Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

(Gejala jiwa & Bentu Gejala Jiwa Manusia)

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Atot Sugiri, M. Pd. I
DISUSUN OLEH
Rizky Syamsal Kamal
NIM : 604031420050

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


BINA MUTIARA SUKABUMI
Jl. Pembangunan (salakaso) Kotak Pos 001 Des Pasirhalang Kec. Sukaraja Kabupaten
Sukabumi, Tlp./Fax (021)6242521 Web ;//www.stkipbms.ac.id
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita allah swt berkat rahmat dan
hidayahnya kita semua masih bisa menggunakan akal kita untuk berpikir, menganalisis, dan
mengkaji segala ilmu yang telah allah berikan dan dengan potensi yang telah allah berikan
manusia dapat menciptakan teknologi yang semakin canggih dan maju. Dan atas izinnya
yang maha kuasa saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Gejala jiwa &
Bentuk Gejala Jiwa Manusia” yang di dalamnya membahas tentang gejala-gejala jiwaa
yang dialami oleh manusia, dan di dalamnya pun terdapat bentuk gejala ketika manusia
mengalami masalah dalam jiwanya.
Saya ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Dr. Atot Sugiri, M. Pd. I yang telah
memberikan pengarahan tentang materi ini, dan mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat khususnya untuk diri saya pribadi dan umumnya untuk pembaca makalah ini
dan mohom maaf atas segala kesalahan yang terdapat pada makalah ini baik itu dari segi
pengetahuan, kaidah kebahasaan, dan kesalahan lainnya yang benar-benar tidak ada unsur
kesengajaan dalam pembuatannya, kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
mendidik saya harapkan agar kedepannya lebih baik dan benar.

Sukabumi, 30 Oktober 2020

Rizky Syamsal Kamal

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
a. Latar belakang.............................................................................................1
b. Rumusan masalah...................................................................................... 1
c. Tujuan penelitian........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................2
1. Pengertian gejala jiwa..................................................................................2
2. Bentuk-bentuk gejala jiwa.......................................................................... 2
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 9
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
Daftar Pustaka................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan.
Tetapi dalam sejarah perkembangannya, kemudian arti ilmu psikologi menjadi ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia, hal ini karena jiwa mengandung arti yang
abstrak dan sukar untuk dipelajari secara objektif. Pada makalah ini psikologi lebih
dikerucutkan dalam hal pendidikan, membahas tentang tingkah laku manusia ketika
melakukan pembelajaran.
Dalam ilmu psikologi pendidikan ini terdapat materi materi dasar yang mesti
dipahami oleh setiap mahasiswa khususnya calon guru diantaranya yaitu gejala jiwa dan
apa saja bentu-bentuk gejala jiwa manusia. kita harus memahami sebab akibat yang
dialami oleh pelajar dan mencari solusi dari permasalahan yang timbul.

a. Rumusan masalah
1) Apa yag dimaksud dengan gejala jiwa ?
2) Apa bentuk-bentuk gejala jiwa ?

b. Tujuan penelitian
1) Mahasiswa dapat menjelaskan definisi gejala jiwa
2) Mengetahui atau memahami tentang gejala jiwa
3) Mengetahui bentuk bentuk gejala jiwa
4) Megetahui bentuk-bentuk gejala jiwa dalam pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. GEJALA KEJIWAAN
Ilmu psikologi adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang JIWA,
baik mengenai macam, gejala, proses, maupun latar belakang. Psikologi juga
mempelajari tentang perbedaan Nyawa dan Jiwa. Nyawa adalah daya jasmani yang
adanya tergantung pada hidup jasmaniah dan menimbulkan hidup badaniah (behavior),
Perilaku yaitu perbuatan yang ditimbulkan karena proses belajar. Jiwa adalah daya
hidup rokhaniah yang bersifat abstrak, menjadi penggerak dan pengatur bagi perbuatan
manusia (personal behavior).
Psikologi mempelajari sifat khusus dari gejala jiwa manusia (mis: anak,
perkembangan, criminal, psikopathologi, psikologi kepribadian), psikologi masa.
Dengan cara: Description (menggambarkan), Explanation (penjelasan) prediction
(meramalkan) controling (pengontrolan/pengendalian) sedang yang menjadi obyek
dalam psikologi adalah jiwa.

B. Bentuk-Bentuk gejala jiwa


1. Gejala Kognitif
Kognisi berasal dari kata “cognitive” yang berarti hal yang berhubungan dengan
pengamatan. Dalam ilmu Psikologi, Kognisi merupakan bagian dari gejala jiwa manusia.
Kognisi merupakan gejala pengenalan yang terdiri dari penghayatan pengamatan tanggapan
asosiasi, reproduksi, apersepsi, ingatan, fantasi, berpikir, intelegensi, dll. Kognisi dipahami
sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat diamati
secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui
perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati.
1. Pengindraan
Ialah penyaksian indra seorang individu atas suatu rangsangan yang tidak jelas
untuk diartikan menjadi sesuatu yang ia pahami, melalui pengindraan, seluruh organ
yang ada dalam tubuh manusia berfungsi, yakni indra penglihatan, pendengaran, dan
sebagainya semuanya bisa mengalami gejala kognisi yaitu bisa mendapatkan
rangsangan yang awalnya tidak ia mengerti.

2
Rangsangan tersebut kemudian ia artikan dan ia olah berdasarkan pemikiran pribadi
dan berdasarkan pengalaman yang pernah ia alami sehingga pemahaman dan tingkah
laku yang tercipta akan sesuai dengan apa yang ia pikirkan dan sesuai dengan apa yang
ada dalam keinginannya, gejala kognisi dalam hal pengindraan yang paling mudah
diamati.

2. Pengamatan
Manusia mengenal dunia ini secara nyata atau real baik itu dirinya sendiri maupun
lingkungan sekitarnya tempat ia berkembang, hal itulah yang menjadi dasar dari sebuah
pengamatan, rangsangan dan segala kondisi yang ada di sekitarnya ia tarfsirkan dalam
pandangan dan dalam pengamatannya sendiri serta disimpulkan sesuai apa yang ia
amati.
Hal ini dimulai dengan dilakukannya kegiatan dengan mengenali objek yang
merangsang dirinya, objek tersebut kemudian ia identifikasi dan ia terjemahkan ke
dalam pemahaman pemahaman sesuai yang ia mengerti dan akhirnya timbul
kesimpulan baru mengenai apa yang ia alami, hal itu akan ia ingat dan ia pelajari terus
menerus.

3. Reproduksi
Ialah gejala kognisi dalam psikologi yang berasal secara langsung dari jiwa yang
dapat menimbulkan tanggapan menuju ke kesadaran seseorang, dimulai dari mengingat
sesuatu yang telah diamati dan dialami menjadi sesuatu yang ia tidak mengerti dan terus
diolah menjadi objek atau hal yang ia pahami dan terwuud dalam tingkah lakunya
mengenai pemahaman akan hal tersebut.

4. Asosiasi
Yaitu hubungan antara anggapan satu dengan anggapan lain dalam satu jiwa yang
satu sama lain dikaitkan dan diambil mana yang terkuat atau mana yang paling benar
menurutnya, misalnya ialah ketika ia mengalami peristiwa yang hampir sama dalam

3
situasi yang berbeda, maka ia juga akan menunjukkan gejala atau tingkah laku yang
berbeda sesuai kondisi lingkungannya saat itu.

5. Fantasi
Ialah pemikiran mengenai bayangan atau sesuatu yang dikembangkan dalam
imajinasi. Fantasi ialah sesuatu yang tidak terbatas dan sulit diamati secara langsung
gejala yang muncul, sebab tidak semua fantasi mampu ditunjukkan dalam dunia nyata.
Namun fantasi bisa menjad sesuatu atau bisa menjadi motivasi yang positif jika terus
dipelajari dan dikembangkan.
Misalnya ialah di jaman dahulu ketika belum ada penerangan sehingga di malam
hari kondisi selalu gelap, tentu ada orang yang berfantasi seandainya bisa menciptakan
sesuatu untuk menerangi malam dan ia memperhatikan serta mencari objek di
lingkungan sekitarnya untuk diwujudkan hingga akhirnya tercipta penerangan yang
awalnya berasal dari fantasi pribadinya.

6. Memory
Ialah gejala kognisi dalam psikologi yang menunjukkan bahwa sesuatu yang
diamati tidaklah langsung hilang atau lenyap begitu saja, namun akan terekam dan
tersimpan di dalam memori untuk selanjutnya difikirkan dan diambil kesimpulan, objek
yang disimpan dalam memori umumnya ialah objek yang menurut orang tersebut
memiliki arti khusus atau nilai tersendiri.

7. Gejala Lupa
Merupakan gejala kognisi dalam psikologi yang alami pada tiap manusia dan dapat
diamati tingkah lakunya secara langsung, namun terkadang tak bisa dibedakan mana
yang benar dan mana yang salah kecuali dengan pendekatan psikologi yang lebih
mendalam, misalnya ialah ketika seseorang berbuat kesalahan karena lupa akan sesuatu
tentu tidak bisa langsung diketahui orang tersebut benar benar lupa atau karena ada
alasan dan penyebab lain yang tidak ia sampaiikan.

4
8. Berfikir
Ialah tahap dimana seseorang ingin membuat kesimpulan atau ingin menciptakan
objek yang baru dari objek lama yang merangsang dirinya, ia ingin mencari tahu lebih
dalam mengenai objek tersebut dengan cara berfikir apa saja yang bisa ia kembangkan
dari objek yang diamati dan apa saja manfaat yang bisa ia peroleh dari suatu objek.

9. Tanggapan
Yakni kesan kesan yang dialami setelah proses pengamatan berhenti dan setelah
melalui proses berfikir, seseorang yang menerima rangsangan tentunya akan menerima
terlebih dahulu dan mmeberikan persepsi secara pribadi atau pandangan seacra khusus
kepada objek tersebut untuk selanjutnya difikirkan lebih mendetail dan untuk memberi
tanggapan atas apa yang ia terima.
Tanggapan dapat berupa berbagai hal yang dapat diamati secara langsung misalnya
ialah ungkapan setuju atau menerima, ungkapan penolakan dengan alasan khusus, atau
gejala yang tidak ditimbulkan secara langsung seperti diam dengan ekspresi wajah tidak
suka yang menandakan penolakan atau tersenyum senang yang berarti tingkah laku
yang menjurus pada penerimaan.

10. Intuisi
Gejala kognisi dalam psikologi yang terakhir ialah adanya intuisi, yaitu kemampuan
memahami sesuatu tanpa penalaran rasional dan muncul dari alam bawah sadar, hal ini
tidak dapat dijelaskan secara langsung sebab berhubungan dengan perasaan pribadi
serta memiliki penilaian khusus akan sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan kepada
orang lain.
Contohnya adalah sebuah firasat, misalnya ketika seseorang merasa bahwa ia tidak
akan aman melewati suatu jalan, ia akan menunjukkan gejala kecemasan dan gejala
tidak tenang yang diiringi dengan mencari alternatif lain, dan ternyata di jalan yang ia
khawatirkan ternyata ada kecelakaan atau bencana sehingga ketika ia lewat ia akan
terkena bencana tersebut. Hal ini adalah sesuatu yang datang dan dapat diamati secara
pribadi.

5
2. Gejala Afektif
Gejala afektif adalah unsur kejiwaan dari sisi emosi atau rasa.  Rasa dapat dibedakan
kepada rasa fisik  yang berhubungan erat dengan alat dria seperti rasa asin dan rasa psikis
yang lebih berupa rasa dalam seperti emosi, sikap, dan moral.

3. Gejala psikomotorik
Keadaan dalam pribadi manusia yang mendorong untuk berbuat sesuatu yang mereka
kehendaki. Gangguan psikomotor dapat berupa kelambanan atau peningkatan aktivitas atau
gangguan lainnya.
a. Kelambatan aktivitas terjadi dimana secara umum gerakan dan reaksi
motorik terhadapa suatu rangsangan menjadi lambat, kelambatan aktivitas
antara lain:
 Hipokinesia/hipoaktivitas yaitu gerakan atau aktivitas yang
berkurang/menurun.
 Sub/stupor katatonik yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat kurang,
gerakan dan aktivitas sangat lambat.
 Katalepsi yaitu mempertahankan posisi badan secara kaku dan posisi
tertentu.
 Fleksibilitas serea yaitu mempertahankan posisi badan yang dibuat orang
lain atau meniru posisi orang lain.
b. Peningkatan aktivitas terjadi dimana secara umum gerakan dan reaksi
motorik terhadap rangsangan menjadi lebih cepat/meningkat, peningkatan
aktivitas seperti:
 Hiperkinesia/hiperaktivitas yaitu gerakan atau aktivitas yang
berlebihan.
 Gaduh-gelisah katatonik yaitu gerakan motorik yang meningkat,
tidak bertujuan, tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar dan
menunjukkan kegelisahan.
c. TIK/TIC yaitu gerakan kecil involunter/tidak terkontrol, sekejap dan berkali-
kali mengenai sekelompok otot atau bagian badan yang relatif kecil (otot
muka).

6
d. Grimasen yaitu gerakan otot muka/mimic yang aneh berubah-ubah, tidak
dapat dikontrol klien sendiri dan berulangh-ulang.
e. Tremor yaitu jari-jari gemetar ketika klien menjulurkan
tangan/merentangkan jari-jarinya.
f. Stereotipe yaitu gerakan salah satu anggota badan yang berulang-ulang dan
tidak bertujuan.
g. Mennerisme/pelagakan ayitu gerakan atau lagak yang stereotipi, teatrikal
dan dibuat-buat seperti pada suatu pertunjukkan.
h. Ekhopraxia yaitu meniru gerakan orang lain pada saat dilihatnya secara
langsung.
i. Echolalia yaitu mengulangi/meniru gerakan dari apa yang diucapkan oleh
orang lain secara langsung.
j. Otomatisme yaitu berbuat sesuatu secara ototmatis sebagai pernyataan atau
skspresi simbolik daripada aktivitas yang tidak disadarinya.
k. Otomatisme perintah (commond automatism) yaitu menuruti sebuah perintah
secara otomatis tanpa memikirkan terlebih dahulu,
l. Negativisme yaitu menentang nasihat atau permintaan orang lain untuk
beraktivitas atau melakukan aktivitas yang berlawanan.
m. Katapleksi yaitu tonus otot menghilang mendadak untuk beraktivitas dan
sejenak, diikuti atau tidak diikuti oleh penurunan kesadaran yang disebabkan
oleh keadaan emosi.
n. Gagap yaitu berbicara terhenti-henti/tersendat-sendat karena adanya spasme
otot-otot untuk berbicvara seperti terlihat sangat ragu-ragu sampai eksplosif
(terucap).
o. Bersikap aneh yaitu sengaja mengambil sikap/posisi badan yang aneh, tidak
wajar atau cenderung bizar (berlebihan).
p. Berjalan kaku/rigid yaitu gerakan-gerakan lambat, kaku, tidak tegap dan
terputus-putus.
q. Komulsif yaitu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang (pre-okupasi) seperti
berulangkali mencuci tangan, muka atau mandi, karena adanya dorongan

7
yang mencesaknya agar berbuat sesuatu yang bertentangan dengan keinginan
sehari-hari, kebiasaan atau norma-norma yang berlaku.

1. Agitasi
Agitasi (keresahan atau kegelisahan) adalah suatu bentuk gangguan yang
menunjukkan aktivitas motorik berlebihan dan tak bertujuan atau kelelahan,
biasanya dihubungkan dengan keadaan tegang dan ansietas. Pada beberapa literatur
dikatakan bahwa agitasi adalah gangguan psikomotor yang memiliki karakterisasi
peningkatan aktivitas motor dan psikologi pada pasien (adanya irritabilitas). Adanya
gerakan berjalan bolak-balik dalam satu ruang tanpa alasan, gerakan memeras-
meras tangan, melepas baju dan memakainya lagi dalam kondisi terbalik, dan
tindakan motorik dan tak beralasan lainnya. Pada keadaan yang parah, gerakan yang
ditimbulkan bisa membahayakan orang lain, seperti merobek-robek, menggigit kuku
jari dan menggigit bibir sendiri yang menimbulkan potensi pendarahan akibat
trauma. Agitasi biasanya berkaitan dengan timbulnya gejala berikut:
a.Bipolardisorder
Gangguan ini biasanya terjadi pada usia 15-25 tahun. Gangguan ini ditandai
dengan mood atau kondisi yang bergairah yang tiba-tiba bisa menjadi depresi.
Perubahan mood diantara keduanya bisa berlangsung sangat cepat pada satu
pembicaraan. Penyebab utamanya adalah gangguan pada bagian otak pengatur
mood.

b. Dementia (seperti Alzheimer's disease)


Penyakit ini biasanya mengenai umur 60 tahun. Alzheimer merupakan salah satu
kondisi demensia yang cepat memburuk secara gradual. Penyebabnya adanya
gangguan pada memori, berpikir, dan tingkah laku. Kehilangan memori seperti
masalah lupa pada bahasa sendiri, ketidakmampuan memutuskan sesuatu, adil dan
bekripribadian merupakan bagian dari diagnosisnya.

c. Depresi

8
Gangguan yang ditandai dengan perasaan sedih, tidak senang, merasa bersalah,
dan menyendiri. Gejala ini biasanya timbul dalam waktu relatif singkat. Agitasi
merupakan salah satu symptom dari gejala depresi yang biasanya disebabkan stress
dan lingkungan yang tidak menyenangkan

d. Ansietas
Ansietas adalah sensasi takut difus, yang tidak berkaitan dengan bahaya yang
sebenarnya. Sensasi ini sering timbul pada pasien akibat situasi stress seperti nyeri,
ribut, dan kehilangan kontrol tubuh. Ansietas bisa dianggap sebagai fenomena
normal pada pasien. Akan tetapi, kejadian ansietas yang terlihat tidak proposional
dengan penyebabnya atau berlebihan dapat dianggap ansietas yang patologis.
Ansietas dapat juga dikaitkan dengan gejala pemberat, dysautonomia atau
kehilangan kontrol diri yang berat. Pasien tersebut relatif susah untuk diobati
diakibatkan pasien inkooperatif.

 e. Delirium
delirium adalah perubahan akut pada status mental, atau fluktuasi mood, yang
dihubungkan dengan pemikiran yang tidak terorganisasi, bingung, dan perubahan
level dari kesadaran. Fenomena ini sering dihubungkan dengan kebingungan akut
dan gejala yang banyak ditemui di ICU berupa kondisi akut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia , baik
sebagai individu maupun dalam hubungan dengan lingkungannya.adapun bentuk-bentuk
gejala jiwa seperti gejala kognitif, gejala afektif dan gejala psikomotorik dan bentuk-bentuk
gejala siswa dalam belajar.

Daftar pustaka

9
- psikologi .materilymarlee.wordpress.com.17 Desember 2012.30 Oktober 2020.<
https://materilymarlee.wordpress.com/2012/12/17/psikologi-gejala-
kognitif/#:~:text=Dalam%20ilmu%20Psikologi%2C%20Kognisi
%20merupakan,%2C%20fantasi%2C%20berpikir%20dan%20intelegensi.>

- 10 gejala kognisi dalam psikologi.dosenpsikologi.com.30 Oktober 2020.<


https://dosenpsikologi.com/gejala-kognisi-dalam-psikologi>

10

Anda mungkin juga menyukai