Anda di halaman 1dari 11

Nama : Romario M.

Pesik

NIM : 1301088

Kelas : PAK C/Sem. V

M.K : LITURGIKA

Dosen : Pdt. Dr. Nico Gara

A. Pengertian Liturgi

Kata “liturgi” berasal dari kata bahasa Yunani: leitourgia. Asal katanya adalah
laos (artinya rakyat) dan ergon (artinya pekerjaan). Jadi, liturgi adalah pekerjaan publik
atau pekerjaan yang dilakukan oleh rakyat/jemaat secara bersama-sama.
Dalam konteks ibadah Kristen, liturgi adalah kegiatan peribadahan di mana
seluruh anggota jemaat terlibat secara aktif dalam pekerjaan bersama untuk
menyembah dan memuliakan nama Tuhan.
Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa “liturgi” adalah “ibadah.” Setiap
ibadah Kristen (apapun denominasinya) harus bersifat liturgis; artinya melibatkan setiap
orang yang hadir di dalamnya. Ibadah di mana jemaat hanya menjadi penonton yang
pasif bukanlah ibadah dalam arti yang sesungguhnya.
Oleh karena semua anggota jemaat harus terlibat secara aktif, maka perlu
ditentukan kapan giliran mereka berpartisipasi dalam ibadah dan bagaimana bentuk
partisipasi itu (apakah menyanyi, berdoa, memberi persembahan, dll). Dari sini
muncullah apa yang disebut dengan tata ibadah, yang mengatur kapan giliran setiap
orang berpartisipasi dalam ibadah dan bagaimana bentuk partisipasinya. Tata ibadah
inilah yang sering kita sebut liturgi dalam arti sempit.
Banyak orang memiliki konsep yang keliru tentang ibadah. Kita cenderung
memandang ibadah (kebaktian) seperti pertunjukan teater. Yang menjadi aktor adalah
pendeta dan pelayan ibadah lainnya. Penontonnya adalah anggota jemaat yang hadir,
sedangkan sutradaranya adalah Tuhan. Konsep ini keliru karena memandang jemaat
hanya sebagai penonton! Soren Kierkegaard, seorang teolog Eropa abad ke-19,
mengatakan bahwa dalam ibadah Kristen, aktornya adalah jemaat.
Sutradaranya adalah para pemimpin ibadah (pendeta, liturgos, pemusik),
sedangkan penontonnya adalah Tuhan! Tata ibadah (“liturgi”) adalah skenario drama
yang harus dimainkan oleh anggota jemaat sebagai para pemeran.
B. Unsur-unsur Liturgi
Ada banyak teori mengenai unsur-unsur liturgi (baca. Abineno). ada enam unsur
pokok di dalam liturgi, yaitu [1] Votum; [2] Pengakuan Dosa, Pengampunan Dosa dan
Petunjuk Hidup Baru; [3] Pemberitaan Firman; [4] Respons dan Jawaban umat, dalam
bentuk [4.1] Pengakuan Iman; dan [4.2] Persembahan Syukur; [5] Doa Syafaat; dan [6]
Pengutusan dan Berkat.
Setiap unsur dikembangkan di dalam setiap liturgi di semua kalangan kristen,
hanya dengan metode dan pola pengembangan yang tentu berbeda pada
masing-masingnya.
Saya tidak membahas kebedaan itu, karena yang penting adalah apa makna dari setiap
unsur itu. Pengembangannya dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan pola liturgi apa
pun yang dikreasikannya.
1. Votum, adalah proklamasi yang menandai bahwa Tuhan telah masuk ke dalam
Ibadah, dan melandasi ibadah itu. Artinya ibadah adalah perintah Tuhan kepada
umat, sehingga melaluinya umat berjumpa dengan Tuhan. Secara formulatif,
proklamasi itu berbunyi ‘Ibadah ini berlangsung dalam nama Allah Bapa, Yesus
Kristus, dan Roh Kudus’. Dengan demikian Votum bukanlah doa permulaan ibadah.
2. Pengakuan Dosa, Berita Anugerah Pengampunan Dosa dan Petunjuk Hidup
Baru. Setiap manusia yang beribadah adalah orang berdosa. Di dalam ibadah ia
akan mengalami suatu anugerah pengampunan dosa, setelah ia mengakui dosanya.
Pengampunan dosa akan diikuti oleh petunjuk hidup yang baru, agar umat hidup
sesuai dengan firman dan kehendak Tuhan, dan tidak melakukan dosa yang sama
itu lagi. Pengakuan dosa berarti manusia merendahkan diri di hadapan hadirat Allah
yang kudus, lalu memohonkan anugerah dan Allah memberi perintah yang baru
untuk dilakukan.
3. Pemberitaan Firman. Ibadah protestan berpusat pada pemberitaan Firman (bnd,
konsep sola scriptura). Artinya Tuhan yang menyapa umat dalam ibadah adalah
Tuhan yang memberi firman kepada mereka. Ia hadir di dalam ibadah dan bertindak
melalui firmanNya. Karena itu, setiap pemberitaan firman (khotbah) adalah
penyampaian maksud dan kehendak Tuhan kepada manusia. Untuk itu, khotbah
berisi pesan firman, dan bukan pesan pengkhotbah.
4. Respons atau Jawaban Umat. ​Umat yang mendengar Firman adalah umat yang
meresponi Tuhan. Ada dua bentuk respons umat dalam ibadah yaitu:
✓ Pengakuan Iman (affirmasi), yaitu bentuk respons umat tentang siapa Tuhan
yang memberi kepadanya pengampunan dosa dan firmanNya. Pengakuan Iman
ini adalah pernyataan kepercayaan umat/gereja yang ada di dalam dunia, di
dalam pergumulan dengan realitas dunianya. Gereja yang sadar bahwa dalam
pergumulan itu, Tuhan tidak meninggalkan dia. Pengakuan iman juga
mengandung janji eskhatologis yaitu kasih setia Tuhan yang tetap nyata di dalam
hidup umat/gereja.
✓ Persembahan syukur (offerings). Unsur ini adalah unsur respons umat
terhadap realitas anugerah yang ia terima dari Tuhan di dalam hidup sehari-hari.
Persembahan yang dipolakan dalam liturgi adalah manifestasi dari tindakan
pelayanan umat dalam hidup sesehari. Karena itu, persembahan di dalam
ibadah harus menjadi spirit yang terus menyemangati pelayanan sosial di dunia.
Artinya, ibadah protestan adalah ibadah yang terbuka dan terarah ke dunia.
5. Syafaat. Unsur ini adalah doa yang biasa diselenggarakan di dalam ibadah. Syafaat
berarti doa bersama secara pasti/tepat/tegas/tidak berubah. Kata itu sendiri berarti
hukum. Tetapi ada aspek perilaku yang berhubungan dengan hukum dalam kata itu,
yaitu ‘kesetiaan’ atau ‘kepatuhan’ terhadap hukum. Karena itu ‘syafaat’ dimengerti
sebagai doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan umat dituntut untuk
setia dan patuh terhadap apa saja yang didoakan.
Syafaat adalah doa umum yang dipimpin oleh Juru Doa (Pendeta/Pendoa). Dalam
kebiasaannya, syafaat biasa diakhiri dengan berdoa Bapa Kami secara
bersama-sama, sebagai cara melibatkan jemaat dalam aktifitas berdoa secara
bersama itu. [Doa Bapa Kami bukanlah Doa sempurna, melainkan salah satu bentuk
doa yang diajarkan [Yesus] kepada umat, agar mereka bisa berdoa
[bersama-sama]. Juga bukan pelengkap doa syafaat, tetapi cara gereja melibatkan
jemaat dalam doa umum.
6. Pengutusan dan Berkat. Unsur ini merupakan unsur penting dalam liturgi.umat
yang beribadah adalah umat yang telah mengalami perjumpaan dengan seluruh
realitas anugerah Tuhan. Umat telah mendengar firmanNya, dan diutus ke untuk
bersaksi tentang Tuhan yang ia jumpai dalam ibadah di tengah hidup sesehari.
Karena itu, berkat Tuhan adalah jaminan dasar dari kesaksian hidup manusia/umat.
Di situ berarti ada korelasi yang jelas antara ibadah dengan tugas di dunia.
Semua unsur itu berhubungan satu dengan lainnya, dan saling menopang. Selain
itu, aspek spontanitas umat yang tidak boleh diabaikan dalam liturgi adalah
Nyanyian Umat. Ini adalah bentuk ekspresi umat yang harus dibiarkan bertumbuh
secara spontan. Ada dua corak nyanyian jemaat, yaitu nyanyian primer dan
nyanyian sekunder. Nyanyian primer adalah nyanyian umat secara bersama-sama,
sedangkan nyanyian sekunder adalah nyanyian yang biasa dinyanyikan secara
khusus oleh kelompok Paduan Suara (​Chorus​), Vocal Group, dll. Penempatan
nyanyian sekunder dalam liturgi lebih tepat pada bagian Respons Umat.
C. Dimensi-dimensi Liturgi
1. Dimensi Teologis

Dimensi teologis adalah dimensi yang harus berdasarkan kesaksian Alkitab yang
menyaksikan kehendak Allah. Dimensi teologis harus emnjadi benang merah yang
menghubungkan semua unsur-unsur liturgi (dari thabisan sampai pengutusan dan
berkat).

2. Dimensi Historis (Kesejarahan)

Dimensi historis merupakan dimensi yang menyatakan Allah itu adalah Allah
yang bertindak dalam sejarah. Dalam sejarah kita dapat melihat kesetiaan Allah
ditengah-tengah ketidaksetiaan umat-Nya.

3. Dimensi Relevansi

Dimensi relevansi artinya relevan dengan keadaan sekarang. Apa yang kita
alami sekarang, bukan yang akan datang.

4. Dimensi Spesifik

Dimensi spesifik artinya menyentuh atau berkaitan dengan hal-hal yang khas
dengan kita disini.

5. Dimensi Artistik

Artistik artinya mengandung nilai-nilai seni. Biasanya menyentuh perasaan.

6. Dimensi Misional

Dimensi misional artinya bersifat misi. Dimensi ini merupakan dimensi yang
bertujuan untuk menindaklanjuti ibadah. Apakah khotbah atau firman yang didengar
saat ibadah berdampak pada kehidupan jemaat atau tidak.
D. Strategi Pembuatan Liturgi
Tema : I Timotius 4:12 Jangan seorang pun menganggap engkau
rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu.
Sub Tema : Marilah kita bersama-sama menjadi teladan bagi orang lain
disekitar kita dengan menunjukan kasih, perkataan dan
tingkah laku kita.
Metode : “DISKUSI KHOTBAH”

“Liturgi Ibadah Pemuda”

Persiapan diri

L : Mari Menyanyi dari kidung pujian:

“Bertemu Dalam Kasihnya”


Bertemu dalam kasihNya,
berkumpul dalam anug’rahNya
bersukacita semua di alam milik Tuhan
oh, saudaraku dan saudariku
Tuhan cinta dan mengasihimu
Bersukacita semua, di alam milik Tuhan

Ajakan Beribadah :

P: Karena Tuhanlah yang memberi hikmat

J: Dari mulutnya datang pengetahuan dan kepandaian


P: Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita; datanglah kehadapanya dengan
sorak-sorai.

P+J: Amin.

L: menyanyi dari kidung pujian dengan judul:

“​Bila Roh Allah​”


Bila roh Allah ada didalamku
Bila roh Allah ada didalamku
Ku kan menari sperti Daud menari
Reef :
Ku kan menari, ku kan menari
Ku kan menari sperti Daud menari
Ku kan menari, ku kan menari
Ku kan menari sperti Daud menari

Doa (terutama untuk pembacaan Alkitab dan renungan)

Ya Allah Bapa kami yang kami kenal dalam Tuhan kami Yesus Kristus. Kami
mengucap syukur serta terima kasih oleh karena kami dapat berkumpul
bersama-sama dengan saudara (i) dalam ibadah pemuda kami ini Tuhan. Ya
Tuhan, kami ingi berdoa untuk saudara (i) kami yang tidak dapat hadir dalam
persekutuan kami ini, karena tiap-tiap sebab, mungkin karena sakit, mungkin
karena menghadapi sebuah permasalahan atau pergumulan dalam kehidupan
mereka, atau mungkin karena tugas serta pekerjaan yang dibebankan kepada
mereka, atau ada saudara (i) kami yang memang sengaja menjauhi Engkau ya
Tuhan, kiranya engkau mengetuk pintu hati mereka agar mereka dapat
bersama-sama dengan kami diruangan gereja ini untuk memuliakan akan
kebesaran Nama-Mu. Ya Tuhan, sebentar lagi kami akan membaca dan
mendengarkan akan sebagian dari Firman-Mu, tolonglah kami ya Tuhan dengan
Roh Kudus-Mu, sehingga kami dapat boleh mengerti. Buanglah jauh-jauh pikiran
kami yang tidak menentu, yang dapat menghalangi kami untuk mendengar
firman-Mu dengan baik. Di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Pembacaan Alkitab:

P : Pembacaan Alkitab terambil dari I Timotius 4:11-16. Pembacaan Alkitab di


baca secara bergantian ayat Ganjil dibacakan oleh Pemuda sedangkan ayatnya
yang Genap dibacakan Oleh Pemudi.

(​Setelah pembacaan Alkitab litorgus dan jemaat mengucapkan Firman-Mu itu


pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku)

Renungan Khotbah dengan memakai metode “DISKUSI KELOMPOK”.

Doa syafaat dibawakan oleh yang bertugas.

a. Untuk bangsa dan Negara.

b. Untuk janda, duda, anak yatim piatu, orang sakit.

c. Untuk pekabaran Injil dan para pelaku atau pekerjanya.

d. Untuk pemuda (I)

(Diakhiri dengan doa bapa kami)

Persembahan syukur:

L :​“Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan
kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan
dan masuklah ke pelataran-Nya” (​Mazmur 96:7-8).

Sementara pundi-pundi diedarkan, pemuda (i) menyanyi dari Kidung pujian dengan
judul Sungguh Kubangga Bapa sampai pundi-pundi persembahan selesai diedarkan:
“Sungguh Kubangga Bapa”
Sungguh kubangga Bapa punya Allah seperti Engkau
Sungguh kubangga Yesus atas s’gala pengorbanan-Mu
Tak ingin aku hidup lepas dari kasih-Mu
Kasih-Mu menyelamatkan dan b’riku pengharapan
Kini kupersembahkan apa yang aku miliki
Memang tiada berarti bila dibanding dengan kasih-Mu
Namun kuingin memberi dengan sukacita di hati
Kar’na ku tahu ini menyenangkan hati-Mu.

Doa Persembahan Syukur:

L : Mari kita ucapkan doa persembahan secara bersahut-sahutan.

L : Harta kekayaanKu, jadi alat bagi-Mu.

J : Akal budi dan kerjaku, Tuhan pergunakanlah.

L : Limpah ruah kasihku kuserahkan kepada-Mu.

J : Diriku seutuhnya milik-Mu selamanya.

L+J : Amin.

Menyanyi dari kidung pujian:

“​Jangan Lelah​”
Jangan lelah bekerja diladangnya
TuhanRoh Kudus yang bri kekuatan
Yang mengajar dan menopang
Tiada lelah bekerja bersama-Mu
TuhanYang selalu mencukupkan atas segalanya
Reffrain:
Ratakan tanah yang bergelombang
Timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun diatas dasar iman
Ratakan tanah yang bergelombang
Timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun diatas dasar iman

Nyanyian Penutup Menyanyi dari Kidung pujian dengan judul “Hati yang gembira”

“​Hati yang gembira​”


Hati yang gembira adalah obat
Seperti obat hati yang senang
Tapi semangat yang patah
Keringkan tulang
Hati yang gembira Tuhan senang

Pengutusan dan Berkat

P : Jadilah saksi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Damai sejahtera Allah yang melebihi segala akal budi, mengawali kehidupan
kita, sekarang sampai selama-lamanya.

P+J : Jemaat Menyanyi KJ. 478 a ( Amin )

Do = d 2 Ketuk
5 6 ‘ / 5 6 ‘ / 5 4 / 3 . //

A - min A - min A - min

Keterangan:

P :Pendeta
L : Litorgus

J : Jemaat

E. Pertanyaan Diskusi Kelompok


1. Berdasarkan bacaan yang sudah kita baca bersama-sama tadi, apa maksud
utama Tuhan yang dapat kita ambil dari bacaan Firman tersebut?
- Kelompok 1
Berdasarkan apa yang telah kita baca bersama-sama tadi, kami dari
kelompok mengambil 2 pokok utama yaitu: (1) menjadi teladan; (2) bertekun
membaca kitab suci. Dari 2 pokok ini, pertama kita harus menjadi teladan
bagi orang percaya, bahwa dalam kehidupan kita sehari, entah dalam
keadaan susah atau pun senang kita harus tetap mengandalkan Tuhan,
sehingga kita bisa terhindar dari segala macam godaan dosa yang akan
mencemarkan kesucian iman kita. kedua kita harus terus bertekun membaca
Kitab Suci, karena segala sumber perbuatan kita yang menyenangkan hati
Tuhan berada di dalam Kitab Suci, karena Kitab Suci adalah Firman Tuhan.
- Kelompok 2
Berdasarkan pembacaan yang sudah kita baca bersama, maka kami dari
kelompok 2 akan memberikan penjelasan mengenai maksud Tuhan dalam
Firman ini, yaitu : sebagai orang muda kita tidak boleh lengah terhadap
godaan dunia ini, walaupun kita masih muda kita harus bisa hidup sesuai
dengan kehendak Allah supaya kita bisa menjadi teladan bagi semua orang
dilingkungan kita bergaul. Oleh karena itu, jika kita ingin hidup sesuai dengan
kehendak Tuhan dan menjadi teladan bagi semua orang kita harus bertekun
dalam membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari.

2. Menurut penjelasan dari masing-masing kelompok tentang maksud utama Tuhan


dari pembacaan tersebut itu benar. Dan yang menjadi pertanyaan selanjutnya
adalah apakah dalam hidup keseharian teman-teman sudah sesuai dengan
Firman yang sementara kita renungkan ini?
- Kelompok 1
Berdasarkan dengan apa yang sudah kami kelompok jelaskan tadi, jujur saja
bahwa selama ini dengan kejujuran dari setiap anggota kelompok kami,
bahwa setiap anggota masih belum mampu melakukan apa yang Tuhan
inginkan seperti yang terdapat dalam Firman yang sudah kita renungkan
bersama-sama ini.
- Kelompok 2
Langsung saja pada intinya, hasil diskusi dari kelompok kami sesuai dengan
kenyataan yang terjadi bahwa kami juga dari anggota-anggota kelompok
belum mampu hidup sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan untuk kami
lakukan, walaupun ada dari beberapa anggota kelompok kami yang berusaha
untuk bertekun dalam membaca Kitab Suci namun masih saja bisa luput dari
godaan dosa dan masih sering lupa untuk membaca Kitab Suci.
F. Pembentukan Program Untuk Penerapan Firman Tuhan
Berdasarkan hasil diskusi bersama dengan semua anggota pemuda-i yang hadir
dalam ibadah ini, maka yang menjadi kesepakatan bersama adalah :
1) Setiap anggota harus saling mengingatkan untuk melakukan Firman Tuhan dan
membaca Firman Tuhan setiap hari.
2) Setiap minggu melaksanakan pertemuan bersama untuk sama-sama belajar
Firman Tuhan selain ibadah rutin yang dilakukan.
3) Setiap ibadah rutin yang dilakukan setiap minggu akan ada evaluasi bersama
sebelum ibadah dimulai untuk melihat sebagaimana besar pengaruh dan
perubahan dari setiap anggota pemuda dengan melaksanakan program ini.

Anda mungkin juga menyukai