Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM

Dosen Pembimbing ;
M. FUAD BADRUDDIN, M.Pd.I

KELOMPOK 6
Ahmad Bahru Salam
Laelatul Mukarromah

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG PROBOLINGG
2021
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan.............................................................................................................................. 4

BAB II ..................................................................................................... 5
PEMBAHASAN........................................................................................ 5
A. Definisi Implementasi Kurikulum ................................................................................... 5
B. Pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum. .......................................................... 5
C. Perencanaan Implementasi Kurikulum. .......................................................................... 7
D. Pihak Terkait Dalam Pengembangan Kurikulum............................................................ 9
E. Tahapan Implementasi Kurikulum. ............................................................................... 11
F. Administrasi Pelaksanaan Kurikulum. .......................................................................... 12
G. Pelaksanaan Kurikulum................................................................................................. 13

BAB III ................................................................................................. 14


PENUTUP.............................................................................................. 14
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
secara umum, cukup memberi kelegaan pada kita bersama. Karena pada berbagai
bidang ilmu pengetahuan seperti telekomunikasi, kesehatan, pertanian dan lain-lain
terjadi perkembangan yang cukup menggembirakan. Tapi bilamana dilihat pula
perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya pada sektor keguruan
atau tenaga kependidikan, maka kita akan merasa kecewa dan sedih. Apalagi kalau
ditelusuri lebih jauh ke pelosok-pelosok dan sekolah-sekolah terpencil yang ada di
desa-desa. Pada umumnya, hasil pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan
kita bersama belum dapat dicapai dimana kenyataan yang ada menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang
belum memuaskan.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk
memecahkan persoalan yang ada, namun ternyata masih saja dijumpai kelemahan dan
kekurangan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah
maupun di jenjang perguruan tinggi. Salah satu kekurangan atau kelemahan yang
mendasar tampak pada implementasi kurikulum, yang notabenenya fungsi dan
peranan ini berada dipundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan
bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum
dianggap masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai implementasi
kurikulum yang meliputi pengertian implementasi kurikulum, prinsip-prinsip
pelaksanaan kurikulum, pendekatan dan model implementasi kurikulum, pihak yang
terkait dalam implementasi kurikulum, tahap-tahap implementasi kurikulum dan
pelaksanaan/ implementasi kurikulum.
Dengan informasi yang tersaji dalam makalah ini, diharapkan dapat
membantu khususnya bagi praktisi pendidikan untuk menerapkan kurikulum pada
masing-masing satuan pendidikan, agar dapat mengemban tugas dan tanggung jawab
sebagai implementator kurikulum yang baik.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi implementasi kurikulum?
2. Bagaimana pendekatan dan model implementasi kurikulum ?
3. Bagaimana perencanaan implementasi kurikulum ?
4. Siapasaja pihak terkait dalam pengembangan kurikulum ?
5. Bagaimana tahapan implementasi kurikulum ?
6. Bagaimana administrasi pelaksanaan kurikulum ?
7. Bagaimana pelaksanaan kurikulum ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi implementasi kurikulum.
2. Mengetahui pendekatan dan model implementasi kurikulum.
3. Mengetahui perencanaan implementasi kurikulum.
4. Mengetahui pihak terkait dalam pengembangan kurikulum
5. Mengetahui tahapan implementasi kurikulum
6. Mengetahui administrasi pelaksanaan kurikulum
7. Mengetahui pelaksanaan kurikulum

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Implementasi Kurikulum


Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah: “Outsome thing into effect” atau penerapan sesuatu yang
memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
apa yang diungkapkan Miller dan Seller (1985): bahwa “in some case implementation has
been identified with instruction” lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi kurikulum
merupakan suatu penerapan konsep ide program atau tatanan kurikulum ke dalam praktik
pembelajaran atau berbagai kreativitas baru sehingga terjadinya perubahan pada
sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.

Fullan dalam Hamalik (1991: 65-66) mendefinisikan suatu gagasan, program


atau kumpulan kegiatan yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan untuk
berubah. Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan
program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan yang disesuaikan terhadap situasi dan
kondisi lapangan dan karakteristik peserta didik baik perkembangan intelektual, emosional,
serta fisiknya.

B. Pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum.


Kurikulum yang telah tersusun harus diimplementasikan di lapangan. Para
peneliti atau para ahli dalam menyusun program implementasi kurikulum secara umum
bertujuan untuk ;
1) mengukur derajat keberhasilan suatu inovasi kurikulum setelah suatu rencana
diterapkan.
2) mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum.

Jackson (1991: 406) mengidentifikasi ada lima faktor yang menjadi


penghambat implementasi kurikulum, yaitu :
1) guru yang tidak inovatif,
2) guru tidak mempunyai keterampilan dan pengetahuan terhadap hal-hal baru,
3) tidak tersedia sarana,

5
4) ketidakcocokan kebijakan dengan inovasi, dan
5) tidak adanya motivasi bagi pelaksana inovasi.

Jackson (1991: 404) menjelaskan tiga pendekatan dalam implementasi


kurikulum yaitu:
(1) fidelity perspective,
(2) mutual adaptation, dan
(3) enactment curriculum, yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Fidelity Perspective
Fidelity Perspective kurikulum dipandang sebagai rancangan (program) yang dibuat di
luar ruang kelas, kurikulum menurut perspective ini juga dipandang sebagai sesuatu
yang riil (rencana program) yang diajarkan oleh guru, para pengembang kurikulum pada
umumnya mempunyai spesialisasi kurikulum di luar sistem sekolah seperti konsultan,
akademis, atau para guru. Namun demikian ahli kurikulum tersebut dapat dipegang oleh
administrator pendidikan atau komite kurikulum.
2. Mutual Adaptation
Pendekatan ini memiliki ciri pokok dalam implementasinya, pelaksana kurikulum
mengadakan penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi riil, kebutuhan dan tuntutan
perkembangan secara kontekstual. Pendekatan berangkat dari asumsi bahwa
berdasarkan temuan empirik, pada kenyataannya kurikulum tidak pernah benar-benar
dapat diimplementasikan sesuai rencana, tetapi perlu diadaptasi sesuai kebutuhan
setempat (Jackson, 1991: 428).
3. Enactment Curriculum
Perspektif enactment curriculum memandang bahwa rencana kurikulum bukan
merupakan produk atau peristiwa, melainkan sebagai proses yang berkembang dalam
interaksi antara guru dan siswa, terutama dalam membentuk kemampuan berpikir dan
bertindak .

Berkenaan dengan model-model implementasi kurikulum, Miller dan Seller


(1985: 249-250) menggolongkan model dalam implementasi menjadi tiga, yaitu The
concerns-based adaption model, model Leithwood, dan model TORI.
a. The Concerns-Based Adaption Model (CBAM)
Model CBAM ini adalah sebuah model deskriptif yang dikembangkan melalui
pengidentifikasian tingkat kepedulian guru terhadap sebuah inovasi. Perubahan dalam

6
inovasi ini ada dua dimensi, yakni tingkatan-tingkatan kepedulian terhadap inovasi serta
tingkatan-tingkatan penggunaan inovasi. Perubahan yang terjadi merupakan suatu
proses bukan peristiwa yang sering terjadi ketika program baru diberikan kepada guru,
merupakan pengalaman pribadi, dan individu yang melakukan perubahan.

b. Model Leithwood
Model ini memfokuskan pada guru. Asumsi yang mendasari model ini adalah 1) setiap
guru mempunyai kesiapan yang berbeda; 2) implementasi merupakan proses timbal
balik; serta 3) pertumbuhan dan perkembangan memungkinkan adanya tahap-tahap
individu untuk identifikasi. Intinya membolehkan para guru dan pengembang kurikulum
mengembangkan profil yang merupakan hambatan untuk perubahan dan bagaimana
para guru dapat mengatasi hambatan tersebut. Model ini tidak hanya menggamnbarkan
hambatan dalam implementasi, tetapi juga menawarkan cara dan strategi para guru
dalam mengatasi hambatan yang dihadapinya tersebut.

c. Model TORI
Model ini dimaksudkan untuk menggugah masyarakat dalam mengadakan perubahan.
Dengan model ini diharapkan adanya minat (interest) dalam diri guru untuk
memanfaatkan perubahan. Esensi dari model TORI adalah: 1) Trusting: menumbuhkan
kepercayaan diri; 2) Opening: menumbuhkan dan membuka keinginan; 3) Realizing:
mewujudkan, dalam arti setiap orang bebas berbuat dan mewujudkan keinginannya
untuk perbaikan; 4) Interdepending: saling ketergantungan dengan lingkungan. Inti dari
model ini memfokuskan pada perubahan personal dan perubahan sosial. Model ini
menyediakan suatu skala yang membantu guru mengidentifikasi, bagaimana lingkungan
akan menerima ide-ide baru sebagai harapan untuk mengimplementasikan inovasi
dalam praktik serta menyediakan beberapa petunjuk untuk menyediakan perubahan.

C. Perencanaan Implementasi Kurikulum.

Perencanaan itu terjadi pada semua kegiatan. Perencanaan merupakan tahap


awal dalam sebuah manajemen sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.
Perencanaan adalah hal yang sangat esensial karena dalam kenyataanya perencanaan
memegang peranan lebih bila di banding dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya,
seperti pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan. Dimana fungsi-fungsi manajemen

7
tersebut sebenarnya hanya merupakan pelaksanaan dari sebuah perencanaan. Sedangkan
pengertian kurikulum sendiri itu menurut para ahli mempunyai makna yang berbeda-beda.
Lazimnya rencana yang disusun untuk melancarkan kegiatan yang hendak dicapai baik
dalam lingkungan Formal atau Non formal.

Pengertian perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum


ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan
Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer
perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Karakteristik perencanaan
kurikulum adalah Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas, kerangka
kerja yang komprehensif, bersifat reaktif dan antisipatif, harus memuat artikulasi program
sekolah dan anak didik pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah.

Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum1, yaitu:

1. Objektivitas
Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan tujuan
pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.

2. Keterpaduan
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu,
keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam
proses penyampaian.

3. Manfaat
Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan keterampilan
sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta bermanfaat
sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan Pendidikan.

4. Efisiensi dan Efektivitas


Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan waktu
dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.

5. Kesesuaian

1
Arif Munandar, Pengantar Kurikulum, ( Yogyakarta: CV.BUDI UTAMA, 2018), 104

8
Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan tenaga
kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan atau perkembangan masyarakat.

6. Keseimbangan
Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi,
sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program akan dilaksanakan.

7. Kemudahan
Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang
membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses
pembelajaran.

8. Berkesinambungan
Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahapan, jenis,
dan jenjang satuan pendidikan.

9. Pembakuan
Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan Pendidikan.
Sejak dari pusat sampai daerah.

10. Mutu
Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga turut
meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.

D. Pihak Terkait Dalam Pengembangan Kurikulum.

Pihak-pihak yang terlibat atau terkait dengan implementasi kurikulum adalah


sebagai berikut:
1. Pakar Ilmu Pendidikan
Dalam praktik pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum pakar ilmu
pendidikan ini sering kali berada dalam posisi sebagai konsultan kurikulum dengan
tugas yang sesuai dengan kepakarannya.
2. Ahli Kurikulum
Yaitu orang-orang yang terlibat dalam membuat konsep, model ataupun persiapan
pengelolaan kurikulum yang dijadikan sebagai dokumen terdiri dari pakar pendidikan
dan pakar kurikulum dan administrator pendidikan.
3. Supervisor

9
Dalam proses pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum haruslah ada
supervisor dalam kerangka tugas sebagai pemimpin pendidikan, sehingga setiap
supervisor berkewajiban melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah kegiatan untuk
mendatangi dan membimbing yang disupervisi, yaitu guru ke arah pencapaian tujuan
pendidikan sekolah.
4. Sekolah
Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan
tanggung jawab pihak lainnya dalam pendidikan di daerah yang bersangkutan.
5. Kepala sekolah
Tugas dari kepala sekolah dalam implementasi kurikulum adalah menjamin tersedianya
dokumen kurikulum, membantu dan memberikan nasihat kepada guru, mengatur jadwal
pertemuan guru dan menyusun laporan evaluasi. Adapun kegiatan yang dilakukan
kepala sekolah adalah menciptakan kondisi bagi pengembangan kurikulum di
sekolahnya dan menyusun rencana anggaran tahunan yang berfungsi sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya, baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek.
6. Guru
Dalam implementasi kurikulum guru, dapat dikatakan sebagai ujung tombak
keberhasilan implementasi kurikulum. Mengingat pentingnya kepentingan
keterampilan guru dalam pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi kurikulum,
wajar apabila pendidikan guru haruslah diperhatikan dengan pertimbangan berbagai
aspek yang dibutuhkan atau perlu dikuasai oleh seorang guru.
7. Siswa
Siswa sampai berperan dalam keberhasilan implementasi kurikulum karena semua
kegiatan pengembangan kurikulum sampai dengan implementasi kurikulum yang
sangat nyata adalah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
sewajarnya. Minat yang penuh, usaha yang sungguh penyesuaian tugas-tugas serta
partisipasi dalam setiap kegiatan sekolah.
8. Orang Tua dan Masyarakat
Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum peran orang tua siswa melalui kerja
sama sekolah dengan orang tua siswa. Hal ini disebabkan tidak semua kegiatan belajar
yang dituntut oleh kurikulum dapat dilaksanakan oleh sekolah sehingga sebagian
dilakukan di rumah. Secara berkala orang tua siswa menerima laporan kemajuan

10
anaknya dari sekolah berupa rapor yang merupakan komunikasi tentang program atau
kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.

E. Tahapan Implementasi Kurikulum.

Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi.
1. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan
implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Dalam setiap penetapan berbagai
elemen yang akan digunakan dalam proses implementasi kurikulum terdapat tahapan
proses pembuatan keputusan yang meliputi; 1) Identifikasi masalah yang dihadapi
(tujuan yang ingin dicapai); 2) Pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi,
personalia, anggaran dan waktu, 3) Evaluasi setiap alternatif tersebut; 4) penentuan
alternatif yang paling tepat (Poster 1996).

2. Tahap Pelaksanaan Implementasi


Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan Blue Print yang telah disusun dalam
perencanaan dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah
ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi masing-
masing atau gabungan, tergantung pada rencana sebelumnya, hasil dari pekerjaan ini
adalah tercapainya tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan.

3. Tahap Evaluasi Implementasi


Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal: 1) Melihat proses pelaksanaan yang sedang
berjalan sebagai tugas kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana
dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. 2) Melihat hasil
akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai
dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan
suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan
dalam tahap perencanaan.

11
F. Administrasi Pelaksanaan Kurikulum.

Sondang S. Siagian mengemukakan definisi administrasi adalah keseluruhan


proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Administrasi pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua perilaku yang


bertalian dengan semua tugas yang memungkinkan terlaksanakannya kurikulum. Dalam
administrasi pelaksanaan kurikulum ini, tujuan administrasi tersebut adalah agar kurikulum
dapat dilaksanakan dengan baik. Administrasi bertugas menyediakan atau mempersiapkan
fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi agar kurikulum dapat dilaksanakan.

Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum antara lain sebagai berikut:


a. Menyusun rencana kegiatan tahunan
b. Menyusun rencana pelaksanaan program/unit
c. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan
d. Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar
e. Mengatur pelaksanaan pengisian buku laporan pribadi
f. Melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler
g. Melaksanakan evaluasi belajar tahap akhir
h. Mengatur alat perlengkapan pendidikan
i. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
j. Melaksanakan usaha-usaha peningkatan mutu guru

Dalam pelaksanaan kurikulum, kegiatan kepala sekolah sesuai dengan perannya


sebagai pemimpin sekolah menitikberatkan pada: menyususn perencanaan untuk
melaksanakan kurikulum dalam sistem sekolah yang dipimpinnya, melakukan koordinasi
kegiatan guru-guru, menata dan membina organisasi guru dan organisasi pembelajaran
siswa. Membina sistem komunikasi yang efektif di lingkungan sekolah antara sekolah dan
masyarakat serta lembaga-lembaga lainnya, melakukan supervisi bagi guru-guru bidang
studi dan menilai kegiatan guru-guru serta melaksanakan penilaian secara keseluruhannya.
Tugas guru menyusun perencanaan kegiata tahunan, bulanan dan mingguan yang terkait
dalam pelaksanaan instruksional dalam bidang studi atau kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.

12
Kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran menyangkut bidang kegiatan
guru, kepala sekolah dan murid sendiri. Kegiatan ekstra kurikuler berkenaan dengan
penyusunan program penyediaan peralatan dan pembiayaan dan keterkaitannya dengan
kegiatan intra kurikuler. Kegiatan dalam evaluasi menjadi tanggung jawab guru dan kepala
sekolah namun terkait dengan siswa dan orang tua murid keseluruhan.

G. Pelaksanaan Kurikulum.

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu pelaksanaan


kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah
kepala sekolah dan pada tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan
antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan
perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah,
tetapi antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa
bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan proses administrasi
kurikulum.
1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan
kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Tanggung jawab kepala sekolah
adalah kepala sekolah sebagai pemimpin, sebagai administrator, penyusunan rencana
tahunan, pembinaan organisasi sekolah, koordinator dalam pelaksanaan kurikulum,
kegiatan memimpin rapat kurikuler, sistem komunikasi dan pembinaan kurikuler.

2. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas


Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga
jenis kegiatan administrasi, yaitu pembagian tugas mengajar, pembagian tugas-tugas
pembinaan ekstrakurikuler, pembagian tugas bimbingan belajar.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum


yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan
pelaksanaan dan pengelolaan yang disesuaikan terhadap situasi dan kondisi lapangan dan
karakteristik peserta didik baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.

Menurut Jackson tiga pendekatan dalam implementasi kurikulum yaitu: fidelity


perspective, mutual adaptation, dan enactment curriculum. dan menurut Miller dan Seller
model implementasi ada tiga, yaitu The concerns-based adaption model, model Leithwood,
dan model TORI.
Karakteristik perencanaan kurikulum adalah harus berdasarkan konsep yang
jelas, kerangka kerja yang komprehensif, bersifat reaktif dan antisipatif, harus memuat
artikulasi program sekolah dan anak didik pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah.
Sedangkan Asas perencanaan kurikulum diantaranya adalah : Objektivitas, keterpaduan,
manfaat, Efisiensi dan Efektivitas, Kesesuaian, Keseimbangan, Kemudahan,
Berkesinambungan, Pembakuan, Mutu.
Pihak-pihak terkait pengembangan kurikulum adalah ; Pakar Ilmu Pendidikan,
Ahli Kurikulum, Supervisor, Sekolah, Kepala sekolah, Guru, Siswa, Orang Tua, dan
Masyarakat.

Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi. Tahap Perencanaan Implementasi, Tahap Pelaksanaan
Implementasi, Tahap Evaluasi Implementasi.

Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum antara lain sebagai berikut:


Menyusun rencana kegiatan tahunan, Menyusun rencana pelaksanaan program/unit,
Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar,
Mengatur pelaksanaan pengisian buku laporan pribadi, dll. Dan Pelaksanaan kurikulum
dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat
kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada tingkat kelas
yang berperan adalah guru

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai