Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sikap
sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang beraksi
sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada obyek
tertentu bahwa dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk beraksi
dari orang tersebut terhadap obyek. Dalam ilmu psikologi Sosial, lima puluh
tahun terakhir studi mengenai sikap ini banyak sekali di teliti dari mulai teori,
kontruksi, konsep sampai dengan pengukuranya (Mar’at, 1981: 9).

Sikap adalah suatu reaksi atau respons seseorang yang masih


tertutupterhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak
dapatlangsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanyakesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu. Sikap belum merupakansuatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukanmerupakan reaksi terbuka tingkah laku yang
terbuka. Lebih dapatdijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
(Notoatmodjo,2003).

Azwar (1995) menyatakan sikap dikategorikan menjadi tigaorientasi


pemikiran yaitu berorientasi pada respons, berorientasi padakesiapan respons dan
berorientasi pada skema triadik. Sikap berorientasi pada respons adalah perasaan
mendukung atau memihak (favourable) atautidak memihak (Unfavourable) pada
suatu objek. Sikap berorientasi padakesiapan proses adalah kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu objekdengan cara-cara tertentu (Riyanto,2013)

.Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikapsebagai


kesediaan untuk bereaksi(disposition to react) secara positif (favorably) atau
secara negatif(unfavorably) terhadap obyek-obyek tertentu. D.Krech dan R.S
Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang
bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif
mengenai aspekdunia individu.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan


pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat
dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi objek,
situasi, atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan
kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau
situasi.

2.2 Komponen Sikap

Sikap seseorang ditentukan oleh kepuasan yang dirasakan sesuai


harapannya. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku.
Kemudian menurut Azwar (2005), komponen-komponen sikap adalah

a. Kognitif

Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang


selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.

b. Afektif

Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap suatu objek,


secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap
suatu objek.

c. Konatif

Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang


ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
2.3 Karakteristik Sikap

1. Sikap itu dipelajari (learnability)

Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif – motif
psikologi lainnya, misalnya: lapar, haus, nyeri adalah motif psikologis yang tidak
dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan eropa adalah sikap. Beberapa sikap
dipelajari tidak disengaja atau tanpa kesadaran sebagai individu. Mungkin saja
yang terjadi adalah mempelajari sikap denga sengaja bila individu mengerti
bahwa hal tersebut akan membawa lebih baik untuk dirinya sendiri, membantu
tujuan kelompok atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.

2. Sikap memiliki kesetabilan (stability)

Sikap yang bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan
stabil melalui pengalaman. Misalnya pengalaman terhadap suka atau tidak suka
terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang – ulang.

3. Sikap bersifat Personal Societal Significance

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga
antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain
menyenangkan, terbuka dan hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya dan dia
akan merasa bebas dan nyaman.

4. Sikap Berisi Kognitif dan Affect

Komponen kognitif dari sikap adalah berisi informasi yang aktual, misalnya
objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.

5. Sikap bersifat Approach – Avoidance Directionality

Bila seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi terhadap sesuatu


objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang
memiliki sikap yang susah beradaptasi maka mereka akan menghindarinya.
(Ahmadi, 1999)
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Azwar (2005) mengatakan terdapat enam faktor yang mempengaruhi


pembentukan sikap pada seseorang, yaitu:

1. Pengalaman pribadi

Apa yang dialami seseorang akan membentuk dan mempengaruhi


penghayatannya terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah
satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan
penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan
dengan obyek psikologis. Pengalaman pribadi tersebut akan menjadi dasar
pembentukan sikap apabila mempunyai kesan yang kuat. Oleh karena itu,
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang diharapkan


persetujuannya bagi gerak-tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak
ingin dikecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan
banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Pada
umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan
sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh


besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan telah menanamkan
garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang
memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota
kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang kuat
yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap
individu.

4. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, media massa mempunyai pengaruh dalam


pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesanpesan yang
berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang
dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar
afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap
tertentu.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sistem


mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh
dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan


pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara dan
segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula bertahan
lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari emosi adalah prasangka.
Misalnya prasangka rasialis dalam bentuk perusakan toko-toko milik Cina,
dan penjarahan yang pernah terjadi. Hal ini terjadi karena didasari oleh
faktor emosi yang berawal dari frustasi ketidakberdayaan menyamai atau
melawan dominasi orang Cina di bidang ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai