Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
(Pengamatan, Tanggapan dan Pantasi, Ingatan)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr.Atot Sugiri, M.Pd.I

Disusun oleh:

Puput Nim.60403070122033
Laila Padila Nim.60403070122019
Liska Rahmawati Nim.60403070122021

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas dari dosen kami Bapak Dr.Atot Sugiri, M.Pd.I selaku
pengampu materi psikologi pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun  isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah in

Sukabumi,    Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................5
BAB II....................................................................................................................5
D. GEJALA JIWA.....................................................................................................6
1. PENGAMATAN..................................................................................................6
2. TANGGAPAN DAN FANTASI...............................................................................7
3. INGATAN.........................................................................................................12
BAB III.................................................................................................................13
E. KESIMPULAN...................................................................................................13
F. SARAN.............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengapa pendidikan membutuhkan psikologi dalam menerapkan


pembelajarannya? Hal ini tercetus ketika pendidik menyadari bahwa
pembelajaran di kelas bukan hanya masalah menyampaikan fakta kepada
peserta didik apalagi hanya transfer ilmu saja.
Berbagai permasalahan muncul dalam proses tersebut, seperti
bagaimana tidak semua peserta didik mau menerimanya hingga tingkatan yang
berbeda dalam mencerna informasi yang disampaikan. Berbagai teknik,
metode, model, strategi dan pendekatan pembelajaran telah dicobauntuk
mengatasi segala problem yang dihadapi.
Namun tidak semua ilmu teknis pembelajaran tersebut dapat bekerja
Sesuai dengan teori atau strategi yang disampaikannya. Oleh karena itu tidak
satu pun dalam psikologi pendidikan ini dapat memberitahukan kepada guru
dengan tepat cara mengajarkan sesuatu kepada kelompok kelas tiga tertentu.
Menjawab permasalahan tersebut, konsep psikologi pendidikan dapat
digunakan untuk mempertimbangkan cara mengajarkan, menafsirkan dan
memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi dan menjelaskan kepada
pendidik apa sebetulnya yang sedang mereka lakukan.
Pakar psikologi pendidikan melakukan riset tentang sifat dasar siswa,
prinsip pembelajaran dan metode pengajaran untuk member informasi yang
mereka butuhkan kepada pendidik agar berpikir kritis tentang keahlian mereka
dan agar lebih bijak dalam mengambil keputusan pengajaran yang akan
bermanfaat bagi siswa mereka (Alexander, 2004).
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari gejala jiwa?


2. Apa saja yang termasuk kedalam gejala jiwa?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa itu gejala jiwa


2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam gejala jiwa
BAB II
PEMBAHASAN

D. GEJALA JIWA

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia atau


proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah
dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari perilaku
tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa jika
kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa tersebut.

 MACAM-MACAM GEJALA JIWA

1. PENGAMATAN

a. Pengertian Pengamatan

Pengamatan merupakan usaha manusia untuk mengenal dunia nyata, baik


mengenai dirinya sendiri maupun dunia sekitar di mana dia berada, dengan
cara melihatnya, mendengarnya, membaunya, merabanya atau mengecapnya.
Cara-cara mengenal objek tersebut disebut dengan mengamati,
sedangkan melihat, mendengar dan seterusnya itu merupakan modalitas
pengamatan. Dengan kata lain, modalitas pengamatan dibedakan berdasarkan
panca indera yang kita gunakan untuk mengamati. Dunia pengamatan biasanya
dilukiskan menurut aspek pengaturan tertentu, agar subjek dapat melakukan
orientasi secara baik.

Aspek pengaturan tersebut adalah:


 Pengaturan menurut sudut pandang ruang Menurut sudut pandang ini,
dunia pengamatan dilukiskan dalam Pengertian-pengertian: atas-bawah,
kanan-kiri, jauhdekat, tinggi-rendah, dan sebagainya. Misalnya Nela
belajar, di mana?
 Pengaturan menurut sudut pandang waktu. Menurut sudut pandang ini,
dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: masa
lampau, masa kini dan masa yang akan datang serta berbagai variasi
waktu. Misalnyaada pengumuman akan ada ujian, kapan?
 Pengaturan menurut sudut pandang Gestalt. Menurut sudut pandang
ini,dunia pengamatan atau objek yang kita amati memiliki arti jika
dipandangebagai kesatuan yang utuh. Misalnya melihat sekolah, harus
dilihat sebagai sebuah bangunan yang utuh, bukan sekedar kumpulan
dari batubata, semen,genteng dan sebagainya. d. Pegaturan menurut
sudut pandang arti. Menurut sudut pandang ini, objek yang kita amati
dilukiskan berdasarkan artinya bagi kita.

1. TANGGAPAN DAN FANTASI

1. Pengertian Tanggapan

Adalah mengingat atau mengalami kembali sesuatu yang pernah kita amati,
gambaran ingatan dari sesbuah pengamatan,disebut tanggapan.Penanggapan itu
umumnya adalah pengalaman kembali atau penghajatan kembali berkas-berkas
yang diterima dahulu dari pengamatan,yang sekarang di gambarkan kembali
dalam kesadaran. Jadi tanggapan ialah berkas-berkas atau gambaran dari
sesuatu pengmatan,yang tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut
gambaran ingatan.
Gambaran pengindraan yang sebenarnya tentu lebih sempurna, lebih Jelas
dari gambaran ingatan, karena kita dalam hal ini tidak lagi melihat atau
Mengalami hal itu dimuka kita,enda atau hal yang sebenarnya. Umpamanya:
Waktu melihat ular yang sebenarnya masih jelas bagi kita bentuknya,
warnanya, dan sebagainya. Tetapi dalam gambaran inagatan atau tanggapan,
apalagi jika lama sesudah kejadian yang sebenarnya, maka hal itu akan
terngiang dengan tidak terlau jelas lagi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kuat atau tidaknya gambaran
yang bisa di hidupkan kembali oleh manusia yaitu:
1. Kuat tidaknya kesan yang diterima, dan gambaran yang terjadi
waktu pengamatan yang berkangsung dahulu itu.
2. Jelas tidaknya sempurna tidaknya pengamatan yang berlangsung
dahulu itu.
3. Keadaan jiwaatau keadaan tubuh waktu menerima kesan itu dan
sekarang waktu menggambarkannnya kembali.
Biasanya apa yang tidak disukai lekas hilang daru jiwa sadar, lekas terpendam
dalam lubuk jiwa terkecuali jika yang tidak disukai menimbulkan dan meninggalkan
bekas yang sangat keras dan hebat. Umpamanya: Kebencian kita terhadap sesuatu
sehingga kita setiap hari mrah-marah atau menyimpannya sebagai dendam.
Kecemburuan kita terhadap seseorang teman bisa menimbulkan dan meninggalkan
kesan dan bekas sehingga hal itu dapat dilupakan bertahun-tahun lamanya.
Penanggapan biasanya lebih mudah, jika gambaran-gambaran yang hendak
ditimbulkan dan di alami kembali itu tudak berdiri sendiri dan tidak terpencil artinya
ada hubungan yang bekasnya atau gambaran-gambaran ada yang tersimpan. Dengan
istilah pendidikan hal itu dikatakan: Pengetahuan yang baru mudah diterma jika sudah
ada pengetahuan yang lama yang berhubuangan atau bersamaan dengan itu’.

Tanggapan dapata dibedakan menjadi 3 yaitu:


1. Menurut alat indra dalam peran mengamati: ada tanggapan visual
(penglihatan), Auditif (pendengaran), penciuman, dan sebagainya
2. Menurut terjadinya: ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
3. Menurut terikatnya: tanggapan benda dan ada tanggapan kata.

HAKIKAT DAN JENIS TANGGAPAN


Tanggapan erat hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan
dan kejelasan. Tanggapan tergantung pada derajat kompleksitas situmulus yang
asli dan pada ketelitian pengamatan indra, serta pada faktor ingatan. Ketika
suatu tanggapan berlangsung maka terlebih dahulu banyangan dari hasil
pengamatan akan muncul, dan bayangan itu tergolong kepada Bayangan
Eidetik dan Bayangan Penggiring.
Bayangan Eidetik adalah bayangan yang jelas seperti berhadapan
dengan objek secara langsung. Menurut Bimo Walgito, bayangan eidetik
banyak terjadi pada anak-anak. Selain pada anak-anak, ada juga orang dewasa
yang memiliki bayangan eidetik, yaitu para pelukis dan musisi.
Bayangan Penggiring adalah bayangan yang sgera timbul mengiringi
proses pengamatan, setelah proses pengamatan berakhir. Contoh: setelah mata
kita melihat suatu objek (misalnya lukisan), pada saat kita menatap dinding
seolah-olah didinding tersebut terlihat lukisan yang baru kita lihat.

Adapun jenis-jenis Tanggapan dapat di golongkan kepada:


1. Tanggapan Reproduksi
Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu
menunjukkan [15.59, 7/10/2022] Puput: pengingatan kembali suatu benda,
kejadian, atau situasi, yang memberikan suatu pengalaman sensoris atau
pengamatan masa lalu. Setiap hal dari pengindraan dapat terlibat. Suatu
tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran, penglihatan, suhu. Rasa sakit,
penciuman, atau kinestesis. Suatu tanggapan yang diiangat tentang
pengalaman-pengalaman lalu cenderung berbeda-beda dalam kejelasannya
yaitu sesuai dengan kesederhanaannya atau kekompleksannya, dan juga sesuai
dengan jumlah pengalaman mengenai situasi pengindraan yang asli. Misalnya,
tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih jelas untuk sebagian besar
orang-orang dari pada ruang tamu seorang teman.
2. Tanggapan Imaginer

Tanggapan bukanlah selalu hanya reproduksi pengalaman-pengalaman lalu.


Banyak gambaran-gambaran mental (Tanggapan) adalah hasil dari suatu
syntese pengalaman-pengalaman masa lalu yang mengambil suatu bentuk baru
dan dapat dianggap sebagai “tanggapan produktif dan kreatif” hal ini disebut
tanggapan imaginer. Penemuan, pembacaan hasil-hasil fiktif (khayalan dan
arsitik) adalah contoh-contoh dari jenis tanggapan ini. Mimpi malam dan siang
hari meliputi tanggapan reproduktif dan sintetis.
3. Tanggapan Halusinasi

Unsur-unsur emosi mimpi menjadi faktor-faktor yang kuat dalam


perkembangan halusinasi. Tanggapan halusinasi meliputi pembentukan
gambaran-gambaran yang tak berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di
proyeksi kepada dunia yang nyata. Dalam bentuk-bentuk tertentu gangguan
emisional yang keras, misalnya, pasien dapat melaporkan melihat malaikat atau
mendengar suara-suaranya.

4. Tanggapan Editis

Ada sementara orang yang sudah mengamati sesuatu mendapatkan tanggapan


yang sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail. Tanggapannya sangat
terang seterang pengamatan. Tanggapan semacam ini disebut : Tanggapan
Editis.

1. FANTASI

Pengertian Fantasi
Ahmadi (2009) mengatakan bahwa fantasy (fantasi/khayalan) adalah
kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru.
Melalui fantasi, manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapi dan
menjangkau kedepan, masuk kedalam keadaan yang akan mendatang.
Ahmadi juga mengatakan bahwa kemampuan fantasi manusia dapat
terjadi melalui dua cara, yaitu: Secara disadari, yaitu ketika individu benar-
benar menyadari akan fantasinya. Contohnya ialah ketika seorang pemahat
yang sedang memahat arca atas dasar daya fantasi yang dimilikinya. Secara
tidak disadari, yaitu ketika individu tidak secara sadar telah dituntut oleh
fantasinya. Fantasi seperti ini merupakan fantasi yang sering dijumpai pada
anak-anak. Contohnya ialah ketika seorang anak memberikan berita yang tidak
sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak memiliki maksud untuk
berbohong. Dalam hal ini anak tersebut tanpa disadari tertuntut oleh
fantasinya.
Menurut Ahmadi (2009), fantasi lebih bersifat subjektif apabila
dibandingkan dengan kemampuan jiwa yang lainnya. Dalam orang berfantasi,
bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan yang telah ada dalam diri
seseorang memegang peranan yang sangat penting. Bayangan yang
ditimbulkan karena fantasi disebut sebagai bayangan fantasi. Bayangan fantasi
berbeda dengan bayangan pengamatan, dimana bayangan pengamatan
merupakan hasil dari pengamatan, sedangkan bayangan fantasi merupakan
hasil dari fantasi.

1. INGATAN

Pengertian Ingatan Ingatan merupakan proses mental yang menyimpan


perkara-perkara yang telah dipelajari, dan kemudian mengeluarkannya kembali
sebagai tindakbalas dalam situasi yang diperlukan, seperti menyelesaikan
masalah dan aktivititas pengajaran dan pembelajaran yang selanjutnya.
Mengikut Atan Long (1968), ingatan boleh diertikan sebagai kebolehan
seseorang dalam pemilihan dan penerimaan rangsangan sebagai maklumat dan
pengalaman untuk disimpan dalam otaknya. Fein (1978) mentafsirkan ingatan
sebagai pemerosesan maklumat yang diterima dalam otaknya, menyimpan dan
mengeluarkannya. Manakala Vermon (1980) berpendapat ingatan merupakan
bentuk menyimpan maklumat-maklumat yang bermakna untuk menjadi
pengalaman pada masa depan. Berdasarkan huraian-huraian pengertian ingatan
di atas, maka bolehlah dirumuskan bahawa ingatan merupakan proses
kebolehan manusia untuk menerima maklumat, memproses dan menyimpannya
dalam otak, kemudian mengeluarkannya ketika diperlukan.

 JENIS-JENIS INGATAN
Bugelski (1979) menyatakan yang pada awalnya, ingatan manusia terbagi
kepada dua kategori, yaitu:
1. Ingatan berkaitan dengan masa
2. Ingatan berkaitan dengan kandungan
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah psikologi sangat penting bagi


pendidikan mengapa? Karena Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari gejala jiwa atau proses mental dan prilaku pada manusia. Prilaku
manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental
yang mendasari prilaku tersebut.

Adapun macam-macam gejala jiwa diantaranya:

1. Pengamatan
Pengamatan merupakan usaha manusia untuk mengenal dunia nyata, baik
mengenai dirinya sendiri maupun dunia sekitar di mana dia berada, dengan
cara melihatnya, mendengarnya, membaunya,

2. Tanggapan dan Fantasi


Tanggapan adalah berkas-berkas atau gambaran dari sesuatu pengmatan,yang
tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran
ingatan.Sedangkan Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan-tanggapan atau bayangan baru.

3. Ingatan
Ingatan merupakan proses mental yang menyimpan perkara-perkara yang telah
dipelajari, dan kemudian mengeluarkannya kembali sebagai tindak balas dalam
situasi yang diperlukan, seperti menyelesaikan masalah dan aktivititas
pengajaran dan pembelajaran yang selanjutnya.
SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini kami b erharap pembaca dapat menambah
pengetahuan seputar gejala jiwa dan macam-macam gejala jiwa,dan pembaca
terus menggali wawasannya dengan terus mencari referensi selain dari makalah
ini.
KATA PENGANTAR
Alexander, (2004)
Docplayer, Gejala - Gejala Jiwa (2022)
Library Binus, Fantasi(2013)
Rovi Ratnasari, Tingkatan Jiwa Perspektif Psikologisufi Studi Pemikiran
Robert Frager (2018)

Anda mungkin juga menyukai