( PENDEKATAN TEOLOGI-ANTROPOLOGISOSIOLOGI )
QS AL IKHLAS AYAT 1 SD 4
KARAKTERISTIK KONSEP
KETUHANAN ISLAM
RASIONAL LOGIS
EMPIRIS - HISTORIS
JALAN MENGETAHUI
EKSISTENSI TUHAN
A.
B.
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
MANUSIA
A.
ATHEISME
ANTROPOMORPHISME
Anthropomorphisme berasal
dari kata "anthrpos"
(manusia) dan morph"(bentuk, wujud), dalam bentuk
manusiawi, selanjutnya'isme'adalahfaham, pengertian,
atau ajaran. Anthropomorphismedalam teologi Islam
dikenal denganTasybih, Musyabihah, Tajsim, Mujasimah
ataupun
aliran
Shifatiyah.
Adapun
secara
umum,anthropomorphismedapat
berarti
memberikan
atribut dengan kualitas kemanusiaan terhadap bidang atau
alam yang tidak bersifat manusiawi, atau dengan kata lain
memberikan gambaran tentang Tuhan bersifat atau
berbentuk seperti pribadi manusia.
PAGANISME
Paganisme
adalah
sebuah
kepercayaan/praktik
spiritual
penyembahan terhadap berhala yang
pengikutnya disebut Pagan. Pagan pada
zaman kuno percaya bahwa terdapat
lebih dari satu dewa dan dewi dan untuk
menyembahnya mereka menyembah
patung, contoh Mesir Kuno, Yunani Kuno,
Romawi Kuno, dan lain-lain.
A.
RASIONALISME/IDEALISME-THEISME
Idealisme merupakan kebalikan atau lawan dari materealisme.
Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual (oleh
sebab itu, aliran ini sering disebut juga spiritualisme). Para
idealisme percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual di
belakang setiap penampakan atau kejadian. Esensi dari kenyataan
spiritual ini adalah berfikir (res cigitans). Karena kekuatan atau
kenyataan spiritual tidak bisa diukur atau dijelaskan Dengan
diakuinya kenyataan sejati sebagai bersifat spiritual, bukan berarti
para idealis menolak kekuatan-kekuatan yang bersifat fisik
(material) dan menolak adanya hukum alam. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Hegel (1770-1831) kekuatan fisik dan hukum
alam memang ada, tetapi keberadaannya merupakan manifestasi
dari kekuatan atau kenyataan yang sejati dan lebih tinggi, yaitu roh
Absolut. Jika kenyataan pada dasarnya bersifat spiritual dan
nonfisik, maka hal-hal yang bersifat ideal dan normatif, seperti
agama, hukum, nilai, cita-cita tau ide, memegang peran penting
dalam kehidupan.
THEISME
PANTHEISME
PANTHEISME
Istilah panteis yang diturunkan dari kata panteisme pertama kali digunakan
secara langsung oleh penulis Irlandia John Toland dalam karyanya yang berasal
dari tahun 1705, "Sosinianisme Benar-Benar Dicanangkan oleh seorang panteis".
Namun konsep ini telah dibicarakan jauh sebelumnya pada zaman filsuf
Yunani Kuna, oleh Thales, Parmenides dan Heraklitus. Latar belakang Yahudi
untuk panteisme bahkan mencapai zaman ketika kitab Taurat diturunkan dalam
ceritanya mengenai penciptaan dalam kitab Kejadian dan bahan-bahan yang
lebih awal berbentuk nubuat di mana secara nyata dikatakan bahwa kejadian
alam" [seperti banjir, badai, letusan gunung dst.] semuanya diidentifikasikan
sebagai "Tangan Tuhan" melalui idioma personifikasi, dan jadi menjelaskan
rujukan terbuka terhadap konsep ini di dalam baik Perjanjian Baru maupun
sastra Kabbalistik.
Pada tahun 1785, ada sebuah kontroversi besar yang muncul antara
Friedrich Jacobi dan Moses Mendelssohn, yang akhirnya menyangkut banyak
orang penting kala itu. Jacobi mengklaim bahwa pantheisme Lessing bersifat
materialistik. Maksudnya ialah bahwa seluruh Alam dan Tuhan sebagai sebuah
substansi yang luas. Untuk Jacobi, ini adalah hasil dari berbaktinya Zaman
Pencerahan untuk mencari logika dan akhirnya ini akan berakhir kepada ateisme.
Mendelssohn tidak setuju dengan menyatakan bahwa
POLYTHEISME
Politeisme adalah bentuk kepercayaan
yang mengakui adanya lebih dari satu
Tuhan. Secara harfiah berasal dari
bahasa Yunani poly + theoi, yang berarti
banyak tuhan. Lawan dari paham ini
adalah monoteisme, atau kepercayaan
yang hanya mengakui satu Tuhan.
MONOTHEISME
AGNOTISME
GNOTISISME
Gnostik adalah sebuah aliran (agama) yang meyakini
gnosis
(pengetahuan)
sebagai
satu-satunya
jalan
keselamatan. Untuk memahami ketuhanan, kaum gnostik
mempelajarinya sendiri tanpa bantuan atau perantara rabbi,
pendeta, uskup, imam atau pemimpin agama yang lain. Para
pemimpin agama menganggap gnostik sebagai aliran sesat
(heresy). Oleh orang-orang Kristen, kaum ini dianggap
berbahaya
karena
dianggap
telah
seolah-olah
menyingkapkan kebenaran.
Kaum gnostik secara terus menerus mencari kebenaran
yang bersumber dari pengetahuan dan kebijaksanaan
(wisdom) dari sumber mana pun. Salah satunya yang cukup
kuno, mereka meyakini Sophia yang merupakan manifestasi
dari kebijaksanaan ilahi. Untuk menambah pengetahuan,
kaum gnostik tidak pernah lelah membaca dan mencari
informasi tentang kebenaran dari segala macam agama dan
keyakinan. Di luar teks-teks atau literatur yang bercorak
agama Yahudi, Kristen dan Yunani-Roma, kaum gnostik juga
mempelajari literatur lain dari orang-orang Mesir,
Mesopotamia, Zoroaster, Islam dan Buddha. Semua jenis
literatur tentu semakin menyingkapkan kebenaran.
ARGUMENTASI MONOTEISME
A.
A.
B.
C.
ANTROPOLOGIS-SOSIOOGI
1. Fase Theologi
2. Fase Mistisisme
3. Fase Positivisme (August Comte)
RASIONAL
EMPIRIK
TEOLOGI
PERKEMBANGAN THEISME
Fase teologis ini juga tidak sekali jadi. Tapi berawal dari Animisme.
Manusia mempercayai benda-benda dan gejala-gejala alam mengandung
kekuatan ghaib. Berjiwa, sakti dan keramat. Batu, binatang, gunung dan
benda-benda alam lainnya dipercayai mempunyai kekuatan supra natural.
Petir, badai, gempa bumi diyakini sebagai dewa-dewa lagi murka.
Singkatnya pada fase ini kesadaran manusia penuh dengan tahyul dan
mitos. Dan ini adalah fase yang paling primitif. Tanpa modal tanpa belajar,
manusia refleks meyakini akan hal ini.
Setapak kemudian kesadaran manusia primitif ini berevolusi ke fase
berikutnya. Yaitu fase Politheisme. Manusia mulai mengakui ada yang
menguasai alam. Tetapi yang menguasai alam itu banyak, banyak Dewa.
Dan setiap Dewa akan menguasai bidangnya masing-masing, sehingga
ada Dewa air, Dewa Api, Dewa Matahari, Dewa Angin dan seterusnya.
Kemudian dari fase ini berkembang lagi menjadi Monoteisme, dimana
manusia hanya mempercayai adanya satu kekuatan dibalik alam
semesta. Segala Dewa akhirnya dikembalikan menjadi satu kekuatan
kodrati saja. Dialah satu-satunya yang menguasai seluruh jagat raya.
Dengan sebutan Tuhan, Allah dan sejenisnya. Singkatnya hanya ada satu
Keilahian dibalik segala yang ada.
Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Rububiyyah
Tauhid Mulkiyyah
Syirik sebagai antitesis