Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKUNTANSI KEPERILAKUAN
SIKAP,MOTIVASI,PERSEPSI,PEMBELAJARAN &
KEPERILAKUAN

DISUSUN OLEH :
PUTRI MAHARANI H
21121039
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Akuntansi Keperilakuan dengan judul “Sikap Motifasi Presepsi Pembelajaran &
Keperilakuan”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Sentani, 12 Maret 2024


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
BAB I : SIKAP
1.Pengertian Sikap.............................................................................
2.Macam Macam Teori Sikap.............................................................
BAB II: MOTIVASI
A. Pengertian Motivasi……………………………………………………
1. Macam macam Teori Motivasi…………………………………………
BAB III : PERSEPSI
1. Pengertian Persepsi ………………………………………………
2. Macam Macam Teori Presepsi…………………………………….……
BAB IV : PEMBELAJARAN
1.Pengertian Pembelajaran ……………….……. ..................................
2.Macam macam Teori Pembelajaran……………. ..................................
BAB V : KEPERILAKUAN
1.Pengertian Keperilakuan ………………………………………...……..
2.Macam macam Teori Keperilakuan................................................................
BAB 1
SIKAP
A. Sikap
Kecondongan seseorang dalam menanggapi secara stabil terhadap manuisa,
objek, pemikiran, atau suasana baik yang disukai maupun tidak disukai biasa
disebut sikap. Sikap dipakai didalam mengelompokkan objek yang merespons
seseorang. Sikap adalah kecondongan untuk melakukan reaksi, bukan reaksi
terhadap diri sendiri. Sikap bukanlah suatu tindakan, tetapi siap melakukan
tindakan atau perilaku. Maka dari itu, sikap merupakan kekuatan pendorong dan
penuntun perilaku. Sikap digali, dibangun dengan baik, dan sukar untuk
dirubah. Manusia membangun sikap berdasarkan perjalanan hidup seseorang,
orang tua, teman, dan rekan seprofesi. Stabilitas perilaku dijelaskan dalam sikap
dan sikap merupakan bagian integral kepribadian.
1) Komponen Sikap
Seperti yang kita semua ketahui, sikap dapat diperoleh melalui orang tua, guru,
dan anggota tim rekan seprofesi. Didalam organisasi, sikap dianggap penting
karena dapat menjadi pengaruh perilaku kerja. Adapun sikap itu sendiri terdiri
atas teori, emosi dan perilaku. Komponen teoritis terdiri dari buah pikiran,
pendapat, dan kepercayaan seseorang tentang sikap penolakan. Informasi yang
dimiliki seseorang tentang sikap negatif terhadap generalisasi, apakah akurat
atau tidak, memiliki keuntungan tertentu. Komponen emosional mengacu pada
emosi seseorang yang mengarah pada sikap objek. Halhal yang terasa positif
antara lain mengumbar, menghormati atau mengakui jiwa orang lain. Emosi
negatif termasuk tidak suka, cemas atau jijik. Komponen perilaku menunjuk
kearah reaksi seseorang terhadap suatu objek.
2) Fungsi Sikap
Sikap mempunyai empat fungsi antara lain, interpretasi, pemenuhan kebutuhan,
pertahanan diri dan mengungkapkan nilai. Fungsi pemahaman dapat
mendukung seseorang memahami kondisi baru, sikap ini memungkinkan
seseorang untuk mengevaluasi kondisi baru tanpa menghimpun semua
informasi yang signifikan tentang kondisi tersebut. Sikap dapat memainkan
peran yang berguna atau memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh, seseorang lebih
sering membentuk sikap baik terhadap sesuatu objek yang mereka perlukan
sedangkan sikap yang negatif lebih sering terbentuk karena hal yang
memperlambat keperluanya.
3) Pembentukan Sikap
Dalam menyusun sikap mengarah ke perkembangan sikap terhadap objek yang
sebelumnya tidak ada. penyusunan sikap mengarah ke perubahan sikap yang
sudah ada ke sikap yang baru. Kejiwaan, pribadi serta sosial menjadi faktor
pembentukan sikap, Faktor kejiwaan dan genetis seseorang bisa menyebabkan
sikap tertentu. Seperti contoh, pembentukan sikap terhadap orang lain,
pekerjaan, dan kerjasama dipengaruhi oleh genetika yang kemudian dapat
mempengaruhi tingkat emosional seseorang. Cara mendasar untuk membentuk
sikap ini ialah lewat pengalaman personal yang positif atau negative terhadap
objek tertentu, peristiwa traumatis, frekuensi kejadian, dan pertumbuhan sikap
tertentu yang membentuk citra kehidupan baru. Kekuatan sosial mampu
mengubah pembentukan sikap, seperti pengaruh orang tua, panutan, sekolah dan
agama, kelompok sosial, media massa maupun media sosial.
B.Teori Sikap
Terdapat empat teori yang menjabarkan mengenai perubahan sikap. Teori –
teori tersebut digunakan dalam melakukan prediksi mengenai pendekatan –
pendekatan yang efektif maupun tak efektif dalam perubahan sikap. Teori yang
pertama adalah teori respons stimulus dan teori penguatan, teori ini
mengemukakan bahwa perubahan sikap fokus pada respons orang terhadap
rangsangan atau impuls tertentu. Teori ini menerangkan bahwa jika mendapat
pengharggaan maupun kekuatan, maka reaksi akan sering terjadi secara
berulang. Selain dari teori ini lebih menekankan pada stimulus daripada reaksi.
Misalnya, pesan – pesan yang bersifat membujuk dipakai sebagai hasutan dalam
usaha melakukan pengubahan sikap. Dalam hal ini komunikator harus sadar
supaya afektifitas pesan dapat menarik target dan mudah dipahami serta
diterima oleh target. Teori yang kedua adalah teori pertimbangan sosial, teori ini
berpendapat bahwa perubahan sikap adalah hasil dari transformasi cara orang
menerima suatu objek, bukan transformasi keyakinan orang tentang objek
tersebut. Teori ini menyatakan bahwa jika kita mengetahui pola sikap seseorang
yang ada dan kita menemukan cara untuk mengubah ancaman tersebut, maka
kita dapat membuat perubahan kecil dalam sikap pribadi. Teori yang ketiga
adalah teori konsistensi dan inkonsistensi, dalam teori konsistensi menyatakan
bahwa ketika tidak ada tekanan kognitif dalam sistem maka hubungan antara
sikap dan perilaku seimbang. Sedangkan teori inkonsistensi adalah varian dari
teori konsistensi, yang berhubungan dengan unsur-unsur kognitif seperti
informasi, keyakinan dan gagasan mengenai pemahaman pikirannya sendiri.
Ketidaksesuaian kognitif akan terjadi jika adanya pandangan yang bertentangan.
Teori yang keempat adalah teori persepsi diri dan fugsional perubahan sikap,
dalam teori ini menyatakan bahwa “seseorang melakukan pengembangan sikap
berdasarkan cara mereka membedakan serta menafsirkan cara perilaku mereka”.
Maksudnya, ialah untuk meyakini bahwa pada kenyataanya perilaku tidak
ditentukan oleh sikap, tetapi sikap terbentuk sesudah perilaku terjadi, sehingga
sikap dan perilaku tersebut konstan. Selain itu, adanya perubahan sikap hanya
terjadi setelah perilaku berubah. Teori fungsional perubahan sikap
mengungkapkan fungsi sikap ialah untuk pemuas kebutuhan seseorang. Hal
tersebut berhubungan dengan perubahan sikap yang mana seseorang
mendapatkan dan memajukan rangsangan beradasarkan kebutuhanya.

BAB II
MOTIVASI
A.Motivasi
Motivasi adalah proses memulai kesadaran dan kelakuan yang bermakna.
Motivasi adalah faktor terpenting untuk memulai, menuntun, pendukung, dan
membimbing keperilakuan. Motivasi berkaitan terhadap tindakan subjektif yang
dihasilkan dalam proses tersebut. Motivasi ialah rancangan yang fundametal
untuk mengutarakan mengenai masalah perilaku karena daya guna sebuah
organisasi berpegang pada pekerjaan yang diharapkan orang. Akuntan dan
manajer harus bisa memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat kerja yang
diinginkan sehingga perusahaan dapat menggapai targetnya. Satu-satunya faktor
yang mendorong proses motivasi ialah motif. Motivasi bersifat pribadi. Kita
bisa mengambil contoh seperti, orang yang berlatar belakaang kaya biasanya
membutuhkan pekerjaan yang mempunyai arti penerimaan diri dan
kebahagiaan, sedangkan orang yang berlatar belakang miskin biasanya
membutuhkan pekerjaan yang dapat menghilangkan kendala finansial dan
meningkatkan harkat keluarga.
B. Teori Mengenai motivasi
a. Teori kebutuhan
Dalam teori kebutuhan terdapat beberapa padangan dari beberapa tokoh.
Adapun teori motivasi yang popular ialah “teori hierarki kebutuhan Maslow”,
teori ini memberikan pandangan bahwa manusia termotivasi untuk mencukupi
berbagai tingkat kebutuhan Menurut teori tersebut, begitu seseorang dapat
mencapai tingkat keperluan yang lebih rendah, maka keperluan yang lebih
tinggi menjadi fundamental untuk memandu perilaku. Tidaklah penting untuk
sepenuhnya memenuhi permintaan dari tingkat bawah sampai permintaan
berikutnya yang lebih tinggi.
b)Teori ERG
teori ini merupakan hasil perbaikan dari teori Maslow. Dalam teori ini
mengemukakan tiga jenis kebutuhan, yaitu keberadaan yang mencakup
kebutuhan fisik dan materi, pergaulan yang mencakup pertemanan dan
percintaan, dan pertumbuhan yang mencakup pengembangan pribadi dan
realisasi diri. Persepsi yang dikemukakan dalam teori ini berlainan dengan teori
hierarki kebutuhan Maslow karena teori ini tidak memerlukan penentuan tingkat
keperluan yang lebih tinggi dan lebih rendah. Kalaupun keperluan sudah
terwujud, keperluan yang sama tetap menjadi motivasi utama. Teori kebutuhan
berprestasi McClelland, teori ini mengemukakan bahwa semua motivasi
termasuk prestasi perlu dipelajari. Jika kebutuhan berprestasi sangat penting
bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka eksekutif juga membutuhkan
kekuasaan. Oleh karena itu, tuntutan teori prestasi tidak menyokong kita
menguraikan motivasi untuk seseorang, tetapi harus dikombinasikan dengan
teori lain untuk mencerna motivasi sepenuhnya. Teori dua faktor yang
dijelaskan oleh Hersberg berfokus pada dua set penghargaan yang terkait
dengan pekerjaan atau tugas, yaitu, penghargaan yang terkait dengan kepuasan
kerja (faktor motivasi) dan penghargaan yang terkait dengan ketidakpuasan
kerja (faktor kesehatan). Faktor motivasi yang berkaitan dengan isi pekerjaan,
termasuk promosi, kesadaran, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, dan
potensi realisasi diri. Faktor kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan kerja,
antara lain keselamatan kerja, upah, kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan
hubungan antar pekerja di tempat kerja. Teori ini membuktikan bahwa faktor
motivasi tidak ada hubungannya dengan kepuasan kerja. Pada saat 22 yang
sama, faktor kesehatan berhubungan dengan faktor ketidakpuasan kerja, bukan
faktor kepuasan kerja. Dengan cara ini, karyawan akan dimotivasi oleh faktor-
faktor seperti kesadaran dan kemajuan internal perusahaan. Kenaikan upah tidak
akan memotivasi, hanya digunakan untuk mencegah ketidakpuasan kerja.
c. Teori Ekpetasi Expectation Theory
ialah teori motivasi yang mengemukakan bahwa taraf motivasi untuk
menjalankan suatu pekerjaan bergantung tehadap kepercayaan individu kepada
struktur penghargaan atau gaji menurut kerjaanya. maksudnya, motivasi dipicu
ketika seseorang berniat mendapat imbalan karena melakukan pekerjaan
tertentu. Teori ini memberikan perbedaa antara penilaian internal dan eksternal.
penilian internal diciptakan dari hasil kinerja pekerjaannya sendiri . penilaian ini
meliputi kepuasan yang didapatnya setelah berhasil menyelesaikan suatu
proyek. Penilaian eksternal mencakup pembayaran, pengakuan, keselamatan
kerja dan promosi yang mencerminkan hasil atas kinerja. Motivasi ialah fungsi
internal dan eksternal dari penghargaan.
BAB III
PERSEPSI
1.Pengertian Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan
peristiwa, objek, serta manusia. Orang-orang bertindak atas dasar persepsi
mereka dengan mengabaikan apakah persepsi ini mencerminkan kenyataan
sebenarnya. Pada kenyataannya, setiap orang memiliki persepsinya sendiri atas
suatu kejadian. Uraian kenyataan seseorang mungkin jauh berbeda dengan
uraian orang lain. Definisi persepsi yang formal adalah proses di mana
seseorang memilih, berusaha dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam
suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti. Persepsi ditentukan oleh faktor
personal dan situasional. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman
masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor fungsional. Oleh karena
itu, yang menentukan persepsi bukanlah jenis atau bentuk stimuli, tetapi
karakteristik orang yang memberikan respons terhadap stimuli tersebut.
Sementara itu, faktor struktural berasal dari sifat fisik dan dampak saraf yang
ditimbulkan pada sistem saraf individu. Persepsi dikatakan rumit dan aktif
karena walaupun persepsi merupakan pertemuan antara proses kognitif dan
kenyataan, persepsi lebih banyak melibatkan kegiatan kognitif. Persepsi lebih
banyak dipengaruhi oleh kesadaran, ingatan, pikiran, dan bahasa.

BAB VI
PEMBELAJARAN
A.Pengertian Pembelajaran
Pengertian Pembelajaran Akuntansi Menurut Depdiknas (2003) akuntansi
merupakan bahan kajian mengenai suau system untuk menghasilkan informasi
berkenaan dengan transaksi keuangan, informasi tersebut dapat digunakan
dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggungjawab di bidang keuangan
baik oleh pelaku ekonomi swasta (akuntansi persahaan), pemerintah (akuntansi
pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya (akuntansi publik).
Sedangkan akuntansi menurut American Accounting Association adalah
sebagai suatu proses pengidentfikasian, pengukuran, dan penyampaian
informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan
yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut. Pembelajaran akuntansi
(dalam Diah, 2012) adalah proses membuat orang belajar atau rangkaian
kejadian yang mempengaruhi siswa sehingga proses belajarnya dapat
berlangsung mudah untuk menyampaikan sekumpulan materi bahan ajar
berdasarkan landasan keilmuan akuntansi yang akan dibelajarkan 9 9 kepada
peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.

BAB V
KEPERILAKUAN
1.Pengertian Keperilakuan
Aspek perilaku dalam bidang akuntansi ini juga meliputi bagaimana pelaporan
keuangan yang mencakup perataan laba, keandalan informasi akuntansi,
hingga kaitannya informasi akuntansi kepada investor.

Dalam hal ini, perataan laba disebabkan adanya informasi khusus yang
dimiliki oleh pihak manajemen untuk mewujudkan kepentingannya dalam
bagian untuk melakukan manajemen laba

Cakupan Akuntansi Keprilakuan

Secara umum, cakupan akuntansi keperilakuan dapat dibagi ke dalam tiga


area:

1. Pengaruh perilaku manusia pada desain, konstruksi, dan penggunaan


sistem akuntansi

Akuntansi keperilakuan dalam area ini berhubungan dengan bagaimana sikap


dan filosofi manajemen memengaruhi sifat kontrol akuntansi dan fungsi
organisasi. Manajer yang risk averse (tidak suka risiko) akan meminta desain
sistem kontrol yang berbeda dengan manajer yang risk lover (suka risiko).

2. Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia


Akuntansi keperilakuan pada area ini berhubungan dengan bagaimana sistem
akuntansi memengaruhi motivasi, produktifitas, pembuatan keputusan,
kepuasan kerja, dan kerja sama.

Anggaran yang terlalu ketat akan menurunkan karyawan atau anggaran yang
terlalu longgar akan menyebabkan ketidakefisienan.

3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku


manusia

Area Ini berkaitan dengan bagaimana sistem akuntansi dapat digunakan untuk
memengaruhi perilaku. Misalnya, sistem kompensasi dapat didesain untuk
meningkatkan kinerja.

Contoh Masalah dan Implementasi Akuntansi Keperilakuan

Berikut ini adalah beberapa masalah yang sering dihadapi profesional akuntansi
dan bagaimana memanfaatkan teori behavioral accounting untuk mengatasinya.
Menyediakan informasi akuntansi yang up to date dan akurat
Pertama, masalah yang sering dihadapi oleh para profesional akuntansi adalah
menyediakan informasi akuntansi yang akurat dan up to date. Hal ini dapat
membuat para profesional akuntansi merasa kesulitan untuk menjaga informasi
akuntansi tetap akurat.
Untuk mengatasi masalah ini, para profesional akuntansi dapat memanfaatkan
teori behavioral accounting. Teori ini menyarankan agar para profesional
akuntansi mencari tahu bagaimana orang-orang bereaksi terhadap informasi
akuntansi yang tersedia.
Ini akan membantu para profesional akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan
dan menyediakan informasi akuntansi yang akurat dan up to date.

Kualitas laporan keuangan


Kedua, masalah yang sering dihadapi oleh para profesional akuntansi adalah
meningkatkan kualitas laporan keuangan. Laporan keuangan harus disiapkan
secara berkala dan harus mencakup informasi yang akurat dan benar.
Para profesional akuntansi dapat memanfaatkan teori behavioral
accounting untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Teori ini menyarankan agar para profesional akuntansi melakukan survei untuk
mengetahui bagaimana orang-orang merespons informasi yang tercantum dalam
laporan keuangan.
Survei ini dapat membantu para profesional akuntansi memahami apa yang
orang-orang butuhkan dari laporan keuangan, sehingga mereka dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Efisiensi sistem akuntansi


Ketiga, masalah yang sering dihadapi oleh para profesional akuntansi adalah
meningkatkan efisiensi sistem akuntansi. Efisiensi sistem akuntansi sangat
penting agar para profesional akuntansi dapat menyediakan informasi akuntansi
yang akurat dan up to date.
Untuk meningkatkan efisiensi sistem akuntansi, para profesional akuntansi
dapat memanfaatkan teori behavioral accounting. Teori ini menyarankan agar
para profesional akuntansi melakukan survei untuk mengetahui bagaimana
orang-orang merespons informasi yang ada dalam sistem akuntansi.
Survei ini akan membantu para profesional akuntansi mengetahui bagaimana
sistem akuntansi dapat ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai