Anda di halaman 1dari 30

Mata Kuliah:Psikologi

MODUL BAHAN AJAR

PSIKOLOGI

Tim Penyusun
Jawiah, S. Pd, S.Kep,
M.Kes.
Devi Mediarti, S.Pd,

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami bias menyelesaikan modul yang berjudul “Perasaan
Emosi dan Stress Adaptasi” dengan tepat waktu. Meskipun banyak rintangan dan
hambatan yang menghadang di depan mata, tetapi tetap bersemangat untuk
menyelesaikan modul ini. Saya berharap dengan adanya modul ini dapat membantu

1
Mata Kuliah:Psikologi

dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami
mengucapkan banyak terima kasih
Saya ucapkan terima kasih banyak kepada dosen Mata Kuliah Psikologi yang telah
memberikan tugas ini, yaitu Ibu Jawiah, S.Pd, S.Kep, M.Kes
Saya menyadari modul ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisan. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritiknya agar
kami bias membuat makalah yang lebih baik lagi ke depannya.

DAFTAR ISI
K a t a P e n g a n t ar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi ................................................................
Pendahuluan ............................................................
M O D U L P er a s a a n E m o s i d a n S t r e s s A d a p t a s i . . . . . . . .
Pendahuluan.............................................
Tujuan...............................................
2
Mata Kuliah:Psikologi

Kegiatan
I n d i k a t or
Uraian Materi
Latihan ...................................................
Rangkuman ..........................

Senarai ...................................................................
Daftar Pustaka ........................................................

MODUL
Perasaan Emosi dan Stress Adaptasi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petunjuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

3
Mata Kuliah:Psikologi

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami


konsep psikologi dasar manusia yang dihubungkan berbagai perilaku manusia

RELEVANSI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi pada mata kuliah
Psikologi pada semua usia.

PETUNJUK BELAJAR
Pada modul ini, mahasiswa akan mempelajari
1. Memahami konsep psikologi dasar manusia yang dihubungkan berbagai perilaku
manusia
2. mengaplikasikan konsep dari prinsip psikologi dasar dalam asuhan keperawatan

Perasaan Emosi dan Stress


Adaptasi

PENDAHULUAN
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state) yanag
ada pada individu atau organisme pada sesuatu waktu . Misalnya seseorang merasa

4
Mata Kuliah:Psikologi

sedih , senang, takut, marah ataupun gejala gejala yang lain setelah melihat ,
mendengar , atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan
sebagai suatu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh organisme. Pada umumnya peristiwa atau
keadaan tersebut menimbulkan kegoncangan kegoncangan dalam diri organisme yang
bersangkutan. Perasaan (feeling) dan emosi (emotion) itu. Menurut Chaplin (1972)
yang dimaksud perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akaibat dari
persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal. Mengenai emosi Chaplin
berpendapat bahwa definisi mengenai emosi cukup bervariasi yang dikemukakan oleh
para ahli psikologi dari berbagai orientasi. Namun demikian dapat dikemukakan
atas general agreement bahawa emosi merupakan reaksi yang kompleks  yang
mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam
kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Karena emosi lebih intens
dari pada perasaan dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan
dengan  lingkungan kadanag kadang terganggu.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu


memahami
a. Konsep perilaku manusia
b. Perkembangan kepribadian dan perilaku manusia
c. Biopsikososial dan proses sensorik motorik
d. Tingkat kesadaran dan ketidaksadaran manusia
e. Persepsi dan motivasi
5
Mata Kuliah:Psikologi

f. Emosi dan stress adaptasi


g. Proses berpikir dan pemecahan masalah secara kreatif
h. Konsep belajar
i. Intelegensi dan kreatifitas
j. Pengukuran dan uji psikologis
k. Perilaku abnormal
l. Hubungan individu dengan keperawatan
m. Pembentukan sikap

KEGIATAN PEMBELAJARAN
mata kuliah ini membahas tentang konsep bio-psikologii dengan berbagai
jabaran yang terkait dengan perilaku manusia, proses sensorik motorik,
kesadaran diri, persepsi, motivasi, stress, dan adaptasi, proses berpikir dan
pemecahan masalah, serta gangguan perilaku sebagai dasar pemahaman
terhadap manusia sebagai klien dalam asuhan keperawatan

INDIKATOR PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa mampu :

Memahami dan dapat mengaplikasikan mata perkuliahan di lapangan.

URAIAN MATERI

PERASAAN EMOSI DAN STRESS ADAPTASI

6
Mata Kuliah:Psikologi

A. Pengertian Perasaan

Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif,
untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung kepada
perangsang dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah
suatu fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa
senang dan tidak senang ( Drs. Agus Sujanto, Psikologi Umum, hal : 75).
Sementara menurut Koentjaraningrat perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan
negatif. Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling) mempunyai dua
arti. Ditinjau secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan, sehingga merupakan
salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam
psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap sesuatu hal.
Makna penilaian ini tampak misalnya “ Saya rasa nanti sore hari akan hujan”
Perasaan selalu bersifat subjektif karena ada unsur penilaian tadi biasanya
menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seseorang individu. Kehendak itu bisa
positif artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya suatu yang
memberikan kenikmatan kepadanya, atau juga bisa negatif artinya ia hendak
menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak
nikmat kepadanya.

B. Ciri-Ciri Perasaan
Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi
suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi. Oleh karena itu, antara sate
individu dengan individu yang lain tidak ada yang memiliki perasaan yang persis
sama. Perasaan memiliki Ciri-ciri spesifik, yaitu:
a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.

7
Mata Kuliah:Psikologi

Contoh:
- Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim sepakbola
favoritnyamenang.
- Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan trauma
masalalu.
- Dalam diri seseorang timbul perasaan senang dan damai karena menghayati lagu
kesayangannya lewat VCD.
b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
- Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang bersorak gembira
karena kesebelasan yang dijagokan dapat menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain
ada yang sedih karena tim favoritnya kalah.
- Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu
mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-tenang saja.
c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
- Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya balk.
- Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya tidak jelas.

C. Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Perasaan


a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
- Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan orang sehat.
- Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam mengalami suatu
perasaan.
Contoh:
8
Mata Kuliah:Psikologi

- Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.


- Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.
- Individu yang kepribadiannya mudah marah.
- Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.
c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu
yang sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan dibanding orang yang
normal.

D. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan
untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong
seseorang berperilaku menangis.
Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah
sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-
perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin
(1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman
disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-
macam keadaan jasmaniah.
Menurut Crow & Crow (1958), emosi adalah "an emotion, is an affective
experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and
physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert
9
Mata Kuliah:Psikologi

behaviour". Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-
perubahan fisik.
Menurut Hurlock (1990), individu yang dikatakan matang emosinya yaitu:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. Individu yang
emosinya matang mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara
sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan dengan cara
yang dapat diterima secara sosial.
b. Pemahaman diri. Individu yang matang, belajar memahami seberapa banyak
kontrol yang dibutuhkannya untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan
harapan masyarakat
c. Menggunakan kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha menilai
situasi secara kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara
bereaksi terhadap situasi tersebut.
Kematangan emosi (Wolman dalam Puspitasari, 2002) dapat didefinisikan
sebagai kondisi yang ditandai oleh perkembangan emosi dan pemunculan perilaku
yang tepat sesuai dengan usia dewasa dari pada bertingkahlaku seperti anak-anak.
Semakin bertambah usia individu diharapkan dapat melihat segala sesuatunya secara
obyektif, mampu membedakan perasaan dan kenyataan, serta bertindak atas dasar
fakta dari pada perasaan.
Menurut Kartono (1988) kematangan emosi sebagai kedewasaan dari segi
emosional dalam artian individu tidak lagi terombang ambing oleh motif kekanak-
kanakan. Chaplin (2001) menambahkan emosional maturity adalah suatu keadaan
atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi dan karena itu
pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang tidak pantas.
Smith (1995) mendefinisikan kematangan emosi menghubungkan dengan
karakteristik orang yang berkepribadian matang. Orang yang demikian mampu

10
Mata Kuliah:Psikologi

mengekspresikan rasa cinta dan takutnya secara cepat dan spontan. Sedangkan
pribadi yang tidak matang memiliki kebiasaan menghambat perasaan- perasaannya.
Sehingga dapat dikatakan pribadi yang matang dapat mengarahkan energi emosi ke
aktivitas-aktivitas yang sifatnya kreatif dan produktif. Senada dengan pendapat di atas
Covey (dalam Puspitasari, 2002) mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah
kemampuan untuk mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan
berani, diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan
individu lain.
Menurut pandangan Skinner (1977) esensi kematangan emosi melibatkan
kontrol emosi yang berarti bahwa seseorang mampu memelihara perasaannya, dapat
meredam emosinya, meredam balas dendam dalam kegelisahannya, tidak dapat
mengubah moodnya, tidak mudah berubah pendirian. Kematangan emosi juga dapat
dikatakan sebagai proses belajar untuk mengembangkan cinta secara sempurna dan
luas dimana hal itu menjadikan reaksi pilihan individu sehingga secara otomatis dapat
mengubah emosi-emosi yang ada dalam diri manusia (Hwarmstrong, 2005).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons
terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan
yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.

E. Bentuk Reaksi Emosi


Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi,
emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi
dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat
mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates.
Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow
11
Mata Kuliah:Psikologi

(sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB


Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan),
Rage(kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2002) mengemukakan beberapa
macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
1. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
3. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada,
tidak tenang, ngeri
4. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
6. Hormat,  dan kemesraan
7. Terkejut : terkesiap, terkejut
8. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
9. Malu : malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada
dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu
mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap
stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara
filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah
menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih
dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan
kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak
terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya
bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan
cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).

12
Mata Kuliah:Psikologi

Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas
dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam
permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap
individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan
tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan
(afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap
stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

F. Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru
lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah keterangsangan umum terhadap
stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam
berbagai aktivitas pada bayi yang baru lahir. Kemampuan mengekspresikan emosi
pada manusia adalah kemampuan yang harus dipelajari, oleh karena itu stimulasi
emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu diajarkan pada anak-anak agar
mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya.

1. Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi


Sejumlah studi tentang emosi anak telah menyingkapkan bahwa
perkembangan emosi mereka bergantung sekaligus pada faktor pematangan
(maturation) dan faktor belajar, dan tidak semata-mata bergantung pada salah
satunya. Reaksi emosional yang tidak muncul pada awal masa kehidupan tidak berarti
tidak ada. Reaksi emosional itu mungkin akan muncul di kemudian hari, dengan
adanya pematangan dan system endokrin. Hurlock (1999) menjabarkan peran kedua
faktor tersebut sebagai berikut :
a. Peran pematangan

13
Mata Kuliah:Psikologi

Perkembangan kelenjar endokrin penting untuk mematangkan perilaku


emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi endokrin yang diperlukan untuk
menopang reaksi fisiologis terhadap stress. Kelenjar adrenalin yang memainkan peran
utama pada emosi mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir. Tidak lama
kemudian kelenjar itu mulai membesar lagi, dan membesar dengan pesat sampai anak
berusia 5 tahun. Pembesarannya melambat pada usia 5 sampai 11 tahun, dan
membesar lebih pesat lagi sampai anak berusia 16 tahun. Pada usia 16 tahun kelenjar
tersebut mencapai kembali ukuran semula seperti pada saat anak lahir. Hanya sedikit
adrenalin yang diproduksi dan dikeluarkan sampai saat kelenjar itu membesar.
Pengaruhnya penting terhadap keadaan emosional pada masa kanak-kanak.
b. Peran belajar
Lima jenis kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan emosi pada
masa kanak-kanak. Terlepas dari metode yang digunakan, dari segi perkembangan
anak harus siap untuk belajar sebelum tiba saatnya masa belajar. Sebagai contoh, bayi
yang baru lahir tidak mampu mengekspresikan kemarahan kecuali dengan menangis.
Dengan adanya pematangan sistem saraf dan otot, anak-anak mengembangkan
potensi untuk berbagai macam reaksi. Pengalaman belajar mereka akan menentukan
reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan.

2. Ciri Khas Emosi


Adanya pengaruh faktor pematangan dan faktor belajar terhadap
perkembangan emosi menyebabkan emosi anak kecil seringkali sangat berbeda dari
emosi anak yang lebih tua atau orang dewasa. Orang dewasa yang belum memahami
hal ini cenderung menganggap anak kecil sebagai tidak matang. Sangat tidak logis
bila orang dewasa menuntut agar semua anak pada usia tertentu mempunyai pola
emosi yang sama. Perbedaan individu tidak dapat dielakkan, karena adanya
perbedaan taraf pematangan dan kesempatan belajar. Terlepas dari adanya perbedaan
14
Mata Kuliah:Psikologi

individu, ciri khas emosi anak membuatnya berbeda dari emosi orang dewasa. Ciri
khas tersebut antara lain :
a. Emosi yang kuat
Anak kecil bereaksi dengan intesitas yang sama, baik terhadap situasi yang
remeh maupun yang serius. Anak pra remaja bahkan bereaksi dengan emosi yang
kuat terhadap hal-hal yang tampaknya bagi orang dewasa merupakan soal sepele.
b. Emosi seringkali tampak
Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi yang meningkat dan mereka
menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukman, sehingga
mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan emosi.
Kemudian mereka akan berusaha mengekang ledakan emosi mereka atau bereaksi
dengan cara yang lebih dapat diterima.
c. Emosi bersifat sementara
Peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis,
atau dari marah ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang merupakan akibat
dari 3 faktor, yaitu :
1) Membersihkan sistem emosi yang terpendam dengan ekspresi terus terang.
2) Kekurangsempurnaan pemahaman terhadap situasi karena ketidakmatangan
intelektual dan pengalaman yang terbatas.
3) Rentang perhatian yang pendek sehingga perhatian itu mudah dialihkan. Dengan
meningkatnya usia anak, maka emosi mereka menjadi lebih menetap.
d. Reaksi mencerminkan individualitas
Semua bayi yang baru lahir mempunyai pola reaksi yang sama. Secara
bertahap dengan adanya pengaruh faktor belajar dan lingkungan, perilaku yang
menyertai berbagai macam emosi semakin diindividualisasikan. Seorang anak akan
berlari keluar dari ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak lainnya mungkin

15
Mata Kuliah:Psikologi

akan menangis dan anak lainnya lagi mungkin akan bersembunyi di belakang kursi
atau di balik punggung seseorang.
e. Emosi berubah kekuatannya
Dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi yang sangat kuat
berkurang kekuatannya, sedangkan emosi lainnya yang tadinya lemah berubah
menjadi kuat. Variasi ini sebagian disebabkan oleh perubahan dorongan, sebagian
oleh perkembangan intelektual, dan sebagian lagi oleh perubahan minat dan nilai.
f. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku
Anak-anak mungkin tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara
langsung, tetapi mereka memperlihatkannya secara tidak langsung melalui
kegelisahan, melamun, menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup,
seperti menggigit kuku dan mengisap jempol.

3. Pola Emosi yang Umum pada kanak-Kanak


Beberapa bulan setelah bayi lahir, muncul berbagai macam pola emosi, antara lain
(Hurlock, 1999) :
a. Rasa takut
Rangsangan yang umumnya menimbulkan rasa takut pada masa bayi ialah
suara yang keras, bintang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, berada seorang diri,
rasa sakit, orang yang tidak dikenal, tempat, dan obyek yang tidak dikenal. Anak
kecil lebih takut kepada benda-benda dibandingkan dengan bayi atau anak yang lebih
tua. Usia antara 2 sampai 6 tahun merupakan masa puncak bagi rasa takut yang khas
di dalam pola perkembangan yang normal. Alasannya karena anak kecil lebihmampu
mengenal bahaya dibandingkan dengan bayi, tetapi kurangnya pengalaman
menyebabkan mereka kurang mampu mengenal apakah suatu bahaya merupakan
ancaman pribadi atau tidak.
b. Rasa marah
16
Mata Kuliah:Psikologi

Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa kanak-
kanak jika dibandingkan dengan rasa takut. Alasannya ialah karena rangsangan yang
menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia yang dini anak-anak
mengetahui bahwa kemarahan merupakan cara yang efektif untuk memperoleh
perhatian atau memenuhi keinginan mereka. Sebaliknya, reaksi takut semakin
berkurang karena kemudian anak-anak menyadari bahwa umumnya perasaan itu tidak
perlu. Frekuensi dan intensitas kemarahan yang dialami setiap anak berbeda-beda.
c. Rasa cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih saying yang
nyata atau ancaman kehilangan kasih saying. Rasa cemburu timbul dari kemarahan
yang menimbulkan sikap jengkel dan ditujukan kepada orang lain. Pola rasa cemburu
seringkali berasal dari rasa takut yang dikombinasikan dengan rasa marah. Ada tiga
sumber utama yang menimbulkan rasa cemburu, dan kadar penting masing-masing
sumber bervariasi menurut tingkatan umur, yaitu :
a. Rasa cemburu pada masa kanak-kanak umumnya ditumbuhkan di rumah, artinya
timbul dari kondisi yang ada di lingkungan rumah. Karena bayi yang baru lahir
meminta banyak waktu dan perhatian ibu, maka anak yang lebih tua menjadi terbiasa
menerima rasa diabaikan, dan kemudian ia merasa sakit hati terhadap adik yang baru,
serta ibunya.
b. Situasi sosial di sekolah juga merupakan sumber pelbagai kecemburuan bagi anak-
anak yang berusia lebih tua. Kecemburuan yang berasal dari rumah sering dibawa ke
sekolah  dan mengakibatkan anak-anak memndang setiap orang di sana, yaitu para
guru atau teman sekelas sebagai ancaman bagi keamanan mereka. Rasa cemburu
secara normal hilang apabila anak-anak berhasil melakukan penyesuaian yang baik di
sekolah, tetapi dapat berkobar kembali apabila guru memperbandingkan seorang anak
dengan teman sekelasnya atau kakaknya.

17
Mata Kuliah:Psikologi

c. Dalam situasi di mana anak merasa diterlantarkan dalam hal pemilikan benda-
benda seperti yang dimilki temannya, anak itu akan cemburu kepada temannya. Jenis
kecemburuan ini berasal dari rasa iri, yaitu keadaan marah dan kekesalan hati yang
ditujukan kepada orang yang memiliki benda yang diirikan.
d. Dukacita (sedih)
Dukacita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang disebabkan oleh
hilangnya sesuatu yang dicintai. Dalam bentuk yang lebih ringan keadaan ini dikenal
sebagai kesusahan atau kesedihan. Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala
sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting bagi dirinya, apakah itu orang,
binatang, atau benda mati seperti mainan. Secara khas anak mengungkapkan
kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan
normalnya, termasuk makan.
e. Kegembiraan, keriangan, dan kesenangan
Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan, yang juga dikenal dengan
keriangan, kesenangan, atau kebahagiaan. Anak-anak merasa gembira karena sehat,
situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, bencana
yang ringan, membohongi orang lain dan berhasil melakukan tugas yang dianggap
sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa,
bertepuk tangan, melompat-lompat, atau memeluk benda atau orang yang
membuatnya gembira.
f. Kasih sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang, atau benda. Hal
itu menunjukkan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam bentuk fisik
atau kata-kata (verbal). Anak-anak belajar mencintai orang, binatang, atau benda
yang menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayaing secara lisan bila sudah

18
Mata Kuliah:Psikologi

besar, tetapi ketika masih kecil anak menyatakan secara fisik dengan memeluk,
menepuk, dan mencium obyek kasih sayangnya.
g. Keingintahuan
Anak yang penuh keingintahuan dengan cara berikut :
1. Bereaksi secara positif terhadap unsure-unsur yang baru, aneh, tidak
layak, atau misterius dalam lingkungannya dengan bergerak kea rah
benda tersebut, memeriksanya, atau mempermainkannya.
2. Memperlihatkan kebutuhan atau keinginan untuk lebih banyak
mengetahui tentang dirinya sendiri dan atau lingkungannya.
3. Mengamati lingkungannya untuk mencari pengalaman baru.
4. Bertekun dalam memeriksa dan atau menyelidiki rangsangan dengan
maksud untuk lebih banyak mengetahui seluk beluk unsur-unsur
tersebut.
Anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru dilihatnya, juga
mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksi pertama adalah dalam
bentuk penjelajahan sensomotorik, kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial dan
hukuman, ia bereaksi dengan bertanya.
Emosi banyak sekali jenisnya. Sebagai perbandingan, dalam bahasa Inggris
setidaknya ditemukan lebih dari 500 kata untuk menggambarkan emosi ( Averill,
1975 dalam Feldman, 2003). Sering kali tidak ada keseragaman dalam memberi nama
pada jenis emosi tertentu karena sangat tergantung pada banyak factor, seperti
perilaku yang tampak ( misalnya: menangis, tertawa), rangsangan yang memicu
emosi tersebut ( benda yang menakutkan, ucapan yang memuji), reaksi fisiologik
yang timbul ( debaran jantung atau adrenalin meninggi atau normal ), watak individu
itu sendiri ( pemberani, penakut ), dan situasi sosial-budaya setempat ( perempuan
boleh manja, pria jangan menangis, dan sebagainya ). Banyaknya sebutan untuk
aneka jenis emosi dapat dilihat dalam Daftar Emosi.
19
Mata Kuliah:Psikologi

Oleh karena itu, dapat pahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sangat
majemuk sehingga tidak ada satu pun definisi yang diterima secara universal. Studi
tentang emosi tidak hanya dilakukan oleh ilmu psikologi, tetapi juga oleh sosiologi,
neurologi, etika, dan filsafat. Hal tersebut menambah lagi keragaman definisi tentang
emosi.
Walaupun demikian, untuk kepentingan pembaca buku ini, agar ada suatu
pegangan dalam memahami emosi, saya mendefinisikan emosi sebagai reaksi
penilaian ( positif atau negatif ) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap
rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri. Definisi itu menggambarkan
bahwa emosi diawali dengan adanya suatu rangsangan, baik dari luar ( benda,
manusia, situasi, cuaca ), maupun dari dalam diri kita ( tekanan darah, kadar gula,
lapar, ngantuk, segar, dan lain- lain ), pada indra- indra kita. Selanjutnya, kita ( orang,
individu ) menafsirkan persepsi kita atas rangsangan itu sebagai suatu hal yang positif
( menyenangkan, menarik ) atau negatif ( menakutkan, ingin menghindar ) yang
selanjutnya kita terjemahkan dalam respons- respons fisiologik dan motoric ( jantung
berdebar, mulut menganga, bulu roma berdiri, mata merah, dan sebagainya ) dan pada
saat itulah terjadi emosi.
Sementara itu , secara etimologi ( asal kata ), emosi berasal dari kata Perancis
emotion, yang berasal lagi dari emouvoir, ‘excite’, yang berdasarkan kata Latin
emovere, yang terdiri dari kata- kata e- ( variant atau ex- ), artinya ‘keluar’ dan
movere , artinya ‘bergerak’ ( istilah “ Motivasi juga berasal dari kata movere ).
Dengan demikian, secara etimologi emosi berarti “ bergerak keluar”.
Definisi emosi itu bermacam-macam, seperti keadaan bergejolak, gangguan
keseimbangan, respons kuat dan takberaturan terhadap stimulus. Ada satu hal yang
sama, yaitu bahwa pada setiap definisi tersebut keadaan yang normal. Keadaan yang
normal adalah keadaan yang tenang atau keadaan seimbang fisik dan sosial.

20
Mata Kuliah:Psikologi

Meskipun keadaan yang tenang itu dianggap sebagai keadaan yang normal,
namun dalam kehidupan modern keadaan emosional itu lebih mewarnai sifat
seseorang. Dalam tempo kehidupan modern, emosi itu perlu sekali dipahami karena
mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkah laku, kepribadian, dan kesehatan.

G. Perasaan – Perasaan Emosional


Kapan saja kita mengalami suatu emosi, aspek yang paling jelas ialah
perasaan yang ditimbulkannya. Pengalaman takut, marah, sedih, atau gembira
melahirkan sensasi yang kuat dan hebat. Perasaan emosional semacam itu tidak
terhitung banyaknya.
Psikolog terkenal dari Universitas Harvard yang bernama Dr. Vernon Allport
menemukan dua ribu perkataan dalam kamus Webster, perkataan- perkataan yang
menjadi nama sebutan dari perasaan emosional, masing- masing dengan kualitasnya
yang khusus. Meskipun demikian, apabila diminta untuk melukiskan perasaan
emosional sering kali kita tidak bisa berbuat lain kecuali memberi nama kepada
perasaan itu.

H. Aspek-Aspek Emosi Lainnya


Disamping itu perasaan subjektif, aspek emosi yang paling jelas ialah
perubahan-perubahan dalam tingkah laku seperti berkelahi, melarikan diri, diam
membeku, tertawa, menangis, serta ucapan-ucapan tertentu. Seseorang yang mencoba
mengendalikan tingkah laku semacam itu mungkin masih menunjukkan perasaannya
lewat ekspresi wajahnya. Perubahan semacam itu mungkin juga tidak bisa diamati
dengan jelas., tetapi orang tetap mengalami sensasi jasmani tertentu seperti mulut
kering, keringat dingin, sakit perut, dan sebagainya.

21
Mata Kuliah:Psikologi

I. Teori – Teori Emosi


Ada dua macam, pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat tentang
terjadinya emosi, yaitu pendapat nativistik ( emosi adalah bawaan ) dan pendapat
empiric ( emosi adalah hasil belajar/ pengalaman).
Salah satu penganut paham navistik yang termasuk paling awal
mengemukakan teori emosinya adalah Rene Descartes (1595- 1650). Menurut
Descartes, sejak lahir manusia mempunyai enam emosi dasar yaitu : cinta,
kegembiraan, keinginan, benci, sedih, dan kagum. Setelah Descartes cukup banyak
pakar psikologi yang mengajukan teori – teori emosi yang bersifat nativistik ( lihat
Daftar Teori Emosi Dasar).
Salah satu argumentasi yang melandasi teori- teori navistik adalah bahwa
ekspresi emosi pada dasarnya sama saja di antara hewan dan manusia , anak kecil,
maupun orang dewasa.
Teori Emosi Dasar
Nama Pakar Emosi Dasar Dasar Pengambilan
Kesimpulan
Arnold Marah, enggan , berani, Hubungan dengan
kecewa, hasrat, putus asa, kecenderungan-
takut, benci, berharap, cinta, kecenderungan
sedih
Ekman, Friesen, dan Marah, jijik, takut gembira, Ekspresi wajah
Elsworth sedih, kejutan universal
Frida Hasrat, bahagia, minat, Bentuk Kesiapan
kejutan, kaget, duka bertindak
Gray Gusar, teror, cemas, gembira Bakat
Izard Marah, jijik , tidak suka, Bakat
stress, takut, rasa bersalah,

22
Mata Kuliah:Psikologi

minat, gembira, malu, kejutan


James Takut, duka, cinta, gusar Keterlibatan tubuh
McDougall Marah, jijik, gembira, takut, Hubungan dengan
tidak berdaya, perasaan naluri
lembut, kagum
Mowrer Sakit, senang Keadaan emosi yang
tidak dipelajari
Oatley dan Marah, jijik, cemas, bahagia, Tidak memerlukan
JohnsonLaird sedih tujuan tertentu
Panksepp Berharap, takut, gusar, panik Bakat
Plutchik Pasrah, marah, antisipasi, Hubungan dengan
jijik, gembira, takut, sedih, proses adaptasi biologis
kejutan
Tomkins Marah, interest, jijik, tidak Besarnya rangsangan
suka, stress, takut, gembira, syaraf
malu, kejutan
Watson Takut, cinta, gusar Bakat
Weiner dan Graham Bahagia, sedih Atributsi mandiri
Penelitian ekspresi emosi yang dilakukan oleh Charles Darwin direplikasi
pada abad XX. Penelitian dilakukan di lima Negara ( AS, Brazil, Chili, Argentina,
dan Jepang ). Mayoritas partisipan menyatakan kesamaan emosi atas mimic wajah di
foto. Searah jarum jam gembira, sedih, jijik, marah, sedih dan terkejut ( Schwartz,
1986).
Di sisi lain, golongan empiris sangat mengutamakan hubungan antara jiwa
yang berpusat di otak ( khususnya amygdala yang dipercaya sebagai pusat emosi,
dengan rangsangan- rangsangan dari lingkungan melalui jaringan syaraf pada tubuh
manusia, yaitu mulai dari perifer/tepi (indra) ke pusat, diolah di pusat (otak) dan
kembali ke perifer/ tepi ( motorik, kelenjar-kelenjar) dalam bentuk reaksi- reaksi
tubuh.

23
Mata Kuliah:Psikologi

Selanjutnya, ada tiga empirik klasik tentang emosi yang didasarkan pada
hubungan otak/syaraf dengan rangsangan dari lingkungan. Yang pertama adalah
Teori Somatik dari William James dan Carl Lange ( akhir abad ke-19 ), yang
kemudian dikritik oleh Cannon Bard, dan yang termodern adalah Teori Kognitif
tentang emosi yang disebut juga sebagai Teori Singer-Schachter.
William James pada tahun1893 dan Carl Lange pada awal abad ke-20
menyajikan pandangan tentang emosi. Menurut teori James-Lange, sebuah emosi
adalah reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam sistem tubuh ( Garret,2005;
Feldman,2003; Schwartz,1986 ). Jadi kalau seseorang melihat seekor beruang, ia
belum merasa takut dulu, tetapi jantungnya mulai berdebar keras, dan adrenalinnya
terpacu. Perubahan-perubahan faal/fisiologi ini dipersepsi oleh orang yang
bersangkutan dan baru pada saat itulah orang tersebut merasa takut (menjerit). Dalam
praktik, teori ini digunakan sebagai dasar untuk, misalnya, terapi tertawa. Dalam satu
kelompok, orang diminta untuk tertawa saja sekeras-kerasnya walaupun tidak ada
yang lucu, maka emosi senang dan gembira akan muncul karena tertawa itu.
Tetapi, Welter Canon dan Philip Bard (1929) membuktikan dalam penelitiaan-
penelitiannya dengan hewan, bahwa reaksi motoric timbul setelah takut, bukan reaksi
motoric menimbulkan takut (Garret, 2005; Feldman, 2003). Jadi, orang menjerit dan
lari karena takut, bukan menjerit dulu baru takut .
Teori Cannon-Bard ini pun masih belum dianggap baik, karena penelitian –
penelitian berikutnya oleh penganut aliran Psikologi Kognitif menemukan bahwa
reaksi orang terhadap suatu rangsangan tertentu bisa berbeda-beda. Seorang ibu
rumah tangga yang belum pernah melihat beruang, memang bisa menjerit ketakutan,
jika ia tiba-tiba menemukan seekor beruang di halaman rumahnya. Tetapi, seorang
pelatih beruang akan bereaksi tenang saja, sama sekali tidak takut karena sudah
terbiasa dengan binatang itu, Jadi, di sini ada faktor interpretasi terhadap rangsangaan

24
Mata Kuliah:Psikologi

(bukan terhadap reaksi motorik) yang menyebabakan akan emosi atau tidak, dan
emosi apa yang akan timbul.
Jelaslah bahwa menurut Psikologi Kognitif, emosi sangat tergantung pada
pengalaman, dipelajari, dan empirik. Dalam praktik banyak kita temui suami yang
tidak bergairah lagi dengan istrinya sendiri (walau sangat cantik) karena sudah
beberapa tahun ia bergaul dengan istrinya terus (sudah terbiasa), sementara emosinya
lebih terpacu ketika melihat pembantu rumahnya yang baru datang dari desa (suatu
yang baru lebih memacu adrenalin).
Emosi yang kuat pada umumnya diikuti perubahan-perubahan pada tubuh,
seperti :
1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona.
2. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
3. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
4. Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
5. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
6. Liur : mongering kalau takut atau tegang
7. Bulu roma : berdiri kalau takut.
8. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.
9. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).
10. Komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional
karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.

Untuk lebih memahami berbagai aspek emosi, orang perlu mengetahui


hubungannya satu sama lain dan hubungannya dengan stimulus- stimulus yang
membangkitkannya. Pentingnya bentuk-bentuk bangkitnya emosi itu tergantung pada
peranan yang dimainkannya dalam seluruh proses pola emosional.

25
Mata Kuliah:Psikologi

Cara terbaik untuk menyajikan apa yang diketahui psikologi modern tentang
emosi adalah menunjukkan bagaimana pengetahuan itu timbul, dengan jalan
mengetengahkan teori-teori emosi kuno yang diperoleh dari belakang meja sampai ke
teori- teori yang diperoleh melalui eksperimen-eksperimen.
Teori Insting

J. Kebiasaan- Kebiasaan Emosional dalam Kehidupan Sehari- hari


Proses diperolehnya kebiasaan emosional itu tidak terbatas pada perasaan
takut saja, tetapi juga pada perasaan cinta dan marah. Misalnya, orang sering
menyukai dan tidak menyukai banyak hal dalam hidup meskipun hal itu belum
pernah dialaminya. Alasannya ialah hal-hal baru itu diasosiasikan dengan hal- hal
yang telah disukainya. Menolak makanan yang masih belum dikenal mungkin
disebabkan keserupaannya dengan sesuatu yang tidak menyenangkan . Hal yang tidak
menyenangkan seperti sering kali juga terdapat pada warna tertentu, Warna kuning
biasanya diasosiasikan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, sehingga sering kali
menyebabkan timbulnya perasaan mual di dalam perut, tempat makanan dihidangkan.
Warna kuning biasanya tidak digunakan untuk dekorasi itnterior pesawat terbang,
sebab ternyata bisa mengakibatkan mabuk udara.

LATIHAN
Setelah membaca materi tentang perasaan emosi dan stress adaptasi: pengertian. Ciri
perasaan, faktor yang mempengaruhi perasaan. Kegiatan mahasiswa berikutnya yaitu
Berdiskusi dengan kelompok yang telah ditentukan

RANGKUMAN
26
Mata Kuliah:Psikologi

Jadi perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat


subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung
kepada perangsang dan alat-alat indra. Menurut woodworth dan Marquis 1957  selain
dimensi senang dan tidak senang masih ada dimensi perasaan yang lain, yaitu
perasaan masih dapat dialami oleh individu sebagai excited feeling atau
sebagai innert feeling dan ini dipandang sebagai dimensi yang kedua.
Sedangkan Emosi adalah suatu perasaan ingin melebihi dari sifat individu terhadap
suatu objek sehingga cendrung berupaya untuk mengekpresikan dan
mengaplikasikannya.

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan pembelajaran . Selanjutnya kerjakan
soal berikut ini.

Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar jawaban
yang telah disediakan!
1. Teori emosi empirisme di kemukakan oleh.....
a. Dekrates
b. James lange
c. Hipokrates
d. Viktor E vroom
e. Sharllin
2. Ada enam emosi dasar (takut, cinta, marah, benci, ingin, kagum) yang
merupakan hasil proses bawaan. Ini termasuk teori emosi yang di kemukakan
oleh...
a. Dekrates
b. James lange
c. hipokrates
d. viktor E vroom
27
Mata Kuliah:Psikologi

e. James Corden
3. Yang bukan ciri- ciri kecerdasan adalah...
a. tahan terhadap frustasi
b. mampu memotivasi diri
c. mampu berfikir kreatif
d. berempati
e. Emosi
4. Bagian otak pada sistem limbik yang berfungsi mengontrol dan berhubungan
dengan emosi adalah...
a. hipokampus
b. amigdala
c. talamus
d. hipotalamus
e. Hipopotamus
5. Faktor yang mempengaruhi emosi antara lain....
a. gen
b. nutrisi
c. gender
d. adat
e. keturunan

6. Emosi banyak manfaatnya, diantaranya untuk ....


a. Membangkitkan dampak dalam diri kita
b. Membawa pesan dalam berkomunikasi
c. Membawa informasi keberhasilan
d. Ketiganya jawaban tersebut benar
e. Membuat perederan darah berjalan dengan baik
7. Keadaan diri seseorang dapat diketahui dari emosinya. Contoh yang dilakukan oleh
Gayus Tambunan , …
a. Takut dan cemas, maka dia lari
b. Cinta, maka dia mendekat dan bermesraan
c. Marah, maka dia menyerang
d. Hidup bermakna, maka dia berbuat baik.

28
Mata Kuliah:Psikologi

e. Sedih , maka dia menangis


8. Ekspresi emosi Rektor UPI melihat gedung yang baru dibangun dengan dana hasil
pinjaman IDB belum setahun sudah rusak sehingga terkejut, dampak ekspresinya ….
a. Keningnya berkeringat
b. Merah mukanya
c. Suaranya parau
d. Mulutnya melebar, haah ?
e. Menetes air matanya
9. Si Upin dan Ipin oleh psikolog dikatagorikan anak yang mengalami hambatan emosi.
Konsep penyebab hambatan emosi yang digunakan psikolog yaitu ….
a. Perkembangan emosi dan prilaku Ipin dan Upin tidak sesuai dengan perkembangan
usianya.
b. Karena dipandang oleh masyarakat luas, bahwa Ipin dan Upin berbeda, tidak
sesuai dengan diharapkan.
c. Karena dipandang oleh budaya, bahwa Ipin dan Upin berbeda, tidak sesuai dengan
dengan budaya masyarakat.
d. Karena gejala klinis Ipin dan Upin disebabkan faktor penyakit.
e. karena kurangnya komunikasi antar psikolog
10. Hambatan emosi dan prilaku merupakan indikasi ketidakmampuan menyesuaikan
diri yang terbentuk, bertahan dan mungkin berkembang karena interaksi dengan
lingkungan. Pernyataan tersebut merupakan teori ….
a. Teori ekologis
b. Teori behavioral
c. Teori Psikodinamika
d. Teori sosiologis
e. Teori grafis

A.
B. GLOSARIUM/SENARAI
C.
29
Mata Kuliah:Psikologi

SINGKATAN

VCD : Video CD

DAFTAR PUSTAKA
Mustaqim, 2001, Psikologi Pendidikan. Pustaka Pelajar. Semarang.
Sobur. A, 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia. Bandung.
Sujanto. A, 1979. Psikologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.
Prof.Dr. Bimo Walgito 2010. Psikologi umum. yogyakarta

30

Anda mungkin juga menyukai