Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan
individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi
sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak
kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap,
maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya
dengan efek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antar
kelompok.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus
yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk
mendekat atau menghindar, positif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial,
apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler,
1974; Gerungan, 2000).
Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap.
Untuk itu dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap,
ciri-ciri sikap, tahap pembentukan sikap, faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap, pembentukan sikap dalam attention and performance, dan teknik terapi dalam
asuhan keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembentukan sikap?
2. Bagaimana ciri-ciri sikap?
3. Bagaimana tahap pembentukan sikap?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap?
5. Bagaiman pembentukan sikap dalam attention and performance?
6. Apa saja teknik terapi yang digunakan dalam asuhan keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemebntukan sikap;
2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri sikap;
3. Untuk mengetahui bagaimana tahap pembentukan sikap;
4. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap;

1
5. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan sikap dalam attention and
performance;
6. Untuk mengetahui apa saja teknik terapi yang digunakan dalam asuhan
keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
Agar makalah ini dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca untuk
menambah wawasan mereka tentang pembentukan sikap seorang perawat.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembentukan Sikap


Sikap atau “Attitude” pada awalnya digunakan untuk menunjukan status
mental individu. Sikap diarahkan pada suatu hal atau objek tertentu dan masih bersifat
tertutup, sehingga tidak dapat dilihat langsung tapi dapat ditafsirkan dari perilaku.
Selain tertutup sikap juga bersifat sosial dalam arti sikap sebaiknya dapat beradaptasi
dengan orang lain. Individu memiliki sikap beragam terhadap bermacam-macam
obyek, bisa benda, orang, peristiwa, pemandangan, norma, nilai, dan lainnya.
Sikap belum tentu merupakan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak dalam
kata lain sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan suatu
kecendrungan untuk bertindak objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek tersebut. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 1997).
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek
atau situasi yang relatif ajeg yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan
dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2010). Di lain pihak sikap adalah kesiapan
merespons yang sifatnya positif atau negative terhadap suatu objek atau situasi secara
konsisten.
Menurut Gerungan (1996) sikap diartikan sebagai sikap terhadap objek
tertentu, yang dapat yang merupakan pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap
tersebut disertai oleh kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan objek tadi.
2.2 Ciri-Ciri Sikap
Para ahli menjelaskan ciri-ciri sikap sebagai berikut:
a. Sikap tidak dibawah sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini
membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, dan
kebutuhan akan istirahat.
b. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari. Sikap dapat berubah
bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudahnya.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau

3
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan
dengan jelas.
d. Obyek sikap itu merupakan satu obyek tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan/ banyak obyek.
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, sehingga membedakan
sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki
orang.
2.3 Tahap Pembentukan Sikap
Sikap dapat terbetuk atau berubah melalui empat macam:
a) Adopsi
Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan
terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan
memengaruhi terbentuknya suatu sikap.
b) Diferensiasi
Dengan berkem bangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan
dengan bertambahnya usia,maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.Terhadap objek tersebut dapat
terbentuk sikap tersendiri pula.
c) Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yangberhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk
sikap menegenal hal tersebut.
d) Trauma
Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan
kesan mendalam pada jiwaorang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman
yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Sikap
dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami
perubahan. Sesuai yang di nyatakan oleh Sheriff & Sheriff (1956), bahwa sikap dapat
berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari belajar sikap
tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan

4
berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan dengan objek tertentu (Hudaniah,
2003).
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain:
1. Faktor internal, yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan
selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
a. Faktor-faktor Genetik dan Fisiologik
Faktor ini berperan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi-
kondisi fisiologik. Misalnya waktu masih muda, individu mempunyai sikap
negatif terhadap obat-obatan, tetapi ia menjadi biasa setelah menderita sakit
sehingga secara rutin harus mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
b. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi yang langsung dialami memberikan pengaruh
yang lebih kuat daripada pengalaman yang tidak langsung. Sikap mudah
terbentuk jika melibatkan faktor emosional yang ada didalam diri individu itu
sendiri.
Menurut Oskamp, dua aspek yang secara khusus memberi sumbangan
dalam membentuk sikap. Pertama adalah peristiwa yang memberikan kesan
kuat pada individu (salient incident), yaitu peristiwa traumatik yang merubah
secara drastis kehidupan individu, misalnya kehilangan anggota tubuh karena
kecelakaan. Kedua yaitu munculnya objek secara berulang-ulang (repeated
exposure). Misalnya, iklan kaset musik. Semakin sering sebuah musik diputar
di berbagai media akan semakin besar kemungkinan orang akan memilih
untuk membelinya.
c. Kebudayaan
Pembentukan Sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu
tersebut dibesarkan.
Contoh : sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam
pergaulan.
d. Faktor Emosional
Yaitu suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai
semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego dan dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten / tahan lama).
Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair).

5
2. Faktor Eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
a. Pengaruh orang tua
Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-
anaknya. Sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya.
Misalnya, orang tua pemusik, akan cenderung melahirkan anak-anak yang
juga senang musik.
b. Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat
Ada kecenderungan bahwa seorang individu berusaha untuk sama
dengan teman sekelompoknya (Ajzen menyebutnya dengan normative belief).
Misalnya, seorang anak nakal yang bersekolah dan berteman dengan anak-
anak santri kemungkinanakan berubah menjadi tidak nakal lagi.
c. Media massa
Dalam penyampaian pesan, media massa membawa pesan-pesan
sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang
disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai
sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu. Misalnya, media massa banyak
digunakan oleh partai politik untuk mempengaruhi masyarakat dalam
pemilihan umum.
2.5 Attention and Performance
a. Tahap Attention ( Perhatian )
Perhatian ( Attention ) merupakan pemusatan / memfokuskan pada suatu objek
atau hal dengan menggunakan seluruh indra.
1. Perhatian disengaja
Perhatian yang timbul karena keharusan untuk memperhatikan
2. Perhatian spontan
Suatu perhatian di mana orang akan tertarik untuk melihat atau
mendengarkan sesuatu atas kemauannya sendiri.
3. Perhatian intensif
Perhatian yang timbul karena kebutuhan atau kepentingan pribadi.
4. Perhatian memusat

6
Perhatian pada satu objek tertentu Hal ini dilakukan untuk
memperhatikan objek yang harus diperhatikan adalah menuntut ketelitian.
5. Perhatian memencar
Perhatian dengan memperhatikan banyak objek sekaligus.
6. Penampilan
Penampilan adalah tindakan akibat dari suatu rangsang atau stimulus
yang telah diproses dalam otak.
b. Tahap Performance
1. Fase Perhatian (attentian)
Memberikan perhatian pada orang yang ditiru. Mencakup peristiwa
peniruan (adanya kejelasan, keterlibatan perasaan, tingkat kerumitan,
kelaziman, nilai fungsi) dan karakteristik pengamatan (kemampuan indera,
minat, persepsi, penguatan sebelumnya).
2. Fase Pengingat (retention)
Mengubah informasi yang diamatinya menjadi bentuk gambaran
mental, atau mengubah simbol-simbol verbal, dan kemudian menyimpan
dalam ingatannya.
3. Reproduksi motorik (reproduction)
Yaitu proses peniruan adalah mengubah ide gambaran, atau ingatan
menjadi tindakan. Mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,
keakuratan umpan balik.
4. Peneguhan / Motivasi (reinforcement / motivation)
Mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.
c. Tahap Theraupetic Approach
Pendekatan terapeutik adalah teori yang digunakan psikolog atau konselor
untuk membingkai cara mereka memandang hubungan manusia dan masalah yang
terjadi pada orang-orang sepanjang hidup mereka.
Secara garis besar, pendekatan terapeutik konselor terbagi dalam dua kategori,
yaitu:
1) Pendekatan perilaku biasanya bersifat jangka pendek dan membahas perilaku
serta pola pikir anda.
2) Pendekatan psikodinamik mempertimbangkan kepribadian dan riwayat
keluarga anda untuk mengatasi penyebab utama masalah anda.
2.6 Teknik Terapi Dalam Asuhan Keperawatan

7
a. Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran
dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah
sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertamakali diciptakan oleh Sigmund Feud
(1856-1939), seorang neurologist dari Austria.
Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan
dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna
mendapatkan hasil yang lebih efektif Tujuan dari metode psikoanalisis dan
psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak
disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar
yang belum terselesaikan Untuk itu,klien perlu menggali bawah sadarnya untuk
mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang
bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
b. Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum
pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar
sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov
yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”. Inti dari
pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena
membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada
kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan
dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan
terhadap ular.
Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka
respon saya adalah perilaku ketakutan" tokoh lain dalam pendekatan Behavior
Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant
conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap
hadiah dan menghindari hukuman.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sikap atau “Attitude” pada awalnya digunakan untuk menunjukan status
mental individu. Sikap diarahkan pada suatu hal atau objek tertentu dan masih bersifat
tertutup, sehingga tidak dapat dilihat langsung tapi dapat ditafsirkan dari perilaku.
Selain tertutup sikap juga bersifat sosial dalam arti sikap sebaiknya dapat beradaptasi
dengan orang lain. Individu memiliki sikap beragam terhadap bermacam-macam
obyek, bisa benda, orang, peristiwa, pemandangan, norma, nilai, dan lainnya. Sikap
adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negative terhadap suatu objek
atau situasi secara konsisten. Adapun ciri-ciri sikap diantaranya, sikap tidak dibawah
sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari dari pengalaman pertumbuhan individu,
sikap dapat berubah-ubah, dan sikap tidak berdiri sendiri.
Tahap pembentukan sikap dapat melalui empat macam, yaitu: adopsi,
diferensiasi, integrasi, dan trauma. Adapun faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap, yaitu: faktor internal, contohnya pengalaman pribadi, kebudayaan, dan faktor
emosional. Faktor eksternal, contohnya pengaruh orang tua, lingkungan tempat
tinggal, dan media masa.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini yang membahas tentang Pembentukan
Sikap bisa lebih mengontrol sikap yang ada dalam diri kita sendiri dan lebih
memahami karakter diri sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik lagi dari
sebelumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Anisman, Mesa Aprilia. 2020. "Pembentukan Sikap". Diakses pada 01 Desember


2023, pukul 13.00.
https://id.scribd.com/document/480760688/Pembentukan-Sikap
2. Khoiri, Miftahul. "4 Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap". Diakses pada 01
Desember 2023, pukul 12.34.
https://www.academia.edu/9592428/4_Proses_Pembentukan_dan_Perubahan_Sikap
3. Kurniasih, Ikon. 2018. "Pembentukan Sikap". Diakses pada 01 Desember 2023, pukul
13.13.
https://www.scribd.com/presentation/374356569/PEMBENTUKAN-SIKAP
4. Najf. 2018. "Makalah Pembentukan Sikap". Diakses pada 01 Desember 2023, pukul
14.33.
https://id.scribd.com/document/393748950/MAKALAH-pembentukan-sikap
5. pjj_Kemenkes. 2015. "Pembentukan Sikap (Attention dan performance)”. Diakses
pada 01 Desember 2023, pukul 11.48.
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-2-psikologi-kb-3
6. Wulandari, Dwi. 2018. "Makalah Pembentukan Sikap". Diakses pada 01 Desember
2023, pukul 11.40.
https://id.scribd.com/document/375734775/Makalah-Pembentukan-Sikap-Tingkat-I-
2-Klp-13
7. www.counsellingsydney.com.au. "Therapeutic Approaches". Diakses pada 01
Desember 2023, pukul 13.59.
https://www.counsellingsydney.com.au/about-counselling/therapeutic-approaches/

10

Anda mungkin juga menyukai