Disusun Oleh :
Kelompok 3
Bagas Ilham Pratama (0101233136)
Nurhasanah (0101233135)
Beby Indri Lestari (0101232118)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari interaksi sosial dan
lingkungan yang mengelilinginya. Setiap individu memiliki sikap masing-
masing terhadap lingkungan di sekitarnya untuk berinteraksi. Sikap adalah
pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak
terhadap objek tertentu. Tidak akan ada sikap jika tidak ada objek, objek
tersebut meliputi manusia, peristiwa, pandangan dan norma. Sikap dapat
mempengaruhi perilaku seorang individu, penetapan sikap yang mengarah
pada suatu objek memberikan alasan untuk seorang individu berperilaku
mengarah pada objek tersebut dengan suatu cara tertentu.
Sikap, emosi dan perasaan manusia dapat dipelajari. Ilmu yang
mempelajari ketiga aspek tersebut adalah psikologi. Dalam ilmu psikologi,
emosi merupakan kajian penting yang perlu dibahas karena dalam
kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari adanya gejala-gejala emosi
yang timbul. Perasaan dan emosi adalah bagian dari keseluruhan aspek
psikis manusia. Sebagai fungsi psikis perasaan dan emosi mempunyai
pengaruh terhadap fungsi psikis yang lain seperti, pengamat,
tanggapan ,pemikiran dan kemauan. Emosi dan perasaan relatif sama,
bahkan keduanya saling berkaitan. Pada hakikatnya, emosi dan perasaan
merupakan suatu gejala emosional yang berkelanjutan namun tidak jelas
batasnya. Dengan berjalannya waktu, maka emosi dan perasaan akan
mengalami perubahan dan perkembangan sesuai kondisi dan usia seorang
individu.1
Kita tentunya memahami bahwa setiap manusia pasti memiliki emosi
dan perasaam mulai dari anak bayi hingga orang dewasa. Setiap hari kita
selalu menemukan berbagai macam pengalaman yang berbeda-beda, yang
memunculkan berbagai perasaan dan emosi. Sesungguhnya emosi memiliki
1
Amin, Safwan. (2016). Pengantar Psikologi Umum, Banda Aceh, Penerbit PeNA. ISBN
979-99425-0-0
1
beragam makna bahkan mencakup segala perasaan orang. Emosi juga
merupakan konsep yang bersifat majemuk. Meskipun demikian, tidak
terdapat satupun definisi emosi yang diterima secara universal. Tentunya
kita mungkin tidak pernah membayangkan hidup tanpa memiliki emosi.
Maka dati itu kita perlu mempelajari materi emosi dan perasaan pada
fase anak-anak hingga dewasa serta dapat mengkajinya secara jelas dan
ilmiah. Mempelajari emosi dan perasaan manusia dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya menggunakan melalui makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perasaan
Perasaan atau dalam istilah lain disebut “Renjana” adalah gejala psikis
yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan pertiepsi dan
thalami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai
derajat dan tingkatannya. Setiap individu memiliki intensitas atau derajat
perasaan yang berbeda walaupun menghadapi stimulus yang sama. Kualitas
perasaan ditentukan oleh perasaan senang-tidak senang, gembira sedih, dan
simpati-antipati.2
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yg karena
pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif.
Secara fisiologis, perasaan berarti pengindraan sehingga merupakan salah
satu fungsi tubuh umtuk mengadakan kontak dengan dunia luar. sementara
secara psikologis, perasaan mempunyai fungsimenilai yaitu penilaian
terhadap suatu hal.
Menurut Psychology Today. Perasaan adalah pengalaman yang
disadari, meskipun tidak semua pengalaman sadar, seperti melihat atau
mempercayai.
Sedangkan menurut Hukstra, perasaan adalah suatu fungsi jiwa yang
dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan
tidak senang. Jadi berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan
positif dan negatif.
2.2. Macam - Macam Perasaan
Perasaan selalu bersifat subjektif karena ada unsur penilaian tadi
biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seseorang individu.
2
Diwyarthi, Ni Desak Made Santi., dkk. (2022). Psikologi Umum. Sumatera Barat: PT
Global Eksekutif Teknologi. ISBN : 978-623-8051-22-9.
3
Kehendak itu bisa positif artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal
yang dirasakannya suatu yang memberikan kenikmatan kepadanya, atau
juga bisa negatif artinya ia hendak menghindari hal yang dirasakannya
sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak nikmat kepadanya. Berikut
ini macam-macam perasaan, yaitu :3
Dalam mempelajari perasaan, hal ini tampak pada pembagian perasaan yang
dilakukan oleh para ahli. Menurut Max Scheler membagi perasaan menjadi
empat golongan yaitu:
a) Perasaan pengindraan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
pengindraan misalnya : rasa panas, dingin dan sakit.
b) Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan
tubuh misalnya : rasa lesu, segar.
c) Perasaan psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan
perubahan psikis misalnya : rasa senang, sedih.
d) Perasaan pribadi, yaitu perasaan yang dialami secara pribadi
misalnya : perasaan terasing.
Dalam pemaparan materi, penulis pun memberikan macam-macam
bentuk perasaan yang terbagi dalam beberapa bagian yaitu, perasaan rendah
(biologis) yang terdiri dari : 4
1) Perasaan keinderaan (sensoris), ialah perasaan yang timbul waktu
indera kita menerima ransangan.
2) Perasaan vital (kehidupan), ialah perasaan yang bergantung kepada
keadaan tubuh kia sesewaktu, misalnya merasa senang sekali karena
sehat.
3) Perasaan tanggapan, ialah perasaan yang mengiringi apabila kita
menanggap sesuatu atau keadaan, misalnya seorang prajurit masih
merasa senang sekali kalau ia ingat betapa sang saka berkibar
dengan megahnya.
3
Muhid, Abdul., dkk. (2013). Psikologi Umum. Surabaya : CV. Mitra Media Nusantara.
ISBN : 978-602-7912-45-8
4
Susanti, R., Husni, D. and Fitriyani, E. (2014). ‘Perasaan terluka membuat marah’, Jurnal
Psikologi, 10(2), pp. 103–109
4
4) Perasaan instink, ialah perasaan yang mengiringi sesuatu instink
yang sedang timbul, misalnya kita akan merasa senang, kalau pada
saat makan, di meja makan selalu tersedia hidangan yang berganti-
gantian.
5
Krismiati, Firda Seftiana,. (2021). Kecenderungan Depresi Ditinjau Dari Kematangan
Emosi dan Perasaan Putus Cinta pada Mahasiswa. Skripsi : Universitas Islam Negeri
Raden Intan.
6
Sholehah, Nurul Fatimatus,. (2018). Gambaran Perasaan dan Emosi Tokoh Marji dalam
Film Persepolis. Skripsi : Univeristas Brawijaya.
5
individu tersebut dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik.
Sebaliknya perasaan ini dapat bersifat negatif apabila seorang
individu tidak dapat menghargai dirinya dengan baik.
4) Perasaan keindahan atau estetika
Perasaan ini timbul apabila seseorang mengalami sesuatu yang
indah atau yang tidak indah sekalipun. Seseorang akan merasa
senang bila mempersepsi sesuatu yang indah, sebaliknya seseorang
akan merasa tidak senang apabila mempersepsi sesuatu yang tidak
indah.
5) Perasaan intelektual
Perasaan yang timbul apabila seseorang dapat memecahkan
suatu permasalahan atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil
kerja dari segi intelektualnya.
6) Perasaan ketuhanan
Perasaan yang timbul menyertai kepercayaan kepada Tuhan,
perasaan ini dapat mendorong seseorang untuk berbuat baik.
Seorang individu akan merasa senang apabila dapat menjalankan
perintah Tuhan, sebaliknya seorang individu akan merasan sedih
atau bersalah ketika melanggar perintah Tuhan.
7
Walgito. B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.
6
Dalam keadaan emosi, pribadi seseorang telah dipengaruhi sedemikian
rupa hingga pada umumnya individu kurang dapat menguasai diri lagi.
Perilakunya pada umumnya tidak lagi memperhatikan suatu norma yang ada
dalam hidup bersama, tetapi telah memperlihatkan adanya hambatan dalam
diri individu. Seseorang yang mengalami emosi pada umumnya tidak lagi
memperhatikan keadaan sekitarnya. Sesuatu aktivitas tidak dilakukan oleh
seseorang dalam keadaan normal, tetapi adanya kemungkinan dikerjakan
oleh yang bersangkutan apabila sedang mengalami emosi. 8
Oleh karena itu sering dikemukakan bahwa emosi merupakan keadaan
yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi
dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau
menyingkiri (Avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada
umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat
mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
8
Kandi., dkk. (2023). Pengantar Psikologi Umum. Bandung : Penerbit Widina Bhakti
Persada. ISBN: 978-623-459-465-2
7
2) Teori Cannon-Bard
Teori ini menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan respon
tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri. Menurut teori ini, kita
pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia
luar, kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipotalamus
diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim out put
dalam 2 arah yaitu pertama ke organ-organ tubuh dalam dan otot-
otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi tubuh, kedua ke
korteks cerebral diaman pola buangan dari daerah otak lebih rendah
diterima sebagai emosi yang dirasakan.
3) Teori Schachter-Singer (Interpretasi tentang pembangkitan tubuh)
Teori kontemporer ini menyatakan bahwa emosi yang kita
rasakan adalah benar dari interpretasi kita tentang sesuatu yang
membangkitkan keadaan tubuh. Schachter dan Singer berpendapat
bahwa keadaan tubuh dari keterbangkitan emosional adalah sama
pada hampir semua emosi yang kita rasakan dan itu terjadi jika
perbedaan psikologis dalam pola respon tubuh. Orang dikatakan
memiliki perbedaan subjektif dalam emosi karena perbedaan dalam
cara mereka mengartikan atau mempersepsikan keadaan psikologis
mereka.rangkaian kejadian dalam memproduksi emosi menurut teori
ini adalah pertama, persepsi dari situasi potensial yang menghasilkan
emosi kedua, keadaan tubuh yang terbangkitkan dengan hasil dari
persepsi ini yang ambigus dan ketiga, interpretasi dan menamai
keadaan tubuh sehingga cocok dengan situasi yang diterima.
Franken menjelaskan bahwa emosimerupakan hasil interaksi antara
faktor subyektif (proses kognitif), faktor lingkungan (hasil belajar), dan
faktor biologik (proses hormonal). Dengan kata lain, emosi muncul pada
saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya
untuk beradaptasi dengan lingkungannya. 9
9
Utomo, R. H. R. P., & Meiyuntari, T,. (2015). Kebermaknaan Hidup, Kestabilan Emosi
dan Depresi. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4, No. 03, hal 274 - 287
8
2.6. Perkembangan Emosi
Para ahli psikologi sering menyebutkan bahwa dari semua aspek
perkembangan, yang paling sukar untuk dikalsifikasikan adalah
perkembangan emosional. Orang dewasa pun mendapat kesukaran dalam
menyatakan perasaannya. Reaksi terhadap emosi pada dasarnya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman, kebudyaan, dan sebagainya,
sehingga megukur emosi itu agaknya hampir tidak mungkin.
Hubungan-hubungan penting pun belum berkembang secara penuh,
yakni berbagai hubungan didalam otak baru sendiri tempat suatu
pengalaman dihubungkan dengan pengalaman lainnya. Akibatnya, anak
merespon secara emosional terhadap stimulus-stimulus yang jumlahnya
lebih sedikit bila dibangdingkan dengan jumlah stimulus yangdirespon
orang dewasa. Selain itu, perasaannya pun lebih sedikit demikian pila
respons tingkah lakunya.10
Dalam pertumbuhan yang normal, hubungan-hubungan saraf itu
berkembang didalam otak baru dan diantara otak baru dan otak lama. Disaat
kematangan ini tumbuh, respons-respons emosional berkembang melalui
empat jalan diantaranya :
1. Stimulus
2. Perasaan
3. Respon-respons internal
4. Poa-pola tingkah laku
Menurut Jersild (1954) perkembangan emosi selama masa kanak-
kanak terjalin sangat eratnya degan aspek-aspek perkembangan yang lain.
Setelah alat-alat indra anak menjadi lebih tajam, kecakapan anak untuk
mengenal perbedaan-perbedaan dan untuk melakukn pengamatan pun
menjadi lebih dewasa, dan setelah ia melangkah kedepan dalam segala
10
Sukatin., Sabrina, H. F., Septiana, K., Aisyah, N., & Hafizi, N. (2023). Psikologi
Kepribadian dalam Pendidikan di Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial
(JUPENDIS), Halaman 1 Nomor (3), Hal : 282–290.
9
aspek perkembangannya, jumlah peristiwa yang bisa membangkitkan
emosinya pun kian bertambah besar. 11
11
Morgan, C.T., King, R.A., dan Robinson, N.M., (1984). Introduction to Humanistic
Behavior. McGraw-Hill, International Book Company: Bostan.
12
Sundari. S. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.
13
Aquarisnawati, Puri,. (2015). Gangguan Emosi (Studi Lanjutan Penggunaan Bender
Gestalt Pada Anak Usia Sekolah). POSEIDON Jurnal Ilmiah Psikologi Kelauan-
Kemaritiman. Vol. 9. No 2. ISSN 1907-5960
10
sayang dan jenis-jenis emosi lainnya. Pengalaman emosional ini
kadang–kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak dimengerti
oleh yang bersangkutan kenapa ia merasa takut pada sesuatu yang
sesungguhnya tidak perlu ditakuti.
2. Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu
menghayati suatu emosi, maka terjadi perubahan pada aspek
jasmaniah.Perubahan-tersebut tidak selalu terjadi serempak,
mungkin yang satu mengikuti yang lainnya. Seseorang jika marah
maka perubahan yang paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang
yang lain adalah pada pernafasannya, dan sebagainya.
3. Emosi diekspresikan dalam perilaku. Emosi yang dihayati oleh
seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi
roman muka dan suara/bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi
oleh pengalaman, belajar dan kematangan.
4. Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang
mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan.Demikian juga
dengan emosi, dapat mendorong sesuatu kegiatan, kendati demikian
di antara keduanya merupakan konsep yang berbeda.Motif atau
dorongan pemunculannya berlangsung secara siklik, bergantung
pada adanya perubahan dalam irama psikologis, sedangkan emosi
tampaknya lebih bergantung pada situasi merangsang dan arti
signifikansi personalnya bagi individu.
14
Warsah, I., & Daheri, M. (2021). Psikologi : Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Penerbit :
Tunas Gemilang Press. ISBN : 978-623-7292-51-7
11
ُ سآئِ ِل َوا ْل َم
حْر ْو ِم ْ ْۤ َِوف
َّ ي ا َ ْم َوا ِل ِه ْم َح ٌّق ِلل
ِ ي ا َ ْنفُ ِسكُ ْم ۗ اَفَ ََل تُب
َْص ُر ْون ْ ْۤ َِوف
Artinya: :“Dan dibumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
orang-orang yang aykin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu
tidak perhatikan”(Q.S Adz-Zariat 20-21).
Kepentingan penghayatan konsep tazkiyyah Al-Nafs telah mendorong
manusia untuk memikirkan tentang aspek kejiwaan termasuk rahasia dibalik
keajaiban penciptaan diri, leunikan fungsi kejadian khasnya fungsi aqal dan
hati yang berkaitan rapat dengan jiwa emosi. Pemahaman terhadap hakikat
peranan hati dalam mengendali kehidupan disebut berulang kali dalam
firman Allah SWT:
ض فَتَكُ ْونَ لَ ُه ْم قُلُ ْوبٌ يَّ ْع ِقلُ ْونَ بِ َه ْۤا ا َ ْو ٰاذَا ٌن يَّ ْس َمعُ ْونَ بِ َها ۗ فَ ِا ِ اَفَلَ ْم يَ ِسي ُْر ْوا فِى ْاْلَ ْر
ِۗ صد ُْور
ُّ ي فِى ال ْ ِب الَّت ُ صا ُر َو ٰلـ ِك ْن ت َ ْع َمى ْالـقُلُ ْو
َ نَّ َها َْل ت َ ْع َمى ْاْلَ ْب
Artinya: "Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga
hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar?
Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di
dalam dada." (QS. Al-Hajj 22: Ayat 46)
1. Kecerdasan emosi menurut al-qur’an
Penekanan al-qur'an tentang pendidikan akhlak diperjelas berdasarkan
ayat-ayat yang menggambarkan beberapa dimensi kecerdasan emosi yang
berkaitan dnegan kecerdasan diri manusia itu seperti yang termasuk dalam
Q.S Al-Baqarah ayat 222:
َ َ ّللا ي ُِحبُّ الت َّ َّوا ِبيْنَ َوي ُِحبُّ ْال ُمت
َط ِه ِريْن َ ٰ ا َِّن
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri sendiri”.
Ayat tersebut membuktikan bahwa islam memberi perhatian yang
snagat besar dalam pendidikan akhlak dan menuntut supaya kecakapan
akhlak ini dipupuk serta dihayati menurut penerapan eleme-elemen utama
yang selaras dengan kompetensi-kompetensi dalam kecerdasan emosi.
12
2. Kecerdasan emosi dalam Al-Sunnah
Individu yang mempunyai kecerdasan emsoi dapat dilihat melalui
akhlaknya.akhlak mulia merupakan natjah iman yang benar karena tidak
bernilai iman seseorangtanpa disertai dengan akhlak yang mulia seperti
mana yang terdapat dalam sabda Rasulullah SAW ketika ditabya oleh
sahabat, "apakah deeb itu? Lantas baginda menjawab dengan
sabdanya :Deen itu adalah akhlak yang baik.”akhlak juga merupakan amal
yang paling berat yang akan diletakkan dalam neraca hamba pada hari
kiamat kelak”. Hadist tersebut jelas menunjukkan bahwa islam menjadikan
akhlak sebagai intipati bagi segala jenis ibadah sebagaimana hadis yang
artinya “bertakwalah kamu kepada Allah swt dimana pun kamu berada dan
ikutilah kejahatan dengan mengerjakan kebaikan dan berperangailah
kepada manusia dengan perangai yang bagus” (H.R Al-Tirmidzi). Hadist
ini menjelaskan bahwa belum sempurna taqwa seseorang jika semata-mata
membaiki hubungan dengan Allah saja tetapi memutuskan hubungan
dengan sesama manusia. 15
15
Saleh, Adnan Achiruddin. (2018). Pengantar Psikologi. Makassar : Penerbit Aksara
Timur. ISBN: 978-602-5802-10-2
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penulis dalam makalah ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yg karena
pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif.
Secara fisiologis, perasaan berarti pengindraan sehingga merupakan salah
satu fungsi tubuh umtuk mengadakan kontak dengan dunia luar. sementara
secara psikologis, perasaan mempunyai fungsimenilai yaitu penilaian
terhadap suatu hal. Menurut Max Scheler membagi perasaan menjadi empat
golongan yaitu: Perasaan pengindraan, Perasaan vital, Perasaan psikis, dan
Perasaan pribadi.
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu
(khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku
yang mengarah (approach) atau menyingkiri (Avoidance) terhadap sesuatu.
emosi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu berikut ini: Emosi yang
berkaitan dengan perasaan, Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis,
dan Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada penulis yaitu lebih baik
para pembaca menggunakan reverensi tambahan lagi pada saat selesai
membaca makalah ini karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Susanti, R., Husni, D. and Fitriyani, E. (2014). ‘Perasaan terluka membuat
marah’, Jurnal Psikologi, 10(2), pp. 103–109.
Utomo, R. H. R. P., & Meiyuntari, T,. (2015). Kebermaknaan Hidup,
Kestabilan Emosi dan Depresi. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia,
Vol. 4, No. 03, hal 274 - 287
Walgito. B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Warsah, I., & Daheri, M. (2021). Psikologi : Suatu Pengantar (Edisi Revisi).
Penerbit : Tunas Gemilang Press. ISBN : 978-623-7292-51-7
16