Anda di halaman 1dari 9

PERILAKU KEORGANISASIAN

“ HAL – HAL YANG MENDASARI PERILAKU MANUSIA ”

OLEH :
KELOMPOK 1
ANAK AGUNG INDAH SEPTIARI 202133121021
PUTU ANDINI JELITA PUTRI 202133121022
I MADE BAGUS BRAMADIJANGGA 202133121100
SERLIANTI ULU 202133121001
NI MADE AYU DEVI MARSELIA 202133121086

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “ Hal-Hal Yang
Mendasari Perilaku Manusia ” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas pada mata
kuliah pengantar manajemen strategik. Makalah ini kami susun dengan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Agung Suariedewi selaku dosen Prilaku Keorganisasian di kelas D6 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa.
2. Seluruh pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil laporan penelitian ini masih
jauh dari kata sempurna sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang manajemen
strategik khususnya mengenai hal-hal yang mendasari perilaku manusia.

Denpasar, 20 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Proses Belajar..................................................................................................................................2
2.1.1 Proses Belajar Dilihat Dari Proses Pengajaran............................................................................2
2.2 Proses Pemecahan Masalah............................................................................................................3
2.2.1 Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah..................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memahami manusia perlu dilakukan untuk melihat karakter personal. Pada dasarnya
seorang manusia itu unik masing-masing memilki karakter yang berbeda yang dibentuk oleh
lingkungan,pengalaman, pendidikan dan lain-lian. Karakter-karakter tersebutlah yang muncul
dalam perilaku individu. Perilaku individu adalah suatu reaksi yang dimiliki oleh seseorang
terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa dan dipahami untuk selanjutnya terbentuk dalam
perbuatan dan sikap. Penilaian perilaku dapat dicermati melalui berbagai pendekatan,seperti
pengamatan yang detail, evaluasi, serangkaian tes tertentu,dll.
Perilaku individu adalah elemn penting bagi organisasi, sehingga penting untuk dapat
memahami perilaku individu. Manajer seharusnya mampu memahmi perilaku bawahaanya,
demikian juga sebaliknya.
Dengan memahami perilaku individu maka anda dapat memahami alasan dari tindakan
yang dilakukan seseorang. Mengenal perilaku individu juga dapat menghindari kesalah pahaman
dalam berkomunikasi. Selain itu pemahaman perilaku indivudu dapat membantu proses
penempatan dan promosi seseorang.
Dalam memahami perilaku individu ada beberapa faktor yang mendasari individu
tersebut berperilaku Perilaku individu setidaknya dipengaruhi oleh kemampuan, intelektual, dan
inteljensi yang dimilki seseorang.Kemampuan dapat berupa kemampuan fisik juga mental dan
intelejensi. Kemampuan fisik dapat diartikan sebagai kemampuan yang meliputi daya tahan,
stamnina, kekuatan,dan karakter fisik lainnya. Sedangkan mental mencakup daya tahan pada
tekanan di tempat kerja stress dan konflik. Intelejensi lebih menekankan kepada kecerdasan
kognitif, kecerdasan sosial,dan budaya.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai hal-hal yang mendasari perilaku
individu pada organisasi yaitu, proses belajar dan proses pemecahan masalah.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana proses belajar ?
b) Bagaimana proses pemecahan masalah

1.3 Tujuan Penulisan


a) Untuk dapat mengetahui dari proses belajar.
b) Untuk dapat mengetahui dari proses pemecahan masalah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Belajar


Proses Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan pada seseorang.
Proses belajar seseorang tidak dapat diamati secara langsung namun dapat dilihat perubahan
perilakunya sebagai hasil dari proses pembelajaran tersebut. Robbins dalam Ratmawati dan
Herachwati (2007), memberi suatu kesimpulan bahwa belajar telah berlangsung jika seseorang
individu berperilaku, bereaksi dan memberi tanggapan sebagai hasil dari pengalaman dengan
cara yang berbeda dari perilaku sebelumnya. Ada tiga teori pembelajaran yaitu; classical
conditioning (pengkondisian klasik), operant conditioning (pengkondisian operan), dan social
learning (pembelajaran sosial).
Teori pertama yaitu pengkondisian klasik merupakan suatu tipe pengkondisian dimana
individu menanggapi beberapa stimulus yang tidak akan selalu menghasilkan respon
semacamnya. Sebagai gambaran, karyawan berperilaku tertentu (dalam artian yang positif) bila
akan mendapat pemeriksaan dari atasannya. Dengan kata lain dalam pengkondisian klasik bila
sesuatu terjadi maka seseorang akan bereaksi dengan cara yang khusus. Respon ini terjadi karena
sesuatu telah dikenali sebelumnya.
Teori kedua yaitu pengkondisian operan merupakan tipe pengkondisian yang
menunjukkan bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya.
Seseorang berperilaku secara sukarela yang diinginkan untuk menuju pada perolehan ganjaran
(reward) atau mencegah suatu hukuman(punishment). Pada teori ini pembelajaran dikaitkan
dengan penguatan untuk memperoleh sesuatu sebagai konsekuensi dari setiap tindakan atau
kegiatan.
Sedangkan teori ketiga, pembelajaran sosial adalah seseorang dapat belajar melalui
pengamatan dan pengalaman langsung. Disini pengaruh lingkungan sekitar sangat kuat seperti
halnya orang tua, guru, teman, atasan, tokoh, maupun gambaran perilaku yang dilihat dimedia
informasi.

2.1.1 Proses Belajar Dilihat Dari Proses Pengajaran

a) Belajar Intuitif
Berpikir intuitif tidak memiliki langkah-langkah yang dapat dirumuskan
secara pasti dan teliti, lebih merupakan suatu manuver yang didasarkan atas
persepsi implisit dari keseluruhan masalah. Pemikir sampai pad suatu jawaban
mungkin benar mungkin juga tidak, dengan sedikit pernyataan tentang proses
pencapaiannya. Ia sering jarang dapat menjelaskan bagaimana memperoleh
jawaban, mungkin juga ia tidak menyadari aspek-aspek dari situasi masalah yang
ia hadapi/kerjakan. Biasanya proses pemikiran intuitif ini berkenaan dengan
domain kognitif terutama dengan struktur pengetahuan, yang memungkinkan ia

2
melangkah atau meloncar atau memotong jalan pendek untuk sampai pada sauatu
jawaban atau pemecahan.
b) Belajar Bermakna
Ausubel dan Robinson (1969) dikutip dari Sumadinata (1987)
membedakan dua dimensi dari proses belajar, yaitu dimensi cara menguasai
pengetahuan dan secara menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur ide
yang telah ada. Pada dimensi yang pertama dibedakan tipe belajar yang bersifat
mencari (discovery learning) dan yang bersifat menerima (reception learning).
Pada dimensi kedua, dibedakan antara belajar yang bersifat menghapal (rote
learning) dan belajar bermakna (meaningful learning).

Ada dua hal penting dalam konsep bermakana, yaitu struktur kognitif dan
materi pengetahuan baru. Struktur kognitif merupakan segala pengetahuan yang
yang telah dimiliki siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar yang lalu. Dalam
belajar bermakana pengetahuan baru harus mempunyai hubungan atau
dihubungkan dengan struktur kognitifnya. Hubungan itu akan terjadi karena
adanya kesamaan isi (substantiveness) dan secara berarturan (non-arbitrer). Kedua
sifat hubungan tersebut menunjukkkan adanya kebermaknaan logis materi yang
akan dipelajari. Jadi kebermaknaan logis ini merupakan sifat dari materi yang
akan dipelajari tetapi tidak berarti menjamin bahwa itu bermakna bagi siswa.

2.2 Proses Pemecahan Masalah


Masalah adalah hal yang tidak dapat kita hindari, karena kehidupan memang selalu
menawarkan problematika baru yang perlu kita hadapi dan selesaikan. Dikarenakan masalah
hadir untuk diselesaikan, maka munculah istilah yang dinamakan pemecahan masalah atau
problem solving. Pemecahan masalah adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara mendefinisikan masalah, menentukan penyebab
utama dari suatu permasalahan, mencari sebuah solusi dan alternatif untuk pemecahan masalah,
dan mengimplementasikan solusi tersebut sampai masalah benar-benar dapat terselesaikan.
Langkah-langkah pemecahan masalah yang tepat akan memberitahu kita tahapan
pemecahan masalah apa yang perlu diambil terlebih dahulu. Ketika kita membiarkan sebuah
permasalahan berlanjut secara berlarut-larut, ini menandakan bahwa kita tidak memiliki
keberanian untuk memecahkan masalah dengan baik dan tepat. Malahan, tindakan seperti ini
hanya akan menyusahkan kehidupan kita di masa depan. Keterampilan untuk memecahkan
masalah sangat perlu dimiliki semua orang. Dalam menyelesaikan masalah, terdapat beberapa
langkah-langkah yang dapat dilakukan

3
2.2.1 Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah

, Adapun menurut J.Dewey langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut antara lain:


a) Merumuskan masalah

Tahap pertama yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah adalah untuk


mengidentifikasi masalah. Tahapan identifikasi masalah ini dapat dilakukan menggunakan
kegiatan brain storming. Adapun kemampuan yang diperlukan pada tahap ini adalah mengetahui
dan merumuskan masalah secara jelas.Tahap ini merupakan hal yang penting karena seseorang
cenderung tidak menyadari masalah utama yang mereka hadapi. Hal ini terkadang dapat
berpengaruh pada tahap selanjutnya yang tidak maksimal.
b) Menelaah masalah

Setelah mengetahui dan m erumuskan masalah, tahap selanjutnya adalah menelaah atau
mendiagnosis masalah. Pada tahap ini pengetahuan yang dimiliki sangat diperlukan untuk dapat
memerinci dan menganalisa masalah dari berbagai sudut pandang.
c) Merumuskan hipotesis
Tahapan selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau alternatif strategi penyelesaian
masalah. Pada tahap ini, seseorang dituntut untuk berpikir secara kreatif, divergen, menghayati
setiap ruang lingkup dan sebab akibat untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian.
d) Mengumpulkan data

Dalam mengumpulkan data dibutuhkan kecakapan mencari dan menyusun data,


kemudian menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.Hal ini dapat memudahkan
untuk mengelompokkan dan menggunakan data pada tahap selanjutnya.
e) Membuktikan hipotesis
Tahapan berikutnya adalah membuktikan hipotesis menggunakan data yang sudah
dikumpulkan. Kemampuan yang diperlukan pada tahap ini adalah menelaag dan membahas data.
Selanjutnya menghubungkan serta mengambil keputusan hingga merumuskan kesimpulan adalah
kemampuan yang diperlukan.
f) Menentukan pilihan penyelesaian
Pada tahap akhir dari proses penyelesaian masalah adalah menentukan pilihan
penyelesaian. Pilihan penyelesaian ini berdasarkan alternatif pilihan yang telah dirumuskan dan
didukung dengan hasil dari pembuktian hipotesis yang telah dilakukan. Pada tahap ini
dibutuhkan kecakapan dalam membuat alternatif penyelesaian dengan memperhitungkan akibat
yang akan terjadi pada setiap pilihan.Tahap selanjutnya seteleh menentukan penyelesaian adalah
mengimplementasikan pemikiran menjadi sebuah aksi nyata.
Keseluruhan tahapan ini disebut sebagai sebuah siklus yang berulang. Di mana ketika
sudah sampai tahap menentukan pilihan kemudian diimplementasikan dan dilihat kembali solusi
tersebut apakah berfungsi atau tidak. Apabila hasilnya tidak maksimal dan masalah tidak
terselesaikan dengan baik, maka harus diperhatikan kembali pada tahap 1 yakni identifikasi
masalah. Dengan demikian siklus kembali berlanjut hingga sampai pada solusi yang diharapkan
dapat menyelesaikan masalah.

4
Pada proses pencarian alternatif solusi terkadang diperlukan wawasan sebagai sudut
pandang dalam menentukan jawaban. Wawasan atau insight adalah solusi tiba-tiba untuk
masalah lama, pengenalan ide baru yang muncul tiba-tiba, atau pemahaman yang tiba-tiba
tentang situasi yang kompleks. Hal tersebut disebut pula sebagai momen  solusi yang ditemukan
melalui wawasan seringkali lebih akurat daripada yang ditemukan melalui analisis langkah demi
langkah. Untuk memecahkan lebih banyak masalah pada tingkat yang lebih cepat, wawasan
diperlukan untuk memilih langkah-langkah produktif pada berbagai tahap siklus pemecahan
masalah. Strategi pemecahan masalah ini berkaitan secara khusus dengan masalah yang disebut
sebagai masalah wawasan.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan pada seseorang.
Proses belajar seseorang tidak dapat diamati secara langsung namun dapat dilihat perubahan
perilakunya sebagai hasil dari proses pembelajaran tersebut. . Ada tiga teori pembelajaran yaitu;
classical conditioning (pengkondisian klasik), operant conditioning (pengkondisian operan), dan
social learning (pembelajaran sosial).
Proses belajar dapat dilihat dari proses pengajaran, ada 2 proses pengajaran yaitu, Belajar
intuitif dan Belajar bermakna. Berpikir intuitif tidak memiliki langkah-langkah yang dapat
dirumuskan secara pasti dan teliti, lebih merupakan suatu manuver yang didasarkan atas persepsi
implisit dari keseluruhan masalah. Ada dua hal penting dalam konsep bermakana, yaitu struktur
kognitif dan materi pengetahuan baru. Struktur kognitif merupakan segala pengetahuan yang
yang telah dimiliki siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar yang lalu.
Selain proses belajar, proses pemecahan masalah merupakan salah satu hal yang
mendasari perilaku individu. Pemecahan masalah adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara mendefinisikan masalah, menentukan penyebab
utama dari suatu permasalahan, mencari sebuah solusi dan alternatif untuk pemecahan masalah,
dan mengimplementasikan solusi tersebut sampai masalah benar-benar dapat terselesaikan.
Adapun Langkah Langkah yang bisa kita lakukan dalam pemecahan suatu masalah yaitu,
1). Merumuskan masalah, 2). Menelaah masalah, 3). Merumuskan Hipotesis, 4). Mengumpulkan
Data, 5). Membuktikan Hipotesis, 6). Menentukan pilihan penyelesaian. Pada tahap menentukan
pilihan penyelesaian dibutuhkan kecakapan dalam membuat alternatif penyelesaian dengan
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.Tahap selanjutnya seteleh
menentukan penyelesaian adalah mengimplementasikan pemikiran menjadi sebuah aksi nyata.

Anda mungkin juga menyukai