Anda di halaman 1dari 3

3. Aset Eks BPPN yang dikelola oleh PT.

Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA)


Sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pengakhiran Tugas dan Pembubaran BPPN, maka tugas dari Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) secara resmi telah berakhir. Akan tetapi, meskipun tugas dari BPPN telah
berakhir namun masih banyak masalah yang tersisa yang kemudian harus ditanggung oleh
Kementerian Keuangan.
Oleh karena itu, Kementerian Keuangan, yang dalam hal ini mewakili Pemerintah,
menerbitkan beberapa peraturan yang terkait untuk dapat menyelesaikan permasalahan atas
aset-aset yang sebelumnya berasal dari BPPN. Salah satu peraturan yang dibuat adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Perseroan
(PERSERO) di Bidang Pengelolaan Aset; selanjutnya disebut PT PPA (Persero) atau PPA.
Maksud dan tujuan pemerintah mendirikan PT. PPA adalah untuk melakukan pengelolaan
aset Negara yang berasal dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang tidak
berperkara untuk dan atas nama Menteri Keuangan.
Jangka waktu berdirinya PT. PPA menurut sesuai Anggaran Dasar PT PPA No. 7
tanggal 27 Februari 2004 adalah 5 tahun yang nantinya dapat diperpanjang sesuai dengan
Rapat Umum Pemegang Saham. Namun, pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 10 tentang Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Pengelolaan Aset. Dan
menindaklanjuti PP No. 61 tersebut, Pemegang Saham mengeluarkan Keputusan Pemegang
Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT PPA No. KEP-164/MBU/2008 tanggal 5
September 2008 tentang Perubahan Jangka Waktu Berdirinya Perseroan dimana masa tugas
PT. PPA diperpanjang menjadi Tidak Terbatas. Bahkan, tugas dari PT. PPA diperluas dimana
sebelumnya hanya melakukan pengelolaan aset saja namun PT. PPA boleh melaksanakan
usaha jasa dibidang restrukturisasi, investasi, hingga mengelola aset milik BUMN.
Sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92 /PMK.06/2009 tentang
Pengelolaan Aset Yang Berasal Dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional Oleh PT.
Perusahaan Pengelola Aset (Persero), dijelaskan bahwa jenis aset yang dikelola oleh PT. PPA
ada 4 hal yaitu :
a. Aset Kredit;
b. Aset Properti
c. Aset Saham; dan/atau
d. Aset Reksa Dana
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, jumlah aset yang
diserahkan oleh BPPN kepada Menteri Keuangan, yang kemudian diserahkan kepada PT.
PPA, adalah sebesar Rp 11.685 Triliun (nilai dasar pengalihan) dengan nilai buku aset yang

diserahkan sebesar Rp 108,5 Triliun. Nilai aset yang terbesar berasal dari saham yaitu sebesar
Rp 5, 131 Trilun, untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di gambar dibawah ini.

Pengelolaan aset yang dilakukan oleh PT. PPA dilakukan dengan cara :
1. Penjualan
2. Pemanfaatan
3. Penyewaan
4. Restrukturisasi, dan/atau
5. Revitalisasi
Permasalahan yang selanjutnya timbul adalah bagaimana tindak lanjut atas pengelolaan
aset negara peninggalan BPPN agar dapat dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, jangan
sampai terjadi hal-hal yang dapat menambah kerugian negara, sebagai akibat dari
pengelolaan kekayaan negara yang terkesan asal-asalan, seperti dikhawatirkan banyak
kalangan pada saat aset tersebut dibawah pengelolaan BPPN dahulu.
Dalam rencana kerja yang dibuat PPA, ada empat fase kerja yang akan dilewati PPA.
Pertama, fase konsolidasi, pemetaan aset, rencana strategis, dan implementasi. Proses
konsolidasi dan rencana srtategis berlangsung mulai dari bulan Mei hingga September 2004.
Implementasi penjualan aset dan restruskturisasi diperkirakan baru akan dilakukan pada
kuartal keempat tahun ini. Dari nilai penyerahan aset tersebut, PPA menargetkan bisa
memperoleh recovery rateaset bersih sebesar 112 persen. Angka tersebut sudah
memperhitungkan biaya operasional dan biaya pengelolaan aset. Ditegaskan lagi oleh Dirut
PPA yang sempat berkarier sebagai analis saham, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah
strategi untuk menghasilkan angka tingkat pengembalian yang tinggi buat aset yang saat ini
ada dibawah pengelolaannya. Pokoknya aset tersebut tidak akan dijual dibawah harga
pengalihan.
Namun bagaimanapun, yang sangat penting dari ukuran keberhasilan PPA adalah
apabila PPA mampu bekerja dengan transparan, terbuka dan tidak main pat-gulipat. Kalau
perlu dibeberkan saja kepada publik, nilai buku awal adalah sekian, nilai wajar sekarang
sekian, dan hasil penjualan sekian, sehingga masyarakat dapat menilai atau punya

perbandingan. Kemudian dijelaskan pula mengapa terjadi kemerosotan nilai aset yang begitu
besar, dan apa penyebabnya. Manajemen yang baik akan menjadi modal untuk menjamin
tidak adanya mekanisme pat-gulipat dalam penjualan aset.

Anda mungkin juga menyukai