Anda di halaman 1dari 40

Yesus datang sebagai Penyelamat, dan terutama Ia hendak menyelamatkan umat Israel.

Kepada mereka Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah, dan mereka mengerti. Allah akan
meraja atas bangsa mereka sama seperti atas hidup mereka. Yesus mengakui keinginan-
keinginan mereka dan mengarahkan mereka ke suatu misi yang lebih luas: bagi mereka itulah
kabar baik.
Tetapi, setelah beberapa tahun kemudian, dengan mulainya misi ke daerah-daerah
Romawi, Injil juga harus diwartakan sebagai kabar baik untuk orang-orang Yunani dari
Kekaisaran Romawi yang mendengar para rasul. Mereka tidak mengambil bagian dalam
keinginan orang Yahudi untuk kemerdekaan karena dilindungi oleh struktur-struktur sosial
yang begitu kuat dan tidak ada seorang pun yang mempertanyakannya. Untuk menguasai
bangsa-bangsa taklukan, Kekaisaran Romawi menghapus kebanggaan diri dan ambisi baik
bangsa kecil maupun besar, dan dengan demikian dialami suatu kekosongan di mana
sentimen religius akan bertumbuh. Orang-orang ini memperhatikan semua yang berhubungan
dengan “pribadi manusia” dan mereka mencari suatu jalan keluar dari nasibnya berhadapan
dengan banyak ajaran dan agama. Kristus harus diwartakan kepada mereka sebagai orang
yang dapat menyelesaikan kontradiksi-kontradiksi dan Dialah yang memberikan mereka
hidup yang benar.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, ibukota kekaisaran, Paulus memberi jawaban
atas hal-hal yang selalu dipikirkan oleh orang Yunani tanpa mengabaikan orang-orang
Yahudi. Sesungguhnya, cukup banyak orang Yahudi di dalam komunitas di Roma (begitu
pula di dalam komunitas-komunitas lain di seluruh Kekaisaran Romawi). Bagi mereka yang
percaya akan Kristus, kesulitan mereka adalah bagaimana menempatkan diri terhadap Tuhan
setelah mayoritas umat Yahudi menolak Kristus. Sampai saat itu, mereka mengambil bagian
dalam harapan-harapan umat Israel, serta berpikir bahwa seluruh Israel akan melihat
kedatangan Tuhan Penyelamat, tetapi kenyataannya mereka hanya minoritas di pinggir
sejarah keselamatan yang panjang.
Surat kepada jemaat di Roma sebagian besar memberi keterangan tentang panggilan
Kristen. Surat itu tampaknya sulit bagi kita dan itulah kenyataannya. Di dalamnya kita akan
menemukan pembicaraan dan penggunaan ayat-ayat yang sering kali membingungkan kita
sebab Paulus menjelaskannya sama seperti sekolah-sekolah rabi di Yerusalem. Paulus tidak
memulai penjelasannya dengan suatu ajaran atau teologi, tetapi selalu kembali pada
pengalamannya sendiri. Pertemuan dengan Kristus yang telah bangkit, panggilan Paulus yang
menjadikan dia pelayan Injil, pengalaman panjang sebagai seorang rasul, karunia-karunia
Roh yang bekerja di dalam dirinya, persatuan yang langgeng dengan Yesus, Tuhan, adalah
dasar visi imannya.
Paulus berbicara tentang keselamatan Allah seolah-olah melupakan situasi panas di
Palestina di mana nasionalisme Yahudi bertentangan dengan kekaisaran Romawi dan di
mana harapan religius dipolitisasikan. Keselamatan Allah adalah keselamatan seluruh umat
manusia tetapi terjadi di dalam hati manusia; semuanya tergantung pada jawaban kita kepada
panggilan Allah; apakah kita berani percaya kepada-Nya?
Paulus, ditandai oleh pengalamannya sendiri, menjelaskan awal iman kepercayaan
sebagai perubahan yang sangat dramatis. Manusia itu diperbudak oleh dosa (kita harus
mengerti apa artinya dosa bagi Paulus). Tuhan tidak menunggu jawaban lain kecuali iman,
dan inilah yang akan membebaskan kita.
Keselamatan ini adalah yang diumumkan oleh Alkitab, tetapi bukan sebagai perbaikan
atau reformasi agama Yahudi saja. Oleh karena pembaptisan kita dimasukkan ke dalam suatu
dunia yang penuh misteri, yaitu dunia Kristus yang telah bangkit: kita sudah ada “di dalam
Kristus” dan kita hidup menurut Roh-Nya. Karunia Roh membuka zaman baru di mana
semuanya dilakukan karena hukum cinta kasih bagi mereka yang telah menjadi anak Allah.
Kemudian Paulus kembali pada masalah umat Yahudi: bagaimana dapat memahami sejarah
Israel yang baginya Allah menjanjikan seorang penyelamat yang sama sekali tidak mereka
kenal.
Paulus mengirim surat ini, kemungkinan besar dari Korintus pada tahun 57 atau 58.
Sampai saat itu, ia hanya menulis surat kepada umat-umat yang ia kenal secara pribadi dan
yang masalah-masalahnya diketahuinya dengan baik. Untuk kali ini, ia memberikan
keterangan sistematis tentang iman, tentang keselamatan dan tentang kehidupan Kristen.
Namun, pada bagian kedua, ia juga memperhatikan masalah-masalah konkret. Di Roma,
sebagaimana di bagian lain dalam kekaisaran Romawi, tidak mudah bagi umat Yahudi dan
orang kafir yang baru dipertobatkan untuk berkumpul. Paulus mengetahui hal ini dan ia
menjelaskan kepada mereka apa yang menurut mereka terlalu sulit untuk dilaksanakan:
bagaimana menerima perbedaan antara kelompok.
Bagi banyak pembaca surat ini, mereka mengalami kesulitan. Sebagian terjadi karena
Paulus menggunakan ayat-ayat Alkitab sama seperti para rabi pada masanya untuk membela
argumentasi-argumentasinya. Dan kita tidak melihat dengan jelas maksud ayat-ayat tersebut
atau apa yang ingin dibuktikannya. Kita akan berusaha untuk menerangkan ayat-ayat
tersebut. Surat ini juga mungkin membingungkan mereka yang tidak terbiasa melihat iman
dan kehidupan Kristen sebagai akibat dari suatu pertobatan di mana seorang telah
menemukan secara dramatis pengampunan dan cinta kasih Allah.

Surat kepada umat di Roma di dalam Gereja


Tidak mungkin dapat berbicara tentang surat kepada umat di Roma tanpa berbicara
tentang pentingnya surat itu di dalam Gereja Protestan. Menurut banyak orang, surat itulah
kunci untuk dapat menafsirkan seluruh Alkitab.
Adalah suatu fakta bahwa Luther memperdalam proses Reformasi dengan menggunakan
surat ini. Dia bukan keliru dalam melihat di dalamnya suatu kritik terhadap Gereja yang
sudah mantap dan kadang-kadang duniawi di mana sering kali iman itu merosot dan menjadi
perbuatan-perbuatan yang tidak ada hubungan dengan iman yang betul-betul menyelamatkan.
Umat Kristen pada abad pertengahan telah menjadi sama seperti umat Israel. Mereka telah
menjadi Kristen oleh kelahiran; mereka percaya, sama seperti dalam kebudayaan lain, bahwa
mereka akan diselamatkan oleh upacara-upacara keagamaan dan perbuatan-perbuatan baik,
inilah yang akan membawa mereka masuk surga. Maka, adalah suatu perkara besar pada
waktu itu, untuk memperingatkan orang-orang Kristen ini bahwa iman adalah jiwa setiap
pertobatan, dan pertobatan ini hanyalah jawaban atas panggilan gratis dari Tuhan. Di dalam
surat ini hanya ada Kristus, Penyelamat dan itu sudah cukup untuk melihat seluruh sistem
religius yang dihancurkan oleh tradisi-tradisi dan berbagai devosi. Tentu saja ada iman, tetapi
di dalam Gereja, umat hanya mendengar tentang khotbah-khotbah moral. Sabda Tuhan
diwartakan kepada semua yang telah dibaptis, yang sampai pada saat itu sudah terbiasa
percaya kepada “pemimpin Gereja”. Sebenarnya, Reformasi adalah suatu kritikan hebat pada
Gereja yang lebih menunjukkan perhatiannya kepada diri sendiri daripada kepada Tuhan.
Gereja itu berpegang pada suatu sistem politik, sistem doktrin atau sistem yang menindas
serta menutup pemandangan yang luas.
Tetapi mereka tidak memperhatikan bahwa surat ini didasarkan atas seluruh pengalaman
Paulus baik sebagai orang Yahudi maupun sebagai orang Farisi, dan kemudian sebagai rasul
yang langsung dipanggil oleh Kristus. Inilah titik tolaknya dalam berbicara tentang dosa dan
pembenaran, tentang panggilan Allah dan keselamatan oleh iman. Sama seperti orang-orang
lain pada zamannya, Luther mencari jawaban atas masalah-masalah yang mereka alami dan
terlebih atas kecemasan-kecemasan mereka. Mereka memperluas perspektif tentang dosa dan
hukuman kekal; mereka adalah korban dari satu aliran filsafat (nominalisme) di mana tidak
ada yang baik atau jahat dalam dirinya sendiri, kecuali kalau Allah mengatakannya. Oleh
karena itu, semua yang dikatakan oleh Paulus tentang takdir Allah untuk umat Yahudi,
mereka tafsirkan sebagai takdir pribadi ke surga atau ke neraka.
Ketika Paulus berbicara tentang pembenaran – satu kata yang pada saat itu artinya luas
dan tidak pasti, maka yang ia maksudkan ialah bahwa Allah mengadakan kembali dalam diri
kita suatu keteraturan yang benar; tetapi mereka mengerti bahwa jika kita percaya, Allah
akan menerima kita biarpun tidak ada yang berubah dalam diri kita. Perspektif yang luas
tentang umat manusia dan sejarahnya sebagai medan pertempuran antara dosa dan rahmat,
disederhanakan menjadi persoalan pribadi: Benarkah aku bebas? Aku budak dosa atau budak
rahmat? Dengan mengambil secara harafiah perbandingan-perbandingan dan gambaran-
gambaran Paulus, telah dikembangkan ajaran tentang dosa asal di mana kita semua
membayar sekarang dan untuk selama-lamanya, dosa nenek moyang kita yang pertama.
Banyak generasi orang Protestan dan orang Katolik dipengaruhi oleh konflik ini:
keselamatan oleh iman saja, atau oleh iman dan perbuatan, atau oleh iman, perbuatan dan
sakramen? Cinta kasih Allah Bapa dan Kristus Penyelamat dikesampingkan oleh suatu obsesi
tentang keselamatan: bagaimana aku dapat lolos dari tempat sempit ini di mana Allah
menempatkan aku? Suatu pandangan tentang Tuhan yang adil, keputusan-keputusan yang tak
dapat diubah, Allah yang menghukum orang-orang ke neraka mengakibatkan trauma pada
orang-orang Barat. Pandangan ini pulalah yang di kemudian hari melahirkan suatu revolusi,
yakni suatu ateisme militan semangat berjuang.
Adalah berguna untuk memikirkan tentang sejarah dan penyebab-penyebabnya. Mereka
yang telah menggunakan Paulus sebagai latar belakang, terutama dalam suratnya kepada
umat di Roma, akan melihat bahwa bagi Paulus, Bapa Yesus adalah Bapa yang sangat
mengasihi anak-anak-Nya. Hampir sama dengan pemikiran Santo Yohanes, Paulus sering
kali membuat refleksi tentang pengalaman pribadinya terutama persatuan dengan Allah
Tritunggal.
Dalam membaca surat ini, kita juga dapat mengalami apa yang dilihat oleh Agustinus dan
Luther: suatu penglihatan tentang misteri umat manusia yang diselamatkan oleh Kristus.
Mungkin saja karena mengabaikan misteri ini sebagaimana diterangkan di dalam surat ini,
orang-orang Katolik menjadi terlalu mementingkan sakramen-sakramen dan praktek-praktek
lain dan melupakan misi terpenting kepada dunia.

• 1.1 “Paulus dipilih untuk mewartakan Kabar Baik.” Tiga kali Paulus berbicara tentang Injil di dalam
pasal ini. Pada masanya, kata ‘Injil’ yang berarti Kabar Baik, menampilkan makna ‘kemenang-an’. Paulus
menghadirkan dirinya sebagai orang yang mengumumkan pesan pembebasan untuk seluruh umat manusia.
Apakah isi dari Injil Paulus? Secara singkat: Putra Allah telah datang ke dalam dunia dan setelah
menghayati keseharian kita sebagai manusia, Ia oleh kebangkitan-Nya telah memperoleh kemuliaan yang
diperuntukkan bagi-Nya.
“Diakui sebagai Putra Allah” (ay. 4). Bisa diterjemahkan juga: diundangkan atau ditetapkan sebagai
Putra Allah. Ini tidak berarti bahwa Yesus bukan Putra Allah sebelum kebangkitan-Nya tetapi karena Ia
telah menjadi manusia sama seperti kita sehingga keadaan-Nya sebagai Putra Allah tidak kelihatan. Pada
hari kebangkitan-Nya, Roh Allah “memasuki kodrat manusiawi-Nya”: sejak saat itu Ia berada dan aktif di
dalam sejarah kita sebagai Putra Allah.
Biasanya, Paulus menggunakan kata “Allah” untuk Allah Bapa, sumber Ada ilahi yang dari pada-Nya
berasal semua prakarsa demi keselamatan. Allah Bapa menyampaikan hidup-Nya kepada Putra. Putra pada
gilirannya mencerminkan kembali hidup ini kepada Bapa sehingga keduanya menghasilkan Roh Kudus.
Seluruh panggilan Kristiani berakar dalam hidup Allah ini, dan inilah alasan mengapa Paulus selalu
berbicara tentang ketiga pribadi ilahi ini.
“Karena Dia aku telah dipilih oleh rahmat sebagai rasul” (ay. 1). Kedua belas rasul itu dipilih oleh Yesus
dan dikuatkan di dalam misinya oleh Roh Kudus pada hari Pentekosta. Di sini Paulus mengingatkan kita
bahwa ia sendiri dijadikan rasul oleh Yesus sendiri yang bertemu dengan dia di jalan ke Damaskus.
“Kita akan menguatkan satu sama lain dengan membagi dalam iman yang sama” (ay. 12). Seorang rasul,
sebagaimana seorang beriman, perlu membagi kekhawatirannya, harapannya dan imannya. Gereja adalah
suatu persekutuan dan untuk mengembangkan kehidupan Kristiani, kita harus memperbanyak pertemuan-
pertemuan di mana kita dapat menjalin persatuan antara satu sama lain.

• 16. “Aku tidak malu...”(ay. 16). Dia yang diwartakan oleh Paulus sebagai Penyelamat adalah seorang
Yahudi yang disalibkan, seorang tukang kayu yang tidak terkenal. Banyak kali mereka menertawakan
Paulus ketika ia berbicara tentang orang ini yang sudah mati tetapi telah bangkit untuk menjadi Hakim
umat manusia!
“Inilah kuasa Allah...”(ay. 16). Mukjizat-mukjizat yang menyertai pewartaan Injil adalah tanda
perbuatan-perbuatan Allah yang berkuasa mengubah umat manusia dan sejarah di mana saja Injil di-
wartakan dan memberi inspirasi bagi mereka yang mendengarkannya.
“Lurus hati. Benar… kebenaran…” (ay. 17). Kata ‘keadilan’ juga digunakan Paulus untuk mengatakan
‘kebenaran’. Dan ketika ia berbicara tentang keadilan Allah, biasanya ia tidak bermaksud bahwa Allah itu
adil, melainkan bahwa keadilan-Nya menunjukkan suatu campur tangan Allah untuk menjaga keteraturan
di dunia ini. Atas cara tertentu, keadilan Allah menyirat pengertian bahwa manusia juga harus adil, yaitu
benar lurus hati di hadapan-Nya. Seorang yang adil adalah sama seperti seorang kudus atau dengan kata
lain, ia harus menjadi sebagaimana ia seharusnya di hadapan Allah.
Harus dipahami bahwa kata “keadilan dan adil” memiliki arti yang luas dalam perbendaharaan kata-kata
Kristiani dan di sini artinya semua yang baik: menjadi adil berarti suatu hidup sebagaimana Allah
menghendaki-Nya.
Paulus juga berbicara tentang aspek dalam dari perbuatan Allah ini: Allah membentuk kita. Oleh karena
itu, kadang-kadang kita harus menerjemahkan “Allah membenarkan kita” dengan “Allah menjadikan kita
orang kudus dan adil, atau Allah mengaruniai kita dengan kebenaran sejati.”
Orang-orang Yahudi, sama seperti kebanyakan umat lainnya, berpikir bahwa manusia menjadi benar oleh
karena perbuatannya sendiri. Jawaban Paulus ialah bahwa kebenaran yang Allah inginkan adalah sesuatu
yang lebih besar dan sesuatu yang melebihi usaha manusia. Kita menjadi orang benar dan sahabat Allah
ketika Dia mengizinkan kita mendekati-Nya setelah kita dijadikan kudus oleh rahmat-Nya.
Rasul-rasul mewartakan Injil kepada dua kelompok orang:
– Orang Yahudi, yang dipersiapkan Allah untuk menerima Penyelamat.
– Orang Yunani (atau umat yang berbicara bahasa Yunani). Bagi orang Yahudi, semua orang di bawah
penjajahan Kekaisaran Romawi adalah orang-orang Yunani. Orang-orang ini tidak mengetahui sabda Allah
dan mereka juga tidak menaruh harapan pada-Nya.
Paulus menerangkan bahwa semua orang memerlukan pewartaan Injil, karena dunia ini hidup di dalam
dosa, dan kita semua dengan kadar yang berbeda bertanggung jawab atas kejahatan yang ada sekarang,
maka kita harus percaya pada Injil jika kita ingin diselamatkan.

• 18. Dalam pasal-pasal ini, Paulus berbicara tentang dunia kafir orang Yunani, yang mencakup juga
sebagian besar umat manusia yang belum menerima sabda Allah. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Allah
itu tidak ada dalam hati nurani mereka, sebab selama berabad-abad peradaban dan pencarian religius,
mereka telah berusaha mengenal Allah dan kebenaran-Nya. Tetapi Paulus menunjukkan kegagalan usaha
manusia seperti itu; kebodohan dan hidup tak bermoral lebih kentara di kalangan bangsa-bangsa di mana
Allah belum berbicara sebagaimana telah dilakukan-Nya terhadap bangsa Yahudi.
“Mereka mengenal Allah tetapi tidak memuliakan Dia sebagaimana seharusnya…” (ay. 21). Kita harus
membandingkan ayat ini dengan satu ayat terkenal di dalam Kebijaksanaan 13, dan dengan ceramah Paulus
di dalam Kisah Para Rasul 17:27-29. Di dalam ayat-ayat tersebut, Alkitab menerangkan dengan jelas
bahwa setiap orang bisa mengenal Allah. Barang siapa memandang dunia dan merenungkan tentang
kehidupan akan dengan mudah mendapat tanda-tanda kehadiran Allah. Tetapi ketika seorang hidup di
dalam dosa, kebenaran itu didiamkan. Biasanya orang-orang tidak menolak Allah secara terang-terangan;
mereka hanya tidak memberi perhatian kepada-Nya.
Iman itu bukanlah suatu pilihan atau suatu kemewahan, seolah-olah kita dapat hidup tanpa iman. Tentu
saja, kebanyakan orang di bumi ini hidup tanpa iman dan kelihatannya mereka hidup enak. Tetapi jika kita
menghapus semua yang datang dari iman dalam budaya dan kehidupan kita, dunia ini akan mati karena
kekurangan harapan, sebagaimana terjadi di negara-negara dan ideologi-ideologi yang menolaknya. Inilah
alasan mengapa, dalam pewartaan Injil, kita membebaskan orang-orang yang betul memerlukan Injil,
walaupun mereka sendiri merasa berkecukupan.
Begitu pula pada zaman kontemporer ini, kita tidak usah terkejut bahwa di dalam negara-negara maju,
homoseksualitas diterima oleh beberapa “orang Kristen”. Inilah suatu akibat dari pemujaan berhala dalam
suatu masyarakat yang konsumeristik. Di sana diakui secara terang-terangan bahwa mereka yang beruang
dan berkesehatan baik dapat memenuhi setiap keinginannya dan mereguk kenikmatan sepuas-puasnya
dalam hidup ini. Orang-orang semacam ini menggantikan Allah dengan makhluk ciptaan. Walaupun
mereka berbicara tentang Allah, mereka mengabaikan kemuliaan-Nya dan kegelapan memenuhi akal
mereka. Mereka bersenda gurau dan mengklaim bahwa mereka berbahagia, tetapi mereka adalah manusia
bernafsu daging yang sedang menuju pada maut.
“Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan.” Paulus menekankan fakta tentang
hubungan homoseksual. Di dalam dunia orang Yunani, hubungan seksual khususnya antara dua orang pria,
adalah sesuatu yang diterima bahkan dipuji oleh filsuf-filsuf besar: menurut Paulus sikap seperti itu
bukanlah tanda roh yang bebas dan terbuka, melainkan sesuatu yang datang dari ketidaktahuan mereka
akan Allah.
Kutukan ini yang hanya mengulangi apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama (Im 20:13) membuat
kejutan bagi orang-orang Kristiani di negara-negara di mana sebetulnya agama mereka adalah liberalisme.
Liberalisme seksual, khusunya dalam menerima hubungan seperti itu, berakar dari suatu pemujaan berhala
yang khusus bagi masyarakat liberal, yang telah menjadi masyarakat konsumeristik. Di sana, bagi mereka
yang mempunyai uang dan dalam keadaan sehat, cita-cita mereka adalah memuaskan setiap keinginan dan
memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari hidup ini. Begitu Allah digantikan oleh makhluk
ciptaan, binatang atau barang-barang yang diproduksi, maka seorang dapat menaruh dalam mulut Tuhan
apa pun juga, sebab Kemuliaan-Nya tidak diketahui dan kegelapan menutupi pikiran mereka.
Memang, hubungan homoseksual adalah suatu bentuk pemujaan berhala, yaitu pemujaan tubuh-
nya sendiri. Ini tidak berarti bahwa kita mengutuk mereka yang mempunyai kecenderungan ke hubungan
homoseksual, baik karena kodratnya, atau, yang sering kali, karena kebudayaan yang keliru.

• 2.1 Kamu tidak mempunyai alasan, siapa pun kamu…” Paulus berbicara kepada orang-orang Yahudi,
yang menantikan penghakiman Allah atas dunia ini dan mereka yakin bahwa mereka akan selamat, sebab
mereka memiliki agama yang benar. Demikianlah, Paulus mengingatkan mereka tentang satu hal yang
semua kita tahu: makin luas pengetahuan agama kita, makin banyak alasan yang dapat kita gunakan untuk
membenarkan kesalahan-kesalahan kita.
“Allah akan mengaruniakan kemuliaan…” (ay. 10). Paulus baru saja mengutuk ketidakadilan dan kesa-
lahan dunia kafir. Tetapi ia sekarang mengakui bahwa meskipun banyak orang tidak menerima pendidikan
agama, mereka toh menghayati hidup yang benar. Pada pasal berikut, Paulus menegaskan hal-hal ini:
– Allah akan menghakimi setiap orang menurut terang-Nya, dan hati nurani kita akan menyetujui
penghakiman Allah ini;
– Allah juga memiliki putra-putri di antara mereka yang tidak percaya: Ia akan menghakimi mereka sama
seperti Ia menghakimi kita, menurut jalan yang diberikan-Nya kepada mereka.
Di berbagai kesempatan, Paulus mempertentangkan ‘huruf’ dengan ‘roh’ (27-29). Huruf berarti perintah-
perintah tertulis yang dilaksanakan oleh orang-orang Yahudi tetapi sesuatu yang tidak menjadi bagian dari
diri mereka, melainkan sesuatu yang berada di luar diri mereka; tujuan dari perintah-perintah ini adalah
membawa mereka kepada pertobatan hati: inilah ‘roh’ yang dikehendaki Allah. Ada dua kelompok kata
yang berlawanan dalam surat Paulus: di satu pihak, kata-kata seperti daging, perjanjian lama, perintah-
perintah, Hukum, huruf… dan di pihak lain, Roh, roh, perjanjian baru, janji…

• 3.1 Kita baru saja menunjukkan bahwa semua orang dikuasai oleh dosa (ay. 9). Inilah kalimat
terpenting di dalam pasal ini. Orang-orang Yahudi, sama seperti orang lain, harus menggantungkan
hidupnya pada iman, dan harus bertobat. Tetapi inilah sesuatu yang bagi mereka sulit dimengerti, sebab
sejak dahulu mereka telah percaya. Mereka yakin bahwa mereka itu baik dan orang-orang yang betul
beriman, sebab mereka telah mendapat pengajaran tentang iman. Mereka percaya akan diselamatkan hanya
karena telah ditandai dengan sunat dalam tubuh mereka.
“Apakah keuntungan menjadi seorang Yahudi?” (ay.1). Pertanyaan ini kemungkinan berasal dari orang-
orang Yahudi setelah mereka mendengar tentang keselamatan yang diberikan kepada orang-orang yang
tidak mengenal Hukum, yakni agama yang diajarkan oleh Tuhan sendiri. Hal yang sama ditanyakan oleh
orang-orang Kristiani pada zaman modern ini sejak mereka tidak percaya lagi bahwa orang yang hidup
tanpa Kristus dan Gereja-Nya akan masuk ke neraka. Dan mereka berpikir dalam hatinya: “Beruntung
sekali jika kita sama seperti mereka; kita akan diselamatkan tanpa mengikuti moralitas Kristiani yang
begitu berat!” Paulus tidak melihat keuntungan bagi seorang Yahudi dan begitu pula bagi kita, orang
Kristiani, kecuali tanggung jawab: Allah telah mempercayakan firman-Nya kepada mereka.
Demikianlah, oleh pembaptisan yang kita terima, kita menjadi anggota dalam suatu “minoritas”, yang
disebut “umat Allah”, yang kepadanya Allah mempercayakan suatu misi kepada dunia, bersama dengan
orang-orang lain yang menuju pada Allah tanpa pengetahuan tentang rahasia-Nya dan Kristus yang diutus-
Nya. Pembaptisan bukan suatu jaminan yang memberi kepada kita hak untuk merasa lebih baik daripada
orang lain.
“Hukum menyingkapkan dosa” (ay. 20). Hukum Yahudi atau hukum Musa adalah seperangkat hukum-
hukum religius, liturgi, moral dan sosial yang mengatur kehidupan umat Israel (7:4). Dalam surat-surat
Paulus, kadang-kadang Hukum berarti seluruh Alkitab dan pada kesempatan lain berarti agama Yahudi.
Banyak orang Yahudi berkeyakinan bahwa mereka patut menerima ganjaran karena melaksanakan Hukum
tersebut, namun Paulus berkata: kekudusan yang betul bukanlah akibat dari perbuatan- perbuatan kita atau
suatu ganjaran karena perbuatan itu.

• 21. Dua hal yang ditekankan oleh Paulus: pertama, dunia hidup di dalam dosa dan kedua, pengamalan
Hukum tidak cukup untuk memperoleh keselamatan. Lalu ia mewartakan Kabar Baik: Allah telah datang
untuk menyelamatkan kita oleh Kristus.
“Semua orang tidak memiliki kemuliaan Allah.” Allah tidak puas dengan keadaan umat manusia
sekarang, walaupun umat manusia merasa cukup puas dengan kondisi mereka. Ia memanggil kita untuk
mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya, yaitu segala sesuatu di dalam Allah yang membuat-Nya begitu
agung, bahagia dan kekal. Allah telah menciptakan kita untuk membawa kita kepada persatuan dengan diri-
Nya, dan karena manusia tak dapat mendekati-Nya, Ia sendiri yang datang dan mengulurkan tangan-Nya
dan menjadikan kita orang benar (ay. 21). Dalam 1:17, kita telah mengatakan bahwa ketika Paulus
berbicara tentang keadilan Allah, ia berbicara tentang cara Allah menjadikan kita orang kudus. Allah
sendiri yang menjadikan kita benar dan kudus.
Sekarang menghadapi mereka semua yang berpikir bahwa mereka layak di hadapan Allah oleh karena
perbuatan mereka sendiri, dan karena melaksanakan semua perintah, Paulus berkata: kekudusan yang
sebenarnya harus dikaruniakan kepada kita. Sebab tidak ada kebenaran atau kekudusan selain mengambil
bagian dalam kesempurnaan dan cinta kasih yang Allah sendiri miliki.
Paulus mendapat kesulitan dalam menjelaskan misteri keselamatan dengan kata-kata keagamaan pada
waktu itu, karena semuanya berhubungan dengan Allah yang keras. Baru saja ia berbicara tentang
‘kebenaran’ Allah, tetapi ia telah menunjukkan bahwa ‘kebenaran’ ini berarti suatu campur tangan Allah
oleh belas kasihan-Nya untuk menjadikan kita orang kudus. Ia juga berbicara tentang amarah Allah, tetapi
amarah ini mengakibatkan kedatangan sang Penyelamat. Allah telah menjadikan Kristus sebagai korban
yang kita perlukan untuk menghapus dosa-dosa kita; tetapi kita tidak dapat berpikir bahwa dalam
amarahnya Allah menuntut penderitaan dari seorang korban yang tak bersalah. Allah sendiri yang memberi
korban, dan kedatangan Yesus adalah tanda keagungan kasih Allah Bapa. Dengan menggunakan beberapa
kata, Paulus memberikan arti yang berbeda dan arti yang baru. Cara Allah untuk memulihkan keadilan bu-
kanlah dengan mengutuk tetapi dengan menyelamatkan; oleh cinta kasih Allah menang atas kejahatan
sedemikian rupa sehingga mereka yang tidak pernah mengenal kasih akan diselamatkan.
Banyak orang Yahudi yang telah menjadi orang Kristen berpikir bahwa masih berguna bagi mereka
untuk terus melaksanakan perintah keagamaan di dalam Alkitab, misalnya, sunat, hari sabat, upacara
pembersihan, dll. (Kol 2:16) dan mereka menghendaki supaya orang Kristen lainnya dari latar belakang
kafir, juga mengikutinya. Hal ini ditolak oleh Paulus, sebab Hukum memiliki dua aspek: di satu pihak,
Hukum itu adalah ajaran Allah demi kehidupan manusia, misalnya bagaimana mengenal Allah, jangan
membunuh, dll... dan di pihak lain, Hukum itu juga adalah hukum orang-orang Yahudi, dengan nilai-nilai
Yahudi, upacara-upacara keagamaan, adat istiadat, yang tidak sama dengan bangsa-bangsa lain. Tetapi
Allah adalah Allah semua bangsa, dan Ia tidak akan memaksa mereka untuk mengabaikan budaya mereka
dan hidup seperti orang Yahudi.

• 4.1 Lalu Paulus meminta dari saudara-saudaranya, yaitu umat Yahudi, untuk kembali pada sumber-
sumber wahyu Allah. Sudah lama sebelum Hukum tersebut diberikan kepada Musa, sudah ada iman
Abraham. Ini berarti bahwa iman itu lebih mendasar dan lebih luas. Sedangkan, hukum itu adalah suatu
bentuk agama khusus bagi umat Yahudi dan hanya bernilai dalam suatu periode tertentu dalam sejarah
mereka. Paulus bertanya: Bagaimana Abraham menjadi sahabat Allah dan mengapa ia diangkat menjadi
contoh orang beriman? Apakah karena ia percaya akan janji-janji Allah ataukah karena ia telah menerima
sunat dalam tubuhnya?” Kita juga dapat bertanya kepada seorang Kristen sekarang: “Apakah yang lebih
penting, percaya akan Kristus atau dibaptis?”
Jawabannya jelas sekali: kita menjadi sahabat Allah jika kita percaya akan janji-janji-Nya. Upacara
pembaptisan mengesahkan karunia Allah dan komitmen kita kepada-Nya dengan suatu meterai ilahi.
Demikianlah, pembaptisan dan sakramen-sakramen lainnya adalah “tanda-tanda” iman dan tidak bernilai
tanpa iman. Pembaptisan adalah permulaan hidup baru untuk Allah dalam komunitas Kristiani. Penerimaan
sakramen mahakudus tidak berarti kecuali kita hidup dalam persatuan dan sepenuhnya mengambil bagian
dalam kehidupan Gereja.
Satu hal yang patut dicatat adalah umat Kristiani sekarang lebih kurang memperhatikan upacara-upacara
dan devosi-devosi yang pada generasi lalu begitu mendapat perhatian. Sementara itu, kelompok-kelompok
pembaruan menggarisbawahi apa yang hakiki: iman dan penyerahan diri kepada Kristus.
“Abraham tidak ragu walaupun tubuhnya tidak bisa lagi memberi hidup baru.” Abraham mempunyai
iman seperti iman seorang Kristiani yang percaya akan kebangkitan Kristus. Kita juga diminta untuk
percaya kepada Allah yang berkuasa memberi hidup dan bagi-Nya tidak ada yang mustahil.
“Dan janji tersebut tidak akan ditepati”(ay. 14 ). Paulus memperlihatkan bahaya besar yang terjadi
apabila kita meminta Allah melihat semua perbuatan baik dan jasa kita. Jika kita menuntut dari pada-Nya
untuk memberi ganjaran atas perbuatan kita yang baik, Allah dapat memperlihatkan kepada kita semua
dosa yang kita lakukan, begitu banyak sehingga kita tidak dapat menghitungnya, dan kita akan kembali
dengan tangan hampa belum tersesat.
• 5.1 Dalam pasal ini, Paulus membagi pengalamannya untuk membantu kita menemukan perubahan-
perubahan di dalam hidup kita, dari saat kita berjalan di luar Hukum, atau bagi kita, di luar agama apa pun.
Pada mulanya, ada perasaan damai: kita berdamai dengan Allah (ay. 1). Mungkin dahulu kita merasa
senang/baik, tanpa dosa dan tanpa hutang. Tetapi damai yang kita dapatkan sekarang menampakkan
kekosongan kita dahulu: karena terasing dari Tuhan, kita juga terasing terhadap satu bagian dalam diri kita.
Baru sekarang kita mulai sadar tentang hal itu. Dan apa yang kita percaya? Kita percaya akan cinta kasih
Allah yang begitu besar dan kita melihatnya dalam kematian dan kebangkitan Yesus.
“Melalui Dia, kita memperoleh jalan masuk ke dalam keadaan berahmat” (ay. 2). Tidak perlu bagi kita
untuk “merasakan” keadaan ini untuk masuk di dalamnya dan adalah suatu kekeliruan mencari suatu
kelompok di mana kita dapat “menyadari” secara khusus kehadiran Allah. Ini merupakan suatu bentuk
pemuasan diri dan ini bukanlah cara bagi sahabat-sahabat Allah. Ini bukanlah soal melihat, atau me-
rasakannya, tetapi percaya kepada karya Allah sendiri. Dan jika kita betul percaya, ada banyak kesempatan
untuk menyadari kehadiran Allah dalam diri kita. Paulus, yang telah berjuang begitu banyak demi Kristus,
mengatakan bahwa justru di dalam penderitaan/pencobaanlah, kita akan menemukan kuasa Kristus yang
bekerja di dalam diri kita dan menjadikan kita orang yang lebih dewasa (2Kor 12:9).
“Kita cukup berani untuk mengharapkan kemuliaan Allah” (ay. 2). Harapan besar dari orang-orang
kristiani tidak diketahui oleh mereka yang tidak mengenal Kristus, suatu kepastian tentang nasib yang
melebihi segala yang dapat dipikirkan, diharapkan, dialami oleh banyak orang bijaksana dan para sufi
dalam semua agama: yaitu persatuan penuh dengan Allah sendiri.
“Harapan itu tidak menipu kita.” Kontras dengan umat Perjanjian Lama, yang selalu dalam tahap
sementara, menunggu kebenaran dan keadilan terakhir, seorang Kristiani sudah mengalami apa yang pada
suatu hari akan dinikmati secara penuh. Suatu keharuman Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita (ay. 5)
dan itulah damai sejahtera yang Allah berikan ketika Roh-Nya datang kepada kita.
“Kristus telah mati bagi kita ketika kita masih orang-orang berdosa”(ay. 6). Kita sudah terbiasa
mendengar bahwa Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita, dan sering kali tidak merasakan apa pun di
dalam hati kita, sebab pengorbanan-Nya tampak terlalu jauh bahkan sesuatu yang tidak realistik. Tetapi
ketika kita memahaminya dengan rahmat Tuhan, tiba-tiba saja kasih meluap di dalam hati kita. Kasih
dibalas dengan kasih: inilah permulaan suatu pertobatan yang benar.
“Kita telah dibenarkan oleh karena darah-Nya” (ay. 9). Apakah darah Yesus betul diperlukan? Dalam
3:25, kita telah mengatakan bahwa Paulus menggunakan kosa kata pada zamannya: bagi orang Yahudi,
pengampunan dosa diperoleh lewat darah yang dikorbankan. Tetapi nabi-nabi dahulu telah memaklumkan
bahwa darah yang mengalir dari Bait Suci tidak bernilai tanpa ketaatan kepada Allah. Beberapa orang telah
memahami bahwa korban yang betul memperdamaikan dunia adalah penderitaan dari sekelompok umat
Allah yang tetap setia kepada Allah (Yes 52:13). Penjelasan apa pun yang diberikan, keselamatan itu harus
melewati penderitaan dan kematian orang yang tak bersalah, dan umat Allah harus menerima nasib menjadi
korban dari kekerasan. Maka kematian Yesus yang begitu kejam dan darah-Nya yang ditumpahkan adalah
bagian dari bahasa Allah dan juga bagian dari pengalaman manusia. Paulus mengetahui hal ini dengan baik,
karena ia mengambil bagian dalam pembunuhan Stefanus (Kis 22:20).

• 12. Marilah kita berusaha memahami pemikiran Paulus, sebagaimana yang ia kembangkan dalam
bagian ini. Dalam bab 1-2, ia menerangkan bahwa tanpa iman akan Kristus, umat manusia hidup dalam
dosa, termasuk umat Yahudi yang telah menerima firman Allah. Lalu ia menyatakan bahwa keselamatan
itu diperoleh bukan karena ketaatan pada suatu hukum, tetapi hanya karena iman. Oleh iman kita
diperdamaikan dengan Allah dan kita masuk dalam persahabatan dengan Dia yang membimbing kita
menuju tujuan seluruh hidup, yaitu mengambil bagian dalam “Kemuliaan Allah” atau dalam hidup kekal-
Nya.
Sekarang Paulus memperluas pandangannya: Yesus telah datang bukan saja untuk memperoleh
pengampunan bagi banyak orang berdosa, tetapi untuk menyelamatkan umat manusia seluruhnya.
Menggunakan bahasa zaman modern ini, kita dapat menyatakan bahwa Ia telah datang untuk men-
yelamatkan sejarah manusia; dalam bahasa Alkitab, Ia telah datang untuk menyelamatkan “Adam”.
Bagi Paulus, sama seperti orang-orang Yahudi pada waktunya, Adam berarti, di satu pihak, manusia
pertama yang diciptakan Allah dan di pihak lain, seluruh umat manusia. Semua anak-anak Adam adalah
satu karena mereka semua membawa namanya. Betul bahwa dari awal sejarah umat manusia sampai
kepada generasi sekarang, hanya satu Adam yang diperanakkan: tak percaya, pemberontak dan kejam.
“Dosa masuk ke dalam dunia oleh karena satu orang.” Di sini Paulus kembali pada cerita dalam kitab
Kejadian, tetapi tidak untuk menekankan, sama seperti yang dilakukan orang lain setelah dia, tentang
pentingnya dosa yang dilakukan oleh manusia pertama. Sesungguhnya, Yesus sendiri tidak berbicara
tentang dosa tersebut, dan Alkitab sebelum Dia tidak berbicara dengan jelas tentang hal itu (Keb 10:2; Sir
49:12). Paulus ingin menyatakan dua macam solidaritas yang mempengaruhi kita: dalam Adam semua
manusia adalah pendosa, dalam Kristus semua telah diampuni. Allah telah menciptakan dunia dan telah
mengunjungi-Nya untuk menyelamatkan umat manusia seluruhnya, yang bersatu dalam Kristus. Inilah
alasan mengapa Paulus menaruh orangtua pertama dari tradisi lama dalam perlawanan dengan yang
pertama dalam rencana Allah. Jika peranan orangtua pertama tetap dalam misteri, Paulus menyatakan
secara jelas bahwa manusia itu dari kodratnya tidak berdamai dengan Allah dan manusia tidak dapat
mencapai tujuannya jika tidak diselamatkan oleh Kristus.
Kita tidak mengatakan bahwa kodrat manusia itu adalah jahat: sebab Allah sendiri yang menciptakannya.
Kita akan terbantu jika kita ingat bahwa pada abad ke-16 dan 17, sejarah Barat telah ditandai dengan
kontroversi tentang dosa pertama. Dan dikatakan sesuatu yang sama sekali tidak benar: Allah telah
menghukum seluruh umat manusia ke neraka karena dosa Adam. Ini membawa suatu reaksi dalam bentuk
ateisme agresif untuk menghapus suatu Allah yang begitu jahat. Maka, dinyatakan bahwa manusia itu
dilahirkan baik dan hanya masyarakat yang membuatnya jahat.
Ajaran rasul-rasul tetap menyatakan bahwa meskupin kodrat manusia itu baik, umat manusia itu terasing
adanya. Untuk berbicara tentang situasi ini, Yohanes menggunakan dua ungkapan: “dunia” dan
“pemerintah dunia ini”, yaitu iblis (lih. Yoh 3:16 dan 1Yoh 2:15). Di pihaknya, Paulus akan berbicara
tentang “dosa”. Dalam pasal-pasal ini, dosa berarti semua kekuasaan yang membelenggu umat manusia dan
membawanya kepada kejahatan. Kita tidak sepenuhnya bertanggung jawab secara keseluruhan atas dosa-
dosa kita yang kadang-kadang kita lakukan tanpa sengaja (7:16-24), dan ini membuktikan bahwa kita
adalah budak dan terasing. Dan Dosa mulai dengan kesulitan kita untuk mengenal kebenaran dan
memutuskan hal-hal sesuai dengan kebenaran itu.
“Ini meramalkan Adam kedua yang akan datang” (ay. 14). Sebagai kontras terhadap gambaran nasib
manusia yang ditulis dalam kitab Kejadian (bab 2-3), Paulus menerangkan gambaran baru, yaitu Kristus
yang disalibkan. Sebagai kontras terhadap adegan dosa dekat pohon terlarang, Paulus membandingkan
penebusan yang terjadi “di pohon salib”. Dalam adegan pertama, ada tiga pemain: Manusia (Adam), Dosa
(ular), dan Maut. Dalam adegan kedua, ada empat pemain: Manusia (Kristus), Dosa, Maut dan Keadilan
(hidup baru atau hidup kudus).
“Rahmat Allah membayar secara berlebihan kerugian karena dosa” (ay. 16). Kerusakan yang disebabkan
oleh dosa dari permulaan bertambah-tambah setiap hari; kadang-kadang kita merasa hancur dan tak
berdaya di hadapan kejahatan yang ada di mana-mana. Namun, Paulus melihat keagungan karunia Allah:
sementara umat manusia bertambah banyak dan dosa masuk ke dalam segala aspek kehidupan masyarakat,
Allah memanggil lebih banyak orang untuk membebaskan mereka.
Dalam pasal ini, yang agak rumit, Paulus memberi isyarat bahwa penebusan Kristus tidak hanya untuk
meluruskan kesalahan-kesalahan umat manusia tetapi jauh lebih banyak dari itu. Allah tidak puas dengan
membantu kita menjadi lebih baik, setelah mengangkat kita dari lumpur dosa. Lebih dari itu Ia me-
ngundang kita untuk mengambil bagian dalam Kemuliaan-Nya.
“Bagi mereka yang menerima rahmat, akan diberikan juga kemuliaan dan kehidupan” (ay. 17). Kristus
memeluk kita semua, merangkul kita semua dalam korban-Nya, dan Ia menjadi kepala umat manusia.
Mungkin Paulus memikirkan keselamatan hanya bagi mereka yang telah mendengar Injil, percaya kepada
Kristus dan masuk ke dalam Gereja. Tetapi perhatikanlah bagaimana ia menekankan fakta bahwa Kristus
menyelamatkan dunia kaum pendosa. Kristus adalah Adam baru dan kepala bukan saja bagi orang beriman,
tetapi bagi seluruh umat manusia. Manusia sekarang terus tertarik pada sungai kejahatan yang bermula de-
ngan Adam. Tetapi umat manusia akan diselamatkan secara keseluruhan, jika orang-orang berusaha
mengangkat saudara dan saudarinya. Dia yang tidak melaksanakan misi ini akan kehilangan keselamatan,
sebab Allah menghendaki bukan keselamatan saya tetapi keselamatan “Adam”.
“Hukum menyebabkan dosa bertambah” (ay. 20). Adalah suatu kesalahan melihat Hukum sebagai
karunia besar dari Allah (hal ini jelas dalam Perjanjian Lama). Lebih baik kita mengatakan bahwa oleh
Hukum, orang-orang Yahudi menemukan lebih awal daripada bangsa-bangsa lain, betapa besarnya
kebutuhan mereka untuk diselamatkan. Akibat pertamanya ialah bertambahnya dosa, sebab sejak saat itu,
mereka sudah tahu kewajiban-kewajibannya tetapi tidak melakukannya.

• 6.1 “Kita telah mati terhadap dosa” (ay. 2). Jika kita menyatakan bahwa Hukum itu tidak berlaku lagi,
kita bisa disalahpahami. Ini tidak berarti bahwa sejak sekarang kita akan mengikuti naluri-naluri kita: kita
telah dibebaskan dari suatu situasi di mana Hukum itu tampaknya mengatur semuanya, tetapi se-
sungguhnya, dosa menemukan seorang pesuruh dalam diri kita: ketidakpercayaan kepada Allah. “Mati
terhadap dosa” ini berarti bahwa dosa tidak menemukan lagi jawaban dari dalam diri kita. “Mati”, tentu
kata yang tepat digunakan karena itulah langkah definitif, yang langsung berhubungan dengan kematian
Kristus. Mati dengan Dia untuk bangkit dengan Dia: inilah arti pembaptisan orang Kristiani.
Pada zaman permulaan Gereja, mayoritas yang dibaptis adalah orang-orang dewasa: mereka telah
menerima Injil dan membuat suatu komitmen kepada umat Allah yang kudus. Pembaptisan menyusul suatu
pertobatan. Ketika Paulus berbicara tentang pembaptisan, kita harus memahami seluruh perjalanan panjang
menuju pertobatan, termasuk katekese, langkah-langkah pertama dalam kehidupan Kristen… Kalau tidak,
pembaptisan itu menjadi suatu upacara saja.
“Kita semua ditenggelamkan ke dalam kematian-Nya” (ay. 3). Pembaptisan berarti masuk ke dalam
misteri Kristus untuk mengambil bagian dalam pengorbanan-Nya. Lagi pula, itu berarti menerima suatu
perubahan cara hidup, yakni dengan Kristus di dalam kematian dan kebangkitan-Nya.

• 6. “Kamu harus memperhatikan…” Jelas bahwa pembaptisan itu, walaupun diterima dengan iman,
tidak menjadikan kita orang sempurna. Cukupkah bagi kita memberikan seluruh perhatian kita kepada
perintah-perintah Allah? Bagaimana jika ketakutan akan cobaan dan kesalahan sehari-hari melumpuhkan
kita? Waspadalah terhadap kecemasan dan rasa bersalah! Paulus mengusulkan sesuatu yang lain: penting
sekali bagi kita untuk percaya bahwa dosa tidak berkuasa atas diri kita. Mata kita tertuju kepada Kristus
sambil mengetahui bahwa kita adalah milik-Nya dan Ia sendiri yang akan mengubah diri kita. Sikap yang
begitu bebas akan membantu kita secara lebih efektif daripada sikap gugup dan ketakutan. Inilah cara yang
diusulkan oleh Santa Teresia dari Lisieux kepada mereka yang merasa tidak mampu berbuat hal-hal besar.
“Jangan membiarkan dosa itu berkuasa atas dirimu yang fana.” Kaum beriman, walaupun sadar bahwa
mereka adalah milik Kristus, terus saja berbuat dosa setiap hari. Namun, dosa-dosa mereka tidak
menghilangkan dari mereka apa yang terpenting, yakni kepercayaan akan Bapa, yang selalu menghendaki
supaya mereka bangun setiap kali jatuh (1Yoh 2:1). Mereka sadar bahwa mereka pendosa dan tetap orang
berdosa, tetapi Allah juga mengampuni mereka, jika mereka berusaha memperbaiki kesalahannya dan
berusaha menjadi orang yang lebih baik. Kita memperoleh kebebasan hari demi hari dengan menyerahkan
diri kepada kewajiban-kewajiban demi hidup yang lebih baik.
Pada zaman Paulus, sering terjadi bahwa para budak ditukar oleh para pemiliknya. Selain itu, se orang
bebas yang berutang dapat menjual dirinya kepada pemberi utang sebagai pembayaran. Perbandingan inilah
yang digunakan Paulus untuk mengajar kita agar menjadi orang yang rendah hati di hadapan Roh sama
seperti para budak tidak memiliki dirinya sendiri. Marilah kita mencari nasihat Roh Kudus sebelum kita
memutuskan sesuatu.
Kepada seorang yang melihatnya dari luar, hidup Kristiani tampaknya suatu perbudakan. Namun seorang
Kristiani merasa dan mengetahui bahwa ia seorang bebas. Contoh yang baik adalah seorang ibu yang
merawat anaknya yang sakit: ibu tersebut begitu bebas, karena dalam dirinya tidak ada hukum lain kecuali
cinta kasihnya.

• 7.1 Bab terakhir menerangkan Kristus sebagai orang yang membebaskan kita dari dosa dan maut, dan
Ia menjadi satu-satunya tuan kita. Maka umat kristiani dari latar belakang Yahudi bertanya: Bagaimana
sekarang dengan Hukum Perjanjian Lama? Apakah tidak bernilai lagi? Tidakkah Allah sendiri yang
memberikannya?
“Kamu telah mati terhadap Hukum” (ay. 4). Hukum itu bersifat sementara: zaman Hukum telah berakhir
dengan kematian Kristus. Di sini kita menemukan satu intuisi besar dari Rasul Paulus. Tampaknya,
kematian Yesus adalah suatu kejadian kecil di dalam sejarah umat Israel di bawah penjajahan Kekaisaran
Romawi. Namun kejadian itu lebih dari suatu titik-balik, itu adalah suatu pengangkatan dalam sejarah
dunia. Sebelumnya adalah zaman umat manusia yang masih kanak-kanak; setelah itu adalah zaman di mana
Allah dapat berkarya secara penuh dan membuat diri-Nya diketahui secara jelas dan terang (Gal 4).
Kematian Yesus menandai kematian sejarah tua. Cara umat kristiani untuk menghitung tahun dari kematian
Yesus bukanlah salah satu kemungkinan di antara kemungkinan-kemungkinan lain: ini merupakan
tanggapan terhadap suatu kenyataan sejarah.
Orang Yahudi yang sudah dibaptis tidak diwajibkan lagi untuk mengikuti perintah-perintah dari Hukum
tersebut yang pada zaman dahulu telah menjadi otoritas tertinggi. Tentu saja, banyak dari perintah itu yang
berhubungan dengan keadilan dan belas kasihan tidak bisa diabaikan. Namun, umat kristiani tidak
ditinggalkan dengan suatu agama hukum: iman akan Yesus Kristus, Penyelamat satu-satunya, mendorong
semua perbuatan kita.
“Kita telah mati terhadap apa yang membelenggu kita” (ay. 6). Hukum Musa, karunia besar Allah kepada
umat Israel, adalah bagian dari suatu tahap yang bersifat sementara, ketika umat manusia belum
sepenuhnya bebas. Umat kristiani sekarang melihat di dalam hukum tersebut suatu petunjuk dari Allah
tetapi mereka bertingkah laku menurut kriteria iman mereka. Tidak ada hukum atau ketetapan agama yang
dapat melebihi suara hati yang dewasa. Hidup yang teratur menciptakan lebih banyak keindahan daripada
yang dapat diperoleh dari suatu konstitusi religius.
Lihat tema yang sama dalam 2Kor 5:14, “Jika Ia telah mati untuk semua, maka semua telah mati.”
“Aku hidup ketika masih tidak ada Hukum yang berlaku” (ay. 9). Keliru jika kita berpikir bahwa Paulus
membicarakan tentang masa lampaunya. Sebenarnya ia memainkan peran dan berbicara atas nama manusia
(lihat penjelasan dalam 5:12-24). Pemain lain di dalam drama ini ialah: dosa, hokum dan maut.
Bagi orang-orang Yahudi, kesimpulannya adalah jelas: hukum dengan perintah-perintahnya tidak
berkuasa untuk memperbarui seorang manusia.

• 14. Paulus menerangkan keadaan seorang yang mengetahui perintah-perintah, tetapi bukan kasih Allah.
Orang tersebut bukanlah orang bebas, melainkan orang yang hatinya mendua. Dua kekuatan yang
bertentangan terdapat di dalam dirinya: di satu pihak, Hukum yang mengatakan kepadanya apa yang harus
dilakukan, dan di pihak lain, ada hukum lain yaitu dagingnya sendiri, atau kodratnya. Sebetulnya, ia tidak
bebas.
Ada sesuatu yang begitu siap di dalam dirinya: roh, dan juga sesuatu yang melawan kewajiban, yaitu
daging (lih. Mrk 14:38). “Daging” itu tidak berarti tubuh; kata ini berhubungan dengan kelemahan di dalam
diri kita ketika berhadapan dengan kewajiban dan panggilan Allah kepada kekudusan. Lihat penjelasan
dalam 8:5.
Kebebasan kita tidak berdaya ketika berhadapan dengan dosa, yaitu tidak bisa berbuat apa pun melawan
kuasa-kuasa kejahatan yang menjatuhkan umat manusia. Kelemahan roh dalam diri sesama kita, masalah-
masalah dalam keluarga, meluasnya pornografi, egoisme dan konsumerisme: daging dalam diri kita
menjadi budak dari semua kejahatan ini.
Dalam bab ini, Paulus terus melanjutkan peran seorang yang tidak mengenal Kristus, hatinya terbagi dan
diperbudak. Bab berikutnya membahas pertentangan antara roh dan daging dalam diri mereka yang percaya
akan Kristus. Bagi mereka, ada jalan keluar bagi konflik mereka: mereka hidup dalam damai. Maka Paulus
mengakhiri dengan seruan, “Siapakah yang akan memerdekakan aku? Syukur kepada Allah.”

• 8.1 Setelah membeberkan kelemahan-kelemahan hukum keagamaan, yaitu setiap agama yang


menekankan pelaksanaan upacara-upacara dan tata cara keagamaan, Paulus berbicara tentang hidup dalam
roh: sebab yang terutama adalah hidup kristiani. Tampaknya, yang berikut adalah suatu diskusi teologis
yang panjang, dan Paulus berargumentasi seperti yang pernah dipelajarinya di dalam sekolah para rabi.
Tetapi jika kita melihat dari dekat, semuanya ini bukan kesimpulan dari suatu tesis; semuanya akibat dari
pengalaman rohani, yaitu pengalaman Paulus sendiri.
Apabila seorang kristiani percaya bahwa ia telah menerima Roh Allah, ini bukan saja karena ia telah
diajarkan bahwa dalam sakramen penguatan, ia mendapat Roh. Jika di dalam hidup Kristen ada sesuatu
pengalaman khusus, itulah Roh Allah yang bekerja di dalam diri kita. Tentu saja kita harus menolak godaan
untuk mengalami dengan panca indra hal-hal dari Allah dan bukannya percaya kepada firman-Nya; namun,
ini pun harus disebut sebagai pengalaman kristiani. Lihat penjelasan dalam Kis 21:5.
Paulus tahu bagaimana hiidup seseorang ketika dibimbing oleh Roh Kudus: ia telah melepaskan diri dari
keadaan seorang pendosa yang terbagi antara suara hatinya dan kebiasaannya yang jahat; ia telah
membulatkan tekadnya dalam kesiapan diri terhadap Allah. Secara terus-terang Paulus akan berbicara ten-
tang transformasi seutuhnya bagi mereka yang percaya akan Kristus, walaupun kemudian ia harus
mengakui bahwa transformasi ini adalah suatu proses yang terus berlanjut.
“Allah mengutus Putra-Nya kepada kita” (ay. 3). Apakah Ia diutus hanya untuk berbicara kepada kita,
memberi hukum-hukum-Nya, atau menunjukkan contoh-contoh tentang kasih Allah? Keselamatan yang
Allah berikan kepada kita adalah sesuatu yang berbeda. Lihatlah apa yang terjadi jika seorang mau
membantu orang-orang miskin: sama sekali tidak berguna memberi bantuan material; mereka tidak akan
bertanggung jawab kecuali mereka sendiri menghadapi masalah-masalah di lingkungan mereka. Allah
mengetahui hal ini. Dia bukanlah yang berbelaskasihan kepada kaum miskin dan berkata: “Sedih sekali!
Sungguh tidak bertanggung jawab! Tetapi aku akan memberi pakaian putih kepada mereka dan melupakan
dosa-dosa mereka, supaya mereka tampak kudus dan dapat duduk di samping-Ku.” Allah tidak mau
menutup apa yang ada tetapi mau menciptakan kembali umat manusia. Maka satu dari umat manusia harus
menang atas dosa (yaitu, kuasa maut yang melumpuhkan dan memecah-belah umat manusia).
“Ia mengutus Putra-Nya di dalam rupa” (ay. 3). Yesus memikul di atas bahu-Nya dosa-dosa manusia,
tetapi Ia sendiri tidak berdosa (Ibr 2:14 dan 4:15). Sejak saat korban Kristus, kuasa Roh-Nya menjadikan
kaum beriman mampu menang atas kuasa-kuasa maut.
Oleh kasih dan pengampunan, Allah telah menciptakan dunia baru tanpa dendam atau keinginan untuk
membalas atau menyesal. Kita berdamai dengan Dia; kita berdamai dengan sesama manusia.

• 5. Kehidupan Yesus sebagai manusia telah mempersiapkan pemberian Roh kepada mereka yang
nantinya akan diangkat sebagai anak-anak Allah, supaya mereka menjadi ilahi, yaitu orang-orang yang
diperbarui dalam Allah. Pertama, datang Kristus, kemudian Roh Kudus. Demikianlah Paulus pertama-tama
mengingatkan kita akan karya penyelamatan Kristus (bab 5 dan 6); kemudian baru ia mengajarkan kita
tentang Roh.
“Mereka yang hidup menurut daging.” Arti daripada “daging” telah dijelaskan dalam penjelasan di bab
7:14. Tidak diragukan lagi bahwa Paulus berpikir tentang konflik batiniah yang masing-masing kita alami,
dan ‘daging’ menunjuk pada suatu keadaan manusiawi yang membebani kita semua. Tetapi kodrat itu tidak
bisa dilihat dalam keadaan awalnya; kodrat manusia sekarang dalam abad ke-20, dengan naluri dan
keinginannya, dengan imajinasinya, hal-hal yang tampaknya tidak dapat dilepaskan, dan sebagian besar
tergantung pada pendidikan dan budaya kita. Konflik yang kita alami antara daging dan roh, sebagian besar
merupakan konflik antara budaya- di satu pihak, budaya liberal sekarang dengan pencarian
kenikmatan/kesenangan tanpa batas dan pengejaran mode hal-hal mutakhir dan di pihak lain, Roh Kristus
yang hanya mencari pelayanan kepada Bapa. Dalam konteks seperti itu, “kembalinya kebebasan seks” di
antara kelompok yang menyebut dirinya orang kristiani, tidak perlu mengejutkan kita. Mereka itu selalu
berbicara tentang hak-hak mereka, seolah-olah seorang kristiani memiliki hak lain di hadapan Bapa, yang
sebenarnya ia hanya seorang hamba sama seperti Kristus yang telah menyangkal Diri-Nya sendiri.
Dalam ayat 5, kita membaca, “cenderung kepada apa yang bersifat daging”. Kata kerja dalam bahasa
Yunani mengacu kepada apa yang disimpan seorang dalam hatinya, yaitu ambisi dan rencananya. Kata
yang sama digunakan kembali dalam ay. 7, dan di sini kita menerjemahkannya sebagai “mencari”. Ini
menunjuk pada apa yang secara naluriah diinginkan oleh kodrat kita dan apa saja yang kita rencanakan
ketika menuruti ambisi-ambisi manusia zaman sekarang. “Daging cenderung kepada maut…”, daging itu
berjuang melawan Allah: kalimat ini bisa mengejutkan kita di dalam dunia yang terasing dari iman, namun
di dalamnya masih terjadi banyak hal yang baik. Secara sederhana, kita mengatakan bahwa Roh Allah
masih bekerja di tempat-tempat di mana orang-orang tidak mengetahui nama-Nya. Tetapi perlu kiranya
dipertanyakan kenyataan-kenyataan yang sebenarnya supaya kita dapat memperoleh kehidupan. Untuk
menggembirakan Allah, selalu diperlukan seorang yang terpinggirkan, seperti Abraham, untuk melawan
daging.
“Mereka yang hidup menurut Roh” (ay. 5). Haruskah kita menulis dengan huruf besar atau kecil,
menurut Roh atau menurut roh? Dalam budaya Alkitab, roh berarti roh Allah dan roh manusia. Allah
memberi roh kepada manusia; roh juga berarti kesiapan manusia untuk menerima karya Allah. Dalam pasal
ini, kadang-kadang kita menggunakan roh dalam arti roh kita yang dikunjungi oleh Allah, dan pada bagian
lain, roh sebagai cara Allah bekerja dalam diri kita; makna lain yang juga sering muncul adalah Roh
sebagai Allah yang berkomunikasi dengan kita.
Apa yang ditulis oleh Paulus di sini bukan suatu teori tentang apa yang seharusnya terjadi di dalam lubuk
hati kita, tetapi sesuatu yang datang dari pengalamannya sendiri. Roh yang telah dikaruniakan kepadanya
secara terus-menerus menguasai sebagian dari dirinya, yaitu rohnya. Yang lain, yang ia sebut sebagai
‘daging’ (seharusnya digunakan istilah: kenyataan yang hidup, yaitu semua dasar psikologi), tetap dalam
keadaannya dahulu. Mungkin saja keadaannya lebih bebas sekarang karena Paulus tidak selamanya
menghindarinya lagi dan tidak lagi menaruhnya di bawah hukum sebagaimana yang ia lakukan pada masa
sebelumnya (7:15-25). Sesungguhnya, daging tidak bisa ditundukkan, ia hanya membutuhkan istirahat dan
makanan, dan bermimpi tentang seks dan kebahagiaan.
Paulus pun merasakan juga semua keinginan daging ini, tetapi ia teguh berdiri dalam roh.Roh Paulus ini
sekarang berada di bawah pengaruh Roh dan sadar akan kegembiraan dirinya yang dibimbing oleh Roh itu.
Paulus lalu terus melihat dan mengalami perlawanan dalam dirinya (2Kor 12:7), tetapi pengalaman ini
bukan lagi suatu cobaan atas kekuatannya yang sering kali kalah: ia sudah mengambil bagian dalam
kemenangan Roh.
Paulus tidak lupa bahwa orang-orang lain masih di belakangnya dan mereka masih terus berjuang untuk
menaklukkan kebebasannya. Ia tidak mengatakan kepada mereka bahwa daging itu jahat, tetapi kita harus
mematikan semua pekerjaan daging (ay. 13).
“Kamu tidak menerima roh perbudakan” (ay. 15). Roh mengubah cara kita berada dan bertingkah laku di
hadapan Allah. Semua rahmat yang akan Allah karuniakan kepada kita mulai sekarang dan seterusnya
hanyalah akibat dari rahmat pertama: Allah telah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Kita telah
mengenal Allah Bapa dan itulah sebabnya kita bersukacita dan tidak takut akan semua yang diminta-Nya
dari kita. Kita dapat berkata: “Bapa kami,” sebagaimana yang Yesus ajarkan kepada kita.
“Mereka yang dibimbing oleh Roh cenderung kepada semua yang datang dari Roh.” Lalu kita mulai
menginginkan suatu hidup baru dengan mengikuti Kristus. Dorongan-dorongan Roh memberi semangat
dalam hidup kita. Kita merasakan dorongan itu sebagai panggilan batiniah, suatu rasa aman dan suatu
sukacita.
Dalam mengikuti dorongan-dorongan Roh, kita merasa betul-betul bebas; namun hidup di dalam dunia
ini penuh dengan perjuangan. Setiap hari kita harus melangkah ke depan dalam mematikan pekerjaan-
pekerjaan daging (ay. 14), yaitu semua yang melumpuhkan kita dan mendorong kita berpegang pada dunia
ini. “Mematikan”: kita menyebutnya “mati raga”.
“Roh meyakinkan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah” (ay. 16). Barang siapa hidup dalam Roh,
ia juga hidup dalam terang. Apabila kita berpegang pada ajaran Kristus dan mengambil bagian dalam hidup
Gereja-Nya, maka Roh memberi kepada kita suatu pengetahuan batin dan sukacita atas semua hal yang
datang dari Allah. Roh membimbing kita dan mengilhami kita setiap hari dengan menunjukkan bagaimana
kita dapat berkenan kepada Allah.

• 18. Keterangan tentang “hidup dalam Roh” dilanjutkan. Seorang beriman mengamati bahwa bukan saja
komunitasnya, tetapi seluruh dunia sedang diperbarui.
“Kemuliaan yang akan dikaruniakan kepada kita.” Walaupun Roh diam di dalam batin kita, namun kita
mengharapkan tranformasi seluruh keadaan kita. Sekarang, walaupun kita memiliki damai Kristus, namun
godaan-godaan dan penderitaan menghalangi kita dalam menikmati kemuliaan dan kebebasan sepenuhnya.
Dengan transformasi seluruh diri kita (Paulus menyebutkannya ‘tubuh’: ay. 23) kita akan memperoleh
kebebasan mulia yang dimiliki oleh anak-anak Allah.
Tidak mungkin kita dapat melihat manusia di luar dunia kita ini. Adakah makhluk berakal budi di luar
bumi ini? Alkitab tidak berbicara soal itu: Alkitab hanya menyatakan kepada kita bahwa semua ciptaan
dibimbing oleh misteri kematian dan kebangkitan yang menandai nasib kita dan misteri ini telah
ditanggung sendiri oleh Putra Allah.
Siapakah yang menaklukkan semuanya ini (ay. 20): Allah atau manusia? Dengan kasih yang kurang lebih
sama? Paulus menerangkan bahwa dosa telah menghancurkan keteraturan dalam alam. Ada ayat-ayat
dalam Perjanjian Lama yang menjelaskan kepada kita bagaimana alam itu bersekutu dengan Allah
melawan kejahatan manusia (Yer 14; Yun 3:7; Keb 5:17-20). Tentu saja, umat manusia telah berkembang
dalam agresifitas dan kekerasan; akibatnya lahirlah dominasi pria atas wanita dan roh pria suka berperang.
Demikian juga, ilmu yang didorong oleh kemauan untuk menaklukkan alam: bukankah dosa Adam adalah
mengambil secara paksa pengetahuan dan kebahagiaan?
Alkitab melihat bahwa kemajuan masyarakat biasanya mengandung unsur eksploitasi dan perbudakan.
Penemuan ilmiah digunakan untuk menghancurkan jutaan hidup; perkembangan dunia liberal ini
mengakibatkan lebih banyak orang hidup dalam kemiskinan daripada dalam kesejahteraan.
Ilmu dewasa ini telah menunjukkan bahwa manusia adalah puncak yang menjadi tujuan semua aliran
hidup. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa dia adalah saudara/saudari yang solider dengan semua yang
hidup. Alkitab tidak mengundang kita untuk memimpikan suatu jagat raya yang dikembalikan pada
keadaannya di Firdaus, yang akan dinikmati oleh beberapa orang kaya. Alkitab pun tidak menuntut agar
binatang-binatang diperlakukan sebagai pribadi dengan hak-haknya. Kasih sejati menghormati keteraturan
dalam ciptaan dan “kasih akan binatang” tidak menggantikan kasih yang bertanggung jawab yang tahu
bagaimana menerima dan hidup bersama dengan orang-orang bebas.
Seluruh ciptaan telah dipercayakan kepada Adam: ia harus mengembalikannya kepada Allah, dan
menggunakannya sedemikian rupa supaya ia sendiri menjadi suatu persembahan bagi Allah (Rm 12:1;
15:7). Inilah tujuan dari kurban binatang dalam Perjanjian Lama. Keprihatinan yang makin besar tentang
tanggung jawab manusia atas ciptaan membuka mata kita kepada suatu aspek dosa, tetapi juga mewajibkan
kita untuk bertanya ke mana sejarah akan membawa kita.
“Dunia ciptaan mengeluh dan menderita sakit bersalin”(ay. 22). Kita melihat di dalam dunia kita ini lebih
banyak kontradiksi dan ketegangan daripada kemajuan yang mendatangkan perdamaian: sesungguhnya
bumi ini bukanlah tempat tinggal kita yang abadi. Sebaliknya, ini adalah suatu tempat kedukaan, dan iman
dalam gelap mempersiapkan kita kepada hal-hal yang datang dari Allah: kita menantikan status kita sebagai
anak-anak angkat Allah Bapa. Dan jagat raya tidak dapat berbuat lain kecuali mengambil bagian dalam
kelahiran ini (ay. 22) yang dilambangkan oleh salib Kristus. Dan ia juga akan mengambil bagian dalam
“kebebasan dan kemuliaan anak-anak Allah”: sulit kiranya membayangkan bahwa orang-orang yang
dibangkitkan tidak akan mempunyai tempatnya di dalam dunia rohani dan dunia yang telah diubah.

• 26. “Kita tidak tahu bagaimana berdoa.” Sering kali kita berpikir bahwa kita berdoa ketika kita
mengatakan sesuatu dan meminta sesuatu. Paulus justru menunjukkan bahwa kata-kata tidak sepenting
kerinduan yang kuat dari Roh Allah yang ada di dalam diri kita.
“Roh menjadi pengantara kita.” Baiklah membawa masalah dan kekhawatiran kita ke hadapan Tuhan,
dengan menggunakan bahasa yang diilhami Roh. Tapi lebih baik lagi apabila Roh mengundang kita untuk
berkanjang dalam doa tanpa kata dan Allah memberikan damai-Nya kepada kita.

• 28. Dalam halaman-halaman terakhir, Paulus menjelaskan karya Allah di dalam diri kita oleh Roh-Nya.
Tetapi sesungguhnya, penyelenggaraan Bapa meliputi semua kejadian di dalam hidup kita. Tidak ada yang
terjadi di dalam dunia, di dalam keluarga kita, di dalam hidup kita masing-masing secara kebetulan saja
atau karena hal itu sudah ditentukan lebih dahulu.
“Mereka yang telah Ia kenal sebelumnya.” Paulus menekankan perhatian personal dari Allah Bapa
kepada diri kita masing-masing. Allah telah mengenal kita dalam diri Kristus sejak permulaan dunia: kita
adalah anak-anak yang sudah dikenal sebelum kita dilahirkan, tetapi juga diberikan suatu tempat khusus
dalam ciptaan-Nya.
“Ia memanggil mereka.” Apa pun caranya kita mengenal Kristus, itulah panggilan pribadi dari Allah
yang memberi kepada kita kesempatan untuk percaya.
“Ia menjadikan mereka adil dan benar.” Allah menempatkan kita dalam suatu keteraturan, yaitu suatu
keteraturan yang berkenan kepada-Nya. Keteraturan ini jauh melebihi suatu tertib moral bagi mereka yang
memerlukannya dan keteraturan seperti itu bukan suatu garansi bahwa kita selalu mengikuti jalan yang
benar. Tetapi lebih dalam lagi, ada sesuatu yang terjadi dalam diri kita, sesuatu telah ditaburkan di dunia
ini: kita membawa keteraturan-keteraturan dan dari padanya muncul hati nurani baru dan akan tampak
dalam umat manusia pada masa hidup kita atau pada abad-abad yang akan datang.
“Mereka yang Ia kenal sejak dahulu” (ay. 20). Dalam membaca ayat ini, ada orang yang berpikir bahwa
kita sebenarnya tidak bebas, dan mereka yang telah dipilih oleh Allah otomatis diselamatkan. Tetapi kita
tidak membaca bahwa ada orang-orang tertentu yang dipilih untuk keselamatan, dan yang lain tidak. Paulus
hanya mengatakan bahwa mereka itu dipilih untuk mengenal Kristus, dan ini tidak sama dengan dipilih
untuk keselamatan.
Kerajaan Allah lebih luas daripada Gereja. Mayoritas umat manusia sekarang tidak mengenal Kristus dan
Injil-Nya. Namun, Allah mengetahui bagaimana membimbing mereka dan menyelamatkan mereka, sebab
korban Kristus menyelamatkan seluruh umat manusia. Paulus berbicara kepada orang-orang beriman dan
mengingatkan mereka bahwa percaya akan Kristus adalah suatu rahmat besar; janganlah mereka putus asa.
Lihat juga penjelasan dalam 9:14. “Siapakah yang melawan kita?” Paulus memikirkan kejahatan-
kejahatan di lingkungan kita yang sering kali membawa kita ke lumpur dosa. Ia memikirkan hari Peng-
hukuman ketika si penuntut, Roh Kejahatan, akan menghadapi kita dengan kesalahan-kesalahan yang kita
lakukan. Ia memikirkan suara hati kita yang bimbang yang selalu menyesal. Semuanya ini tidak lebih kuat
daripada cinta kasih dan pengampunan Kristus. Seorang beriman seharusnya tidak khawatir akan kesalahan
yang sering diulangi atau meragukan kasih Allah, tetapi berusaha hidup menurut kebenaran.

• 9.1 Sebagai orang Yahudi, Paulus turut merasakan kekhawatiran beberapa orang Yahudi yang telah
percaya akan Kristus. Mengapa umat yang terpilih tidak mengenal Penyelamat mereka? Jika mereka
bangsa yang terpilih, mengapa sedikit saja mereka yang percaya?
Kekhawatiran ini sama dengan apa yang terjadi dalam keluarga-keluarga Katolik ketika anak-anak
mereka tidak pergi lagi ke Gereja atau para pemuda yang menyatakan bahwa mereka telah kehilangan
iman. Perasaan yang sama terjadi dalam pelaksanaan suatu misi: mereka yang biasanya pergi ke Gereja
mungkin saja yang lebih sulit untuk dibimbing menuju pertobatan dan merupakan orang-orang yang paling
menghalangi pewartaan Injil kepada orang-orang luar.
Tetapi iman itu tidak diwariskan dari satu ayah kepada anaknya. Di masa lampau, ada kebiasaan di mana
seluruh bangsa memeluk agama yang sama dan seakan-akan menghayati iman yang sama. Dalam Kisah
Para Rasul, kita dapat melihat contoh di mana ketika kepala keluarga telah menerima pembaptisan, semua
anggota keluarga juga ikut dibaptis (Kis 10:14; 16:33). Namun, iman itu selalu suatu rahmat dari Allah.
Pada zaman sekarang, orang-orang hidup dalam otonomi dan dalam dunia di mana semua agama saling
bertemu: iman tidak bisa lagi milik keluarga.

• 14. Dalam pasal ini, Paulus sudah mengetahui lebih dahulu penolakan yang akan timbul: Jika Allah
memanggil siapa saja yang Ia kehendaki, apakah iman kita betul bebas?” (ay. 19). Ini adalah suatu misteri
dan akan tetap misteri. Paulus tidak ingin menjelaskan hal ini, tetapi menekankan bahwa Allah
mengaruniakan kepada siapa pun yang Ia kehendaki, rahmat untuk datang kepada Kristus (lih. Yoh 6:44).
Tetapi pengalaman pertobatannya di mana Allah seolah-olah mengambil kebebasannya secara paksa,
sebagaimana Ia lakukan dengan nabi-nabi besar lainnya, mendorong Paulus untuk menggunakan bahasa
yang terlalu keras yang seakan-akan menghapus kebebasan kita, khususnya dalam ayat 22 yang bisa
diterjemahkan sebagai berikut: “Allah bersabar terhadap periuk-periuk yang disiapkan untuk dipecahkan.”
Dua hal yang kita ingin katakana tentang ayat ini:
Paulus menggunakan ayat-ayat dari Perjanjian Lama di mana Allah berbicara tentang penyelamatan atau
pembinasaan umat Israel (ay. 27), tentang mengasihi Israel-memberikan kepadanya tanah yang subur
sedangkan tanah yang tidak subur diberikan kepada Esau atau Edom (ay. 13), tentang pengerasan hati
Firaun supaya ia dikalahkan kemudian (ay. 17). Semua ini adalah masalah kolektif: satu kelompok
diselamatkan dan kelompok lain binasa. Contoh ini digunakan oleh Paulus untuk menjelaskan suatu fakta
historis: sebagian besar umat Yahudi tidak mengenal Kristus. Berbahaya sekali mengambil kesimpulan dari
ayat-ayat ini tentang tanggung jawab mereka yang percaya dan yang tidak percaya. Dan kita akan jatuh
kepada kekeliruan yang lebih besar lagi jika kita menggunakan ayat-ayat ini bagi mereka yang akan pergi
ke surga atau ke neraka. Jelas sekali bahwa pertanyaan ini tidak ada hubungan dengan argumen Paulus:
mengenal Allah adalah suatu rahmat yang Ia berikan kepada siapa pun yang Ia kehendaki, tetapi Ia juga
akan memberi rahmat lain supaya orang lain dapat diselamatkan tanpa mengenal Kristus.
Kita sadar bahwa semua pembicara, termasuk Paulus, kadang-kadang mengatakan hal-hal yang
berlebihan tetapi kemudian memperjelasnya dengan menunjukkan aspek lain dari realitas yang sama. Kita
harus melihat ayat-ayat lain dari Alkitab untuk mendapatkan pandangan yang menyeluruh. Jika Allah
memanggil kita kepada suatu hubungan dalam cinta kasih dan kesetiaan (Hos 2:21), maka hal itu mungkin
karena kita adalah orang bebas dan bertanggung jawab (Sir 15:14). Jika Allah telah menetapkan seseorang
untuk masuk ke neraka, bagaimana mungkin Ia memanggil dia supaya hidup dalam kekudusan? Jika
begitu, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa itulah senda gurau yang paling kejam.

PREDESTINASI
Ada dua pemahaman tentang predestinasi yang harus jelas bagi kita. Bagi Paulus, predestinasi menunjuk
pada “rencana kasih Allah dari permulaan.” Allah telah memutuskan untuk mengaruniakan kepada kita
kekayaan cinta kasih-Nya lewat Putra-Nya. Lihat penjelasan dalam Efesus 1:5.
Tetapi bagi sejumlah orang di abad ke-16, pemahamannya lain sekali, seperti Luther, Calvin, dan
beberapa teolog Katolik menjadi pengikut mereka. Mereka berpikir bahwa Allah telah menciptakan
manusia tanpa kekhawatiran tentang kemungkinan dosa atau tanpa rencana pengutusan Kristus. Sebagai
akibat dosa Adam, Keadilan Allah telah menghukum semua keturunannya ke neraka. Tetapi oleh karena
Belas Kasihan Allah, Ia telah memutuskan untuk menyelamatkan beberapa orang di antara mereka oleh
pengutusan Yesus ke dunia. Predestinasi ini setelah dosa Adam, berarti tidak ada orang yang dapat
melarikan diri dari berkat atau kutukan Allah.
Paulus, dalam berbicara tentang predestinasi, hanya memuji Allah karena kasih-Nya yang meluap.
Sedangkan mereka, terpikat oleh perhatian pada keselamatan mereka, berpikir tentang seorang Allah yang
bertindak sesuai hati-Nya, yang mungkin saja telah menetapkan mereka ke neraka. Dan Luther mencari
jalan keluarnya dengan lebih menekankan Yesus yang berbelas kasih daripada Allah yang menakutkan.
Dalam abad yang sama, Tuhan Yesus membuat banyak penampakan sambil meminta umat untuk
menghormati ‘Hati Kudus-Nya’. Hal ini mengingatkan kita bahwa Ia hanyalah kasih bagi kita. Bukan saja
Yesus yang mengasihi kita, tetapi Bapa juga, yang telah menetapkan kita, adalah kasih, sama seperti Putra-
Nya.
Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan:
– Allah tidak dikuasai oleh waktu, bagi-Nya tidak ada yang sebelum dan sesudah. Ia melihat dan me-
nentukan pada waktu yang sama permulaan dan akhir bagi diri kita masing-masing. Tidak ada seorang pun
yang binasa karena kelalaian atau kehendak Allah (Rm 8:28; Yak 1:13). Tidak seorang pun dapat
menghalangi rencana penyelamatan-Nya (Rm 8:37).
– Keselamatan kita adalah karunia Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat percaya atau berkenan
kepada-Nya kecuali kalau ia telah dipanggil (Rm 11:5; Fil 2:13). Tidak seorang pun yang dapat berbangga
atas jasanya atau menuntut ganjarannya (Ef 2:9; Fil 3:9).
– Allah sendiri yang bekerja di dalam diri kita, sejauh kita membuka diri kita kepada karya-Nya. Mereka
yang tidak mau membuka dirinya bertanggung jawab atas hukumannya. Demikianlah, Gereja berbicara
tentang predestinasi untuk menyatakan karya penyelamatan ini; tetapi Gereja tidak pernah berbicara
tentang predestinasi ke neraka. Buatlah perbandingan antara Mat 25:34 (kerajaan yang telah disiapkan
bagimu) dengan Mat 25:4 (api yang telah disiapkan untuk si Jahat).
“Hanya sedikit yang akan diselamatkan.” Orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada Yesus,
daripada menuntut, harus berterima kasih kepada Allah sebab mereka telah dipanggil-Nya. Allah akan
menyelamatkan dunia oleh suatu kelompok minoritas, dan begitupula dalam Gereja, banyak anggotanya
tidak menghiraukan tuntutan Injil: sebab ini juga adalah rahmat dari Allah.
Sekarang Paulus menjelaskan mengapa orang-orang Yahudi telah kehilangan tujuan Hukum (ay. 31).
Sebab mereka ingin menjadi orang kudus oleh usahanya sendiri. Dalam hal ini, ada banyak orang Kristen
yang hidup sama seperti mereka. Mereka yakin akan perbuatan-perbuatannya dan merasa puas dengan
hidup mereka. Hal ini menghalangi mereka melihat diri sebagai kaum pendosa.
“Mereka berusaha menyempurnakan diri”(ay. 3). Banyak orang Kristen ingin datang kepada Allah
dengan tangan penuh, tetapi Kristus mengundang kita hanya untuk membuka tangan kita untuk menerima.
Dengan cara semacam ini juga, kita menerima sakramen-sakramen bukan karena kita layak, tetapi kita
membuka tangan kita seperti pengemis.
• 10.1 Paulus melanjutkan topik yang sama tentang ketidakpercayaan umat Israel dengan menggunakan
metode diskusi Yahudi yang lazim pada waktu itu. Ia membedakan di dalam Alkitab beberapa aliran
pemikiran. Rupanya, banyak pasal dari Perjanjian Lama hanya berbicara tentang kesetiaan dalam
melaksanakan perintah-perintah, tetapi pasal-pasal lain juga menyatakan tentang karunia Allah. Ini
menjelaskan bahwa tidak ada ‘satu’ agama dalam Alkitab: tidak cukup membaca satu ayat dan
menafsirkannya secara harfiah (yang disebut ‘fundamentalisme’). Alkitab memberi suatu rangkaian
kesaksian di mana kita mengenal suatu jalan dan suatu cara pengajaran dari Allah. Dari abad ke abad dan di
dalam berbagai budaya, pertama Yahudi dan kemudian Yunani, Ia membimbing umat-Nya kepada
kebenaran yang penuh.
Mungkin kita telah terbiasa dengan suatu pandangan progresif dari sejarah, seolah-olah semua mesti
berkembang dari apa yang ada. Namun Yesus menunjukkan bahwa waktu silih berganti tetapi selalu
berbeda. Dan jika ada perkembangan, hal itu terjadi oleh karena suatu revolusi dan suatu perubahan
pandangan.
Demikian pula di dalam Gereja, terjadi perubahan-perubahan besar di dalam abad ini. Kita harus me-
ninggalkan pandangan bahwa Gereja, yang mulai dari Barat kemudian meluas ke seluruh dunia karena
berbagai misi yang diadakan. Paulus me-nunjukkan pandangan yang berbeda: aliran rahmat harus
meninggalkan kawasan yang telah disuburkannya demi menyuburkan tanah lain. Tetapi ia menjelaskan
bahwa hal ini bukan kesewenang-wenangan Allah; melainkan suatu proses di mana seluruh umat manusia
dibawa ke kedewasaan dan Ia sendiri tahu bagaimana caranya. Tetapi Paulus juga menggarisbawahi peran
penting umat Yahudi. Hal yang sama dapat dikatakan tentang pusat-pusat kekristenan di masa lampau
tetapi sekarang tidak lagi: peran mereka masih tetap dihargai karena suatu kelompok minoritas terus setia.

NASIB UMAT YAHUDI


• 11.1 Dua pasal, yaitu 11-24 dan 25-32, berbicara tentang nasib umat Yahudi. Sebagaimana telah
dimaklumkan Yesus umat Yahudi dicerai-beraikan ke seluruh dunia, menjadi satu bangsa tanpa tanah, yang
dipersatukan hanya oleh Hukum, tradisi dan suatu keyakinan bahwa merekalah umat terpilih Allah.
Pada zaman di mana hormat pada agama lain belum dilaksanakan, banyak orang Yahudi membentuk
kelompok-kelompok minoritas dalam negara-negara Kristen. Kenyataan bahwa orang-orang yang yakinlah
yang setia pada Allah yang benar, tidak menghiraukan umat agama lain (Est 10). Maka, umat Yahudi juga
menderita karena fanatisisme Kristen. Orang-orang Kristen pada waktu itu tidak melihat bahwa iman
mereka tidak mengizinkan fanatisisme. Mereka berpikir bahwa umat Yahudi sekarang dihukum karena
dosa nenek-moyang mereka karena merekalah yang menyalibkan Yesus: mereka melihat tragedi umat
Yahudi sebagai suatu tanda dari Tuhan.
Namun dalam abad berikutnya, umat Kristen menjadi sadar akan sifat Injil yang anti-kekerasan dan
panggilan mereka di dunia adalah menjadi minoritas: inilah suatu langkah kemajuan besar. Sudah saatnya
untuk mengkaji kembali peranan umat Yahudi, suatu kelompok minoritas lain, di dalam sejarah
keselamatan Allah. Mereka tidak berhenti menjadi kelompok yang aktif di dalam dunia, dan sering kali
merekalah yang mengatakan apa yang seharusnya keluar dari mulut kita. Rupanya, Allah menghendaki
persamaan antara umat Yahudi dan umat Kristen sebagaimana Paulus memahaminya. Tetapi ia juga
menyatakan secara jelas bahwa pada akhir dunia ini, umat Israel akan berdamai dengan Kristus, dan umat
Yahudi dan umat Kristen akan mengetahui bahwa sejarah mereka masing-masing hanyalah bagian dari satu
sejarah.

• 12.1 Paulus memulai di sini bagian kedua dari suratnya: sama seperti dalam surat-surat lain, ia akan
berusaha menjadi lebih praktis dibandingkan dengan bagian pertama.
“Persembahkanlah dirimu kepada Allah.” Bukan hanya hari Minggu yang menjadi milik Allah walaupun
perayaan ekaristi adalah penting bagi kehidupan Kristen. Dan bukan hanya kewajiban-kewajiban khusus
yang harus kita laksanakan. Allah menghendaki semua yang muncul dari diri/kepribadian kita.
“Janganlah dirimu dibentuk oleh dunia ini.” Dari berbagai sudut, kita diserang oleh propaganda, mode-
mode, lagu-lagu tanpa menghiraukan nilai kebudayaan kita. Semuanya ini adalah dunia: kita dibelenggu
dalam logikanya dan dalam keperluan-keperluannya. Namun kita harus jadi bebas supaya hati kita
hanyalah untuk Allah! Tetapi kita sering terbiasa dengan apa yang orang lain lakukan dan terlebih lagi,
menjadi hamba uang. Tanpa bersikap agresif atau pesimis, seorang Kristen akan selalu menantang dunia
kita ini.
“Pembaruan batiniah harus mengubah dirimu.” Sebelum menghayati suatu aturan hidup, engkau harus
menghayati dahulu rohnya. Engkau tidak meniru Santo Fransiskus dengan memakai jubah: pertama kamu
harus dilebur oleh kasih dari Kristus yang miskin. Pembaruan Kristen muncul dari kriteria baru, dari
pandangan baru terhadap dunia dan kebebasan kita. Pembaptisan yang menjadikan kita orang-orang Kristen
baru, memulai pembaruan roh kita yang diterangi oleh Allah sendiri. Lihat Ef 4:3.
“Kamu akan mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah.” Tidak cukup mengikuti peraturan saja; kita
harus memaksa diri kita untuk menemukan, untuk merenungkan dan memahami kehendak Allah dalam
semua kejadian di dalam hidup kita.
“Ambillah sebagai contoh, tubuh kita.” Lihatlah 1Kor 12. Kita semua membentuk satu tubuh dan kita
tidak dapat meninggalkan tanggung jawab .
kita. Di mana orang-orang Kristen hanyalah suatu minoritas kecil, mereka biasanya tergantung pada
komunitas dan dalam komunitas ini mereka menghabiskan banyak waktu: inilah kasus yang ada di dalam
pemikiran Paulus. Ia menekankan bahwa masing-masing mempunyai tugasnya di dalam Gereja: kita
semakin jauh dari tata cara keagamaan di mana mayoritas hanyalah “pendengar” yang berdiam diri saja.

• 4. Dari cara ia berbicara tentang komunitas Kristen, Paulus menunjukkan kepada kita bahwa pada
waktunya Gereja belum diorganisir seperti Gereja-gereja sekarang. Dalam Gereja perdana, tidak semuanya
tergantung pada imam-imam yang dididik di luar lingkungan umat biasa dan kemudian diutus kepada
komunitas Kristen “dari luar”. Sebagaimana telah kita nyatakan dalam Kisah 12:35, komunitas sendiri yang
memilih para penatua atau imam mereka dan kemudian disahkan oleh para rasul. Yang paling terhormat di
antara mereka adalah “nabi-nabi”. Kelompok penatua, yang berkuasa atas Gereja, adalah mereka yang
memimpin perayaan ekaristi.
Karunia masing-masing anggota diakui oleh organisasi, semua karunia ini adalah demi pelayanan Gereja.
Lihatlah Ef 4:11 dan 1Tim 4:14.
Tetapi di dalam sejarah, Gereja selalu mengubah struktur organisasinya untuk menyesuaikan diri dengan
struktur sosial baru dan perkembangan budaya.
“Berilah dengan tangan terbuka.” Di sini Paulus setelah berbicara tentang pelayanan yang efisien,
berbicara juga tentang pelayanan kasih kepada sesama manusia.

• 9. Ayat 9-13 memaparkan suatu perencanaan hidup Kristen. Daripada menekankan perintah-perintah,
Paulus menggarisbawahi sikap-sikap batiniah.
“Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan” (ay. 17). Suatu perintah untuk saling mengampuni
sebagaimana sering kali diminta Yesus dalam Injil. Kebijaksaan yang menasihati kita untuk membalas
kejahatan dengan kejahatan, perbuatan yang kasar dengan perbuatan yang kasar, gigi ganti gigi… Juga,
suatu kebijaksanaan palsu (ay. 16) untuk berusaha dihormati oleh orang dengan mengikuti kebiasaan
orang-orang dari kelas atas, atau memimpikan suatu hidup tanpa masalah-masalah material, atau lebih
memperhatikan orang-orang yang kaya, orang-orang berkuasa atau yang pandai berbicara.

• 13.1 Dalam lingkungan sosial Paulus, banyak orang mencari dalam agama suatu cara untuk melarikan
diri dari tugas-tugas keluarga dan kewajiban sosial (2Tes 3:6-12). Paulus menekankan “aspek mistik” dari
hidup Kristen, tetapi tidak menginginkan suatu penghindaran yang jelas-jelas melawan ajaran Alkitab.
Maka ia menekankan suatu ketaatan sipil dalam konteks kemasyarakatan yang belum mengenal sistem
demokrasi yang kita miliki sekarang.
Ayat ini pernah disalahgunakan oleh pemerintah-pemerintah otoriter, yang setelah memaksakan
ketetapan-ketetapan mereka, mengharapkan supaya ditaati seolah-olah mereka adalah hamba-hamba Allah
yang bekerja demi kesejahteraan rakyat. Sampai pada hari ini, ayat-ayat ini masih disalahgunakan di
banyak tempat – di mana ada penjajahan oleh negara-negara imperialis; pihak yang berkuasa tidak berhenti
mengutus para pengkhotbah yang akan mengajak para umat Kristen untuk berdiam saja di hadapan
ketidakadilan dan perampokan ekonomi, dengan menggunakan ayat-ayat ini untuk membenarkan ajaran
mereka. Di satu sisi, ada kebenaran bahwa pemerintah adalah “agen-agen”. Tetapi dalam Alkitab juga kita
mendapatkan bahwa Si Jahat juga memberi kuasa kepada mereka yang melayaninya (Luk 4:5-7; Why 13:1-
9; Yoh 12:31 dan 14:30).
Paulus dan para pembacanya hidup di dalam dunia di mana orang-orang mengakui keabsahan kuasa dan
pemerintahan Romawi. Sebagaimana kesejahteraan rakyat atau damai tidak dapat diperoleh tanpa otoritas
dan ketaatan, Paulus menyatakan bahwa pemerintahan yang ada datang dari Allah. Ketika ia berbicara
tentang mereka yang melawan otoritas, ia memikirkan mereka yang memaksakan kepentingan mereka
sendiri atau kelompok mereka. Apa yang ia tidak terima adalah suatu sikap anti-sosial, dan hal ini akan
muncul lagi dalam 1Ptr 2:13 dan Tit 3:1 di mana otoritas itu sendiri mulai meragukan umat Kristen sendiri.
Tidak seorang pun dapat menggunakan kata-kata ini untuk mengutuk mereka yang melawan pemerin-
tahan karena suara hati mereka. Hanya kepada Allahlah seorang Kristen menyerahkan suara hatinya. Ketika
pemerintahan menuntut sesuatu yang melawan kebenaran atau keadilan, ia melawan juga dengan cara-cara
yang diterangkan oleh suara hatinya, yaitu kesiapan untuk menderita menurut hukum yang berlaku, bahkan
siap untuk menyerahkan nyawanya. Kebanyakan dari martir-martir Gereja dihukum pada zamannya
sebagai subversif dan musuh tatanan sosial.
“Ia adalah pelayan Allah demi kesejahteraanmu” (ay. 4). Kita harus bertanya: apakah pemerintahan
tersebut bekerja demi kesejahteraan? Ketika hukum-hukum yang berlaku hanyalah untuk kepentingan
minoritas, atau pemerintahan menindas orang-orang miskin, mereka itu tidak melayani Allah: kita ingat
akan Yes 5:8; 7; 10:1-3; Am 5:7-12.
Seorang beriman hanya mengakui satu Tuhan: ia tidak akan menerima orang-orang tertentu menjadi
“tuhan” yang dapat menghapus mereka yang melawan kuasa absolut yang mereka miliki.
Dari pihaknya, Yesus tidak mengambil bagian dalam politik (Mrk 12:13-17). Tetapi Ia tidak menolak
mereka yang ingin. Ia bebas untuk memberi kritikan kepada otoritas dan Ia juga bebas melawan hukum-
hukum yang paling suci pun kalau hukum-hukum itu menindas.
Pada abad yang lalu, Gereja telah mengingatkan kita bahwa tidak ada pemerintahan yang dapat
melanggar hak-hak asasi manusia, dan semua harus berhati-hati dalam memilih pemerintahnya supaya
mereka itu betul-betul melayani kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, marilah kita mendengar ajaran Gereja
dari Gaudium et Spes 73-76.

• 11. “Kamu tahu waktunya, sudah saatnya untuk bangun.” Paulus mengingatkan kita tentang kewajiban-
kewajiban seorang Kristen di dalam dunia ini: waspadalah ketika menyesuaikan diri dengan dunia ini.
Seorang Kristen selalu menanti kedatangan Tuhan Yesus.
Dalam tiga puluh tahun pertama hidup Gereja, semua orang menunggu kedatangan kembali Kristus
dalam waktu dekat. Ketika menjadi jelas bagi mereka bahwa sejarah diperpanjang lagi, mereka mulai
berpikir tentang akhir mereka masing-masing: itulah waktu untuk dapat bertemu dengan Kristus. Dalam
abad kita ini, kita telah sadar bahwa sejarah menuju pada akhirnya tetapi kita bukan saja siap untuk waktu
terakhir, tetapi kita juga harus bekerja demi pewartaan Injil kepada seluruh dunia. Injil adalah kuasa, yang
secara langsung atau tidak, membawa sejarah manusia kepada kedewasaannya; oleh hidup yang kudus dan
bertanggung jawab kita mempercepat kedatangan Kerajaan Allah (2Ptr 3:11-12).

• 14.1 Apakah para pembaca Paulus begitu berbeda dari diri kita? Setelah mendengar dia berbicara
tentang kebenaran-kebenaran yang besar, apakah mereka siap menghapus semua yang menyulitkan hidup
berkomu-nitas?
“Terimalah mereka yang imannya masih lemah.” Orang-orang Kristen di Roma kebanyakan berlatar
belakang orang asing. Orang Yahudi atau Yunani datang dari berbagai budaya dan agama, dan mereka
masih berpegang pada adat-istiadat mereka. Jika orang-orang Yahudi menginginkan daging khusus, maka
yang berpantang makan daging membuat masalah menjadi lebih rumit. Jika orang Yahudi memiliki hari
Sabat, yang lain mempunyai ‘hari puasa’ dan hari sialnya. Pada hari-hari pertama, orang-orang masih
saling menghormati; tetapi kemudian pelan-pelan, karena kesombongan, mereka juga memprovokasi
sesamanya dalam semangat iman.
Paulus mengingatkan kita akan apa yang diajarkan oleh Yesus sendiri (Mrk 7:19): tidak ada makanan
atau minuman yang dilarang.
Paulus menolak semua pertentangan tentang semuanya ini. “Jangan mengkritik kelemahan hati nurani
mereka.” Barang siapa yang telah menghapus dalam dirinya suatu prasangka, harus menghormati suara hati
orang lain. Masing-masing harus berkorban demi kesejahteraan orang lain, jika hal ini perlu. Kita
mengalami kesulitan yang sama ketika orang-orang Kristen dari berbagai latar belakang, suku, kelompok
politik harus hidup bersama. Di sini ada suatu kesempatan untuk menghormati satu sama lain.
“Apa yang kita lakukan yang melawan suara hati adalah dosa” (ay. 23): hal ini penting dalam men-
jelaskan kebebasan suara hati kita. Mungkin hal ini sering kali dilupakan, tetapi Santo Thomas Aquinas
mengingatkan kita bahwa tidak ada hukum dan tidak ada otoritas religius yang harus diikuti kalau ia
melawan suara hati kita. Maka suatu kewajiban untuk memperoleh kriteria yang baik lewat pembacaan,
pembicaraan, ajaran Alkitab, sambil menyadari bahwa Roh bekerja dalam semua aspek kehidupan Gereja.

• 15.14 Di sini, kita melihat wajah Paulus yang lebih lunak. Ia memiliki kuasa sebagai rasul Kristus dan
bisa menyelesaikan masalah-masalah umat di Roma. Tetapi, ia berhati-hati supaya jangan terjadi
perpecahan, dan ia menunjukkan hormat kepada para pendiri dan kepada pemimpin komunitas di Roma.
“Sebagai imam Kristus Yesus”(ay. 16). Kata ini tidak dapat diterjemahkan dengan arti imam dalam
Gereja sekarang. Umat Kristen pertama tidak menggunakan kata imam untuk menyebut pemimpin mereka,
supaya tidak terjadi kekeliruan dengan imam-imam Yahudi atau imam-imam kafir yang mempersembahkan
kurban kepada Tuhan. Di sini, Paulus membandingkan dirinya dengan mereka. Ia tidak mempersembahkan
kurban bakaran kepada Allah, tetapi ia mempersembahkan orang-orang kafir dan memperdamaikan mereka
dengan Allah. Inilah penyembahan baru dan rohani (12:1) yang dibawa rasul-rasul kepada Allah.
Tetapi sampai sekarang ada bahaya melupakan tugas mendamaikan yang serba sulit dan sering
disalahtafsirkan dari orang-orang yang telah dimerdekakan dan sadar akan haknya sebagai manusia. Hanya
mereka yang bekerja demi pewartaan Injil, mempunyai hak untuk merayakan ekaristi.

• 22. Perjalanan ke Spanyol berarti pergi melewati Roma, pusat dunia. Ini menunjukkan pada kita
bagaimana semangat Paulus dalam mendirikan komunitas baru di seluruh dunia, tanpa perlu menunggu
komunitas yang baru didirikan itu berkembang menjadi matang. Sekarang “misi” bukan saja melewati
Roma atau negara asing lainnya: setiap komunitas Kristen harus melihat lebih jauh dari perbatasan daerah
misi di mana seorang sudah merasa puas dan senang. Dengan demikian, mungkin jutaan orang yang hidup
berdekatan dengan kita, tetapi sebetulnya ‘jauh sekali dari diri kita, dapat ditemukan.’
“Aku berangkat ke Yerusalem untuk membantu komunitas di sana.” Upaya komunitas Yerusalem supaya
semua milik pribadi menjadi milik umum tidak berhasil (Kis 2:44). Maka Paulus meminta derma dari
semua komunitas Kristen Yunani, dengan harapan bahwa dengan bantuan ini hubungan antara umat
Kristen berlatar belakang Yunani dan berlatar belakang Yahudi dapat menjadi lebih erat. Sering kali sulit
dihindari pertentangan antara kelompok yang berasal dari berbagai budaya dan kelas. Sering kali juga sulit
untuk berdialog. Dalam keadaan ini, pelayanan kasih akan mempersatukan hati orang-orang yang
pikirannya berseberangan.

• 16.17 Saudara-saudara, aku mohon supaya kalian berhati-hati. Tidak ada surat Paulus tanpa peringatan
terhadap perpecahan dan terhadap mereka yang mengumumkan “injil lain”. Ajaran Gereja adalah ajaran
para rasul, saksi-saksi Yesus sendiri. Ada suatu struktur pimpinan, suatu otoritas yang sah, dan Paulus
meminta ketaatan dalam hal-hal iman.
Kalimat terakhir adalah doa pujian kepada Allah. Hampir sama dengan doa lain, yang terdapat dalam
pembukaan surat kepada umat di Efesus.

1 •  Dari Paulus, hamba Yesus Kristus,


seorang rasul yang dipanggil dan dikhususkan untuk mewartakan Injil,



yang dahulu dijanjikan-Nya melalui nabi-nabi di dalam Kitab Suci mengenai Putra-
Nya

yang telah dilahirkan dalam daging, sebagai keturunan Daud

dan yang telah diakui sebagai Putra Allah yang penuh dengan kuasa,
setelah bangkit dari antara orang-orang mati dengan kuasa Roh Kudus.
Dengan perantaraan Dia, yaituYesus Kristus Tuhan kita,

dan demi Nama-Nya kita telah menerima rahmat dan perutusan untuk segala bangsa,
agar mereka menerima iman:

Kamu sekalian, yang terpilih di dalam Kristus, adalah bagian dari mereka,
kamu, orang-orang yang dikasihi Allah di Roma, telah dipanggil untuk menjadi
kudus:

Semoga Allah, Bapa kita, dan Tuhan Yesus Kristus, memberikan kepadamu rahmat
dan damai.
Paulus rindu mengunjungi mereka

Pertama-tama, aku mengucap syukur kepada Allahku dengan perantaraan Yesus
Kristus untuk kamu semua, sebab kepercayaanmu sudah terkenal di seluruh dunia.

Dan Allah, yang kuabdi dalam Roh oleh pewartaan Injil tentang Putra-Nya, menjadi
saksiku bahwa pada setiap waktu aku ingat akan kamu dalam doa-doaku. 10 Tidak
berkeputusan aku berdoa, agar Ia memungkinkan aku mengunjungi kamu, jika
demikianlah kehendak-Nya. 11 Aku rindu melihat kamu dan berbagi berkat rohani
bersama kamu untuk meneguhkan kamu. 12 Dengan demikian kita saling meneguhkan
dengan jalan saling membagikan iman yang sama.
13 
Kamu harus tahu, saudara-saudara, bahwa sudah kerap aku membuat rencana
untuk mengunjungi kamu, tetapi sampai sekarang selalu terhalang. 14 Aku ingin
memetik hasil dari antara kamu, seperti sudah kulakukan juga di antara bangsa-
bangsa lain. Aku merasa mempunyai kewajiban terhadap semua orang, entah Yunani
atau orang-orang asing, entah orang- orang yang berpendidikan atau yang tidak ter-
didik. 15 Itulah sebabnya aku ingin mewartakan Injil juga kepada kamu yang tinggal di
Roma.

• 16 Sebab
aku sama sekali tidak merasa malu akan Injil ini; ini adalah kekuasaan
Allah yang menyelamatkan mereka yang percaya, mula-mula orang- orang Yahudi,
lalu kemudian orang-orang Yunani. 17 Injil ini menunjukkan kepada kita bagaimana
Allah membenarkan orang melalui iman dan untuk hidup menurut iman, seperti
dikatakan dalam Kitab Suci: “Orang benar akan hidup oleh iman.”
Umat manusia di bawah murka Allah
• 18 Sekarang ini Allah sudah siap untuk menghukum kejahatan dan segala jenis
ketidakadilan dari mereka itu yang telah mendiamkan kebenaran dengan cara hidup
mereka yang jahat. 19 Sebab segala sesuatu yang dapat diketahui tentang Allah sudah
menjadi jelas untuk mereka: Allah sendiri telah menyatakannya. 20 Sebab, meskipun
kita tidak dapat melihat Dia, namun paling kurang kita dapat menemukan Dia melalui
karya-karya-Nya; karena Dia telah menciptakan dunia, dan oleh karya-Nya kita
memahami Dia sebagai yang kekal dan mahakuasa, dan sebagai Allah.
Maka mereka tidak dapat berdalih, 21 sebab mereka mengenal Allah, tetapi tidak
memuliakan Dia sebagaimana mestinya, dan tidak pula bersyukur kepada-Nya.
Sebaliknya pemikiran mereka telah sesat dan kegelapan meliputi budi mereka.
22 
Mereka yakin bahwa mereka orang yang bijaksana, tetapi mereka telah menjadi
bodoh: 23 mereka menukarkan Kemuliaan Allah yang kekal dengan
gambaran-gambaran berupa manusia yang fana, burung-burung, binatang- binatang
berkaki empat dan binatang melata. 24 Oleh sebab itu Allah menyerahkan mereka ke-
pada kecenderungan hati mereka; mereka telah melakukan hal-hal yang memalukan
dan yang mencemarkan tubuh mereka.
25 
Mereka menukarkan kebenaran Allah dengan dusta; mereka menghormati dan
menyembah ciptaan dan bukan Pencipta, yang harus dimuliakan selama-lamanya,
Amin! 26 Oleh sebab itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang me-
malukan: perempuan-perempuan menukarkan hubungan kelamin yang kodrati dengan
yang melawan kodrat. 27 Demikian juga laki-laki, mereka meninggalkan hubungan
kelamin yang kodrati dengan perempuan, tetapi saling mengingini, dan melakukan
hal-hal yang memalukan, laki- laki dengan laki-laki, dan dengan demikian
mendatangkan ke atas diri mereka hukuman yang pantas karena kejahatan mereka.
28 
Dan karena mereka merasa tidak perlu mengenal Allah, maka Allah telah
menyerahkan mereka kepada pemikiran-pemikiran yang jahat sehingga mereka
melakukan berbagai hal yang tidak senonoh.
29 
Dan dengan demikian mereka penuh dengan ketidakadilan, kesesatan, keseraka-
han, kejahatan; mereka penuh dengan kecemburuan, pembunuhan, perselisihan,
penipuan dan kefasikan.
30 
Mereka melakukan fitnah, menghina Allah, dan angkuh hati; mereka sombong,
penipu, pandai melakukan yang jahat. Mereka memberontak terhadap orang tua me-
reka, 31 tidak berakal, tidak setia, keras hati dan tidak berbelas kasihan. 32 Meskipun
mereka tahu tentang hukum Allah yang menyatakan bahwa orang-orang yang hidup
demikian harus dihukum mati, namun mereka sendiri bukan saja melakukan semua
hal ini, tetapi malah memuji setiap orang yang melakukan hal yang sama.
Orang-orang Yahudi juga harus takut akan hukuman

2 •  Karena itu, siapa pun kamu, tidak ada alasan untukmu menghakimi orang lain,

karena dengan menghakimi sesamamu, kamu menghukum dirimu sendiri, sebab


kamu melakukan hal yang sama. 2 Kita tahu bahwa hukuman Allah dengan adil akan
jatuh atas mereka yang melakukan hal-hal sedemikian ini. 3 Adakah kamu mengira
bahwa dengan menghukum orang lain kamu sendiri akan luput dari hukuman Allah,
sedang kamu melakukan hal yang sama?

Ini berarti menyalahgunakan Allah dan kebaikan-Nya yang tak berhingga, kesa-
baran dan pengertian-Nya, sambil tidak menyadari bahwa kebaikan-Nya bertujuan
menghantar kamu kepada pertobatan. 5 Jika hatimu menjadi keras dan tidak mau
berubah, maka kamu akan menumpuk bagi dirimu siksa pada hari penghakiman,
ketika Allah akan tampak sebagai hakim yang adil.

Dia akan memberikan kepada setiap orang apa yang pantas baginya, sesuai
dengan perbuatan-perbuatannya. 7 Dia memberi hidup yang kekal kepada mereka
yang mencari kemuliaan, kehormatan dan keabadian, dan yang tekun dalam
melakukan yang baik. 8 Tetapi murka dan dendam akan menjadi nasib mereka yang
mencari kepentingan sendiri dan yang tidak melakukan kebenaran, tetapi keti-
dakadilan. 9 Akan ada penderitaan dan ketakutan bagi setiap orang yang melakukan
kejahatan, pertama-tama orang Yahudi, kemudian orang Yunani. 10 Tetapi Allah akan
memberi kemuliaan, kehormatan dan damai kepada siapa saja yang melakukan yang
baik, pertama-tama orang Yahudi, kemudian orang Yunani, 11 sebab di hadapan Allah
tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain.
Setiap orang diadili oleh hati nuraninya
Mereka yang berbuat dosa tanpa mengetahui hukum Taurat, akan binasa tanpa
12 

hukum Taurat, dan barang siapa yang berbuat dosa meskipun mengenal hukum
Taurat, akan dihakimi oleh hukum Taurat itu. 13 Yang membenarkan kita di hadapan
Allah bukannya mendengarkan hukum Taurat tetapi melaksanakannya. 14 Apabila
orang-orang bukan Yahudi, yang tidak memiliki hukum Taurat, tetapi berdasarkan
kodratnya melakukan yang dituntut oleh hukum Taurat, maka mereka memberikan
kepada dirinya suatu hukum, 15 dengan menunjukkan bahwa perintah- perintah hukum
Taurat tergurat di dalam budi mereka. Hati nurani mereka, yang berbicara di dalam
mereka, juga menunjukkan hal itu, apabila ia menghukum atau menyetujui
perbuatan-perbuatan mereka. 16 Hal yang sama akan terjadi pada hari itu, apabila
Allah, menurut Injilku, akan menghakimi perbuatan-perbuatan rahasia manusia di
dalam Yesus Kristus.
17 
Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi, maka kamu mendasarkan diri
pada hukum Taurat dan merasa bangga karena Allahmu. 18 Kamu mengetahui
kehendak Allah dan hukum Taurat mengajar kamu mengetahui apa yang lebih baik,
19 
dan dengan demikian merasa yakin bahwa kamu adalah pemimpin orang buta,
terang di dalam kegelapan, 20 pengajar untuk orang yang tidak tahu, pembina
anak-anak, sebab di dalam hukum Taurat kamu memiliki rumusan pengetahuan yang
benar. 21 Jika demikian, kamu yang mengajar orang-orang lain, mengapa tidak
mengajar dirimu sendiri? Jika kamu mengatakan bahwa orang tidak boleh mencuri,
mengapa kamu sendiri mencuri? 22 Kamu mengatakan bahwa tidak boleh berbuat
zinah namun kamu sendiri melakukannya! Kamu mengatakan bahwa kamu membenci
berhala-berhala, tetapi kamu mencuri di dalam kenisah-kenisah mereka! 23 Kamu
merasa bangga karena hukum Taurat, namun kamu tidak menaatinya, dan menghina
Allahmu. 24 Sesungguhnya, seperti dikatakan dalam Kitab Suci: bangsa- bangsa lain
menghina nama Allah oleh karena kamu.
25 
Sunat memang berguna bagimu jika kamu menaati hukum Taurat; tetapi jika
kamu tidak menaatinya, maka seakan- akan kamu tidak disunat. 26 Sebaliknya, jika
orang-orang yang tidak bersunat menaati perintah-perintah hukum Taurat, bukankah
kamu harus mengakui, bahwa sekalipun mereka orang-orang kafir, mereka berlaku
seperti orang-orang yang bersunat? 27 Orang yang menaati hukum Taurat sedang
tubuhnya tidak ditandai dengan sunat, akan menghakimi kamu yang ditandai dengan
sunat dan yang memiliki hukum Taurat tetapi tidak menaatinya. 28 Sebab hal-hal
lahiriah tidak membuat seorang menjadi orang Yahudi yang benar dan sunat yang
benar bukanlah yang ditandakan pada tubuh. 29 Menjadi seorang Yahudi yang sejati
haruslah secara batiniah; sunat yang benar adalah sunat hati, secara rohani, dan
bukannya suatu aturan tertulis; orang yang hidup demikian akan dipuji, bukan oleh
manusia, tetapi oleh Allah.
Apakah kelebihannya menjadi seorang Yahudi?

3 •  Jika demikian, apakah kelebihan nya menjadi seorang Yahudi? Dan apakah

gunanya sunat? 2 Dari segi mana pun hal itu sangat penting. Pada tempat yang
pertama, kepada orang Yahudilah Allah mempercayakan sabda-Nya.

Bagaimana sekarang, jika beberapa dari mereka tidak setia? Adakah ketidak-
setiaan mereka melenyapkan kesetiaan Allah? Tentu sekali tidak. 4 Sebaiknya, akan
terbukti bahwa Allah sungguh benar dan manusia itu pembohong, seperti dikatakan
oleh Kitab Suci: “Akan terbukti bahwa sabda-Mu sungguh benar dan bahwa Engkau
akan menang, jika mereka hendak menghakimi Engkau.”

Jika kejahatan kita menunjukkan bahwa Allah benar, dapatkah dikatakan bahwa
Allah tidak benar jika Ia murka dan menghukum kita? (Mungkin ada orang yang
berbicara demikian).

– Sekali-kali tidak! Seandainya demikian, bagaimana Allah dapat menghakimi
dunia?

– Akan tetapi jika dustaku membuat kebenaran Allah semakin nyata, dan dengan
demikian memperbesar kemuliaan Allah, benarkah menamakan aku seorang berdosa?

– Jika demikian, maka satu-satunya pilihan untukmu ialah berbuat dosa, supaya
kebaikan dapat muncul dari padanya. Ada beberapa orang pemfitnah mengatakan
bahwa inilah ajaranku, tetapi mereka harus bertanggung jawab atas
perkataan-perkataan itu.

Jika demikian, apakah kelebihan kita? Sesungguhnya tidak ada. Sebab telah kita
tunjukkan bahwa semua orang, baik Yahudi maupun yang bukan Yahudi, berada di
bawah kekuasaan dosa, 10 seperti dikatakan dalam Kitab Suci: “Tidak ada seorang
yang benar, seorang pun tidak; tak ada seorang yang mengerti, 11 tak ada seorang yang
mencari Allah. 12 Semua orang telah tersesat dan telah menjadi hina. Tidak ada
seorang yang melakukan yang baik, seorang pun tidak.
13 
Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, dan kata-kata mereka
adalah tipu. 14 Bibir mereka menyimpan bisa ular, dari mulut mereka keluar sumpah
serapah. 15 Mereka berlari ke tempat mereka dapat menumpahkan darah, 16 sambil
meninggalkan keruntuhan dan derita di belakang. 17 Mereka tidak mengenal jalan
damai, 18 mereka tidak takut kepada Allah.”
19 
Sekarang kita ketahui, bahwa segala yang dikatakan oleh Kitab Suci, telah di-
katakan untuk orang-orang dari hukum Taurat, yaitu orang-orang Yahudi. Hendaklah
semua orang berdiam diri dan mengakui bahwa seluruh dunia bersalah di hadapan
Allah. 20 Malah lebih lagi: tak ada seorang manusia yang menjadi layak di hadapan
Allah karena menjalankan tuntutan-tuntutan hukum Taurat. Sebab oleh hukum Taurat
timbul kesadaran akan dosa.
Iman, jalan kepada keselamatan
• 21 Tetapi sekarang dikatakan kepada kita, bagaimana Allah membuat kita menjadi
orang benar di luar hukum Taurat sesuai kehendak-Nya. Hal ini telah disampaikan
terlebih dahulu di dalam hukum Taurat dan Nabi-Nabi: 22 Allah membenarkan kita
dengan iman akan Yesus Kristus, dan ini berlaku untuk semua orang yang percaya,
tanpa membeda- bedakan. 23 Sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah; 24 oleh kemurahan Allah semua orang telah diampuni
dan dikuduskan dengan penebusan yang terlaksana dalam Yesus Kristus. 25 Sebab
Allah telah menentukan Dia menjadi kurban, dan darah-Nya telah memperoleh
pengampunan bagi kita melalui iman.
Demikianlah Allah menunjukkan bagaimana Ia membenarkan kita. Sudah diam-
puni dosa-dosa masa lampau 26 yang dibiarkan Allah sampai saat ini. Sebab sekarang
Ia hendak menyatakan jalan kebenaran-Nya: bagaimana Ia benar, serta bagaimana Ia
membuat kita menjadi orang benar melalui iman akan Yesus.
27 
Lalu apa yang akan terjadi dengan kebanggaan kita? Sudah ditiadakan. Dengan
cara bagaimana? Bukan melalui hukum Taurat dan penghayatannya, melainkan
melalui satu hukum yang lain, yaitu iman. 28 Karena kami yakin bahwa manusia
berada dalam kemurahan Allah oleh iman, dan bukan karena segala hal yang
diperintahkan oleh hukum Taurat. 29 Jika tidak, maka Allah menjadi Allah hanya
untuk orang Yahudi; bukankah Dia juga Allah untuk bangsa-bangsa kafir? 30 Tentu
Dia juga Allah untuk bangsa- bangsa lain, sebab hanya ada satu Allah dan dengan
iman Dia mau menyelamatkan baik orang-orang Yahudi yang disunat, maupun
bangsa-bangsa lain yang tidak bersunat. 31 Jika demikian, adakah kami menyangkal
nilai hukum Taurat karena apa yang telah dikatakan tentang iman? Tentu sekali tidak;
sebaliknya kami menempatkan hukum Taurat pada tempatnya yang wajar.
Abraham, bapa orang yang benar

4 •  Marilah

kita pertimbangkan Abra ham, bapa leluhur kita sebagai manusia.
Apa yang telah ditemukannya? 2 Jika Abraham dibenarkan hanya karena
perbuatannya, maka ia patut bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. 3 Sebab begi-
nilah kata Kitab Suci: “Abraham percaya kepada Allah, dan karena itu Allah memper-
hitungkan hal itu dan memandang dia sebagai orang benar.”

Kalau sekarang seorang melakukan suatu pekerjaan, maka upah yang diberikan
kepadanya bukan berupa suatu hadiah, melainkan utang yang harus dibayar. 5 Tetapi
kalau seorang yang tidak melakukan suatu pekerjaan, namun percaya kepada Dia
yang membenarkan orang berdosa, maka imannya akan diperhitungkan untuk
menjadikan dia orang benar. 6 Dengan cara demikian Daud menyatakan berbahagia
orang-orang yang telah dibenarkan oleh kemurahan Allah dan bukan karena perbua-
tan-perbuatannya: 7 Berbahagialah mereka yang diampuni dosa-dosanya dan yang
dilupakan pelanggaran-pelanggarannya; 8 berbahagialah orang yang dosanya tidak
diperhitungkan oleh Allah!

Adakah ucapan bahagia ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersunat
atau juga bagi orang-orang yang tidak bersunat? Baru saja kita katakan, bahwa
Abraham telah dijadikan orang benar karena imannya, 10 tetapi bilamana hal ini telah
terjadi? Sesudah Abraham disunat atau sebelumnya? Bukan sesudah, tetapi
sebelumnya. 11 Ia menerima sunat sebagai tanda dan meterai kebenaran yang
diberikan kepadanya berdasarkan imannya sebelum disunat, supaya ia bisa menjadi
bapa semua orang yang tidak bersunat yang percaya dan yang dibenarkan. 12 Dan dia
menjadi bapa orang- orang Yahudi, yang selain bersunat, juga menunjukkan
kepercayaan seperti Abraham sebelum disunat.
13 
Allah menjanjikan kepada Abraham, atau sebenarnya kepada keturunannya,
bahwa dunia ini miliknya, bukan karena ia menaati hukum Taurat, tetapi karena ia
telah menjadi orang benar dan sahabat Allah karena iman. 14 Jika janji ini diper-
tahankan untuk mereka yang mengandalkan hukum Taurat, maka sia-sialah iman itu.
Dan janji itu tidak akan pernah akan terpenuhkan, 15 sebab hukum Taurat meng-aki-
batkan murka, dan di mana tidak ada hukum Taurat tidak ada pula pelanggaran.
16 
Oleh sebab itu iman adalah jalan dan semuanya diberikan karena kasih karunia.
Dan janji-janji kepada Abraham terpenuhkan untuk semua keturunannya, bukan saja
untuk keturunannya menurut hukum Taurat, tetapi juga untuk semua orang lain yang
percaya.
Abraham adalah bapa kita semua, 17 seperti ada tertulis: “Aku akan membuat
engkau menjadi bapa banyak bangsa.” Dia adalah bapa kita di mata Allah yang
memberikan kehidupan kepada orang mati, dan dengan sabda-Nya membuat yang
tidak ada menjadi ada, sebab inilah Allah yang kita semua imani.
18 
Abraham percaya dan berharap sekalipun tidak ada harapan, dan dengan de-
mikian menjadi bapa banyak bangsa, seperti yang telah dikatakan kepadanya:
“Lihatlah betapa banyak keturunanmu nanti.” 19 Ia tidak bimbang, sekalipun tubuhnya
tidak mampu lagi memberikan kehidupan – usianya sudah sekitar seratus tahun – dan
kendati Sara, istrinya, pun mandul. 20 Ia tidak bimbang dan tidak sangsi kepada janji
Allah, dan dengan imannya yang kuat itu ia memuliakan Allah; 21 ia yakin bahwa Dia
yang telah memberikan janji, juga mempunyai kuasa untuk memenuhinya.
22 
Oleh karena imannya ini maka Allah telah memperhitungkan dia sebagai orang
benar. 23 “Oleh karena iman ini”: kata-kata Kitab suci ini bukan dimaksudkan hanya
untuk dia, 24 tetapi juga untuk kita, sebab kita percaya kepada Dia yang telah mem-
bangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, 25 yang telah diserahkan karena
dosa kita dan yang dibangkitkan supaya kita dibenarkan.
Sekarang kita berada dalam damai dengan Allah

5 •  Oleh iman kita sungguh-sungguh dibenarkan, dan berada dalam damai dengan

Allah, melalui Yesus Kristus, Tuhan kita. 2 Oleh Dia kita mendapat kasih karunia.
Dalam kasih karunia ini kita tinggal dan malah bermegah dapat menantikan Kemu-
liaan Allah.

Bukan hanya itu, kita malah merasa aman dalam pencobaan, karena mengetahui
bahwa pencobaan menghasilkan kesabaran, 4 kesabaran membuahkan pahala, dan
pahala adalah sumber pengharapan, 5 dan pengharapan tidak mengecewakan kita
karena Roh Kudus telah diberikan kepada kita, yang mencurahkan kasih Allah ke
dalam hati kita.

Selain itu perhatikanlah waktu, ketika Kristus wafat untuk kita: yaitu ketika kita
masih orang-orang berdosa dan tidak mampu berbuat sesuatu. 7 Tidak akan ada
banyak orang yang rela mati untuk orang yang benar; meski mungkin ada seseorang
yang rela memberikan kehidupannya untuk orang yang sangat baik. 8 Tetapi
perhatikanlah, betapa Allah telah menyatakan kasih-Nya kepada kita: ketika kita
masih orang berdosa, Kristus telah mati untuk kita, 9 dan kita telah dibenarkan oleh
darah-Nya. Maka sekarang ini untuk-Nya ada lebih banyak lagi alasan untuk me-n-
yelamatkan kita dari segala hukuman. 10 Kita yang dahulu adalah musuh-musuh Allah
kini telah didamaikan dengan-Nya oleh kematian Putra-Nya; betapa lebih lagi Ia mau
menyelamatkan kita sekarang dengan kehidupan-Nya. 11 Bukan hanya itu; kita pun
merasa aman di dalam Allah oleh karena Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan
perantaraan-Nya kita telah didamaikan.
Adam dan Yesus Kristus
• 12 Sekarang
ini dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang manusia dan oleh
dosa itu maut. Dan maut telah menjalar kepada seluruh umat manusia, sebab
semuanya telah berdosa. 13 Dosa memang telah ada di dunia sebelum ada hukum
Taurat, tetapi orang tidak berbicara tentang ketidaktaatan selama belum ada hukum
Taurat. 14 Oleh sebab itu sejak masa Adam sampai Musa maut berkuasa atas manusia,
sekalipun dosa mereka bukanlah ketidaktaatan seperti halnya Adam. Dia bukan Adam
sejati melainkan melambangkan Dia yang akan datang.
15 
Tetapi karunia Allah tidaklah sepadan dengan pelanggaran Adam. Banyak orang
telah mati karena kesalahan satu orang, tetapi betapa kasih karunia Allah oleh karena
satu orang manusia, yaitu Yesus Kristus, melimpah kepada demikian banyak orang.
16 
Kasih karunia Allah jauh melebihi akibat dosa dari satu orang. Pelanggaran oleh
satu orang telah mengakibatkan hukuman, sedang kasih karunia Allah membawa
pengampunan untuk orang-orang berdosa di seluruh dunia. 17 Jika maut telah berkuasa
karena ketidaktaatan dari satu orang saja, betapa lebih lagi hidup akan melimpah
untuk orang-orang yang telah menerima rahmat dan kasih karunia serta kebenaran
Allah oleh satu orang, yaitu Yesus Kristus.
18 
Seperti pelanggaran satu orang manusia telah mengakibatkan hukuman mati
untuk semua orang, demikian pula pemulihan oleh satu orang mendatangkan peng-
ampuan dan hidup untuk semua orang; 19 dan seperti ketidaktaatan satu orang mem-
buat banyak orang menjadi pendosa, demikian juga ketaatan satu orang membuat
banyak orang menjadi orang benar dan kudus.
20 
Hukum Taurat sendiri, yang diberlakukan kemudian, telah menyebabkan dosa
bertambah; tetapi di mana dosa bertambah, rahmat lebih melimpah lagi, 21 dan seperti
dosa mengakibatkan maut berkuasa, demikian juga pada waktunya sendiri rahmat
akan berkuasa. Dan sesudah membuat kita menjadi orang-orang benar dan
sahabat-sahabat Allah, rahmat itu akan menghantar kita kepada kehidupan yang kekal
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Oleh pembaptisan kita mati bersama Kristus

6 •  Jika demikian, apa yang akan kita katakan? Haruskah kita terus berbuat dosa

supaya rahmat semakin melimpah? 2 Dapatkah kita hidup di dalam dosa lagi? Tentu
sekali tidak: sekarang kita telah mati terhadap dosa.

Kamu tahu, bahwa dalam pembaptisan yang menyatukan kita dengan Kristus, kita
semua dibaptis dan dibenamkan dalam kematian-Nya. 4 Tetapi oleh pembaptisan
dalam kematian-Nya, kita telah dikuburkan bersama dengan Kristus, dan seperti
Kristus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian pula kita
mulai menjalani hidup yang baru. 5 Seperti kita telah disatukan dengan Dia dalam
kematian-Nya, demikian pula kita bersatu dengan Dia dalam kebangkitan-Nya.
• 6 Kita tahu bahwa manusia lama dalam diri kita telah disalibkan bersama Kristus
supaya diri kita yang berdosa dibinasakan, agar kita tidak berhamba lagi kepada dosa.

Jika kita telah mati, maka kita tidak lagi terikat kepada dosa. 8 Jika kita telah mati
bersama Kristus, kita pun yakin bahwa kita akan hidup bersama Dia. 9 Kita tahu
bahwa Kristus, yang sekali bangkit dari antara orang mati, tidak akan mati lagi dan
maut tidak akan berkuasa atas-Nya. 10 Kematian yang dialami-Nya adalah kematian
terhadap dosa, sekali untuk selamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan dalam
Allah.
11 
Demikian juga kamu harus memandang dirimu mati terhadap dosa dan hidup
untuk Allah dalam Kristus Yesus. 12 Janganlah membiarkan dirimu yang fana itu
dikuasai oleh dosa; janganlah menyerah kepada kecenderungan yang jahat. 13 Ja-
nganlah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa sebagai alat untuk
melakukan kejahatan. Sebaliknya persembahkanlah dirimu sebagai orang yang telah
kembali dari kematian kepada kehidupan, dan hendaklah anggota-anggota tubuhmu
menjadi alat yang kudus dalam pelayanan Allah. 14 Dosa tidak menguasai kamu lagi,
sebab kamu tidak lagi di bawah kekuasaan hukum, tetapi di bawah kekuasaan rahmat.
15 
Aku bertanya lagi: dapatkah kita berbuat dosa karena kita tidak berada di bawah
hukum Taurat, tetapi di bawah rahmat? Tentu sekali tidak. 16 Jika engkau telah
menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hambanya, bukankah engkau harus
patuh kepada orang itu yang memberikan perintah kepadamu, entah untuk dosa yang
membawa kepada kematian, atau untuk ketaatan yang membawa kepada kebenaran.
17 
Hendaklah kita mengucap syukur kepada Allah, sebab kamu yang dahulu telah
berhamba kepada dosa, sekarang ini taat dengan segenap hati kepada ajaran iman.
18 
Dan sekarang, sesudah kamu bebas dari dosa, kamu mulai melayani kebenaran
sejati. 19 Kamu lihat bahwa aku memakai kata- kata yang sederhana, sebab mungkin
kamu belum benar-benar dewasa.
Pernah kamu membuat anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan
kedurhakaan, dan hidup dalam dosa. Sekarang jadikanlah anggota-anggota tubuhmu
hamba-hamba kebenaran dan kekudusan, sampai kamu sendiri menjadi kudus.
20 
Ketika kamu masih hamba-hamba dosa, kamu merasa tidak mempunyai ke-
wajiban kepada kekudusan, 21 tetapi apakah hasil dari perbuatan-perbuatan yang
sekarang membuat engkau malu? Hal-hal yang demikian menyebabkan kematian.
22 
Akan tetapi sekarang kamu telah dibebaskan dari dosa dan berhamba kepada Allah.
Kamu akan menghasilkan buah dan akan menjadi kudus, dan hasilnya adalah
kehidupan yang kekal. 23 Dengan demikian pada satu sisi ada dosa: upahnya adalah
kematian; di sisi lain Allah: Ia memberikan kepada kita, demi rahmat, hidup yang
kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Seorang Kristen tidak terikat kepada agama Yahudi

7 •  Kamu, sahabat-sahabatku, mema hami hukum. Hukum hanya dapat berkuasa

atas seseorang selama ia masih hidup. 2 Seorang perempuan yang telah menikah,
umpamanya, oleh hukum terikat kepada suaminya selama suaminya itu masih hidup.
Tetapi jika suami itu sudah meninggal, maka ia dibebaskan dari segala kewajiban
sebagai istri. 3 Apabila ia memberikan diri kepada seorang laki-laki lain selama
suaminya masih hidup, maka ia menjadi seorang pezina; tetapi sesudah kematian
suaminya ia bebas dan jika ia memberikan diri kepada seorang laki-laki lain, dia
bukan seorang paezinah.
Demikianlah juga kamu, saudara- saudara, kamu telah mati terhadap hukum

Taurat dalam diri Kristus, dan kamu menjadi milik seorang yang telah bangkit dari
antara orang mati, supaya kita dapat menghasilkan buah untuk Allah. 5 Waktu kita
hidup seperti biasanya manusia hidup, maka hukum Taurat membangkitkan dalam
tubuh kita keinginan-keinginan untuk berbuat dosa, yang akan membuahkan
kematian. 6 Tetapi kita telah mati terhadap hal yang mengurung kita sebagai tawanan;
kita telah dibebaskan dari hukum Taurat dan tidak lagi mengikuti suatu hukum yang
tertulis, yang adalah hukum yang lama; sekarang bersama Roh kita berada dalam
hukum yang baru.

Karena itu, dapatkah kita katakan bahwa hukum Taurat adalah bagian dari dosa?
Tentu tidak. Namun, aku tidak akan pernah mengenal dosa, jika bukan karena hukum
Taurat. Aku tidak akan sadar akan keserakahan jika hukum Taurat tidak mengatakan
kepadaku: Jangan mengingini. 8 Dengan adanya perintah itu dosa merangsang dalam
diriku berbagai jenis keserakahan; sedang tanpa hukum Taurat dosa tinggal mati.

Pada mulanya tidak ada hukum Taurat dan aku hidup. Kemudian datanglah perintah
yang membuat dosa mulai hidup; 10 dan aku mati. Kenyataannya bahwa hukum Taurat
yang seharusnya membawa kehidupan, telah menyebabkan kematian untukku. 11 Dosa
telah memanfaatkan perintah: ia menipu dan membunuh aku dengan perintah.
12 
Tetapi hukum Taurat itu sendiri kudus, benar dan baik. 13 Mungkinkah bahwa
sesuatu yang baik dapat mendatangkan kematian untukku? Tentu tidak. Hal ini be-
rasal dari dosa, yang dapat dilihat sebagai dosa apabila ia memanfaatkan sesuatu yang
baik untuk membunuh: perintah menyatakan dosa sebagai benar- benar dosa.
Hukum tanpa Kristus membuat umat manusia terpisah-pisah
• 14 Kita ketahui bahwa hukum Taurat itu rohani; sedang aku adalah daging dan
telah terjual kepada dosa. 15 Aku tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan aku,
sebab aku tidak melakukan apa yang kukehendaki, tetapi sebaliknya melakukan yang
justru kubenci. 16 Jika aku melakukan yang jahat yang tidak kukehendaki, maka aku
setuju bahwa hukum Taurat itu baik; 17 akan tetapi dalam hal ini, bukannya aku yang
menghendaki kejahatan, tetapi dosa yang ada di dalam aku. 18 Aku tahu bahwa dalam
diriku sebagai manusia tidak ada sesuatu yang baik. Aku mau melakukan apa yang
benar, tetapi aku tidak mampu melakukannya. 19 Kenyataannya bahwa aku tidak
melakukan yang baik yang kukehendaki, tetapi melakukan yang jahat yang kubenci.
20 
Oleh sebab itu, jika aku melakukan yang tidak ingin kulakukan, maka bukannya aku
yang menghendaki kejahatan, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
21 
Demikian aku menemukan kenyataan ini: meskipun aku ingin melakukan apa
yang benar, kejahatan di dalam diriku terlebih dahulu memaksakan kehendaknya.
22 
Hatiku setuju dan menyukai hukum Allah, 23 tetapi di dalam tubuhku aku melihat
suatu hukum yang lain, yang menantang hukum roh, dan menyerahkan aku sebagai
hamba kepada hukum dosa yang tertulis dalam anggota-anggota tubuhku. 24 Celakalah
aku! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh kematian ini? 25 Marilah kita
mengucap syukur kepada Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan kita!
Jadi, hati nuraniku adalah hamba hukum Allah, sedang tubuhku yang fana adalah
hamba hukum dosa.
Kita telah menerima Roh

8 •  Pertentangan ini tidak ada lagi un tuk mereka yang ada dalam Yesus Kristus.

Sebab di dalam Yesus Kristus hukum Roh kehidupan telah membebaskan aku dari

hukum dosa dan kematian. 3 Hukum Taurat tidak berdaya, karena daging telah
menjadi lemah. Maka Allah, yang merencanakan untuk membasmi dosa, telah
mengutus Putra-Nya sendiri, dalam rupa mereka yang takluk di bawah keadaan
manusia yang berdosa; dengan berbuat demikian, Ia telah menghukum dosa dalam
keadaannya sebagai manusia. 4 Sejak saat itu kesempurnaan yang menjadi tujuan
hokum Taurat akan terlaksana di dalam diri mereka yang tidak hidup menurut cara
daging, tetapi menurut cara Roh.
Kehidupan oleh Roh
• 5 Mereka yang hidup menurut daging, cenderung kepada hal-hal daging; mereka
yang dipimpin oleh Roh akan menginginkan hal-hal rohani. 6 Daging menuju kepada
kematian, sedang tujuan Roh adalah hidup dan damai. 7 Daging menginginkan
permusuhan dengan Allah: ia tidak setuju, malah tidak mau tunduk di bawah hukum
Allah. 8 Maka mereka yang hidup menurut daging tidak dapat menyenangkan Allah.

Namun kehidupanmu bukanlah dalam daging, tetapi dalam roh, sebab Roh Allah
ada di dalam kamu. Jika kamu tidak memiliki Roh Kristus, kamu bukanlah milik-
Nya. 10 Tetapi Kristus ada di dalam kamu; meskipun oleh dosa tubuhmu telah ditandai
dengan kematian, namun roh adalah hidup dan kekudusan. 11 Dan jika Roh dari Dia
yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati ada di dalam kamu, maka
Dia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati itu juga akan
memberikan hidup kepada tubuhmu yang fana. Sungguh, Ia akan melakukannya
melalui Roh-Nya yang diam di dalam kamu.
12 
Maka saudara-saudara, hendaklah kita meninggalkan daging dan tidak hidup
menurut daging. 13 Jika tidak, maka kita akan mati. Sebaiknya, sambil hidup da-
lam Roh, hendaklah kita mematikan perbuatan-perbuatan tubuh agar kita dapat hidup.
14 
Sekalian orang yang hidup dalam Roh Allah adalah putra-putri Allah. 15 Karena
itu tidak ada lagi ketakutan: kamu tidak menerima roh perbudakan, tetapi Roh yang
mengangkat kamu menjadi putra-putri dan setiap kali kita berseru: “Abba! Bapa!”,
16 
Roh itu meyakinkan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 17 Jika kita adalah
anak-anak, maka kita pun ahli waris. Warisan Allah akan menjadi milik kita dan kita
akan memilikinya bersama Kristus; sebab jika sekarang kita menderita bersama Dia,
kita juga akan memiliki kemuliaan bersama dengan Dia.
Juga semesta alam menantikan penebusan
• 18 Aku berpendapat bahwa penderitaan dalam kehidupan kita yang sekarang ini
tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan dan diberikan
kepada kita. 19 Seluruh ciptaan menantikan dengan rindu kelahiran anak- anak Allah
dalam kemuliaan. 20 Sebab jika seluruh makhluk ciptaan tidak dapat mencapai
tujuannya, hal ini bukan karena dirinya sendiri, tetapi oleh karena Dia yang
menaklukkannya. Tetapi bukannya tidak ada harapan; 21 sebab makhluk ciptaan juga
akan dibebaskan dari kebinasaan dan memperoleh kebebasan dan kemuliaan
anak-anak Allah.
22 
Kita tahu bahwa seluruh ciptaan merintih dan menderita sakit bersalin. 23 Bukan
hanya ciptaan itu, tetapi juga kita sendiri. Meskipun Roh telah diberikan kepada kita
sebagai pendahuluan untuk apa yang akan kita terima, namun dalam batin kita
merintih dan dengan rindu menantikan hari itu, ketika Allah akan mengangkat kita
menjadi anak dan menebus tubuh kita juga.
24 
Berharap adalah jalan kita ditebus. Tetapi jika kita telah melihat apa yang kita
harapkan, maka tidak ada lagi harapan: bagaimana seorang dapat mengharapkan
sesuatu yang telah dilihatnya? 25 Maka kita mengharapkan yang tidak kita lihat dan
kita akan menerimanya karena berharap dengan tekun.
• 26 Kita
memang lemah, tetapi Roh datang menolong kita. Bagaimana kita
memintanya? Dan apakah yang akan kita minta? Kita tidak tahu, tetapi dengan
keluhan-keluhan yang tak terucapkan dengan kata-kata, roh berdoa untuk kita. 27 Dan
Dia yang melihat rahasia-rahasia dalam batin mengetahui keinginan- keinginan Roh,
sebab Ia meminta untuk orang-orang kudus apa yang berkenan kepada Allah.
Siapa yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah?
• 28 Kita tahu bahwa dalam segala sesuatu Allah bekerja untuk kebaikan orang yang
mengasihi-Nya, yaitu mereka yang telah dipanggil-Nya sesuai dengan rencana-Nya.
29 
Mereka yang telah dikenal-Nya terlebih dahulu, yang telah ditentukan-Nya menjadi
serupa dengan Putra-Nya, yang sama dengan Dia, sehingga Dia dapat menjadi yang
sulung di antara banyak saudara. 30 Dan demikian, mereka yang telah ditentukan-Nya
dipanggil-Nya, dan mereka yang dipanggil-Nya dibenarkan-Nya, dan kepada mereka
yang dibenarkan-Nya diberi-Nya kemuliaan-Nya.
31 
Apakah yang akan kita katakan tentang semuanya ini? Jika Allah berpihak de-
ngan kita, siapa yang akan melawan kita? 32 Jika Allah tidak sayang akan Putra-Nya
sendiri, tetapi menyerahkan-Nya untuk kita semua, bagaimana Ia tidak memberikan
juga hal-hal yang lain bersama dengan Dia? 33 Siapakah yang akan menggugat
orang-orang pilihan Allah? Allah telah mengampuni kesalahan mereka. 34 Siapakah
yang berani menghukum mereka? Kristuskah, yang telah mati, dan lebih lagi yang
telah bangkit dan duduk di sisi kanan Allah, dan berdoa untuk kita?
35 
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesengsaraan? Penganiayaan atau kelaparan, ketelanjangan atau bahaya pedang?
36 
Seperti dikatakan di dalam Kitab Suci: “Karena Engkau sepanjang hari kami ada
dalam bahaya maut; mereka memperlakukan kami seperti domba- domba yang akan
disembelih.”
37 
Tidak, dalam semuanya ini kita akan menang jaya, oleh kuasa Dia yang
mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik para malai-
kat maupun penguasa-penguasa rohani, baik yang sekarang maupun yang akan
datang, atau kekuatan-kekuatan alam, 39 entah dari langit di atas atau dari dunia di
bawah, atau sesuatu makhluk pun dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang
menyata dalam diri Yesus Kristus, Tuhan kita.
Mengapa orang-orang Yahudi tidak percaya?

9 •  Kukatakan

kepadamu dengan jujur dalam Kristus, dan hati nuraniku
meyakinkan aku dalam Roh bahwa aku tidak berdusta: 2 Aku sangat berdukacita dan
selalu menderita untuk orang-orang Yahudi. 3 Aku malah sampai menginginkan
supaya diriku terkutuk dan terpisahkan dari Kristus demi saudara-saudariku, yaitu
orang-orang sebangsaku, keluargaku. 4 Mereka adalah orang-orang Israel yang telah
diangkat oleh Allah menjadi anak, dan Kemuliaan Allah tinggal atas mereka.
Perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadah dan janji-janji Allah adalah milik
mereka. 5 Mereka adalah keturunan dari bapa-bapa leluhur, dan dari mereka telah
dilahirkan Kristus, Dia yang sebagai Allah ada di atas segala sesuatu. Terpujilah Dia
selama-lamanya: Amin!

Tidak dapat kita katakan bahwa janji Allah telah gagal. Sebab tidak semua yang
berasal dari Israel adalah orang Israel. 7 Dan bukan karena mereka keturunan
Abraham maka mereka adalah anak-anak Abraham, karena dikatakan kepadanya:
“Mereka yang dilahirkan dari Ishak akan disebut keturunanmu”. 8 Ini berarti bahwa
anak-anak Allah tidak sama dengan keturunan Abraham, tetapi hanya anak-anak yang
dilahirkan dari janji Allah. 9 Tentang janji ini dikatakan dalam Kitab Suci: “Aku akan
kembali pada waktu seperti ini dan Sara akan mempunyai seorang anak laki- laki.”
10 
Dan selain itu Ribka, istri bapa leluhur kita Ishak, mengandung, 11 dan sebelum
kedua anak kembar itu dilahirkan, ketika mereka belum dapat berbuat yang baik atau
yang jahat, tetapi semuanya tergantung dari pilihan Allah, 12 dan bukannya tergantung
pada jasa-jasa seorang tetapi pada Dia yang memanggil, sudah pada saat itu dikatakan
kepada Ribka: “Yang sulung akan berhamba kepada yang bungsu”, 13 dan seperti
tertulis juga dalam Kitab Suci: “Aku memilih Yakub dan menolak Esau.”
Allah bukannya tidak adil
• 14 Dapatkah kita katakan bahwa Allah tidak adil? Tentu sekali tidak. 15 Sebab
kepada Musa Allah telah bersabda: “Aku akan mengampuni orang yang hendak
Kuampuni dan menyayangi dia yang hendak Kusayangi.” 16 Maka bukannya ter-
gantung pada kita yang merasa cemas atau ingin bersegera, tetapi pada Allah yang
rahim. 17 Dan dalam Kitab Suci Ia bersabda kepada Firaun: “Aku telah menjadikan
engkau Firaun untuk menunjukkan kuasa-Ku di dalam engkau, supaya seluruh dunia
mengenal nama-Ku.” 18 Dan demikian Allah mengasihani mereka yang dikehendaki-
Nya, dan mengeraskan hati mereka yang dikehendaki-Nya.
19 
Barangkali kamu akan berkata: “Jika demikian mengapa Allah masih menyalah-
kan, jika tidak mungkin mengelak dari keputusan-Nya?” 20 Tetapi kamu, sahabat-
sahabatku, bagaimana mungkin kamu meminta pertanggungjawaban dari Allah?
Dapatkah periuk dari tanah liat berkata kepada orang yang membuatnya: “Mengapa
engkau telah membuat aku sedemikian ini?” 21 Bukankah tergantung dari tukang
periuk untuk membuat dari tanah liat yang sama sebuah bejana yang indah dan
sebuah bejana lain untuk keperluan biasa?
22 
Jadi, Allah sangat bersabar terhadap bejana-bejana yang patut ditimpa murka-
Nya, yang harus dipecahkan, agar oleh itu Ia hendak menyatakan murka-Nya dan
kuasa-Nya yang besar. 23 Tetapi Ia juga hendak menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya
dalam bejana-bejana kerahiman yang sejak dahulu disediakan untuk kemuliaan. 24 Dan
Ia telah memanggil kita, bukan saja dari antara orang-orang Yahudi, tetapi juga dari
antara orang-orang kafir, 25 seperti yang dikatakan-Nya melalui nabi Hosea: “Aku
akan menamakan ‘umat-Ku’ mereka yang bukan umat-Ku, dan ‘kekasih-Ku’ mereka
yang bukan kekasih-Ku.” 26 Dan di tempat yang sama, di mana kepada mereka
dikatakan: “Kamu bukan umat-Ku”, mereka akan dinamakan anak-anak dari Allah
yang hidup.
27 
Mengenai Israel Yesaya telah menyatakan: “Sekalipun orang-orang Israel banyak
seperti pasir di pantai, hanya sedikit yang akan diselamatkan. 28 Tuhan tidak akan
gagal atau berlambat dalam menyelesaikan hal ini di Israel.” 29 Yesaya juga
mengumumkan: “Jika Tuhan Yang Mahakuasa tidak meninggalkan bagi kita sedikit
keturunan, maka kita akan menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.”
30 
Jika demikian, apakah yang dapat kita katakan? Bahwa orang-orang kafir yang
tidak mencari kebenaran yang sejati, telah mendapatnya (aku berbicara tentang
kebenaran oleh iman); 31 sedang Israel, yang berusaha menuruti hukum kebenaran,
telah kehilangan tujuan hukum Taurat. 32 Mengapa? Sebab mereka mengandalkan
ketaatan kepada hukum Tau- rat, dan bukan iman. Dan mereka telah tersandung pada
batu sandungan (Kristus), 33 seperti dikatakan: “Lihatlah, Aku akan menempatkan di
Sion sebuah batu yang akan membuat orang tersandung, sebuah batu yang akan
membuat mereka jatuh; tetapi barang siapa yang percaya pada-Nya tidak akan tertipu.
Mereka berusaha memperoleh kesempurnaannya sendiri

10 •  Saudara-saudaraku, dengan se genap hati aku berharap supaya orang-orang


Yahudi diselamatkan dan aku berdoa kepada Allah untuk mereka. 2 Aku dapat
bersaksi bahwa mereka sunguh- sungguh bersemangat untuk Allah, meskipun dengan
cara yang salah. 3 Mereka tidak mengetahui jalan kebenaran Allah dan mereka
berusaha untuk mencapai kebenaran mereka sendiri: inilah sebabnya mengapa mereka
tidak masuk ke dalam jalan kebenaran Allah. 4 Sebab Kristus adalah tujuan hukum
Taurat dan orang yang percaya akan menemukan kebenaran ini.

Sesungguhnya Musa berbicara tentang menjadi benar oleh hukum Taurat, ketika
ia menulis: “Orang yang taat kepada hukum Taurat akan mendapat hidup olehnya”.

Tetapi kebenaran yang datang dari iman mengatakan: “Janganlah berkata di dalam
hatimu: Siapakah yang akan naik ke surga? (sebab sesungguhnya Kristus telah datang
dari sana) 7 Atau siapakah yang akan turun ke dunia di bawah? (sebab sesungguhnya
Kristus telah bangkit dari antara orang mati). 8 Kebenaran sejati yang datang dari iman
juga berkata: “Sabda Allah dekat padamu, pada bibirmu dan di dalam hatimu.” Inilah
warta yang kami ajarkan, dan inilah iman.

Kamu akan diselamatkan apabila dengan bibirmu kamu mengakui bahwa Yesus
adalah Tuhan dan di dalam hatimu percaya bahwa Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati. 10 Dengan percaya dari hati kamu akan mendapat kebenaran
sejati; dengan mengakui iman dengan bibirmu kamu akan diselamatkan. 11 Sebab
Kitab Suci berkata: “Tidak seorang pun yang percaya kepada-Nya akan
dipermalukan.” 12 Di sini tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani;
semuanya mempunyai Tuhan yang sama, yang sangat murah hati kepada setiap orang
yang berseru kepada-Nya. 13 Sesungguhnya semua orang yang memanggil nama
Tuhan akan diselamatkan.
14 
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada nama Tuhan, jika mereka tidak
percaya kepada-Nya? Dan bagaimana mereka dapat percaya, kalau terlebih dahulu
mereka tidak mendengar tentang Dia? Dan bagaimana mereka dapat mendengar
tentang Dia, jika tidak ada orang yang mewartakan-Nya kepada mereka? 15 Dan
bagaimana mereka dapat mewartakan Dia, jika tidak ada orang yang mengutus
mereka? Seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: “Betapa indah melihat mereka yang
datang membawa kabar baik.” 16 Tetapi tidak semua orang Israel mendengarkan kabar
baik itu, seperti yang dikatakan oleh Yesaya: “Tuhan, siapakah yang percaya akan
pewartaan kami?” 17 Jadi, iman datang dari pewartaan, dan pewartaan bersumber pada
sabda Kristus.
18 
Aku bertanya: Tidakkah orang-orang Yahudi telah mendengar? Tentu sekali me-
reka sudah mendengar. Sebab suara mereka yang mewartakan “bergema di seluruh
bumi dan kedengaran sampai ke ujung dunia.” 19 Maka aku harus bertanya: “Adakah
Israel tidak mengerti?” Musalah orang pertama yang berkata: “Aku akan membuat
engkau cemburu terhadap satu bangsa yang bukan bangsa, dan membuat engkau
marah terhadap satu bangsa yang tidak berpengertian.” 20 Yesaya berani menambah-
kan lagi: “Aku ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku; Aku telah menyatakan
diri kepada mereka yang tidak menghendaki Aku.” 21 Berkenaan dengan Israel Yesaya
yang sama berkata: “Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan kepada satu
bangsa yang tidak taat dan durhaka.”
Suatu sisa dari Israel telah diselamatkan

11 •  Maka aku bertanya: Adakah Allah telah menolak umat-Nya? Tentu sekali

tidak. Aku sendiri adalah seorang Israel, keturunan Abraham, dari suku Benyamin.

Tidak, Allah tidak menolak umat yang telah dipilih-Nya sejak dahulu. Tidakkah
kamu tahu apa yang dikatakan oleh Kitab Suci tentang Elia ketika ia mengadukan
Israel di hadapan Allah? 3 Ia berkata: “Tuhan, mereka telah membunuh nabi-nabi-Mu,
merusakkan mezbah- mezbah-Mu, dan tinggal aku seorang diri; dan sekarang mereka
hendak membunuh aku juga.” 4 Apakah jawaban Allah? “Aku masih menyisakan
bagi-Ku sendiri tujuh ribu orang yang tidak menyembah Baal.” 5 Demikian juga
sekarang ada satu sisa di Israel, mereka yang telah dipilih oleh karena rahmat.

Kukatakan “karena rahmat”, bukan karena apa yang mereka lakukan. Jika tidak
demikian, maka rahmat bukanlah rahmat.

Bagaimana kalau demikian? Apa yang dicari oleh Israel, tidak akan ditemukan-
nya, tetapi mereka yang dipilih Allah akan menemukannya. Mereka yang lain menge-
raskan hati mereka, 8 seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: “Allah membuat hati dan
budi mereka tumpul; sampai hari ini mata mereka tidak melihat dan telinga mereka
tidak mendengar.” 9 Daud berkata: “Kiranya mereka tertangkap dan terjerat dalam
perjamuan- perjamuan mereka; kiranya mereka jatuh dan dihukum. 10 Kiranya mata
mereka tertutup sehingga mereka tidak dapat melihat dan punggung mereka mem-
bungkuk selamanya.”
Janganlah menghina mereka yang tersandung
11 
Maka aku bertanya lagi: Adakah mereka tersandung sampai jatuh? Tentu sekali
tidak. Oleh karena mereka tersandung, maka penyelamatan telah datang kepada
bangsa-bangsa kafir dan hal ini pada gilirannya menimbulkan kecemburuan Israel.
12 
Jika kekurangan Israel telah membuat dunia menjadi kaya, jika bangsa-bangsa kafir
menjadi kaya karena Israel kehilangan, betapa lebih lagi apabila Israel dipulihkan?
13 
Dengarlah kepadaku, hai kamu yang bukan orang Yahudi:
Aku telah menjadi rasul untuk bangsa- bangsa kafir, 14 dan aku berharap bahwa
perutusanku akan berhasil menimbulkan kecemburuan dari orang-orang sebangsaku,
dan dengan itu akhirnya dapat meluputkan beberapa orang dari mereka. 15 Jika peno-
lakan mereka mendamaikan dunia dengan Allah, maka penerimaan mereka tidak akan
berarti lain daripada peralihan dari kematian kepada kehidupan.
16 
Apabila buah-buah pertama dikuduskan bagi Allah, maka semuanya dikuduskan.
Jika akar kudus, maka dahan-dahannya pun kudus. 17 Ada beberapa dahan yang telah
dipotong dari pohon zaitun, sedang kamu, pohon zaitun hutan, telah dicangkokkan
mengganti mereka, maka kamu memperoleh keuntungan dari akar- akar dan air pohon
itu. 18 Maka sekarang janganlah sombong dan menghina dahan- dahan itu, sebab
bukan kamu yang menyokong akar-akar, tetapi akar-akar yang menyokong kamu.
19 
Kamu dapat mengatakan: “Mereka telah memotong dahan- dahan dan
mencangkokkan aku.” 20 Sungguh benar demikian. Tetapi mereka dipotong karena
mereka tidak percaya, sedang kamu bertahan karena kamu percaya. Maka janganlah
terlalu membanggakan hal ini, tetapi hendaklah berjaga- jaga: 21 jika Allah tidak
berkasihan akan dahan-dahan alami, maka terlebih lagi kamu tidak akan dikasihani-
Nya.
22 
Sebab itu perhatikanlah kebaikan dan kekerasan Allah: Ia keras terhadap orang
yang jatuh tetapi murah terhadap kamu, selama kamu masih setia. Jika tidak, maka
kamu pun akan dipotong. 23 Jika mereka tidak bersikeras menolak iman, maka mereka
akan dicangkokkan kembali, sebab Allah berkuasa mencangkokkan mereka kembali.
24 
Jika kamu diambil dari pohon zaitun hutan, asalmu yang sesungguhnya, dan meski-
pun berbeda jenis kamu telah dicangkokkan kepada pohon zaitun yang baik, maka
akan lebih gampang dan sesuai kodratnya untuk mencangkokkan mereka kepada
pohon mereka sendiri.
Israel akan diselamatkan
25 
Aku ingin supaya kamu memahami rahasia Allah ini, agar kamu jangan terlalu
percaya diri: sebagian dari Israel akan tetap tinggal keras hati sampai bagian terbesar
dari bangsa-bangsa kafir telah masuk. 26 Ketika itu seluruh Israel akan diselamatkan,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: “Dari Sion akan datang Pembebas, yang akan
memurnikan putra- putra Yakub dari segala dosa. 27 Dan inilah perjanjian yang hendak
Kuadakan dengan mereka: Aku akan melenyapkan dosa-dosa mereka.”
28 
Mengenai Injil, orang-orang Yahudi adalah seteru Allah, oleh karena kamu.
Tetapi dalam hal pilihan, mereka masih tetap yang dikasihi oleh karena leluhur
mereka; 29 sebab panggilan dan karunia Allah tidak dapat dibatalkan.
30 
Oleh kedurhakaan orang-orang Yahudi, kamu, yang tidak taat kepada Allah, telah
mendapat kerahiman Allah. 31 Kemudian mereka akan mendapat kerahiman pada
waktunya sesudah pendurhakaan mereka, yang telah mendatangkan kerahiman Allah
bagi kamu. 32 Demikian Allah telah menyerahkan semua orang kepada ketidaktaatan,
supaya Ia dapat menyatakan kerahiman-Nya kepada semua orang.
33 
Betapa dalam kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Keputusan-
keputusan-Nya tidak dapat dijelaskan, dan jalan-jalan-Nya tidak dapat dipahami!
34 
Siapakah yang pernah mengetahui pikiran-pikiran Allah? Siapakah yang pernah
menjadi penasihat-Nya? 35 Siapakah yang pernah terlebih dahulu memberikan sesuatu
kepada-Nya, sehingga Allah harus membalasnya? 36 Sebab segala sesuatu berasal dari
pada-Nya, telah dibuat oleh-Nya dan harus kembali kepada-Nya. Kepada-Nya
kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Kehidupan Kristen: perhatian kepada sesama

12 •  Aku menasihati kamu, saudara- saudara terkasih, untuk menyerahkan dirimu


sebagai kurban yang hidup dan kudus, yang berkenan kepada Allah: demikianlah
ibadah yang sejati dari makhluk yang berakal budi. 2 Janganlah membiarkan dirimu
dibentuk oleh dunia di mana kamu hidup, tetapi oleh pembaruan budimu. Kamu harus
membedakan mana yang menjadi kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah, yang sempurna.

Oleh karena karunia Allah yang telah diberikan kepadaku aku menyampaikan
kepada setiap orang dari kamu: janganlah menganggap dirimu lebih tinggi daripada
yang semestinya, tetapi berpikirlah dengan bijaksana. Hendaklah setiap orang dengan
bijaksana menggunakan karunia- karunia iman yang diberikan oleh Allah.
• 4 Perhatikanlah,
tubuh itu satu, sekalipun terdiri dari banyak anggota, yang tidak
semuanya mempunyai tugas yang sama. 5 Demikian juga kita; kita banyak, tetapi
berupa satu tubuh dalam Kristus, saling membutuhkan sebagai anggota- anggota satu
tubuh. 6 Oleh sebab itu, hendaklah masing-masing kita mengabdi sesuai dengan
karunia-karunia kita yang berbeda-beda. Jika itu adalah karunia untuk bernubuat,
lakukanlah sesuai iman. 7 Hendaklah seorang diakon menjalankan tugas
pelayanannya; hendaklah seorang guru mengajar, 8 dan yang bertugas meneguhkan,
hendaklah ia meneguhkan.
Dan kamu harus memberi dengan tangan yang terbuka; yang harus memimpin,
lakukanlah dengan penuh pengabdian, dan hendaklah gembira dalam karya-karya
amalmu.
• 9 Hendaklahkasih itu jujur. Bencilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Mengenai kasih persaudaraan, hendaklah kamu saling mengasihi. Hendaklah kamu
10 

saling mendahului dalam memberi hormat. 11 Janganlah malas dalam melakukan tugas
kewajiban. Hendaklah penuh semangat dalam Roh, dan abdilah Allah.
12 
Hendaklah bergembira dalam berharap. Bersabarlah dalam penderitaan dan
tekunlah berdoa. 13 Berbagilah dengan orang-orang Kristen lain yang berkekurangan.
Hendaklah selalu dengan ramah bersedia menerima orang-orang dalam perjalanan.
14 
Berkatilah orang yang menganiaya kamu; berkatilah dan janganlah mengutuk
seorang pun. 15 Bergembiralah bersama orang yang bergembira, dan menangislah
bersama orang yang menangis. 16 Hendaklah kamu hidup dalam damai. Janganlah
mengimpikan hal-hal yang luar biasa. Hendaklah kamu rendah hati dan jangan
menganggap dirimu bijaksana.
Janganlah membalas yang jahat dengan yang jahat, tetapi biarlah setiap orang
17 

melihat kehendakmu yang baik. 18 Berusahalah hidup dalam damai dengan semua
orang. 19 Saudara-saudara terkasih, janganlah membalas dendam, tetapi biarkanlah
Allah yang menghukum, seperti tertulis dalam Kitab Suci: “Pembalasan adalah hak-
Ku. Aku akan membalas, sabda Tuhan.” 20 Dan ditambahkan lagi: “Jika musuhmu
lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum; dengan berbuat demikian
kamu menumpukkan bara yang bernyala di atas kepalanya. 21 Janganlah membiarkan
yang jahat mengalahkan kamu, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.”
Kepatuhan kepada pemerintah

13 • 1 Hendaklah setiap orang tunduk kepada pemerintah. Sebab tidak ada


wewenang yang tidak berasal dari Allah, dan jabatan-jabatan pemerintah ditentukan
oleh Allah. 2 Oleh sebab itu siapa pun yang melawan pemerintah melawan ketetapan
Allah, dan mereka yang melawan patut dihukum.

Sebenarnya, siapakah yang takut kepada pemerintah? Bukan mereka yang me-
lakukan yang baik, tetapi yang melakukan yang jahat. Maukah kamu hidup tanpa
takut terhadap orang-orang yang berkuasa? Lakukanlah yang baik, maka mereka akan
memuji kamu. 4 Mereka adalah pelayan-pelayan Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika
kamu tidak berlaku baik, takutilah mereka, sebab tidak sia-sia mereka membawa sen-
jata; apabila mereka mengadili dan menghukum orang-orang yang berbuat salah,
mereka melakukannya dalam tugas pelayanan Allah.

Sungguh perlu untuk taat, bukan karena takut tetapi karena kesadaran. 6 Demikian
juga kamu harus membayar pajak, dan para pemungut pajak adalah petugas- petugas
Allah. 7 Berikanlah kepada setiap orang apa yang menjadi haknya; berilah sumbangan
kepada yang berhak menerima sumbangan; kepada yang berhak menerima pajak,
bayarlah pajak; berilah hormat kepada yang berhak menerima hormat.

Janganlah berutang kepada siapa pun. Hanya inilah yang dapat menjadi utang
kamu, seorang kepada yang lain, ialah kasih, sebab dia yang mengasihi sesamanya
memenuhi seluruh hukum Taurat. 9 Kamu mengetahui perintah- perintah: janganlah
berzina, jangan membunuh, jangan menginginkan; dan segala sesuatu yang lain
disingkatkan dalam yang satu ini: kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. 10 Kasih
tidak dapat berbuat jahat kepada sesama; maka kasih adalah kesempurnaan hukum
Taurat.
Anak-anak terang
• 11 Kamu mengetahui keadaan zaman sekarang. Sekarang ini waktunya untuk ber-
jaga, sebab keselamatan kita sudah lebih dekat daripada ketika kita baru mulai
percaya; 12 malam sudah hampir berlalu dan siang sudah tiba. Oleh sebab itu,
hendaklah kita menanggalkan segala karya kegelapan dan mengenakan perlengkapan
terang. 13 Karena kita hidup dalam terang siang hari, maka hendaklah kita berlaku
sopan; jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam pelacuran dan hawa
nafsu, jangan dalam perkelahian dan kecemburuan. 14 Tetapi kenakanlah Yesus
Kristus, dan janganlah mengikuti kehendak atau keinginan- keinginan daging.
Orang yang lemah dan yang kuat
14 • 1 Terimalah orang yang lemah imannya dan janganlah mencela kelemahan
hati nurani mereka. Ada orang yang berpikir bahwa mereka dapat makan segala jenis

makanan, sedang yang lain, yang kurang bebas, hanya makan sayur-sayuran. 3 Siapa
yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan. Siapa yang tidak makan,
janganlah mencela orang yang makan, sebab Allah menerima orang itu. 4 Siapakah
kamu, sehingga mau menghakimi hamba orang lain? Entah dia berdiri atau jatuh,
orang yang berkepentingan ialah tuannya. Tetapi ia tidak akan jatuh, sebab tuannya
sanggup menjaga dia agar tetap berdiri.

Untuk beberapa orang ada hari-hari yang baik dan ada yang tidak baik; untuk
yang lain semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang bertindak sesuai dengan
pendapatnya. 6 Seorang yang membeda-bedakan hari berbuat demikian untuk Tuhan;
dan orang yang makan, makan untuk Tuhan dan dengan makan ia mengucap syukur
kepada Tuhan. Dan orang yang tidak makan, berbuat demikian untuk Tuhan dan juga
mengucap syukur kepada-Nya.

Sesungguhnya tidak ada orang dari antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,
atau mati untuk dirinya sendiri. 8 Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita
mati, kita mati untuk Tuhan. Entah hidup entah mati, kita adalah milik Tuhan;

Kristus telah mengalami kematian dan kehidupan untuk menjadi Tuhan bagi
orang yang hidup dan yang mati. 10 Jika demikian, mengapa kamu mencela sauda-
ramu? Mengapa kamu menghina dia? Sebab kita semua akan tampil di hadapan takhta
pengadilan Allah. 11 Ada tertulis: “Aku bersumpah demi diri-Ku – sabda Tuhan –
setiap lutut akan bertekuk di hadapan-Ku, setiap lidah akan mengakui kebenaran di
hadapan Allah.” 12 Maka setiap kita akan memberikan pertanggung jawaban untuk
dirinya sendiri di hadapan Allah.
13 
Oleh sebab itu janganlah kita saling mencela; sebaliknya hendaklah kita berusaha
untuk tidak menempatkan halangan di jalan saudara kita, sehingga dia tersandung
atau jatuh. 14 Aku tahu, aku yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang
najis dari dirinya sendiri, tetapi najis untuk orang yang menganggapnya najis.
15 
Tetapi jika engkau menyakiti hati saudaramu karena suatu makanan tertentu, maka
engkau tidak lagi hidup sesuai dengan tuntutan kasih. Janganlah membiarkan
makananmu menyebabkan hilangnya seseorang, karena Kristus telah mati untuk dia.
16 
Janganlah membiarkan dirimu disalahkan karena sesuatu yang baik. 17 Kerajaan
Allah bukanlah soal makan atau minum, tetapi adalah keadilan, damai dan sukacita
dalam Roh Kudus, 18 dan jika kamu melayani Kristus dengan cara demikian, maka
kamu akan menyenangkan hati Allah dan dipuji oleh manusia. 19 Oleh sebab itu
hendaklah kita memperhatikan apa yang meneguhkan perdamaian dan membuat kita
menjadi lebih baik.
20 
Janganlah merusakkan karya Allah oleh karena makanan. Segala makanan bersih,
tetapi akan menjadi najis untuk orang yang memakannya melawan keyakinannya
sendiri. 21 Maka akan lebih baik untuk tidak makan daging atau minum anggur, atau
sesuatu yang lain yang menyebabkan saudaramu tersandung. 22 Berpeganglah pada
keyakinanmu di hadapan Allah, dan berbahagialah kamu jika kamu tidak pernah
bertindak melawan kepercayaanmu sendiri. 23 Sebaliknya, apabila seorang makan
sesuatu sekalipun ia bimbang, maka ia berbuat salah, sebab ia tidak bertindak sesuai
dengan kepercayaannya, dan jika kita melakukan sesuatu melawan hati nurani, itu
adalah dosa.

15 1 
Kita, orang yang kuat dan yang telah dibebaskan, haruslah menanggung
kelemahan mereka yang tidak kuat, dan tidak hanya menyenangkan diri sendiri.

Hendaklah setiap kita mendatangkan sukacita untuk sesama kita, membantu dia ber-
tumbuh dalam kebaikan; 3 Kristus juga tidak mencari kepuasan-Nya sendiri, seperti
yang dikatakan oleh Kitab Suci: “Penghinaan oleh mereka yang menghina kamu,
jatuh atasku.” 4 Dan kita tahu bahwa apa saja yang telah ditulis di masa lalu, telah
ditulis untuk mengajar kita, agar peneguhan dan dorongan yang diberikan oleh Kitab
Suci membantu kita untuk bertekun dan meneguhkan pengharapan kita. 5 Kiranya
Allah, sumber segala ketekunan dan penghiburan, membantu kamu untuk hidup serasi
dalam Yesus Kristus, 6 agar dengan satu suara kamu dapat memuji Allah, Bapa Yesus
Kristus, Tuhan kita.

Maka hendaklah kamu saling menerima, seperti Kristus telah menerima kamu
demi kemuliaan Allah. 8 Yang aku maksudkan ialah: Demi menyatakan kesetiaan
Allah, Kristus telah menyerahkan diri untuk pelayanan umat Yahudi, dan dengan itu
memenuhi janji-janji yang telah dibuat oleh Allah kepada nenek moyang mereka.

Sedang olehnya orang-orang kafir mengucap syukur kepada Allah karena kera-
himan-Nya, seperti tertulis dalam Kitab Suci: “Oleh sebab itu aku akan bernyanyi dan
memuji nama-Mu di antara bangsa- bangsa kafir.” 10 Dan di lain tempat tertulis:
“Bersukacitalah bersama umat Allah, hai bangsa-bangsa kafir.”
11 
Dan lagi: “Pujilah Allah, hai semua bangsa dan hendaklah semua suku bangsa
memegahkan kebesaran-Nya”. 12 Yesaya berkata: “Akan datang seorang keturunan
Isai, yang akan memerintah bangsa-bangsa kafir dan mereka akan berharap pada-
Nya.”
13 
Kiranya Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan sukacita dan damai
dalam iman, agar pengharapanmu dapat bertumbuh teguh oleh kuasa Roh Kudus.
Paulus merasa bertanggung jawab terhadap umat Kristen di Roma
• 14 Aku sendiri, saudara-saudara, yakin bahwa kamu mempunyai kehendak baik,
pengetahuan dan kemampuan untuk saling menasihati; 15 namun aku telah berani
menulis dalam beberapa bagian surat ini untuk memperingatkan kamu akan hal-hal
yang sudah kamu ketahui. Aku berbuat demikian sesuai dengan karunia yang telah
diberikan kepadaku oleh Allah 16 ketika aku diutus kepada bangsa-bangsa kafir. Aku
membaktikan diriku untuk pelayanan Injil Allah sebagai seorang imam Yesus Kristus,
untuk membawa orang-orang bukan Yahudi kepada Allah sebagai persembahan yang
berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. 17 Untuk aku pelayanan Allah
ini adalah satu sumber kegembiraan dalam Yesus Kristus.
18 
Tentu sekali aku tidak berani berbicara tentang hal-hal lain terkecuali tentang apa
yang telah dilakukan oleh Kristus sendiri melalui aku, melalui kata-kata dan karyaku,
19 
yang dibarengi dengan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda oleh kuasa Roh Kudus,
supaya orang-orang bukan Yahudi dapat taat kepada iman. Dengan demikian aku
telah memberitakan Injil ke semua daerah, dari Yerusalem sampai ke Ilirikum.
Akan tetapi, aku telah sangat berhati-hati, dan aku bangga akan hal ini, untuk
20 

tidak mewartakan di tempat-tempat di mana Kristus sudah dikenal, dan tidak


membangun di atas dasar yang diletakkan oleh orang lain. 21 Kiranya terjadi seperti
yang dikatakan oleh Kitab Suci: “Mereka yang tidak mendengar berita tentang Dia
akan melihat, dan mereka yang tidak mendengar tentang Dia akan mengerti.”
Bantuan bagi umat Kristen di Yerusalem
• 22 Pekerjaan ini telah menghalangi aku mengunjungi kamu. 23 Tetapi sekarang ini
tidak ada lagi tempat untukku di wilayah- wilayah itu, dan karena aku telah lama
rindu untuk datang dan melihat kamu, 24 maka aku berharap akan mengunjungi kamu
dalam perjalananku ke Spanyol. Lalu kamu akan dapat membantu aku melanjutkan
perjalanan ke negeri itu, sesudah aku menikmati kebersamaan dengan kamu.
25 
Sekarang ini aku hendak pergi ke Yerusalem untuk membantu umat di sana.
26 
Ketahuilah bahwa Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk
memberikan sumbangan bagi orang- orang miskin di antara umat beriman di
Yerusalem. 27 Mereka telah memutuskan untuk melakukan hal itu, dan sesungguhnya
itulah kewajiban mereka. Sebab orang-orang bukan Yahudi telah memperoleh bagian
dalam harta kekayaan rohani orang-orang Yahudi, maka sekarang mereka harus
memberikan bantuan berupa barang-barang duniawi kepada orang- orang Yahudi.
28 
Demikianlah aku akan melaksanakan tugas ini dan menyerahkan jumlah yang telah
dikumpulkan. Sesudah itu aku akan datang kepadamu dan dari situ akan melanjutkan
perjalanan ke Spanyol. 29 Aku yakin, bahwa apabila aku datang kepadamu, aku akan
datang dengan segala berkat Kristus.
30 
Aku mohon kepadamu, saudara- saudara, demi Kristus Tuhan kita dan demi
kasih Roh, agar kamu mendampingi aku dalam perjuangan dengan doa kepada Allah;
31 
berdoalah agar aku dapat terluput dari jerat musuh-musuh iman di Yudea, dan
semoga umat di Yerusalem menerima sumbangan yang kubawa. 32 Dan demikian aku
akan datang kepadamu dengan sukacita, dan dengan perkenan Allah disegarkan oleh
kebersamaan dengan kamu. 33 Semoga Allah sumber damai menyertai kamu. Amin.
Salam

16 Aku meminta perhatianmu untuk saudari kita Febe, diakon umat di Kengkrea.

Terimalah dia dalam nama Tuhan, seperti seharusnya antara saudara- saudari dalam

iman, dan bantulah dia dalam segala kebutuhannya, sebab dia telah menolong banyak
orang, termasuk aku sendiri.

Sampaikan salamku kepada Priska dan Akwila, pembantu-pembantuku dalam
Kristus Yesus. 4 Mereka telah mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan aku.
Aku sangat berterima kasih kepada mereka, seperti juga kepada semua umat dari
bangsa-bangsa kafir. 5 Salamku juga kepada umat yang mengadakan pertemuan di
rumah mereka. Salam kepada Epenetus terkasih, orang pertama dari wilayah Asia
yang percaya kepada Kristus. 6 Salam kepada Maria, yang demikian banyak bekerja
untuk kamu.

Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa yang pernah
dipenjara bersama dengan aku. Mereka ini rasul-rasul yang dikenal baik dan telah
melayani Kristus sebelum aku.

Sampaikan salam kepada Ampliatus, yang demikian aku kasihi dalam Tuhan.

Salam kepada Urbanus, rekan sekerja kita, dan kepada Stakhis terkasih. 10 Salam
kepada Apeles, yang telah menderita karena Kristus, dan kepada keluarga
Aristobulus. 11 Salam kepada Herodion, saudaraku sebangsa, serta seluruh isi rumah
Narkisus, yang bekerja dalam pelayanan Tuhan. 12 Salam kepada Trifena dan Trifosa,
yang bersusah payah demi Tuhan. Salam kepada Persis terkasih, yang telah bekerja
keras dalam Tuhan. 13 Salam kepada Rufus, yang dipilih dalam Tuhan, serta ibunya,
yang adalah juga seorang ibu yang kedua untuk aku. 14 Salam kepada Asinkritus,
Flegon, Hermes, Patrobas dan Hermas serta saudara- saudara yang tinggal bersama
dengan mereka. 15 Salam kepada Filologus, Yulia, Nereus dan saudarinya, Olimpas
dan semua saudara dalam Kristus Yesus, yang bersama-sama dengan mereka. 16 Hen-
daklah kamu bersalam-salaman dengan cium persaudaraan. Semua umat Kristus
mengirim salam mereka.
Peringatan
• 17 Saudara-saudara, aku mohon agar kamu waspada terhadap mereka yang
menyebabkan perpecahan dan kerusuhan dengan menyampaikan kepadamu ajaran
yang berbeda dengan ajaran yang telah kamu terima. Jauhilah mereka itu, 18 sebab
orang-orang itu tidak mengabdi Kristus Tuhan kita, tetapi memperhatikan
kepentingan mereka sendiri, serta dengan bahasa yang lembut dan menarik telah
menipu orang-orang yang tulus hati. 19 Semua orang mengetahui bahwa kamu sangat
patuh, dan oleh karena itu aku sangat berbahagia. Tetapi aku ingin memperingatkan
kamu untuk peka dalam melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat. 20 Semoga
Allah, sumber damai, segera menghancurkan Iblis dan menempatkannya di bawah ka-
kimu.
Semoga Kristus Yesus Tuhan kita memberkati kamu sekalian. 21 Timotius, yang
sekarang ada bersama dengan aku, mengirim salam kepadamu, demikian juga Lukius,
Yason dan Sosipater, saudara- saudaraku sebangsa.
22 
Aku, Tertius, penulis surat ini, menyampaikan kepadamu salam dalam Tuhan.
23 
Salam dari Gayus, yang memberi aku tumpangan dan yang di rumahnya umat
berkumpul. Salam dari Erastus, bendahara kota, dan dari saudara kita Kwartus.
Kemuliaan bagi Allah!
25 
Dialah yang berkuasa meneguhkan kamu sesuai dengan Injil yang kuwartakan,
yaitu berita tentang Kristus Yesus.
Sekarang telah dinyatakan rencana rahasia yang telah tersembunyi berabad- abad
lamanya di waktu lalu.
26 
Oleh kehendak Allah yang kekal, rahasia ini telah dinyatakan melalui kitab- kitab
para nabi, dan segala bangsa akan menerima iman yang diwartakan kepada mereka.
27 
Kemuliaan kepada Allah, satu-satunya yang mahabijaksana, melalui Yesus
Kristus, selama-lamanya! Amin.

Anda mungkin juga menyukai