DIKUMPULKAN OLEH:
ILHAM MUHAMMAD ISA
DAFTAR ISI
iii
01. Karena Memuliakan Maulid Nabi
2
Nabi Ibrahim kemudian menuturkan peristiwa yang
dialaminya. Majusi tadi pun kagum, “Seperti itukah Dia (Allah)
memperlakukanku? Mulai saat ini aku berpaling pada agama
Islam.”
Disarikan dari Ihya’ ‘Ulûm al-Dîn 4131Dar el-Fikr 1995
3
kan turun gunung ke tempat di mana jenazah ini dan istrinya
berada. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-
dosanya”. Mendengar penuturan pertapa itu para penduduk
tidak paham sekaligus bingung dan semakin bertanya-tanya.
Dia pun lantas memanggil perempuan yang ditinggal
suaminya itu. Dan menanyakan amal apa yang membuat
suaminya bernasib mujur. Spontan dia menjawab: “Seperti
yang kalian ketahui suamiku tidak lain adalah seorang
pemabuk berat dan senang nongkrong di rumah bordil”. Dia
terus mendesak: “coba ingat-ingat! Kiranya amal apa yang
pernah dilakukan suamimu”. Ia mencoba memutar memori.
Dan tak lama, “Ya, aku ingat ada tiga amal baik yang
sempat dilakukannya semasa hidup. Pertama, setiap subuh
saat bangun dari mabuk, dia berganti pakaian lalu berwudlu
dan shalat berjamaah. Kemudian dia berangkat ke rumah
bordil untuk melakukan perbuatan bejatnya. Kedua, di rumah
kami pasti ada satu atau dua anak yatim. Suamiku amat
menyayangi mereka sampai melebihi rasa kasih sayangnya
terhadap anaknya sendiri. Bahkan dia begitu merasa
kehilangan terhadap anak-anak yatim itu. Ketiga, di tengah
gulita malam tatkala dia sadar dari mabuk, dia menangis
menyesali kelakuan buruknya. Seraya meratap: “wahai Tuhan!
Di sudut Jahanam manakah Engkau jebloskan diri pendosa
ini?” Setelah menyimak kisah perempuan itu semua orang
mengangguk-angguk paham. Ternyata dibalik tirai hitam
perbuatan si pemabuk ada tiga “mutiara amal” yang
tersimpan.
Disarikan dari Ihya` Ulumuddin: 4/640
4
duduk, tidak ikut berebut seperti yang lain. Ia lalu bertanya
apa yang mereka perebutkan dan mengapa lelaki ini tidak ikut
serta.
Ia memperoleh jawaban bahwa yang mereka pungut
adalah pahala-pahala yang dihadiahkan oleh orang-orang yang
masih hidup. Dan lelaki itu tidak ikut berebut karena tidak
membutuhkannya. "Mengapa kamu tidak membutuhkan
pahala-pahala itu?" tanya yang mimpi.
"Aku memiliki seorang putera yang tinggal di pasar,
setiap hari ia mengkhatamkan Al-Quran dan menghadiahkan
pahalanya kepadaku."
Keeseokan harinya ia mencari anak tersebut. Setelah
bertanya kesana kemari akhirnya bertemulah ia dengannya. Ia
lihat bibir anak itu selalu bergerak. Jika ada pembeli datang, ia
segera melayaninya, setelah pembeli itu pergi bibirnya
kembali bergerak.
"Bibirmu selalu bergerak, apa yang kau baca?"
"Aku membaca Al Qur'an, lalu menghadiahkan
pahalanya kepada ayahku”.
"Hai pemuda, Allah SWT telah menerima amalmu ini
dan menyampaikan pahalanya kepada ayahmu."
Lelaki itu lalu menceritakan mimpinya. Setelah
beberapa waktu ia bermimpi lagi. Ia melihat para penguni
kubur berebut pahala, diantaranya adalah ayah si pemuda
yang tinggal di pasar.
"Mengapa kini kamu ikut berebut bersama mereka?"
tanyanya
"Anakku telah meninggal dunia."
Sekali lagi ia mencari tahu tentang anak itu dan
memperoleh berita bahwa si anak telah meninggal dunia.
Semoga Allah SWT meridhoi mereka semua.
Perhatikanlah persoalan sedekah. Bersedekahlah selagi
kalian masih mampu. Bersedekahlah juga kepada kerabat
5
kalian, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Janganlah kikir!. Kehidupan duniawi ini hanyalah sebentar,
waktunya sangat pendek, dan kehidupannya hina.
Seorang hamba tidak akan memperoleh manfaat dari
dunia sedikitpun kecuali yang ia persiapkan untuk akherat.
Awal perjalanan adalah ayunan bayi dan akhirnya adalah liang
lahat. Dikatakan dalam syair:
"Kulihat penghuni dunia, walau tampak menetap
sesungguhnya ia adalah musafir melakukan perjalanan,
namun ia tak sadar. Sadarlah sebelum ajal datang
mengejutkanmu. Hisablah dirimu sebelum dihisab”.
Dari Kalam Al Allamah Al Imam Al Habib Muhammad
bin Hadi Assaqqaf - Hadhramaut – Yaman.
6
ikat Maut masih menawar. "Ya Allah Robbul 'Izzati. Malaikat-
Mu akan mencabut nyawa hamba mulai dari kepala ini,
padahal sepanjang hidup hamba jadikan tempat untuk
bersujud dan bermunajat kepada-Mu?" kata Nabi Musa.
Begitu tak ada jalan lain, Malaikat Maut mengambil
untuk Nabi Musa selembar kulit jeruk. "Hai Musa, hiruplah
aroma kulit jeruk itu saja," perintah Malaikat Maut. Begitu
aroma jeruk menyelusup ke rongga hidungnya, Nabi Musa
menghembuskan napas. Beliau wafat di ujung kulit jeruk.
Karena proses itulah, maka Nabi Musa dikenal sebagai
seorang nabi yang paling mudah kematiannya. Tetapi
sadarkah dan tahukah kita bagaimana sebenarnya makna
mudah dalam proses kematian Nabi Musa? Dalam sebuah
riwayat lanjutannya, Nabi Muhammad SAW
bersabda: "Kematian Nabi Musa sama kadar kegetirannya
dengan penderitaan seseorang yang ditebas dengan sebilah
pedang yang sangat tajam sebanyak 300 kali."
Pada riwayat lainnya disebutkan kematian termudah
nabi Musa itu ibarat seekor domba yang dalam keadaan segar
bugar tetapi lantas dimatikan dengan cara mencabut bulu-
bulunya dalam keadaan hidup. "Ibarat sebuah pentungan besi
bergerigi yang ditancapkan ke perut, lantas ditarik dengan
sangat keras dan tenaga yang kuat. Tak adakah bagian yang
ikut terbawa pentungan itu?" kata Sayyidah Aisyah RA
7
Barangsiapa yang mendekat pada Allah dengan berbuat
kebaikan, maka ia bagaikan orang yang mengerjakan fardu di
lain bulan.
(Bulan Ramadhan) adalah bulan kesabaran, dan sabar
itu pahalanya sorga. Dan bulan bantuan pertolongan, dan juga
bulan bertambahnya rizki.
Barangsiapa yang memberi buka pada orang yang
puasa, maka akan mendapat pengampunan untuk dosanya,
melepas dirinya dari api meraka, dan ia mendapat pahala
seperti pahala orang yang diberi buka itu, tanpa mengurangi
pahala orang itu sedikitpun.”
Sahabat berkata :” Ya Rasulullah, tidak semua dari kami
yang dapat memberi buka puasa itu”.
Jawab Nabi SAW : “Allah akan memberi pahala itu pada
orang yang memberi buka pada orang yang berpuasa
walaupun hanya sebiji kurma, seteguk air, atau se-isapan susu.
Bulan ramadhan itu permulaannya rahmat,
pertengahannya pengampunan dosa, dan akhirnya
pembebasan dari api neraka.
Barangsiapa yang meringankan budaknya, maka Allah
mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka.
Perbanyaklah melakukan empat macam : dua macam
untuk keridhaan tuhanmu, dan yang dua lagi kamu kamu
sangat hajat pada keduanya. Adapun yang untuk keridhaan
tuhanmu yaitu membaca asyhadu allaa ilaaha illallaah dan
membaca astaghfirullah. Adapun dua yang sangat kamu
hajatkan, yaitu meminta kepada Allah sorga : nas-alukal
jannata. Dan berlindung dari api neraka : wana`udzubika
minannar.
Barangsiapa yang memberi minum pada orang yang
yang puasa maka Allah akan memberinya minum dari telagaku
( kausar ) satu kali minum yang tidak akan merasa haus untuk
selamanya”
8
08. Pakai Sarung, Didatangi Jibril
10
di antara sesama. Kedua, jatuhnya nama baik dan martabat
seseorang. Ketiga, terciptanya kekacauan, ketakstabilan, dan
ketidakharmonisan dalam hubungan sosial.
Rasulullah SAW mengecam orang-orang munafik di
Madinah karena perilaku kotornya yang suka menghasut saat
beliau berhijrah. Kebiasaan menghasut sepertinya sudah
menjalar dan meluas di negeri kita saat ini. Konflik menjadi
bukti nyata ciptaan para penghasut. Bila kita menginginkan
konflik tidak bertambah, kebiasaan buruk itu harus
ditinggalkan
11
nya."
"Tentu saja akan aku lakukan," sanggah murid itu.
"Baiklah kalau begitu," kata Bayazid, "sekarang tanggalkan
pakaianmu. Sebagai gantinya, pakailah baju yang lusuh, sobek,
dan compang-camping. Gantungkan di lehermu kantung berisi
kacang. Pergilah kau ke pasar, kumpulkan sebanyak mungkin
anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka, "Hai anak-
anak, barangsiapa di antara kalian yang mau menampar aku
satu kali, aku beri satu kantung kacang." Lalu datangilah
tempat di mana jamaah kamu sering mengagumimu. Katakan
juga pada mereka, "Siapa yang mau menampar mukaku, aku
beri satu kantung kacang!" "Subhanallah, masya Allah,
lailahailallah," kata murid itu terkejut.
Bayazid berkata, "Jika kalimat-kalimat suci itu
diucapkan oleh orang kafir, ia berubah menjadi mukmin. Tapi
kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu, kau
berubah dari mukmin menjadi kafir." Murid itu keheranan,
"Mengapa bisa begitu?" Bayazid menjawab, "Karena
kelihatannya kau sedang memuji Allah, padahal sebenarnya
kau sedang memuji dirimu. Ketika kau katakan: Tuhan
mahasuci, seakan- akan kau mensucikan Tuhan padahal kau
menonjolkan kesucian dirimu." "Kalau begitu," murid itu
kembali meminta, "berilah saya nasihat lain." Bayazid
menjawab, "Bukankah aku sudah bilang, kau takkan mampu
melakukannya!"
Cerita ini mengandung pelajaran yang amat berharga.
Bayazid mengajarkan bahwa orang yang sering beribadah
mudah terkena penyakit ujub dan takabur. "Hati-hatilah kalian
dengan ujub," pesan Iblis. Dahulu, Iblis beribadah ribuan
tahun kepada Allah. Tetapi karena takaburnya terhadap
Adam, Tuhan menjatuhkan Iblis ke derajat yang serendah-
rendahnya.
Takabur dapat terjadi karena amal atau kedudukan kita.
12
Kita sering merasa menjadi orang yang penting dan mulia.
Bayazid menyuruh kita menjadi orang hina agar ego dan
keinginan kita untuk menonjol dan dihormati segera hancur,
yang tersisa adalah perasaan tawadhu dan kerendah-hatian.
Hanya dengan itu kita bisa mencapai hadirat Allah swt. Orang-
orang yang suka mengaji juga dapat jatuh kepada ujub.
Mereka merasa telah memiliki ilmu yang banyak, karena itu
mari kita menghindarinya
13
tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka
dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai
rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak
matanya terbelah ke atas (tidak ke samping). Sedangkan
kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi
taringnya memanjang keluar seperti taring babi. Sementara
kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil memberi
salam. 'Assalamu'alaika ya Muhammad, Assalamu'alaikum ya
Jamaa'atal muslimin," kata iblis.
Nabi menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan
hanya milik AlIah wahai makhluk yang terkutuk). Saya
mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa
keperluanmu tersebut wahai Iblis?"
"Wahai Muhammad, saya datang ke sini bukan karena
kemauanku sendiri, tapi saya datang ke sini karena terpaksa,"
tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini
wahai makhluk terkutuk?" tanya Rasulullah.
Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang
malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Mahaagung, dimana
utusan itu berkata kepadaku;
'Sesungguhnya Allah swt. memerintahmu untuk datang
kepada Muhammad SAW, sementara engkau adalah
makhluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu
kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa
anak-cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu
mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang
ditanyakan Muhammad dengan jujur. Maka demi Kebesaran
dan Keagungan Allah, jika engkau menjawabnya dengan
bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah
jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan
musuh-musuhmu akan merasa senang.'
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepa-
14
damu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka
tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya
tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan
merasa senang atas musibah yang bakal saya terima.
Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada
bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa
diriku."
Rasulullah mulai bertanya kepada iblis, "Jika engkau
bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku,
siapa orang yang paling engkau benci?"
Iblis menjawab, "Engkau, wahai Muhammad, adalah
orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang
mengikuti agamamu."
"Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?" "Seorang
pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinva hanya
kepada Allah swt.,"
"Siapa lagi?" "Orang alim yang wara' (menjaga diri dari
syubhat) lagi sabar,"
"Siapa lagi?" "Orang yang senantiasa menjaga kesucian
dari tiga kotoran (hadats besar, kecil dan najis),"
"Siapa lagi?" "Orang fakir yang senantiasa bersabar,
yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapa pun
dan juga tidak pernah mengeluh penderitaan yang
dialaminya."
"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya
Rasulullah. "Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah
mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama
dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,"
jelas Iblis.
"Lalu siapa lagi, wahai lblis?" "Orang kaya yang
bersyukur,".
"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu bahwa ia
15
bersyukur?" tanya Rasulullah. "Bila saya melihatnya ia
mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan
kemudian disalurkan pada tempatnya," tutur iblis.
"Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan
shalat?" "Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah
dan gemetar," jawab iblis.
"Mengapa wahai makhluk yang terkuluk?"
"Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud
kepada Allah sekali sujud, maka Allah akan mengangkat satu
derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat
sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan
haji, maka saya jadi gila. Apabila membaca al-Qur'an, maka
saya akan meleleh seperti timah yang dipanaskan dengan api.
Apabila bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah
tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,"
jawab iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?"
tanya Rasulullah.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu
diperhatikan: Dengan sedekah itu, Allah akan menurunkan
keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi di
kalangan makhluk Nya, dengan sedekah itu pula Allah akan
menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan
akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis
menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatnu tentang Abu Bakar?"
tanya Rasulullah.
"Ia sewaktu jahillyyah saja tidak pernah taat kepadaku,
apalagi sewaktu dalam Islam," tutur iblis.
"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?".
"Demi Allah, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti
akan lari darinya," jawab iblis.
"Bagaimana dengan Utsman?".
16
"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat
saja malu kepadanya," jawab iblis.
"lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?".
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah
bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun
meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal
itu sama sekali," tutur iblis.
"Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan ummatku
bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang
ditentukan," tutur Rasulullah.
"Tidak dan tidak mungkin, bagaimana ummatmu bisa
bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak akan mati
sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana
engkau bisa bahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa
masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging,
sedangkan mereka tidak bisa melihatku. Demi Tuhan Yang
telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai
pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh
saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh
maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca al
Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali
hamba-hamba Allah yang ikhlas," tutur iblis.
"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah yang ikhlas
itu?" tanya Rasulullah.
Iblis menjawab, "Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar
(harta) adalah belum bisa murni karena Allah swt. Apabila
saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan
dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah
orang yang ikhlas karena Allah, lalu saya tinggalkan.
Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan
pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada
kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat
17
kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan
kepadamu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa
cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar? Dan cinta
kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah
engkau tidak tahu, saya memiliki tujuhpuluh ribu anak,
sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki
tujuhpuluh ribu setan. Di antara mereka ada yang sudah saya
tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan
untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan
menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi
kami tidak ada masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih
mudah kami permainkan sekehendak saya.
Di antara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk
menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga
yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud.
Mereka keluar masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu
pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan
menggunakan cara apa pun. Saya ambil dari mereka nilai
keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada
Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan
hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa
Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena
Allah selama tujuhpuluh tahun, sehingga dengan doanya ia
sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi
saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat
zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati
dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah dalam
Kitab Nya dengan firman-Nya:
"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti
(bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: Kafirlah
kamu maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata,
'Sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya
18
aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam." (Q.s. al Hasyr:
16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa
kebohongan itu dari saya, saya adalah orang yang berbohong
pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku.
Barangsiapa bersumpah atas Nama Allah dengan berbohong
maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam
dan Hawa dengan atas Nama Allah, 'Bahwa saya akan
memberi nasihat kepada kalian berdua.' Maka sumpah
bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing
dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku.
Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya
(talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya
sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang
membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut,
istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan
tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti
yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya
masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
“Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu
ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke
waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu
berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya,
'Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan
urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan.'
Sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat
di luar waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan di
luar waktunya itu ia akan dipukul di kepalanya. Kalau saya
merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang
dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya.
Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya
19
tinggalkan sampai ia menjalankan shalat. Ketika dalam
shalatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke
kiri.' Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya
usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap di
depan matanya sembari berkata,
'Engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi
baik selamanya’.
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang
banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul
kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia
sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian,
maka saya perintah untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan
shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk
dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup
mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya
kalungkan rantai di lehernya. Ketika ia sedang ruku' saya tarik
kepalanya ke atas sebelum imam bangun dari ruku' dan saya
turunkan sebelum imam turun.
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang
melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari
Kiamat nanti Allah akan menyalin (mengganti) kepalanya
dengan kepala keledai. Kalau dengan cara tersebut saya masih
kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya
sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia
termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia
sedang shalat. Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak
mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap,
sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya
dengan tangannya maka setan masuk ke dalam perutnya,
sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai
perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai Muhammad,
sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk
20
meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya,
'Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.'
Saya pun berkata kepada orang yang sakit, 'Tinggalkan
shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab
Allah sudah berfirman, , “... dan tidak apa apa bagi seorang
yang sedang sakit ...,“(Q.s. an Nur: 61). Kalau engkau sudah
sembuh baru melakukan shalat.'
Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati
dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan
bertemu Allah dengan dimurkai.
Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan
berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon
kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut.
Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa
gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa
memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari
Islam?"
Kemudian Rasulullah meneruskan pertanyaannya,
"Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?"
"Orang-orang yang suka makan riba,".
"Lalu siapa teman dekatmu?". "Orang yang berzina,"
"Siapa teman tidurmu?" . "Orang yang mabuk,"
"Siapa tamumu?" tanya Rasulullah. "Pencuri,"
"Siapa utusanmu?". "Tukang sihir,".
'Apa yang menyenangkan pandangan matamu?" tanya
Rasulullah. "Orang yang bersumpah dengan talak (cerai),"
jawab Iblis.
"Siapa kekasihmu?" tanya Rasulullah.
"Orang yang meninggalkan shalat Jum'at," .
"Wahai makhluk yang terkutuk, apa yang
mengakibatkan punggungmu patah?" .
21
"Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama
Allah,".
“Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh?" .
"Tobatnya orang yang bertobat".
“Apa yang membuat hatimu panas?".
"Banyaknya istighfar kepada Allah, baik di malam atau
siang hari," .
“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?".
"Sedekah secara rahasia," jawabnya
"Apa yang menjadikan matamu buta?"
"Shalat di waktu sahur,".
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?" .
"Memperbanyak shalat berjamaah,".
"Siapa orang yang paling bisa membahagiakanmu?"
tanya Rasulullah
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat," .
"Siapa orang yang paling celaka menurut engkau?"
tanya Rasulullah
"Orang-orang yang kikir,"
"Apa yang menyita pekerjaanmu ?" .
"Majelis orang-orang alim,"
"Bagaimana cara engkau makan?"
"Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku,"
"Di mana engkau mencari tempat berteduh untuk anak
anakmu di waktu panas?"
"Di bawah kuku manusia," jawab iblis
"Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada
Tuhamnu?" tanya Rasulullah.
"Sepuluh macam," jawabnya
"Apa saja itu wahai makhluk terkutuk?"
"Pertama, saya memintaNya agar saya bisa berserikat
dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak
mereka. Akhirnya Tuhan mengizinkanku berserikat dalam
22
kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah:
"Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan
anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan
belaka." (Q.s. al Isra': 64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka
saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang
bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak
dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan
kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya,
maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak
yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang
naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang
tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud
firman Allah:
“Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda
dan pasukanmu yang berjalan kaki." (Q.s. al Isra': 64).
Kedua, saya memohon kepada Nya agar saya punya
rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Ketiga, saya memohon agar saya punya masjid,
akhirnya pasar menjadi masjidku.
Keempat, saya memohon agar saya punya al-Qur'an,
maka syair adalah al-Qur'anku.
Kelima, saya memohon agar saya punya adzan, maka
terompet adalah panggilan adzanku.
Keenam, saya memohon kepadaNya agar saya punya
tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat
tidurku.
Ketujuh, saya memohon agar saya memiliki teman-
teman yang menolongku, maka kelompok al-Qadariyyah
menjadi teman-teman yang membantuku.
Kedelapan, saya memohon agar saya mendapatkan
23
teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan
harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku.
Ia kemudian membaca firman Allah, “Sesungguhnya pemboros
pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.s. al Isra': 27)."
Rasulullah saw. berkata kepadanya, "Andaikan setiap
apa yang engkau ucapkan itu tidak didukung oleh ayat-ayat
dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu."
"Kesembilan, saya memohon kepada Allah agar saya
bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa
melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir
melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan ke mana
pun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun.
Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah
berfirman kepadaku, 'Engkau bisa melakukan apa saja yang
kau minta.' Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai
hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih
banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar
anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat.
Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia
akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur
meninggalkan shalat Atamah (Isya'). Andalkan tidak karenanya
tentu manusia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum
menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri
nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan
ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya,
maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan
dipamerkan di tengah-tengah manusia, sehingga semua
manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh
sembilan dari seratus pahalanya. Sehingga yang tersisa hanya
satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara
rahasia akan diberi seratus pahala.
Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia
24
bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang
berada di majelis pengajian dan ketika khathib sedang
berkhuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur,
tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama.
Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikit pun
untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang
duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang
mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada
orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian
berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu.' Akhirnya ia
mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu
kelihatan nodanya.
Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa
menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan
mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan
kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak
membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang
masih sempat mengucapkan dua kalimat syahadat,
'Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
Utusan-Nya.'
Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk
memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan
tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat
dari Tuhan. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan
untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan
segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah
sebagai argumentasi (hujjah) Tuhan terhadap makhluk-Nya.
Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang
sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka.
Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang
dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya,
25
sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan
celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya."
Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah:
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan
manusia ummat Yang satu, tetapi mereka senantiasa
berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat
oleh Tuhanmu." (Q.s. Hud: 118 9).
Kemudian beliau melanjutkan dengan firman Allah yang
lain:
"Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang
pasti berlaku." (Q.s. al Ahzab: 38).
Lantas Rasulullah saw. berkata lagi kepada iblis, "Wahai
Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat
dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu
masuk surga.”
Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, ketentuan telah
memutuskan dan Qalam (pena) pun telah kering dengan apa
yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka
Mahasuci Tuhan Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para
Nabi dan khatib para penduduk surga. Dia telah memilih dan
mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya
sebagai tuan orang-orang celaka dan khatib para penduduk
neraka. Saya adalah makhluk yang celaka lagi terusir. Ini
adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan
saya mengatakan sejujurnya."
27
''Ohh... dan taman-taman yang sangat indah ini juga
punya saya?''
''Betul!''
''Lautan madu, lautan susu, dan lautan permata juga milik
saya?''
''Betul sekali.''
Sang pemuda begitu mengagumi keindahan suasana
syurga yang sangat menawan dan tak tertandingi. Namun,
tiba-tiba ia terbangun dan mimpi itu pun hilang. Tak disangka,
ia melihat tujuh mutiara sebesar telor bebek. Betapa senang
hati pemuda itu dan ingin menjual mutiara-mutiara tersebut.
Ia pun menemui sang kiai sebelum pergi ke tempat penjualan
mutiara.
''Pak Kiai, setelah bermimpi saya mendapati tujuh mutiara
yang sangat indah ini. Akhirnya Allah menjawab doa saya,''
kata pemuda penuh keriangan.
''Alhamdulillah. Tapi perlu kamu ketahui bahwa tujuh
mutiara itu adalah pahala-pahala ibadah yang kamu jalankan
selama 3 tahun lalu.''
''Ini pahala-pahala saya? Lalu bagaimana dengan syurga
saya Pak Kiai?''
''Tidak ada, karena Allah sudah membayar semua
pekerjaan ibadahmu. Mudah-mudahan kamu bahagia di dunia
ini. Dengan tujuh mutiara itu kamu bisa menjadi miliarder.''
''Ya Allah, aku tidak mau mutiara-mutiara ini. Lebih baik
aku miskin di dunia ini daripada miskin di akhirat nanti. Ya
Allah kumpulkan kembali mutiara-mutiara ini dengan amalan
ibadah lainnya sampai aku meninggal nanti,'' ujar pemuda itu
sadar diri. Tujuh mutiara yang berada di depannya itu hilang
seketika. Ia berjanji tak akan mengeluh dan menjalani ibadah
lebih baik lagi demi kekayaan akhirat kelak.
*dari buku “ Guyon Orang- Orang Makrifat”, wibi ar+.
28
13. Sejarah Hari Asyura’
29
“Allah SWT mengampuni dan membebaskanku” Umar
menjawab.
“Karena apa ? apakah karena kedernawanan, keadilan
atau zuhudmu ?”
“Sesudah kalian meletakkanku di liang kubur, menutupi
kuburku dengan tanah dan meninggalkanku sendirian,
datanglah dua malaikat yang menakutkan. Hilanglah akalku
dan persendianku bergetar karena takut. Kemudian mereka
mengambil dan mendudukkanku. Ketika mereka hendak
menanyaiku, aku mendengar suara yang berkata “Tinggalkan
hamba-Ku dan jangan takuti dia. Sesungguhnya Aku
menyayangi dan membebaskannya karena ia telah
menyayangi seekor burung kecil di dunia. Karena itu pula, aku
menyayanginya di akhirat.””
31
dukung perbuatannya.
Kelima, kalian mengatakan ingin masuk surga, namun
kalian tidak melakukan amal yang bisa mengantarkan kalian ke
surga.
Selanjutnya, keenam, kalian mengatakan ingin selamat
dari siksa neraka, namun perbuatan kalian menjurus ke
neraka.
Ketujuh, kalian mengatakan bahwa mati itu sesuatu
yang pasti, namun kalian tidak mempersiapkan diri untuk
menyambutnya.
Kedelapan, kalian sibuk mencari aib orang lain, namun
aib sendiri tidak diperhatikan.
Kesembilan, kalian senang menikmati karunia Allah
SWT, namun kalian tidak pandai bersyukur kepada-Nya.
Dan kesepuluh kalian mengubur mayat saudara kalian,
namun tidak pandai mengambil pelajaran darinya,” ujar
Ibrahim Bin Adham (Durratun Nasihin fil Wa’zhi wal Irsyad).
Ibrahim Bin Adham, bernama asli Abu Ishaq Ibrahim Bin
Adham, lahir di Balkh dari keluarga bangsawan Arab, di
dalam kisah-kisah sufi disebutkan ia seorang pangeran yang
meninggalkan kerajaannya lalu mengembara ke arah Barat
untuk menjalani hidup sufi. Ia meninggal di negeri Persia
sekira tahun 165 H/782 M. beberapa sumber mengatakan ia
terbunuh ketika mengikuti angkatan laut yang menyerang
Bizantium.
32
Lalu ia bertanya : “Tuhanku, apa untukku dari sisi-Mu?”
Allah SWT menjawab : “Neraka”
“Tuhanku, dimana ibadah dan ijtihadku?”
“Di dunia engkau telah memutuskan manusia dari
rahmat-Ku, maka pada hari ini Aku memutuskanmu dari
rahmat-Ku.”
34
akhirnya meninggal ketika ayahnya sedang tidak ada di sisinya.
Dengan tabah Ummu Sulaim berucap, “Innâ lillâhi wa
innâ ilaihi râji‘ûn” seraya memohon ampun dan berdoa
kepada Allah agar dikaruniai kesabaran, ketabahan, serta
keturunan yang lebih baik. Ia juga berpesan kepada keluarga
Abu Thalhah agar ketika suaminya datang, tak seorangpun
mengabari kematian anak mereka kecuali dia sendiri.
Setiba di rumah, Abu Thalhah langsung menanyakan
kabar anaknya. Sang istri dengan penuh hormat menjawab,
“Tiada hari yang ia lebih tenang dan lebih indah daripada
malam ini.” Pikiran Abu Thalhah mengira bahwa anaknya telah
sembuh, lantas ia bersyukur dan memuji kebesaran Allah.
Kemudian Ummu Sulaim berhias diri untuk sang suaminya.
Setelah keduanya makan malam, Abu Thalhah melakukan apa
yang biasa dilakukan suami-istri.
Setelah yakin suaminya cukup tenang, Ummu Sulaim
berpikir keras menemukan cara yang tepat mengabarkan
tentang kematian anaknya tercinta. Sungguh ia tak ingin hal
pertama yang suaminya dengar setelah bepergian jauh adalah
kabar buruk ini. Akhirnya ia pelan-pelan mendekati suaminya,
lalu menyapanya dengan lembut, “Wahai Abu Thalhah,
suamiku tercinta, jika suatu kaum menitipkan barang titipan
kemudian mereka ingin mengambilnya kembali, bolehkah kita
melarangnya?”
“Tidak,” dengan spontan Abu Thalhah menjawab.
“Sebuah titipan harus dikembalikan ke pemiliknya.”
“Anakmu adalah titipan Allah kepada kita,” kata Ummu
Sulaim. “Allah I telah mengambilnya dari kita.”
Dengan perasaan duka berlinang air mata, Abu Thalhah
mengungkapkan kemurkaannya pada istrinya karena ia tidak
langsung mengabarkannya. Namun, setelah berpikir tenang, ia
sadar bahwa sesungguhnya sang istri telah berusaha
menyambutnya dengan baik. Setelah shalat subuh, ia
35
menceritakan semua yang terjadi pada Rasulullah SAW. Beliau
terharu dengan perbuatan Ummu Sulaim, lalu kontan berdoa
buat keduanya seraya bersabda, “Semoga Allah memberkati
kalian pada malam kalian yang telah berlalu.”
Menurut Anas bin Malik RA, “Ummu Sulaim kemudian
hamil sejak malam itu dan ia dikaruniai sepuluh anak yang
semuanya mampu membaca al-Qur’an dengan sempurna.
36
23. Ketika Hati Terkena Virus
37
CS: Dengan senang hati. Gunakan Start menu dan
aktifkan MEMAAFKAN.EXE. Aktifkan program ini sesering
mungkin sampai BENCI.COM dan DENDAM.EXE terhapus.
P: OK, sudah. CINTA-KASIH mulai terinstal secara
otomatis. Apakah ini wajar?
CS: Ya, anda akan menerima pesan bahwa CINTA-KASIH
akan terus diinstall kembali dalam HATI anda. Apakah anda
melihat pesan tersebut?
P: Ya. Apakah sudah selesai terinstal?
CS: Ya, tapi ingat bahwa anda hanya punya program
dasarnya saja. Anda perlu mulai menghubungkan HATI yang
lain agar untuk mengupgradenya.
P: Oops. Saya mendapat pesan error. Apa yang harus
saya lakukan?
CS: Apa pesannya?
P: ERROR 412 - PROGRAM NOT RUN ON INTERNAL
COMPONENT”. apa artinya?
CS: Jangan kuatir, itu masalah biasa. Artinya, program
CINTA-KASIH diset untuk aktif di HATI eksternal tetapi belum
bisa aktif dalam HATI internal anda. Ini adalah salah satu
kerumitan pemrograman, tetapi dalam istilah non-teknis ini
berarti anda harus men-”CINTA-KASIH”-i mesin anda sendiri
sebelum men-”CINTA-KASIH”-i orang lain.
P: Lalu apa yang harus saya lakukan?
CS: Dapatkan anda klik pulldown direktori yang disebut
“PASRAH”?
P: Ya, sudah.
CS: Bagus. Pilih file-file berikut dan salin ke direktori
“MYHEART”, MEMAAFKAN-DIRI-SENDIRI.DOC dan
MENYADARI-KEKURANGAN.TXT. sistem akan menimpa file-file
konflik dan mulai memperbaiki program-program yang salah.
Anda juga perlu mengosongkan Recycle Bin untuk memastikan
program-program yang salah tidak muncul kembali.
38
P: Sudah. Hei!.. HATI saya terisi file-file baru.
SENYUM.MPG aktif di monitor saya dan menandakan bahwa
DAMAI.EXE dan KEPUASAN.COM di kopi ke HATI. Apakah ini
wajar?
CS: Kadang-kadang. Orang lain mungkin perlu waktu
untuk mendownloadnya.
Jadi CINTA-KASIH telah terinstal dan aktif. Anda harus
bisa menanganinya dari sini. Ada satu lagi hal yang penting.
P: Apa?
CS: CINTA-KASIH adalah freeware. Pastikan untuk
memberikannya kepada orang lain yang anda temui. Mereka
akan share ke orang lain dan seterusnya sampai anda akan
menerimanya kembali.
P: Pasti. Terima kasih atas bantuannya.
39
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan
ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat
syaitan.Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah
Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi
dengan keras.
Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah
kepada saya?
Kiyai : Saya tidak marah, tamparan itu adalah jawaban
saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?
Pemuda : Ya!
Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.
Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama, kita semua
merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat
wujudnya.
Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan
ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan
menerima tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.
Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan
untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit.
40
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.
Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka
juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka
akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.
41
Wasiat itu dilaksanakan dan setelah dibuka, ternyata
pundi itu berisi 100 keping uang emas. Karena nilainya masih
dibawah 1/3 dari total harta pusaka, tidak jadi soal. Kemudian
harta pusaka dibagi menurut hukum Mawaris.
Pada suatu hari, ketika ketiga anak laki-laki itu bersih-
bersih, mereka menemukan gentong tertanam dibawah
ranjang dalam keadaan tertutup rapi dan bersih. Mereka
berebut dan akhirnya disepakati agar tidak dibuka dan tidak
pula diberitahukan kepada si kecil dan adik wanitanya.
Pokoknya dibagi bertiga saja. Batin mereka, “Pundi kecil yang
diwasiatkan saja berisi 100 keping emas, apalagi ini yang
besar.”
Secara diam-diam, mereka membawa gentong itu ke
hutan untuk dibagi. Namun ternyata tak semulus yang
diperkirakan. Mereka bersengketa lagi soal teknis. Si sulung
yang menemukan pertama tak mau dibagi rata, harus lebih,
tapi kedua adiknya tidak sepakat. Akhirnya si sulung punya
ide. Ia menggantung gentong itu bergelantungan diatas pohon
dengan tali seadanya. Ia ambil tiga kayu sebagai pentung dan
membagikannya kepada adik-adiknya. “Kita bertiga berdiri
melingkar dibawah gentong ini dengan posisi adil dan masing
masing memukul gentong ini secara bersamaan pas pada
hitunga ketiga. Maka keping uang emas yang larinya dekat
pemukul, maka ia pemiliknya,” katanya menawarkan. Adik-
adiknya menyatakan setujuuuu.....! dan begitu mereka
memukul gentong sekuat-kuatnya dalam waktu bersamaan,
maka……..ah, tak perlu dibahasakan, pembaca pasti tahu
lanjutannya. Ya, itulah akibat orang yang tidak berbakti
kepada orang tua, rakus dan hanya mau duitnya saja.
42
pengemis Yahudi buta. Setiap orang yang mendekati, ia selalu
berkata, ''Wahai Saudaraku, jangan engkau dekati Muhammad
yang mengaku sebagai Rasul itu. Dia gila, pembohong, dan
tukang sihir. Jika kamu mendekatinya, dia akan
mempengaruhimu.''
Walau sebegitu busuk hati dan perbuatan pengemis itu,
setiap pagi Rasulullah selalu membawakan makanan
untuknya. Tanpa berkata, beliau menyuapi pengemis itu.
Rasulullah melakukan hal ini hingga wafat.
Ketika Abu Bakar berkunjung ke rumah Aisyah, beliau
bertanya, ''Wahai anakku, adakah sunah Rasulullah yang
belum aku kerjakan?'' Aisyah menjawab, ''Wahai ayah, engkau
ahli sunah, hampir tidak ada sunah yang belum Ayah lakukan,
kecuali setiap pagi Rasulullah pergi ke ujung pasar dengan
membawa makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta
yang berada di sana.''
Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke sudut pasar
dengan membawa makanan. Abu Bakar memberikan makanan
kepada sang pengemis. Ketika mulai menyuapi, pengemis
marah sambil berteriak, ''Siapa kamu?'' Abu Bakar menjawab,
''Aku orang yang biasa.'' Pengemis membantah, ''Engkau
bukan orang yang biasa datang. Apabila orang itu datang,
tanganku tidak akan susah memegang dan mulutku tidak akan
susah mengunyah. Orang itu selalu menghaluskan makanan
terlebih dahulu sebelum menyuapkannya kepadaku.''
Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya. Ia
menangis sambil berkata jujur, ''Aku memang bukan orang
yang biasa datang padamu. Aku sahabatnya. Orang mulia itu
telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.'' Setelah
pengemis Yahudi itu mendengar cerita Abu Bakar, ia menangis
dan berkata, ''Benarkah demikian? Selama ini aku selalu
menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah
memarahiku sedikit pun. Ia mendatangiku dengan membawa
43
makanan setiap pagi. Ia begitu mulia.'' Pengemis Yahudi buta
tersebut akhirnya masuk Islam dan bersyahadat di hadapan
Abu Bakar.
Itulah salah satu bentuk keagungan seorang
Muhammad. Kebaikannya dan ketinggian akhlaknya tidak
terbendung oleh kebencian dan cercaan. Bahkan, beda
keyakinan yang notabene merupakan hal yang paling esensial,
menjadi lebur di hadapan keluhuran hatinya. Ini sebuah
cermin dan teladan yang sangat dibutuhkan ketika saling
pengertian, toleransi, dan objektivitas menjadi barang mahal.
27. Berbagi
44
Hadis di atas sesuai dengan firman-Nya,
''Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang dapat menumbuhkan menjadi
tujuh bulir, dan pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.''
(QS Albaqarah [2]: 261)
Dermawan juga tidak sama dengan israaf (boros), yaitu
berlebihan harta dalam membelanjakan pada suatu hal di atas
kebutuhannya. Bahkan, Allah sangat tidak suka kepada
hamba-hamba-Nya yang boros.
Nabi menganjurkan pada umatnya berperilaku
dermawan. Sebaliknya, Allah dan Rasul-Nya sangat mencela
terhadap orang-orang yang bakhil (kikir). Maka, ketika kita
berbagi, sesungguhnya ''kebaikan'' dari berbagi itu untuk diri
kita sendiri.
45
Akhirnya Abu Yazid menimpali, “biarkanlah orang yang
jatuh dari pandangan Allah”.
Selang setahun kemudian pelayan tersebut dipotong
tangannya (qishâsh) karena mencuri.
Semoga Allah mengkaruniai kita sopan santun yang
baik. Amin.
46
nin tidak akan tahu”.
Balas si anak “Jika Amirul Mukminin tidak tahu, tapi
Tuhan Amirul Mukminin tahu”.
Umar yang mendengar kemudian menangis. Betapa
mulianya hati anak gadis itu.
Ketika pulang ke rumah, Umar bin Khattab menyuruh
anak lelakinya, Asim menikahi gadis itu.
Kata Umar, "Semoga lahir dari keturunan gadis ini bakal
pemimpin Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-
orang Arab dan Ajam”.
Asim yang taat tanpa banyak tanya segera menikahi
gadis miskin tersebut. Pernikahan ini melahirkan anak
perempuan bernama Laila yang lebih dikenal dengan sebutan
Ummu Asim. Ketika dewasa Ummu Asim menikah dengan
Abdul-Aziz bin Marwan yang melahirkan Umar bin Abdul-Aziz.
Umar menjadi khalifah menggantikan Sulaiman yang
wafat pada tahun 716. Beliau di bai'at sebagai khalifah pada
hari Jum'at setelah shalat Jum'at. Hari itu juga setelah ashar,
rakyat dapat langsung merasakan perubahan kebijakan
khalifah baru ini. Khalifah Umar, masih satu nasab dengan
Khalifah kedua, Umar bin Khattab dari garis ibu.
Zaman pemerintahannya berhasil memulihkan keadaan
negaranya dan mengkondisikan negaranya seperti saat 4
khalifah pertama (Khulafaur Rasyidin) memerintah.
Kebijakannya dan kesederhanaan hidupnya pun tak kalah
dengan 4 khalifah pertama itu. Karena itu banyak ahli sejarah
menjuluki beliau dengan Khulafaur Rasyidin ke-5. Diantaranya
antara lain :
1) Menghapuskan cacian terhadap Saidina Ali b Abu
Thalib dan keluarganya yang disebut dalam khutbah-khutbah
Jumaat dan digantikan dengan beberapa potongan ayat suci
al-Quran
2) Merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan
47
oleh keluarga Khalifah dan mengembalikannya ke Baitulmal
3) Memecat pegawai-pegawai yang tidak cakap,
menyalahgunakan kuasa dan pegawai yang tidak layak yang
dilantik atas pengaruh keluarga Khalifah
4) Menghapuskan pegawai peribadi bagi Khalifah
sebagaimana yang diamalkan oleh Khalifah terdahulu. Ini
membolehkan beliau bebas bergaul dengan rakyat jelata
tanpa sekatan tidak seperti khalifah dahulu yang mempunyai
pengawal peribadi dan askar-askar yang mengawal istana yang
menyebabkan rakyat sukar berjumpa.
Selain daripada itu, beliau amat mengambil berat
tentang kebajikan rakyat miskin di mana beliau juga telah
menaikkan gaji buruh sehingga ada yang menyamai gaji
pegawai kerajaan.
Beliau juga amat menitikberatkan penghayatan agama
di kalangan rakyatnya yang telah lalai dengan kemewahan
dunia. Khalifah Umar memerintahkan umatnya mendirikan
solat secara berjammah dan masjid-masjid dijadikan tempat
untuk mempelajari hukum Allah sebegaimana yang berlaku di
zaman Rasulullah SAW dan para Khulafa Ar-Rasyidin.
Dalam bidang ilmu Beliau mengarahkan Syekh
Muhammad bin Abu Bakar Al-Hazni di Mekah agar
mengumpul dan menyusun hadith-hadith Rasulullah SAW.
beliau juga mengarahkan cendikawan Islam supaya
menterjemahkan buku-buku kedoktoran dan pelbagai bidang
ilmu dari bahasa Greek, Latin dan Siryani ke dalam bahasa
Arab supaya digemari dan dipelajari oleh umat Islam.
48
Muhammad saw. wafat, malaikat Jibril tidak lagi turun ke bumi
untuk menurunkan wahyu. Artinya, Jibril di anggap telah
pensiun dari tugasnya. Karena memang, seperti yang
diketahui masyarakat umum, bahwa tugas pokok Malaikat
Jibril adalah menyampaikan pesan ilahi (wahyu) kepada para
utusan Allah, sehingga, tidak heran bila kita sering mendengar
petanyaan "apa yang dikerjakan Malaikat Jibril sekarang?"
apakah beliau sudah pensiun?.
Imam al-Shuyuti dalam al-Hawi li al-Fatawa
menegaskan bahwa rumor di atas merupakan hal yang tidak
berdasar dan hanya mengada-ada, terbukti ada beberapa
hadits yang menjelaskan bahwa malaikat Jibril masih tetap
eksis turun ke Bumi. Dalam kitab itu, beliau mencantumkan
sebuah hadits yang riwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Kabir
dari Maimunah binti sa'ad, dia berkata:
“Wahai Rasulullah, bolehkah seseorang tidur dalam
keadaan junub? Nabi menjawab "Aku tidak suka jika ia (orang
yang junub) tidur sebelum mengambil wudlu', aku khawatir ia
lantas mati (dalam keadaan berhadats), sehingga tidak dihadiri
oleh Malaikat Jibril.”
Hadits ini, menurut al-Suyuthi, secara tersurat
menjelaskan bahwa Malaikat jibril selalu turun ke bumi untuk
menghadiri setiap orang mukmin yang mati dalam keadaan
suci dari hadats. Selain itu, al-Suyuthi juga menampilkan
sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Nu'aim bin Hammad
dalam al-Fitan, dan al-Thabrani dari Ibnu Mas'ud, bahwa
ketika Nabi saw. menyebutkan ciri-ciri Dajjal, beliau bersabda:
"Lalu Dajjal melewati Mekkah, ternyata di sana dia
bertemu dengan makhluq yang sangat besar, maka dia
bertanya: siapa kamu? makhluq tersebut menjawab 'aku
adalah Mika'il, Allah mengutusku untuk menjaga tanah haram
ini'. Kemudian Dajjal meneruskan perjalanannya ke Madinah,
disana dia juga bertemu dengan Makhluq yang besar dan dia
49
bertanya: siapa kamu? makhluq itu menjawab: 'aku adalah
Jibril, aku diutus Allah untuk menjaga tanah haram ini'."
Itulah dua hadits yang dikemukakan oleh al-Suyuthi,
yang menjelaskan bahwa malaikat Jibril -kendati Nabi sudah
wafat- masih tetap eksis turun ke Bumi pada waktu-waktu
tertentu. Disamping itu, tiap-tiap Lailatu al-Qodar, para
malaikat semuanya turun ke bumi, termasuk di antaranya
adalah Jibril yang diredaksikan dalam al-Qur’an surah al-Qadr
dengan kalimat al-Ruh. (qus)
50
dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil
keluar.
Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus
mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki
itu.
52
"Hmm, iya! Yah! betuul 'nggak salah lagi dia istri saya."
Karena tukang kayu mulai berbohong si malaikat jadi
sedih. Malaikat dengan nada sedih bertanya, "Kok kamu tidak
jujur dan berbohong pada saya?"
Tukang kayu membela diri, "Iya, soalnya kalau saya
berkata benar, nanti saya dikasih tiga istri lagi." [Intel]
53
bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun
membuka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban
kacang kedelai itu menjadi tempe. Namun, dia termenung
sebab kacang itu masih tetap kacang kedelai. Namun dia tidak
putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas
didengar oleh Tuhan.
Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula
dan berdoa lagi. “Tuhan, aku tahu bahawa tiada yang mustahil
bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual
tempe karena inilah mata pencarianku. Aku mohon agar
jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe, Amin”.
Dengan penuh harapan dan jantung berdebar-debar
dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah
yang terjadi? Dia termangu dan heran karena tempenya masih
tetap begitu!! Sementara matahari pun semakin meninggi
sudah tentu pasar sudah mulai didatangi orang. Dia tetap
tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walau
bagaimanapun karena keyakinannya yang sangat tinggi dia
bertekad untuk tetap pergi ke pasar membawa barang
jualannya itu.
Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan
meneruskan berangkat ke pasar sambil berdoa dengan
harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan
masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi
semasa perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah,
dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
“Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku.
Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau
kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini.
Amin”. Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia
tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai di
pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya
betul-betul yakin yang tempenya sekarang pasti sudah jadi.
54
Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya
dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe
yang ada.
Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun
pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi?
Tempenya masih belum jadi!! Dia pun kaget lalu menarik
nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mula merasa sedikit
kecewa dan putus asa kepada Tuhan karena doanya tidak
dikabulkan. Dia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan
padanya, inilah satu-satunya puncak rezekinya, hasil jualan
tempe. Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan
barang jualannya sebab dia merasakan bahwa tidak ada orang
yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi.
Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar
sudah mulai sepi, para pembeli sudah mula kurang. Dia
meninjau-ninjau kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe
mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak
sanggup menghadapi kenyataan bahawa hari ini tidak ada
hasil jualan yang bisa dibawa pulang. Namun jauh di sudut
hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti
Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada
hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia
tetap berdoa buat kali terakhir, “Tuhan, berikanlah
penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum jadi ini.”
Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang
wanita.
“Maaf ya, saya ingin bertanya, apakah Bibi menjual
tempe yang belum jadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling
pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum menjumpainya.”
Dia termenung dan terheran-heran. Hatinya terkejut sebab
sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang
pun pelanggannya mencari tempe yang belum jadi. Sebelum
dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia
55
berdoa di dalam hatinya “Tuhan, saat ini aku tidak mau tempe
ini jadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin”. Sebelum
dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit
daun penutup tempenya. Alangkah kagetnya dia, ternyata
memang benar tempenya masih belum jadi! Dia pun gembira
dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan.
Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya
yang belum jadi itu. Sebelum wanita itu pergi, dia sempat
bertanya wanita itu, “Mengapa hendak membeli tempe yang
belum jadi?”
Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang kini
berada di Inggris ingin makan tempe dari desa.
Membayangkan tempe itu akan dikirimkan ke Inggris, si ibu
tadi harus membeli tempe yang belum jadi supaya apabila
sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang sempurna.
Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe
itu sudah tidak bagus lagi dan rasanya pun kurang sedap.
Perempuan tua itu pun heran dan berfikir rupanya doanya
sudah dikabulkan oleh Tuhan…
56
kepada engkau tiga perkara yang lebih baik bagi engkau
daripada makananku ."
"Baiklah, sebutkan ketiga perkara itu."
"Perkara yang pertama, akan aku beritahukan saat aku
berada di tanganmu ini. Yang kedua, apabila aku engkau lepas
dan terbang ke atas pohon. Yang ketiga, saat nanti apabila aku
telah terbang lagi dan berada di atas bukit."
Laki-laki itu menyanggupi. "Nah, katakan yang
pertama," pinta laki-laki itu kemudian.
"Janganlah engkau gundahkan apa yang telah hilang
dari engkau." Lalu laki-laki tersebut melepaskan burung itu.
Tatkala ia telah berada di atas pohon, berkatalah laki-
laki itu, "Katakan perkara kedua!" "Janganlah engkau
benarkan apa yang tidak ada bahwa ia akan ada," jawab
burung itu.
Kemudian burung itu terbang dan hinggap di atas bukit
serta tiba-tiba ia berkata, "Hai, orang yang sial. Jika tadi
engkau sembelih aku, niscaya akan engkau dapati dalam
tubuhku dua biji mutiara. Berat tiap-tiap mutiara dua puluh
gram."
Tampak laki-laki itu menggigit bibirnya, risau dan
menyesal. "Cepat katakan yang ketiga," katanya kemudian,
geram.
"Engkau telah lupa akan dua perkara tadi, bagaimana
mungkin aku terangkan perkara yang ketiga? Bukankah aku
telah mengatakan bahwa engkau jangan mengeluh terhadap
apa yang telah hilang dari engkau? Dan jangan engkau
benarkan apa-apa yang tidak ada? Coba engkau pikirkan, hai
orang yang celaka. Aku, dagingku, darahku, dan buluku tidak
akan ada dua puluh gram. Lantaran itu, bagaimana mungkin
akan ada dalam perutku dua biji mutiara yang masing-masing
seberat dua puluh gram?" Kemudian terbanglah burung bijak
itu meninggalkan si lelaki yang merenungi ketamakannya.
57
36. Akibat Serakah 2
58
mengambil dan mengumpulkan tanah dan debu tebal,
kemudian dia berkata, " Jadilah engkau emas dengan izin
Allah." Maka terciptalah emas. Lalu Nabi Isa membagi emas
tersebut menjadi tiga bagian.
"Sepertiga untukku, sepertiga untukmu, dan sepertiga
lagi untuk orang yang mengambil roti itu," katanya kepada
lelaki itu. Lantaran ketamakannya, berkatalah lelaki tadi, " Aku
yang mengambil roti itu." Nabi Isa kemudian berkata, "Kalau
begitu, untukmu emas itu semuanya." Nabi Isa beranjak pergi
meninggalkan lelaki tersebut. Gembira betul hati si lelaki, lalu
ia pun meneruskan perjalanannya sendirian.
Pada suatu ketika bertemulah lelaki pemilik harta itu
dengan dua orang lelaki lain. Demi dilihatnya harta sebanyak
itu, kedua laki-laki asing tersebut berkeinginan merampas
emas itu. Kalau perlu dengan membunuhnya. Lantaran takut
dibunuh dan diambil hartanya, maka dibagikannya emas itu
pada kedua lelaki yang baru dikenalnya tadi. Maka sepakatlah
mereka untuk meneruskan perjalanan bertiga.
Pada suatu tempat, berkata salah seorang dari kedua
lelaki asing tadi, "Sekarang kita bunuh saja dia supaya kita
miliki seluruhnya emas yang belum tentu miliknya itu."
Setelah disepakati bersama, dijebaklah lelaki yang tamak itu
dan dibunuh dengan kejam.
Wallahu A’lam
59
tersebut. Di suatu tempat yang sepi, tak sengaja Rabi' bin
Sulaiman melihat seorang perempuan. Perempuan itu
berwajah lusuh dan berpakaian compang-camping. Dengan
sebilah pisau ditangannya, perempuan itu tampak begitu
antusias memotong-motong bangkai seekor bighal. Lalu,
potongan daging bangkai Bighal itu ia masukkan ke dalam
bakul.
Rabi' bin Sulaiman tercenung. Di pikirannya berkelabat
dugaan bahwa pe-rempuan yang dilihatnya adalah istri
seorang tukang masak roti. "Barangkali ia akan memasak
bangkai tersebut dan memberikannya kepada orang lain."
Begitu pikirnya. "Ini tidak boleh didiamkan," tambahnya lagi.
Rasa penasarannya membuncah. Rabi' bin Sulaiman
pun diam-diam membuntuti perempuan itu hingga
langkahnya terhenti setelah tiba disebuah rumah besar.
Rupanya, inilah rumah yang dituju perempuan itu.
"Tok....tok....tok...." Perempuan Itu mengetuk pintu.
"Siapa?," tanya seseorang dari dalam rumah.
"Bukalah pintu! Aku adalah orang yang paling malang."
Seseorang membuka pintu dari dalam. Empat anak
perempuan mendekat kearah pintu itu terbuka. Tak ada
simpul keceriaan di wajah keempat anak perempuan itu.
Guratan wajahnya menyiratkan lilitan beban berat dalam
hidup yang mereka hadapi.
Rabi' bin Sulaiman, mengintip dari lubang pintu.
Didalam rumah itu keadaannya sangat menyedihkan. Ruangan
dalam rumahnya nampak kosong, tidak ada apa-apa. Sambil
menangis, perempuan itu berkata kepada anak-anaknya,
"Masaklah daging ini dan bersyukurlah kepada Allah
SWT, karena Dia-lah yang berkuasa terhadap hamba-
hambaNya."
Anak-anak perempuan itu memotong-motong daging
itu dan hendak membakarnya. Melihat pemandangan itu,
60
Rabi' bin Sulaiman pun berteriak," Wahai hamba Allah, demi
Allah janganlah kalian memakan daging itu."
"Siapa engkau?"
"Aku orang asing."
"Wahai orang asing, apa yang engkau inginkan dari
kami? Kami sendiri terbelenggu oleh takdir. Selama tiga tahun
tidak ada seorang pun yang menolong kami dan membantu
kami. Apa yang engkau inginkan dari kami?"
"Selain satu golongan dari agama Majusi tidak ada satu
agama pun yang memperbolehkan makan bangkai."
Perempuan itu berkata, "Kami adalah keturunan Nabi
saw. Ayah dari anak-anak perempuan itu adalah orang yang
mulia. Ia ingin menikahkan putri-putrinya dengan seorang
sepertinya. Belum lagi ia melaksanakannya, ia telah meninggal
dunia. Harta warisan yang ia tinggalkan telah habis. Kami tahu
bahwa makan bangkai itu tidak diperbolehkan, akan tetapi
ketika dalam keadaan darurat diperbolehkan. Sudah empat
hari kami kelaparan."
Mendengar Itu Rabi' menangis. Ia pulang. Kepada
saudaranya, ia mengatakan bahwa ia tidak pergi berhaji.
Saudaranya berusaha menyebutkan keutamaan-keutamaan
haji. la menuturkan bahwa orang yang pulang dari haji akan
pulang dalam keadaan bersih dari dosa-dosa dan banyak
keutamaan lainnya. "Sudahlah, tidak usah banyak bicara!"
tukas Rabi' bin Sulaiman.
Rabi' bin Sulaiman mengambil pa-kaian ihramnya dan
seluruh perbekalannya serta uang tunal 600 dirham. Seratus
dirham ia belikan gandum, seratus dirham ia belikan pakaian.
Sisanya ia masukkan ke dalam tepung gandum, lalu ia berikan
semua barang-barang itu kepada si perempuan.
Menerima bantuan itu, si perempuan berujar, "Wahai
Ibnu Sulaiman, pergilah! Semoga Allah swt mengampuni
seluruh dosamu, yang lalu maupun yang akan datang. Dan
61
semoga Allah swt memberimu pahala haji, semoga Allah swt
memberimu suatu tempat didalam surga, dan semoga Dia
memberimu ganti yang akan engkau lihat."
Putri pertamanya turut mendoakan, "Semoga Allah swt
melipatgandakan pahalamu dan mengampuni dosa-dosamu."
Berikutnya putri yang kedua mendoakan," Semoga
Allah swt. Membalasmu dengan balasan yang lebih banyak
dari apa yang engkau berikan kepada kami."
Berikutnya lagi putri ketiga mendoakan, "Semoga Allah
swt mem-bangkitkan engkau bersama kakek kami (Nabi
Muhammad saw).”
Disusul Putri yang keempat, yang paling kecil, berdoa,
"Ya Allah.berikanlah kepada orang yang berbuat baik kepada
kami balasan dengan cepat dan ampunilah dia!"
Kafilah para calon haji telah berangkat sehingga Rabi'
bin Sulaiman terpaksa tinggal di Kufah. Bahkan hingga mereka
kembali dari haji, Rabi'bm Sulaiman masih di Kufah. la
bermaksud menyambut jamaah haji dan meminta doa dari
mereka. Siapa tahu ada doa yang dikabulkan, pikirnya.
Ketika sebuah rombongan haji datang di depan Rabi'
bin Sulaiman, ia merasa sangat sedih karena tidak bisa pergi
haji. Matanya berkaca-kaca.Ketika bertemu dengan mereka, ia
berkata, "Semoga Allah swt menerima haji kalian dan
mengganti seluruh harta yang kalian belanjakan."
Salah seorang dari mereka berkata,"Doa macam apa
ini?"
Rabi' bin Sulaiman berkata," Doa orang yang dihalangi
untuk datang ke pintu di rumah-Nya."
Orang itu berkata, "Sungguh sangat mengherankan,
engkau tidak mengakui bahwa engkau telah pergi bersama.
Bukankah engkau bersama kami di Padang Arafah? Bukankah
engkau bersama kami melempar jumrah? Bukankah engkau
melakukan thawaf bersama kami?"
62
"Ini adalah karunia Allah," begitu dalam hati Rabi' bin
Sulaiman berkata-kata. Dan ketika itu pula rombongan haji
dari kampungnya tiba. Kepada mereka Rabi' bin Sulaiman
berkata," Semoga Allah swt menerima usaha kalian dan
menerima haji kalian."
Mereka pun mengatakan hal sama kepadanya."
Bukankah engkau bersama kami di Padang Arafah, melempar
jumrah? Kenapa sekarang engkau seolah-olah tidak
mengetahuinya?"
Salah seorang dari mereka maju menghampiri Rabi' bin
Sulaiman dan berkata, "Wahai saudaraku, mengapa engkau
tidak mengakuinya? Ada apa? Bukankah engkau bersama kami
di Mekah atau di Madinah? Ketika kita keluar dari pintu Jibril
(nama salah satu pintu dari pintu-pintu Masjidil Haram).
engkau menitipkan tas ini kepadaku, karena waktu itu orang-
orang berdesakan di sekeliling kita. Di atas tas itu tertulis:
Siapa yang berurusan dengan kami akan beruntung. Nah,
ambillah tas berisi uang ini."
Rabi' bin Sulaiman belum pernah melihat tas itu
sebelumnya. Tetapi Rabi' bin Sulaiman mengambilnya dan
membawanya pulang. Lalu, sesampainya di rumah, ia shalat
Isya' dan menyempurnakan amalan wiridnya. Malam Itu ia
memikirkan kisah yang telah terjadi. Sampai-sampai susah
baginya untuk bisa tidur. Begitu matanya terpejam, ia
bermimpi. Dalam tidurnya, ia mimpi bertemu Rasulullah saw
menjawab salam Rabi' bin Sulaiman sambil tersenyum.
Beliau berkata, "Wahai Rabi', kami sudah memberikan
beberapa bukti bahwa engkau tidak percaya. Dengarkanlah!
Sesungguhnya ketika engkau bersedekah kepada perempuan
yang masih keturunanku itu, dan engkau telah memberikan
kepadanya seluruh perbekalanmu, lalu engkau tangguhkan
hajimu, maka aku telah berdoa kepada Allah swt agar Dia
memberimu ganti yang leblh baik. Maka Allah swt
63
memerintahkan satu malaikat dalam bentukmu untuk
mengerjakan haji setiap tahun sampai hari kiamat atas
namamu. Dan di dunia ini, engkau diberi ganti 600 dinar
sebagai ganti 600 dirham. Sejukkanlah matamu!"
Alkisah, ketika Rabi' bin Sulaiman membuka matanya,
ia melihat di dalam tas itu ada 600 dinar.
64
apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika
melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar
kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak
untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak
punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples.
Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu
tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang
pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat
kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya
bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada
pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar
kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin
itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang
sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari
yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan
meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia
pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru.
Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya
melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong
gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan
menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak
ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250
dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan
gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin
memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan
menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu
seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan
belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati
65
suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja
kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh,
bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan
tadi pagi”.
Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa
harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
66
mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan
untuk menghadap.
“Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda
karena kerusakan batu rubi kesayangan Baginda,
perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba
memperbaikinya. ”
“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda
sambil memberikan batu tersebut.
Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela
napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu
ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya
akan membuat batu rubi retak ini menjadi lebih indah.”
Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus
asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu rubi itu,
raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai
memotong dan menggosok.
Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan
ternyata batu permata rubi yang retak telah dia pahat menjadi
bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira,
“Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan
permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”
Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan
karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu.
Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia.
Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah
menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang
diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh
ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang
lain.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI
Shi Shang Mei You Shi Quan Shi Mei De Ren
Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk
mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-
67
kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-
kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter
positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-
perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong
yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses
dan bernilai!
Sumber: Batu Rubi yang Retak oleh Andrie Wongso
68
mengupas tuntas siapa sebe-narnya Dracula. Dalam buku ini
dipaparkan bahwa Dracula adalah pangeran Wallachia,
keturunan Vlad Dracul. Ia dilahirkan pada tahun 1431 M. di
Transylvania, Rumania. Tidak ada catatan pasti tanggal
kelahirannya, hanya saja sejarawan memperkirakan ia lahir di
bulan November atau Desember. Ia anak kedua dari Vlad II
melalui istrinya yang bernama Cnejna, putri dari Moldavian.
Ketika itu, kerajaan Turki Ottoman yang mewakili Islam
terlibat peperangan dengan Kerajaan Hongaria yang mewakili
Kristen. Kedua kerajaan besar itu saling mengalahkan demi
mempertahankan atau merebut wilayah kekuasaan, baik yang
berada di Eropa maupun Asia. Puncaknya, Konstantinopel
yang menjadi pusat sekaligus benteng pertahanan Kristen
jatuh ke tangan Turki Ottoman yang dipimpin Sultan Mahmud
II pada tahun 1453 M.
Meski di masa kecilnya Dracula hidup di lingkungan
Islam sebagai bukti kesetiaan Vlad II terhadap Turki Ottoman,
pendidikan Islam sama sekali tidak masuk ke dalam jiwanya.
Justru ia hanya senang belajar ilmu perang dan gemar
menyunduk hewan-hewan kecil seperti kecoak, laba-laba,
tikus, burung dan lainnya. Dracula akan terlihat puas jika
melihat hewan-hewan yang ia sunduk menggelepar menunggu
ajal.
Setelah hidup di Turki dan menjadi raja Wallachia,
kebiasaan buruk itu semakin menjadi-jadi. Bisa dikatakan,
pemerintahan Dracula adalah sejarah paling kelam bagi
Wallachia. Sejarah yang diwarnai teror dan perilaku keji.
Kapan dan di mana pun dapat dipastikan ada pembunuhan
sadis. Maka dari itu, tidak heran jika penduduk sekitar
Wallachia menggambarkan Dracula sebagai titisan setan yang
haus akan darah. Dari itulah kemungkinan legenda tentang
vampir bermula, sehingga dalam perkembangannya mitos
Dracula adalah vampir. Mitos itu terus bergulir sehingga dapat
69
menutupi fakta sebenarnya tentang siapa Dracula itu.
Pembantaian besar-besaran terhadap umat Islam terus
dilakukan Dracula. Umat Islam Wallachia diburu dan dibantai
habis. Beberapa kali Sultan Mahmud II mengirim utusan
kepada Dracula agar menghentikan kekejamannya. Namun,
utusan itu tidak pernah ia gubris dan bahkan utusan yang
menemuinya tidak luput dari prilaku bengisnya. Inilah yang
menjadi titik awal terjadinya peperangan antara Sultan
Mahmud II dan Dracula.
Sebenarnya, perang antara Dracula dengan Sultan
Mehmed II ini merupakan salah satu babak dari rentetan
Perang Salib. Dracula yang merupakan salah satu panglima
pasukan Salib di Wallachia dikenal sadis dan biadab dalam
membunuh pasukan Muslim. Diperkirakan jumlah korban
kekejaman Dracula mencapai 300.000 umat Islam. Jumlah itu
tidak termasuk pasukan dan rakyatnya sendiri yang
membangkang, atau sekedar ingin memuaskan nafsu
biadabnya yang senang ketika melihat manusia sekarat di atas
penyulaan. Ada yang dibakar hidup-hidup atau dipaku
kepalanya. Namun yang paling biadab adalah dengan disula.
Siksaan dengan ditusuk mulai dari anus dengan kayu yang
setelah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula
menembus melewati perut, kerongkongan, hingga kepala.
Kadang hanya sampai menembus perut dan dada. Tidak hanya
orang dewasa yang diperlakukan demikian, anak kecil pun tak
luput dari kebiadabannya. Hyphatia menggambarkan
kesadisan tersebut: “Bayi-bayi yang disula tak sempat
menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu ujung
sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban
itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajal.”
Anehnya, kendati jeritan korbanya begitu
menyedihkan, Dracula justru menikmatinya. Baginya,
menyiksa dan menumpahkan penderitaan orang-orang
70
Muslim adalah suatu pekerjaan yang paling menyenangkan.
Kebengisan Dracula baru terhenti ketika ia tewas dalam
pertempuran melawan pasukan Turki Ottoman di pinggir
Danau Scagov pada tahun 1476. Saat itu ia mempimpin
pasukan Salib untuk menghadang umat Islam yang akan
menyerbu pasukan Salib.
Akhirnya, kepala Dracula dipenggal oleh pasukan
Muslim dan dibawa ke Kostantinopel sebagai bukti bahwa ia di
telah tewas. Oleh Sultan Mahmud II kepala tersebut
dipancang di alun-alun selama beberapa hari. Sedangkan
tubuh Dracula sendiri dipendam di dalam Gereja Snagov,
persis berada di depan altar suci yang berada di dalam Gereja.
Selama ini, sosok Dracula yang berbalut kekejaman itu
tidak begitu dikenal. Sejarah sebenarnya telah tertutupi
dengan gempuran fiksi dan film-film Barat. Kekejaman Dracula
sepertinya terpendam dan tidak pernah terjadi dalam pentas
sejarah dunia. Setidaknya, keterliba-tan Dracula dalam Perang
Salib yang didukung sepenuhnya oleh Barat, menjadi alasan
utama dari penyim-pangan ini. Barat tidak mau boroknya
diketahui dunia, apalagi Dracula telah dianggap sebagai super
hero atau pahlawan bagi pasukan Salib, sehingga betapapun
kejamnya, maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya.
Harus diakui memang, usaha Barat untuk mendistorsi
sejarah Dracula dengan memutarbalikkan fakta menjadi fiksi
dinilai telah berhasil. Hal itu dapat kita lihat dari realitas umat
Islam sendiri yang tidak mengetahui Dracula sebenarnya. Jika
mereka ditanyakan siapa Dracula, maka dapat dipastikan akan
memberi penjelasan seperti apa yang telah umum selama ini
bahwa Dracula adalah vampir yang haus darah. Dia hanya bisa
dikalahkan dengan Salib dan bawang putih. Justru Sultan
Mahmud II yang menjadi pahlawan Islam tidak terlintas di
pikiran umat Islam. Seakan mereka tidak menge-nal sang
penakluk Kostantinopel dan bergelar al-Fâtih ini. Padahal,
71
diakui atau tidak, Mahmud II merupakan batu sandungan
terbesar bagi ambisi pasukan Salib untuk menguasai dunia
setelah Salahuddin al-Ayubi.
Mengenai penggunakan simbol salib, tak lain
merupakan cara Barat untuk menghapus kekejian pasukan
Kristen, sekaligus menunjukkan superioritas, seolah-olah
mereka adalah pahlawan. Namun, bagaimana pun usaha
pencitraan yang dilakukan Barat kini dunia telah membacanya.
Setidaknya, tentang Dracula ini kita dapat mengetahui tabiat
asli orang-orang Barat terhadap Islam. Dan itu tidak pernah
berubah hingga detik ini.
72