OLEH :
KELOMPOK 1
ANAK AGUNG INDAH SEPTIARI 202133121021
PUTU ANDINI JELITA PUTRI 202133121022
I MADE BAGUS BRAMADIJANGGA 202133121100
SERLIANTI ULU 202133121001
NI MADE AYU DEVI MARSELIA 202133121086
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “ Hal-Hal Yang
Mendasari Perilaku Manusia ” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas pada mata
kuliah pengantar manajemen strategik. Makalah ini kami susun dengan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Agung Suariedewi selaku dosen Prilaku Keorganisasian di kelas D6 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa.
2. Seluruh pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil laporan penelitian ini masih
jauh dari kata sempurna sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang manajemen
strategik khususnya mengenai hal-hal yang mendasari perilaku manusia.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Proses Belajar..................................................................................................................................2
2.1.1 Proses Belajar Dilihat Dari Proses Pengajaran............................................................................2
2.2 Proses Pemecahan Masalah............................................................................................................3
2.2.1 Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah..................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
a) Belajar Intuitif
Berpikir intuitif tidak memiliki langkah-langkah yang dapat dirumuskan
secara pasti dan teliti, lebih merupakan suatu manuver yang didasarkan atas
persepsi implisit dari keseluruhan masalah. Pemikir sampai pad suatu jawaban
mungkin benar mungkin juga tidak, dengan sedikit pernyataan tentang proses
pencapaiannya. Ia sering jarang dapat menjelaskan bagaimana memperoleh
jawaban, mungkin juga ia tidak menyadari aspek-aspek dari situasi masalah yang
ia hadapi/kerjakan. Biasanya proses pemikiran intuitif ini berkenaan dengan
domain kognitif terutama dengan struktur pengetahuan, yang memungkinkan ia
2
melangkah atau meloncar atau memotong jalan pendek untuk sampai pada sauatu
jawaban atau pemecahan.
b) Belajar Bermakna
Ausubel dan Robinson (1969) dikutip dari Sumadinata (1987)
membedakan dua dimensi dari proses belajar, yaitu dimensi cara menguasai
pengetahuan dan secara menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur ide
yang telah ada. Pada dimensi yang pertama dibedakan tipe belajar yang bersifat
mencari (discovery learning) dan yang bersifat menerima (reception learning).
Pada dimensi kedua, dibedakan antara belajar yang bersifat menghapal (rote
learning) dan belajar bermakna (meaningful learning).
Ada dua hal penting dalam konsep bermakana, yaitu struktur kognitif dan
materi pengetahuan baru. Struktur kognitif merupakan segala pengetahuan yang
yang telah dimiliki siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar yang lalu. Dalam
belajar bermakana pengetahuan baru harus mempunyai hubungan atau
dihubungkan dengan struktur kognitifnya. Hubungan itu akan terjadi karena
adanya kesamaan isi (substantiveness) dan secara berarturan (non-arbitrer). Kedua
sifat hubungan tersebut menunjukkkan adanya kebermaknaan logis materi yang
akan dipelajari. Jadi kebermaknaan logis ini merupakan sifat dari materi yang
akan dipelajari tetapi tidak berarti menjamin bahwa itu bermakna bagi siswa.
3
2.2.1 Langkah – Langkah Penyelesaian Masalah
Setelah mengetahui dan m erumuskan masalah, tahap selanjutnya adalah menelaah atau
mendiagnosis masalah. Pada tahap ini pengetahuan yang dimiliki sangat diperlukan untuk dapat
memerinci dan menganalisa masalah dari berbagai sudut pandang.
c) Merumuskan hipotesis
Tahapan selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau alternatif strategi penyelesaian
masalah. Pada tahap ini, seseorang dituntut untuk berpikir secara kreatif, divergen, menghayati
setiap ruang lingkup dan sebab akibat untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian.
d) Mengumpulkan data
4
Pada proses pencarian alternatif solusi terkadang diperlukan wawasan sebagai sudut
pandang dalam menentukan jawaban. Wawasan atau insight adalah solusi tiba-tiba untuk
masalah lama, pengenalan ide baru yang muncul tiba-tiba, atau pemahaman yang tiba-tiba
tentang situasi yang kompleks. Hal tersebut disebut pula sebagai momen solusi yang ditemukan
melalui wawasan seringkali lebih akurat daripada yang ditemukan melalui analisis langkah demi
langkah. Untuk memecahkan lebih banyak masalah pada tingkat yang lebih cepat, wawasan
diperlukan untuk memilih langkah-langkah produktif pada berbagai tahap siklus pemecahan
masalah. Strategi pemecahan masalah ini berkaitan secara khusus dengan masalah yang disebut
sebagai masalah wawasan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan pada seseorang.
Proses belajar seseorang tidak dapat diamati secara langsung namun dapat dilihat perubahan
perilakunya sebagai hasil dari proses pembelajaran tersebut. . Ada tiga teori pembelajaran yaitu;
classical conditioning (pengkondisian klasik), operant conditioning (pengkondisian operan), dan
social learning (pembelajaran sosial).
Proses belajar dapat dilihat dari proses pengajaran, ada 2 proses pengajaran yaitu, Belajar
intuitif dan Belajar bermakna. Berpikir intuitif tidak memiliki langkah-langkah yang dapat
dirumuskan secara pasti dan teliti, lebih merupakan suatu manuver yang didasarkan atas persepsi
implisit dari keseluruhan masalah. Ada dua hal penting dalam konsep bermakana, yaitu struktur
kognitif dan materi pengetahuan baru. Struktur kognitif merupakan segala pengetahuan yang
yang telah dimiliki siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar yang lalu.
Selain proses belajar, proses pemecahan masalah merupakan salah satu hal yang
mendasari perilaku individu. Pemecahan masalah adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara mendefinisikan masalah, menentukan penyebab
utama dari suatu permasalahan, mencari sebuah solusi dan alternatif untuk pemecahan masalah,
dan mengimplementasikan solusi tersebut sampai masalah benar-benar dapat terselesaikan.
Adapun Langkah Langkah yang bisa kita lakukan dalam pemecahan suatu masalah yaitu,
1). Merumuskan masalah, 2). Menelaah masalah, 3). Merumuskan Hipotesis, 4). Mengumpulkan
Data, 5). Membuktikan Hipotesis, 6). Menentukan pilihan penyelesaian. Pada tahap menentukan
pilihan penyelesaian dibutuhkan kecakapan dalam membuat alternatif penyelesaian dengan
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.Tahap selanjutnya seteleh
menentukan penyelesaian adalah mengimplementasikan pemikiran menjadi sebuah aksi nyata.