Anda di halaman 1dari 20

Dogmatika 1

PREDESTINA
Dosen: Dr. Andreas Budi S.

SI
S1 TEOLOGI – KELAS MALAM
Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia
DISUSUN
OLEH
1. Oktober Marihot (18112008)
2. Simson Situmeang (18112013)
3. Yuda Augusta (18112005)
Predestinasi
Predestination (Kamus Inggris) berasal dari kata ‘pre’ sebelum dan ‘destination’ tempat tujuan /
maksud, sedangkan ‘predestination’ berarti takdir. Maka predestinasi dapat diartikan sebagai
penentuan mengenai tempat tujuan akhir manusia yang ditentukan sebelumnya, takdir yang
sebelum adanya yang akan menjalani, karena takdir telah lebih dahulu dirancangkan untuk yang
menjalaninya. Predestinasi juga secara sederhana dapat diartikan sebagai tujuan akhir kita, yaitu
surga atau neraka, tujuan yang ditetapkan Allah bukan saja sebelum kita tiba disana, bahkan
sebelum kita dilahirkan. predestinasi merupakan doktrin yang mengajarkan mengenai tujuan
akhir hidup manusia yang dipilih oleh Allah, yang sebelumnya telah ditentukan oleh Allah
sendiri dari kekekalan, sebelum manusia itu ada dan melakukan sesuatu apapun di dunia ini.
Reprobasi
Sedangkan reprobasi adalah penolakan yang mengikuti predestinasi (pemilihan) yang Allah
lakukan terhadap umatNya. Ketika Allah memilih umatNya maka ada yang Allah tidak pilih,
inilah reprobasi itu. Allah memilih yang berkenan dihatinya dan sekaligus secara bersamaan
menolak yang tidak berkenan padaNya. Awalnya predestinasi bukan menjadi suatu persoalan
yang diperdebatkan secara riuh, namun dengan adanya predestinasi yang berbicara mengenai
pemilihan Allah yang dilakukan sebelumnya, dan muncul pula yang dinamakan dengan
reprobasi, penolakan yang dilakukan bersamaan dengan adanya pemilihan. Maka karena
pandangan beberapa pihak yang melihat dari dasar yang tertulis dalam Alkitab, mulailah
predestinasi itu menjadi suatu pertentangan.
Lutheranisme
Martin Luther secara luas dipandang sebagai pribadi yang paling
penting dari reformasi Eropa. Idenya diringkaskan dalam
ungkapan “pembenaran hanya oleh iman”. Terobosan teologis
Luther, yang sering disebut sebagai Turmerlebnis (Pengalaman
Puncak Menara), berkenaan dengan pertanyaan bagaimana
mungkin bagi seorang berdosa memasuki suatu hubungan dengan
Allah yang benar. Lutheran meyakini bahwa umat pilihan
dipredestinasi untuk keselamatan.
Lutheranisme
Lutheran tidak percaya pada predestinasi untuk kebinasaan atau
reprobasi. Sebaliknya, Lutheran mengajarkan hukuman kekal adalah
hasil dari dosa-dosa orang fasik, penolakan terhadap pengampunan
dosa, dan ketidakpercayaan. Luther mendasarkan pandangannya pada
Efesus 2:8-10, yang mengatakan: "Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan
Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."
Calvinisme
Kalau gereja Lutheran muncul dari suatu keprihatinan akan ajaran
tentang pembenaran, gereja Reformed dilahirkan dari suatu keinginan
untuk membangun kembali gereja apostolis model alkitabiah. Ajaran
predestinasi sering dianggap merupakan ciri pokok dari teologi ini.
Bagi banyak orang, istilah “Calvinis” sebenarnya identik dengan
“menempatkan tekanan yang besar ke atas ajaran predestinasi”.
Calvinis berkeyakinan bahwa Allahlah yang menentukan takdir kekal
terhadap orang-orang, ada yang untuk mendapat keselamatan oleh
kasih karunia, sementara sisanya akan menerima penghukuman kekal
atas semua dosa mereka, terutama dosa asal mereka.
Calvinisme
TULIP (doktrin gereja aliran Calvinisme) Ajaran dari kelima pokok Calvinisme
datangnya dari era Reformasi, dan ini bukan hanya dari Calvin saja tetapi dari
banyak ahli-ahli teologi selama zaman Reformasi kira-kira 400 tahun yang lalu
pada waktu gereja-gereja di Eropah pada dasarnya mulai sampai pada kebenaran
Alkitab. Hal ini terjadi pada taraf yang tinggi di Jerman, Swiss, Hungaria, Belanda,
dst-nya; mereka telah benar-benar merenungkan ke lima dasar yang sangat penting
ini yang menyatakan kepada kita suatu dasar dari keselamatan sejati berdasarkan
"kasih karunia" atau "anugrah" yang disingkat menjadi TULIP, yaitu:
1. Total Depravity (Kerusakan Total)
2. Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat)
3. Limited Atonement (Penebusan Yang Terbatas)
4. Irresistible Grace (Karunia atau Anugerah Yang Tak Dapat Ditolak)
5. Perseverance of the saint (Ketekunan Orang-orang Kudus)
Calvinisme
Yohanes Calvin memikirkan secara dalam sesuatu yang ada di
Alkitab dan tidak bisa dimungkiri lagi, yakni adanya Anugerah
yang tidak dapat ditolak dan Pemilihan yang terbatas. Anugerah
kepada manusia yang dipilih Tuhan tidak mungkin dapat
ditolaknya, karena sudah dipilih oleh Tuhan berdasarkan
kedaulatan Tuhan bukan karena kebaikan atau kelebihan apapun
dari manusia tersebut, maka mulai dari itu pemilihan Allah kepada
manusia tersebut terbatas tergantung kepada kedaulatan Allah.
Arminianisme
Setelah Calvin meninggal tahun 1564, pengikutnya terus melestarikan
teologinya dan kemudian disebut kaum Calvinis. Arminianisme kemudian
muncul sebagai lawan yang tangguh bagi Calvinisme (sistem teologi yang
dikembangkan oleh Calvinis), bahkan mungkin yang paling tangguh
dibanding dengan lawan-lawan yang pernah dihadapi Calvin saat ia masih
hidup. Padahal bila menilik dari sejarah, Arminianisme sebenarnya
dipelopori oleh Jacob Arminius yang berasal dari kalangan Calvinis. Dalam
hal kerusakan yang dialami oleh manusia karena kejatuhan ke dalam dosa,
Arminius sepaham dengan Augustine dan Calvin. Pikiran manusia yang
gelap dan pemberontakan dari hati membuat manusia secara moral tidak
mampu (impoten). Kondisi tersebut hanya dapat dipulihkan oleh karya
anugrah dari Roh Allah. Kehendak manusia tidak bebas untuk melakukan
kebaikan apa pun, kecuali dibebaskan oleh Anak Allah melalui RohNya.
Arminianisme
Pada dasarnya titik tolak perbedaan pandangan antara Calvinis dan
Arminius tersebut terjadi karena pandangan yang berlainan terhadap
kehendak bebas manusia. Bagi Calvinis, kehendak bebas manusia yang
sudah jatuh ke dalam dosa tersebut tidaklah sepenuhnya bebas sehingga
Allah harus terlebih dahulu bekerja dalam hidupnya menggerakkan ia
untuk memilih Allah. Sedangkan bagi Arminius, manusia memiliki
kemampuan untuk merespons atau pun menolak anugrah tersebut.
“Bebas” bagi Arminius dan pengikutnya berarti “free from previous
determining causation.” Maka kehendak bebas berarti “an independent
and self-determining power by which we are enabled to make
autonomous choices.” Sedangkan Calvinis memandang “kehendak
bebas” dalam arti kemampuan untuk memilih apa yang dikehendaki.
Tabel berikut ini merangkum pandangan klasik dari tiga keyakinan
Protestan mengenai keselamatan.

Topik Lutheranisme Calvinisme Arminianisme


Manusia memiliki kehendak
Kehendak manusia/ Kerusakan total tanpa Kerusakan total tanpa
bebas untuk memilih yang
Kehendak bebas memiliki kehendak bebas memiliki kehendak bebas
baik dan yang jahat
Pemilihan dengan syarat
Pemilihan tanpa syarat baik didasarkan pada iman dan
Doktrin pemilihan/ Pemilihan tanpa syarat
untuk keselamatan maupun perbuatan baik manusia
Predestinasi hanya untuk keselamatan
untuk penghukuman yang sudah diketahui Allah
sebelumnya.
Topik Lutheranisme Calvinisme Arminianisme
Pembenaran dimungkinkan
untuk semua orang
(penebusan universal), tetapi
hanya terjadi ketika
seseorang
Penebusan terbatas hanya
Penebusan untuk semua memanfaatkannya/menentuk
pada umat pilihan Allah,
Pembenaran/ Penebusan orang telah selesai ketika an pilihan yang didasarkan
telah selesai ketika Kristus
Kristus mati. oleh imannya. Semua umat
mati.
manusia mempunyai
kemungkinan untuk dapat
ditebus sebagai akibat dari
pekerjaan Kristus di kayu
salib.
Topik Lutheranisme Calvinisme Arminianisme
Menyangkut anugerah
kehendak bebas dan oleh
karena itu dapat ditolak;
Melalui cara-cara menerima Tanpa melalui cara apa pun,
Pekerjaan Roh Kudus/ pekerjaan Roh Kudus
anugerah Allah, keselamatan keselamatan tidak dapat
Anugerah keselamatan terbatas, sebab Ia
dapat ditolak ditolak
memanggil manusia untuk
bebas memilih bertobat dan
manusia dapat menolaknya.
Orang percaya dilindungi
Orang percaya dapat jatuh, Ketekunan orang-orang imannya oleh Allah namun
Perlindungan tetapi Allah memberi kudus, sekali diselamatkan, memiliki kemungkinan
jaminan preservasi akan tetap selamat kehilangan anugerah Allah
tersebut.
Keselamatan (Teologia GBI)
Di sini kita menghadapi perbedaan pendapat antara kaum Calvinis (yang umumnya diyakini
kaum Injili/Reformed) dan kaum Armenian (yang umumnya diyakini kaum Pentakosta).
Menurut kaum Calvinis, karena Allah yang berinisiatif memanggil dan menentukan, dan
karena Allah sanggup untuk memelihara dan menjaga apa yang sesuai dengan kehendak-
Nya, maka tidak mungkin orang yang dipanggil kehilangan keselamatannya. Sebaliknya
menurut kaum Arminian, karena ketentuan Allah berdasarkan respons manusia, maka
akhirnya ketekunan itu berdasarkan usaha manusia. Tentu saja niat dan usaha manusia
dibantu oleh kuasa Allah. Jadi menurut Armenianisme, “eternal security” akan dicapai
orang kalau mereka tetap di dalam Yesus. Titik tolak perbedaan kedua pandangan itu
berkaitan dengan konsep pilihan (election), yaitu: perbuatan Allah memilih mereka yang
akan diselamatkan untuk menjadi anggota tubuh Kristus. Allah sudah memilih siapakah
orang-orang yang akan diselamatkan-Nya, pada masa lampau, yaitu sebelum dunia
dijadikan. Inilah dasar predestinasi (ditentukan/ditandai sebelumnya).
Keselamatan (Teologia GBI)
Jadi pandangan mana yang harus kita pilih? Sebaiknya kita menjaga KESEIMBANGAN antara kedua
pandangan ini. Pertanyaan mendasarnya adalah:
■ Penetapan Allah atas keselamatan seseorang itu diawali oleh kedaulatan-Nya atau kemahatahuan-Nya?
■ Mana yang lebih dulu: Allah menentukan keselamatan bagi seseorang, sehingga akhirnya dia percaya?
■ Ataukah karena Allah mengetahui siapa yang akan meresponi panggilan-Nya pada waktu Injil
diberitakan, baru Dia menentukan keselamatan seseorang?

Jawabannya sederhana:
Allah itu tidak dibatasi waktu (berbeda dengan manusia). Jadi, pada waktu Dia menentukan pilihan-Nya
siapa yang akan diselamatkan karena kedaulatan-Nya, pada saat yang sama dalam Kemahatahuan-Nya
Allah juga mengetahui siapa manusia yang menggunakan kehendak bebasnya secara positif untuk
meresponi panggilan-Nya.
Keselamatan (Teologia GBI)
Bagaimana orang bisa kehilangan keselamatannya?
Kita harus ingat ada ayat-ayat Alkitab yang memberikan peringatan yang keras, antara lain:
1. Lukas 12:10. Siapa menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni dosanya.
2. Ibrani 6:4-6. Orang yang diterangi hatinya, mengecap karunia sorgawi, mendapat bagian dalam
Roh Kudus, tapi murtad tak mungkin dibaharui.
3. 2 Timotius 2:12. Jika kita menyangkal, Dia pun akan menyangkal kita.
4. Wahyu 3:5. Dihapus dari kitab kehidupan (berarti pernah ditulis).
Jadi orang bisa kehilangan keselamatannya kalau dia menghujat Roh Kudus (setelah melalui
berbagai tahapan panjang seperti: mendukakan Roh, memadamkan Roh, mendustai Roh,
menentang Roh, dst. hingga menghujat Roh Kudus. Pada titik itu seseorang sampai pada “point of
no return”, di mana hatinya dikeraskan sehingga tidak ada penyesalan lagi karena penghujatannya
kepada Kristus. Jadi Allah tidak mengampuninya karena orang itu tidak akan pernah lagi minta
pengampunan sampai selama-lamanya.
KESIMPULAN
Mengakui kedaulatan Allah bukan berarti menghilangkan tanggung jawab kemanusiaan kita.
Bagaimana pun kita harus mengakui kebenaran ucapan Taylor bahwa “election in God‟s side, free
will is our side.” Diperlukan keseimbangan di sini. Namun tetap harus diingat pengudusan tersebut
juga adalah karya dari Roh Kudus. Aturan dasarnya adalah jelas bahwa: pertama, orang berdosa
yang dibenarkan bukanlah milik dirinya, melainkan milik Tuhan. Kedua, pengharapan manusia
bukanlah terletak pada kehendak bebasnya sebab tanpa campur tangan Tuhan tidak mungkin terjadi
perubahan yang menyelamatkan. Ketiga, mempercayai kedaulatan Allah dalam tiap hal di hidup
kita tidak boleh membuat kita bertindak tidak bijaksana atau tidak bertanggung jawab sebab
Alkitab telah berulang kali mengajarkan tanggung jawab kita untuk bertindak bijaksana.
Dogmatika 1
Dosen: Dr. Andreas Budi S.

THANK YOU
for your attention!
S1 TEOLOGI – KELAS MALAM
Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia

Anda mungkin juga menyukai