Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBENTUKAN SIKAP

    Makalah disusun sebagai tugas

                Mata Kuliah Psikologi Kesehatan

Dosen Pengampu :
Ns. Eko Sari Ajiningtyas, M.Kes
Ns. Yolinda Suci, M. Kep, Sp. Kep. K
Disusun Oleh :
Frizka Mawar Mayssiana (14401.22.011)
Jihan Nurul Fadhilah (14401.22.013)
Meli Nur Azizah (14401.22.016)
Nanda Cindi Dwi Karisma (14401.22.018)
Priscilla Matica Emanuela. R (14401.22.023)
Sefrina Finanti Lestari (14401.22.027)
Tri Irvan Nugroho (14401.22.038)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan rahmat dan hidaya
h-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pembentukan Sikap”
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Kes
ehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pemb
entukan Sikap bagi pembaca dan penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Eko Sari Ajiningty
as, M.Kes dan Ibu Ns. Yolinda Suci, M. Kep, Sp. Kep. K selaku dosen mata kulia
h Psikologi Kesehatan. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah memba
ntu dalam menyelesaikan makalah ini.
Permohonan maaf kami ucapkan apabila dalam makalah ini terdapat kesal
ahan yang belum diketahui. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sara
n dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Banyumas, 5 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi Sikap...........................................................................................3
2.2 Komponen Sikap......................................................................................4
2.3 Karakteristik Sikap...................................................................................5
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap...........................................................8
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang unik dan berbed
a satu dengan yang lainnya karena memiliki kepribadian masing-masing.
Kepribadian manusia terbentuk dari salah satunya ialah sikap. Menurut par
a psikolog, mereka sepakat bahwa kepribadian atau personality berasal dar
i bahasa latin “persona” yang berarti topeng dengan peran untuk menunjuk
kan peran tertentu, dilakukan melalui sikap dan tingkah laku. Dewasa ini,
personality digunakan untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu,
dalam rangka menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana manusia dal
am bersikap dan bertindak di kehidupan sehari-hari.
Sebagai salah satu komponen pembentuk kepribadian, sikap terben
tuk dari beberapa tahapan menurut Budiman dan Riyanto (2013) :
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan st
imulus yang diberikan (objek).
2) Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaik
an tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena deng
an suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas y
ang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah bera
rti bahwa orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valving)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu m
asalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan s
egala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

iv
Dengan adanya sikap yang terbentuk maka akan mendorong terben
tuknya suatu kepribadian. Sikap dan kepribadian terbentuk secara berbandi
ng lurus, jika sikap yang terbentuk positif maka kepribadian yang terbentu
k akan positif. Sebaliknya, jika sikap yang terbentuk adalah negatif maka k
epribadian pun akan menjadi negatif. Banyak sosiolog memberi batasan ba
hwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan car
a yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap
merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif
atau negatif terhadap sebagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi,
situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan kendler, 1974; Gerungn,2
000).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sikap?
b. Apa saja komponen dari sikap?
c. Apa saja karakter dari sikap?
d. Apa saja faktor yang mempengaruhi sikap seseorang?
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami definisi dari sikap
b. Mahasiswa mampu mengetahui komponen sikap
c. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik sikap
d. Mahasiswa mampu memahami faktor yang mempengaruhi sikap seseoran
g

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sikap


Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melal
ui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap resp
on individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widayat
un, 2018). Berikut adalah beberapa definisi sikap dari para ahli :
a. Thurstone et al.,mendefinisikan sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau re
aksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mend
ukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau t
idak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Sugiyono, 2016).
b. LaPierre (1934) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendens
i atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situ
asi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimulus sos
ial yang telah terkondisikan (Sugiyono, 2016)
c. Allport mendefinisikan sikap sebagai kesiapan mental, yaitu suatu proses y
ang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman indivi
dual masing-masing (Sugiyono, 2016).
d. Menurut Damiati, dkk (2017 p.36), sikap merupakan suatu ekpressi perasa
an seseorang yang merefleksikan kesukaannya atau ketidaksukaannya terh
adap suatu objek.
e. Menurut Kotler (2007 p.65), Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecendr
ungan seseorang yang secara konsisten menyukai atau tidak menyukai suat
u objek atau gagasan.
f. Menurut Sumarwan (2014 p.166), sikap merupakan ungkapan perasaan ko
nsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga men
ggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat
dari objek tersebut.

vi
g. Menurut Umar Husein (2007 p.147), Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan
cenderung seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu objek atau gaga
san yang terdiri dari aspek keyakinan dan evaluasi atribut.
Dari definisi-definisi mengenai sikap diatas dapat disimpulkan bahwa s
ikap adalah suatu kecenderungan dan keyakinan seseorang terhadap suatu hal
yang bersifat mendekati (positif) atau menjauhi (negatif) ditinjau dari aspek af
ektif & kognitif dan mengarahkan pada pola perilaku tertentu.
2.2 Komponen Sikap
Komponen sikap terdiri atas 3, hal ini dijelaskan oleh Notoatmodjo (20
10) dalam buku Ilmu Perilaku Kesehatan.
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif adalah suatu aspek intelektual yang mempunya
i hubungan keterkaitan dengan pengetahuan manusia. Komponen ini meru
pakan olah pikir manusia terhadap stimulus atau rangsangan dari luar yang
menghasilkan pengetahuan. Untuk mendapatkan komponen kognitif ini bi
asanya melalui tempat-tempat yang memberikan informasi pendidikan sep
erti sekolah, media massa, dan kelompok atau komunitas pengendali suatu
penyakit. Contoh, seseorang yang berpendidikan tinggi seperti sarjana aka
n mempunyai pengalaman serta pengetahuan yang lebih dibandingkan den
gan seseorang yang berpendidikan sekolah menengah atas.
2. Komponen afektif
Komponen afektif adalah suatu aspek emosional yang mempunyai
hubungan keterkaitan dengan penilaian terhadap pengetahuan manusia. Set
elah seseorang mempunyai pengetahuan terhadap stimulus atau rangsanga
n dari luar, maka selanjutnya akan mengolahnya lagi dengan melibatkan e
mosionalnya. Contoh, seseorang perawat mempunyai pengetahuan tentang
suatu penyakit, namun perawat tersebut ikut terpapar penyakit yang ia sen
diri ketahui. Maka ia akan melibatkan emosional dengan merasa kecewa, s
edih dan mempunyai tekat untuk sembuh.

vii
3. Komponen konatif
Komponen konatif adalah suatu aspek visional yang mempunyai h
ubungan keterkaitan dengan kemauan untuk bertindak. Setelah seseorang
mempunyai pengetahuan dan melibatkan emosional yang dimiliki sebagai
seorang manusia, biasanya ia akan menindaklanjuti dengan bergabung dis
uatu komunitas yang diperlukan guna untuk memenuhi keinginan suatu tin
dakan. Contoh, seseorang perawat bergabung pada suatu komunitas lemba
ga kesehatan, karena mempunyai anggota keluarga yang terpapar suatu pe
nyakit. Hal ini merupakan upaya yang ia lakukan untuk mengembangkan p
engetahuan, memuaskan aspek emosional dan memenuhi aspek visionalny
a.
2.3 Karakteristik Sikap
Karakteristik atau ciri-ciri sikap berbeda-beda menurut para ahli,
tergantung dari sudut mana ahli tersebut menggambarkan ciri-ciri sikap. Sikap
adalah reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau
objek.
Sikap sebenarnya mengacu pada arti kesesuaian untuk menanggapi
rangsangan tertentu, yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
emosional terhadap rangsangan sosial. Selain bersifat positif atau negatif,
tingkatan sikap bervariasi (sangat suka, agak suka, dll.).
Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku tidaklah selalu mencerminkan
sikap seseorang, sebab sering kali terjadi bahwa seseorang memperhatikan
tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat berubah dengan
diperoleh tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta
tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1993).
Ciri-karakteristik sikap yaitu sebagai berikut :
1. Sikap itu dipelajari (learnability)
Sikap adalah hasil dari belajar. Sikap perlu dibedakan berdasarkan
motif-motif psikologi lainnya, seperti : lapar, haus, nyeri merupakan motif
psikologis yang tidak dipelajari, sedangkan menentukan hal yang akan
dikerjakan merupakan sikap yang dipelajari. Beberapa sikap dipelajari

viii
secara tidak sengaja atau tanpa pengetahuan sadar sebagai individu. Ada
kemungkinan sikap dipelajari dengan sengaja ketika individu memahami
bahwa melakukannya dengan lebih baik akan membantu tujuan kelompok,
atau memperoleh sesuatu yang berharga yang bersifat individual.
2. Sikap mempunyai kesetabilan (stability)
Sikap yang berasal dari apa yang telah dipelajari kemudia
dikembangkan, diperbaiki, dan stabil melalui pengalaman. Misalnya,
pengalaman menyukai atau tidak menyukai warna tertentu (spesifik) yang
diulang-ulang.
3. Sikap bersifat Personal Societal Significance
Sikap melibatkan interaksi antara seorang dengan orang lain dan juga
dengan suatu objek atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain
baik, terbuka, dan hangat, itu sangat berarti bagi dirinya dan dia akan
merasa bebas dan nyaman.
4. Sikap Berisi Kognitif & Affect
Kognitif adalah kepercayaan seseorang terhadap apa yang benar
baginya, sedangkan affect adalah komponen yang menyangkut emosional
seseorang. Berdasarkan hal tersebut sikap berisi berita yang aktual,
contohnya objek itu dirasakan nyaman atau sebaliknya.
5. Sikap bersifat Approach – Avoidance Directionality
Jika seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi dan mudah
bergaul dengan suatu objek, mereka akan menjangkau dan membantu
mereka, sebaliknya jika seseorang memiliki sikap yang sulit untuk
menyesuaikan diri, maka mereka akan cenderung menghindarinya.
(Ahmadi, 1999)
Selain itu, menurut WHO ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:
1. Pikiran dan Perasaan (Thoughts and feeling)
Hasil dari pikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepatnya diartikan
sebagai refleksi pribadi terhadap objek atau rangsangan, dan merupakan
modal untuk bertindak, dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan, kelebihan dan sumber daya yang tersedia.

ix
2. Kehadiran Orang Lain sebagai Referensi (Personal Reference)
Merupakan faktor yang memperkuat sikap terhadap tindakan, namun tetap
terkait dengan aspek individu.
3. Sumber Daya (Resurces)
Sumber daya yang tersedia mendukung sikap positif atau negatif terhadap
objek atau rangsangan, dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna.
4. Sosial Budaya (Culture)
Sosiokultural berperan besar dalam mempengaruhi cara berpikir seseorang
tentang objek atau rangsangan tertentu. (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Hawkins (2006), sikap memiliki beberapa karakteristik yaitu :
1. Arah, Karakteristik sikap tentang bagaimana individu memberi
penilaian pada suatu objek, apakah mengarah pada dukungan atau
tolakan.
2. Identitas, Karakteristik sikap memiliki derajat kekuatan yang berbeda
pada setiap orang, tergantung cara pandang seseorang terhadap
identitas individu lainnya.
3. Keluasan, Menunjukan sikap kesiapan individu dalam merespon dan
menyatakan sikap secara langsung. Adanya keleluasaan bersikap
ataupun berbicara dalam suatu lingkup akan membuat individu merasa
nyaman.
4. Konsistensi, Sikap individu dalam merespon suatu stimulus yang
dilakukannya secara konsisten
5. Spontanitas, Menunjukan sikap individu dalam merespon atau
menyatakan sikap secara spontan.
Ciri-ciri sikap menurut Eiser 1986 dalam Sobur 2003 :
1. Sikap adalah pengalaman subjektif. Pernyataan seseorang tentang
sikapnya merupakan kesimpulan dari pengamatannya atau perilakunya
sendiri.
2. Sikap dapat diungkapkan melalui bahasa. Sikap dapat diungkapkan
tanpa kata-kata sampai batas tertentu, tetapi konsep sikap sangat buruk

x
bila diterapkan dengan cara non-verbal. Bahasa sehari-hari penuh
dengan kata-kata yang mengandung unsur penilaian.
3. Sikap dikomunikasikan kepada orang lain. Sikap tidak hanya dapat
dipahami, tetapi juga diungkapkan dengan cara yang dapat dipahami
dan dipahami oleh orang lain. Ekspresi sikap merupakan kegiatan
sosial yang didasarkan pada anggapan bahwa ada pendengar yang
dapat memahami. Pengaruh kehadiran, jenis dan jumlah pendengar
merupakan pertanyaan empiris.
4. Sikap mengandung aspek evaluatif.
5. Sikap memiliki nilai yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Dari beberapa ciri ciri karakteristik di atas, secara umum dapat
disimpulkan : Sikap seseorang bukanlah bawaan dari lahir, sikap harus
dipelajari sepanjang hidup. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
berhubungan dengan suatu objek. Sikap cenderung memiliki aspek
motivasi dan emosional, sedangkan keterampilan dan pengetahuan
digunakan sebagai referensi dalam bersikap
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Sikap
1. Lingkungan
a. Lingkungan rumah
Rumah adalah lingkungan paling pertama yang ditempati oleh
keberadaan manusia. Dimana pembentukan karakter salah satunya sika
p sedari manusia usia kanak-kanak dipengaruhi oleh orang-orang yang
ada di rumah, termasuk bagaimana melakukan hubungan-hubungan de
ngan orang-orang di luar rumah. Dalam hal ini, yang paling berperan a
dalah orang tua, dimana mereka adalah sosok pertama yang akan palin
g berpengaruh pada manusia usia kanak-kanak. Orang tua akan menge
ndalikan, mengatur dan membimbing dari dasar setiap apa yang dibutu
hkan anak, termasuk tumbuh kembang nilai-nilai moral yang penting u
ntuk membentuk karakter anak.

xi
b. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah tempat orang tua menyerahkan anak-anaknya u
ntuk dididik melalui sistem pendidikan di sekolah. Dalam hal ini di sek
olah, sebagai pengganti peran orang tua adalah guru. Guru adalah oran
g yang akan berpengaruh terhadap pola pikir, perilaku, sikap anak dal
am membentuk kepribadiannya sedari sekolah paling dasar hingga ting
kat menengah atas. Guru akan membimbing, mengajar, serta memberi
kan motivasi terhadap keberhasilan anak dalam membentuk kepribadia
n anak.
c. Lingkungan pekerjaan
Lingkungan pekerjaan adalah lingkungan yang dikatakan sebag
ai pelengkap pembentukan karakter, setelah karakter dari usia manusia
kecil dan menuju dewasa telah dibentuk dari rumah dan pendidikan. Li
ngkungan pekerjaan berpengaruh terhadap pembentukan sikap, dimana
kondisi lingkungan pekerjaan yang nyaman akan membentuk sikap pos
itif pada pekerjanya, begitu sebaliknya lingkungan kerja yang tidak ny
aman akan membentuk sikap negatif pada pekerjanya.
d. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana tempat man
usia bersosialisasi dengan orang-orang lain dengan berbagai perbedaan
yang ada. Dimana baik atau buruknya proses sosialisasi melalui pergau
lan di lingkungan masyarakat akan mempengaruhi pembentukan sikap
seseorang. Jika seseorang berada di lingkungan pergaulan yang menjer
umuskan ke hal-hal buruk, maka sikap manusia tersebut juga akan terb
entuk menjadi buruk. Demikian pula dengan adanya perbedaan di mas
yarakat akan menimbulkan berbagai tanggapan terhadap hal tersebut, b
erbagai tanggapan terhadap perbedaan akan mempengaruhi pembentu
kan sikap seseorang. Bagaimana seseorang yang dapat menerima perbe
daan maka sikap yang telah terbentuk adalah sikap positif, begitupun s
ebaliknya jika tidak dapat menerima perbedaan maka sikap yang telah
terbentuk adalah sikap negatif.

xii
2. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu hal yang pernah dialami, dirasakan, dan d
ilalui oleh manusia di masa lalu atau sebelumnya. Pengalaman dapat dibed
akan menjadi dua, yaitu pengalaman positif dan pengalaman negatif. Peng
alaman akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap manusia melalui ba
gaimana tanggapan manusia terhadap perbedaan dua pengalaman tersebut.
Tanggapan akan menjadi dasar bagaimana sikap manusia terbentuk. Jika p
engalaman tersebut positif maka tanggapan manusia akan positif dan meng
hasilkan bentuk sikap yang positif pula. Sebaliknya, jika pengalaman terse
but negatif maka tanggapan manusia juga akan negatif dan menghasilkan b
entuk sikap yang negatif pula.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah suatu sistem yang dibentuk oleh manusia sendi
ri dalam bentuk pengetahuan, kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat
istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang akan mempengaruhi
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena kebudayaan erat dengan keh
idupan sehari-hari, maka hal ini mempengaruhi dalam pembentukan sikap
manusia. Apabila seorang manusia memiliki kebudayaan berdasarkan nila
i-nilai moral agama, maka akan terbentuk sikap yang menaati peraturan ag
ama yang dipercaya.
4. Orang lain yang berpengaruh dan dianggap penting
Orang yang berpengaruh dan dianggap penting adalah orang yang
berperan dengan segala hal yang dilakukan melalui sikap dan tingkah laku
sesuai dengan apa yang diharapkan. Orang yang berpengaruh atau diangg
ap penting antara lain, orang tua, pasangan, teman dekat, sahabat, atau bah
kan orang yang diidolakan. Contoh, seseorang memiliki orang yang diidol
akan seperti yang sedang ramai saat ini yaitu mengidolakan artis korea sep
erti boygroup atau girlgroup. Ambil contoh seseorang mengidolakan BTS,
maka segala hal yang dilakukan BTS dan sesuai dengan harapan orang ters
ebut akan mempengaruhi bagaimana pembentukan sikap seseorang di kehi
dupan sehari-hari. Ketika BTS melakukan suatu hal seperti memberikan m

xiii
otivasi untuk belajar mencintai diri sendiri, maka seseorang yang mengido
lakan juga akan mengikuti mencintai dirinya sendiri dan menerapkannya
melalui sikap yang terbentuk.
5. Media massa
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat segala ha
l informasi dapat tersebar dengan cepat dan mudah. Berbagai bentuk medi
a massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan keperc
ayaan seseorang. Adanya suatu informasi baru mengenai sesuatu hal akan
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap yang menangg
api hal tersebut.

BAB III
PENUTUP

xiv
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami dapat disimpulkan bahwa Si
kap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengal
aman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon indivi
du pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap sebenarnya
mengacu pada arti kesesuaian untuk menanggapi rangsangan tertentu, yang da
lam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi emosional terhadap rangsangan s
osial. Selain bersifat positif atau negatif, tingkatan sikap bervariasi (sangat suk
a, agak suka, dll.). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku, perilaku tidaklah s
elalu mencerminkan sikap seseorang, sebab sering kali terjadi bahwa seseoran
g memperhatikan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat b
erubah dengan diperoleh tambahan informasi tentang objek tersebut melalui p
ersuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap seseorang bukanlah bawa
an dari lahir, sikap harus dipelajari sepanjang hidup. Sikap tidak berdiri sendir
i, tetapi selalu berhubungan dengan suatu objek. Sikap cenderung memiliki as
pek motivasi dan emosional, sedangkan keterampilan dan pengetahuan diguna
kan sebagai referensi dalam bersikap.
3.2 Saran
Demiikian hasil dikusi kelompok mengenai makalah ini. Makalah ini k
ami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psiko
logi Kesehatan dan peluasan wawasan ilmu mengenai Pembentukan Sikap.
Kami berharap dengan terbentuknya makalah ini dapat bermanfaat bag
i setiap orang yang membaca, terutama untuk seluruh civitas akademik Politek
nik Yakpermas Banyumas yang dalam hal ini adalah prodi DIII Keperawatan.
Permohonan maaf kami ucapkan apabila masih banyak kekurangan dal
am makalah ini baik dalam kata, kalimat, penulisan hingga isi makalah tersend
iri. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati kami memohon saran dan krit
ik sehingga tercapai makalah yang lebih baik kedepannya.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2013) SIKAP MANUSIA: Teori dan Pengukurannya edisi ke 2.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

xvi
Fatwikiningsih, N., & Psi, S. (2020). Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Pener
bit Andi.

Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Perkembangan.Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cip


ta.

Wigati, Mulat Abdullah. (2008) Sosiologi VIII. Jakarta: Grasindo.

xvii

Anda mungkin juga menyukai