Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tori Rizki

Prodi : S1 Keperawatan
Reguler :C
Nim : 42010119A072

Pengertian Sikap
Setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu hal tertentu (objek
tertentu). Sikap menunjukkan penilaian, perasaan, serta tindakan terhadap suatu objek. Sikap
yang berbeda-beda terjadi karena adanya pemahaman, pengalaman, dan pertimbangan yang
sudah pernah dialami seseorang dalam suatu objek. Maka dari itu hasil sikap terhadap suatu
objek ada yang bersifat positif (menerima) dan negatif (tidak menerima).
Menurut LL. Thursione yang dikutip oleh Abu Ahmadi menyatakan, Sikap sebagai
tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek
psikologi.

Struktur Sikap
Struktur sikap terdiri atas tiga (3) komponen yang saling menunjang, yaitu komponen
kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative). 
 Komponen Kognitif (cognitive)
Komponen Kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap. 
 Komponen Afektif (affective)
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Secara umum
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu hal atau objek. 
 Komponen Konatif (conative)
Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang dimiliki oleh seseorang. 

Fungsi Sikap
Fungsi sikap dibagi dalam 4 kategori, antara lain :

▪︎The knowledge function, di mana sikap sebagai skema yang memfasilitasi pengelolaan dan
penyederhanaan memproses informasi dengan mengintegrasikan antara informasi yang ada
dengan informasi yang baru sehingga kita bisa memahami objek sikap dan dalam
mengorganisasikan informasi - informasi yang berhubungan dengannya dengan lebih mudah.
Contoh : Mempelajari sesuatu dengan tekun dan tidak akan berhenti sebelum menemukan apa
yang ingin diketahui.

▪︎The utilitarian atau instrumental function, di mana sikap membantu kita mencapai tujuan


yang diinginkan. Contoh : Mengubah ekspresi terhadap sesuatu agar didukung oleh orang
lain.

▪︎The ego-defensive function di mana sikap berfungsi memelihara dan meningkatkan harga
diri. Contoh : Berkata "Nilai tinggi di sekolah tidak akan berpengaruh pada pekerjaan".

▪︎The value-expressive function di mana sikap digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan
nilai - nilai dan konsep diri. Untuk fungsi ini, sikap berfungsi untuk memperkenalkan nilai -
nilai ataupun keyakinan kita terhadap orang lain. Contoh : Menunjukkan nilai - nilai dan
prinsip - prinsip kita dengan mengambil sikap tertentu terhadap sebuah isu politik.

Tingkatan Sikap
Berbagai tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) tediri dari :

1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).

2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuting)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap.

4. Bertanggung jawab (Responsile)


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah
merupakan sikap yang paling tinggi.

Determinan Sikap
Bila dilihat mengenai apa yang menjadi determinan sikap cukup banyak. Menurut
Bimo Walgito 2003: 130 determinan sikap yang dianggap penting yaitu : 1 Faktor Fisiologis,
seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap seseorang. Berkaitan dengan ini ialah
faktor umur dan kesehatan. Pada umumnya orang muda siakpnya lebih radikal dari pada
sikap orang yang telah tua, sedangkan pada orang dewasa sikapnya lebih moderat. 2 Faktor
Pengalaman Langsung Terhadap Objek Sikap, Misalnya orang yang mengalami peperangan
yang sangat mengerikan, akan mempunyai sikap yng berbeda dengan orang yang tidak
mengalami peperangan terhadap objek sikap peperangan. Orang itu akan mempunyai sikap
yang negatif terhadap peperangan atas dasar pengalaman. 3 Faktor Kerangka Acuan,
merupakan faktor yang penting dalam sikap seseorang, karena kerangka acuan ini akan
berperan terhadap objek sikap. Bila kerangka acuan ini tidak sesuai dengan objek sikap, maka
orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap.

Ciri – Ciri Sikap


ciri-ciri sikap sebagai berikut (Gerungan, 2009):

1. Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya


sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objeknya. Sifat ini
membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis, seperti lapar, haus,dll.
2. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang, atau sebaliknya,
sikap-sikap dapat dipelajarinya sehingga sikap-sikap dapat berubah pada seseorang
jika terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah
berubahnya sikap pada orang tersebut.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap
suatu objek. Dengan kata lain, sikap terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa
berkaitan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tapi dapat pula merupakan kumpulan
dari hal-hal tersebut. Jadi sikap dapat berkaitan dengan satu objek saja dan juga dapat
berkaitan dengan sederetan objek yang serupa.
5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang
membeda-bedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang.

Sikap dapat merupakan suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda
dengan pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan tentang suatu objek baru menjadi
sikap terhadap objek apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai
dengan pengetahuan terhadap objek itu.

Pembentukan dan Perubahan Sikap

Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi
antara individudengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Sikap dapat pula
dinyatakan sebagai hasil belajar,karenanya sikap dapat mengalami perubahan. Sesuai yang di
nyatakan oleh Sheriff & Sheriff (1956),bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan
pengaruh ayng diberikan. Sebagai hasil dari belajar sikaptidaklah terbentuk dengan
sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalaminteraksi manusia
berkenaan dengan objek teretntu. (Hudaniah, 2003)
Sikap perawat dalam merawat pasien
Perawat adalah tenaga professional di bidang kesehatan yang merupakan lulusan darisekolah
ilmu kesehatan dan merawat pasien sakit maupun tidak sakit terutama di rumahsakit.Mereka
bertanggung jawab dalam merawat, melindungi, dan memulihkan orang yang lukaatau pasien
penderita penyakit kronis, pemeliharaan kesehatan orang sehat, dan penanganankeadaan
darurat yang mengancam nyawa.
 
Profesi perawat memiliki peran penting dalam mewujudkan masyarakat sehat baik secarafisik
dan psikologis.Tugas utama perawat adalah memberikan layanan keperawatan kepada
setiapindividu yang membutuhkan sehingga individu dapat mencapai derajat kesehatan
yangdiinginkan.Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu perawat-perawat profesional
yang memahamikebutuhan dan tuntutan masyarakat. Untuk membentuk perawat profesional
perlu proses atautahapan, dan kerjasama semua pihak atau komponen yang terlibat, salah
satunya adalah kualitas SDM calon perawat. 

Anda mungkin juga menyukai