Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kezia Sulu

NIM : 202041224

Arianisme

Adapun latar belakang dari ajaran yang satu ini berawal dari adanya pengajaran doktrin
Kristologi yang telah disebutkan di atas. Ajaran ini berawal di Mesir dan disebarkan pada tahun
250-336 M. Dimana ajaran ini dibawa oleh Arius. Pada perkembangan selanjutnya, ternyata
doktrin yang disebarkan tersebut pada intinya menentang ajaran gereja tentang tritunggal
mahakudus seperti yang dipercaya pada ajaran Kristen. . Arius sendiri sebenarnya merupakan
salah satu murid dari Lusianus di Antiokhia. Namun pada perjalanannya Arius memodifikasi
ajaran yang diterima dari Paulus secara tidak langsung.

Menurut Arius, Kristus bukanlah sungguh-sungguh Allah, dan juga bukan sungguh-
sungguh manusia, sebab jiwanya bukan jiwa manusia. Sebagai dasarnya Arius mengambil ayat
Yoh 1:14, “Firman itu menjadi manusia/“the Word was made flesh”. Ia berkesimpulan bahwa
Firman itu hanya menjelma menjadi daging saja tapi tidak jiwanya. Ia tidak bisa menerima
bahwa Kristus Sang Putera Allah berasal dari Allah Bapa, namun sehakekat dengan Bapa. Maka
Arius mengajarkan bahwa karena Yesus ‘berasal’ dari Bapa maka mestinya Ia adalah seorang
ciptaan biasa, namun ciptaan yang paling tinggi. Arius tidak memahami bahwa di dalam satu
Pribadi Yesus terdapat dua kodrat, yaitu kodrat Allah dan kodrat manusia.

Dampaknya pada gereja yang berkembang waktu itu Di abad-abad awal itu, paham
Arianisme sangat berpengaruh besar kepada kehidupan Gereja, dan bahkan sampai menimbulkan
kekacauan di masyarakat umum. Oleh karena itu, Kaisar Konstantin turut berkepentingan untuk
mengatasi kekacauan ini. Ia mengundang para pemimpin Gereja untuk mengadakan Konsili, agar
meluruskan ajaran ini agar kekacauan dapat diatasi. Konsili Nisea (325), yang dihadiri oleh
sekitar 300 uskup, mengeluarkan penegasan pernyataan iman yang sudah selalu diimani Gereja
sejak awal mula yaitu, bahwa Kristus sehakikat dengan Allah Bapa, Allah dari Allah, Allah
benar dari Allah benar. Dalam Konsili Nisea itu, ajaran Arius dikecam, dan dianggap sebagai
inovasi radikal. Maka dibuatlah suatu pernyataan syahadat/ Kredo, untuk mempertahankan
ajaran para Rasul, yaitu Kristus adalah “sehakikat dengan Bapa, Allah dari Allah, Terang dari
Terang, Allah benar dari Allah benar.” Pada waktu penandatanganan ajaran ini, hampir semua
dari para uskup tersebut setuju, hanya 2 orang uskup yang menolak, ditambah dengan Arius
sendiri.

Konsili Nisea (325) ini sering disalahartikan umat non-Kristen, yang menyangka bahwa
baru pada tahun 325 itu Yesus dinobatkan sebagai Tuhan. Ini keliru. Sebab pernyataan Kristus
“sehakikat dengan Allah Bapa” tersebut dibuat untuk meluruskan ajaran sesat Arianisme yang
timbul di masa itu, namun pernyataan itu bukan pernyataan baru, melainkan penegasan kembali
iman Gereja yang berasal dari pengajaran para Rasul di abad pertama. Pokok-pokok iman yang
diajarkan oleh para rasul tersebut tercantum dalam “Syahadat Para Rasul”.

Gnostisisme

Gnostisisme (bhs. Yunani, gnosis berarti pengetahuan) merupakan sistem kepercayaan


dalam yang beranggapan bahwa keselamatan bergantung sepenuhnya pada pengetahuan khusus
atau pencerahan tentang Allah yang membebaskan orang dari ketidaktahuan dan kejahatan yang
merupakan ciri tata ciptaan. Ada yang menduga bahwa paham ini berasal dari Mesopotamia lalu
menyusupi Yudaisme sebelum berkontak dengan kekristenan awal. Sebenarnya gnostik baru
berkembang pesat antara tahun 130 dan 180 Masehi. Pusat-pusat gnostik terdapat di Aleksandria,
Atiokhia, dan Roma.

Tokoh-tokoh Gnostisisme adalah Valentinus, Menurut Valentinus, Dunia yang penuh


penderitaan, diciptakan oleh Allah yang jahat. Allah adalah terang, dikelilingi oleh malaikat-
malaikat yang rohani murni. Tetapi ada malaikat yang ingin mengenal hakekat Allah yang
Tertinggi itu. Malaikat itu tidak dapat mengenal hakekat Allah, sehingga dalam dirinya timbul
rasa sedih dan gelisah. Menurut Basilides, bukan Yesus yang menderita sengsara dan disalibkan,
melainkan Simon dari Cyrene. Wajah simon telah diubah oleh Allah, agar orang mengira bahwa
dialah Yesus, sehingga Simon disalibkan karena kekhilafan dan kekeliruan.

Bagi Gereja, Gnostik merupakan tantangan yang berat, karena bertolak belakang dengan
azas-azas iman. Salah seorang Teolog yang paling keras melawan Gnostik adalah uskup Ireneus
dari Lyon. Uskup Ireneus menulis karya :” Penyingkapan kedok dan sanggahan terhadap
pengetahuan yang pura-pura” (sekitar tahun 180). Langkah selanjutnya adalah Gereja
membentuk kaidah iman.

Marsionisme

Marsionisme merupakan salah satu ajaran yang didirikan oleh Marsion. Ajaran ini timbul
pada kisaran abad kedua. Marsion ini sendiri lahir dan tumbuh di Sinope, Pontus, Asia Kecil
pada tahun 70 hingga 150. Ajaran Marsionisme ini sendiri tercetus karena berasal dari aliran
gnostic yang banyak dipercaya dan diterapkan oleh dirinya.

ajaran Marsionisme, sebenarnya pusat dari inti pandangan dan pengajaran adalah
perbedaan yang dikemukakan antara Allah di Perjanjian Lama dan Allah pada Perjanjian Baru.
Dikatakan oleh ajaran tersebut bahwa Alkitab mengisahkan dua Allah, yang mana Allah di
Perjanjian Lama merupakan Allah yang lebih kejam dan melupakan prinsip kasih tentang
Alkitab. Digambarkan bahwa Allah pada masa lalu ini kejam dan mudah menghukum umat.
Bahkan Allah pada masa lalu digambarkan sebagai Allah yang tidak adil dan tidak sempurna.
Berbeda dengan Allah pada Perjanjian Baru yang lebih penuh kasih dan penyayang. Allah di
Perjanjian Baru lebih pemurah dan tergambar dengan baik melalui diri Yesus Kristus. Sehingga
pada dasarnya ajaran aliran ini mempercayai bahwa Allah pada Perjanjian Baru dan Lama
merupakan Allah yang berbeda. Ada dua Allah di dunia dan keduanya memiliki sifat yang
berlainan sesuai gambaran di Alkitab pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada ajaran ini
selanjutnya percaya bahwa Yesus tiba-tiba datang ke kota Kapernaum. Kedatangan ini kemudian
bertujuan untuk membuang dan mengasingkan Allah pada Perjanjian Lama ke Hades dan
menebus jiwa manusia melalui Yesus Kristus serta membebaskan mereka dari kekejaman Allah
Perjanjian Lama tersebut. Akibat hal ini, Marsion sendiri dikatakan dan lekat dengan julukan
sebagai “the first born of satan” atau dikenal juga dengan sebutan “Anti Christ”.

Dalam pandangan ajaran yang dikatakan tersebut di atas, pastinya ajaran ini memiliki
banyak pertentangan dari umat Kristen di masa tersebut. Sehingga banyak jemaat yang berasal
dari Filipi diingatkan oleh Polikarpus untuk tidak mempercayai pandangan doktrin yang
dikemukakan oleh Marsion. Dari sisi ini sudah jelas gereja di dunia menyatakan penolakan
terhadap doktrin tersebut dan menganggap aliran ini sebagai aliran sesat yang harus dijauhi oleh
umat Kristen di dunia. Pandangan dan larangannya tidak satupun yang sesuai dengan prinsip
hidup umat Kristen yang sesungguhnya.

Montanisme

Montanisme adalah sebuah gerakan sektarian Kristen perdana pada pertengahan abad ke-
2 Masehi, yang dinamai seturut pendirinya Montanus. Gerakan ini berkembang umumnya di
daerah Frigia dan sekitarnya; di sini sebelumnya pengikutnya disebut Katafrigia. Namun gerakan
ini merebak cepat ke wilayah-wilayah lain di Kekaisaran Romawi, dan pada suatu masa sebelum
agama Kristen ditolerir atau dianggap legal. Meskipun Gereja Kristen arus utama menang atas
Montanisme dalam beberapa generasi, dan mencapnya sebagai sebuah ajaran sesat, sekte ini
bertahan di beberapa tempat terisolir hingga abad ke-8. Sebagian orang membuat paralel antara
Montanisme dan Pentakostalisme (yang disebut sebagian orang Neo-Montanisme). Montanis
yang paling terkenal jelas adalah Tertulianus, yang merupakan penulis gereja Latin paling
terkemuka sebelum ia beralih ke Montanisme. Penganut paham Montanisme disebut dengan
Montanis.

ajaran montanisme ini bisa berujung pada penyesatan dan menjadikan umat Kristen
melakukan perzinahan rohani menurut Alkitab. Oleh sebab itu ada baiknya memahami akar dan
dasar dari ajaran yang satu ini supaya tidak terjebak. Karena makin hari makin banyak doktrin
yang tidak tepat dan bisa membuat umat Kristen jatuh dalam dosa. Sama halnya dengan ajaran
yang satu ini dan telah secara diam-diam berusaha menghilangkan inti ajaran Kristen yang
sesungguhnya dan menentang Alkitab. Walaupun ajaran Montanisme ini berpusat pada
keyakinan yang mirip dengan Kristen Ortodoks namun ada beberapa yang sepertinya tidak sama.
Hieronimus dan para pemimpin gereja lainnya mengklaim bahwa kaum Montanis pada masa
mereka menganut keyakinan bahwa Tritunggal terdiri atas satu pribadi saja, serupa dengan
Sabelianisme, berlaku berlawanan dengan pandangan ortodoks bahwa Tritunggal yaitu satu
Allah dengan tiga pribadi, yang juga dianut oleh Tertulianus. Berpihak kepada yang benar
beberapa orang yang memang yaitu pemeluk monarkian modalistik (Sabelian) dan beberapa
lainnya yang semakin tidak jauh dengan doktrin Tritunggal. Dilaporkan bahwa para modalis ini
membaptiskan dengan meyebutkan nama Yesus Kristus, bukannya menyebutkan nama
Tritunggal. Kebanyakan dari kaum Montanis di kemudian hari berasal dari kubu modalistik.

Anda mungkin juga menyukai