Namun, Raden Patah tak kehabisan akal, kebetulan dia, memiliki penasihat di Keraton
Demak Bintoro yaitu Sunan Kalijaga yang memiliki karomah luar biasa sehingga dapat
diandalkan dalam memberikan pencerahan mengenai Agama Islam kepada Brawijaya
V.
Hal ini bukan dimaksudkan menghina agama Islam, tetapi hanya dimaksudkan sebagai
siasat agar Sang Prabu Brawijaya V berkenan mengucapkan dua kalimah syahadat.
Selain itu, karena karomah Sunan Kalijaga kedua penasihat Brawijaya V, Sabda Palon
dan Naya Genggong yang terkenal sakti mandraguna dan dapat menggerakan prajurit
siluman menjadi tidak berdaya dihadapan Sunan Kalijaga.
"Ngger Kalijaga, sebelum aku memeluk Agama Islam, tolonglah potong rambutku ini."
Melihat permintaan itu, Sunan Kalijaga masih memantapkan niat Raja Majapahit
tersebut dengan berkata, " Wahai Gusti Prabu, jika Gusti Prabu meminta dipotong
rambutnya, maka hendaknya berniat lahir dan batin akan mengucapkan kalimah
syahadat yang berarti masuk Islam."
"Sebab, jika niat Gusti Prabu hanya lahirnya saja, tentu rambut Gusti Prabu tidak
mempan saya potong," ujar Kalijaga.
Karena sebagai Raja Majapahit yang gemar melakukan tapa brata Sang Prabu dikenal
sakti mandraguna.
"Kamu masih belum percaya padaku, Ngger Said, percayalah aku benar-benar telah
lahir dan batin berniat memeluk agama Islam, " ujar Prabu Brawijaya.
Setelah itu Sang Prabu mandi besar sebagai isyarat kesungguhan memeluk Islam.