi otoritas tertinggi bagi orang kristen
dan diterima sebagai Firman Allah dalam kehidupan kita sebagai
orang yang percaya dalam Yesus kristus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Thiessen, Henry C, Teologi Sistematika, Malang, Penerbit Gandung Mas, 1997
2. https://text-id.123dok.com/document/oy8nxv34y-arti-etimologi-bibliologi-pengantar-doktrin-
alkitab.html

Anda mungkin juga menyukai