Anda di halaman 1dari 8

1.

Latar Belakang
Pada mulanya, Ezra dan Nehemia dua kitab yang terpisah adalah satu kesatuan. Dapat
dilihat dalam tulisan-tulisan kerabian dimana kedua buku ini dianggap sebagai satu kesatuan
dengan Ezra sebagai penulisnya. Dalam kanon Ibrani, kedua kitab itu merupakan sebuah
kesatuan. Catatan tentang jumlah ayat yang biasanya ditulis oleh ahli Masora tidak ditemukan
pada akhir kitab Ezra; catatan tersebut ditemukan pada akhir kitab Nehemia dan merupakan
jumlah ayat untuk kedua kitab itu. Origenes adalah orang pertama yang memisahkan Ezra
dan Nehemia menjadi dua kitab pada abad ke-3. 1. Penulis kitab Ezra dan Nehemia selekyif
dalam memilih kejadian-kejadian yang mau diceritakan. Mereka memusatkan perhatian pada
dua periode: 1) periode awal (538-515SM) ketika untuk pertama kali orang buangan kembali
di bawah pimpinan Sesbazer dan membangun kembali Bait Suci dibaah pimpinan Zerubabel
dan Yesua 2) Periode yang ditandai dengan pembangunan kembali tembok Yerusalem dan
reformasi religius dibawah pimpinan Ezra dan Nehemia (445-398 SM) .2.

2. Penulis, Waktu dan Tempat Penulisan


Seperti yang berlaku pada umunya di Timur Tengah Kuno dan juga dalam sebagian
besar Perjanjian Lama, tidak ada petunjuk langsung tentang penulis Kitab Ezra-Nehemia.
Tradisi Yahudi yang terpelihara dalam Talmud Babilonia berpendapat bahwa Kitab Ezra-
Nehemia sama seperti Kitab I-II Tawarikh ditulis oleh Ezra, dan dengan catatan bahwa karya
itu diselesaikan oleh Nehemia (Baba Bathra 15a).3. Tetapi pendapat tersebut berdasar dari
asumsi bahwa Ezra memulai karyanya pada 428SM di Persia pada masa pemerintahan Raja
Artaxerxes I Longimanus (465-424SM).4.

3. Situasi
a. Situasi Politik dan Keagamaan
Pada masa pemulihan setelah mereka kembali dari pemuangan Yehuda merupakan bagian
kecil dari sebuah propinsi Persia yang besar. Kehidupan Politik serta gamanya bergantung
pada kekuasaan kebijaksanaan Persia. Ketika Nebukadnezar, penakluk Yerusalem meninggal
pada tahun 562SM, kekuatan Babel merosot dengan tajam akibat beberapa bentuk
pemerintahan selanjutnya yang kurang cakap hingga Kerajaan Babel berakhir di tangan
Persia. Pendiri Kerajaan itu adalah Koresy raja Ansyan Iran selatan. Babel jauh di tangannya
1
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 1
2
Dianne Bergant CSA, Robert J. Karris, OFM, Yogyakarta: Penerbit Kansius hal 349
3
W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Jakarta: Gunung Mulia, 2016. Hal 435
4
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 2

1
pada tahun 539SM, Koresy menguasai seluruh Timur Tengah sampai ke perbatasan Mesir.
Koresy adalah penguasa yang bijaksana, ia memperkenankan bangsa-bangsa yang dibuang
oleh Babel untuk pulang kembali e tanah air mereka. Ia juga enghormati perasaan keagamaan
rakyat yang berada di bawah kekuasannya dan memberikan otonomi yang besar kepada
penguasa setempat. Sejalan dengan kebijaksanaanya mengenai pemulangan kembali, Koresy
mengizinkan sekelompok orang Yahudi kembali ke Yehuda pada tahun 535SM dan memberi
dana untuk membangun kembali Rumah Allah di Yerusalem. Boleh dikatakan, Yehuda tetap
tidak terpengaruh oleh perubahan sejarah dan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di
kerajaan Persia. 5
b. Situasi Sosial dan Ekonomi
Tahun-tahun awal abad VI SM menandai akhir dari periode 400 tahun sewaktu jati diri uat
Allah terjalin erat dengan keberadaan mereka sebagai bangsa merdeka. Seratus tahun lebih
sedikit setelah Kerajaan Utara Israel dihancurkan oleh Asyur, Kerajaan Yehuda yang terletak
di bagian selatan Palestina jatuh ke tangan Babel. Pukulan akhir melanda Yehuda ketika
tentara Babel menghancurkan ibukota Yerusalem. Banyak penduduk kota termasuk
pemimpin dan religius yang dibawah ke Babel. Bait Suci, yang berfungsi sebagai pusat
religius pada masa Salomo di musnahkan dan peralatannya yang sangat berharga dicuri.
Negeri ditinggalkan dalam tangan rakyat yang tak mempunyai kekuatan, dalam keadaan yang
amat sangat miskin.6
4. Latar belakang Naskah
Urutan kejadian antara Ezra 9 dan 10 adalah jelas. Ezra 10:1 membawa kita kembali ke
situasi yang dijelaskan di pasal 9:3-5 dan memberitahu kita apa yang terjadi di rumah Allah
setelah Ezra berdoa. Itu pentig bahwa Ezra 10 menggukana sudut pandang orang ketiga
sementara Ezra 9 menggunakan sudut pandang orang pertama. Perubahan ini membuat
beberapa ahli-ahli tertentu menerima pendapat bahwa Pasal 10 bukanlah bagian dari catatan
pribadi Ezra. Ahli lain berpendapat bahwa pasal ini ditulis oleh penulis Tawarikh dengan
menggunakan catatan pribadi Ezra.7

5
W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Jakarta: Gunung Mulia, 2016. Hal.431-432
6
Dianne Bergant CSA, Robert J. Karris, OFM, Yogyakarta: Penerbit Kansius hal 349
7
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 133

2
5. Kata kunci
 Perempuan asing
 Harapan bagi Israel
 Perjanjian
 Hukum Taurat
 Sumpah
 Pembuangan
 Yerusalem

6. Pokok pikiran
 Ayat 1-6 “Perjanjian untuk Menceraikan Wanita Asing”
 Ayat 7-17 “Keputusan dari Rapat”
 Ayat 18-44 “Daftar dari yang Bersalah”

7. Uraian Tafsiran
 (ayat 1-6) Perjanjian untuk Menceraikan Wanita Asing

1 Ezra berlutut dihadapan rumah Allah sementara menjadi perantara bagi dosa-dosa orang
Israel. Di pasal 9:4 berkata bahwa mereka yang tergetar dengan perintah Tuhan berkumpul
disekitarnya. Pada waktu bersamaan Ezra berdoa seperti yang ada di pasal 9:6-15. Hal ini
memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berkumpul sampai mereka menjadi
sebuah kerumunan besar. Mereka yang ada dalam kerumunan itu adalah, pria, wanita, dan
anak-anak. Diharapkan dari tindakan yang tidak biasa dari orang penting seperti Ezra dapat
menarik perhatian dari orang-orang yang lewat. Situasi emosional dimana Ezra memohon dan
mencucurkan air mata demi kepentingan orang Israel membuktikan bahwa tidnakannya dapat
mempengaruhi kerumunan yang berkumpul. Mereka pun menangis dengan sangat sedih. Ini
adalah ciri-ciri orang Timur, mereka gampang terbawa dengan suasana namun, tapi itu juga
merupakan ciri-ciri semua manusia. Demikian kita memiliki sebuah deskripsi nyata tentang
tingkah laku manusia di keadaan semacam itu8.

2-4 Sekhanya, seorang pemimpin dan orang yag sependapat dengan Ezra tentang masalah
perkawinan campuran, mengambil tindakan. Dia mengaku dosa mereka tentang perkawinan

8
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 133

3
campuran. Belum terlambat, masih ada harapan bagi umat Israel. Hasil dari doa Ezra adalah
bahwa jika ketidakadilan dihilangkan, maka akan ada pengampunan bagi dosa mereka. Tuhan
itu adil, dia adalah Tuhan yang penuh rahmat demikian, pasti masih ada harapan. Sulit untuk
mengidentifikasi Sekhanya dengan individual lain yang memiliki nama yang sama didalam
kitab Ezra-Nehemia. Ada sekitar enam pria berbeda dengan nama Sekhanya. Sama halnya
dengan nama ayahnya Yehiel. Sekhanya merupakan bagian dari keluarga Elam yang
disebutkan dalam 2:7, 8:7, 10:26. Pada waktu itu tradisi etnis bertumpang-tindih dengan
keyakinan. Dalam kasus agama Yahudi itu adalah keyakinan mereka pada Tuhan.

Marilah kita sekarang mengikat perjanjian dengan Allah kita, K. Baltzer


menunjukkan dengan jelas bahwa di Ezra 9-10 ada pembaharuan perjanjian. Perjanjian
dirusak dengan dosa perkawinan campuran, tetapi juga karena semua dosa yang dilakukan
oleh orang Yahudi sebeleum penghancuran Israel dan rumah Allah. Dalam situasi yang
digambarkan kesadaran yang cepat sehubungan dengan dosa perkawinan silang adalah yang
paling penting. Ada juga pengakuan rasa bersalah. Pada ayat 3 Sekhanya mengajukan
pembaruan perjanjian dengan Allah. Itu bukan hanya tentang pembaruan, karena sesuatu juga
harus dilakukan untuk menghilangkan yang jahat dari orang buangan. Di kitab Ezra kita
mempunyai situasi dimana wanita asing menikah dengan cara yang berlawanan dengan
perintah Allah. Pernikahan tersebut sudah tidak diperbolehkan dari awal. Pengusiran wanita
asing bertujuan untuk menjaga orang buangan agar tidak melakukan apa yang bukan perintah
Allah. Karena mereka hidup dengan istri asing mereka juga hidup dalam dosa. Sudah jelas
tentang aturan yang ada berdasarakan pengajuan perjanjian dari Sekhanya kepada Allah
memiliki pengaruh yang sangat kuat. Bahkan anak-anak hasil dari perkawinan campuran
harus diusir. Perjanjian ini sangat keras bagi konsep Kristiani modern. Tapi dalam konteks
waktu itu harus diingat bahwa pengaruh keagamaan yang datang dari ibu kepada anak-anak
mereka dianggap sebagai batu sandungan dalam menjaga kesucian dari ajaran Allah. karena
mereka hanya sekelompok minoritas dalam populasi yang sangat besar, mereka harus
mempetahankan identitas keagamaan mereka9.

5-6 Dalam ayat lima ritual terakhir dari perjanjian dijelaskan. Pemimpin dari ketiga
kelompok Yahudi yang berbeda mengambil sumpah untuk menjalankan perintah dari
Sekhanya untuk mengusir para wanita asing. Sekarang mereka terikat dengan sumpah dan
harus diikuti dengan tindakan. Ezra pergi ke salah satu bilik dari Yohanan anak Elyasib dan

9
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 134-135

4
berpuasa karena ia berkabung atas dosa dari umat Israel, meskipun ia masih menjadi
perantara bagi umat Israel. Yohanan merupakan sebuah nama yang umum. Yang satu ini
mungkin berasal dari keluarga Imam jika kita menerima bahwa Elyasib di Neh 3:1 adalah
orang yang sama dengan ayah atau kakek dari Yohanan. Situasi ini telah di interpretasikan
oleh para ahli sebagai bukti bahwa Ezra telah sampai setelah Nehemia10.

7-8 sangat jelas kenapa Ezra tetap tinggal dibalik layar, karena para pemimpinlah yang
mengmbil inisiatif. Sikap bungkam Ezra berhubungan dengan alasan diplomatic. Dia adalah
seorang pegawai tinggi raja Persia dan tidak seharusnya bertindak diluar kehendak dari raja
Persia. Disini kita memiliki semacam instrumen demokratis yang digunakan Ezra secara
efektif. Sebuah pesan diumumkan dan pesan itu dibawah oleh pembawa pesan kepada setiap
orang buangan di seluruh kerajaan Israel hingga ke jalan-jalan di Yerusalem. Seluruh orang
buagan dipanggil untuk diinvestigasi dan jika ada yang tidak mematuhi perintah seluruh
kepunyaannya akan disita dan dia akan dikucilkan dari komunitas orang buangan. Raja Persia
memberikan hak kepada Ezra untuk mengambil segala keputusan yang diperlukan. Jika ada
yang meragukan keabsahan dari perintah tersebut maka mereka tidak diijinkan untuk
mengambil bagian dalam pemberian kurban harian untuk penghapusan dosa mereka. Mereka
benar-benar di keluarkan dari komunitas tersebut dan tidak akan mendapat bantuan dalam
kesukaran itu. 11

9-15 setelah tiga hari, semua orang laki-laki tiba dari Yudah dan Benyamin. Di halaman
terbuka dari rumah Allah mereka berkumpul. Halamannya sangat luas hingga dapat
menampung banyak orang. Sejumlah orang buangan dalam kelompok-kelompok yang
berbeda telah kembali sejak kelompok pertama kembali pada masa pemerintahan Koresy.
Lama dalam sejarah mereka, kedua suku itu menempati wilayah selatan Israel. Adegan itu
dilukiskan dengan berat namun lucu. Pada waktu itu sedang musim hujan. Yang berkumpul
di rumah Allah menggigil semua, karena keseriusan masalah yang sedang dihadapi dan
karena hujan lebat. Rupanya lupa dengan situasi mereka yang menyedihkan, Ezra yang
tampil lebih sebagai imam daripada ahli kitab, mulai menuduh mereka yang berkumpul di
bawah siraman hujan. Tanpa menunggu jawaban dan pengakuan ia memerintahkan agar
orang menceraikan istri asingnya. Jemaah yang berkumpul mengakui bahwa mereka harus
menaati Ezra, tetapi mereka mengajukan keberatan berhubung jumlah mereka banyak dan
sedang hujan. Rasanya tidak mungkin bisa langsung melaksanakan perintah Ezra. Mereka

10
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 135-136
11
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 137-138

5
mengusulkan agar ditunjuk pemimpin-pemimpin yang akan menangani masalah itu untuk
seluruh jemaat sesuai jumlah yang ada, dan menetapkan batas waktu yang lebih realistis
untuk memisahkan perkawinan campuran yang ada. Ayat 15 mencatat beberapa suara yang
tidak setuju, tetapi apa yang disetujui tetap tidak jelas. Kita tidak tau apa mereka menentang
pemisahan perkawinan dengan wanita asing atau menentang prosedur rencana reformasi itu.
12

16-44 ayat-ayat ini melaporkan bahwa para pemimpin yang ditunjuk oleh Ezra memeriksa
keabsahan perkawinan orang Yahudi dengan wanita asing. Hal itu berlangsung selama tiga
bulan. Sebagian besar kelanjutan Pasal 10 ini merupakan daftar para penentang, mulai dari
para imam, petugas kultus lain, dan berakhir dengan angota awam, yang disebut menurut
keluarganya. Daftar ini mempunyai kesamaan dengan yang terdapat dalam Ezra 2 dan 8,
meskipun bukan merupakan duplikat. Disini hanya disebut 111 nama, jumlah yang cukup
kecil dibandingakn dengan ribuan anggota jemaat. Barangkali itu hanya sebagian dari mereka
yang terlihat. Atau, kalu tidak, meskipun pekawinan campur tersebar dimana-mana, hanya
beberapa orang yang mau menanggapi aksi Ezra. 13

8. Teologi Naskah
- Sosok pemimpin rohani yang di panggil Allah
- Bertumbuh dewasa di dalam Allah
- Tegas dalam bersikap terhadap dosa

9. Relevansi

Pemimpin rohani dipanggil oleh Allah untuk menyatakan kebenaran Allah. Namun mengapa
banyak pemimpin rohani yang takut atau ragu untuk menyatakan kebenaran? Bahkan ada
juga yang tawar hati ketika menghadapi berbagai pergumulan. Bagaimana seharusnya
persiapan seorang pemimpin rohani agar ia mampu dan layak memimpin?

Ezra adalah seorang pemimpin rohani yang baik. Ia teguh, berani, serta mampu bertindak
tegas dalam menentang ketidakbenaran. Saat itu Ezra harus menghadapi umat Israel yang
tidak setia pada Tuhan. Mereka menikahi wanita Kanaan yang tidak percaya Tuhan.
Akibatnya umat Allah terbawa ke dalam penyembahan berhala. Meski berduka atas
kenyataan itu, Ezra tidak putus asa. Ini terbukti melalui tindakannya yang dapat kita teladani.
Ia menyerahkan segala persoalan dan pergumulan kepada Tuhan (ayat 1, 6). Ia berdoa,
mewakili umat-Nya untuk mengakui dosa. Ia menangis dan sujud di depan Allah, bahkan

12
F. Charles Fensham, Grand Rapids Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, hal 138
Dianne Bergant CSA, Robert J. Karris, OFM, Yogyakarta: Penerbit Kansius hal 368
13
Dianne Bergant CSA, Robert J. Karris, OFM, Yogyakarta: Penerbit Kansius hal 368

6
berpuasa untuk memohon belas kasihan Allah atas umat-Nya. Sikap Ezra membawa dampak.
Sekhanya dari bani Elam mengakui kesalahan mereka dan mengusulkan pertobatan dengan
cara menceraikan wanita asing (ayat 3), serta berkomitmen untuk mendukung Ezra (ayat 4).
Ezra menuntun umat-Nya sampai pada pertobatan (ayat 5-11). Ia memerintahkan supaya
seluruh imam dan segenap orang Israel melakukan apa yang berkenan kepada Allah:
memisahkan diri dari perkawinan dengan wanita asing yang menajiskan dan hidup kudus,
menyenangkan hati Tuhan.

Keteguhan hati, keberanian, dan ketegasan seorang pemimpin rohani dalam menyatakan
kehendak Allah adalah sikap yang memuliakan Allah. Sikap ini dapat memotivasi jemaat
untuk mengalami pembaharuan hidup serta bertumbuh dewasa di dalam Dia. Kita perlu
berdoa untuk para pemimpin rohani. Kiranya Tuhan menguatkan mereka untuk tegas
bersikap meski menghadapi orang-orang yang kaya dan berkedudukan tinggi. Kita sendiri
sebagai jemaat, hendaknya memiliki tegas dalam bersikap terhadap dosa.

Mengatakan yang benar itu penuh resiko, apalagi bila berhubungan dengan dosa atau
pelanggaran. Kalau seorang murid dilaporkan kepada gurunya bahwa ia telah menyontek,
maka resikonya ia akan tidak mendapatkan nilai, beroleh hukuman, tidak naik kelas. Budaya
kita sendiri sedang mengarah pada rasa senang bila melihat orang yang bersalah dihukum dan
dipermalukan di depan mata banyak orang. Mungkin karena inilah banyak orang enggan
mengakui secara jujur kesalahannya karena dihakimi, dikucilkan itu rasanya tidak enak,
menyakitkan.

Pada sisi lain, orang yang jujur akan beroleh kepercayaan dari teman, sanak saudara, orang
tua, kakak, adik. Orang yang jujur (mau mengakui) bila ia memang berbuat salah, kemudian
berkomitmen untuk memperbaiki kesalahannya biasanya akan beroleh belas kasihan dari
pihak yang merasa dirugikan akibat kesalahan yang telah diperbuatnya. Sebaliknya, orang
yang jelas-jelas berbuat salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya biasanya tidak akan
beroleh simpati, melainkan antipati.

Dalam konteks bacaan Alkitab kita (Ezra 10:1-14), Ezra jujur mengakui dosa dan
pelanggaran umat Israel yang telah berpaling dari Allah karena pengaruh dari istri-istri
mereka yang adalah orang asing. Allah tentu berbeda dengan manusia. Dalam kitab PL
berulang kali dikatakan Allah menyesal telah merancangkan kecelakaan kepada umat-Nya
ketika umat-Nya berbalik dari dosa-dosa mereka dan berpaling kepada Allah (Yer 26:3, 13,
19). Sebagai umat Kristiani, kita pun mengimani bahwa Tuhan akan mengampuni dan
memulihkan diri kita bila kita mau sungguh-sungguh mengatakan apa yang benar, dalam
pengertian tidak menutup-nutupi dosa-dosa kita di hadapan-Nya, kemudian menyesal dan
bertobat dari padanya.

7
KEPUSTAKAAN
W.S. Lasor D.A Hubbard F.W Bush PENGANTAR PERJANJIAN LAMA I: Jakarta Gunung
Mulia ,1993
Dianne Bergant CSA Robert J. Karris OFM TAFSIR ALKITAB PERJANJIAN LAMA :
Yogyakarta Penerbit Kanisius, 2002
D.J Clines THE NEW CENTURY BIBLE COMMENTARY EZRA, NEHEMIA, ESTHER: USA
Marshall & Morgan Scott, 1984
F. Charles Fensham THE BOOKS OF EZRA AND NEHEMIA: USA, Wm. B. Eerdmans
Publishing Co., 1982
Dr. J. Blommendaal PENGANTAR KEPADA PERJANJIAN LAMA, Jakarta: PT. BPK
Gunung Mulia, 2018

Anda mungkin juga menyukai