Diajukan kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Guna memenuhi tugas kelompok
Dosen Pengampu
Ibu Anugrah Sulistyowati,S.Psi.,M.psi.Psikolog
Oleh:
Siti Nafisa, Aulia Savira Putri, Desi Firial Nuril Izah, Nandina Putri Salsabilla
Khofifah Indar Parawansa, Hanik Endah Rohmaniyah
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji stukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kelompok yang berjudul “Fungsi psikis: perasaan dan emosi” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu Anugrah Sulistyowati pada bidang studi pengantar psikologi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 10
3.2 Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui lebih dalam mengenai pengertian prasaan dan
emosi.
2. Agar pembaca mengetahui hubungan dan perbedaan antara prasaan dan
emosi.
3. Agar pembaca mengetahui macam-macam prasaan dan emosi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
sakit, dan perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
keadaan tubuh misalnya : rasa lesu, segar;
(2) Perasaan luhur (rohaniah) yang meliputi perasaan intelektual, perasaan
kesusilaan, perasaan keindahan, perasaan sosial, perasaan harga diri,
perasaan keagamaan.
W. Stren mengadakan pembagian perasaan sebagai berikut: pertama, perasaan
yang bersangkutan dengan masa kini, misalnya perasaan senang yang
diperlihatkan masa sekarang dalam hubungan dengan rangsangan-rangsangan
yang dialami pada waktu sekarang juga. Kedua, perasaan yang bersangkutan
dengan masa lampau, misalnya perasaan senang pada waktu sekarang yang
ditimbulkan oleh suatu peristiwa di masa lampau. Ketiga, perasaan yang
bersangkutan dengan masa yang akan datang, misalnya perasaan senang
sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang.Sedangkan menurut
Sumadi Suryabrata, membagi rumpun perasaan sebagai berikut: Perasaan indriah,
terdiri atas perasaan keinderaan (sensoris), perasaan yang timbul waktu indera kita
menerima rangsangan. Perasaan vital (kehidupan), ialah perasaan yang
bergantung kepada keadaan tubuh kita sesewaktu, misalnya merasa senang sekali
karena sehat. Perasaan tanggapan, ialah perasaan yang mengiringi apabila kita
menanggap sesuatu atau keadaan, misalnya seorang prajurit masih merasa senang
sekali kalau ia ingat betapa sangsaka berkibar dengan megahnya. Perasaan insting,
ialah perasaan yang mengiringi sesuatu insting yang sedang timbul, misalnya kita
akan merasa senang, kalau pada saat makan, di meja makan selalu tersedia
hidangan yang berganti-gantian. Perasaan luhur (rohani) terdiri atas: Perasaan
keindahan, ada dua macam: perasaan keindahan negatif, ialah perasaan yang
timbul kalau kita mengindera sesuatu yang buruk. Perasaan keindahan yang
positif, ialah perasaan keindahan yang timbul kalau kita mengindera sesuatu yang
baik. Perasaan intelek, ialah perasaan yang timbul sebagai akibat dari hasil
intelek, misalnya kalau kita dapat memecahkan sesuatu yang sulit, timbul rasa
senang dan sebaliknya. Perasaan kesusilaan, ialah perasaan yang timbul karena
indera kita menerima perangsang susila atau jahat. Perasaan ketuhanan, ialah
perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya Tuhan. Misalnya orang akan
merasa bahagia kalau ia merasa bahwa Tuhan selalu melindungi dan dekat
4
padanya. Perasaan diri, ini ada dua macam : positif dan negatif. Perasaan diri
positif adalah perasaan yang timbul bila ia dapat berbuat sama atau lebih dari
orang lain. Perasaan diri negatif adalah perasaan yang timbul kalau tidak dapat
berbuat seperti atau mendekati orang lain. Perasaan simpati, ialah perasaan yang
timbul karena orang lain mengalami rasa senang atau tidak senang.
Perasaan sosial, ialah perasaan yang timbul karena melihat keadaan
masyarakat. Perasaan-perasaan tersebut terdapat dalam diri setiap manusia.
Manusia yang mempunyai kemampuan mengolah perasaannya tidak akan
menimbulkan reaksi negatif, sedangkan jika perasaan dibiarkan tanpa ada
pengelolaan akan berakibat menimbulkan emosi. Karena emosi akan
menimbulkan gejolak suasana hati. Hati yang baik, maka muncul emosi positif.
Sebaliknya hati lagi jelek, maka muncul emosi negatif.
Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, emotion. Emosi
merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang
relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin, suatu stirred up or
aroused state of the human organization.16 Jadi, emosi juga diartikan sebagai
suatu perasaan ingin melebihi dari sifat individu terhadap suatu objek sehingga
cenderung berupaya untuk mengekspresikan dan mengaplikasikannya. Seperti,
emosi dalam takut, khawatir, marah, sebal, frustasi, cemburu, iri hati, duka cita,
afeksi atau sayang, bahagia.
Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state
accompained by characteristic motor and glandular activies “ (suatu keadaan yang
kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Emosi suatu
hati pada diri seseorang baik pada tingkatan lemah (dangkal) maupun pada
tingkatan yang luas (mendalam). Untuk menjadi seorang guru yang baik,
seseorang harus mempunyai rasa peduli, empati, dan penuh belas kasih dalam
pembelajaran. Seorang guru juga harus bertanggung jawab dan berorientasi pada
tugasnya yang bersifat detail misalnya membuat catatan pembelajaran yang
akurat, membuat perencanaan pembelajaran yang tepat. Kestabilan emosional
juga sangat penting karena seorang guru menghadapi peserta didik yang beragam
latar belakang, watak, keinginan, dan lain-lain.
5
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, minimal ada empat ciri emosi, yaitu:
pertama, pengalaman emosional bersifat pribadi. Emosional seseorang dapat
muncul dan berkembang berdasarkan pengalaman emosional pribadinya. Seperti,
takut pada sesuatu, padahal tidak semestinya ia takuti. Kedua, adanya perubahan
aspek jasmaniah. Ketika lagi emosi seseorang akan mengalami perubahan
jasmani, seperti sewaktu marah jantung berdebar, dan lain-lain. Ketiga, emosi
diekspresikan dalam perilaku. Keempat, emosi sebagai motif. Motif merupakan
suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan.
Adapun proses terjadinya emosi melibatkan faktor psikologis maupun
faktor fisiologis. Emosi pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah
peristiwa, yang bisa netral, positif, ataupun negatif. Stimulus tersebut kemudian
ditangkap oleh reseptor, lalu melalui otak. Individu menginterpretasikan kejadian
tersebut sesuai dengan kondisi pengalaman dan kebiasaannya dalam
mempersepsikan sebuah kejadian.
Interpretasi yang terjadi kemudian memunculkan perubahan secara
internal dalam tubuh kita. Perubahan tersebut misalnya napas tersengal, mata
memerah, keluar air mata, dada menjadi sesak, perubahan raut wajah, intonasi
suara, cara menatap dan perubahan tekanan darah. Pandangan teori kognitif
menyebutkan emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi terhadap
sebuah peristiwa. Seseorang bisa memandang dan menginterpretasikan sebuah
peristiwa dalam persepsi atau penilai negatif, tidak menyenangkan,
menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan. Persepsi yang lebih positif
seperti sebuah kewajaran, hal yang indah, sesuatu yang mengharukan, atau
membahagiakan. Interpretasi yang dibuat atas sebuah peristiwa mengkondisikan
dan membentuk perubahan fisiologis secara internal, ketika menilai sebuah
peristiwa secara lebih positif maka perubahan fisiologis akan menjadi lebih positif
2.2 Macam-macam perasaan dan emosi
Sebenarnya secara keseluruhan emosi dibagi dalam dua golongan, yaitu
emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif ini seperti perasaan bahagia,
gembira, senang, dan cinta. Berbanding terbalik dengan emosi negatif, seperti
perasaan takut, sedih, cemas, dan marah. Emosi yang menggambarkan perasaan
sedih, kaget, marah, dan gembira merupakan emosi yang mendekati kesamaan
6
yang lebih universal atau umum. Akan tetapi perasaan emosi, takut, cinta, muak,
dan jijik, merupakan emosi yang lebih bersifat khas atau khusus dan hal ini
tergantung budaya, pendapat ini dikemukakan oleh Heider (1990).
Awalnya Ekman (1972), emosi dapat digolongkan menjadi enam
golongan, yaitu muak, bahagia, marah, takut, kaget dan sedih. Di tahun 1999
beliau kembali menggolongkan emosi menjadi tujuh belas golongan, yakni:
terkejut, malu, puas, senang, sedih, lega, bangga, bahagia, perasaan bersalah,
senang, takut, memalukan, muak, suka, jijik, marah, dan girang. Sedangkan
menurut Silvan Tomkins, beliau menggolongkan emosi ke dalam hal yang cukup
sederhana. Menjadi delapan golongan emosi, yaitu malu, khawatir, sedih, jijik,
marah, terkejut, gembira, dan senang. Dan The Li Chi pun menggolongkan emosi
yang lebih rinci, hal ini pun diungkapkan oleh Prinz (2004). Menggolongkan
emosi ke dalam sembilan golongan, yaitu kasih sayang, rangsangan, jijik,
menderita, cemas, panik, dan enggan puas.
Memang menurut ahli adanya perbedaan dalam penggolongan emosi, akan
tetapi ada beberapa persamaan dalam bentuk-bentuk emosi yang dijelaskan, hal
itu antara lain, takut, sedih, jijik, bahagia, dan senang. Hal yang lebih khusus
terletak pada perasaan kaget, dan perasaan bersalah. Bahkan, Lovenheim (2011)
telah mengajukan bahwa kombinasi spesifik dengan tingkat-tingkat adanya sinyal
zat noradrenalin, dopamine, serotonin dikombinasikan dengan delapan emosi
dasar pembentukan hubungan langsung.
Hal ini menjadi sebuah model kubus tiga dimensi beliau tentang emosi, yang
mana, yang Lovenheim ungkapkan menjadi sumbu sistem koordinat dan emosi
dasar yang telah diungkapkan Tomkins Sylvan menjadi delapan titik sudut.
Menurut model ini, masalah kemarahan diakibatkan oleh adanya kombinasi dari
adanya serotonin rendah, adanya dopamine tinggi, dan adanya nor-adrenalin yang
tinggi.
2.3 Hubungan dan perbedan antara perasaan dan emosi
Emosi dan perasaan (emotion & feeling). Keduanya digunakan secara
tumpang tindih dalam percakapan keseharian. Ketika seseorang bertanya pada
orang lain apa yang dirasakannya ketika dikhianati pacarnya, jarang orang
bertanya , "bagaimana emosimu?", kebanyakan akan bertanya, "bagaimana
7
perasaanmu?" Dalam bahasa sehari-hari, kata emosi memang sangat jarang
digunakan. Kata perasaan, jauh lebih umum digunakan. Suatu kondisi biologis,
psikologis an fisiologi dan serangkaian kecenderunga untuk bertindak emosi
bersifat lebih intens dibanding perasaan, sehingga perubahan jasmani yang
ditimbulkan oleh emosi lebih jelas dibandingkan perasaan. Perasaan menunjukkan
suasana batin yang lebih tenang ibarat hembusan angin sepoi-sepoi. Perasaan
mengandung adanya suatu pengalaman subjektif. Apa yang dirasakan satu orang
dengan orang lain relatif sulit untuk dibandingkan. Hanya diri sendirilah yang bisa
mengalami perasaan yang muncul. Oleh sebab itu disebut pengalaman subjektif.
Misalnya Anda merasa damai, maka Anda sendiri yang bisa mengalaminya. Rasa
damai yang dirasakan oleh orang lain bisa saja berbeda kadarnya.
Kebanyakan orang berpikir bahwa emosi adalah salah satu jenis perasaan.
Sesuatu dianggap sebagai emosi tatkala seseorang merasakan perasaan tertentu,
terutama marah. Selain marah, perasaan lain yang kerap dianggap sebagai emosi
misalnya adalah cinta, sedih, bahagia, dan cemburu. Orang akan mengatakan Andi
sedang emosi ketika ia sedang marah (ia ‘emosi’ karena ia dikhianati sang pacar),
namun juga ketika ia sedang sangat bahagia (ia begitu ‘emosi’ bertemu ibunya),
sedih (ia begitu ‘emosi’ pada saat pemakaman ayahnya), cemburu (ia ‘emosi’ tahu
pacarnya makan malam dengan orang lain), atau cinta (emosinya begitu
mendalam pada kekasihnya). Sebagian ahli menyebutkan bahwa di dalam emosi
terkandung perasaan. Ini artinya, perasaan adalah komponen dari emosi. Perasaan
diartikan sebagai keadaan yang dirasakan sedang terjadi dalam diri seseorang.
Anda mengalami perasaan marah, karena Anda merasakan adanya sesuatu yang
bergejolak dalam diri Anda.
Emosi terjadi hanya ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam dirinya.
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis
1. Pengalaman emosional bersifat pribadi
2. Adanya perubahan aspek jasmaniah
3. Emosi diekspresikan perilaku
4. Emosi sebagai motif
8
Adapun Fungsi Emosi yaitu sebagai berikut :
1. Pembangkit Energi (energizer) emosi membangkitkan dan memobilisasi energi
kita, marah menggerakkan kita untuk menyerang, takut menggerakkan kita untuk
lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.
2. Pembawa Informasi (messenger) jika marah, kita mengetahui bahwa kita
dihambat atau diserang orang lain; sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang kita
senangi; bahagia berarti memperoleh sesuatu yang kita senangi; atau berhasil
menghindari apa yang kita benci.Jenis jenis Emosi
- Emosi yg menyenangkan
ex: cinta,sayang, gembira, kagum, dsb
- Emosi yg tidak menyenangkan
ex:sedih, marah, benci, takut, dsb
Ekspresi emosi akan ditampakkan dalam perilaku. Misalnya : emosi sedih akan
ditampilkan dalam bentuk menangis
Perasaan adalah suatu keadaan dlm kesadaran manusia yg karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sbg keadaan positif dan negatif. (Koentjaraningrat, 1980)
1. Dirgagunarsa (1996)
- Scr fisiologis, perasaan berarti pengindraan sehingga mrp salah satu fungsi tubuh
utk mengadakan kontak dgn dunia luar
- Scr psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai yaitu penilaian thd suatu hal.
Max Scheler membagi perasaan dlm 4 golongan:
1. Perasaan pengindraan (ex: panas, dingin, sakit)
2. Perasaan vital (ex: lesu, segar)
3. Perasaan psikis (ex: senang, sedih)
4. Perasaan pribadi (ex: perasaan terasingkan)
ciri-ciri perasaan :
- Perasaan dpt dilihat intensitasnya
ex: sangat jengkel, agak jengkel
9
- Perasaan dpt dilihat kualitasnya
ex: bisa membedakan perasaan sedih dan gembira
- Perasaan menghinggapi seseorang untuk jangka waktu tertentu
Ex: perasaan yg sebentar hilang dan ada perasaan yg lama hilangnya
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari perasaan itu sendiri merupakan suatu keadaan dalam kesadaran
manusia karena pengetahuannya yang dinilai dari keadaan positif dan negatif,
sedangkan emosi merupakan, Suatu kondisi biologis, psikologis dan fisiologi dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak, Emosi bersifat lebih intens
dibanding perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi
lebih jelas dibandingkan perasaan. Perasaan dan emosi ialah dua hal yang
berhubungan namun memiliki perbedaan yang jelas, perasaan tentu lebih
mengarah pada pandangan atau hati seseorang, sedangkan emosi berhubungan
dengan respon seseorang terhadap sesuatu hal yang berupa sikap dan pada
akhirnya mengarah kepada perilaku
3.2 Saran
Dengan demikian, kami sebagai penyusun makalah ini meminta saran dan
kritik, karena masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, agar teman teman
yang membaca ataupun dosen yang membimbing dapat memberikan masukan
demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11