Anda di halaman 1dari 14

Perjalanan Cinta

"Hamemayu Hayuning Bhawono: Menata Keindahan Dunia"

-
Nubuat (Ramalan) Tentang Muhammad SAW Dari Beberapa Agama
(Zoroaster, Hindu, dan Buddha)
POSTED ON NOVEMBER 17, 2010 UPDATED ON JUNI 12, 2011

Dalam kesempatan kali ini, kembali saya ajak Anda sekalian untuk lebih jauh
mengenal tentang diri Nabi Muhammad SAW dan ajarannya (Islam). Mulai dari kabar/ramalan (nubuat)
tentang kehadirannya hingga pada makna kata dari namanya yang tiada lain tidak ada celahnya.
Sebelumnya, saya sangat berterimakasih kepada saudara Abdul Haq Vidyarthi (Juru dakwah dan penulis
Islam yang mendapatkan gelar Vidyarthi karena pengetahuannya yang sangat mendalam tentang kitab
Weda) yang telah membagikan ilmunya meski berasal dari hasil perenungan dan penelitiannya. Karena
dari bantuannyalah saya pun akhirnya semakin banyak memahami makna dan hakekat dari ajaran Islam,
khususnya dari sudut padang agama Zoroaster, Hindu, dan Buddha.
Untuk mempersingkat waktu, marilah kita memulai penjelasan ini dengan hati yang tenang dan penuh
cinta. Semoga bisa memberikan berkah dan wacana yang lebih luas bagi diri kita semua.
1. Muhammad, nama yang tak tercela
Dalam Zenda Avesta, buku yang diakui di tulis oleh Zaratushtra (kitab ajaran Zoroaster) misalnya,
dikatakan bahwa Muhammad sebagai “Astvat-ereta” atau Soeshyant (rahmat bagi dunia).  Dalam kitab
suci Hindu, Muhammad disebut sebagai “Narashansah Astvisyate” (yang terpuji dan yang Diagungkan).
Dalam kitab suci agama Buddha disebutkan bahwa setelah sang Buddha Agung akan ada sang Buddha
Maitreya (rahmat, ampunan) yaitu tiada lain adalah Muhammad.
Sedangkan nama dari Muhammad sendiri memiliki banyak keunikan, diantaranya adalah tidak tercela
dari segi arti meski di eja dalam banyak cara, seperti; Muhammad, Mahamet, Mohamet,
Mahemmet dan Mehemet. Sebagai bukti berikut penjelasannya:
a) Mahamet atau Muhammad. Kata ini seperti berasal dari kata “Maaha” dan “Metta”.
Kata “Maho” atau “Maha” dalam bahasa Pali dan Sansekerta berarti “Agung, Hebat”. “Metta” berarti
“ampunan”. Karenanya, seluruhnya kata Mahamet atau Muhammad berarti “ampunan yang agung” atau
“ampunan yang besar”.
b) Mohamet. Sepertinya terdiri dari kata “Moh” dan “Metta”. “Moh” dalam bahasa Sansekerta berarti
“kasih sayang atau simpati”. Karenanya, seluruh kata Mohamet berarti “ampunan yang penuh kasih
sayang dan simpati”.
c) Mehemet. Sepertinya terdiri dari kata “Meh” dan “Metta”. Meh dalam bahasa Sansekerta berarti
hujan. Karenanya, seluruh kata Mehemet berarti “Hujan ampunan” atau “seorang yang memberi ampunan
laksana hujan”.
d) Mahemmet. Sepertinya berasal dari kata “Mahema” atau “Mahima” yang dalam bahasa Sansekerta
berarti “keagungan, kemegahan”. Karenanya, seluruh kata Mahemmet berari “ampunan yang agung” atau
“ampunan yang besar”.
Jadi, dengan melihat penjelasan diatas, maka tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah Muhammad SAW
adalah seorang yang sangat layak untuk ditiru tingkah lakunya (Sunnah) dan bahkan menjadi Nabi utusan
Allah SWT. Karena dari namanya saja telah menunjukkan banyak rahmat dan kemuliaan.
2. Nubuat Muhammad SAW dalam agama Zoroaster
Zoroaster/Zoroastrianisme secara umum dikenal sebagai Parsi-isme adalah agama kuno bangsa Persia. Ini
adalah agama yang dianut bangsa Iran jauh sebelum kedatangan Islam. Agama ini juga disebut sebagai
agama para “Penyembah Api” atau “Magianisme”. Berbagai kitab suci mereka bisa ditemukan dalam
bahasa Zendi dan Pahlawi.
Selain kedua jenis kitab tersebut, terdapat juga beberapa kitab yang menggunakan aksara Cuneiform. 
Kitab berbahasa Pahlawi menyerupai literatur Persia masa sekarang, tetapi Zendi dan Cuneiform sangat
jauh berbeda. Dua bagian kitab Iran kuno ini sangatlah penting – satu dikenal sebagai Dasatir dan yang
lain Vesta dan Zenda Avesta. Setiap bagian kitab itu terbagi dua – Khurda Dasatir dan Kalam Dasatir,
Khurda Avesta dan Kalam Avesta juga dikenal sebagai Zend atau Maha Zend.
Ada banyak nubuat yang jelas di dalam Zent Avesta (buku yang diakui di tulis oleh Zaratushtra) mengenai
Al-Qur`an, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Sebagian nubuat (ramalan) itu hanya bersifat
mistik dan diungkapkan dalam bahasa yang tidak bisa diterima tepat secara harfiah. Namun bila kita
mengintrepretasikan dengan cara yang tepat dan mengolaborasikan dengan berbagai nubuat tersebut
dengan fakta-fakta sejarah, maka berbagai nubuat tadi dengan jelas mengacu pada Rasulullah Muhammad
SAW dan bukan orang lain.
Contoh, di dalam Vendidad, bagian pertama dari Zent Avesta, dan Yashts, bagian kedua dari kitab yang
sama, tercatat kalau ada penerus Zoroaster yang masih tersembunyi yang akan muncul beberapa lama
setelah Zoroaster.
“Seorang wanita akan mandi di danau Kasava dan akan hamil. Dia akan melahirkan nabi yang
dijanjikan “Astvat-ereta” atau ”Soeshyant” (rahmat bagi dunia), yang akan melindungi Iman
Zoroastrianisme, menumpas iblis, meruntuhkan berhala, dan membersihkan para pengikut Zoroaster
dari kesalahan mereka” (Zent Avesta)
Danau Kasava disini bukanlah danau dalam bentuk fisik, melainkan mata air ruhani atau “Kautsar” dari
Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikatakan Al-Qur`an “Telah kami berikan kepadamu Al-Kautsar”.
Kautsar ini tidak lain dan tidak bukan adalah Al-Qur`an yang merupakan sebuah tambang kebenaran dan
memuar berbagai ajaran dari semua Nabi. Melalui Kautsar inilah Rasulullah SAW menjadi peneguh
semua Nabi dan juga menjadi “Yang dijanjikan” yang disebut semua agama. Nubuat Zoroaster menyebut
“Yang dijanjikan” akan melindungi berbagai ajarannya seperti halnya dia melindungi ajaran dari
beberapa Nabi lainnya. Dan air yang mengalir dari mata air ini memadamkan api yang menyala di dalam
kuli Zoroaster.
Berikut terjemahan dari nubuat yang asli:
“Takzim kami pada para pelindung Fravashes yang teguh, yang bertarung disisi Tuhan…. Mereka
datang kepadanya laksana gerombolan elang perkasa. Mereka datang bak senjata dan perisai,
melindunginya dari belakang dan dari depan, dari yang terlihat, dari iblis varenya betina, dari semua
penyebar kebatilan yang ingin mencelakainya, dan dari iblis yang menginginkannya musnah, Angra
Mainyu (Abu Lahab). Seakan ada ribuan orang melindungi satu manusia, sehingga tidak ada pedang
yang terhunus, gada yang diayun, panah yang meluncur dari busur, lembing yang terbang, maupun batu
yang dilempar yang bisa mencelakainnya” (Farvadin Yasht, 63, 70-72)
Dari nubuat diatas, jelas memberikan gambaran terhadap perlindungan atam iman Zoroaster dan kesetiaan
serta pengorbanan tanpa pamrih para sahabat Rasulullah. Bagaimana mereka membangun benteng
manusia di sekeliling Rasulullah SAW untuk melindunginya dari serangan musuh adalah fakta sejarah,
tetapi bagaimana “Kautsar” yang diberikan kepada Rasulullah bisa merasuk ke dalam berbagai ajaran
Zoroastrianisme dan melindungi ajaran tersebut, akan terlihat dari berbagai kutipan berikut ini:
a) “Allah itu Esa” tetapi keesaan-Nya bukan dalam bentuk keesaan jumlah melainkan sebuah atribut
pribadi. Zoroaster dalam Namah Shat Vskshur Zartusht Dasatir, h. 69, berkata “Dia itu Esa, tetapi bukan
Esa dalam jumlah”
b) “Dan tidak sesuatu pun yang setara dengan-Nya” (QS. Al-Ikhlash [112] : 4). Kami
menemukan Dasatir (buku sepuluh bagian yang memuat hukum dan aturan agama) memuat “Dia tidak
memiliki satupun yang serupa dengan-Nya”
c) “Tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia” (QS. As-Syura [42] : 11). Di dalam Dasatir kami
menemukan “Tidak ada satupun yang menyerupai-Nya”
d) Dasatir berkata “Dia tanpa awal ataupun akhir, musuh, prototipe, teman, ayah, ibu, anak, tempat
berlindung, tubuh ataupun bentuk, warna ataupun aroma” Al-Qur`an dengan lebih indah
mengatakan “Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” (QS. Al-Ikhlash [112] : 2-4)
e) Dasatir menyebutkan “Dia memberi hidup dan keberadaan pada segala sesuatu” . Al-Qur`an
menginformasikan “Dia menciptakan segala sesuatu” (QS. An-`Aam [6] : 102)
f) Dasatir menyebutkan “Dia melebihi semua yang bisa engkau bayangkan” Al-Qur`an
menyebutkan “…. Dia memiliki sifat Yang Maha Tinggi….” QS. Ar-Ruum [30] ayat 27
g) Dasatir menyebutkan “Jangan kecewa dengan semua rahmat dan kebaikan-Nya”. Al-Qur`an
mengatakan “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Tuhanmu” (QS. Az-Zumar [39 ] : 53)
h) Ada tiga cara wahyu diturunkan yaitu dalam mimpi, kondisi antara mimpi dan terjaga dan dalam
kondisi terjaga penuh.
i) Selain itu, di dalam Dasatir ditemukan pula berbagai perintah bagaimana berlaku lemah lembut,
tentang pernikahan, kesucian, pemenuhan janji, larangan terhadap Khamar, memotong rambut bayi yang
baru lahir, membasuh tubuh dengan mandi, berwudu, tayamum, dll.
Demikianlah keterangan dari ajaran Zoroastrianisme mengenai sosok reformis mereka, yakni Astvat-
ereta (Muhammad), orang Arab yang sosok pribadinya, sahabat-sahabatnya, juga ajarannya dihargai dan
dipuji oleh Zoroaster. Seorang yang dianggap akan meluruskan iman orang-orang Persia, menghancurkan
berhala dan akan menghadapkan wajah orang-orang Persia ke arah Ka`bah dalam ibadah mereka.
“Namanya akan bermakna, Yang Menang, “Soeshyant” dan yang namanya akan berarti “Astvat-ereta”.
Dia akan menjadi Soeshyant (sang penolong) karena dia akan bermanfaat bagi seluruh dunia. Dia akan
menjadi Astvat-ereta (dia yang membantu umat bangkit) karena sebagai makhluk, dia akan berdiri
menentang penghancuran yang dilancarkan mereka yang menyembah berhala dan kelompoknya dan
kesalahan orang-orang Mazdaynians” (Farvadin Yazht, XXVII: 129)
Selain itu, dalam Dasatir juga dijelaskan tentang diri Astvat-ereta (Muhammad) ini. Sebagaimana ayat
berikut adalah penggalan dari Dasatir yang diterbitkan oleh Mulla Pheroze dengan bantuan pendeta
Zoroastrian pada zaman Nasir-ud-Din Kachar, Shah (raja) Persia:

Terjemahannya:
“Ketika seperti itu perbuatan yang akan dilakukan bangsa Persia, dari tengah-tengah bangsa Arab
seorang pria akan dilahirkan dari tengah-tengah pengikut dimana tahta dan kekuasaan dan dulat dan
agama bangsa Persia semua akan musnah dan hilang. Dan akan bangsa yang sombong bertekuku lutut.
Mereka akan saksikan bukannya rumah penuh berhala dan kuil-kuil api melainkan rumah ibadah dari
Ibrahim tanpa satu pun berhala di dalamnya Ka`bah. Dan mereka akan menjadi rahmat bagi dunia dan
kemudian mereka akan kuasai tempat-tempat dari kuil-kuil api Madian atau Cteshipon dan wilayah
sekelilingnya darinya dan Tus dan Balkh dan tempat-tempat lain yang penting sui dan pemimpin agama
mereka, mereka adalah seorang pria jernih turu sapa dan pesannya atau apa yang akan dia katakan
akan terbukti benar”
Tidak ada nabi lain kecuali Nabi Muhammad SAW yang bisa menjadi pengejawantahan dari nubuat ini
dengan begitu tepat. Beliau adalah “yang terpuji”, keberadaannya adalah  rahmat bagi alam semesta.
Sedangkan nabi-nabi sebelumnya hanya bersifat untuk kalangan umatnya sendiri. Beliau adalah seorang
yang memperbaiki kesalahan penyembah berhala dan kaum Mazdaynians sebagai tindakan khususnya. 
Dialah pemenang yang penuh kasih yang tergambarkan dari perlakuan yang ia berikan kepada para
musuhnya setelah penaklukan Makkah. Mereka itu beliau bebaskan hanya dengan berucap; “Tidak akan
ada balas dendam atas kalian hari ini”.
Biarkan orang-orang Persia percaya dengan fakta jelas ini dan mematuhi Tuhan mereka dan memenuhi
harapan Zoroaster. Dikatakan “Orang-orang bijak di Iran dan lainnya akan mengikuti
mereka” (Dasatir).
3. Nubuat Muhammad SAW dalam agama Hindu
Muhammad dalam kitab ajaran Hindu dikenal dengan Narashansah Astvishyate (Rahmat bagi dunia).
Berbagai nubuat dalam ajaran agama Hindu juga bisa ditemukan dalam kitab-kitab suci agama Hindu.
Ada tiga bagian kitab suci Hindu: Weda, Upanishad dan Purana. Sedangkan Granth Brahmana, satu lagi
kitab suci Hindu tidak lebih dari komentar terhadap Weda, tetapi tetap dimasukkan ke dalam goongan
kitab wahyu (Shurti).
Kitab Weda dianggap sebagai kitab yang tertua. Bahkan ada cendikia yang beranggapan bahwa kitab
Weda diturunkan 1,3 miliar tahun yang lalu (Swami Daya Nand, pendiri Arya Samaj, gerakan reformis
Hindu di India yang didirikan tahun 1875). Kitab Weda juga dianggap sebagai kitab suci Hindu yang
paling autentik dan mandasar dari Hindu Dharma.
Kitab yang berada di bawah Weda dalam hal otoritas adalah Upanishad. Di dalam Upanishad pun kita
akan menemukan ungkapan superioritas atas Weda (Mandak Upanishad Mandak, 1: 1, 4-6 – Chhandogya
VII: 1-2 – Shatpath, X:3, 5-12).
Kitab selanjutnya adalah Purana. Kitab ini sangat mudah dibaca dan tersedia luas,
sedangkan Weda sangat sulit dimengerti dan jarang ditemukan. Penganut Hindu sangat menghormati
kitab ini dan membacanya dengan penuh minat. Purana merupakan kompilasi penciptaan alam semesta,
sejarah awal bangsa Arya dan kisah-kisah para Dewa dalam agama Hindu.
Bicara mengenai kitab Weda, maka kita tidak bisa lepas dari Maharishi Wyasa/Wiyasa. Ia adalah sosok
yang sangat dihormati oleh kaum Hindu sebagai Rishi agung dan mendapat bimbingan langit. Dia adalah
sosok yang sangat alim, takut kepada Tuhan dan manusia yang berhati suci. Dialah orang yang
menyusun Weda di bawah berbagai tajuk. Dia juga menulis kitab yang sangat berharga yang berhubungan
dengan sosial dan mistisisme. Gita dan Mahabharata adalah hasil karya penanya yang sangat luarbiasa.
Namun karya terhebatnya adalah delapan belas volume kitab Purana. Yang terutama diantara kitab
Purana adalah sebuah kitab yang dikenal sebagai “Bhavisya Puran” dimana sang Maharishi melontarkan
pengamatan luar biasa tentang berbagai kejadian pada masa depan. Kaum Hindu menganggap kitab ini
sebagai firman Tuhan sama halnya dengan Weda. Maharishi Vyasa hanyalah orang yang mengumpulkan
kitab ini. Penulis sebenarnya adalah Sang Maha Kuasa.
Berikut cuplikan terjemahan dari “Bhavisya Puran” yang dicetak oleh Venktesh-war Press di Mumbai.
Kami menemukan nubuat berikut di dalam Prakti Sagr Parv III: 3, 3, 5,-8:
Terjemahannya:
“Seorang malechha (berasal dari negara lain dan berbicara bahasa lain) guru spiritual akan datang
bersama para sahabatnya. Namanya Muhammad. Raja (Bhoj) setelah memandikan Maha Dev Arab
(yang serupa malaikat) di dalam “Panchgavya” dan sungai Gangga (untuk membersihkan dirinya dari
dosa) menawarkan hadiah kepadanya atas pengabdiannya yang tulus dan menghormatinya, dan
kemudian berkata “Aku membungkuk di hadapanmu, wahai kebanggaan manusia, penghuni Arabia.
Engkau telah kumpulkan kekuatan besar untuk membunuh iblis dan engkau sendiri terlindung dari
musuh-musuh malechha. Wahai citra Tuhan Yang Maha Asih, Tuhan Yang Maha Besar, akulah hamba-
Mu, dan anggaplah aku sebagai hamba-Mu yang bersimpuh di hadapan-Mu”
Dalam sajak tentang Rasulullah Muhammad SAW ini, Maharishi Vyasa menggarisbawahi hal-hal
berikut:
1. Nama sang Nabi dengan jelas disebut sebagai Muhammad.
2. Dia dikatakan berasal dari Arab. Kata marusthal dalam bahasa Sansekerta di dalam nubuat ini berarti
jejak di atas pasir atau gurun.
3. Para sahabat Rasulullah SAW disebut dengan begitu jelas. Sangat jarang ada nabi diatas muka bumi ini
yang memiliki sekelompok sahabat yang begitu banyak seperti dia.
4. Dia terjaga dari dosa dan memiliki penampakkan seperti malaikat.
5. Rasa India akan menunjukkan penghormatan yang teramat besar baginya.
6. Sang Nabi akan dilindungi dari musuh-musuhnya.
7. Dia akan menghancurkan kebathilan, meruntuhkan penyembahan berhala dan menghilangkan semua
penyimpangan.
8. Dia akan menjadi citra Tuhan Yang Maha Kuasa.
9. Maharshi mengklaim dirinya bersimpuh di hadapan Sang Nabi.
10. Sang Nabi disebut sebagai kebanggaan umat manusia (Perbatis Nath).
Selain itu dan sebagai tambahan, Weda telah memuja Muhammad SAW sebagai tuntunan bagi dunia dan
penyelamat umat manusia yang akan muncul di Makkah. Adapun diantaranya sebagai berikut:
1. Dialah Narashansah atau yang di puja (Muhammad).
2. Dialah sang pangeran atau sang pengelana yang tetap selamat walaupun berada di tengah musuh-
musuhnya. (ayat 1)
3. Dialah sang rishi yang menunggang kuda. Dialah pemilik kereta kuda yang menjulang ke angkasa.
(ayat 2)
4. Dialah Mamah Rishi yang menerima seratus rantai emas (seratus orang sahabat yang pertama
mempercayai beliau dan menemani semasa kehidupan di Makkah yang penuh cobaan, kesusahan, dan
akhirnya hijrah ke Abyssinia), sepuluh rangkaian bunga (sepuluh sahabat yang mulia dan di jamin
Syurga), tiga ratus kuda tunggangan (tiga ratus orang sahabat yang ikut dalam perang Badar), dan sepuluh
ribu ekor sapi (umat Islam yang ikut dalam penaklukan Makkah). (ayat 3)
5. Dia dan pengikutnya selalu menjalankan shalat, bahkan di medan laga sekalipun mereka tetap sujud.
(ayat 4)
6. Dia memberikan kebijaksanaan kepada dunia, yaitu Al-Qur`an. (ayat 5)
7. Dialah raja dunia, manusia terbaik dan tuntunan bagi seluruh umat manusia, (ayat 6)
8. Dia telah menyediakan tempat berlindung bagi rakyat, memberi perlindungan kepada semua orang, dan
menyebarkan perdamaian di atas dunia. (ayat 7-8)
9. Rakyat hidup bahagia dan makmur di bawah pemerintahannya, dan dari lembah kenistaan mereka
bangkit menduduki puncak kemegahan. (ayat 9-10)
10. Dia diperintahkan bangun dan memberi peringatan kepada dunia. (ayat 11)
11. Dia sangat dermawan. (ayat 12)
12. Para pengikutnya telah diselamatkan dari permusuhan dan tipuan iblis. (ayat 13)
13. Di dalam ayat terakhir, Rishi telah membujuknya untuk menerima doanya dan meminta perlindungan
dari mara bahaya dan kejahatan.
Berikut teks aslinya:
Jadi nubuat ini sangat jelas dan tidak ada keraguan sedikit pun terhadap penyematannya pada diri
Muhammad. Kita telah melihat apa yang Brahmaji (Tuhan) wahyukan dan apa yang Vyasaji katakan pada
dunia. Sang Maharishi menganggap Sang Nabi sebagai manusia yang shaleh secara sempurna dan tanpa
dosa. Maka sang Maharishi menunjukkan loyalitas dan rasa hormatnya dengan cara bersimpuh di kaki
Sang Nabi. Tidakkah kita atau siapapun kita untuk bisa mencermati dan berpikir tentang apa yang telah
disampaikan oleh Maharishi Vyasa tentang Nabi Muhammad SAW, untuk kemudian mematuhi perintah
Tuhan?
4. Nubuat Muhammad SAW dalam agama Buddha
Muhammad dalam agama Buddha disebut sebagai “Buddha Maitreya” atau “Metteyya”. Untuk
menelaah tentang kehadiran Muhammad dalam agama Buddha maka kita bisa mengambilnya dari
beberapa sumber. Diantaranya:
Sumber-sumber Burma/Myanmar:
“Akulah sang Buddha Agung. Tetapi setelah aku, Metteyya tiba. Sementara hidup bahagia ini terus
bergulir, menyonsong bertahun-tahun kisahnya yang kan berlalu. Buddha ini yang kemudian disebut
Metteyya, begitu agung dan menjadi teladan umat manusia” (Buddhism in Translation oleh Warren, hh.
482)
Sumber-sumber Srilangka:
Ananda bertanya pada yang Diberkati: “Siapa yang akan menuntun kami setelah kau tiada?”
Dan yang Diberkati menjawab:
“Bukanlah aku Buddha pertama yang dikirimkan ke atas dunia, dan bukanlah aku yang terakhir. Pada
saatnya, seorang Buddha lain akan datang ke atas dunia ini. Buddha yang suci, yang sangat diberkati,
diberi kebijaksanaan tindakan, keberhasilan, memahami jagat saya, pemimpin yang tiada tara, pemimpin
para malaikat dan umat manusia. Dia akan memberimu kebenaran abadi yang sama  seperti yang telah
aku ajarkan kepadamu. Dia akan menyebarkan pesan-pesannya, mulia asalnya, gemerlap puncaknya,
dan penuh kemenangan tujuannya. Dia akan mencanangkan kehidupan yang religius, sepenuhnya
sempurna dan suci, seperti yang sekarang aku canangkan”
Ananda bertanya: “Bagaimana kami akan mengenalinya?”
Yang Diberkati menjawab:
“Dia akan dikenal sebagai Metteyya, nama yang berarti kebaikan” (The Gospel of Buddha oleh Carus,
hh. 217-218)
Dari kedua contoh sumber di atas, maka menariknya adalah Nabi Muhammad SAW telah mengumumkan
bahwa dirinya dikirim sebagai rahmat atau ampunan (Maitreya, Metteyya). Sebagaimana yang dijelaskan
Al-Qur`an surat Al-Anbiya [21]: 107:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam”
Sedangkan untuk keindahan pribadi Maitreya ini maka ada beberapa ungkapan yang indah, diantaranya:
“Tubuhnya laksana emas murni; terang, bersinar dan murni” (M. Vol, 2, hh. 561-562)
“Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan keindahan pribadi Maitreya” (M. Vol. II, hh. 562)
“Dalam berbagai pernyataan yang berkaitan dengannya, dia dikatakan memiliki karakter terbaik dan
paling sempurna dikalangan manusia” (Budhhism oleh Monier William, h. 82)
Selain itu, ada sebuah catatan penting tentang kesamaan ciri yang disebutkan dalam beberapa literatur
agama Buddha dengan fakta ketika Nabi Muhammad SAW hidup. Itu adalah mengenai “pertemuan
dibawah pohon Bo”.
“Sang Buddha Maitreya akan menyebarkan pesan-pesannya dengan sukses besar di bawah pohon
Bo” (Chamber`s Ency)
Beberapa orang shaleh dalam agama Buddha juga telah mengungkapkan keinginan mereka untuk
mendengarkan sang Buddha Maitreya di bawah pohon ini. Seperti ungkapan I-Tsing:
“Biarkan aku mencari pertemuan pertama di bawah pohon bungan naga untuk mendengar alunan suara
sang Buddha Maitreya” (h, 494. Catatan Kaki)
Dalam Al-Qur`an pertemuan ini disebutkan di surat Al-Fath [48]: 18:
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu
di bawah pohon[1], maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan
ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat
(waktunya)[2]”
[1] Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad SAW. beserta pengikut-pengikutnya
hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan ‘umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah
lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu
ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. Mereka menanti-nanti
kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian
tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. Karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin
melakukan bai’ah (janji setia) kepada beliau. Merekapun mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka
akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah
diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai’atur Ridwan. Bai’atur
Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan
untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum Muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul
Hudaibiyah.
[2] Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum muslimin pada perang
Khaibar.
Karena adanya catatan tentang pohon Bo ini untuk Muhammad, dan pertemuan di bawah pohon ini sangat
berarti dan terkenal di dalam sejarah umat Islam, maka Muhammad SAW adalah Sang Buddha
Maitreya yang dimaksud dalam agama Buddha.
Sehingga dengan semua kajian diatas, maka bisa dipastikan bahwa kehadiran dan kenabian Muhammad
SAW tidak bisa disangsikan dan memang telah di nubuatkan sejak kelahiran agama Buddha.
***
Kesimpulan
Berbicara mengenai nubuat Muhammad dan sebagaimana penjelasan di atas, maka tidaklah
mengherankan bila ajaran Islam menjadi agama terbesar di dunia. Betapa tidak, diri Muhammad SAW –
yang tiada lain adalah “pembawanya” – telah menjadi keyakinan dan ketetapan yang di muat dalam kitab-
kitab setiap ajaran agama terdahulu dengan penuh sanjungan dan penghormatan. Kehadirannya
(Muhammad) telah sangat di nantikan dan menjadi harapan kebaikan dan bisa mendatangkan kemuliaan
bagi setiap umat manusia.
Penulisan artikel ini tidak bermaksud untuk menonjolkan agama yang satu di atas agama yang lain.
Sebab, tulisan ini diharapkan bisa menjadi jalan untuk semakin terbukanya dialog antar umat beragama.
Menjadi pencerahan bagi mereka yang tertarik dengan Islam dan sebagai wacana yang luas mengenai
ajaran Islam, sehingga tidak perlu ditakuti ataupun di musuhi.
Kita sebagai umat beragama dengan ini semakin disadarkan untuk tidak beralasan yang kuat demi
melakukan perselisihan dan menebarkan kebencian atas nama agama. Tidak ada alasan bagi kita untuk
menyerang ataupun menghina orang lain yang kebetulan berbeda keyakinan dengan kita. Tinggal
bagaimana kita bisa bersikap tenang dan menerima segala perbedaan. Dan bila kedatangan Rasulullah
Muhammad SAW sebagai nabi dan utusan-Nya, yang membawa ajaran Islam bagi umat manusia
sebagaimana yang telah di nubuatkan oleh agama Zoroaster, Hindu dan Buddha, maka hendaknya tidak
ada perselisihan antar penganut ketiga agama ini dengan Islam, begitu pula sebaliknya.
“Untukmu agamamu dan untukkulah agamaku” (QS. Al-Kaafiruun [109] : 6)
Semoga kita senantiasa berjiwa besar dengan hati yang lapang dan menjadi sosok yang bisa menerima
segala perbedaan sebagai bentuk dari rahmat Tuhan. Amin.
Yogyakarta, 17 Nopember 2010
Mashudi Antoro (Oedi`)
Mohon diizinkan saya untuk mengutip dalil Al-Qur’an yg telah disusun
pada https://wordwidewrite.wordpress.com/2016/03/11/isro-miraj-dan-kenaikan-isa-al-
masih/ asumsinya adalah dari pembahasan nabi Muhammad saw, seandainya ada yg lebih
tahu maknanya, atau penyajian ayat2 dibawah ini bertentangan, diharapkan ada
penjelasannya. Terimakasih.
Nabi Isa diselamatkan dalam penyaliban dengan mengganti orang yg diserupakan. Nabi
Isa as diangkat kelangit oleh Alloh,
Qs 4:157.
ٍّ‫اختَلَفُوا فِي ِه لَفِي شَك‬ْ َ‫صلَبُوهُ َولَ ِك ْن ُشبِّهَ لَهُ ْم َوإِ َّن الَّ ِذين‬
َ ‫ُول هَّللا ِ َو َما قَتَلُوهُ َو َما‬ َ ‫َوقَوْ لِ ِه ْم إِنَّا قَت َْلنَا ْال َم ِس‬
َ ‫يح ِعي َسى ا ْبنَ َمرْ يَ َم َرس‬
ُ َّ ْ
‫ِم ْنهُ َما لَهُ ْم بِ ِه ِم ْن ِعل ٍم إِال اتِّبَا َع الظنِّ َو َما قَتَلوهُ يَقِينًا‬
Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai
keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka
tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Qs 19:33
ُ ‫وت َويَوْ َم أُ ْب َع‬
‫ث َحًيˆ‡ًّا‬ ُ ‫ت َويَوْ َم أَ ُم‬
ُ ‫ي يَوْ َم ُولِ ْد‬
َّ َ‫َوالسَّال ُم َعل‬
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari
aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali“.
QS.3:55 merupakan penegasan akan wafat yg sesungguhnya
‫اع ُل‬
ِ ‫ُوا َو َج‬ ْ ‫طهِّرُكَ ِمنَ الَّ ِذينَ َكفَر‬ َ ‫ي َو ُم‬ َّ َ‫ك إِل‬َ ‫ك َو َرافِ ُع‬ َ ‫إِ ْذ قَا َل هّللا ُ يَا ِعي َسى ِإنِّي ُمت ََوفِّي‬
َ‫ي َمرْ ِج ُع ُك ْم فَأَحْ ُك ُم بَ ْينَ ُك ْم فِي َما ُكنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون‬ َّ َ‫ُوا إِلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة ثُ َّم إِل‬
ْ ‫ق الَّ ِذينَ َكفَر‬َ ْ‫الَّ ِذينَ اتَّبَعُوكَ فَو‬
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan
kamu kepada akhir ajalmu, dan mengangkat kamu kepada-Ku, serta membersihkan kamu
dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu, di atas orang-
orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu
Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya’.”
QS.36:68
َ‫ق أَفَال يَ ْعقِلُون‬
ِ ‫َو َم ْن نُ َع ِّمرْ هُ نُنَ ِّك ْسهُ فِي ْال َخ ْل‬
artinya”Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan
mereka kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?.”
Jika Alloh berkehendak menurunkan kembali nabi Isa ke akhir jaman sebagai Nabi
Muhammad saw, tidaklah suatu yang mustahil bagi Alloh Sang Pencipta.
QS 22:5
‫طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُمضْ َغ ٍة ُمخَ لَّقَ ٍة َو َغي ِْر‬ ْ ُ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬ ِ ‫ب ِمنَ ْالبَ ْع‬
ٍ ‫ث فَإِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن تُ َرا‬ ٍ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم فِي َر ْي‬
ُ‫ُم َخلَّقَ ٍة لِنُبَيِّنَ لَ ُك ْم َونُقِرُّ فِي األرْ َح ِام َما نَ َشا ُء إِلَى أَ َج ٍل ُم َس ّمًى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفال ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغوا أَ ُش َّد ُك ْم َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُت ََوفَّى َو ِم ْنك ْم‬
ْ ‫ت َوأَ ْنبَت‬
‫َت‬ ْ َ‫ت َو َرب‬ ْ ‫نزلنَا َعلَ ْيهَا ْال َما َء ا ْهتَ َّز‬ ْ َ‫ض هَا ِم َدةً فَإ ِ َذا أ‬ َ ْ‫َم ْن يُ َر ُّد ِإلَى أَرْ َذ ِل ْال ُع ُم ِر لِ َكيْال يَ ْعلَ َم ِم ْن بَ ْع ِد ِع ْل ٍم َش ْيئًا َوتَ َرى األر‬
‫يج‬
ٍ ‫ج بَ ِه‬ ُ
ٍ ْ‫ِم ْن ك ِّل زَ و‬
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan
Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Ayat tersebut adalah perumpamaan kehidupan yg dibangkitkan kembali, dan ruh yang
diselamatkan Alloh diturunkan maka hiduplah kembali.
Kelahiran nabi Muhammad SAW semenjak kecil sudah diperlihatkan keistimewaannya.
Ciri-cirinya ada yang mengetahui seorang ahli kitab. Dan ternyata setelah usia kenabian
dan diangkat Alloh menjadi Rosul, kebenaran terbukti. Nabi Muhammad saw adalah
Nabi dan Rosul terakhir.
Keistimewaan lainnya ketika nabi Muhammad saw. Diangkat ke sidrotul Muntaha,
kejadian ini serupa ketika Nabi Isa as diangkat kelangit dari penyelamatan penyaliban.
Siapa manusia yg diberi keistimewaan yang serupa? Adakah Nabi lain yg diberi perintah
Solat dalam Al-Qur’an yg sejelas perintah kepada nabi Isa as? Inilah kebesaran Alloh, yg
menguasai ruang dan waktu.
QS. 17: 1
َ ‫ُسب َْحانَ الَّ ِذي أَ ْس َرى بِ َع ْب ِد ِ‡ه لَ ْياًل ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام إِلَى ْال َم ْس ِج ِد اأْل َ ْق‬
َ َ‫صى الَّ ِذي ب‬
‫ار ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آَيَاتِنَا إِنَّه ه َُو ال َّس ِمي ُع‬
‫صي ُر‬ ِ َ‫ْالب‬
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (17: 1)
Nabi Isa as di firmankan dalam Al-Qur’an diberi perintah salat dan menunaikan Zakat,
Apakah ada pelaksanaannya selama nabi Isa setelah diangkat sebagai Nabi? Atau setelah
kebangkitannya? Yang jelas diberkati dimanapun nabi Isa as berada dalam keadaan
hidup.
َ ‫قَا َل إِنِّي َع ْب ُد هَّللا ِ آتَانِ َي ْال ِكت‬
ً ‫َاب َو َج َعلَنِي نَبِيّا‬
[19:30] Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil)
dan Dia menjadikan aku seorang nabi,
ً ‫ت َحيّا‬
ُ ‫صاَل ِة َوال َّز َكا ِة َما ُد ْم‬ َ ْ‫نت َوأَو‬
َّ ‫صانِي بِال‬ ُ ‫َو َج َعلَنِي ُمبَا َركا ً أَ ْينَ َما ُك‬
[19:31] dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
Penegasan waktu solat
َ‫) َو ِمنَ اللَّي ِْل فَتَهَ َّج ْد بِ ِه نَافِلَةً لَك‬78( ‫ق اللَّ ْي ِل َوقُرْ آَنَ ْالفَجْ ِر إِ َّن قُرْ آَنَ ْالفَجْ ِر َكانَ َم ْشهُودًا‬ َّ ‫أَقِ ِم ال‬
ِ ُ‫صاَل ةَ لِ ُدل‬
ِ ‫وك ال َّش ْم‬
ِ ‫س إِلَى َغ َس‬
)79( ‫ك َمقَا ًما َمحْ ُمودًا‬ َ ُّ‫ك َرب‬ َ
َ َ‫َع َسى أ ْن يَ ْب َعث‬
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada
sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al
Isra’: 78-79).
Kenaikan dan Kebangkitan nabi Isa AS penegasannya dalam perjalanan Isro Mi’raj nabi
Muhammad SAW
QS 2.Al Baqarah:285
ْ ُ‫ق بَ ْينَ أَ َح ٍد ِّمن رُّ ُسلِ ِه َوقَال‬ ُ ‫نز َل إِلَ ْي ِه ِمن َّربِّ ِه َو ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ ُك ٌّل َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو َملَ ٰـئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه الَ نُفَ ِّر‬ُ
‫وا‬ ِ ‫َءا َمنَ ٱل َّرسُو ُل بِ َمآ أ‬
‫صي ُر‬ ْ
ِ ‫ك ٱل َم‬ ْ َ
َ َ‫َس ِم ْعنَا َوأطَ ْعنَا ُغف َران‬
َ ‫ك َربَّنَا َوإِلَ ْي‬
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan
mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami
ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.””
Perhatikan ayat dibawah ini, apakah berlaku dimasa lalu atau dimasa sekarang, atau
dimasa akhirat? Ayat sebelum dan sesudahnya tidak mengikat, dan dapat ditafsirkan saksi
dari tiap-tiap umat ini adalah hamba yang terpilih juga untuk dipanjangkan umurnya.
(Q.S.28:75)
۟ ُ‫ض َّل َع ْنهُم َّما َكان‬
٧٥﴿ َ‫وا يَ ْفتَرُون‬ َّ ‫وا بُرْ ٰهَنَ ُك ْم فَ َعلِ ُم ٓو ۟ا أَ َّن ْٱل َح‬
َ ‫ق هَّلِل ِ َو‬ ۟ ُ‫﴾ َونَ َز ْعنَا ِمن ُك ِّل أُ َّم ٍة َش ِهيدًا فَقُ ْلنَا هَات‬

“Dan Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, lalu Kami katakan,
“Kemukakanlah bukti kebenaranmu,” maka tahulah mereka bahwa yang hak (kebenaran)
itu milik Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulu mereka ada-adakan.”
Berapakah jumlah umat ini? Akankah berkumpul dalam satu waktu?
Juru selamat adalah nabi Muhammad SAW dan pedomannya adalah Al-Qur’an. Karena
tidak akan ada lagi Nabi atau Rosul setelah beliau
Jadi siapa yang mau selamat di dunia dan Akhirat, harus benar-benar beriman dan
melaksanakan Rukun Islam. Dan Alloh berfirman, setelah nabi Muhammad wafat,
kepada siapa kita menurut? Yaitu kepada Ulil Amri (penguasa setempat) jika urusan itu
masih ada perselisihan maka hanya kepada Alloh kita pasrahkan segala urusan.
Dan Alloh akan melihat umat-umatnya yang sungguh-sungguh menjalankan perintahnya.

Anda mungkin juga menyukai