Anda di halaman 1dari 39

Larangan dan keharusan pada hari Sabat

Kel 20:8-11 - (8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (9) enam hari
lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10)
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau
hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (11) Sebab enam
hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,
dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari
Sabat dan menguduskannya.

Arti kata kudus:

Terpisah dari / berbeda dengan.

Diperuntukkan bagi Allah.

1)

Pada hari Sabat, kita dilarang bekerja.

2) Pada hari Sabat, kita harus berbakti kepada Tuhan.

D. L. Moody: Men seem to think they have a right to change the holy day
into a holiday (= Manusia kelihatannya mengira bahwa mereka
mempunyai hak untuk mengubah hari yang kudus menjadi hari libur).

1)

Larangan bekerja pada hari Sabat.

a) Penambahan peraturan / larangan Sabat oleh orang-orang Yahudi.

1.

Banyaknya peraturan orang-orang Yahudi tentang hari Sabat.

Barclay: Dalam Alkitab sendiri kita hanya diberitahu bahwa kita


harus mengingat hari Sabat dan menguduskannya dan bahwa pada
hari itu tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan, apakah oleh
seorang manusia atau oleh pelayan2nya atau binatang2nya. Tidak
puas dengan itu, orang2 Yahudi belakangan menghabiskan jam demi
jam dan generasi demi generasi untuk mendefinisikan apakah
pekerjaan itu dan membuat daftar hal2 yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan pada hari Sabat. Mishnah merupakan hukum dari
ahli2 Taurat yang telah disusun dalam sebuah buku. Ahli2 Taurat
menghabiskan hidup mereka untuk menyusun / menentukan
peraturan2 ini. Dalam Mishnah bagian / bab tentang hari Sabat
mencapai tidak kurang dari 24 pasal. Kitab Talmud merupakan
buku tafsiran yang menjelaskan tentang Mishnah, dan dalam
Talmud Yerusalem bagian / bab yang menjelaskan tentang hari
Sabat mencapai 64,5 kolom / artikel; dan dalam Talmud Babilonia
itu mencapai 156 halaman dobel-folio. Dan kita diberi tahu tentang
seorang rabi yang menghabiskan 2,5 tahun untuk mempelajari satu
dari 24 pasal dari Mishnah.

2. Macam2 larangan dalam kalangan agama Yahudi berkenaan dengan hari


Sabat.

a. Larangan membawa beban dan mempersiapkan makanan.

b. Larangan bepergian / melakukan perjalanan jauh.

c. Larangan mengobati / menyembuhkan.

d. Larangan menulis.

e. Larangan menyalakan api / lampu.

f. Larangan membuat simpul.

g. Larangan berperang / membela diri.

Barclay: seorang Yahudi yang ketat bahkan tidak akan


mempertahankan dirinya / nyawanya pada hari Sabat.

h. Macam-macam larangan yang lain.

i. C. Rowland: The Essenes melarang buang air besar pada hari Sabat!

Yesus mengijinkan hal-hal ini pada hari Sabat:

Pekerjaan / hal darurat yang betul-betul dibutuhkan.

Luk 14:5 - Kemudian Ia berkata kepada mereka: Siapakah di


antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau
lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada
hari Sabat?.

Bdk. Yos 6:15 1Raja 20:29 2Raja 3:9.

Menolong orang / berbuat baik.

Mat 12:10-13 - (10) Di situ ada seorang yang mati sebelah


tangannya.
Mereka
bertanya
kepadaNya:
Bolehkah
menyembuhkan orang pada hari Sabat? Maksud mereka ialah
supaya dapat mempersalahkan Dia. (11) Tetapi Yesus berkata
kepada mereka: Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor
domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat,
tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? (12)
Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena
itu boleh berbuat baik pada hari Sabat. (13) Lalu kata Yesus kepada
orang itu: Ulurkanlah tanganmu! Dan ia mengulurkannya, maka
pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti tangannya yang
lain.

Melayani Tuhan.

Mat 12:5 - Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa
pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam
Bait Allah, namun tidak bersalah?.

b) Ada banyak hal / pekerjaan yang memang tidak boleh kita lakukan pada hari
Sabat.

1. Kita tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari.

Kel 20:9-10 - (9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari
Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

a. Perhatikan Kel 20:9 - enam hari lamanya engkau akan bekerja


dan melakukan segala pekerjaanmu.

Bdk. Kel 34:21 - Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi


pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam
musim membajak dan musim menuai haruslah engkau
memelihara hari perhentian juga.

D. L. Moody: Pada waktu bangsa Israel masuk ke Tanah


Perjanjian, Allah memberitahu mereka untuk membiarkan tanah
mereka beristirahat setiap 7 tahun, dan Ia akan memberikan
kepada mereka sama banyaknya dalam 6 tahun seperti dalam 7
tahun. Selama 490 tahun mereka mengabaikan hukum tersebut.
Tetapi perhatikan, Nebukadnezar datang dan membawa mereka
ke Babilonia, dan menaruh mereka 70 tahun dalam pembuangan,
dan tanah itu mendapatkan 70 x istirahat Sabatnya. 7 x 70 = 490.
Jadi, mereka tidak mendapatkan keuntungan dengan melanggar
hukum ini. Kamu bisa memberikan kepada Allah hariNya, atau
Ia akan mengambilnya sendiri.

b. Perhatikan Kel 20:10 - tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat


TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan,
engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

seluruh, bukan sebagian dari, hari ketujuh itu adalah hari Sabat
Tuhan!

bukan hanya kita yang tidak boleh bekerja, tetapi juga pegawai,
anak-anak, dan bahkan binatang!

mengapa istri tidak disebutkan?

Text pertama: Yer 17:21-27 - (21) Beginilah firman TUHAN:


Berawas2lah demi nyawamu! Janganlah mengangkut barang2 pada
hari Sabat dan membawanya melalui pintu2 gerbang Yerusalem!
(22) Janganlah membawa barang2 dari rumahmu ke luar pada hari
Sabat dan janganlah lakukan sesuatu pekerjaan, tetapi kuduskanlah
hari Sabat seperti yang telah Kuperintahkan kepada nenek
moyangmu. (23) Namun mereka tidak mau mendengarkan dan tidak
mau memperhatikannya, melainkan mereka berkeras kepala,
sehingga tidak mau mendengarkan dan tidak mau menerima
tegoran. (24) Apabila kamu sungguh2 mendengarkan Aku,
demikianlah firman TUHAN, dan tidak membawa masuk barang2
melalui pintu2 gerbang kota ini pada hari Sabat, tetapi
menguduskan hari Sabat dan tidak melakukan sesuatu pekerjaan
pada hari itu, (25) maka melalui pintu2 gerbang kota ini akan
berarak masuk raja2 dan pemuka2, yang akan duduk di atas takhta
Daud, dengan mengendarai kereta dan kuda: mereka dan pemuka2

mereka, orang2 Yehuda dan penduduk Yerusalem. Dan kota ini akan
didiami orang untuk selama2nya. (26) Orang akan datang dari kota2
Yehuda dan dari tempat2 sekitar Yerusalem, dari tanah Benyamin
dan dari Daerah Bukit, dari pegunungan dan dari tanah Negeb,
dengan membawa korban bakaran, korban sembelihan, korban
sajian dan kemenyan, membawa korban syukur ke dalam rumah
TUHAN. (27) Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintahKu
untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak masuk mengangkut
barang2 melalui pintu2 gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di
pintu2 gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan
habis puri2 Yerusalem, dan yang tidak akan terpadamkan..

Text kedua: Neh 13:15-22 - (15) Pada masa itu kulihat di Yehuda
orang2 mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang2
yang membawa berkas2 gandum dan memuatnya di atas keledai,
juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang
mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan
mereka ketika mereka menjual bahan2 makanan. (16) Juga orang
Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan pelbagai barang
dagangan dan menjual itu kepada orang2 Yehuda pada hari Sabat,
bahkan di Yerusalem. (17) Lalu aku menyesali pemuka2 orang
Yehuda, kataku kepada mereka: Kejahatan apa yang kamu lakukan
ini dengan melanggar kekudusan hari Sabat? (18) Bukankah nenek
moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Allah kita
mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota ini?
Apakah kamu bermaksud memperbesar murka yang menimpa
Israel dengan melanggar kekudusan hari Sabat? (19) Kalau sudah
remang2 di pintu2 gerbang Yerusalem menjelang hari Sabat,
kusuruh tutup pintu2 dan kuperintahkan supaya jangan dibuka
sampai lewat hari Sabat. Dan aku tempatkan beberapa orang dari
anak buahku di pintu2 gerbang, supaya tidak ada muatan yang
masuk pada hari Sabat. (20) Tetapi orang2 yang berdagang dan
berjualan rupa2 barang itu kemudian bermalam juga di luar tembok
Yerusalem satu dua kali. (21) Lalu aku memperingatkan mereka,
kataku: Mengapa kamu bermalam di depan tembok? Kalau kamu
berbuat itu sekali lagi akan kukenakan tanganku kepadamu. Sejak
waktu itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat. (22) Juga
kusuruh orang2 Lewi mentahirkan dirinya dan datang menjaga

pintu2 gerbang untuk menguduskan hari Sabat. Ya Allahku, ingatlah


kepadaku juga karena hal itu dan sayangilah aku menurut kasih
setiaMu yang besar!.

2.

Kita tidak boleh memasak / mempersiapkan makanan.

a. Kel 16:4-5,22-30 - (4) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa:


Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti
bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap
hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba,
apakah mereka hidup menurut hukumKu atau tidak. (5) Dan
pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa
mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali
lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari. ...
(22) Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua
kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan
datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada
Musa. (23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: Inilah yang
dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh,
sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu
bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan
segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan
sampai pagi. (24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai
keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah
berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya. (25) Selanjutnya
kata Musa: Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah
sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya
di padang. (26) Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi
pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada
hari itu. (27) Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu
yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya. (28)
Sebab itu TUHAN berfirman kepada Musa: Berapa lama lagi
kamu menolak mengikuti segala perintahKu dan hukumKu? (29)
Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu;
itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti
untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing,

seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh


itu. (30) Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh.

Matthew Henry: Pada hari itu (hari sebelum hari Sabat) mereka
harus mengambil (manna) cukup untuk dua hari, dan
mempersiapkannya, ay 23. Hukum itu sangat ketat, dan mereka
harus membakarnya dan memasak / merebusnya pada hari
sebelumnya, dan bukan pada hari Sabat.

Barnes: Makanlah itu pada hari ini. Bangsa itu harus


menjauhkan diri dari pekerjaan biasa dari kehidupan seharihari: mereka tidak boleh mengumpulkan makanan, ataupun,
seperti terlihat, bahkan mempersiapkan makanan seperti pada
hari-hari yang lain.

b. Kel 35:2-3 - (2) Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan,


tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada perhentian kudus
bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN; setiap
orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah
dihukum mati. (3) Janganlah kamu memasang api di manapun
dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat..

c. Bil 15:32-36 - (32) Ketika orang Israel ada di padang gurun,


didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada
hari Sabat. (33) Lalu orang-orang yang mendapati dia sedang
mengumpulkan kayu api itu, menghadapkan dia kepada Musa
dan Harun dan segenap umat itu. (34) Orang itu dimasukkan
dalam tahanan, oleh karena belum ditentukan apa yang harus
dilakukan kepadanya. (35) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada
Musa: Orang itu pastilah dihukum mati; segenap umat Israel
harus melontari dia dengan batu di luar tempat perkemahan.
(36) Lalu segenap umat menggiring dia ke luar tempat

perkemahan, kemudian dia dilontari dengan batu, sehingga ia


mati, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Musa.

Thomas Watson: Kelihatannya merupakan suatu hal kecil / remeh


untuk mengambil beberapa ranting untuk membuat api; tetapi
Allah tidak menghendaki hari ini dilanggar dalam hal-hal yang
paling kecil.

3. Kita tidak boleh melakukan perjalanan, dan kita juga tidak boleh
melakukan hal-hal demi kesenangan diri kita sendiri, termasuk rekreasi.

Bdk. Yes 58:13-14 - (13) Apabila engkau tidak menginjak-injak


hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu;
apabila engkau menyebutkan hari Sabat hari kenikmatan, dan hari
kudus TUHAN hari yang mulia; apabila engkau menghormatinya
dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak
mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (14) maka engkau
akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat
engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan
kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka
Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang
mengatakannya.

Kata-kata tidak menginjak-injak hukum Sabat diterjemahkan


membalikkan / memalingkan kakimu dari hari Sabat oleh KJV, dan
menjaga kakimu dari pelanggaran hari Sabat oleh NIV.

Kata-kata urusanmu sebetulnya adalah kesenanganmu (KJV).

a. Harus menjaga kaki dari pelanggaran Sabat.

Jamieson, Fausset & Brown: Kaki. - alat dari gerakan ... manusia
tidak boleh bepergian semata-mata untuk kesenangan pada hari
Sabat.

b. Jangan mencari kesenangan diri sendiri.

Matthew Henry: kita harus memalingkan kaki kita dari


melakukan kesenangan kita pada hari kudus itu, yaitu, dari
hidup bebas, dan bersikap terlalu bebas untuk melakukan apa
yang kita senangi pada hari-hari Sabat, tanpa kontrol dan
pengekangan hati nurani, atau dari pemuasan diri kita sendiri
dalam kesenangan-kesenangan perasaan / tubuh, ... Pada hari
Sabat kita tidak boleh berjalan / hidup dalam jalan kita sendiri
(yaitu, tidak mengikuti pekerjaan kita), atau mencari kesenangan
kita sendiri (yaitu tidak mengikuti kesenangan dan rekreasi kita).

Barnes: Dan menyebut hari Sabat suatu kesenangan. Ini dengan


tepat menyatakan perasaan dari semua orang yang mempunyai
pandangan yang benar tentang hari Sabat. Bagi mereka, itu
bukanlah sesuatu yang menjemukan, dan saat-saatnya bukanlah
merupakan sesuatu yang berat. Mereka mengasihi hari istirahat
yang manis dan kudus itu. Mereka menilainya sebagai suatu hak,
bukan sebagai suatu kewajiban, untuk diijinkan sekali seminggu
untuk melepaskan beban pikiran mereka dari kekuatiran, dan kerja
keras, dan keinginan-keinginan dari kehidupan. Itu merupakan
suatu kesenangan bagi mereka untuk mengingat ingatan tentang
penegakan dari hari Sabat, dimana Allah beristirahat dari
pekerjaanNya; untuk mengingat kebangkitan Tuhan Yesus, pada
ingatan mana hari Sabat Kristen diabdikan; untuk diijinkan untuk
membaktikan seluruh hari itu bagi doa dan pujian, bagi ibadah
kepada Allah secara umum dan pribadi, bagi kebaktian-kebaktian

yang mengembangkan intelek dan memurnikan hati. Bagi ayah dari


suatu keluarga, merupakan sumber dari kesenangan yang tidak
terkatakan bahwa ia bisa memimpin anak-anaknya ke rumah Allah,
dan bahwa ia bisa mengajar mereka dalam cara-cara agama. Bagi
orang bisnis, petani, dan orang-orang profesional Kristen,
merupakan suatu kesenangan bahwa ia bisa menunda /
menghentikan kekuatirannya, dan bisa berpikiir tentang Allah dan
tentang surga tanpa diganggu. Bagi semua yang mempunyai pikiran
yang benar, hari Sabat merupakan suatu kesenangan, dan kalau
mereka dipaksa untuk tidak melaksanakan istirahatnya yang kudus,
maka itu merupakan suatu bencana yang tidak terkatakan.

Barnes: maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN.


Yaitu, sebagai akibat dari ketaatan / penghormatan yang benar
terhadap hari Sabat, engkau akan mendapatkan kesenangan dalam
Yahweh. Merupakan suatu kesenangan untuk mendekat kepadaNya,
dan engkau tidak akan ditinggalkan pada peraturan-peraturan yang
tandus dan pada doa-doa yang tidak dijawab. Kesenangan yang
didapatkan umat Allah dalam Dia merupakan akibat yang langsung
dan yang harus terjadi dari pengamatan / penghormatan yang benar
terhadap hari Sabat. Pada hari itulah, yang Ia pisahkan dengan
otoritasNya sendiri, bagi ibadahNya sendiri, Ia memilih untuk
bertemu dengan umatNya, dan untuk berkomunikasi secara akrab
dengan mereka dan memberkati mereka; dan tidak seorangpun
yang memelihara hari Sabat secara benar yang tidak mendapati,
sebagai akibatnya, bahwa ia telah menambah kesenangan dalam
keberadaan, karakter, dan pelayanan / ibadah dari Yahweh.
Bandingkan dengan Ayub 22:21-26, dimana prinsip yang dinyatakan
di sini - bahwa pemeliharaan / ketaatan pada hukum Allah akan
membawa pada kebahagiaan dalam Yang Maha Kuasa - dijelaskan
secara indah.

Bdk. Ayub 22:21-26 - (21) Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya


engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh
keuntungan. (22) Terimalah apa yang diajarkan mulutNya, dan
taruhlah firmanNya dalam hatimu. (23) Apabila engkau bertobat

kepada Yang Mahakuasa, dan merendahkan diri; apabila engkau


menjauhkan kecurangan dari dalam kemahmu, (24) membuang biji
emas ke dalam debu, emas Ofir ke tengah batu-batu sungai, (25) dan
apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan
perakmu, (26) maka sungguh-sungguh engkau akan bersenangsenang karena Yang Mahakuasa, dan akan menengadah kepada
Allah.

Westminster Confession of Faith: Maka hari Sabat ini dipelihara /


dijaga kudus bagi Tuhan, pada waktu manusia, setelah
mempersiapkan hati mereka dengan seharusnya, dan mengatur /
mengurus urusan2 biasa mereka sebelumnya, tidak hanya
memelihara suatu istirahat yang kudus, seluruh hari itu, dari
pekerjaan, dari kata2 dan dari pemikiran mereka sendiri tentang
pekerjaan2 duniawi mereka, dan rekreasi2, tetapi juga
membaktikan, seluruh waktu, dalam pelaksanaan ibadahNya secara
umum dan pribadi, dan dalam kewajiban2 yang memang mutlak
harus dilakukan dan belas kasihan.

4.

Membangun Kemah Sucipun tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.

Kel 31:12-17 - (12) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (13)


Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari
SabatKu harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku
dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa
Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu. (14) Haruslah kamu
pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang
melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati,
sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang
itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. (15) Enam hari
lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh
haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi
TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat,
pastilah ia dihukum mati. (16) Maka haruslah orang Israel
memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun,

menjadi perjanjian kekal. (17) Antara Aku dan orang Israel maka
inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari
lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang
ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat..

Thomas Watson: pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan


agamawi tidak boleh dilakukan pada hari Sabat, seperti memotong /
membentuk batu untuk pembangunan tempat kudus. ... Kel 31:15.
Bait Allah / Kemah Suci adalah tempat untuk berbakti kepada Allah,
tetapi merupakan suatu dosa untuk membangun Bait Allah / Kemah
Suci pada hari Tuhan.

Matthew Henry: Suatu perintah yang ketat bagi pengudusan hari


Sabat, ayat 13-17. ... Sekarang perintah-perintah telah diberikan
bahwa Kemah Suci harus didirikan dan diperlengkapi untuk ibadah
bagi Allah dengan secepat mungkin; tetapi supaya mereka jangan
berpikir bahwa sifat dari pekerjaan itu, dan ketergesa-gesaan yang
dituntut, akan membenarkan mereka untuk mengerjakannya pada
hari-hari Sabat, supaya mereka bisa menyelesaikannya dengan lebih
cepat, peringatan ini dimasukkan tepat pada waktunya,
Sesungguhnya, atau sekalipun demikian, hari-hari SabatKu harus
kamu
pelihara.
Sekalipun
mereka
harus
cepat-cepat
mengerjakannya, tetapi mereka tidak boleh melakukan ketergesagesaan yang lebih dari kecepatan yang benar; mereka tidak boleh
melanggar hukum dari hari Sabat dalam ketergesa-gesaan mereka:
bahkan pekerjaan Kemah Suci harus memberi jalan pada istirahat
hari Sabat; demikianlah hati-hatinya Allah bagi kehormatan dari
hari-hari SabatNya.

Jamieson, Fausset & Brown: Alasan untuk penanaman segar dari


hukum keempat pada masa khusus ini adalah, bahwa semangat dan
kesungguhan dengan mana semua golongan membaktikan diri
mereka bagi pembangunan Kemah Suci, membuka diri mereka
terhadap pencobaan pelanggaran pada kekudusan dari hari istirahat
yang telah ditetapkan. Mereka bisa / mungkin menduga bahwa

pendirian dari Kemah Suci merupakan pekerjaan yang kudus, dan


bahwa merupakan suatu kebaikan yang tinggi - suatu upeti /
penghormatan yang bisa diterima - untuk meneruskan usaha itu
tanpa gangguan dari istirahat satu hari; dan karena itu peringatan
yang diberikan di sini, pada permulaan dari usaha itu, merupakan
peringatan yang tepat pada waktunya.

Barnes Notes: Sangat memungkinkan bahwa pengumuman /


ketetapan yang berhubungan dengan hukuman, secara khusus
diajukan sebagai suatu peringatan berkenaan dengan pembangunan
Kemah Suci, supaya umat / bangsa itu jangan, dalam semangat
mereka untuk melaksanakan pekerjaan itu, dicobai untuk
melanggar hukum ilahi untuk pemeliharaan / penghormatan hari
itu.

Keil & Delitzsch: Pengulangan dan pengembangan selanjutnya dari


perintah ini, yang sudah dimasukkan dalam 10 hukum Tuhan, ada
pada tempat yang tepat di sini, karena dengan mudah terjadi
pemikiran bahwa merupakan sesuatu yang diijinkan untuk
menghapuskan pemeliharaan hari Sabat, pada waktu pelaksanaan
dari pekerjaan yang begitu besar dalam penghormatan terhadap
Yehovah telah diperintahkan.

2)

Kita harus berbakti kepada Tuhan pada hari Sabat.

Im 23:3 - Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari
yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari
pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah
sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu.

Im 19:30 - Kamu harus memelihara hari-hari sabatKu dan menghormati


tempat kudusKu; Akulah TUHAN.

Maz 92:1-5 - (1) Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (2) Adalah baik
untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan
mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi, (3) untuk memberitakan
kasih setiaMu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu malam, (4) dengan
bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi. (5)
Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaanMu,
karena perbuatan tanganMu aku akan bersorak-sorai.

Bil 28:9-10 - (9) Pada hari Sabat: dua ekor domba berumur setahun yang
tidak bercela, dan dua persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban
sajian, diolah dengan minyak, serta dengan korban curahannya. (10)
Itulah korban bakaran Sabat pada tiap-tiap Sabat, di samping korban
bakaran yang tetap dan korban curahannya.

Yeh 46:1-3 - (1) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pintu gerbang


pelataran dalam yang menghadap ke sebelah timur haruslah tertutup
selama enam hari kerja, tetapi pada hari Sabat supaya dibuka; pada hari
bulan baru juga supaya dibuka. (2) Raja itu akan masuk dari luar melalui
balai gerbang dan akan berdiri dekat tiang pintu gerbang itu. Sementara
itu imam-imam akan mengolah korban bakaran dan korban keselamatan
raja itu dan ia akan sujud menyembah di ambang pintu gerbang itu, lalu
keluar lagi. Dan pintu gerbang itu tidak boleh ditutup sampai petang hari.
(3) Penduduk negeri juga harus turut sujud menyembah di hadapan
TUHAN di pintu gerbang itu pada hari Sabat dan hari bulan baru.

Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan berkenaan dengan ibadah /
kebaktian pada hari Sabat.

a) Sebenarnya berbakti kepada Tuhan merupakan tujuan dari istirahat pada


hari Sabat. Bukan sekedar istirahatnya semata-mata yang ditekankan, tetapi
kita harus beristirahat / berhenti mengurusi urusan sehari-hari kita, supaya
kita bisa menggunakan hari itu untuk berbakti kepada Tuhan.

John Murray: The weekly sabbath is based upon the divine example; the
divine mode of procedure in creation determines one of the basic cycles by
which human life here on earth is regulated, namely, the weekly cycle;
this sequence of six days of labour and one of rest have applied to Adam
in the state of innocence ... (= Sabat mingguan didasarkan pada teladan
ilahi; cara / prosedur ilahi dalam penciptaan menentukan satu dari
siklus dasar oleh mana kehidupan manusia di bumi diatur, yaitu, siklus
mingguan; urutan enam hari kerja dan satu hari istirahat ini telah
diterapkan kepada Adam dalam keadaan tidak berdosa) - Principles of
Conduct, hal 34.
John Murray: Even in innocence man would have required time for
specific worship. ... Unfallen man would need to suspend his weekly
labours in order to refresh himself with the exercises of concentrated
worship (= Bahkan dalam ketidak-berdosaan manusia membutuhkan
waktu tertentu untuk ibadah / kebaktian. ... Manusia yang belum jatuh
ke dalam dosa butuh untuk menghentikan pekerjaan-pekerjaan
mingguannya untuk menyegarkan dirinya sendiri dan pelaksanaan dari
ibadah yang terkonsentrasi) - Principles of Conduct, hal 34.

Calvin (tentang Kel 20:8): Surely God has no delight in idleness and
sloth, and therefore there was no importance in the simple cessation of the
labours of their hands and feet; nay, it would have been childish
superstition to rest with no other view than to occupy their repose in the
service of God. ... they were only called away from their own works, that,
as if dead to themselves and to the world, they might wholly devote
themselves to God. ... we must see what is the sum of this sanctification,
viz., the death of the flesh, when men deny themselves and renounce their
earthly nature, so that they may be ruled and guided by the Spirit of God
(= Jelas bahwa Allah tidak menyenangi kemalasan, dan karena itu tidak
ada kepentingan dalam sekedar penghentian dari pekerjaan dari

tangan dan kaki mereka; tidak, merupakan suatu takhyul yang


kekanak-kanakan untuk beristirahat tanpa maksud untuk mengisi
istirahat mereka dalam kebaktian / pelayanan Allah. ... mereka hanya
dipanggil untuk menjauh dari pekerjaan-pekerjaan mereka sendiri,
supaya, seakan-akan mati bagi diri mereka sendiri dan bagi dunia,
mereka bisa membaktikan diri mereka seluruhnya kepada Allah. ... kita
harus melihat intisari dari pengudusan ini, yaitu mati bagi daging, pada
waktu manusia menyangkal diri mereka sendiri dan meninggalkan sifat
duniawi mereka, sehingga mereka bisa diatur dan dipimpin oleh Roh
Allah) - hal 434.

Calvin (tentang Kel 20:8): the legitimate use of the Sabbath must be
supposed to be self-renunciation, since he is in fact accounted to cease
from his works who is not led by his own will nor indulges his own wishes,
but who suffers himself to be directed by the Spirit of God (=
penggunaan yang sah dari Sabat harus dianggap sebagai penyangkalan
diri sendiri, karena ia yang dianggap berhenti dari pekerjaanpekerjaannya sebetulnya adalah ia yang tidak dibimbing oleh
kehendaknya sendiri maupun menuruti pemuasan keinginannya
sendiri, tetapi ia yang membiarkan dirinya diarahkan oleh Roh Allah) hal 436.

Calvin (tentang Kel 20:8): There is indeed no moment which should be


allowed to pass in which we are not attentive to the consideration of the
wisdom, power, goodness, and justice of God in His admirable creation
and government of the world; but, since our minds are fickle, and apt
therefore to be forgetful or distracted, God, in his indulgence providing
against our infirmities, separates one day from the rest, and commands
that it should be free from all earthly business and cares, so that nothing
may stand in the way of that holy occupation. On this ground He did not
merely wish that people should rest at home, but that they should meet in
the sanctuary, there to engage themselves in prayer and sacrifices, and to
make progress in religious knowledge through the interpretation of the
Law (= Memang tidak ada saat / waktu yang boleh dibiarkan berlalu
dalam mana kita tidak memberi perhatian pada pertimbangan /
perenungan tentang hikmat, kuasa, kebaikan, dan keadilan dari Allah

dalam penciptaanNya dan pemerintahanNya atas alam semesta yang


mengagumkan; tetapi karena pikiran kita plin-plan, dan karena itu
condong untuk lupa atau disimpangkan, maka Allah, dalam
kebaikanNya bersiap-siap untuk menghadapi kelemahan-kelemahan
kita, memisahkan satu hari dari yang lainnya, dan memerintahkan
bahwa hari itu harus bebas dari semua kesibukan dan kekuatiran
duniawi, sehingga tidak ada apapun yang menghalangi pekerjaan /
kesibukan kudus itu. Berdasarkan hal ini Ia tidak semata-mata
menginginkan supaya manusia harus beristirahat di rumah, tetapi
supaya mereka bertemu di tempat kudus, menyibukkan diri mereka
sendiri dalam doa dan korban-korban di sana, dan untuk membuat
kemajuan dalam pengetahuan agamawi melalui penafsiran dari hukum
Taurat) - hal 437.

Matthew Henry (tentang Yer 17:19-27): They must apply themselves to


that which is the proper work and business of the day: Hallow you the
sabbath, that is, consecrate it to the honour of God and spend it in his
service and worship. It is in order to this that worldly business must be
laid aside, that we may be entire for, and intent upon, that work, which
requires and deserves the whole man (= Mereka harus menerapkan
kepada diri mereka sendiri pekerjaan dan kesibukan yang benar pada
hari itu: Kuduskanlah hari Sabat, yaitu, kuduskanlah hari itu bagi
kehormatan Allah dan habiskanlah / gunakanlah hari itu untuk
pelayanan dan penyembahan / ibadah. Adalah untuk tujuan ini maka
kesibukan / urusan duniawi harus disingkirkan, supaya kita bisa
sepenuhnya untuk, dan bersungguh-sungguh untuk, pekerjaan itu, yang
membutuhkan / menuntut dan layak mendapatkan seluruh manusia).

Jamieson, Fausset & Brown: the physical rest, though necessarily made
prominent in the prohibitory form of the enactment ... did not certainly
comprehend the whole or the chief object of the institution. Such
abstinence from any manner of work would not be equivalent to keeping
holy the Sabbath day. It is a part - an important, but not the principal, end
of it, which was to afford an opportunity of worshipping God [= istirahat
fisik, sekalipun perlu ditonjolkan dalam bentuk larangan dari undangundang ... jelas tidak meliputi seluruh hukum ataupun merupakan

tujuan utama dari hukum. Tindakan menjauhkan diri dari setiap


bentuk pekerjaan seperti itu tidak akan sama dengan menjaga
kekudusan hari Sabat. Itu merupakan sebagian, suatu tujuan yang
penting tetapi bukan tujuan yang utama darinya, yang adalah
mengadakan suatu kesempatan untuk berbakti kepada Allah].

Jadi, melakukan hal-hal dalam kebaktian, seperti berdoa, menyanyi,


mendengar / belajar Firman Tuhan, dan bahkan melayani, jelas bukan dosa,
tetapi bahkan merupakan hal-hal yang harus dilakukan pada hari Sabat, dan
merupakan tujuan utama adanya hari Sabat.

Bdk. Maz 92:1-5 - (1) Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (2) Adalah
baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk
menyanyikan mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi, (3) untuk
memberitakan kasih setiaMu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu
malam, (4) dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus,
dengan iringan kecapi. (5) Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya
TUHAN, dengan pekerjaanMu, karena perbuatan tanganMu aku akan
bersorak-sorai.
Catatan: memang ayat 1 (yang saya garis-bawahi), sebetulnya bukan
termasuk dalam Kitab Suci. Kalau saudara menggunakan Kitab Suci bahasa
Inggris maka bagian ini diletakkan di atas sebagai judul, dan ay 2 dalam
Kitab Suci Indonesia merupakan ay 1 dalam Kitab Suci bahasa Inggris. Ay 1
dalam Kitab Suci Indonesia ini merupakan sesuatu yang ditambahkan
kepada mazmur ini, dan seringkali bisa membuat kita lebih mengerti latar
belakang mazmur tersebut. Tetapi bagian seperti ini tidak selalu benar. Kalau
ay 1 dalam Kitab Suci Indonesia ini benar, maka kontext dari bagian ini
adalah nyanyian untuk hari Sabat.

Matthew Henry (tentang Maz 92): This psalm was appointed to be sung,
at least it usually was sung, in the house of the sanctuary on the sabbath
day (= Mazmur ini ditetapkan untuk dinyanyikan, setidaknya itu
biasanya dinyanyikan, dalam tempat kudus pada hari Sabat).

Matthew Henry (tentang Maz 92): The sabbath day must be a day, not
only of holy rest, but of holy work, and the rest is in order to the work (=
Hari Sabat haruslah menjadi suatu hari, bukan hanya dari istirahat
yang kudus, tetapi pekerjaan yang kudus, dan istirahat itu tujuannya
untuk pekerjaan itu).

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Maz 92): this psalm is for the holy
convocation on the Sabbath (Lev. 23:3). On it the Church is to rest
from her own works, and to triumph in the Lords work (Ps. 92:4) in
saving her and destroying her foes [= mazmur ini adalah untuk
pertemuan kudus pada hari Sabat (Im 23:3). Pada hari itu Gereja
harus beristirahat dari pekerjaan-pekerjaannya sendiri, dan
bersukacita dalam pekerjaan Tuhan (Maz 92:4) dalam
menyelamatkannya dan menghancurkan musuh-musuhnya].

b) Kalau ada orang yang pada hari Sabat hanya beristirahat tetapi tidak
berbakti, maka ada juga yang sebaliknya. Mereka berbakti, tetapi lalu
bekerja lagi setelah kebaktian itu selesai. Atau, mereka bekerja dulu, dan lalu
pada sore hari baru berbakti kepada Tuhan / ke gereja. Ini tetap salah,
karena seluruh hari Sabat itu harus untuk Tuhan.

Thomas Watson: The Lord forbade manna to be gathered on the Sabbath.


... One might think it would have been allowed, as manna was the staff of
their life; and the time when it fell was between five and six in the
morning, so that they might have gathered it betimes, and all the rest of
the Sabbath might have been employed in Gods worship; and besides,
they needed not to have taken any great journey for it, for it was but
stepping out of their doors, and it fell about their tents: and yet they might
not gather it on the Sabbath: and for purposing only to do it, God was very
angry (= Tuhan melarang manna dikumpulkan pada hari Sabat. ...
Seseorang bisa berpikir bahwa itu akan diijinkan, karena manna
merupakan bahan pokok dari kehidupan mereka; dan saat dimana

manna itu jatuh adalah di antara pk 5 dan pk 6 pagi, sehingga mereka


bisa mengumpulkannya sangat pagi, dan seluruh sisa dari hari Sabat
bisa digunakan dalam ibadah kepada Allah; dan disamping itu, mereka
tidak perlu melakukan perjalanan yang jauh untuk hal itu, karena
mereka hanya perlu melangkah keluar pintu mereka dan manna itu
jatuh di sekitar tenda-tenda mereka: tetapi toh mereka tidak boleh
mengumpulkan manna itu pada hari Sabat: dan hanya karena adanya
maksud seperti itu sudah membuat Allah sangat marah) - The Ten
Commandments, hal 99.

c) Sebetulnya, pergi ke gereja pada hari Sabat itu bukan hanya merupakan
kewajiban kita, tetapi juga kebutuhan kita.

Thomas Watson: The Sabbath-day is for our interest; it promotes holiness


in us. The business of week-days makes us forgetful of God and our souls:
the Sabbath brings him back to our remembrance (= Hari Sabat adalah
untuk kepentingan kita; itu memajukan kekudusan dalam diri kita.
Kesibukan dari hari-hari dalam minggu itu membuat kita lupa kepada
Allah dan jiwa kita: hari Sabat membawa Dia kembali pada ingatan
kita) - The Ten Commandments, hal 94.

Seseorang mengatakan: After looking at the earth for six days we need the
Lords day to look up (= Setelah melihat pada bumi / dunia selama 6
hari, kita membutuhkan hari Tuhan untuk melihat ke atas).

d) Kita harus berbakti kepada Tuhan di gereja (Im 19:30 26:2 Luk 4:16).
Im 19:30 - Kamu harus memelihara hari-hari
menghormati tempat kudusKu; Akulah TUHAN.

sabatKu

dan

Im 26:2 - Kamu harus memelihara hari-hari


menghormati tempat kudusKu, Akulah TUHAN.

SabatKu

dan

Luk 4:16 - Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut


kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri
hendak membaca dari Alkitab.

Dari 2 ayat dalam kitab Imamat di atas bisa terlihat dengan jelas bahwa
pemeliharaan hari Sabat dihubungkan dengan tindakan menghormati
tempat kudus Allah. Jadi, jelas bahwa pada hari Sabat kita memang harus
berbakti kepada Tuhan.
Jadi, berbakti kepada Tuhan, bukanlah sekedar merupakan anjuran, tetapi
merupakan suatu keharusan. Jadi, kalau kita tidak melakukannya, kita
berdosa.

Ada beberapa hal yang ingin saya persoalkan:

1. Kita tidak boleh berbakti di rumah sendiri (kecuali kalau rumah saudara
memang dijadikan gereja).
Ada orang-orang yang berbakti kepada Tuhan di rumahnya sendiri
(membaca Kitab Suci sendiri, berdoa sendiri, menyanyi sendiri, dsb).
Dengan adanya Mimbar agama Kristen di TV pada hari Sabat, hal ini
bisa dilakukan oleh makin banyak orang.

Tetapi ini bukan cara berbakti yang benar, dan ini terlihat dari:

a. Ul 12:5-7 - (5) Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN,


Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediamanNya untuk
menegakkan namaNya di sana, tempat itulah harus kamu cari
dan ke sanalah harus kamu pergi. (6) Ke sanalah harus kamu
bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan
persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu

dan korban sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan


kambing dombamu. (7) Di sanalah kamu makan di hadapan
TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi rumahmu,
karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN,
Allahmu.

Sebelum jaman Musa, maka tempat ibadah kepada Tuhan belum


ditetapkan, dan karena itu orang boleh beribadah di mana-mana.
Tetapi sejak jaman Musa, Tuhan menetapkan satu tempat ibadah
tertentu. Tetapi penetapan tempatnya juga bisa berubah.

pada jaman Israel ada di padang gurun, tentu saja Kemah Sucinya
berpindah-pindah sesuai dengan keberadaan mereka.

pada jaman Eli dan Samuel, Kemah Suci ada di Silo (1Sam
1:3,9,24 1Sam 2:14 1Sam 3:21 1Sam 4:3).

pada jaman Daud, Kemah Suci dipindahkan ke Yerusalem (2Sam


6).

Tetapi pada jaman Perjanjian Baru, tidak ada tempat yang ditetapkan.
Yoh 4:20-24 - (20) Nenek moyang kami menyembah di atas
gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat
orang menyembah. (21) Kata Yesus kepadanya: Percayalah
kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan
menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di
Yerusalem. (22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal,
kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan
datang dari bangsa Yahudi. (23) Tetapi saatnya akan datang dan
sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan
menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa
menghendaki penyembah-penyembah demikian. (24) Allah itu
Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya
dalam roh dan kebenaran..

Kata-kata menyembah dalam roh di sini dikontraskan dengan katakata menyembah secara lahiriah. Contoh penyembahan yang
lahiriah adalah penekanan tempat tertentu untuk ibadah, doa dsb
(dalam kontex ini jelas inilah yang dimaksud. Bdk. ay 21). Dari sini
jelas bahwa:

Orang kristen tidak punya tempat / kota suci.


Jadi, Yerusalem, maupun Israel / Kanaan bukan merupakan tempat
suci bagi orang kristen!

Orang kristen tidak harus berbakti di gedung gereja.


Rumah, restoran, ruang senam, lapangan, atau tempat manapun /
apapun, boleh dipakai sebagai tempat untuk berbakti.
Catatan: kalau pemerintah melarang hal-hal itu, itu lain urusan.
Tetapi Kitab Suci sendiri tidak pernah melarang kebaktian di
tempat-tempat seperti itu.

Orang kristen tidak perlu pergi ke suatu tempat tertentu (misalnya


bukit doa) kalau mau berdoa. Memang kita harus mencari tempat
yang sunyi, tetapi bukan tempat tertentu.

Orang kristen tidak perlu pergi ke tempat tertentu untuk mendapat


berkat tertentu. Bandingkan dengan Gereja Roma Katolik dengan
Lourdes-nya, dan juga orang-orang yang mempercayai Toronto
Blessing dengan Toronto-nya.

b. Im 23:3 - Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi


pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian
penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan
sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi TUHAN di segala tempat
kediamanmu.
Kata-kata hari pertemuan kudus dalam terjemahan bahasa Inggris
adalah sebagai berikut:
KJV: an holy convocation (= suatu pertemuan kudus).

RSV/NASB: a holy convocation (= suatu pertemuan kudus).


NIV: a day of sacred assembly (= suatu hari pertemuan keramat /
kudus).
Jadi, semua terjemahan mengandung kata pertemuan, dan itu jelas
menunjuk pada ibadah bersama, bukan sendiri-sendiri.

c. Adanya Kemah Suci atau Bait Suci.


Kalau Tuhan memang menghendaki setiap orang percaya berbakti
sendiri-sendiri di rumah masing-masing, untuk apa didirikan Kemah
Suci / Bait Allah?

d. Adanya hamba-hamba Tuhan.


Kalau memang Tuhan menghendaki setiap orang percaya berbakti di
rumahnya masing-masing, apa gunanya Tuhan menetapkan adanya
hamba Tuhan / gembala (Ef 4:11), penatua dan diaken (1Tim 3:1-13),
dsb?
Ef 4:11 - Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun
nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembalagembala dan pengajar-pengajar.
1Tim 3:1-13 - (1) Benarlah perkataan ini: Orang yang
menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan
yang indah. (2) Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang
tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri,
bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar
orang, (3) bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah,
pendamai, bukan hamba uang, (4) seorang kepala keluarga yang
baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. (5) Jikalau
seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri,
bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? (6) Janganlah ia
seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan
kena hukuman Iblis. (7) Hendaklah ia juga mempunyai nama

baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke


dalam jerat Iblis. (8) Demikian juga diaken-diaken haruslah
orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar
anggur, jangan serakah, (9) melainkan orang yang memelihara
rahasia iman dalam hati nurani yang suci. (10) Mereka juga
harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah
ternyata mereka tak bercacat. (11) Demikian pula isteri-isteri
hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat
menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal. (12) Diaken
haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan
keluarganya dengan baik. (13) Karena mereka yang melayani
dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman
kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Kis 14:23 - Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan
penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan
berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada
Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.
1Tim 5:17 - Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut
dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih
payah berkhotbah dan mengajar.

e. Tidak bisanya kita bersekutu dengan saudara seiman, kalau kita


berbakti sendiri di rumah masing-masing. Perlu diingat bahwa Kristen
sangat menekankan persekutuan dengan saudara seiman.
Ibr 10:25 - Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuanpertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang,
tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

A. T. Robertson: As the custom of some is. ... Already some


Christians had formed the habit of not attending public worship, a
perilous habit then and now (= seperti dibiasakan oleh beberapa
orang. ... Sudah ada sebagian orang Kristen yang membentuk

kebiasaan untuk tidak menghadiri kebaktian umum, suatu


kebiasaan yang membahayakan, dulu maupun sekarang).

Wycliffe Bible Commentary: When Christians meet together, they


exhort each other to fruitful service and unbroken fellowship. The
danger of apostasy lurks in the failure of believers to meet together
for mutual help (= Pada waktu orang-orang kristen berkumpul /
bertemu bersama-sama, mereka saling menasihati bagi pelayanan
yang penuh buah dan persekutuan yang utuh. Bahaya dari
kemurtadan mengintip dalam kegagalan orang-orang percaya
untuk bertemu bersama-sama untuk saling menolong).

Barnes Notes: it refers to public worship. ... The command, then,


here is, to meet together for the worship of God, and it is enjoined
on Christians as an important duty to do it. It is implied, also, that
there is blame or fault where this is neglected. ... Why those here
referred to neglected public worship, is not specified. It may have
been from such causes as the following. (1) some may have been
deterred by the fear of persecution, as those who were thus
assembled would be more exposed to danger than others. (2) some
may have neglected the duty because they felt no interest in it - as
professing Christians now sometimes do. (3) it is possible that some
may have had doubts about the necessity and propriety of this duty,
and on that account may have neglected it. (4) or it may perhaps
have been, though we can hardly suppose that this reason existed,
that some may have neglected it from a cause which now sometimes
operates - from dissatisfaction with a preacher, or with some
member or members of the church, or with some measure in the
church. Whatever were the reasons, the apostle says that they
should not be allowed to operate, but that Christians should regard
it as a sacred duty to meet together for the worship of God. None of
the causes above suggested should deter people from this duty. With
all who bear the Christian name, with all who expect to make
advances in piety and religious knowledge, it should be regarded as
a sacred duty to assemble together for public worship. Religion is
social; and our graces are to be strengthened and invigorated by

waiting together on the Lord. There is an obvious propriety that


people should assemble together for the worship of the Most High,
and no Christian can hope that his graces will grow, or that he can
perform his duty to his Maker, without uniting thus with those who
love the service of God [= ini menunjuk pada kebaktian umum. ...
Jadi, di sini diperintahkan untuk bertemu bersama-sama untuk
menyembah Allah / berbakti kepada Allah, dan hal itu
diperintahkan kepada orang-orang kristen sebagai suatu
kewajiban yang penting untuk dilakukan. Secara tak langsung,
juga terlihat bahwa ada kesalahan pada waktu hal itu
diabaikan. ... Mengapa mereka yang dibicarakan di sini
mengabaikan kebaktian umum, tidak dinyatakan. Itu bisa
disebabkan oleh penyebab-penyebab sebagai berikut. (1) sebagian
mungkin dihalangi oleh rasa takut terhadap penganiayaan,
karena mereka yang berkumpul seperti itu akan lebih terbuka
terhadap bahaya dari pada yang lain. (2) sebagian mungkin telah
mengabaikan kewajiban ini karena mereka tidak merasa ingin
melakukannya - seperti yang kadang-kadang dilakukan oleh
orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen pada jaman
sekarang. (3) adalah mungkin bahwa sebagian mungkin
mempunyai keragu-raguan tentang keharusan dan kebenaran
dari kewajiban ini, dan karena itu telah mengabaikannya. (4)
atau itu mungkin, sekalipun kita hampir tidak bisa menganggap
bahwa alasan ini ada pada saat itu, bahwa sebagian telah
mengabaikannya dari suatu penyebab yang pada jaman sekarang
beroperasi - dari ketidak-puasan / ketidak-senangan terhadap
sang pengkhotbah, atau terhadap jemaat tertentu dari gereja,
atau terhadap tindakan-tindakan tertentu dalam gereja. Apapun
alasannya, sang rasul mengatakan bahwa hal-hal itu tidak boleh
diijinkan untuk beroperasi, tetapi bahwa orang-orang kristen
harus menganggapnya sebagai suatu kewajiban yang sakral /
kudus untuk bertemu bersama-sama bagi penyembahan terhadap
Allah. Tidak ada dari penyebab-penyebab di atas yang boleh
menahan orang-orang dari kewajiban ini. Bersama-sama dengan
semua orang yang disebut orang Kristen, bersama-sama dengan
semua orang yang berharap untuk maju dalam kesalehan dan
pengetahuan agamawi, itu harus dianggap sebagai suatu
kewajiban kudus untuk bertemu bersama-sama untuk melakukan
kebaktian umum. Agama merupakan sesuatu yang bersifat sosial;
dan kasih karunia kita harus dikuatkan dan disegarkan dengan

bersama-sama melayani Tuhan. Ada kebenaran / kepantasan


yang jelas bahwa orang-orang harus berkumpul bersama-sama
bagi penyembahan terhadap Yang Maha Tinggi, dan tidak ada
orang Kristen bisa berharap bahwa kasih karunianya akan
bertumbuh, atau bahwa ia bisa melakukan kewajibanya kepada
Penciptanya, tanpa bersatu seperti itu bersama mereka yang
mencintai pelayanan / ibadah kepada Allah].

2. Yang dimaksud gereja adalah persekutuan orang kristen, bukan


gedungnya.
Bdk. 1Kor 1:2 - kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang
dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orangorang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru
kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan
Tuhan kita.
Kata jemaat seharusnya adalah gereja, dan yang disebut dengan
gereja sebetulnya bukanlah gedungnya tetapi orangnya. Bandingkan
dengan kata-kata selanjutnya dalam 1Kor 1:2 - yaitu mereka yang
dikuduskan.

Jadi, sekalipun kebaktian itu tidak diadakan di gedung gereja, tetapi di


restoran, hotel, rumah, dsb, itu tidak jadi soal, selama orang-orang yang
mengikuti kebaktian itu adalah orang-orang kristen yang sejati (biarpun
tidak semuanya, karena pasti ada lalang di antara gandum), itu tidak jadi
soal.
Sekarang ada gereja-gereja (biasanya yang sudah mapan) yang mengajar
jemaatnya bahwa kebaktian di ruko, restoran, hotel, rumah, dsb, itu tidak
sah. Kebaktian yang sah hanyalah kebaktian yang diadakan di gedung
gereja. Ini adalah omong kosong yang busuk dan kurang ajar! Ingat
bahwa orang kristen abad pertama juga tidak mempunyai gedung gereja,
sehingga mereka berbakti di rumah-rumah yang digunakan sebagai
tempat berbakti. Kalau itu semua tidak sah, maka boleh dikatakan semua
orang Kristen abad-abad awal, dan juga semua rasul-rasul, melakukan
kebaktian yang tidak sah!

3. Dalam berbakti kepada Tuhan kita harus memilih gereja yang benar,
karena kalau tidak, itu bukan berbakti kepada Tuhan.
Jadi, kita harus memilih gereja yang benar, yaitu gereja yang betul-betul
percaya, tunduk dan mengajarkan Firman Tuhan, sebagai tempat kita
berbakti.

Bdk. 1Kor 1:2 - kepada jemaat (gereja) Allah di Korintus, yaitu


mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil
menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat,
yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan
mereka dan Tuhan kita.
Adalah sesuatu yang aneh bahwa Paulus tetap menyebut gereja Korintus
yang bejat ini dengan sebutan gereja.
Paulus yakin akan hal itu karena apa yang dialaminya dalam Kis 18:9-10
- (9) Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di
dalam suatu penglihatan: Jangan takut! Teruslah memberitakan
firman dan jangan diam! (10) Sebab Aku menyertai engkau dan
tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya
engkau, sebab banyak umatKu di kota ini..
Karena itulah ia yakin bahwa di tengah-tengah banyak orang kristen yang
brengsek di gereja ini pasti ada sedikit yang tetap setia, dan dengan
demikian gereja yang penuh dengan cacat cela ini tetap adalah gereja
Tuhan.
Jadi, dalam persoalan menilai suatu gereja itu benar atau sesat, kita harus
menghindari 2 pandangan / sikap extrim yang salah:

a. Pandangan bahwa suatu gereja baru bisa disebut gereja kalau gereja
itu sempurna dan tidak ada cacat celanya. Tidak ada gereja seperti itu
di dunia.

Calvin (tentang 1Kor 1:2): it is a dangerous temptation to think that


there is no Church at all where perfect purity is not to be seen. For
the man that is prepossessed with this notion, must necessarily in
the end withdraw from all others, and look upon himself as the only
saint in the world, or set up a peculiar sect in company with a few
hypocrites (= merupakan suatu pencobaan yang berbahaya
untuk berpikir bahwa di sana tidak ada Gereja sama sekali
dimana kemurnian yang sempurna tidak terlihat. Karena orang
yang dikuasai oleh pikiran ini, pada akhirnya pasti menarik dari
semua yang lain, dan memandang dirinya sendiri sebagai satusatunya orang suci di dunia, atau mendirikan suatu sekte khusus
bersama dengan beberapa / sedikit orang-orang yang munafik) hal 51.
Ini perlu diingat dan dicamkan, khususnya oleh orang-orang kristen
tertentu, yang selalu berpindah gereja pada saat melihat adanya
ketidak-beresan tertentu dalam gerejanya / pendetanya.

b. Pandangan bahwa semua gereja adalah gereja.


Ini salah karena jelas ada gereja-gereja sesat yang bukanlah gereja
dalam pandangan Tuhan.
Bahwa tidak semua gereja adalah gereja di hadapan Tuhan, terlihat
dari:

istilah jemaah Iblis dalam Wah 2:9 dan Wah 3:9.


Wah 2:9 - Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang menyebut
dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian:
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Wah 3:9 - Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu
mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan
Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh

mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan


mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.
KJV/RSV/NIV/NASB: the synagogue of Satan (= sinagog
Setan).
Dalam Bil 16:3 Bil 20:4 Bil 31:16 Israel disebut sebagai
jemaah / umat TUHAN. Kata sinagog berasal dari kata Yunani
SUNAGOGE, yang arti hurufiahnya adalah suatu kumpulan atau
jemaah. Jadi dengan kata-kata ini seakan-akan Yohanes berkata:
Kamu menyebut dirimu sendiri jemaah TUHAN, padahal
sebetulnya kamu adalah jemaah Iblis.
Mereka ini sama seperti orang-orang Yahudi dalam Yoh 8:37-44,
yang sekalipun mengaku sebagai keturunan Abraham dan anakanak Allah, tetapi sebetulnya adalah anak-anak setan.
Leon Morris (Tyndale) (tentang Wah 2:9): This unusual
expression means that their assembly for worship does not
gather Gods people but Satans (= Istilah / ungkapan yang
tidak lazim ini berarti bahwa perkumpulan / persekutuan
kebaktian mereka tidak mengumpulkan umat Allah tetapi
umat Setan) - hal 64.
Thomas Becon: For commonly, wheresoever God buildeth a
church, the devil will build a chapel just by (= Karena
biasanya, dimanapun Allah membangun sebuah gereja, setan
akan membangun tempat ibadah di dekatnya) - The
Encyclopedia of Religious Quotations, hal 118.
Daniel Defoe, The Encyclopedia of Religious Quotations, hal
119-120:
Wherever God erects a house of prayer, (= Dimanapun Allah
mendirikan rumah doa,)
The Devil always builds a chapel there; (= Setan selalu
membangun tempat ibadah di sana;)
And twill be found, upon examination, (= Dan akan
didapatkan, setelah diselidiki,)

The latter has the largest congregation (= Yang terakhir


mempunyai jemaat yang terbesar).

istilah rumahmu (bukan rumahKu atau rumah BapaKu)


yang digunakan oleh Yesus dalam Mat 23:38 untuk menunjuk
kepada Bait Allah.
Mat 23:38 - Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan
menjadi sunyi.

Perlu diingat bahwa kalau kita berbakti di gereja yang sesat, maka:

Tuhan tidak menganggap bahwa saudara sudah berbakti kepadaNya.


Bdk. Yeh 23:38-39 - (38) Selain itu hal ini juga mereka lakukan
terhadap Aku, mereka menajiskan tempat kudusKu pada hari itu
dan melanggar kekudusan hari-hari SabatKu. (39) Dan sedang
mereka menyembelih anak-anak mereka untuk berhalaberhalanya, mereka datang pada hari itu ke tempat kudusKu dan
melanggar kekudusannya. Sungguh, inilah yang dilakukan
mereka di dalam rumahKu.
Perhatikan bahwa ay 39 mengatakan bahwa mereka datang ke rumah
Allah, tetapi mereka menyembah berhala dan menyembelih anak-anak
mereka bagi berhala / dewa. Jelas mereka sesat, dan karena itu,
sekalipun mereka datang ke rumah Allah, Allah tetap menganggap
mereka menajiskan tempat kudus / rumah Allah dan melanggar
kekudusan Sabat (ay 38).

Kita mendukung dan memberi semangat kepada gereja sesat itu.


Kehadiran kita membuat yang hadir bertambah banyak, dan itu
memberi semangat yang cukup besar kepada mereka. Apalagi kalau

pada acara persembahan kita mau memberi persembahan kepada


gereja sesat itu!

Jadi, kalau saudara sadar bahwa gereja saudara adalah gereja yang sesat,
maka saudara harus meninggalkan gereja itu, dan pindah ke gereja yang
benar. Kalau saudara segan untuk meninggalkan gereja saudara, padahal
saudara tahu bahwa gereja saudara itu sesat, apapun alasannya, maka
saudara perlu merenungkan pertanyaan ini secara serius: Apakah aku
mengikut Kristus, atau mengikut gerejaku?.

Saya akan memberikan komentar dari beberapa penafsir tentang berbakti


di gereja yang tidak benar. Kedua penafsir di bawah ini memberikan
komentar tentang Luk 4:16 yang berbunyi sebagai berikut: Ia datang ke
Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari
Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari
Alkitab.

Adam Clarke (tentang Luk 4:16): Our Lord regularly attended the
public worship of God in the synagogues; for there the Scriptures were
read: other parts of the worship were very corrupt; but it was the best at
that time to be found in the land. To worship God publicly is the duty of
every man, and no man can be guiltless who neglects it. If a person
cannot get such public worship as he likes, let him frequent such as he
can get. Better to attend the most indifferent than to stay at home,
especially on the Lords day. The place and the time are set apart for
the worship of the true God: if others do not conduct themselves well in
it, that is not your fault, and need not be any hindrance to you. You
come to worship God - do not forget your errand - and God will supply
the lack in the service by the teachings of his Spirit (= Tuhan kita
secara teratur menghadiri kebaktian umum Allah di sinagogsinagog; karena di sana Kitab Suci dibacakan: bagian-bagian lain
dari kebaktian itu sangat buruk / rusak; tetapi itu adalah yang
terbaik pada saat itu yang bisa ditemukan di negara itu. Menyembah
Allah berbakti kepada Allah secara umum merupakan kewajiban
dari setiap orang, dan tidak ada orang bisa tidak bersalah kalau ia

mengabaikannya. Jika seseorang tidak bisa mendapatkan kebaktian


seperti yang ia inginkan, biarlah ia pergi secara tetap ke tempat yang
bisa ia dapatkan. Lebih baik untuk menghadiri kebaktian / gereja
yang paling acuh tak acuh dari pada tinggal di rumah, khususnya
pada hari Tuhan. Tempat dan waktu dipisahkan untuk berbakti
kepada Allah yang benar; jika orang-orang lain tidak bertingkah
laku benar di dalamnya, itu bukan salahmu, dan tidak perlu menjadi
penghalang bagimu. Kamu datang untuk berbakti kepada Allah jangan melupakan tujuanmu - dan Allah akan menyuplai
kekurangan dalam kebaktian itu oleh pengajaran RohNya).

Barnes Notes (tentang Luk 4:16): From this it appears that the
Saviour regularly attended the service of the synagogue. In that service
the Scriptures of the Old Testament were read, prayers were offered,
and the Word of God was explained. ... There was great corruption in
doctrine and practice at that time, but Christ did not on that account
keep away from the place of public worship. From this we may learn:
1. That it is our duty regularly to attend public worship. 2. That it is
better to attend a place of worship which is not entirely pure, or where
just such doctrines are not delivered as we would wish, than not attend
at all. ... At the same time, this remark should not be construed as
enjoining it as our duty to attend a place where the true God is not
worshipped, or where he is worshipped by pagan rites and pagan
prayers. If, therefore, the Unitarian does not worship the true God, and
if the Roman Catholic worships God in a manner forbidden, and offers
homage to the creatures of God also, thus being guilty of idolatry, it
cannot be a duty of a man to attend on such a place of worship (=
Dari sini kelihatan bahwa sang Juruselamat secara teratur
menghadiri kebaktian di sinagog. Dalam kebaktian itu Kitab Suci
Perjanjian Lama dibacakan, doa dinaikkan, dan Firman Allah
dijelaskan. ... Di sana ada keburukan / kerusakan yang besar dalam
doktrin dan praktek pada jaman itu, tetapi hal itu tidak
menyebabkan Kristus menjauhi tempat ibadah itu. Dari sini bisa
kita pelajari: 1. Bahwa merupakan kewajiban kita untuk secara
teratur menghadiri kebaktian umum. 2. Bahwa lebih baik untuk
menghadiri suatu tempat ibadah / kebaktian yang tidak sepenuhnya
murni, atau dimana ajaran-ajaran tidak diberikan seperti yang kita
inginkan, dari pada tidak menghadiri kebaktian sama sekali. ... Pada

saat yang sama, kata-kata ini tidak boleh ditafsirkan sebagai


memerintahkan hal itu sebagai kewajiban kita untuk menghadiri
suatu tempat ibadah dimana yang disembah bukanlah Allah yang
benar, atau dimana Ia disembah dengan upacara-upacara kafir dan
doa-doa kafir. Karena itu, jika Unitarian tidak menyembah Allah
yang benar, dan jika Roma Katolik menyembah Allah dengan cara
yang dilarang, dan juga memberikan penghormatan kepada
makhluk-makhluk ciptaan dari Allah, dan dengan demikian
bersalah dalam hal pemberhalaan, maka tidak bisa merupakan
kewajiban seseorang untuk menghadiri tempat ibadah seperti itu) hal 196.
Catatan: Unitarian mempercayai bahwa Allah itu tunggal secara mutlak,
dan dengan demikian menyangkal keilahian Kristus, dan doktrin Allah
Tritunggal.

Jadi, memang lebih baik berbakti di gereja yang jelek (bukan yang sesat)
dari pada tidak berbakti sama sekali. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita
boleh berbakti di gereja yang betul-betul sesat, seperti Saksi Yehuwa,
Mormon, dan menurut Barnes, Gereja Roma Katolik.

e) Satu hal lain yang perlu disadari adalah bahwa membolos dari kebaktian
Sabat, bukan hanya merupakan suatu dosa, tetapi juga merupakan suatu
tindakan yang sangat kurang ajar kepada Tuhan.
Illustrasi: Ada seorang melihat seorang pengemis. Ia kasihan dan ingin
memberinya uang. Dalam kantongnya ada 7 keping uang, dan ia lalu
memberikan 6 keping kepada pengemis itu, dan menyisakan 1 keping untuk
dirinya sendiri. Tetapi pengemis itu, yang melihat bahwa orang itu
menyisakan satu keping untuk dirinya sendiri, lalu menyambar sisa yang 1
keping itu, dan lari. Ini betul-betul menunjukkan orang yang kurang ajar
bukan? Tetapi itu coba bandingkan dengan analoginya: Allah mempunyai 7
hari, dan ia memberikan 6 hari bagi kita untuk bekerja, belajar, mengurus
urusan-urusan kita dsb. Ia hanya menyisakan satu hari bagi diriNya sendiri,
yaitu hari Sabat. Tetapi kita sering lalu menyambar hari yang satu itu dari
tangan Allah, dan tetap menggunakannya untuk diri kita sendiri! Apa

bedanya orang yang membolos dari kebaktian dengan pengemis yang kurang
ajar tadi?

f) Alasan yang tidak sah dan yang sah untuk tidak berbakti pada hari Sabat.

1.

Alasan yang tidak sah.


Hal-hal di bawah ini bukanlah alasan yang sah untuk membolos dari
kebaktian hari Sabat, dan karena itu jangan membolos dari kebaktian hari
Sabat, dengan alasan-alasan yang sangat umum di bawah ini:

ada tamu.

arisan / pertemuan RT / RW.

kerja bakti.

bekerja / lembur.

belajar.

piknik / keluar kota.

pergi ke pesta HUT.

ada acara dari para-church (persekutuan, dsb).


Para pemimpin maupun pengikut dari para-church ini harus
menyadari bahwa para-church didirikan untuk mendukung gereja,
dan bukannya untuk menyaingi gereja. Karena itu mereka seharusnya
tidak mengadakan acara pada hari Sabat!

saudara merasa sudah mengikuti kebaktian Pernikahan.


Ingat bahwa upacara pernikahan di gereja sebetulnya bukanlah suatu
kebaktian! Saya berpendapat bahwa hari Sabat bukanlah hari untuk
menikah, tetapi untuk berbakti. Orang kristen seharusnya tidak

menikah pada hari Sabat! Mengapa? Karena ini bukan hanya


menyebabkan pengantinnya tidak bisa berbakti, tetapi juga
menyebabkan banyak orang berdosa karena membolos dari kebaktian.

2.

Alasan yang sah.


Alasan yang sah untuk tidak pergi ke kebaktian adalah kalau saudara
sakit, dan itupun tentu bukan sembarang sakit. Sakitnya harus cukup
berat (sehingga memang tidak memungkinkan saudara untuk berbakti
atau berkonsentrasi dalam kebaktian), atau menular dan membahayakan.
Sedangkan alasan yang lain adalah kalau terjadi hal-hal yang memang
sangat extrim, seperti bencana alam, banjir yang hebat, atau kerusuhan
massal.

-AMIN-

Anda mungkin juga menyukai