diserahkan sebesar Rp 108,5 Triliun. Nilai aset yang terbesar berasal dari saham yaitu sebesar
Rp 5, 131 Trilun, untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di gambar dibawah ini.
Pengelolaan aset yang dilakukan oleh PT. PPA dilakukan dengan cara :
1. Penjualan
2. Pemanfaatan
3. Penyewaan
4. Restrukturisasi, dan/atau
5. Revitalisasi
Permasalahan yang selanjutnya timbul adalah bagaimana tindak lanjut atas pengelolaan
aset negara peninggalan BPPN agar dapat dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, jangan
sampai terjadi hal-hal yang dapat menambah kerugian negara, sebagai akibat dari
pengelolaan kekayaan negara yang terkesan asal-asalan, seperti dikhawatirkan banyak
kalangan pada saat aset tersebut dibawah pengelolaan BPPN dahulu.
Dalam rencana kerja yang dibuat PPA, ada empat fase kerja yang akan dilewati PPA.
Pertama, fase konsolidasi, pemetaan aset, rencana strategis, dan implementasi. Proses
konsolidasi dan rencana srtategis berlangsung mulai dari bulan Mei hingga September 2004.
Implementasi penjualan aset dan restruskturisasi diperkirakan baru akan dilakukan pada
kuartal keempat tahun ini. Dari nilai penyerahan aset tersebut, PPA menargetkan bisa
memperoleh recovery rateaset bersih sebesar 112 persen. Angka tersebut sudah
memperhitungkan biaya operasional dan biaya pengelolaan aset. Ditegaskan lagi oleh Dirut
PPA yang sempat berkarier sebagai analis saham, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah
strategi untuk menghasilkan angka tingkat pengembalian yang tinggi buat aset yang saat ini
ada dibawah pengelolaannya. Pokoknya aset tersebut tidak akan dijual dibawah harga
pengalihan.
Namun bagaimanapun, yang sangat penting dari ukuran keberhasilan PPA adalah
apabila PPA mampu bekerja dengan transparan, terbuka dan tidak main pat-gulipat. Kalau
perlu dibeberkan saja kepada publik, nilai buku awal adalah sekian, nilai wajar sekarang
sekian, dan hasil penjualan sekian, sehingga masyarakat dapat menilai atau punya
perbandingan. Kemudian dijelaskan pula mengapa terjadi kemerosotan nilai aset yang begitu
besar, dan apa penyebabnya. Manajemen yang baik akan menjadi modal untuk menjamin
tidak adanya mekanisme pat-gulipat dalam penjualan aset.