Kel 20:8-11 - (8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (9) enam hari
lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10)
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau
hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (11) Sebab enam
hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,
dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari
Sabat dan menguduskannya.
1)
D. L. Moody: Men seem to think they have a right to change the holy day
into a holiday (= Manusia kelihatannya mengira bahwa mereka
mempunyai hak untuk mengubah hari yang kudus menjadi hari libur).
1)
1.
d. Larangan menulis.
i. C. Rowland: The Essenes melarang buang air besar pada hari Sabat!
Melayani Tuhan.
Mat 12:5 - Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa
pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam
Bait Allah, namun tidak bersalah?.
b) Ada banyak hal / pekerjaan yang memang tidak boleh kita lakukan pada hari
Sabat.
Kel 20:9-10 - (9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari
Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
seluruh, bukan sebagian dari, hari ketujuh itu adalah hari Sabat
Tuhan!
bukan hanya kita yang tidak boleh bekerja, tetapi juga pegawai,
anak-anak, dan bahkan binatang!
mereka, orang2 Yehuda dan penduduk Yerusalem. Dan kota ini akan
didiami orang untuk selama2nya. (26) Orang akan datang dari kota2
Yehuda dan dari tempat2 sekitar Yerusalem, dari tanah Benyamin
dan dari Daerah Bukit, dari pegunungan dan dari tanah Negeb,
dengan membawa korban bakaran, korban sembelihan, korban
sajian dan kemenyan, membawa korban syukur ke dalam rumah
TUHAN. (27) Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintahKu
untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak masuk mengangkut
barang2 melalui pintu2 gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di
pintu2 gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan
habis puri2 Yerusalem, dan yang tidak akan terpadamkan..
Text kedua: Neh 13:15-22 - (15) Pada masa itu kulihat di Yehuda
orang2 mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang2
yang membawa berkas2 gandum dan memuatnya di atas keledai,
juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang
mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan
mereka ketika mereka menjual bahan2 makanan. (16) Juga orang
Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan pelbagai barang
dagangan dan menjual itu kepada orang2 Yehuda pada hari Sabat,
bahkan di Yerusalem. (17) Lalu aku menyesali pemuka2 orang
Yehuda, kataku kepada mereka: Kejahatan apa yang kamu lakukan
ini dengan melanggar kekudusan hari Sabat? (18) Bukankah nenek
moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Allah kita
mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota ini?
Apakah kamu bermaksud memperbesar murka yang menimpa
Israel dengan melanggar kekudusan hari Sabat? (19) Kalau sudah
remang2 di pintu2 gerbang Yerusalem menjelang hari Sabat,
kusuruh tutup pintu2 dan kuperintahkan supaya jangan dibuka
sampai lewat hari Sabat. Dan aku tempatkan beberapa orang dari
anak buahku di pintu2 gerbang, supaya tidak ada muatan yang
masuk pada hari Sabat. (20) Tetapi orang2 yang berdagang dan
berjualan rupa2 barang itu kemudian bermalam juga di luar tembok
Yerusalem satu dua kali. (21) Lalu aku memperingatkan mereka,
kataku: Mengapa kamu bermalam di depan tembok? Kalau kamu
berbuat itu sekali lagi akan kukenakan tanganku kepadamu. Sejak
waktu itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat. (22) Juga
kusuruh orang2 Lewi mentahirkan dirinya dan datang menjaga
2.
Matthew Henry: Pada hari itu (hari sebelum hari Sabat) mereka
harus mengambil (manna) cukup untuk dua hari, dan
mempersiapkannya, ay 23. Hukum itu sangat ketat, dan mereka
harus membakarnya dan memasak / merebusnya pada hari
sebelumnya, dan bukan pada hari Sabat.
3. Kita tidak boleh melakukan perjalanan, dan kita juga tidak boleh
melakukan hal-hal demi kesenangan diri kita sendiri, termasuk rekreasi.
Jamieson, Fausset & Brown: Kaki. - alat dari gerakan ... manusia
tidak boleh bepergian semata-mata untuk kesenangan pada hari
Sabat.
4.
menjadi perjanjian kekal. (17) Antara Aku dan orang Israel maka
inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari
lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang
ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat..
2)
Im 23:3 - Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari
yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari
pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah
sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu.
Maz 92:1-5 - (1) Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (2) Adalah baik
untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan
mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi, (3) untuk memberitakan
kasih setiaMu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu malam, (4) dengan
bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi. (5)
Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaanMu,
karena perbuatan tanganMu aku akan bersorak-sorai.
Bil 28:9-10 - (9) Pada hari Sabat: dua ekor domba berumur setahun yang
tidak bercela, dan dua persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban
sajian, diolah dengan minyak, serta dengan korban curahannya. (10)
Itulah korban bakaran Sabat pada tiap-tiap Sabat, di samping korban
bakaran yang tetap dan korban curahannya.
Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan berkenaan dengan ibadah /
kebaktian pada hari Sabat.
John Murray: The weekly sabbath is based upon the divine example; the
divine mode of procedure in creation determines one of the basic cycles by
which human life here on earth is regulated, namely, the weekly cycle;
this sequence of six days of labour and one of rest have applied to Adam
in the state of innocence ... (= Sabat mingguan didasarkan pada teladan
ilahi; cara / prosedur ilahi dalam penciptaan menentukan satu dari
siklus dasar oleh mana kehidupan manusia di bumi diatur, yaitu, siklus
mingguan; urutan enam hari kerja dan satu hari istirahat ini telah
diterapkan kepada Adam dalam keadaan tidak berdosa) - Principles of
Conduct, hal 34.
John Murray: Even in innocence man would have required time for
specific worship. ... Unfallen man would need to suspend his weekly
labours in order to refresh himself with the exercises of concentrated
worship (= Bahkan dalam ketidak-berdosaan manusia membutuhkan
waktu tertentu untuk ibadah / kebaktian. ... Manusia yang belum jatuh
ke dalam dosa butuh untuk menghentikan pekerjaan-pekerjaan
mingguannya untuk menyegarkan dirinya sendiri dan pelaksanaan dari
ibadah yang terkonsentrasi) - Principles of Conduct, hal 34.
Calvin (tentang Kel 20:8): Surely God has no delight in idleness and
sloth, and therefore there was no importance in the simple cessation of the
labours of their hands and feet; nay, it would have been childish
superstition to rest with no other view than to occupy their repose in the
service of God. ... they were only called away from their own works, that,
as if dead to themselves and to the world, they might wholly devote
themselves to God. ... we must see what is the sum of this sanctification,
viz., the death of the flesh, when men deny themselves and renounce their
earthly nature, so that they may be ruled and guided by the Spirit of God
(= Jelas bahwa Allah tidak menyenangi kemalasan, dan karena itu tidak
ada kepentingan dalam sekedar penghentian dari pekerjaan dari
Calvin (tentang Kel 20:8): the legitimate use of the Sabbath must be
supposed to be self-renunciation, since he is in fact accounted to cease
from his works who is not led by his own will nor indulges his own wishes,
but who suffers himself to be directed by the Spirit of God (=
penggunaan yang sah dari Sabat harus dianggap sebagai penyangkalan
diri sendiri, karena ia yang dianggap berhenti dari pekerjaanpekerjaannya sebetulnya adalah ia yang tidak dibimbing oleh
kehendaknya sendiri maupun menuruti pemuasan keinginannya
sendiri, tetapi ia yang membiarkan dirinya diarahkan oleh Roh Allah) hal 436.
Jamieson, Fausset & Brown: the physical rest, though necessarily made
prominent in the prohibitory form of the enactment ... did not certainly
comprehend the whole or the chief object of the institution. Such
abstinence from any manner of work would not be equivalent to keeping
holy the Sabbath day. It is a part - an important, but not the principal, end
of it, which was to afford an opportunity of worshipping God [= istirahat
fisik, sekalipun perlu ditonjolkan dalam bentuk larangan dari undangundang ... jelas tidak meliputi seluruh hukum ataupun merupakan
Bdk. Maz 92:1-5 - (1) Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (2) Adalah
baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk
menyanyikan mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi, (3) untuk
memberitakan kasih setiaMu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu
malam, (4) dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus,
dengan iringan kecapi. (5) Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya
TUHAN, dengan pekerjaanMu, karena perbuatan tanganMu aku akan
bersorak-sorai.
Catatan: memang ayat 1 (yang saya garis-bawahi), sebetulnya bukan
termasuk dalam Kitab Suci. Kalau saudara menggunakan Kitab Suci bahasa
Inggris maka bagian ini diletakkan di atas sebagai judul, dan ay 2 dalam
Kitab Suci Indonesia merupakan ay 1 dalam Kitab Suci bahasa Inggris. Ay 1
dalam Kitab Suci Indonesia ini merupakan sesuatu yang ditambahkan
kepada mazmur ini, dan seringkali bisa membuat kita lebih mengerti latar
belakang mazmur tersebut. Tetapi bagian seperti ini tidak selalu benar. Kalau
ay 1 dalam Kitab Suci Indonesia ini benar, maka kontext dari bagian ini
adalah nyanyian untuk hari Sabat.
Matthew Henry (tentang Maz 92): This psalm was appointed to be sung,
at least it usually was sung, in the house of the sanctuary on the sabbath
day (= Mazmur ini ditetapkan untuk dinyanyikan, setidaknya itu
biasanya dinyanyikan, dalam tempat kudus pada hari Sabat).
Matthew Henry (tentang Maz 92): The sabbath day must be a day, not
only of holy rest, but of holy work, and the rest is in order to the work (=
Hari Sabat haruslah menjadi suatu hari, bukan hanya dari istirahat
yang kudus, tetapi pekerjaan yang kudus, dan istirahat itu tujuannya
untuk pekerjaan itu).
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Maz 92): this psalm is for the holy
convocation on the Sabbath (Lev. 23:3). On it the Church is to rest
from her own works, and to triumph in the Lords work (Ps. 92:4) in
saving her and destroying her foes [= mazmur ini adalah untuk
pertemuan kudus pada hari Sabat (Im 23:3). Pada hari itu Gereja
harus beristirahat dari pekerjaan-pekerjaannya sendiri, dan
bersukacita dalam pekerjaan Tuhan (Maz 92:4) dalam
menyelamatkannya dan menghancurkan musuh-musuhnya].
b) Kalau ada orang yang pada hari Sabat hanya beristirahat tetapi tidak
berbakti, maka ada juga yang sebaliknya. Mereka berbakti, tetapi lalu
bekerja lagi setelah kebaktian itu selesai. Atau, mereka bekerja dulu, dan lalu
pada sore hari baru berbakti kepada Tuhan / ke gereja. Ini tetap salah,
karena seluruh hari Sabat itu harus untuk Tuhan.
c) Sebetulnya, pergi ke gereja pada hari Sabat itu bukan hanya merupakan
kewajiban kita, tetapi juga kebutuhan kita.
Seseorang mengatakan: After looking at the earth for six days we need the
Lords day to look up (= Setelah melihat pada bumi / dunia selama 6
hari, kita membutuhkan hari Tuhan untuk melihat ke atas).
d) Kita harus berbakti kepada Tuhan di gereja (Im 19:30 26:2 Luk 4:16).
Im 19:30 - Kamu harus memelihara hari-hari
menghormati tempat kudusKu; Akulah TUHAN.
sabatKu
dan
SabatKu
dan
Dari 2 ayat dalam kitab Imamat di atas bisa terlihat dengan jelas bahwa
pemeliharaan hari Sabat dihubungkan dengan tindakan menghormati
tempat kudus Allah. Jadi, jelas bahwa pada hari Sabat kita memang harus
berbakti kepada Tuhan.
Jadi, berbakti kepada Tuhan, bukanlah sekedar merupakan anjuran, tetapi
merupakan suatu keharusan. Jadi, kalau kita tidak melakukannya, kita
berdosa.
1. Kita tidak boleh berbakti di rumah sendiri (kecuali kalau rumah saudara
memang dijadikan gereja).
Ada orang-orang yang berbakti kepada Tuhan di rumahnya sendiri
(membaca Kitab Suci sendiri, berdoa sendiri, menyanyi sendiri, dsb).
Dengan adanya Mimbar agama Kristen di TV pada hari Sabat, hal ini
bisa dilakukan oleh makin banyak orang.
Tetapi ini bukan cara berbakti yang benar, dan ini terlihat dari:
pada jaman Israel ada di padang gurun, tentu saja Kemah Sucinya
berpindah-pindah sesuai dengan keberadaan mereka.
pada jaman Eli dan Samuel, Kemah Suci ada di Silo (1Sam
1:3,9,24 1Sam 2:14 1Sam 3:21 1Sam 4:3).
Tetapi pada jaman Perjanjian Baru, tidak ada tempat yang ditetapkan.
Yoh 4:20-24 - (20) Nenek moyang kami menyembah di atas
gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat
orang menyembah. (21) Kata Yesus kepadanya: Percayalah
kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan
menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di
Yerusalem. (22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal,
kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan
datang dari bangsa Yahudi. (23) Tetapi saatnya akan datang dan
sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan
menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa
menghendaki penyembah-penyembah demikian. (24) Allah itu
Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya
dalam roh dan kebenaran..
Kata-kata menyembah dalam roh di sini dikontraskan dengan katakata menyembah secara lahiriah. Contoh penyembahan yang
lahiriah adalah penekanan tempat tertentu untuk ibadah, doa dsb
(dalam kontex ini jelas inilah yang dimaksud. Bdk. ay 21). Dari sini
jelas bahwa:
3. Dalam berbakti kepada Tuhan kita harus memilih gereja yang benar,
karena kalau tidak, itu bukan berbakti kepada Tuhan.
Jadi, kita harus memilih gereja yang benar, yaitu gereja yang betul-betul
percaya, tunduk dan mengajarkan Firman Tuhan, sebagai tempat kita
berbakti.
a. Pandangan bahwa suatu gereja baru bisa disebut gereja kalau gereja
itu sempurna dan tidak ada cacat celanya. Tidak ada gereja seperti itu
di dunia.
Perlu diingat bahwa kalau kita berbakti di gereja yang sesat, maka:
Jadi, kalau saudara sadar bahwa gereja saudara adalah gereja yang sesat,
maka saudara harus meninggalkan gereja itu, dan pindah ke gereja yang
benar. Kalau saudara segan untuk meninggalkan gereja saudara, padahal
saudara tahu bahwa gereja saudara itu sesat, apapun alasannya, maka
saudara perlu merenungkan pertanyaan ini secara serius: Apakah aku
mengikut Kristus, atau mengikut gerejaku?.
Adam Clarke (tentang Luk 4:16): Our Lord regularly attended the
public worship of God in the synagogues; for there the Scriptures were
read: other parts of the worship were very corrupt; but it was the best at
that time to be found in the land. To worship God publicly is the duty of
every man, and no man can be guiltless who neglects it. If a person
cannot get such public worship as he likes, let him frequent such as he
can get. Better to attend the most indifferent than to stay at home,
especially on the Lords day. The place and the time are set apart for
the worship of the true God: if others do not conduct themselves well in
it, that is not your fault, and need not be any hindrance to you. You
come to worship God - do not forget your errand - and God will supply
the lack in the service by the teachings of his Spirit (= Tuhan kita
secara teratur menghadiri kebaktian umum Allah di sinagogsinagog; karena di sana Kitab Suci dibacakan: bagian-bagian lain
dari kebaktian itu sangat buruk / rusak; tetapi itu adalah yang
terbaik pada saat itu yang bisa ditemukan di negara itu. Menyembah
Allah berbakti kepada Allah secara umum merupakan kewajiban
dari setiap orang, dan tidak ada orang bisa tidak bersalah kalau ia
Barnes Notes (tentang Luk 4:16): From this it appears that the
Saviour regularly attended the service of the synagogue. In that service
the Scriptures of the Old Testament were read, prayers were offered,
and the Word of God was explained. ... There was great corruption in
doctrine and practice at that time, but Christ did not on that account
keep away from the place of public worship. From this we may learn:
1. That it is our duty regularly to attend public worship. 2. That it is
better to attend a place of worship which is not entirely pure, or where
just such doctrines are not delivered as we would wish, than not attend
at all. ... At the same time, this remark should not be construed as
enjoining it as our duty to attend a place where the true God is not
worshipped, or where he is worshipped by pagan rites and pagan
prayers. If, therefore, the Unitarian does not worship the true God, and
if the Roman Catholic worships God in a manner forbidden, and offers
homage to the creatures of God also, thus being guilty of idolatry, it
cannot be a duty of a man to attend on such a place of worship (=
Dari sini kelihatan bahwa sang Juruselamat secara teratur
menghadiri kebaktian di sinagog. Dalam kebaktian itu Kitab Suci
Perjanjian Lama dibacakan, doa dinaikkan, dan Firman Allah
dijelaskan. ... Di sana ada keburukan / kerusakan yang besar dalam
doktrin dan praktek pada jaman itu, tetapi hal itu tidak
menyebabkan Kristus menjauhi tempat ibadah itu. Dari sini bisa
kita pelajari: 1. Bahwa merupakan kewajiban kita untuk secara
teratur menghadiri kebaktian umum. 2. Bahwa lebih baik untuk
menghadiri suatu tempat ibadah / kebaktian yang tidak sepenuhnya
murni, atau dimana ajaran-ajaran tidak diberikan seperti yang kita
inginkan, dari pada tidak menghadiri kebaktian sama sekali. ... Pada
Jadi, memang lebih baik berbakti di gereja yang jelek (bukan yang sesat)
dari pada tidak berbakti sama sekali. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita
boleh berbakti di gereja yang betul-betul sesat, seperti Saksi Yehuwa,
Mormon, dan menurut Barnes, Gereja Roma Katolik.
e) Satu hal lain yang perlu disadari adalah bahwa membolos dari kebaktian
Sabat, bukan hanya merupakan suatu dosa, tetapi juga merupakan suatu
tindakan yang sangat kurang ajar kepada Tuhan.
Illustrasi: Ada seorang melihat seorang pengemis. Ia kasihan dan ingin
memberinya uang. Dalam kantongnya ada 7 keping uang, dan ia lalu
memberikan 6 keping kepada pengemis itu, dan menyisakan 1 keping untuk
dirinya sendiri. Tetapi pengemis itu, yang melihat bahwa orang itu
menyisakan satu keping untuk dirinya sendiri, lalu menyambar sisa yang 1
keping itu, dan lari. Ini betul-betul menunjukkan orang yang kurang ajar
bukan? Tetapi itu coba bandingkan dengan analoginya: Allah mempunyai 7
hari, dan ia memberikan 6 hari bagi kita untuk bekerja, belajar, mengurus
urusan-urusan kita dsb. Ia hanya menyisakan satu hari bagi diriNya sendiri,
yaitu hari Sabat. Tetapi kita sering lalu menyambar hari yang satu itu dari
tangan Allah, dan tetap menggunakannya untuk diri kita sendiri! Apa
bedanya orang yang membolos dari kebaktian dengan pengemis yang kurang
ajar tadi?
f) Alasan yang tidak sah dan yang sah untuk tidak berbakti pada hari Sabat.
1.
ada tamu.
kerja bakti.
bekerja / lembur.
belajar.
2.
-AMIN-