Oleh
Joko Priyono
NIM. 1815963036
Makalah
Diserahkan Kepada
Dr. Juanda
Teologi Kontemporer
SURABAYA
8 MARET 2021
Pertanyaan yang perlu dijawab:
a. Latar belakangnya?
Awal mula Unitarianisme sering kali dilacak pada kepercayaan abad keempat yang
disebarluaskan oleh Arius, seorang pendeta dari Aleksandria. Arius mengajarkan bahwa Kristus
adalah makhluk ciptaan yang lebih rendah dari Tuhan. Dia juga menyatakan bahwa Kristus
diciptakan sebelum penciptaan dunia dan bahwa kodratnya ada di antara ilahi dan manusia. 1
Pendapat ini didasari oleh pemikiran Arianus yang membedakan Allah kekal yang esa dari Anak
yang diperanakkan oleh Bapa dan yang oleh karena itu memiliki permulaan. 2 Akibat dari
pengajarannya Arius ditolak oleh gereja. Ia dan para pengikutnya dinyatakan sebagai bidat pada
pertemuan dewan gereja di Nicea pada tahun 325 ketika pandangan bahwa kodrat Kristus
berbeda dari Allah. Sekalipun demikian Arius bersikukuh menyatakan bahwa Allah tidak bisa
berubah, Ia tidak pernah bisa sungguh-sungguh memberikan substansi-Nya kepada yang lain.
Maka Kristus tidak praeksistensi, tetapi dilahirkan sebagai ciptaan; dan sekalipun diberikan gelar
Anak Allah, Ia tidak homoousios (dari satu substansi) dengan Bapa.3 Disinyalir pendapat Arianus
1 Mark W. Harris, Historical Dictionary of Unitarian Universalism (Lanham, Maryland, and Oxford: The
Scarecrow Press, Inc., 2004), 478-479. Charles Hodge menuliskan pendapat Arius yang mengatakan bahwa Kristus
diciptakan bukan dari substansi Allah, “tetapi ek ouk ontoon (bukan sungguh-sungguh dari) dan dengan demikian
tidaklah homoousios (dari satu substansi) dengan Bapa. Systematic Theology, 3 Vol (New York: Charles Scribner’s
Sons, 1871-73, Grand Rapids: Eerdmans, 1979), 453.
2 Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), 82. Walter menambahkan bahwa
Bapa dan Anak adalah dua pribadi yang berbeda, namun tidak setara. Dalam pengertian tertentu Anak bersifat ilahi,
namun keilahian Anak lebih rendah dari keilahian Bapa. Lalu, Roh Kudus hanya dilihat sebagai kuasa atau kekuatan
ilahi, buka n sebagai Pribadi ilahi (V.L. Walter, “Arianism,” in Evangelical Dictionary of Theology, 74-75)
4 Martin Davie et al. (eds.) - New Dictionary of Theology_ Historical and Systematic (Downers Grove:
InterVarsity Press, 2016), 933. Meskipun para Unitarian menolak kredo dan memiliki spektrum kepercayaan yang
luas, mereka menekankan keesaan Tuhan dan menyangkal keilahian Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Gerakan unitarian semakin terorganisir sejak peristiwa gejolak reformasi selama
humanist, Erasmus, telah menunjukkan bahwa doktrin trinitas tidak muncul dalam manuskrip
Perjanjian Baru yang paling tua tetapi merupakan tambahan di kemudian hari. Banyak dari
mereka yang mulai mempertanyakan Tritunggal adalah para reformis Italia yang terpaksa
melarikan diri selama Inkuisisi. Meskipun ada beberapa organisasi liberal di Swiss, tempat-
tempat utama yang berkembang setelah Reformasi berada di Polandia dan Transilvania. Di
Polandia, anti-Trinitarian ini kebanyakan dikenal sebagai Socinians, setelah Faustus Socinus. 5
Berbeda dengan Arians, Socinians terutama percaya bahwa Yesus tidak boleh
disembah karena dia adalah manusia dan bukan Tuhan.6 Mereka juga menolak pandangan Arian
bahwa Yesus itu ilahi dan sudah ada sebelumnya. Yesus adalah manusia dengan misi khusus.
Kata Unitarian pertama kali digunakan di Transylvania, tetapi tidak menjadi istilah yang diterima
secara umum untuk anti-Trinitarians di sana sampai 1638 ketika Diet of Dees menetapkan kredo
baru, di mana para Unitarian diperintahkan untuk menyembah Kristus tetapi tidak sebagai
Tuhan. Banyak tulisan Eropa diimpor ke Inggris, terutama melalui Belanda setelah gerakan
Kaum liberal yang tersebar di Kepulauan Inggris berkhotbah dan menulis pada tahun-
tahun menjelang pendirian kongregasi Unitarian resmi pertama di London pada tahun 1774 oleh
Theophilus Lindsey, seorang Anglikan yang terpengaruh. Sebagian besar Unitarian Inggris
6 Socianisme yang berkembang di abad 16 menolak Yesus sebagai Tuhan (Charles C. Ryrie, Teologi Dasar
1, 85).
7 Unitarianism umumnya dipahami sebagai hasil dari Reformasi Protestan di abad ke - 16, namun
sebenarnya benih- benih prinsip Unitarian sudah ada di abad- abad sebelumnya, pada semua ajaran sesat di abad-
abad sebelum Reformasi, yang menentang ajaran Trinitas, dosa asal, penebusan oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pengadilan Terakhir.
adalah Socinian yang berpendapat bahwa Yesus adalah manusia dengan misi ilahi tetapi tidak
ilahi sendiri. Beberapa orang Inggris, seperti Joseph Priestley, membawa pandangan Socinian ke
Amerika, tetapi kebanyakan Unitarian Amerika awalnya adalah Arian dan lebih suka disebut
“Kristen liberal”. Menurut Ryrie Garis besar bidat ini dimulai dari pemahaman Arianisme ke
dari Unitarianisme Inggris, di mana pemahaman ini berkembang di Gereja Kongregasi atau
Puritan di Massachusetts, terutama sebagai tanggapan terhadap doktrin Puritan tentang dosa asal
dan predestinasi.
Sedangkan pemahaman Jesus only atau yang biasa disebut oneness pentacostalism,
berkembang dari perpecahan di Sidang Jemaat Allah dan membentuk suatu Gerakan Pentakosta
yang baru, pada Januari 1917 dengan nama General Assembly of the Apostolic Assemblies di
Amerika Serikat. Gerakan Pantekostalisme ini yang awal kemunculannya pada tahun 1901,
mengalami perpecahan doktrinal pada tahun 1911 di Los Angeles dimana Glen Cook dan Frank
Ewart menolak doktrin Tritunggal dan mengajarkan bahwa Yesus adalah pribadi yang sama
dengan Bapa dan Roh Kudus dan bahwa baptisan air hanya sah dilakukan dalam nama Yesus
(itulah sebabnya, gerakan ini dinamai juga “Jesus Only” atau “Oneness”) yang diikuti dengan
pengalaman berbahasa Roh (Glosalalia).9 Pada tanggal 15 April 1914, Frank Ewart dan Glenn
Cook di hadapan umum saling membaptis dalam nama Yesus dan bukan formulasi Trinitas.
Peristiwa ini dianggap sebagai titik awal sejarah munculnya oneness pentacostalism sebagai
Gerakan tersendiri.10
9 V. Synan, “Pentecostalism,” in Walter A. Elwell (ed.), Evangelical Dictionary of Theology (Grand Rapids,
nama Tuhan mengungkapkan sifat alamiahnya yang benar, dan kemudian melanjutkan bahwa
Tuhan itu nama-Nya Yesus. Oneness Pentecostal menganggap bahwa Tuhan menyatakan diri
melalui Nama Nya, dimulai dari Perjanjian Lama, berlandaskan shema (Ul.6:4). Oneness
Pentecostal bersifat Yesus sentris, yang bukan inkarnasi Bapa, tetapi dari kekal sampai kekal
menyatakan diri dalam Yesus dan mengidentifikasikan dalam Nama-Nya yaitu Yesus. Nama
reformulasi (formulasi ulang) ajaran bidat Monarkhianisme atau Sabelianisme atau Modalisme
yang sudah mulai muncul pada Abad Kedua namun baru mendapatkan bentuknya yang solid
dalam ajaran modalistik dari Sabelius dari Roma pada awal Abad Ketiga. 11
merupakan bidat di dalam kekristenan, sebab mereka menolak doktrin Trinitarian yang sudah
dipegang dan diimani oleh para Bapa-bapa Gereja di masa yang lalu dan yang sekarang juga
diimani oleh gereja-gereja modern. Jikalau kaum unitarian menolak Yesus sebagai Allah, namun
berbeda halnya dengan golongan Jesus only percaya bahwa Yesus adalah Allah yang
menjelaskan rahasia Trinitarian sehingga masuk akal manusia, yang menuntut pemikiran secara
rasional.
b. Tokohnya?
Tokoh- tokohnya contohnya adalah: Michael Servetus (1553), Faustus Socinus (1539-
1604), Franz David (1510-1579), John Biddle (1615-1652). John Biddle dilahirkan tahun 1615,
dikenal sebagai “bapa Unitarianisme” Inggris. Katanya, Biddle dikenal cerdas diantara para
pengikutnya. Ada juga Theophilus Lindsey secara resmi mendirikan kaum Unitarian, di mana ia
adalah seorang Anglikan yang terpengaruh, sedangkan kaum Onness atau Jesus Only dipelopori
c. Waktunya?
Kaum Unitarian secara resmi berdiri pada tahun 1774, sedangkan titik awal Gerakan
d. Tempatnya?
Unitarian secara resmi berdiri di London Inggris, sedangkan Gerakan Oneness atau
Berkembangnya Teknologi Informasi (sosmed) dsb, membuat isu atau berita dengan
mudah tersebar ke penjuru dunia. Polemik Trinitas terus menjadi satu fenomena yang tidak ada
habisnya. Kontroversi dogmatis tentang “ketuhanan Yesus” dan pemahaman “Trinitas”, terus
menjadi polemic yang berkepanjangan. Sejak abad ketiga hingga sekarang, konsep ini telah
digodok sedemikian rupa menjadi satu perdebatan dan bahan diskusi yang tidak ada habisnya.
Paham Trinitas yang merupakan ajaran pokok dan mendasar dalam kekristenan, di
mana paham ini terus mengalami pergulatan, sekalipun sebenarnya telah terbukti (final)
Alkitabiah. Nyatanya problem ini terus berlanjut hingga dewasa ini. Dalam sejarah telah terjadi
dialektika yang tidak berujung antara kaum trinitarian (penganut trinitas) dan kaum unitarian
Sekalipun kaum unitarian sudah dikecam dan dianggap sebagai bidat dalam
kekristenan, ajaran dan paham ini terus berkembang dan belum punah sampai saat ini. Golongan
unitarian ini terus berkembang dan banyak melahirkan cendekiawan dan tokoh-tokoh yang
dikarenakan kaum unitarian sangat mengedepankan aspek rasionalis, sehingga kelompok ini
tidak hanya tersebar luas di dalam kelompok Kristen saja, tetapi juga para kelompok liberal.
Selain itu, paham Trinitas juga ditentang oleh Gerakan Jesus Only. Gerakan ini terus
berkembang ke seluruh dunia, khususnya dalam Gerakan pentakosta kharismatik. Itu sebab
kebanyakan gereja pentakosta memiliki paham oneness atau Jesus only. Sekalipun kaum oneness
tidak menyangkal keilahian Yesus, namun kaum oneness menolak ajaran Trinitas. Menurutnya
bahwa Yesus adalah seorang manusia yang diberikan misi khusus dari Allah. Yesus hanyalah
seorang nabi yang di utus oleh Allah. Dengan demikian, kaum unitarian menyangkal bahwa
Yesus adalah Allah, sekaligus menolak paham Trinitas. Menurut Lukas Kristanto, yang mengaku
anggota aliran Unitarian di milis ppiindia, aliran Unitarian adalah aliran yang menjunjungi tinggi
memegang prinsip keesaan Tuhan. Ajaran yang dibawa Musa, Isa (Yesus) dan Muhammad
Sementara oneness pentacostal atau yang lebih dikenal dengan Gerakan Jesus Only
memiliki filosofi hanya ada satu Allah, serta menyangkal Allah Tritunggal. Dengan kata lain, inti
pengajaran atau doktrin Jesus Only adalah menolak pemahaman Allah Tritunggal, yakni
pemahaman bahwa Allah adalah satu hakikat dengan tiga pribadi yang berbeda, yakni: Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Kaum oneness mempercayai Yesus Kristus sebagai satu Allah, yang
kadang-kadang memanifestasikan diri-Nya sebagai Bapa atau Roh Kudus. Mereka juga meyakini
bahwa Yesus adalah Bapa dan Yesus adalah Roh. Ada satu Allah yang menyatakan diri-Nya
aliran Unitarian, Allah (Elohim, bahasa Ibrani) tidak mungkin inkonsisten dalam menurunkan
ajaran keimanan kepada umat-Nya di sepanjang sejarah manusia. Kalau Abraham diajarkan
tentang ke-Esaan Tuhan oleh Allah, seluruh keturunan Abraham akan mengikuti sejarah
pengajaran itu secara linier. Ajaran Allah berkembang dinamis dan progresif secara linier,
polanya tetap meskipun berkembang terus. Jadi, konsistensi Tuhan yang jadi pegangan aliran ini.
12 Hasil wawancara oleh Satrio Arismunandar yang adalah anggota -pendiri Aliansi Jurnalis Independen atau
AJI (1994), Sekjen AJI (1995-97), anggota -pendiri Yayasan Jurnalis Independen (2000), dan menjadi DPP Serikat
Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1993-95. Pernah menjadi jurnalis Harian Pelita (1986-88), Kompas (1988-1995),
Majalah D&R (1997-2000), Harian Media Indonesia (2000-Maret 2001), Produser Eksekutif Divisi News Trans TV
(Februari 2002-Juli 2012), dan Redaktur Senior Majalah Aktual – www.aktual.co (sejak Juli 2013).
Berdasarkan analisa kaum Unitarian, di dalam Injil sinoptik (Matius, Markus, Lukas)
dan Injil Apokaliptik (Yohanes), tidak ada satupun ayat yang merupakan pernyataan langsung
Yesus (eksplisit) yang menyatakan dirinya Tuhan. Sedangkan katakata implisit selalu
dihubungkan dengan teks Bapa dan Aku menjadi satu (terutama di Injil Yohanes), seolah-olah
ada kesatuan personaliti Allah dan Yesus, sehingga Yesus dianggap Tuhan. Bagi aliran
Unitarian, itu dianggap metafora yang berlebihan. Maka, aliran ini sering dituduh sebagai
pengembang ajaran Arius (Arianisme), yang dinyatakan sesat dalam Konsili Nicea 325 oleh
Yesus dianggap Tuhan baru muncul di abad ke-3, terutama ketika suratsurat Paulus
mulai beredar saat itu. Paulus (ajaran Paulian) dianggap sebagai basis keimanan Kristen saat ini,
dirinya menjadi manusia), Filipi 2: 5-11. Menurut aliran Unitarian, Allah (Elohim) itu absolut
dan kekal, tidak mungkin masuk ke alam tidak kekal (fana), apalagi menjadi manusia. Allah
Secara umum kaum unitarian adalah sebagai berikut1) Satu Allah, Keesaan Tuhan; 2)
Kehidupan dan ajaran Yesus Kristus merupakan model contoh untuk hidup sendiri; 3)
Pemikiran, rasional, ilmu pengetahuan dan filsafat hidup berdampingan dengan iman dalam
Tuhan; 3) Manusia memiliki kemampuan untuk melaksanakan kehendak bebas dan bertanggung
jawab konstruktif dan etis dalam ajaran agama; 4) Sifat manusia bisa baik dan jahat, tidak ada
yang bisa mengklaim pada roh Kudus atau kebenaran Teologis. Sekalipun para penulis alkitab
telah diilhami oleh Allah, mereka adalah manusia dan karena itu memiliki kesalahan manusia; 5)
Unitarian menolak Doktrin Dosa waris (Prestinasi), hukuman kekal dan Penebusan dosa;13 6)
mendekati otentisitas sejarah, terutama yang berkaitan dengan keesaan Tuhan (unity of God),
baik di Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB). Hal ini menunjukkan bahwa kaum
Unitarian bisa percaya dan tidak kepada keotentikan Alkitab; 7) Unitarian berusaha menggali
sejauh mungkin keabsahan sejarah melalui penelitian-penelitian manuskrip kuno, untuk mencari
dengan optimis bahwa apa yang disebut dengan the Lost Christianity akan dapat ditemukan.
Apalagi sejak ditemukannya Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scroll) di gua Qumran tahun 1947,
semakin menambah gairah, ya gulungan yang sekitar 20 abad lamanya menghilang telah
ditemukan; 8) Unitarian punya prinsip bahwa kebenaran yang menghilang dari otentisitas Bible
justru akan muncul dari self-conciousness kaum Unitarian, dengan melakukan intuitive
individual. Maka prinsip Unitarian yang berbunyi: “Everyone has the rights to seek truth and
meaning for themselves. The best setting for this is a community that welcomes you who are,
complete with your beliefs, doubts and questions” Terjemahan: “Setiap orang berhak mencari
kebenaran dan makna bagi diri mereka sendiri. Tempat terbaik untuk ini adalah komunitas yang
menyambut Anda yang, lengkap dengan keyakinan, keraguan, dan pertanyaan Anda”. Jelas
mengarahkan kaum Unitarian untuk memperoleh kebenaran yang intuitif, reflektif dan
experience.
Sedangkan kelompok oneness pentacostal memahami doktrin Allah dapat dilihat dari
Ajaran Oneness menegaskan bahwa sebutan “Bapa”, “Anak”, dan “Roh Kudus” hanyalah
merupakan sebutan yang merefleksikan manifestasi Allah yang Maha Esa dalam oknum
yang berbeda-beda di jagat ini. Ketika penganut Oneness berbicara mengenai Bapa,
Anak, dan Roh Kudus, mereka melihatnya sebagai perwujudan dari Allah yang Esa:
Bapa, sebutan yang berkaitan dengan relasi sebagai orang tua; Anak Allah, sebagai
inkarnasi Allah dalam daging melalui Yesus Kristus; Roh Kudus, sebutan terhadap
aktivitas Allah dalam Roh. Dengan kata lain, Allah dimanifestasikan sebagai Bapa dalam
penciptaan, Anak dalam penebusan, dan Roh Kudus dalam emanensi. 14
Satu Pribadi yang bermanifestasi menjadi tiga, berbeda dengan tiga pribadi yang berbeda dari
rumusan ortodoksi tritunggal. Karena percaya hanya kepada 1 pribadi Tuhan, yaitu Yesus saja.
Paham Kristologi Oneness ini mempengaruhi bangunan sistematika teologi secara keseluruhan.
Berbeda dengan pentakosta klasik yang hanya menekankan kepada kepenuhan Roh Kudus
dengan tanda awal bahasa lidah yang tidak berbeda dalam konsepsi tritunggal, dan kristologi
ortodoksi. Permasalahan teologi Oneness juga akhirnya terbawa kepada doktrin keselamatan
(soteriologi).
Posisi teologis Oneness adalah keselamatan dalam Yesus Kristus yang bersyarat. Ini
menjadi permasalahan besar karena berlawanan dengan konsep Kasih tanpa syarat
(unconditional love). Syarat untuk diselamatkan menurut Oneness adalah pertobatan, baptisan air
dalam nama Yesus, dan baptisan Roh Kudus dengan tanda awal bahasa lidah.
Syarat pertama pertobatan tidak menjadi permasalahan teologis. Tapi ketika baptisan
dan bahasa lidah menjadi syarat keselamatan, Oneness semakin keluar dari arus utama
kekristenan. Soteriologi Oneness ini lahir karena penekanan kepada Kis 2:38, bukan kepad a Yoh
3:16 seperti ortodoksi. Lukas mencatat di Kis 3:28, “Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah
dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
Tiga tahap keselamatan yang dipercaya Oneness terlihat di ayat ini. Teks
paradigmatik untuk inisiasi Kristen bukanlah Yohanes 3:16 yang dikenal, tetapi Kisah Para
Rasul 2:38: “Bertobatlah, dan dibaptiskanlah masing-masing dalam nama Yesus Kristus untuk
dasar dari tiga tahap soteriologi unik yang memadukan teologi konversi, doktrin pantekosta
tentang baptisan Roh, dan ajaran keesaan dari nama Yesus. 15 Dengan memberi syarat kepada
keselamatan, biarpun tetap di dalam Yesus Kristus, Onesess tidak mempercayai keunikan prinsip
kasih karunia, sehingga Oneness terjebak kepada pertobatan sebagai perbuatan baik.
Teologi Oneness yang berpusat kepada teologi nama Yesus (In the Name of Jesus)
melihat Kol 2:9 sebagai ayat utama, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh
kepenuhan ke-Allahan.” Istilah Ke-Allahan menggunakan kata Yunani θεότης (theotēs) yang
diterjemahkan Godhead. Dari alur berpikir ini Oneness mengambil kesimpulan bahwa Yesus
adalah Bapa, Anak, sekaligus Roh Kudus. Aliran berpikir ini berlanjut, bercampur dengan
konsep Yudaisme, Oneness mengembangkan teologi Nama Yesus atau In the Name of Jesus.
Seperti dalam tradisi Yudaisme, nama Tuhan menyatakan sifat dan karakter Ilahi, maka Nama
Ciri-ciri khusus Yahudi dari doktrin Keesaan Tuhan adalah kepercayaan bahwa nama
tersebut mengungkapkan sifat sejati Tuhan, bahwa Tuhan tanpa diferensiasi internal, dan
bahwa Tuhan “tinggal” di tabernakel, kuil, dan khususnya dalam nama Tuhan yang
diwahyukan. Kristologi Keesaan memperluas konsep Yahudi tentang “tempat tinggal”
ilahi dalam nama ke nama Yesus, dengan demikian menjadikan nama Yesus sebagai
penegasan kristologis sentral dari keilahiannya daripada kemanusiaannya. Ketika
diinterpretasikan dalam kerangka teori dua sifat pada abad -abad berikutnya, Oneness
Pentacotalism mencerminkan kecenderungan Nestorian untuk memisahkan dua natur
dalam Kristus.16
David K. Bernard dalam buku the Oneness of God (1983) mengembangkan Oneness dan
Tritunggal tidak bisa menerangkan hubungan antara tiga peribadi, dan itu adalah triteisme yang
15 Ed van der Maas, The New International Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements, ed.
Stanley M. Burgess dan Eduard M. van der Maas (Grand Rapids: Zondervan, 2002), 943.
16 Ibid., 941.
tersamar.17 Hal ini membuat Bernard memposisikan Tritunggal sebagai heretic, sekaligus
memperlihatkan bahwa perkembangan Oneness sebagai sekte tersendiri sudah dewasa. Bukan
hanya sekedar perbedaan teologis, tetapi perbedaan dengan ortodoksi alur utama sudah menjalar
Di Indonesia, ajaran Unitarian ini juga muncul dengan menggunakan nama “Kristen
Tauhid”. Kemunculan aliran ini bermula dari sekelompok perkumpulan kajian Alkitab dari
gereja Advent di Semarang yang berkiprah sejak tahun 2002. Tjahjadi Nugroho, sang pendiri
Allah mengatakan bahwa sebelum tahun 313 gereja hanya mengakui Yesus adalah manusia
biasa.18 Ada pula salah satu tokoh yang bernama Frans Donald, di mana ia telah menulis buku
yang memicu perdebatan sengit dengan kaum trinitarian berjudul “Allah dalam Alkitab dan
Alquran”.19 Dalam buku tersebut Frans Donald berupaya menjelaskan tentang kekeliruan ajaran
trinitarian, dan cenderung mengidentifikasi bentuk “Kekristenan yang benar” secara similar
dengan ajaran ketauhidan Islam. Itulah sebabnya secara theologis, aliran Kristen Tauhid ini juga
Aliran Kristen Tauhid di Indonesia secara umum tidak menginduk ke dalam institusi
resmi seperti Persekutuan Gereje-gereja di Indonesia (PGI). Keberadaan Kristen Tauhid itu
17 David K. Bernard, Oneness of God (Hazelwood: Word Aflame Press, 1983), 288.
18 Dapat dilihat dalam buku D. Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah (Semarang: Yayasan Sadar,
1999). Kesalahan fatal seperti ini, biasanya juga diulang-ulang oleh sekte Saksi-saksi Yehuwa , dan para polemikus
Muslim yang sering mengutipnya sejauh menguntungkan.
19 Lihat http://fransdonald.blogspot.com/ diakses 10 Maret 2021, pukul. 10.45 WITA. Kristen Tauhid
(kristen unitarian), kristen bukan penganut trinitas, meyakini Yesus sebagai utusan Yahweh (utusan Allah).
Komunitas unitarian di Indonesia bernama Jemaat Allah Global Indonesia. Lihat
https://www.facebook.com/pg/gerejajagi/posts/.
sendiri jelas kurang bisa diterima oleh kalangan Trinitarian karena sejak awal telah memiliki
perbedaan pandangan yang sangat mendasar. Kalangan Kristen Tauhid sendiri mengidentifikasi
bahwa konsep ketuhanan Kristen Tauhid memiliki persamaan dengan konsep tauhid dalam
ajaran Islam. Dengan demikian Kristen Tauhid merasa lebih bisa berdialog dengan dunia Islam
Ajaran Kristen Tauhid yang berkembang di Indonesia secara dominan mengacu pada
aliran Unitarianisme Theistik, yang berpegang pada prinsip bahwa “Yesus merupakan
subordinasi (bawahan) dari Allah dan merupakan suatu keberadaan (ciptaan) yang terbatas”
(Jesus as subordinate to God and a finite being).20 Kata subordinasi yang dimaksudkan
mengarah pada posisi Yesus yang “bukan Ilahi” tetapi kedudukannya di atas yang ”non-ilahi”,
artinya status Yesus lebih dari makhluk ciptaan Ilahi manapun. Ajaran Unitarianisme Theistik
terbagi menjadi dua golongan berkaitan dengan sosok Yesus, yaitu (1) golongan “Yesus Insani”,
yang mempercayai Yesus adalah benar-benar manusia yang diberi status yang lebih tinggi dalam
tabiatnya, Jesus existed as a person before his human life21 dan (2) golongan “Yesus non-Insani
non-Ilahi”, yang mempercayai bahwa Yesus bukan Insani dan bukan Ilahi, tetapi suatu sosok lain
yang merupakan manifestasi keilahian yang impersonal agar bisa bertransfigurasi menjadi
personal melalui sosok Yesus, Jesus did not exist as a person before his human life.22
20 Wiles, Maurice F., Archetypal Heresy: Arianism Through the Centuries (Harvard: University Press,
1996), 133.
21 Ajaran ini cenderung bersifat Arianism minded, yang menganggap Yesus benar-benar manusia
seutuhnya, walaupun mempunyai status “pre-eksistensi” sebagai logos sebelum dilahirkan. Ajaran ini berkembang
melalui Yustinus Martyr (150 SM) dan Uskup Felix dari Urgel (799 M) melalui teori yang adopsianisme, yaitu teori
tentang Yesus yang hanya manusia biasa, yang karena kebaikan, ketaatan dan kebijaksanaannya diangkat statusnya
seperti ilahi.oleh Allah. Lihat Wellem, F.D., Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 4.
22 Berbeda dengan ajaran yang bersifat Arianism minded, ajaran ini justru menganggap Yesus sebelum
muncul kedunia adalah ciptaan Ilahi yang bersosok lain, dalam pra 22eksistensinya, Yesus adalah “logos” (firman)
yang bertransfigurasi menjadi manusia. Dalam pandangan yang lain, dikatakan Yesus bukan sekedar logos, tapi
titisan malaikat Michael yang menjelma menjadi manusia. Lihat Herlianto, Saksi-Saksi Yehuwa (Bandung: Kalam
Hidup, 2004), 122.
Sementara, Offiler adalah Pendeta Bethel Pentecostal Temple yang mengutus
misionari Van Klaveren dan Groesbeek ke Indonesia, yang dari pelayanan misi Groesbeek
lahirlah pelayanan F.G. Van Gessel di Cepu. Dari pelayanan F.G. Van Gessel akhirnya lahir
beberapa denominasi besar seperti: Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Gereja Bethel Injil
Sepenuh (GBIS), dan Gereja Bethel Indonesia (GBI). Bethel Pentecostal Temple diduga kuat
berada pada posisi Oneness, padahal Gereja Bethel Indonesia berakar dari Bethel Pentecostal
Temple.
perkembangan Pentakosta secara pergerakan dan teologis, tapi pengaruh-pengaruh yang lain
masih belum dimasukkan dalam penelitian yang ada. Argumen yang paling kuat saat ini adalah,
ketiga denominasi besar yang terpengaruhi mereka GPdI, GBIS, dan GBI tidak ada satupun yang
secara formal mengakui pengajaran Oneness dalam pernyataan iman mereka. Di sisi lain, GPSDI
Roh Kudus bukanlah pribadi ketiga dari Allah, tetapi adalah Roh Allah (sang Pencipta),
Roh Kristus yang telah bangkit. Roh Kudus datang untuk berdiam di dalam hati dan
tinggal dalam diri setiap orang yang percaya dan mentaati berita Injil, sebagai penolong,
penghibur, penopang, dan penjaga.23
Tokoh sentral GPSDI bukan Offiler, Groesbeek, atau Van Gessel, tetapi George White dari
UPCI (United Pentecostal Church International) yang memang dari aliran Oneness, Pentecostal
Untuk saat-saat ini dengan bermodalkan akun-akun sosial media seperti Facebook,
Youtube, Instagram, dan Twitter, seseorang bisa memperoleh konstituen yang signifikan.
mempertanggungjawabkan iman (apologetika) saat ini bentuk dan urgensi sudah sangat berubah.
Kecepatan akses informasi saat ini sudah sangat tinggi, dan semua orang bisa mengakses
informasi yang sama tanpa bisa dicegah di Internet. Hal ini membuat perkembangan pemikiran
Berdmodalkan akun media social seorang pendeta yang begitu viral yaitu Joshua
Tewuh DBS telah menggemparkan kalangan kekristenan di tahun lalu (2020). Secara khusus,
Tewuh menyebutkan perbedaan pandangan tentang “Bapa, Anak, dan Roh Kudus” sebagai Tiga
Pribadi Ke-Allahan (Versi GBI) dan Tiga Manifestasi Ke-Allah-an (Versi Joshua Tewuh).24
Inilah pemicu bangkitnya pertentangan Oneness dan Tritunggal di Indonesia. “Perdebatan” ini
mengalami percepatan eskalasi karena terjadi dalam budaya masyarakat Indonesia yang
mayoritas Islam dan percaya “Tauhid” (keesaan Tuhan), yang secara filosofis memiliki
konstruksi teori yang sama dengan Oneness. Kelompok Kristen Oneness disebutkan sebagai
Kristen Tauhid.
Ajaran unitarian dan oneness memang tidak bisa dihindarkan lagi dalam
pertumbuhan gereja. Sepanjang berdirinya gereja, hingga saat ini, gereja terus diterpa dengan
banyaknya pengajaran sesat. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi oleh gereja dan seharusnya gereja
terus memperlengkapi diri dengan senjata-senjata Allah dan terus bergantung pada kuasa Roh
Kudus untuk menghadapi tuduhan-tuduhan ajaran sesat bahkan lebih dari itu kita dapat
menolong mereka atau melayani mereka untuk mengerti pengajaran yang sehat dan benar. Jadi
tugas kita adalah memberikan pemahaman yang benar sesuai dengan pemahaman ortodoksi
24 Joshua Tewuh, Surat Pernyataan Pengunduran Diri dari Sinode GBI, 25 Agustus 2020.
Alkitabiah, serta menunjukkan bukti-bukti penyimpangan yang terjadi pada ajaran tersebut.
Tentunya semuanya ini harus disertai dengan doa, sebab yang sanggup mengubahkan hati hanya
Tuhan. Dan Roh Kuduslah yang sanggup membuat seseorang bertobat serta berbalik kepada
Kristus.