PENYUSUN :
A h ma d B a h ru S a l a m
K h o i ru l A h ma d S u b a h ri
Ani Nur Aini
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS KEISLAMAN ZAINUL HASAN GENGGONG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya-
lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Konsep Persepsi dan Pengambilan
Keputusan Individu dalam mata kuliah perkembangan perilaku & Budaya organisasi. kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya bagi semua pihak yang terlibat untuk
bersedian membatu dan mengarahkan demi terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata – kata yang
kurang berkenan, kami mohon maaf. Untuk perbaikan dan peningkatan tulisan ini, kami
sangat mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
khususnya pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 6
1. PENGERTIAN PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN ..................................................... 6
a) Persepsi visual ................................................................................................................ 7
b) Persepsi auditoria atau pendengaran ......................................................................... 7
c) Persepsi perabaan.......................................................................................................... 7
d) Persepsi penciuman ....................................................................................................... 7
e) Persepsi pengecapan ..................................................................................................... 7
2. BEBERAPA ISU MENGENAI PERSEPSI ORANG ..................................................................... 8
3. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN .................................. 9
4. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN RASIONAL .............................................................. 10
5. MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ............................ 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Banyak cara atau gaya dalam pengambilan keputusan. Ada orang yang
cenderung menghindari masalah, ada juga yang berusaha memecahkan / menyelesaikan
masalah, bahkan ada yang mencari-cari masalah. Pada prinsipnya, cara pengambilan
keputusan mengacu pada bagaimana seseorang mengolah informasi, apakah lebih
dominan menggunakan pikirannya, ataukah dengan perasaannya. Setelah semua
informasi diperoleh melalui fungsi persepsi, maka seseorang harus melakukan sesuatu
dengan informasi tersebut. Informasi tersebut harus diolah untuk memperoleh suatu
kesimpulan guna mengambil suatu keputusan ataupun membentuk suatu opini. Ada
gambaran preferensi mengenai dua cara yang berbeda tentang bagaimana seseorang
mengambil keputusan ataupun memberikan penilaian, yaitu dengan berfikir
menggunakan akal pikiran dan menggunakan perasaan atau dengan persepsi.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian persepsi dan pengambilan keputusan ?
2. Beberapa isu mengenai persepsi orang?
3. Bagaimana Hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan?
4. Bagaimana proses pengambilan keputusan rasional?
5. Bagaimana meningkatkan kreativitas dalam pengambilan keputusan?
4
3. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan persepi.
2. Mengetahui isu mengenai persepsi orang.
3. Mengetahui hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.
4. Mengetahui proses pngambilan keputusan rasional.
5. Mengetahui bagaimana meningkatkan kreativitas dalam pengambilan keputusan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk
petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan
untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu
situasi tertentu.
6
a) Persepsi visual
Persepsi visual dari indera penglihatan yaitu mata. Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi dan memengaruhi bayi dan balita
untuk memahami dunianya. Persepsi visual adalah hasil dari apa yang kita lihat, baik
sebelum kita melihat atau masih membayangkan serta sesudah melakukan pada
objek yang dituju.
c) Persepsi perabaan
Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera
perabaan yaitu kulit. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa yang
disentuhnya atau akibat persentuhan sesuatu dengan kulitnya.
d) Persepsi penciuman
Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari indera
penciuman yaitu hidung. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa yang
cium.
e) Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa merupakan jenis persepsi yang didapatkan
dari indera pengecapan yaitu lidah. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari
apa yang mereka ecap atau rasakan.
7
Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hani Handoko (1997),
pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui mana
serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau internal bergantung
pada tiga faktor :
a) Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang berlainan
dalam situasi yang berlainan.
b) Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan
cara yang sama.
c) Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke
waktu.Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan
atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik
atribusi. Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor
dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan
8
penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya
daripada akibat kalah saing dari produk pesaing.
Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat
persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih)
untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam
kesulitan karena tidak ‘foolproof’. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat
membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi.
d) Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini
dikarenakan kita tidak dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita.
Misalnya saja, seperti diatas tadi, orang yang menyenangi hasil seni akan cenderung
memperhatikan lukisan daripada orang yang menyenangi teknologi.
e) Efek halo : yaitu menarik kesan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu
karakteristik tunggal, misalnya pendiam, sangat bersemangat, pintar, dls. Orang yang
menilai dapat mengisolasi hanya karakteristik tunggal. Suau ciri tunggal dapat
mempengaruhi seluruh kesan oarng dari individu yang sedang dinilai.
f) Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang
dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja
dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang
sama. Contohnya adalah orang yang diwawancara dapat memperoleh evaluasi yang
lebih menguntungkan jika sebelumnya ia telah didahului oleh banyak pelamar yang
kurang bermutu.
g) Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja
orang yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama
dengannya.
h) Berstereotipe : yaitu menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap
kelompok seseorang itu. Misalnya kita menilai bahwa orang yang gemuk malas,
maka kita akan mempersepsikan semua orang gemuk secara sama. Generalisasi
seperti ini dapat menyerdehanakan dunia yang rumit ini dan memungkinkan kita
mempertahankan konsistensi, namun sangat mungkin juga bahwa stereotipe itu
tidak mengandung kebenaran ataupun tidak relevan.
9
2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap
memuaskan oleh managernya.
Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan
evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan
ditafsirkan. Misalnya, data mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi
dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai
hubungan yang besar pada hasil akhirnya.
10
2. Model kreativitas tiga komponen : suatu badan riset menunjukkan bahwa kreativitas
individual pada hakikatnya menuntut keahlian, ketrampilan berpikir kreatif, dan
motivasi tugas intrinsik. Semakin tinggi tingkat dari masing-masing komponen ini,
maka semakin tinggi pula kreativitas seseorang.
11
daripada kinerjanya setengah tahun yang lalu. Sama halnya dengan pikiran
orang bahwa naik pesawat lebih berbahaya daripada mobil.
2. Heuristik representatif : menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan
menarik analogi dan melihat situasi identik dimana sebenarnya tidak identik.
Contohnya adalah manager yang sering menghubungkan keberhasilan suatu
produk baru dengan keberhasilan produk sebelumnya, anak-anak yang
menonton film Superman dan merasa dirinya seperti Superman, dls.
3. Peningkatan komitmen : suatu peningkatan komitmen pada keputusan
sebelumnya meskipun ada informasi negatif. Individu meningkatkan komitmen
terhadap suatu arah tindakan yang gagal ketika mereka memandang diri mereka
sebagai orang yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut, dengan tujuan
untuk memperlihatkan bahwa keputusan awal mereka tidak keliru dan
menghindari keharusan untuk mengakui kekeliruan itu. Banyak organisasi
menderita kerugian karena seorang manager bertekad membuktikan bahwa
keputusan awalnya benar dengan terus mengorbankan sumber daya kepada apa
yang merupakan kerugian sejak awal.
4. Perbedaan individual-gaya pengambilan keputusan : riset mengidentikasikan
empat pendekatan individual yang berbeda dalam pengambilan keputusan,
yaitu :
a. Analitis : memiliki toleransi jauh lebih besar terhadap ambiguitas, cermat,
mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru.
b. Direktif : memiliki toleransi rendah atas ambiguitas, mencari rasionalitas,
efisien, logis, mengambil keputusan cepat, dan berorientasi jangka pendek.
c. Konseptual : berpandangan sangat luas, mempertimbangkan banyak
alternatif, orientasi jangka panjang, dan anagt baik untuk menemukan solusi
yang kreatif.
d. Perilaku : bisa bekerja baik dengan yang lain, memperhatikan kinerja rekan
kerja dan usulan-usulan mereka, mengandalkan pertemuan untuk
berkomunikasi, mencoba menghindari konflik, dan mengupayakan
penerimaan.
e. Kebanyakan dari manager memiliki karakteristik diatas lebih dari satu.
f. Hambatan dari organisasi : para manager akan membentuk keputusan sesuai
dibawah ini :
1. Evaluasi kinerja : manager dipengaruhi oleh kriteria yang mereka
gunakan untuk mengevaluasi. Mereka akan bertindak sesuai apa yang
dijadikan penilaian/tolok ukur.
2. Sistem imbalan : yaitu dengan mengemukakan kepada karyawan pilihan
apa yang lebih disukai terhadap upah. Umumnya organisasi membuat
peraturan formal untuk membakukan perilaku anggotanya.
3. Pembatasan waktu yang menentukan sistem : batas waktu yang eksplisit
dalam pengambilan keputusan menciptakan tekanan waktu pada
12
pengambil keputusan dan sering mempersulit untuk mengumpulkan
semua informasi yang ingin merka dapatkan.
4. Reseden historis : keputusan yang diambil dimasa lalu akan terus
membayangi keputusan saat ini.
5. Perbedaan budaya : latar belakang budaya dari pengambil keputusan
dapat mempengaruhi seleksi masalah, kedalaman analisis, arti penting
yang ditempatkan pada logika dan rasionalitas, atau apakah keputusan
organisasional hendaknya diambil secara otokratis atau secara kolektif.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui
alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia
luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian
diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan.
Pengambilan keputusan adalah sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu
pilihan final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau
tindakan. Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aput Ivan Alindra. 2015. “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Depok Sports Center”. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Ardana, Komang. 2009. Perilaku Keorganisasian. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Riduwan, Malik. 2002. “Teori motivasi dan Aplikasi”. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Robbins, Stephen P., 1994. “Teori Organisasi : Struktur, Desain dan Aplikas”i, Alih Bahasa Jusuf
Udaya. Jakarta : Arcan.
Robbins. P.S. 2002. “Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi”. Edisi kelima. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Robbins, Stephen, P. 2006. “Perilaku Organisasi”. Jakarta: PT. Prehalindo.
Safari, T. 2004. “Kepemimpinan”. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
15