Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di masa Industri 4.0 dan Society 5.0 pemberitaan Injil memiliki beragam metode.
Metode-metode yang begitu banyak dan simpel telah membuat banyak orang percaya
kepada Injil. Namun di sisi lain, pengabaran Injil justru banyak yang tertolak, khususya
kepada orang yang beragama Muslim (Islam). Tertolaknya pemberitaan dalam
mengenalkan Injil tentu diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor metode
yang kurang baik bahkan salah. Muslim mayoritas sangat anti dengan pengajaran Injil,
apalagi waktu ketika mendengar nama Yesus Kristus, banyak dari penganut agama Muslim
langsung menjauhinya, karena perspektif Muslim, Kristen menyembah tiga Tuhan, maka
kesimpulan penganut agama Islam Kristen adalah orang-orang kafir. Dan bagi Muslim
Yesus Kristus bukanlah Tuhan melainkan manusia biasa yang dikaruniai kuasa Ilahi dan
dalam kitab suci Islam (Quran) Yesus Kristus hanyalah seorang nabi utusan Allah.
Paradigma yang begitu tidak baik terhadap sistem kepercayaan Kristen, tidak
banyak membuat penganut agama Muslim begitu menganggap Kekristenan adalah
kumpulan orang-orang kafir dan najis. Maka dengan demikian penting memahamkan
paradigma Injil yang sebenarnya dengan metode yang efektif untuk menghasilkan jiwa-
jiwa baru yang dimenangkan dalam Kristus. Penginjilan harus dilihat pada kabar baik yang
disampaikan, karena kata yang berasal dari istilah Yunani evanggeliso yang memiliki arti:
“mengumumkan, memberitakan, atau membawa kabar baik, dan memproklamasikan Injil
atau menjadi pembawa kabar baik di dalam Yesus.1 Penyampaian Injil dengan metode yang
baik, serta komunikasi pemberitaan yang efesien dan efektif, dengan pimpinan Roh Kudus
akan membuat banyak orang yang mengenal Kristus sebagai Penyelamat.
Isa Almasih dalam Islam adalah seorang nabi saja dan utusan Allah yang dikaruniai
kuasa-kuasa Ilahi. Karena mayoritas Penganut agama Muslim mengenal Isa Almasih
dengan paham yang tentunya berbeda dengan Isa Almasih Kristen (Yesus Kristus), untuk
itu perlu mengenalkan Yesus Kristus dengan nama Isa Almasih dalam padangan
Kekristenan kepada penganut agama Muslim, bahwasanya keselamatan ada dalam Isa
Almasih. Tentunya memaparkan dan memahamkan hal ini tidaklah mudah, diperlukan
metode dan komunikasi serta doa yang memohon pertolongan Tuhan melalui Roh Kudus

1
Horst Balz & Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary Of The New Testament (Volume 2),
(Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1991; reprint ed., 2000), 69
agar orang yang dilayani terbuka hatinya untuk menerima Isa Almasih sebagai Tuhan dan
Juruselamat.
Maka pada tulisan ini, Penulis akan memaparkan cara penginjilan dengan
penggunaan nama Isa Almasih yang Alkitabiah didasarkan pada perspektif Kekristenan.
Penulis menyadari dalam memahamkan hal ini tentunya diperlukan komunikasi dan doa
yang tekun, namun mengubah perspektif seseorang dengan mengenalkan kebenaran dan
dengan harapan bantuan Roh Kudus yang membawa dan memahamkan kebenaran
tentunya dijamin akan banyak orang yang dimenangkan.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Injil?
2. Siapa Isah Almasih menurut Kristen dan Islam?
3. Bagaimana cara menyampaian Injil dengan nama Isah Almasih?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian Injil.
2. Untuk mengetahui dan mengenal Isa Almasih dalam Kristen dan Islam.
3. Untuk mengetahui cara penyampaian Injil dengan memakai nama Isah Almasih.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Injil
Injil adalah kabar baik bagi orang yang sudah percaya dan menerimanya. Ketika
orang mendengar, menerima dan percaya pada Injil maka orang itu akan diselamtkan di
2
dalam Yesus Kristus, oleh sebab itu Injil harus diberitakan kepada semua orang. dalam
Matius 28:19-20 dikatakan Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Ini merupakan mandat misi dari
Tuhan yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya, yang kemudian sering disebut
Amanat Agung Injil merupakan Yesus sendiri, jadi memberitakan-Nya sebagai Tuhan dan
Juruselamat dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang kontekstual. Agar Injil tersampaikan,
diterima dan dipercayai seutuhnya.

B. Isa Almasih: Perspektif Kristen dan Islam


Isa Almasih merupakan polemik yang tidak akan ada ujungnya dalam pandangan
Kristen dan Islam. Dua Agama yang begitu mendominasi di dunia, kadang-kadang
membuat ketakutan besar akan adanya perang agama. Perspektif Kristen yang menyatakan
Yesus (Isa Almasih) adalah Tuhan dan Juruselamat jelas tertera dalam kitab-kitab Injil
yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Dan dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus jelas
dinyatakan dan dituliskan Yesus (Isa Almasih) adalah Tuhan dan Juruselamat (Roma
10:9). Namun sangat jauh berbeda dengan pandangan Islam, Isa Almasih dalam Quran
sendiri dicatat Ia hanya seorang Nabi, manusia biasa yang di angkat dan di utus oleh Allah
sendiri. Islam memang memiliki kitab Injil dalam Quran namun lebih menekankan ke-Esa-
an Tuhan dan mengenalkan Nabi Muhammad S.A.W. Bahkan cerita dalam Alkitab yang
begitu tidak sinkron dengan Quran (bertentangan penuh) membuat penganut agama Islam
mengasumsikan Alkitab cerita fiksi belaka (dongeng).
Isa Almasih yang dicatat dalam Quran memang keabsahannya tidak teruji, akan
tetapi adanya rukun Islam yang mengajarkan taat saja terhadap apa yang dikatakan dalam
Quran, membuat penganut Islam menyakini secara penuh, bahwa tulisan-tulisan yang
2
David Eko Setiawan, “Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal Pendidikan Karakter
Unggul,” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 3, no. 2 (2019): 154–161, accessed
February 21, 2020, https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI/article/view/135.
terdapat pada Quran suci dan berasal langsung dari Sorga yang tidak mungkin salah. Isa
Almasih dicatat dalam Quran memang melakukan mujizat, adanya berpuasa selama 40 hari
40 malam, mengusir roh-roh jahat namun tentang kematian dan kebangkitannya tidak jelas
diceritakan. Yang membuat paham Islam, Isa Almasih dianugerahakan kuasa Ilahi saja,
yang membuat dapat bermujizat.dan melakukan hal-hal supranatural.
Maka disimpulkan Isa Almasih dalam Kekristenan merupakan Tuhan yang
menunjukkan eksistensinya, Isa Almasih merupakan manusia sejati dan Allah sejati. Satu
pribadi namun memiliki 2 elemen yang tidak dapat dipisahkan. Sementara prespektif Islam
Isa Almasih hanyalah manusia biasa, maka dikatakan Isa Almasih adalah seorang nabi
utusan Allah. Isa Almasih bukan Allah. Pandangan yang begitu sangat berbeda inilah
kadang membuat adanya degradasi toleransi beragama.

C. Penginjilan melalui pendekatan dengan memakai nama Isa Almasih dalam


pandangan Kristen.
Komunikasi pemberitaan Injil dengan nama Isa Almasih memang masih banyak nada
ketidaksetujuaan dari berbagai pihak-pihak pemuka atau pejabat agama Kristen.
Dikarenakan faktor perbedaan pemahaman atau pandangan yang begitu berbeda antara
Kekristenan dan Islam tentang kisah Isa Almasih. Akan tetapi Penulis, merekomendasikan
metode ini karena keminiman pemakaian karena konsep penyampaian yang salah.
Memang realita yang terjadi dilapangan ladang Penginjilan, dikategorikan 2 macam orang
Islam yang ditemukan yaitu, pertama, orang damai: yang toleran dan bersahabat serta
ramah. Kedua, orang non-damai: yang kurang bersahabat, mudah emosi dan selalu
membuka perdebatan serta kurang keramahan. Untuk itu perlu tuntunan Roh Kudus supaya
kiranya dipertemukan dengan orang-orang damai.
Metode penyampaian dengan memakai Isa Almasih harus terkonsep dengan benar
dan baik, serta memerlukan kefasihan dalam mengkomunikasikan Isa Almasih yang
Alkitabiah. Agar pendengar mengerti dan memahami dengan mudah, serta transformasi
prespektif yang membuat penerimaan untuk mendengar Isa Almasih dalam pandangan
Kekristenan dan bahkan mempercayainya, konsep yang diceritakan dengan fasih dan
benar yang didalamnya memuat kebenaran Ilahi akan mengalihkan pendengar dan
meningkatkan keseriusan serta bahkan puncaknya menerima Injil. berikut konsep prosedur
pendekatan dan penyampaian Injil yang efektif melalui nama Isa Almasih Kristen.

1. Pertalian
Pertalian adalah kontekstualisasi dengan menyapa dan perkenalan. Mengetahui nama
dan pekerjaan serta keadaan keluarga merupakan tujuan puncak dari pertalian.

2. Peralihan
Peralihan ini merupakan prosedur lanjutan setelah melakukan pertalian, sitematisnya
haruslah pertalian dengan dilanjutkan langsung ke peralihan. Hal dasar yang menjadi isi
dalam percakapan peralihan adalah menanyakan agama dan puncaknya menyingkung
hal-hal rohani misalnya tentang keselamatan dan keberdosaan.

3. Mengenalkan Isa Almasih Kristen pada Muslim


Ini merupakan langkah puncak, dalam penyampaian pengenalan Isa Almasih Kristen,
Penulis mengenalkan siapa Isa Almasih dengan konsep sistimatis yaitu, (1)
Menyampaikan Asal-Usul Isa Almasih. (2) Menyampaikan mujizat yang pernah
dilakukan. (3) Menyampaikan mengapa Isa Almasih harus rela mati melalui dosa awal
yang dilakukan Adam dan Hawa. (4) Menyampaikan cara Allah menebus dosa Adam dan
Hawa. (5)Menyampaikan bahwa Isa Almasih adalah Anak Domba Allah. (6)
Menyampaikan konsep dalam Roma 10:9. (7) menantang untuk menerima Isah Almasih
atau mendoakannya saja. Ketujuh langkah ini akan memperkenalkan Isa Almasih yang
seutuhnya menurut Kekristenan. Penyampaian yang dilakukan Penginjil diharapakan
bergantung penuh kepada Roh kudus, supaya komunikasi baik dan hati pendengar
terbuka terhadap kebenaran Injil.

4. Pemuridan, pembabtisan dan follow-up


Proses ini merupakan tahap akhir yang sulit dan banyak tantangan, meluangkan dan
bahkan mengorbankan waktu menjadi bagian seorang Penginjil untuk memastikan
kesungguhan kepercayaan orang yang sudah dilayani. Penginjil dapat menolong dari segi
perekonomian dan merangkul dengan penuh kasih agar orang yang dilayani masuk dalam
tahap dimuridkan dan siap dibabtiskan serta diajak mengikuti persekutuan di gereja.
Didoakan selalu serta di-follow-up harus menjadi proses yang lumayan panjang dan
sangat penting sekali, karena penginjilan tanpa pemuridan adalah kesia-siaan,
dikarenakan Amanat Agung jelas memaparkan konsep Perluasan kerajaan Allah dalam
Matius 28:19-20.

5. Murid yang memuridkan


Orang yang sudah percaya diarahakan kembali untuk bisa menginjili orang-orang
terdekatnya, dengan pengajaran pemberitaan Injil kepada orang yang sudah percaya agar
mampu memperkenalkan kembali Injil kepada orang-orang terdekat yang ada
disekitarnya.

D. Hambatan penggunaan metode penginjilan melalui nama Isah Almasih


Adapun beberapa hambatan yang terjadi di ladang pelayanan adalah;
1. Bahasa
2. Perdebatan
3. Tidak adanya sarana kontekstualisasi
4. Penyangkalan
5. Ketidaksediaan
6. Kepura-puraan
BAB III
KESIMPULAN

Penyampaian Injil dengan komunikasi memakai nama Isah Almasih dalam


Pandangan Kekristenan memang jarang dipakai. Tapi memakai metode ini dengan kerja
keras, kesungguhan, dan mengandalkan Tuhan niscaya banyak orang yang dimenangkan
dalam Kristus. Namun penting untuk Penginjil pahami agar melakukan proses pemuridan
yang mumpuni dalam memupuk kepercayaan agar bertumbuh, berakar yang kuat, dan
tentunya berbuah yang baik. Memperkenalkan Isah Almasih Kristen pada kaum Muslim
harus dengan kehati-hatian dalam berkomunikasi agar tidak disangkal dan dianggap
menista agama. Maka perlu untuk setiap Penginjil berdoa agar Roh Kudus membimbing
dan memberi hikmat dalam proses Penginjilan. Mengandalkan Tuhan dan memuliakan
Tuhan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan atau dilaksanakan merupakan tujuan dari
Penginjilan Kristen bukan untuk kemuliaan Penginjil. Maka perluasan kerajaan Allah
dilakukan dengan Penginjilan yang efektif dan mengandalkan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai