Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Akuntansi
Keperilakuan”
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah nya sehingga saya dapat menyusun makalah mengenai “Konsep
Keperilakuan Dari Psikologi dan Psikologi Sosial”. Shalawat dan Salam saya
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Serta ucapin terima kasih
saya kepada dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keperilakuan Bapak Wirmie
Eka Putra S.E., M.Si.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini saya menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja baik dalam metode
kepenulisan maupun penyajian materi secara keseluruhan. Meskipun demikian,
makalah ini adalah persembahan saya yang telah saya lakukan semaksimal
mungkin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi social merupakan disiplin yang telah ada sejak lama. Namun, secara
disiplin ini baru menjadi menjadi satu ilmu yang mandiri sejak tahun 1908. Pada
saat itu, terdapat dua buku teks yang terkenal, yaitu Introduction to Social
Psychology yang ditulis oleh William McDougall, seorang psikolog, dan Social
Psychology: An Outline and Source Book yang ditulis oleh E.A. Ross. Seorang
sosiolog. Berdasarkan latar belakang penulisnya, dapat dipahami bahwa psikologi
social bisa diklaim sebagai bagian dari psikologi maupun sosiologi.
Psikologi social juga merupakan pokok bahasan dalam sosilogi karena dalam
sosiologi dikenal dua perspektif utama, yaitu perspektif structural makro yang
menekankan pada kajian structural social, serta perspektif mikro yang
menekankan pada kajian individualistic dan psikologi social dalam menjelaskan
variasi perilaku manusia. Hal yang berkaitan dengan aspek keperilakuan dari
psikologi dan psikologi social seperti; sikap, motivasi, persepsi, nilai,
pembelajaran, kepribadian, dan emosi. Ke tujuh hal tersebut akan penulis kupas
secara tuntas pada bab selanjutnya.
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
2.1. SIKAP
Sikap merupakan suatu hal yang mempelajari tentang seluruh tendensi tindakan,
baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia,
objek, gagasan, atau situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan utnuk
memasukan semua objek yang mengarah pada reaksi seseorang. Intinya, sikap
merupakan suatu tendensi atau kecenderungan dalam menjawab atau merespons,
dan bukan dalam menanggapi dirinya sendiri. Sikap bukan berarti perilaku, tetapi
sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada
perilaku. Oleh karena itu, sikap merupakan wahana dalam membimbing perilaku.
Sikap telah dipelajari, dikembangkan dengan baik, dan sukar diubah. Orang-orang
memperoleh sikap dari pengalaman pribadi, orang tua, panutan, dan kelompok
social. Ketika pertama kali seseorang mempelajarinya, sikap menjadi suatu bentuk
bagian dari pribadi individu yang dapat membantu konsistensi perilaku. Para
akuntan perilaku harus memahami sikap dalam rangka memahami dan
memprediksikan perilaku.
Dalam organisasi, sikap adalah penting karena memengaruhi perilaku kerja. Sikap
disusun berdasarkan komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori
terdiri dari gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan
sikap. Komponen emosional atau efektif mengacu pada perasaan seseorang yang
mengarah pada objek sikap. Hal positif yang dirasakan, meliputi kegemaran, rasa
hormat, atau pengenalan terhadap jiwa orang lain. Perasaan negative meliputi rasa
tidak suka, takut, atau rasa jijik. Komponen perilaku mengacu pada bagaimana
satu kekuatan bereaksi terhadap objek sikap.
Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada
suatu objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap berdasarkan karakter
faktor psikologis, pribadi, dan faktor social. Faktor psikologis dan genetic dapat
menciptakan suatu kecenderungan yang mengarah pada pengembangan sikap
tertentu.
Hal pokok paling fundamental mengenao cara sikap yang dibentuk sepenuhnya
berhubungan dengan pengalaman pribadi terhadap suatu objek, yaitu pengalaman
yang tidak menyenangkan maupun menyenangkan dengan objek tersebut
pengalaman yang traumatis, frekuensi atau berulangnya kejadia pada objek-objek
tertentu, dan pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada gambaran hidup
baru, seperti memiliki kendaraan roda dua atau mobil.
Sering kali para manajer tertarik mengubah sikap orang-orang guna menimbulkan
perilaku yang diinginkan. Penguatan atas sutau sikap dapat dilakukan dengan cara
melihat bagaimana orang-orang bereaksi terhadap rangsangan tertentu. Tanggapan
atas suatu objek tampak nya akan diulangi jika mereka memperoleh hadiah atau
imbalan berulang kali. Kondisi ini menempatkan lebih banyak tekanan pada
rangsangan komponen dibandingkan pada tanggapan. Pemimpin akan terus
memberi rangsangan agar tercipta kecenderungan sikap dari karyawan yang
dipimpinnya kea rah yang diharapkan. Intinya, rangsangan diperlukan untuk
mengubah sikap.
2.2. MOTIVASI
Motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi fisiologi atau psikologis
yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan insentif.
Motivasi merupakan suatu konsep penting untuk perilaku akuntan karena
efektivitas organisasional bergantung pada orang yang membentuk sebagaimana
karyawan mengharapkan untuk dibentuk. Manajer dan akuntan keperilakuan harus
memotivasi orang kea rah kinerja yang diharapkan dalam rangka memenuhi
tujuan organisasi.
1. Teori Keadilan
Teori ini pertama kali dipublikasikan oleh Adam pada tahun 1963.
Dalam teori ini, kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang
dilakukan seseorang oleh seseorang individu adalah jika orang tersebut
membandingkannya dengan lingkungan lainnya. Secara umum, teori
keadilan merupakan bentuk dasar dari konsep hubungan pertukaran
social. Para individu mempertimbangkan input dan output menjadi
suatu nilai yang tidak sebanding.
3. Teori Harapan
Teori ini juga disebut dengan teori valensi atau instrumentalis. Ide dasar
dari teori adalah motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan
diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Varibael-variabel
kunci dalam teori harapan adalah usaha, hasil, harapan, instrument-
instrumen yang berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat pertama
dengan hasil tingkat kedua, hubungan antara prestasi dan imbalan atas
pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kadar kekuatan
dan keinginan seseorang terhadap hasil tertentu.
4. Teori Penguatan
Teori ini mengemukakan perilaku merupakan fungsi dan akibat yang
berkaitan dengan perilaku tersebut. Teori penguatan memilik konspe dasar
sebagai berikut :
1. Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur, seperti jumlah
yang dapat diproduksi, kualitas produksi, ketepatan pelaksanaan jadwal
produksi dan sebagai nya.
3. Semakin pendek interval waktu antara taggapan atau respon atau respon
karyawan dengan pemberian penguatan (imbalan), maka semakin besar
pengaruhnya terhadap perilaku.
5. Teori Atribusi
6. Teori Agensi
2.3. PERSEPSI
Manusia hanya mampu merasakan sesuatu yang kecil dan membagi semua
rangsangan tersebut kea rah yang diarahkan olehnya. Denga demikian, manusia
bisa merasa bimbang atau tidak bimbang dalam memilih persepsinya. Oleh karena
itu, manusia terkonsentrasi pada sesuatu yang dipilih dan menolak yang lain.
Manusia biasanya memilih berbagai hal menarik dan penting dari temuannya.
Persepsi manusia terhadap orang lain berbeda dari persepsi manusia terhadap
objek mati, seperti meja, mesin atau gedung karena manusia menarik kesimpulan
mengenai tindakan orang lain tersebut; suatu hal yang tidak dilakukan terhadap
objek mati.
2.4. NILAI
Secara mendasar, nilai dinyatakan sebagai “suatu modus perilaku atau keadaan
akhir dari eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau social
dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan”.
Nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam pengertian bahwa nilai
mengemban gagasan-gagasan seseorang individu mengenai apa yang baik, benar,
dan diinginkan. Nilai memiliki atribut isi maupun instensitas.
2.5. PEMBELAJARAN
2.6. KEPRIBADIAN
Suatu argument dini dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian seseorang
merupakan hasil keturunan atau lingkungan. Apakah kepribadian ditentukan
sebelumnya saat kelahiran, atau kepribadian merupakan akibat dari interaksi
individu itu dengan lingkungannya? Kepribadian tampaknya merupakan hasil dari
situasi. Jadi, sekarang kepribadian seseorang dewasa umumnya dianggap
terbentuk dari faktor keturunan dan lingkungan yang diperlunak oleh kondisi
situasi.
Terdapat kepastian bahwa tidak ada jenis kepribadian umum untuk satu Negara
tertentu. Misalnya kita dapat menentukan jenis tinggi dan rendahnya risiko yang
hampir diambil dalam setiap budaya. Namun, budaya Negara juga harus
memengaruhi karakteristik kepribadian yang dominan dari populasinya.
Terdapat bukti bahwa budaya berada dalam istilah dari hubungan orang-orang
untuk lingkungan mereka. Dalam beberapa budaya, seperti Amerika Utara, orang-
orang percaya bahwa mereka dapat mendominasi lingkungan mereka. Orang-
orang pada masyarakat lain, seperti Negara-negara Asia Tenggara, percaya bahwa
hidup sebenarnya ditentukan lebih dahulu. Perhatikan parallel internal dan
eksternal lokus control. Kita berharap terdapat proporsi yang lebih besar secara
internal atas kekuatan angkatan kerja orang Kanada dan Amerika dibandingkan
dengan angkatan kekuatan kerja Indonesia atau Negara-negara di Asia lainnya.
2.7. EMOSI
Emosi merupakan perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu.
Emosi berbeda dari suasana hati, yaitu merasakan kecenderungan yang kurang
intens dibandingkan emosi dan kekurangan satu rangsangan kontekstual. Emosi
merupakan reaksi terhadap satu objek, dan akhirnya tidak bertahan pada ciri
kepribadian. Penelitian telah mengindetifikasi enam komponen emosi secara
universal, yaiu kemarahan, ketakutan, kesedihan, kebahagiaan, rasa jijik, dan
kaget. Satu faktor yang benar-benar membentuk, tetapi tidak tercantum dalam
daftar ini adalah etika dimana emosi diidentifikasi. Para peneliti cenderung
melihat secara universal terhadap identifikasi atas ungkapa raut muka, kemudian
mengonversinya ke dalam kategori. Emosi tidak dapat diidentifikasi secara
langsung oleh orang lain melalui ekspresi muka.
Orang-orang yang mengetahui emosi mereka sendiri dan ahli membaca emosi
orang lain mungkin lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Oleh karena itu, hal ini
menjadi tema yang mendasari penelitian terbaru berdasarkan inteligensi
emosional. Seluruh tempat kerja dapat terpengaruh oleh emosi positif atau
negative di tempat kerja.
PENUTUP
Kesimpulan
Menelaah beberapa bidang utama dari konsep-konsep yang ada pada wilayah
psikologi dan psikologi social. Menjelaskan konsep-konsep utama yang terdapat
didalamnya, dimana sikap, perubahan sikap, motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian dan emosi.
DAFTAR PUSTAKA