PSIKOLOGI
Tim Penyusun
Jawiah, S. Pd, S.Kep,
M.Kes.
Devi Mediarti, S.Pd,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami bias menyelesaikan modul yang berjudul “Perasaan
Emosi dan Stress Adaptasi” dengan tepat waktu. Meskipun banyak rintangan dan
hambatan yang menghadang di depan mata, tetapi tetap bersemangat untuk
menyelesaikan modul ini. Saya berharap dengan adanya modul ini dapat membantu
1
Mata Kuliah:Psikologi
dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami
mengucapkan banyak terima kasih
Saya ucapkan terima kasih banyak kepada dosen Mata Kuliah Psikologi yang telah
memberikan tugas ini, yaitu Ibu Jawiah, S.Pd, S.Kep, M.Kes
Saya menyadari modul ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisan. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritiknya agar
kami bias membuat makalah yang lebih baik lagi ke depannya.
DAFTAR ISI
K a t a P e n g a n t ar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi ................................................................
Pendahuluan ............................................................
M O D U L P er a s a a n E m o s i d a n S t r e s s A d a p t a s i . . . . . . . .
Pendahuluan.............................................
Tujuan...............................................
2
Mata Kuliah:Psikologi
Kegiatan
I n d i k a t or
Uraian Materi
Latihan ...................................................
Rangkuman ..........................
Senarai ...................................................................
Daftar Pustaka ........................................................
MODUL
Perasaan Emosi dan Stress Adaptasi
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petunjuk Belajar
DESKRIPSI SINGKAT
3
Mata Kuliah:Psikologi
RELEVANSI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi pada mata kuliah
Psikologi pada semua usia.
PETUNJUK BELAJAR
Pada modul ini, mahasiswa akan mempelajari
1. Memahami konsep psikologi dasar manusia yang dihubungkan berbagai perilaku
manusia
2. mengaplikasikan konsep dari prinsip psikologi dasar dalam asuhan keperawatan
PENDAHULUAN
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state) yanag
ada pada individu atau organisme pada sesuatu waktu . Misalnya seseorang merasa
4
Mata Kuliah:Psikologi
sedih , senang, takut, marah ataupun gejala gejala yang lain setelah melihat ,
mendengar , atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan
sebagai suatu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh organisme. Pada umumnya peristiwa atau
keadaan tersebut menimbulkan kegoncangan kegoncangan dalam diri organisme yang
bersangkutan. Perasaan (feeling) dan emosi (emotion) itu. Menurut Chaplin (1972)
yang dimaksud perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akaibat dari
persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal. Mengenai emosi Chaplin
berpendapat bahwa definisi mengenai emosi cukup bervariasi yang dikemukakan oleh
para ahli psikologi dari berbagai orientasi. Namun demikian dapat dikemukakan
atas general agreement bahawa emosi merupakan reaksi yang kompleks yang
mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam
kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Karena emosi lebih intens
dari pada perasaan dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan
dengan lingkungan kadanag kadang terganggu.
TUJUAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
mata kuliah ini membahas tentang konsep bio-psikologii dengan berbagai
jabaran yang terkait dengan perilaku manusia, proses sensorik motorik,
kesadaran diri, persepsi, motivasi, stress, dan adaptasi, proses berpikir dan
pemecahan masalah, serta gangguan perilaku sebagai dasar pemahaman
terhadap manusia sebagai klien dalam asuhan keperawatan
INDIKATOR PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa mampu :
URAIAN MATERI
6
Mata Kuliah:Psikologi
A. Pengertian Perasaan
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif,
untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung kepada
perangsang dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah
suatu fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa
senang dan tidak senang ( Drs. Agus Sujanto, Psikologi Umum, hal : 75).
Sementara menurut Koentjaraningrat perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan
negatif. Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling) mempunyai dua
arti. Ditinjau secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan, sehingga merupakan
salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam
psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap sesuatu hal.
Makna penilaian ini tampak misalnya “ Saya rasa nanti sore hari akan hujan”
Perasaan selalu bersifat subjektif karena ada unsur penilaian tadi biasanya
menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seseorang individu. Kehendak itu bisa
positif artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya suatu yang
memberikan kenikmatan kepadanya, atau juga bisa negatif artinya ia hendak
menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak
nikmat kepadanya.
B. Ciri-Ciri Perasaan
Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi
suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi. Oleh karena itu, antara sate
individu dengan individu yang lain tidak ada yang memiliki perasaan yang persis
sama. Perasaan memiliki Ciri-ciri spesifik, yaitu:
a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
7
Mata Kuliah:Psikologi
Contoh:
- Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim sepakbola
favoritnyamenang.
- Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan trauma
masalalu.
- Dalam diri seseorang timbul perasaan senang dan damai karena menghayati lagu
kesayangannya lewat VCD.
b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
- Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang bersorak gembira
karena kesebelasan yang dijagokan dapat menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain
ada yang sedih karena tim favoritnya kalah.
- Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu
mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-tenang saja.
c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
- Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya balk.
- Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya tidak jelas.
D. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan
untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong
seseorang berperilaku menangis.
Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah
sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-
perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin
(1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman
disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-
macam keadaan jasmaniah.
Menurut Crow & Crow (1958), emosi adalah "an emotion, is an affective
experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and
physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert
9
Mata Kuliah:Psikologi
behaviour". Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-
perubahan fisik.
Menurut Hurlock (1990), individu yang dikatakan matang emosinya yaitu:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. Individu yang
emosinya matang mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara
sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan dengan cara
yang dapat diterima secara sosial.
b. Pemahaman diri. Individu yang matang, belajar memahami seberapa banyak
kontrol yang dibutuhkannya untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan
harapan masyarakat
c. Menggunakan kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha menilai
situasi secara kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara
bereaksi terhadap situasi tersebut.
Kematangan emosi (Wolman dalam Puspitasari, 2002) dapat didefinisikan
sebagai kondisi yang ditandai oleh perkembangan emosi dan pemunculan perilaku
yang tepat sesuai dengan usia dewasa dari pada bertingkahlaku seperti anak-anak.
Semakin bertambah usia individu diharapkan dapat melihat segala sesuatunya secara
obyektif, mampu membedakan perasaan dan kenyataan, serta bertindak atas dasar
fakta dari pada perasaan.
Menurut Kartono (1988) kematangan emosi sebagai kedewasaan dari segi
emosional dalam artian individu tidak lagi terombang ambing oleh motif kekanak-
kanakan. Chaplin (2001) menambahkan emosional maturity adalah suatu keadaan
atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi dan karena itu
pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang tidak pantas.
Smith (1995) mendefinisikan kematangan emosi menghubungkan dengan
karakteristik orang yang berkepribadian matang. Orang yang demikian mampu
10
Mata Kuliah:Psikologi
mengekspresikan rasa cinta dan takutnya secara cepat dan spontan. Sedangkan
pribadi yang tidak matang memiliki kebiasaan menghambat perasaan- perasaannya.
Sehingga dapat dikatakan pribadi yang matang dapat mengarahkan energi emosi ke
aktivitas-aktivitas yang sifatnya kreatif dan produktif. Senada dengan pendapat di atas
Covey (dalam Puspitasari, 2002) mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah
kemampuan untuk mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan
berani, diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan
individu lain.
Menurut pandangan Skinner (1977) esensi kematangan emosi melibatkan
kontrol emosi yang berarti bahwa seseorang mampu memelihara perasaannya, dapat
meredam emosinya, meredam balas dendam dalam kegelisahannya, tidak dapat
mengubah moodnya, tidak mudah berubah pendirian. Kematangan emosi juga dapat
dikatakan sebagai proses belajar untuk mengembangkan cinta secara sempurna dan
luas dimana hal itu menjadikan reaksi pilihan individu sehingga secara otomatis dapat
mengubah emosi-emosi yang ada dalam diri manusia (Hwarmstrong, 2005).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons
terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan
yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.
12
Mata Kuliah:Psikologi
Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas
dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam
permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap
individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan
tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan
(afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap
stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
F. Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru
lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah keterangsangan umum terhadap
stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam
berbagai aktivitas pada bayi yang baru lahir. Kemampuan mengekspresikan emosi
pada manusia adalah kemampuan yang harus dipelajari, oleh karena itu stimulasi
emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu diajarkan pada anak-anak agar
mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya.
13
Mata Kuliah:Psikologi
individu, ciri khas emosi anak membuatnya berbeda dari emosi orang dewasa. Ciri
khas tersebut antara lain :
a. Emosi yang kuat
Anak kecil bereaksi dengan intesitas yang sama, baik terhadap situasi yang
remeh maupun yang serius. Anak pra remaja bahkan bereaksi dengan emosi yang
kuat terhadap hal-hal yang tampaknya bagi orang dewasa merupakan soal sepele.
b. Emosi seringkali tampak
Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi yang meningkat dan mereka
menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukman, sehingga
mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan emosi.
Kemudian mereka akan berusaha mengekang ledakan emosi mereka atau bereaksi
dengan cara yang lebih dapat diterima.
c. Emosi bersifat sementara
Peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis,
atau dari marah ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang merupakan akibat
dari 3 faktor, yaitu :
1) Membersihkan sistem emosi yang terpendam dengan ekspresi terus terang.
2) Kekurangsempurnaan pemahaman terhadap situasi karena ketidakmatangan
intelektual dan pengalaman yang terbatas.
3) Rentang perhatian yang pendek sehingga perhatian itu mudah dialihkan. Dengan
meningkatnya usia anak, maka emosi mereka menjadi lebih menetap.
d. Reaksi mencerminkan individualitas
Semua bayi yang baru lahir mempunyai pola reaksi yang sama. Secara
bertahap dengan adanya pengaruh faktor belajar dan lingkungan, perilaku yang
menyertai berbagai macam emosi semakin diindividualisasikan. Seorang anak akan
berlari keluar dari ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak lainnya mungkin
15
Mata Kuliah:Psikologi
akan menangis dan anak lainnya lagi mungkin akan bersembunyi di belakang kursi
atau di balik punggung seseorang.
e. Emosi berubah kekuatannya
Dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi yang sangat kuat
berkurang kekuatannya, sedangkan emosi lainnya yang tadinya lemah berubah
menjadi kuat. Variasi ini sebagian disebabkan oleh perubahan dorongan, sebagian
oleh perkembangan intelektual, dan sebagian lagi oleh perubahan minat dan nilai.
f. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku
Anak-anak mungkin tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara
langsung, tetapi mereka memperlihatkannya secara tidak langsung melalui
kegelisahan, melamun, menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup,
seperti menggigit kuku dan mengisap jempol.
Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa kanak-
kanak jika dibandingkan dengan rasa takut. Alasannya ialah karena rangsangan yang
menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia yang dini anak-anak
mengetahui bahwa kemarahan merupakan cara yang efektif untuk memperoleh
perhatian atau memenuhi keinginan mereka. Sebaliknya, reaksi takut semakin
berkurang karena kemudian anak-anak menyadari bahwa umumnya perasaan itu tidak
perlu. Frekuensi dan intensitas kemarahan yang dialami setiap anak berbeda-beda.
c. Rasa cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih saying yang
nyata atau ancaman kehilangan kasih saying. Rasa cemburu timbul dari kemarahan
yang menimbulkan sikap jengkel dan ditujukan kepada orang lain. Pola rasa cemburu
seringkali berasal dari rasa takut yang dikombinasikan dengan rasa marah. Ada tiga
sumber utama yang menimbulkan rasa cemburu, dan kadar penting masing-masing
sumber bervariasi menurut tingkatan umur, yaitu :
a. Rasa cemburu pada masa kanak-kanak umumnya ditumbuhkan di rumah, artinya
timbul dari kondisi yang ada di lingkungan rumah. Karena bayi yang baru lahir
meminta banyak waktu dan perhatian ibu, maka anak yang lebih tua menjadi terbiasa
menerima rasa diabaikan, dan kemudian ia merasa sakit hati terhadap adik yang baru,
serta ibunya.
b. Situasi sosial di sekolah juga merupakan sumber pelbagai kecemburuan bagi anak-
anak yang berusia lebih tua. Kecemburuan yang berasal dari rumah sering dibawa ke
sekolah dan mengakibatkan anak-anak memndang setiap orang di sana, yaitu para
guru atau teman sekelas sebagai ancaman bagi keamanan mereka. Rasa cemburu
secara normal hilang apabila anak-anak berhasil melakukan penyesuaian yang baik di
sekolah, tetapi dapat berkobar kembali apabila guru memperbandingkan seorang anak
dengan teman sekelasnya atau kakaknya.
17
Mata Kuliah:Psikologi
c. Dalam situasi di mana anak merasa diterlantarkan dalam hal pemilikan benda-
benda seperti yang dimilki temannya, anak itu akan cemburu kepada temannya. Jenis
kecemburuan ini berasal dari rasa iri, yaitu keadaan marah dan kekesalan hati yang
ditujukan kepada orang yang memiliki benda yang diirikan.
d. Dukacita (sedih)
Dukacita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang disebabkan oleh
hilangnya sesuatu yang dicintai. Dalam bentuk yang lebih ringan keadaan ini dikenal
sebagai kesusahan atau kesedihan. Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala
sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting bagi dirinya, apakah itu orang,
binatang, atau benda mati seperti mainan. Secara khas anak mengungkapkan
kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan
normalnya, termasuk makan.
e. Kegembiraan, keriangan, dan kesenangan
Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan, yang juga dikenal dengan
keriangan, kesenangan, atau kebahagiaan. Anak-anak merasa gembira karena sehat,
situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, bencana
yang ringan, membohongi orang lain dan berhasil melakukan tugas yang dianggap
sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa,
bertepuk tangan, melompat-lompat, atau memeluk benda atau orang yang
membuatnya gembira.
f. Kasih sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang, atau benda. Hal
itu menunjukkan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam bentuk fisik
atau kata-kata (verbal). Anak-anak belajar mencintai orang, binatang, atau benda
yang menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayaing secara lisan bila sudah
18
Mata Kuliah:Psikologi
besar, tetapi ketika masih kecil anak menyatakan secara fisik dengan memeluk,
menepuk, dan mencium obyek kasih sayangnya.
g. Keingintahuan
Anak yang penuh keingintahuan dengan cara berikut :
1. Bereaksi secara positif terhadap unsure-unsur yang baru, aneh, tidak
layak, atau misterius dalam lingkungannya dengan bergerak kea rah
benda tersebut, memeriksanya, atau mempermainkannya.
2. Memperlihatkan kebutuhan atau keinginan untuk lebih banyak
mengetahui tentang dirinya sendiri dan atau lingkungannya.
3. Mengamati lingkungannya untuk mencari pengalaman baru.
4. Bertekun dalam memeriksa dan atau menyelidiki rangsangan dengan
maksud untuk lebih banyak mengetahui seluk beluk unsur-unsur
tersebut.
Anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru dilihatnya, juga
mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksi pertama adalah dalam
bentuk penjelajahan sensomotorik, kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial dan
hukuman, ia bereaksi dengan bertanya.
Emosi banyak sekali jenisnya. Sebagai perbandingan, dalam bahasa Inggris
setidaknya ditemukan lebih dari 500 kata untuk menggambarkan emosi ( Averill,
1975 dalam Feldman, 2003). Sering kali tidak ada keseragaman dalam memberi nama
pada jenis emosi tertentu karena sangat tergantung pada banyak factor, seperti
perilaku yang tampak ( misalnya: menangis, tertawa), rangsangan yang memicu
emosi tersebut ( benda yang menakutkan, ucapan yang memuji), reaksi fisiologik
yang timbul ( debaran jantung atau adrenalin meninggi atau normal ), watak individu
itu sendiri ( pemberani, penakut ), dan situasi sosial-budaya setempat ( perempuan
boleh manja, pria jangan menangis, dan sebagainya ). Banyaknya sebutan untuk
aneka jenis emosi dapat dilihat dalam Daftar Emosi.
19
Mata Kuliah:Psikologi
Oleh karena itu, dapat pahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sangat
majemuk sehingga tidak ada satu pun definisi yang diterima secara universal. Studi
tentang emosi tidak hanya dilakukan oleh ilmu psikologi, tetapi juga oleh sosiologi,
neurologi, etika, dan filsafat. Hal tersebut menambah lagi keragaman definisi tentang
emosi.
Walaupun demikian, untuk kepentingan pembaca buku ini, agar ada suatu
pegangan dalam memahami emosi, saya mendefinisikan emosi sebagai reaksi
penilaian ( positif atau negatif ) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap
rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri. Definisi itu menggambarkan
bahwa emosi diawali dengan adanya suatu rangsangan, baik dari luar ( benda,
manusia, situasi, cuaca ), maupun dari dalam diri kita ( tekanan darah, kadar gula,
lapar, ngantuk, segar, dan lain- lain ), pada indra- indra kita. Selanjutnya, kita ( orang,
individu ) menafsirkan persepsi kita atas rangsangan itu sebagai suatu hal yang positif
( menyenangkan, menarik ) atau negatif ( menakutkan, ingin menghindar ) yang
selanjutnya kita terjemahkan dalam respons- respons fisiologik dan motoric ( jantung
berdebar, mulut menganga, bulu roma berdiri, mata merah, dan sebagainya ) dan pada
saat itulah terjadi emosi.
Sementara itu , secara etimologi ( asal kata ), emosi berasal dari kata Perancis
emotion, yang berasal lagi dari emouvoir, ‘excite’, yang berdasarkan kata Latin
emovere, yang terdiri dari kata- kata e- ( variant atau ex- ), artinya ‘keluar’ dan
movere , artinya ‘bergerak’ ( istilah “ Motivasi juga berasal dari kata movere ).
Dengan demikian, secara etimologi emosi berarti “ bergerak keluar”.
Definisi emosi itu bermacam-macam, seperti keadaan bergejolak, gangguan
keseimbangan, respons kuat dan takberaturan terhadap stimulus. Ada satu hal yang
sama, yaitu bahwa pada setiap definisi tersebut keadaan yang normal. Keadaan yang
normal adalah keadaan yang tenang atau keadaan seimbang fisik dan sosial.
20
Mata Kuliah:Psikologi
Meskipun keadaan yang tenang itu dianggap sebagai keadaan yang normal,
namun dalam kehidupan modern keadaan emosional itu lebih mewarnai sifat
seseorang. Dalam tempo kehidupan modern, emosi itu perlu sekali dipahami karena
mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkah laku, kepribadian, dan kesehatan.
21
Mata Kuliah:Psikologi
22
Mata Kuliah:Psikologi
23
Mata Kuliah:Psikologi
Selanjutnya, ada tiga empirik klasik tentang emosi yang didasarkan pada
hubungan otak/syaraf dengan rangsangan dari lingkungan. Yang pertama adalah
Teori Somatik dari William James dan Carl Lange ( akhir abad ke-19 ), yang
kemudian dikritik oleh Cannon Bard, dan yang termodern adalah Teori Kognitif
tentang emosi yang disebut juga sebagai Teori Singer-Schachter.
William James pada tahun1893 dan Carl Lange pada awal abad ke-20
menyajikan pandangan tentang emosi. Menurut teori James-Lange, sebuah emosi
adalah reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam sistem tubuh ( Garret,2005;
Feldman,2003; Schwartz,1986 ). Jadi kalau seseorang melihat seekor beruang, ia
belum merasa takut dulu, tetapi jantungnya mulai berdebar keras, dan adrenalinnya
terpacu. Perubahan-perubahan faal/fisiologi ini dipersepsi oleh orang yang
bersangkutan dan baru pada saat itulah orang tersebut merasa takut (menjerit). Dalam
praktik, teori ini digunakan sebagai dasar untuk, misalnya, terapi tertawa. Dalam satu
kelompok, orang diminta untuk tertawa saja sekeras-kerasnya walaupun tidak ada
yang lucu, maka emosi senang dan gembira akan muncul karena tertawa itu.
Tetapi, Welter Canon dan Philip Bard (1929) membuktikan dalam penelitiaan-
penelitiannya dengan hewan, bahwa reaksi motoric timbul setelah takut, bukan reaksi
motoric menimbulkan takut (Garret, 2005; Feldman, 2003). Jadi, orang menjerit dan
lari karena takut, bukan menjerit dulu baru takut .
Teori Cannon-Bard ini pun masih belum dianggap baik, karena penelitian –
penelitian berikutnya oleh penganut aliran Psikologi Kognitif menemukan bahwa
reaksi orang terhadap suatu rangsangan tertentu bisa berbeda-beda. Seorang ibu
rumah tangga yang belum pernah melihat beruang, memang bisa menjerit ketakutan,
jika ia tiba-tiba menemukan seekor beruang di halaman rumahnya. Tetapi, seorang
pelatih beruang akan bereaksi tenang saja, sama sekali tidak takut karena sudah
terbiasa dengan binatang itu, Jadi, di sini ada faktor interpretasi terhadap rangsangaan
24
Mata Kuliah:Psikologi
(bukan terhadap reaksi motorik) yang menyebabakan akan emosi atau tidak, dan
emosi apa yang akan timbul.
Jelaslah bahwa menurut Psikologi Kognitif, emosi sangat tergantung pada
pengalaman, dipelajari, dan empirik. Dalam praktik banyak kita temui suami yang
tidak bergairah lagi dengan istrinya sendiri (walau sangat cantik) karena sudah
beberapa tahun ia bergaul dengan istrinya terus (sudah terbiasa), sementara emosinya
lebih terpacu ketika melihat pembantu rumahnya yang baru datang dari desa (suatu
yang baru lebih memacu adrenalin).
Emosi yang kuat pada umumnya diikuti perubahan-perubahan pada tubuh,
seperti :
1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona.
2. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
3. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
4. Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
5. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
6. Liur : mongering kalau takut atau tegang
7. Bulu roma : berdiri kalau takut.
8. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.
9. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).
10. Komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional
karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
25
Mata Kuliah:Psikologi
Cara terbaik untuk menyajikan apa yang diketahui psikologi modern tentang
emosi adalah menunjukkan bagaimana pengetahuan itu timbul, dengan jalan
mengetengahkan teori-teori emosi kuno yang diperoleh dari belakang meja sampai ke
teori- teori yang diperoleh melalui eksperimen-eksperimen.
Teori Insting
LATIHAN
Setelah membaca materi tentang perasaan emosi dan stress adaptasi: pengertian. Ciri
perasaan, faktor yang mempengaruhi perasaan. Kegiatan mahasiswa berikutnya yaitu
Berdiskusi dengan kelompok yang telah ditentukan
RANGKUMAN
26
Mata Kuliah:Psikologi
TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan pembelajaran . Selanjutnya kerjakan
soal berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar jawaban
yang telah disediakan!
1. Teori emosi empirisme di kemukakan oleh.....
a. Dekrates
b. James lange
c. Hipokrates
d. Viktor E vroom
e. Sharllin
2. Ada enam emosi dasar (takut, cinta, marah, benci, ingin, kagum) yang
merupakan hasil proses bawaan. Ini termasuk teori emosi yang di kemukakan
oleh...
a. Dekrates
b. James lange
c. hipokrates
d. viktor E vroom
27
Mata Kuliah:Psikologi
e. James Corden
3. Yang bukan ciri- ciri kecerdasan adalah...
a. tahan terhadap frustasi
b. mampu memotivasi diri
c. mampu berfikir kreatif
d. berempati
e. Emosi
4. Bagian otak pada sistem limbik yang berfungsi mengontrol dan berhubungan
dengan emosi adalah...
a. hipokampus
b. amigdala
c. talamus
d. hipotalamus
e. Hipopotamus
5. Faktor yang mempengaruhi emosi antara lain....
a. gen
b. nutrisi
c. gender
d. adat
e. keturunan
28
Mata Kuliah:Psikologi
A.
B. GLOSARIUM/SENARAI
C.
29
Mata Kuliah:Psikologi
SINGKATAN
VCD : Video CD
DAFTAR PUSTAKA
Mustaqim, 2001, Psikologi Pendidikan. Pustaka Pelajar. Semarang.
Sobur. A, 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia. Bandung.
Sujanto. A, 1979. Psikologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.
Prof.Dr. Bimo Walgito 2010. Psikologi umum. yogyakarta
30