1) Kalau dia mengada-adakan perkataan awlohnya, maka biarlah urat nadinya terpotong
Qs. 69:44-47
(44) Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
[45] Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya.
[46] Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
[47] Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari
pemotongan urat nadi itu.
Itu adalah pengakuan paling jujur yang pernah Muhammad sampaikan kepada Aisyah, bahwa
dirinya adalah seorang nabi palsu yang suka mengada-adakan perkataan awlohnya (mengarang
ayat palsu untuk kepentingan dirinya) sesuai dengan sesumbarnya sendiri lewat QS 69:44-47.
Jawaban :
Anda seolah-olah ingin mengkorelasi dalil tersebut, padahal ayat (qur’an), hadist, dan sirah di
atas tidak ada hubungannya sama sekali dengan tuduhan yang mengatakan bahwa Muhammad
nabi palsu.
Akan tetapi ayat tersebut (69:44-47), menegaskan bahwa Alqur’an itu adalah benar-benar wahyu
Allah, bukan sebuah syair, dan bukan pula perkataan tukang tenung (sihir), apalagi perkataan
nabi Muhammad sendiri.
Dalil itu menjadi penegasan buat beliau (Muhammad SAW), bahwa dirinya tidak punya kuasa
untuk menambah, mengurangi, maupun mengubah kandungan risalah Allah SWT selain
mengikuti dan menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya.
Bahwa yang menjadi azbabun nuzul ayat tersebut juga diterangkan dalam tafsir Ibnu Katsir, disitu
dijelaskan bahwa, orang-orang musyrik tidak percaya bahwa kitab yang datang kepada
Muhammad itu adalah datangnya dari Allah.
Nabi SAW bersabda: Seandainya saya berdusta atas-Nya, niscaya Dia akan mengutukku
sebagaimana firman Allah: (Lebih detailnya adalah sebagai berikut, dimulai dari ayat 38 hingga
ayat 52.)
Surah Al-Haqqah:
Pada riwayat lain, tatkala Nabi SAW menerima usul dari seorang ketua musryikin Quraisy
supaya beliau menukar bunyi ayat-ayat Alqur’an, lalu Allah menurunkan firmanNya kepada
beliau yang berbunyi:
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak
mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: “Datangkanlah Al Quran yang lain dari
ini atau gantilah dia”. Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku
sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku
takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”. (Yunus: 15)
Dengan ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa Nabi SAW tidak pernah mengatakan apa yang tidak
diwahyukan oleh Allah. Jadi, apa-apa yang beliau katakan (bacakan) kepada para pengikutnya
itu sekali-kali bukan dari kemauan beliau sendiri, tetapi wahyu dari Allah semata. Dan jika Nabi
SAW membuat perkataan-perkatan yang dilakukan atas nama Allah, niscaya Allah memurkai
beliau dan sudah tentu pada waktu itu juga beliau dipotong urat leher atau urat jantungnya hingga
mati dalam kebinasaan.
Sampai detik ini bahkan hingga akhir zaman nanti, tidak ada yang bisa membuktikan Muhammad
bukan seorang Nabi, kecuali hanya berdasarkan pada asumsi, kedengkian serta kebenciannya
alan kebenaran Islam sebagai jalan jalan yang lurus.
Sebaliknya, sampai detik ini bahkan hingga akhir zaman nanti, sosok seorang Isa Al-
Masih/Yesus, hanyalah sosok yang kontroversial di kalangan umat Kristen itu sendiri, apakah ia
seorang Tuhan atau hanyalah seorang hamba saja. Dan turunnya ia di akhir zaman nanti, adalah
sebagai penjelasan kepada mereka bahwa umat yang menuhankannya selama ini telah keliru,
ditipu Paulus, dan melestarikan kebodohan itu sejak 2000 tahun lalu.
Adapun perihal makanan beracun dengan merujuk pada Tabaqat Ibn Sa’d halaman 249 yang
mana tuduhan anda mengatakan “Muhammad nabi Palsu karena mati akibat diracuni
wanitaYahudi”, adalah juga tuduhan yang mengada-ngada dan sangat sarat dengan kebencian
ajaran anda akan Islam sebagai agama yang diridhai oleh Tuhan Semesta Alam.
Dan riwayat yang dikutip tersebut–oleh penuduh– tidak dicantumkan secara lengkap dimana ia
hanya mengutipnya pada bagian-bagian kalimat yang tertentu saja. Bahwa dari kejadian tersebut,
Nabi SAW memang benar-benar TERBUKTI sebagai SEORANG NABI, yakni, Rasulullah SAW
tahu bahwa daging tersebut disusupi racun.
Cerita ini agak panjang, tapi ringkasnya adalah wanita yang mencoba menyusupi racun tersebut,
yakni Zainab binti Harits (Istri Sallam bin Misykam-pahlawan kaum yahudi yang mati dibunuh oleh
tentara kaum muslimin) akhirnya masuk Islam karena kebenaran tersebut. Ia (Zainab binti Harits)
berkata dalam pengakuannya;
“Sayalah yang melakukan itu, sebab aku ingin tahu apakah kamu benar-benar seorang
nabi, yang jika memang benar maka racun ini tidak akan mengganggumu, dan jika kamu
ternyata seorang nabi palsu, maka aku akan dapat membebaskan masyarakat dari
dirimu.” (Cuma sampai disini yang anda kutip),
Berikut lanjutannya:
“…Dan ternyata MEMANG BENAR engkau seorang nabi, daging tersebut memberi kabar
kepadamu bahwa ia beracun, maka dengarlah bahwa saya bersaksi ‘Tiada Tuhan Selain
Allah, dan Engkau Muhammad benar-benar utusan Tuhan”. Zainab binti Harist pun masuk
Islam karena kebenaran itu dan juga berdasarkan kemauannya sendiri.
Secara logika:
Racun yang dibubuhi termasuk sangat ganas, terbukti sahabat nabi, Bisyr ibnul Barra bin Ma’ruf
yang ikut makan pada waktu itu, meninggal seketika. Sedangkan nabi SAW tidak jadi
memakannya, malah memuntahkannya kembali. Bahkan dalam kitab tarikh, Umar r.a berkata
kepada beliau:
“Demi ibu-bapakku wahai Rasul! Sungguh, andaikan Isa putra Maryam telah dikarunai oleh
Allah kemampuan untuk dapat menghidupkan kembali orang mati, namun apakah hal itu
lebih menakjubkan ketimbang DAGING KAMBING YANG DIRACUNI dan telah digoreng,
KETIKA IA BERBICARA DENGANMU LEWAT PAHANYA, “JANGANLAH ENGKAU
MEMAKANKU, KARENA AKU BERACUN!”
Selain itu beliau juga masih tetap berdakwah seperti biasanya ± empat tahun lamanya (628 M/ 7
H – 632 M /9 H ) pasca percobaan peracunan makanan beliau oleh wanita Yahudi tersebut.
Apakah masuk akal jika beliau wafat karena racun tersebut yang jangkanya terpaut empat tahun
lamanya?
arti ayat suci ini: "Ketika pertolongan Allah tiba dan penaklukkan Mekah …." (110:1)
Ibn `Abbas menjawab, "Hal ini menyatakan kematian Rasul Allah yang
diberitahukan Allah kepadanya." `Umar berkata, "Aku hanya mengerti yang kau
mengerti."
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali
selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah
sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" "
Mereka yg dimaksud dalam ayat tersebut diatas adalah Kaum Yahudi di Khaibar
perang Khaibar terjadi pada Tahun 7 Hijriah, hadist dibawah adalah bantahan dari
Rasulullah SAW perihal anggapan orang yahudi dan masalah Daging Kambing yang
diracuni tersebut.
Dari Kitab Tafsir Al Hafidz Imamul Abu Fida Ismail Ibnu Katsir, telah bercerita Al
Hafidz Abu Bakar Ibnu Murdawih dari Al Laits ibnu Said dari Said ibnu Abu Said dari
Abu Hurairah ra. Yang menceritakan sebagai berikut :
Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada mereka para Yahudi tsb, " Siapakah Nama
Bapak Kalian?"
Mereka menjawab," Ya, wahai ABUL QASIM; dan JIKA KAMI DUSTA
KEPADAMU, NISCAYA KAMU AKAN MENGETAHUI DUSTA KAMI
SEBAGAIMANA KAMU MENGETAHUINYA PADA KAKEK MOYANG KAMI."
*So, kali daging kambing tsb "BELUM DIMAKAN", bagaimana caranya Nabi
Muhammad SAW MATI krn Keracunan??? Rasulullah SAW meninggal pada tahun 11
Hijriyah, sedangkan peristiwa Kaibar terjadi di tahun 7 Hijriyah.*
Bayangkan kalau sudah di racun tapi masih memimpin perang, haji dan menyelesaikan
tugas dakwah kok bisa bertahan lama ya......
_____________________________