Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

HUBUNGAN PENGALAMAN BELAJAR DENGAN METODE MENGAJAR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

DESTIO ARDIYAN (856596116)

TUTOR : AKHMAD BADRUL LUBIS, SPd.,M.Pd

UNIVERSITAS TERBUKA

POKJAR KERINCI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan

dan rahmat-Nya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah Kecakapan Antar

Personal dengan judul “Konsep Persepsi Manusia” ini tepat pada waktunya. Shalawat

beriringan salam lami do’akan kepada Allah SWT agar senantiasa tercurahkan buat tambatan

hati pautan cinta kasih yakninya Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yag telah membantu kami

dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen Tutor Strategi

Pembelajaran di SD secara khususnya.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena

kami masih dalah tahap pembelajaran. Namun,kami tetap berharap agar makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan untuk perbaikan

dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Kerinci, 20 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mempersepsi Manusia dan Mempersepsi Objek..................................................3

2.1.1 Mempersepsi Manusia................................................................................3

2.1.2 Mempersepsi Objek....................................................................................3

2.2 Pementukan Kesan...............................................................................................3

2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecermatan Persepsi................................5

2.4 Memperbaiki Persepsi dan Komunikasi...............................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................11

3.2 Saran...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya tujuan pembelajaran tersebut harus menjadi acuan dan menentukan

segala aktivitas pembelajaran termasuk penentuan metode mengajar, selanjutnya perlu

memahami apa dan bagaimana hubungan antara pengalaman belajar (learning experiences)

dengan metode mengajar. Kegiatan belajar ini akan memberikan wawasan yang lebih luas

lagi mengenai hubungan antara pengalaman belajar dengan metode belajar.(strategi

pembelajaran,Sri Anitah W,DKK hal 5.38)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengalaman belajar ?

2. Apa itu metode mengajar?

3. Apa hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu pengalaman belajar

2. Untuk mengetahui apa itu metode pembelajaran

3. Untuk mengetahui hubungan pengalaman belajar dengan metode belajar

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengalaman belajar

Persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan-hubungan yang di

peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

2.1.1 Mempersepsi orang

Proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian yang kita alami dalam

lingkungan kita manusia selalu memikirkan lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang

dirinya, dan apa yang di pikirkan mengenai apa yang ia pikirkan mengenai orang lain itu

dan seterusnya.

2.1.2 Mempersepsi objek (lingkungan fisik)

Dalam mempersepsi lingkungan fisik, kita terkadang melakukan kekeliruan.

Kondisi mempengaruhi kita terhadap suatu benda. Misalnya ketika merasa kepanasan di

tengah gurun. Kita tidak jarang akan melihat fatamorgana, mungkin pendapat kita akan

berbeda dengan orang lain karena kita memiliki persepsi yang berbeda. Latar belakang

pengalaman, budaya dan suasana psikologis yang berbeda membuat persepsi kita juga

berbeda atas suatu objek.

2.2 Pembentukan kesan

Pembentukan kesan adalah proses dimana kita membentuk kesan tentang orang lain

pada banyak hasil penelitian, ternyata banyak ditemukan bahwa kesan pertama sangat

berpengaruh dan sangat penting dalam kelanjutan persepsi orang lain terhadap kita.

2
Pembentukan kesan pertama kepada orang lain terjadi dalm waktu yang relatif pendek.

Pembentukan kesan secara umum dapat dilakukan melalui beberapa hal yaitu :

1. Stereotyping

Stereotyping merupakan pengelompokan individu berdasarkan konsep-konsep

tertentu, misalkan berdasarkan kecerdasan, kerajinan, dan lain-lain. Penggunaan konsep ini

akan menyederhanakan begitu banyak stimuli yang diterima oleh seseorang. Sehingga

apabila seseorang sudah mengelompokkan individu-individu dalam kategori rajin misalnya,

maka persepsi seseorang itu cenderung akan konsisten.

Menurut psikologi kognitif, pengalaman-pengalaman baru yang dialami oleh

seseorang akan disimpan dalam memori berdasarkan kategori-kategori yang bersesuaian

atau sama dengan pengalamannya di masa lalu. Bersama itu, semua sifat yang ada pada

kategori pengalaman tersebut dikenakan pada pengalaman baru. Dengan begitu, seseorang

akan memperoleh informasi tambahan dengan segera, sehingga membantu dalam

mengambil suatu keputusan yang cepat atau dalam memperkirakan suatu peristiwa.

Stereotyping inilah yang menjelaskan terjadinya primacy effect dan halo effect.

Primacy effect menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan, karena kesan itulah

yang akan menentukan kategori. Begitu juga dengan halo effect, persona stimuli yang sudah

disenangi telah mempunyai kategori tertentu, dan pada kategori tersebut sudah disimpan

semua sifat yang saling berkaitan.

2. Implicit Personality Theory.

Memberikan suatu kategori terhadap pengalaman yang diterima berarti membuat

suatu konsep. Setiap orang akan mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa

berkaitan dengan sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang

ketika membentuk kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, karena itu

disebut implicit personality theory. 

3
3. Atribusi.

Atribusi menurut Robert A Baron dan Donn Byrne adalah proses menyimpulkan

motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak.

Atribusi dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu atribusi kausalitas dan atribusi

kejujuran.

Dalam mengamati perilaku sosial, atribusi kausalitas akan menentukan pertama kali

apa yang menyebabkannya, apakah faktor situasional atau faktor personal, yang dalam teori

atribusi disebut sebagai kausalitas eksternal dan kausalitas internal.

2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecermatan Persepsi

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat

dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

a. Fisiologis

Banyak informasi yang masuk melalui panca indera, kemudian informasi

yang diperoleh tersebut akan mempengaruhi dan melengkapi kegiatan Anda untuk

memberikan makna terhadap lingkungan sekitarnya atau feedback. Kapasitas

indera untuk mempersepsikan apa yang ada pada tiap orang berbeda – beda

sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga bisa menghasilkan suatu yang

berbeda. Kaitannya hubungan persepsi dengan tingkah laku.

b. Perhatian

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebuah

perhatian. Setiap orang membutuhkan energi yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada suatu bentuk fisik dan fasilitas mental

yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang juga berbeda sehingga perhatian

4
fokus terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi

terhadap suatu obyek tersebut nantinya.

c. Minat

Selain itu persepsi terhadap suatu obyek sangat bervariasi tergantung pada

seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang dapat digerakkan untuk

mempersepsikan suatu objek. Perceptual vigilance adalah kecenderungan

seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari rangsangan atau dapat

dikatakan sebagai minat. Minat orang juga berbeda dan tergantung pada

bagaimana ia mampu melakukan dalam kehidupan sehari – harinya. Simak

antara hubungan persepsi dengan konsep diri dalam Psikologi.

d. Kebutuhan yang Searah

Berikutnya faktor yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan yang

searah. Faktor ini dapat ditinjau dari bagaimana kuatnya seseorang individu

mencari obyek – obyek atau pesan yang dapat memberikan sebuah jawaban

sesuai dengan harapan pada dirinya. Sehingga ia mampu mempersepsikan segala

sesuatu dengan hal yang positif.

e. Pengalaman dan Ingatan

Pengalaman indvidu juga dapat dikatakan bagaimana pada ingatannya

dapat memberikan arti sejauh mana seseorang dapat mengingat pada peristiwa di

masa lampau. Hal ini untuk mengetahui bahwa satu rangsang dalam pengertian

luas dan majemuk. Sehingga tercipta persepsi yang memberikan dampak baik

pada dirinya. Contoh hubungan antara persepsi kognisi dan emosi dalam

negosiasi bisnis.

5
f. Mood

Faktor yang mempengaruhi persepsi lainnya adalah mood atau suasana

hati. Keadaan emosi dan amarah pada seseorang dapat dipengaruhi  dari

perilakunya sendiri. Mood dapat menunjukkan bagaimana perasaan seseorang

pada waktu yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima, bereaksi

dan juga mengingat suatu kejadian. Sehingga mood seseorang bisa baik atau

tidak.

g. Gerakan

Setiap orang juga mampu memberikan perhatian terhadap obyek yang

memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan mata, dibandingkan dengan

obyek yang diam. Objek yang bergerak lebih mudah menghasilkan persepsi

melalui rangsangan, objek yang diam hanya terkesan biasa saja. Hal inilah yang

memberikan dampak bagaimana persepsi dapat dibentuk. Berikut hubungan

antara persepsi komunikasi dan perilaku.Demikianlah beberapa contoh dan

penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi persepsi pribadi seseorang.

Semoga bisa menjadikan pengetahuan mengenal diri melalui persepsi.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari

linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat

mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi

bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor

eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa

semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami.

Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk

6
ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya

membentuk persepsi.

b. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak,

akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan

latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang

lain akan banyak menarik perhatian.

d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih

bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat.

Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi

persepsi.

e. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek

yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang

diam.

2.4 Memperbaiki Persepsi dan Komunikasi

1. Penggunaan Bahasa yang Mudah Dipahami

Penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh pihak yang terlibat dalam

komunikasi akan mempermudah baik komunikan ataupun komunikator untuk

memahami realitas apa yang sedang dibicarakan dan maksud pesan yang disampaikan

oleh para peserta komunikasi dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung. Oleh

karena itulah kita harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam sebuah

proses komunikasi untuk memudahkan penyamaan persepsi.

7
2. Penggunaan Bahasa yang Familier

Bahasa yang familier bagi komunikator ataupun komunikan akan

mempermudah baik komunikan atau komunikator untuk memahami realitas yang

diacu dan juga maksud dari suatu pesan yang disampaikan dalam sebuah proses

komunikasi. Oleh karena itulah, bahasa yang digunakan tidak harus akademis dan

semacamnya, selama bahasa tersebut familier dan sesuai dengan realitas yang hendak

dimaksudkan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam teori persepsi dalam komunikasi

antara pribadi.

3. Memahami Kepribadian

Memahami kepribadian komunikan merupakan salah satu cara yang bisa

membantu seorang komunikator dalam melakukan suatu proses komunikasi dengan

komunikan tertentu. Hal ini disebabkan karena kepribadian komunikan akan

mempengaruhi bagaimana seorang komunikan memproses informasi dan menilai

informasi tersebut. Dengan kata lain, persepsi seorang komunikan juga akan

dipengaruhi oleh kepribadian yang dimiliki oleh komunikan tersebut. Oleh karena

itulah memahami kepribadian komunikan merupakan salah satu cara yang bisa

dilakukan untuk mempermudah komunikasi.

4. Memahami Kebiasaan

Selain kebiasaan, salah satu aspek yang perlu dipahami dari seorang

komunikan adalah dalam hal kebiasaan yang dimiliki oleh komunikan tersebut.

Kebiasaan yang dimiliki oleh komunikan merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi persepsi seorang komunikan dalam memproses komunikasi layaknya

kepribadian yang dimiliki oleh komunikan tersebut dalam memproses komunikasi.

Oleh karena itulah, kepribadian menjadi salah satu aspek penting dalam komunikasi

8
yang perlu dilakukan untuk mempermudah persatuan persepsi dalam melakukan

komunikasi.

5. Memahami Konteks Pembicaraan

Cara berikutnya yang bisa dilakukan untuk mempersatukan persepsi dalam

bahasa komunikasi adalah dengan memahami konteks pembicaraan. Memahami

konteks pembicaraan bisa membantu dalam memahami maksud pesan, realitas yang

dirujuk, dan berbagai aspek lainnya yang bisa membantu dalam menyamakan persepsi

dalam komunikasi yang dilakukan oleh para peserta komunikasi. Oleh karena itulah

kita tidak boleh melupakan konteks begitu saja ketika hendak memahami pesan dan

maksud pesan yang disampaikan dalam komunikasi yang berlangsung.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya dalam kehidupannya, manusia tidak lepas dari kegiatan

komunikasi. Komunikasi digunakan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan dan

manusia lainnya. Dalam berkomunikasi, manusia menerima stimulus dari yang lain,

sehingga ia dapat memberikan respon dari stimulus tersebut melalui panca indera

yang dimilikinya. Persepsi sangat mempengaruhi prilaku kita sehari-hari. Banyak

sekali pilihan-pilihan yang kita lakukan didalam hidup ini, tergantung pada pandangan

kita terhadap objek pilihan tersebut.persepsi yang berkembang di masyarakat sulit

dirubah, walaupun kenyataan menunjukkan hal yang sebaliknya.

3.2 Saran

1. Setiap persepsi senantiasa di arahkan pada hal-hal yang positif agar tercipta

kerukan hidup antara satu dengan yang lain.

2. Persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan-hubungan

yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

10
DAFTAR PUSTAKA

drs jaluddin rakhman, psikologi komunikasi

http://legalstudies71.blogspot.com/2017/05/proses-pembentukan-kesan-impression.html

https://dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-persepsi

https://ahmadroihan8.blogspot.com/2013/10/persepsi-dalam-psikologi-lengkap.html

https://pakarkomunikasi.com/cara-mempersatukan-persepsi-dalam-bahasa-komunikasi

11

Anda mungkin juga menyukai