FX.Bambang Widiatmoko,S.S,M.Pd
Pengantar
Allah yang mewahyukan Diri-Nya melalui
para nabi, utusan-Nya. Para nabi itulah
yang mewartakan Sabda-sabda Allah. Tetapi
Allah bersabda juga melalui karya-karya-
Nya yang agung dan melalui peristiwa-
peristiwa hidup. Jadi dengan kata dan
perbuatan Allah mewahyukan Diri-Nya,
artinya Ia memperkenalkan siapakah
Diri-Nya dan apakah rencana-Nya untuk
keselamatan manusia.
Lanjutan Pengantar
Wahyu Allah itu bergema dan dihayati
oleh Gereja dalam ibarat, ajaran dan
seluruh kehidupan mereka. Inilah yang
disebut Tradisi. Tradisi adalah Sabda
Allah sejauh diterima dan dihayati Gereja
dalam hidupnya, ajarannya dan
ibaratnya. Atau dapat dikatakan juga
bahwa Tradisi adalah iman Gereja
terhadap Wahyu Allah/Sabda Allah.
Lanjutan Pengantar
Lama kelamaan, ketika para rasul Yesus
mulai wafat satu persatu, timbul kebutuhan
untuk menuliskan ajaran-ajaran yang mereka
wariskan secara lisan itu, agar Gereja
mempunyai pegangan. Untuk tujuan ini Roh
Allah mengilhami orang-orang tertentu dalam
Gereja untuk menuliskan apa yang dihayati
dalam Tradisi itu dalam Alkitab. Jadi, dalam
arti tertentu, Alkitab itu adalah bagian dari
Tradisi atau bentuk tertulis dari Tradisi.
Bentuk Asli
KSPL-PENGANTAR
“Perjanjian Lama” = 2 Kor 3:14
“Tetapi pikiran mereka telah menjadi
tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung
ini masih tetap menyelubungi mereka, jika
mereka membaca perjanjian lama itu
tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus
saja yang dapat menyingkapkannya”
Jumlah Dalam Katolik: 46, Sedangkan
Dalam Protestan: 39
Kanon KSPL
Pada konsili di Hippo tahun 393 Masehi dan
konsili Kartago tahun 397 Masehi, Gereja
Katolik secara resmi menetapkan 46 kitab
hasil dari kanon Alexandria sebagai kanon
bagi Kitab-kitab Perjanjian Lama.
Tujuh kitab berikut dua tambahan kitab yang
ditolak tersebut dikenal oleh Gereja Katolik
sebagai Deuterokanonika ( = second-
listed ) yang artinya kira-kira: “disertakan
setelah banyak diperdebatkan”.
Septuaginta
Kitab-kitab Perjanjian Lama pada awalnya ditulis
dalam bahasa Ibrani (Hebrew) bagi Israel, umat
pilihan Allah. Tetapi setelah orang-orang Yahudi
terusir dari tanah Palestina dan akhirnya menetap
di berbagai tempat, mereka kehilangan bahasa
aslinya dan mulai berbicara dalam bahasa
Yunani (Greek) yang pada waktu itu merupakan
bahasa internasional. Oleh karena itu menjadi
penting kiranya untuk menyediakan bagi mereka,
terjemahan seluruh Kitab Perjanjian Lama dalam
bahasa Yunani.
Lanjutan Septuaginta
Pada waktu itu di Alexandria berdiam sejumlah
besar orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Selama
pemerintahan Ptolemius II Philadelphus (285 – 246
SM) proyek penterjemahan dari seluruh Kitab Suci
orang Yahudi ke dalam bahasa Yunani dimulai oleh
70 atau 72 ahli-kitab Yahudi – menurut tradisi – 6
orang dipilih mewakili setiap dari 12 suku bangsa
Israel. Terjemahan ini diselesaikan sekitar tahun
250 – 125 SM dan disebut Septuagint , yaitu dari
kata Latin yang berarti 70 (LXX), sesuai dengan
jumlah penterjemah.
Tanggapan Yahudi
Setelah Yesus disalibkan dan wafat, para pengikut-Nya
tidak menjadi punah tetapi malahan menjadi semakin
kuat. Pada sekitar tahun 100 Masehi, para rabbi (imam
Yahudi) berkumpul di Jamnia, Palestina, mungkin
sebagai reaksi terhadap Gereja Katolik. Dalam konsili
Jamnia ini mereka menetapkan empat kriteria untuk
menentukan kanon Kitab Suci mereka:
[1] Ditulis dalam bahasa Ibrani;
[2] Sesuai dengan Kitab Taurat;
[3] lebih tua dari jaman Ezra (sekitar 400 SM);
[4] dan ditulis di Palestina
Kriteria Konsili Yamnia
(Versi Imam Yahudi)
Atas kriteria-kriteria diatas mereka mengeluarkan
kanon baru untuk menolak tujuh buku dari kanon
Alexandria, yaitu seperti yang tercantum dalam
Septuagint, yaitu: Tobit, Yudit, Kebijaksanaan
Salomo, Sirakh, Barukh, 1 Makabe, 2
Makabe, berikut tambahan-tambahan dari
kitab Ester dan Daniel. (Catatan: Surat Nabi
Yeremia dianggap sebagai pasal 6 dari kitab
Barukh). Hal ini dilakukan semata-mata atas
alasan bahwa mereka tidak dapat menemukan
versi Ibrani dari kitab-kitab yang ditolak diatas.
DUNIA PERJANJIAN LAMA
KSPB-LAMBANG
Matius-Markus-Lukas-Yohanes
Asal Simbol Injil
Menurut tradisi, keempat penulis Injil
dilambangkan dengan simbol-simbol berikut:
St Matius, manusia ilahi; St Markus, singa
bersayap; St Lukas, lembu bersayap; dan St
Yohanes, rajawali yang terbang tinggi.
Simbol-simbol ini diambil pertama-tama dari
Nabi Yehezkiel (1:1-21)
“…Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya
mempunyai muka manusia di depan, muka
singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah
kiri, dan muka rajawali di belakang….”
PALESTINA MASA PERJANJIAN
BARU
PEMBAGIAN KSPB
Kitab Perjanjian Baru terdiri dari:
1. 4 kitab Injil, (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes)
2. 14 surat Rasul Paulus,
3. 2 surat Rasul Petrus,
4. 1 surat Rasul Yakobus,
5. 1 surat Rasul Yudas,
6. 3 surat Rasul Yohanes dan Wahyu Rasul Yohanes
dan
7. Kisah Para Rasul yang ditulis oleh Santo Lukas,
yang juga menulis Kitab Injil yang ketiga.
TEMPAT PENULISAN KITAB
Lanjutan Penyusunan KSPB
Tidak satu barispun dari kitab-kitab Perjanjian
Baru dituliskan sampai setidaknya 10 tahun
setelah wafatnya Kristus. Yesus disalibkan pada
tahun 33 dan kitab Perjanjian Baru yang pertama
ditulis yaitu surat 1 Tesalonika baru ditulis
sekitar tahun 50 Masehi. Sedangkan kitab
terakhir yang ditulis yaitu kitab Wahyu
Yohanes pada sekitar 90-100 Masehi. Jadi anda
bisa melihat kesimpulan penting disini: Gereja
Katolik dan iman Katolik sudah ada sebelum
Alkitab dijadikan.
Pengesahan KSPB
Pada tahun 382 Masehi, didahului oleh
Konsili Roma, Paus Damasus menulis
dekrit yang menulis daftar kitab-kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang
terdiri dari 73 kitab.
Paus Santo Innocentius I (401-417) pada
tahun 405 Masehi menyetujui kanonisasi
ke 73 kitab-kitab dalam Alkitab
dan menutup kanonisasi Alkitab.
Alkitab Tertua
Hingga ditemukannya mesin cetak pada tahun 1450,
semua Alkitab adalah hasil salinan tangan yang kita
sebut manuskrip. Alkitab lengkap tertua yang masih
ada hingga sekarang berasal dari abad ke-empat,
dan isinya sama dengan Alkitab yang dipegang oleh
umat Katolik yaitu terdiri dari 73 kitab.
2 Tesalonika 2:15
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada
ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-
ajaran yang kamu terima dari kami, baik
secara lisan, maupun secara tertulis.
Maksud Injil Dicatat
Yoh 20:30-31
“…Supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah
Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh
imanmu memperoleh hidup dalam
NamaNya”
KITAB DIDACHE
Kitab "DIDAKHE" adalah kitab pendamping dalam
ritus ibadah Kristen purba, yang memuat tentang etika
Kristen dan peraturan gereja yang kemungkinan
ditulis sekitar abad ke-2 Masehi.
Kitab Tradisi ini memuat banyak tentang tata-ibadah
gereja yang mula-mula. Misalnya Doa Bapa Kami
dimuat selengkapnya. Baptisan dilaksanakan dengan
penyelaman jika keadaan memungkinkan ataupun tiga
kali dengan cara pemercikan. Puasa diadakan pada
hari Rabu dan Jumat. Ada dua doa ekaristi di mana
hal ini tidak biasa dalam gereja yang mula-mula.
Magisterium
Magisterium adalah Wewenang Mengajar Gereja,
yang terdiri dari Bapa Paus (sebagai pengganti Rasul
Petrus) dan para uskup (sebagai pengganti para rasul)
dalam persekutuan dengannya, yang diberikan
karisma “tidak dapat sesat” (infalibilitas) oleh
Yesus, yaitu dalam hal pengajaran mengenai iman
dan moral. Maka kita ketahui bahwa sifat
infalibilitas ini tidak berlaku dalam segala hal,
namun hanya dalam hal iman dan moral, yaitu
pada saat mereka mengajarkan dengan tindakan
definitif, seperti yang tercantum dalam Dogma dan
doktrin resmi Gereja Katolik.
Magisterium Dan Tradisi
1 Tim 3:15
“Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau
tahu bagaimana orang harus hidup sebagai
keluarga Allah, yakni Jemaat dari Allah
yang hidup, tiang penopang dan dasar
kebenaran.”