Disusun oleh :
Universitas Sriwijaya
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II
A.Pengertian emosi
B.Karakteristik perkembangan emosi
C.Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
D.Hubungan antara emosi dan tingkah laku serta pengaruh emosi
Terhadap tingkah laku
E.Perbedaan individual dalam perkembangan emosi
F.Upaya pengembangan emosi remaja dan implikasinya dalam
Penyelenggaraan pendidikan
BAB III
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Emosional Peserta Didik”
Disini kami juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini
terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan
senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang diharapkan kami
dapat di capai dengan sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua manusia pada umumnya memiliki dorongan dan minat yang besar untuk
mencapai atau ingin memiliki sesuatu. Adanya perilaku seseorang dan munculnya
berbagai kebutuhan seseorang disebabkan oleh dorongan dan minat yang besar.
Jika terpenuhi, itulah dasar dari pengalaman emosionalnya. Perjalanan hidup
seseorang satu dengan yang lainnya itu tidak sama. Semua memiliki jalan sendiri-
sendiri. Semua memiliki pola sendiri-sendiri pula. Jika seseorang bisa memenuhi
apa yang mereka inginkan, maka mereka akan memiliki emosi yang stabil, dengan
demikian bisa menikmati hidupnya dengan sebaik-baiknya. Tetapi sebaliknya,
jika seseorang tidak bisa memenuhi apa yang mereka inginkan, maka mereka
cenderung memiliki emosi yang tidak stabil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumusan Masalah
2.2 Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Emosi dan perasaan adalah dua hak yang berbeda. Tetapi perbedaan antara
keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan
suatu gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas
batasnya. Pada suatu saat warna efektif dapat dikatan sebagai perasaan, tetapi juga
dapat dikatakan sebagai emosi. Contohnya marah yang akan ditunjukkan dalam
bentuk diam. Jadi sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Jadi, emosi adalah
pengalaman efektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan
fisik. Pada saat terjadi emosi seringkali terjadi perubahan-perubahan pada fisik,
anatar lain berupa: peredaran darah akan bertambah cepat bila marah, pupil mata
membesar bila marah, bulu roma berdiri bila takut, dan lain sebagainya.
3.2 Karakteristik Perkembangan Emosi
Masa remaja merupakan masa yang penuh badai dan tekanan. Ketegangan emosi
meninggi akibat perubahan fisik dan juga kelenjar. Rata-rata emosi para remaja
menjadi tinggi karena mereka sedang berada dibawah tekanan social dan juga
mereka sedang menghadapi kondisi baru, sedangkan selama anak-anak mereka
kurang mempersiapkan diri. Tetapi tidak semua remaja mengalami tekanan dan
badai dalam hidupnya.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis
emosi yang secara normal dialami adalah: cinta/kasih saying, gembira, amarah,
takut dan cemas, cemburu sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam
dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola
pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Berikut
ini akan dibahas beberapa kondisi emosional.
1. Cinta/Kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai
orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain.
Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk
memberinya.
Walaupun para remaja sudah banyak yang bergerak ke dalam dunia bebas, tetapi
dalam dirinya masih terdapat sifat kanak-kanaknya. Remaja membutuhkan kasih
sayang dari orang tua di rumah yang sama banyaknya dengan apa yang mereka
alami pada tahun-tahun sebelumnya.
Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupan
kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja
yang berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan
yang besar kemungkinannya disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai
yang tidak disadari.
1. Gembira
Individu pada umumnya dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan yang menyenangkan tersebut kita agaknya mempunyai cerita yang
panjang dan lengkap tentang apa yang terjadi dalam perkembangan emosional
remaja.
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan baik
dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang
sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan (diterima)
oleh yang dicintai.
Semua remaja sedikit banyak takut terhadap waktu. Beberapa di antara mereeka
merasa takut hanya pada kejadian-kejadian bila mereka dalam bahaya. Beberapa
orang mengalami rasa takut secara berulang-ulang dengan kejadiian dalam
kehidupan sehari-hari, atau karena mimpi-mimpi, atau karena pikiran-pikiran
mereka sendiri. Beberapa orang dapat mengalami rasa takut sampai berhari-hari
bahkan sampai berminggu-minggu.
Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk
mengatasi ketakutan-ketakutan yang timbul dari persoalan-persoalan kehidupan.
Tidak ada seorang pun yang menerjunkan dirinya dalam kehidupan dapat tanpa
rasa takut adalah menyerah terhadap rasa takut, seperti terjadi bila seseorang
begitu takut sehingga ia tidak berani mencapai apa ada sekarang atau masa depan
yang tidak menentu.
3.4 Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku serta Pengaruh Emosi
terhadap Tingkah Laku
Disamping itu pengaruh egosentris masih sering terlihat pada pikiran remaja.
Misalnya, cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitikberatkan pikiran
sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungan kesulitan
praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
Contoh yang lainnya, kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum
disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok
perhatian orang lain dari pada tujuan perhatian diri sendiri. Pandangan dan
penilaian diri sendiri dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai
dirinya.
Proses penyesuaian diri yang dilandasi sifat egonya dapat menimbulkan reaksi
lain dimana remaja itu justru melebih-lebihkan diri dalam penilaian diri. Mereka
merasa dirinya “ampuh” atau “hebat” sehingga berani menantang malapetaka dan
menceburkan diri dalam aktivitas yang acap kali dipikirkan atau direncanakan dan
biasanya tergolong aktivitas yang membahayakan.
berfikir positif
mencoba belajar memahami karakteristik orang lain
mencoba menghargai pendapat dan kelebihan oranglain
introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada
diri sendiri, mereka dapat merasakannya
bersabar dan menjadi pemaaf
mengalihkan perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek
lain dari objek yang pada mulanya memicu pemunculan emosi negatif.
Mengendalikan emosi itu penting. Hal ni didasarkan atas kenyataan bahwa emosi
mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan diri pada orang lain. Orang-
orang yang dijumpai dirumah atau di kampus akan lebih cepat menanggapi emosi
daripada kata-kata.
1. orangtua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak
(significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-
emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2. adanya program latihan beremosi baik disekolah maupun didalam
keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak
sejalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang
cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menanggapinya
secara lebih baik.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Emosi merupakan reaksi psikologis yang nampak dari reaksi fisik seperti detak
jantung lebih cepat, muka merah atau pucat, otot memegang dan sebagainya.
Tingkah laku emosi misalnya riang atau bahagia, marah, takut, sedih dan
sebagainya. Jadi, emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran-pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak.
Emosi itu ada dua jenis, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif
merupakan reaksi psikologis sebagai tanda adanya kepuasan terhadap berbagai
keputusan yang dirasakan remaja, dan emosi negatif diakibatkan ketidakpuasan
terhadap berbagai kebutuhan itu.
Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut, cemas,
kecewa dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi sumber
tingkah laku nakal.
Oleh karena itu hal-hal yang menyebabkan emosi remaja terganggu perlu
dihindari. Cara yang sangat penting untuk menghindari gangguan emosi pada
remaja yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis. Yaitu
kebutuhan makan, pakaian dan bergerak, kebutuhan mendapatkan status,
kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk mandiri
dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.
Saran
Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam
melahirkan emosi-emosi positif
Adanya latihan beremosi secara terprogram di keluarga dan di sekolah
Mempelajari secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung
menyebabkan emosi negatif remaja muncul dan menghindari kondisi-kondisi
itu
Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan
mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-orang yang
dipercayainya
Melatih dan menyibukkan remaja dengan berbagai kegiatan fisik sehingga
menguras energi yang banyak agar gejolak emosi tersalurkan
Menciptakan berbagai kesempatan yang memungkinkan remaja
berprestasi dan mendapatkan harga diri
DAFTAR PUSTAKA