OLEH :
TENGKU RAFLI.M
4201.0119.A068
1
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................8
1.4 Ruang Lingkup..........................................................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................................................9
BAB II................................................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................11
2.1 Konsep Pola Makan.................................................................................................................11
2.2 Stress.........................................................................................................................................14
2.3 Remaja......................................................................................................................................21
BAB III...............................................................................................................................................26
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL...................................26
3.1 Kerangka Konsep....................................................................................................................26
3.2 Hipotesis...................................................................................................................................26
3.3 Definisi Operasional................................................................................................................26
BAB IV...............................................................................................................................................30
METODE PENELITIAN..................................................................................................................30
4.1 Rencana Penelitian..................................................................................................................30
4.2 Variabel Penelitian..................................................................................................................30
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................................................30
4.4 Instrumen Penelitian...............................................................................................................32
4.5 Metode Pengumpulan Data.....................................................................................................33
4.6 Pengolahan Data......................................................................................................................34
4.7 Analisa Data.............................................................................................................................35
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................................37
4.9 Etika Penelitian........................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................39
2
BAB I
PENDAHULUAN
lambung yang berlebihan. Nyeri pada gastritis timbul karena pengikisan mukosa
histamine pada lambung yang ikut berperan dalam merangsang reseptor nyeri.
Nyeri akibat penyakit gastritis bila tidak ditangani sedini mungkin atau dibiarkan
maka berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-
luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung, selain itu bisa terjadi komplikasi
Penyakit gastritis adalah suatu penyaakit luka atau lecet pada mukosa
pada lambung, mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada ulu
hati, tidak ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan naik,keringat dingin, pusing
3
(Daldiyono, 1989). Gastritis akut ditandai dengan rasa tidak enak pada perut
bagian atas, misalnya rasa perut selain penuh, mual, panas pada perut, pedih
merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang bersifat kronis dan
sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang di rasakan
sebagai nyeri terutama di ulu hati,orang yang terserang penyakit ini biasanya
sering mual,muntah, rasa penuh dan rasa tidak nyaman. Penyebab gastritis adalah
kemotrapi, stress berat, konsumsi kimia peroral yang bersifat asam basa dan
4
iskemik syok. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
dan melemah, kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih sering terjadi pada
lansia dibandingkan orang yang berusia muda, lebih parah dan beragam. Lansia
dengan beberapa kondisi kronis memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami
penyakit gastritis, peningkatan berat badan yang sering terjadi pada lansia juga
menjadi salah satu faktor lemak yang menumpuk diperut dapat menekan lambung.
Gangguan ini tidak hanya di Indonesia bahkan insiden ini terjadi di dunia dari
semua kalangan usia, hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Antara lain:
pengaruh obat-obatan, jenis kelamin, jenis makanan, stress, usia, dan penyebab
meningkat. Peningkatan PTM ini salah satunya karena perubahan gaya hidup yang
sensasi panas pada dada seperti dada terbakar, mual dan muntah sehingga dapat
5
gastritis di Indonesia sejumlah 40,8%, dan beberapa daerah di
kasus [9]. Dari 10 penyakit utama terbanyak, yang menempati urutan kedua
pada Kota Kupang Nusa Tenggara Timur yaitu Penyakit gastritis sebesar
Data pasien rawat jalan tahun 2010, di rumah sakit seluruh Indonesia
163.428. Data pasien rawat inap tahun 2010 tidak jauh berbeda dengan pasien
rawat jalan, dispepsia masuk pada urutan ke-5 dari 10 penyakit terbanyak di
“maag” atau sakit ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada
selaput lendir lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui
diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Keadaan ini dapat
lambung yang berlebihan oleh sekret lambung sendiri dan kadang-kadang karena
peradangan bakteri(13).
dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%),
China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia
biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal
dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan seseorang. Persentase dari angka
6
kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%, dan angka kejadian
stress, karena stress dapat meningkatkan asam lambung, bahkan juga terjadi pada
anak-anak. Gejala yang timbul pada penyakit gastritis adalah rasa tidak enak pada
perut, perut kembung, sakit kepala, dan mual.Selain itu penyakit gastritis bisa
atau sakit maag akan sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja
maupun orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan
iritasi dan infeksi. Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus fungsi
pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari gastritis fungsional, yaitu
negara didunia untuk mengambil sebuah hasil presentase angka penyakit maag di
dunia. Negara-negara tersebut seperti USA, India, Inggris, China, Jepang, Kanada,
Medan merupakan kota dengan tingkat penyakit Gastritis yang sangat tinggi
7
dimana persentase sebesar 91,6%. Penyakit maag di Puskesmas masuk kedalam
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diangkat dari penelitian ini
adalah “Hubungan pola makan dan tingkatan stress terhadap kekambuhan gastritis pada
kabupaten Cirebon.
Cirebon.
8
1.4 Ruang Lingkup
pola makan dan tingkatan stress pada kekambuhan gastritis pada remaja di
9
pola makan dan tingkatan stress pada kekambuhan gastritis pada remaja di
2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini merupakan sumber data bagi penelitian
kabupaten Cirebon.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari frekuensi makan, jenis makanan, dan porsi makan. Menu seimbang
perlu dimulai dan dikenal dengan baik sehingga akan terbentuk kebiasaan
yang berhubungan dengan pengaturan pola makan. Pola makan yang tidak
11
1. Jenis makan
Jenis makanan adalah bahan makan yang bervariasi yang jika dimakan,
seimbang.
yang dikonsumsi. Bagi yang memiliki berat badan yang ideal, maka
bagi pemilik berat badan lebih gemuk, jumlah makanan sehat harus
dikurangi. Jumlah atau porsi makan merupakan suatu ukuran makan yang
3. Frekuensi makan
dari mulut
12
harinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
pola makan seseorang adalah faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor
1. Faktor ekonomi
kuantitas masyarakat.(23)
dengan
oleh faktor sosial budaya dalam kepercayaan budaya adat daerah yang
3. Faktor agama.
13
Faktor agama pola makan mempunyai suatu cara dan bentuk
makan dengan baik dan benar. Dalam budaya mempunyai suatu cara
bentuk
makannya. (26)
4. Faktor Pendidikan
5. Faktor lingkungan
2.2 Stress
14
2.1.2 Tahapan Stress
awal tahapan stress timbul secara lambat. Dan, baru dirasakan bila mana
berikut:
1. Stres Tahap I
biasanya
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup
2. Stres tahap II
15
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula “menyenangkan”
cadangan energi yang mengalami defisit. Analogi dengan hal ini adalah
misalnya handpone (HP) yang sudah lemah harus kembali di isi ulang (di
apa penyebabnya.
tanpa
16
menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stress tahap II
meningkat.
(middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/dini hari dan tidak dapat
pingsan).
untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stress hendaknya dikurangi
4. Stres tahap IV
17
pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa megenal istirahat, maka gejala stres
kegairahan.
apa penyebabnya.
5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V
psychological exhaustion).
18
c. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intensial disorder).
6. Stres tahap VI
panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang
mengalami stress tahap VI ini berulang kali dibawa ke Unit Gawat Darurat
ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah
sebagai berikut:
mengatasinya.(31)
19
1. Stres ringan
dan kondisi ini dapat membantu individu menjadi waspada dan bagaimana
dan tidak bisa santai. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali
2. Stres sedang
pada lambung
dan usus misalnya maag, buang air besar tidak teratur, ketegangan pada
merasa aktivitas menjadi membosankan dan terasa lebih sulit, serta timbul
penyebabnya. Pada respon perilaku sering merasa badan terasa akan jatuh
20
konsentrasi dan daya ingat menurun. Keadaan ini bisa terjadi beberapa jam
3. Stres Berat
menstruasi, debaran jantung semakin keras, sesak napas dan sekujur tubuh
meningkat, mudah bingung dan panik. Respon perilaku dapat terjadi tidak
2.3 Remaja
dewasa.
21
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi
sangat cepat dan kadang tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol
hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Hal ini harus selalu dipantau
kematangan seksual.(36)
hingga masa tua akhir, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni
masa remaja awal, masa remaja akhir, dan masa remaja dewasa, adapun
22
center health statistics (NCHS) mengklasifikasikan remaja menurut
kelompok umur menjadi: remaja awal umur 10-14 tahun, remaja akhir
1. Remaja Awal (Early Adolescence) Pada tahap ini remaja masih bingung
tidak tahu harus memilih yang sama peka 31 atau tidak peduli, ramai-
ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialistis dan
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
23
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
reproduksi. Tahap ini disebutnya tahap tahap fase genital. Fase genital
reproduksi.(38)
reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada
1. ekonomi
24
2. sosial budaya
3. agama
1. Lingkungan Gastritis
2. Kognitif
3. kepribadian
4.sosial budaya
2.1 kerangka teori hubungan pola makan dan tingkatan stress terhadap kekambuhan gastritis
pada remaja (35) (18) (29) (1)
25
BAB III
Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya
dari masalah yang di teliti dibangun berdasarkan hasil studi empiris terdahulu sebagai sesuai
Gambar 3.1 kerangka konsep pola makan dan tingkatan stress terhadap kekambuhan gastritis
pada remaja.
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti. Dihasilkan dari
kajian teoritik/deduktif dan diambil dari kesimpulankesimpulan deduktif setiap nomor pada
26
kerangka pikir. Dirumuskan secara naratif. Hipotesis pada penelitian ini adalah: Ada
Tabel 3.1 Definisi Operasional hubungan pola makan dan tingkatan stress terhadap
o Operasional
porsi/hari, dan
buah 3-5
porsi/hari)
27
(Depkes, 2008)
suatu
tuntutan
yang
menimbulka
keteganggan
dan dapat
mengganggu
stabilitas
kehidupan
serta
mempengaru
hi sistem
hormonal
tubuh.(41)
28
nyeri dan PPSDMK 2018
terbakar tingkat
jika responden
dapat menjawab
pertanyaan 16-20
– 100 %.
2.Cukup :
dikatakan jika
responden dapat
menjawabpertanya
an 12 -14 dengan
3.Kurang :
dikatakan jika
responden dapat
menjawab
pertanyaan <55%.
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
metode survey analitik. Penelitian ini mencari korelasi hubungan pola makan dan
30
sectional, dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok, yang
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitin
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti .
(47)
4.3.2 Sampel
31
penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Teknik sampling dalam penelitian
ini di hitung menggunakan rumus dari Taro Yamane dengan tingkat persis yang
N
n= 2
N . d +1
Dimana :
n = jumlah sempel
N = jumlah populasi
164
n=
164 x 0,12 +1
164
n=
1,64 +1
164
n= =62,12
2,64
1. Kriteria Inklusi
32
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
c. Remaja perokok
2. Kriteria eksklusi
a. Remaja yang saat pengambilan data tidak ada ditempat saat penelitian
dengan hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data
kuantitatif.(52)
Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu: kuesioner bagian pertama adalah
33
4.5 Metode Pengumpulan Data
tersebut.
6. Peneliti meminta kepada responden yang setuju dalam penelitian ini untuk
1. Editing
34
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan. Apabila
pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data tersebut. Tetapi apabila tidak
memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah 44 atau
peneliti memeriksa kembali daftar pernyataan yang telah diserahkan kembali oleh
2. Coding
Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk
3. Scoring
Scoring adalah penelitian jumlah ekor dalam penelitian. Pada penelitian ini
menggunakan skala ordinal dan ordinal, dengan pemberian skor sebagai berikut :
1) Penyataan positif
Selalu (S) : 5
Sering (Sr) : 4
35
Jarang (J) : 3
Pernah (P) : 2
2) Pernyataan negative
Selalu (S) : 1
Sering (Sr) : 2
Jarang (J) : 3
Pernah (P) : 4
4. Tabulating
36
tingkat stres saat menyusun skripsi. Pada analisa data ini untuk mengetahui
𝑃 = 𝐹 𝑁 100% 46
Keterangan :
P = Presentase
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi(55), yaitu tingkat stress dengan perilaku merokok pada remaja. Analisa
bivariat dilakukan untuk mengetahui ada Hubungan tingkat stress dengan perilaku
normalitas data untuk mengetahui apakah data yang berdistribusi normal atau
tidak normal sehingga peneliti mampu menentukan rumus bivariat yang tepat.
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah Chi Square karena
b k
x 2 hitung=∑ ❑ ∑ ❑ ¿ ¿ ¿
i=1 j=1
Keterangan :
b : jumlah baris
37
k : jumlah kolom
E : 𝐸𝑖𝑗 = 𝑓𝑖 𝑥 𝑓𝑗 𝑛
fix f j
Eij
n
Informed consent merupakan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang dilakukan terhadap dirinya serta
38
Prinsip otonomi didasari pada keyakinan bahwa wujud individu mampu berfikir
logis dan memutuskan sendiri, memilih, dan memiliki berbagai keputusan atau
seseorang juga dipadang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
4.9.3 Privacy
Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain dan mungkin oleh
DAFTAR PUSTAKA
39
1. Nur MP. Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Gastritis Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman. Alauddin Sci J Nurs. 2021;2(2):75–83.
2. Mulat TM. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Penyakit Gastritis di
Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar. J Ilm Kesehat Sandi Husada.
2016;3(1):30–7.
3. Anindhita PA, Ismahmudi R. Analisa Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien
Gastritis dengan Perbaikan Kualitas Keluhan Gastritis Akut Menggunakan Akupunktur
Titik Zulianli dan Titik Diji di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab
Sjahranie. 2015;
4. Tarigan SBR. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Kejadian
Gastritis pada Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam di RSU Mitra Sejati Tahun
2018. 2019;
5. Megawati A, Nosi H, Syaipuddin S. Beberapa faktor yang berhubungan dengan
kejadian gastritis pada pasien yang dirawat di RSUD Labuang Baji Makassar. J Ilm
Kesehat Diagnosis. 2014;4(6):709–15.
6. Solikha B. Peran Keluarga Dalam Pengaturan Kepatuhan Diet Pada Pasien Gastritis.
University of Muhammadiyah Malang; 2019.
7. Siregar IS. Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Gastritis di RS Umum
Bangkatan Binjai Tahun 2016. J Ris Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan.
2016;1(2):105–9.
8. Hidayanto DK, Rosid R, Ajijah AHN, Khoerunnisa Y. Pengaruh Kecanduan Telpon
Pintar (Smartphone) pada Remaja (Literature Review). J Publisitas. 2021;8(1):73–9.
9. Noer RM, Syamsul M, Ningrum PT, Syarifah S, Yermi Y, Perwiraningrum DA, et al.
Strategi dalam Menghadapi Tantangan Kesehatan Pasca Pandemi Covid-19. Penerbit
Insania; 2021.
10. Asih LRR, Nisak R, Sandi YDL. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan
Keluarga terhadap Perilaku Pencegahan Gastritis pada Remaja di Dusun Gebang Desa
Walikukun Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi. e-Journal Cakra Med.
2022;9(1):1–7.
11. Mandala MS, Inandha LV, Hanifah IR. Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pendidikan
dengan Perilaku Masyarakat Melakukan Swamedikasi Gastritis di Kelurahan Nunleu
Kota Kupang: Relationship of Income and Education Level with the Decision of the
Community to Self-Medicate Gastritis in Nunleu Villa. J Sains dan Kesehat.
2022;4(1):62–70.
12. Sari A, Anggaraini RS, Prasetyo RB. Upaya Pencegahan Dispepsia Menggunakan
Bahan Alami sebagai Obat Herbal serta Kegiatan Penanaman Toga (Tanaman Obat
Keluarga) Kota Batam 2022. PUNDIMAS Publ Kegiat Abdimas. 2022;1(1):29–36.
13. AFISKA S. GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT
GASTRITIS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU. Poltekkes Kemenkes Riau; 2015.
40
14. Khusna LU, Nur F, Faizah Betty R, Kep A. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Upaya Pencegahan Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak
Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2016.
15. Prabandari YB. Asuhan Keperawatan Pada An. T Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan: Gastritis Di Bangsal Flamboyan RSUD Sukoharjo. Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2012.
16. Janah M. UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN POLA MAKAN PADA
PENDERITA GASTRITIS MELALUI MEDIA BOOKLET.
UNIVERSITAS’AISYIYAH SURAKARTA; 2021.
17. HASIBUAN MH. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Tindakan
Swamedikasi Penyakit Gastritis Di Desa Parapat Kecamatan Sosa Kabupaten Padang
Lawas. 2020;
18. Tussakinah W, Masrul M, Burhan IR. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres
terhadap Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh
Tahun 2017. J Kesehat Andalas. 2018;7(2):217–25.
19. Handayani M, Thomy TA. Hubungan Frekuensi, Jenis Dan Porsi Makan Dengan
Kejadian Gastritis Pada Remaja. J Kesehat Saelmakers PERDANA. 2018;1(2):40–6.
20. MANURUNG M. SKRIPSI LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN POLA
MAKAN YANG BURUK TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG
KORONER. 2021;
21. Diatsa B, Abi Muhlisin SKM, Kep M, Yulian V. Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Gastritis Pada Remaja di Pondok AL-Hikmah, Trayon, Karanggede,
Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2016.
22. Rihiantoro T, Widodo M. Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian
hipertensi di kabupaten tulang bawang. J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2018;13(2):159–
67.
23. Susanti LL. Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Petani Karet di Kecamatan
Batin Xxiv Kabupaten Batanghari. J Ilm Sosio-Ekonomika Bisnis. 2012;15(2).
24. Idrus S, Gede IP, Par M, Damayanti SP. KLINIK KULINER KHAS LOMBOK
BERBASIS KOMPETENSI Langkah Solutif Memberikan Edukasi Keterampilan Bagi
Masyarakat Lokal dan Perempuan Putus Sekolah. Literasi Nusantara; 2021.
25. Nurti Y. Kajian makanan dalam perspektif antropologi. J Antropol isu-isu Sos budaya.
2017;19(1):1–10.
26. Arifin Z. Gambaran pola makan anak usia 3-5 tahun dengan gizi kurang di pondok
bersalin Tri Sakti Balong Tani kecamatan Jabon–Sidoarjo. J Kebidanan Midwiferia.
2016;1(1):16–29.
27. Fitriani NL, Andriyani S. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap anak usia
sekolah akhir (10-12 Tahun) tentang makanan jajanan di SD Negeri II Tagog Apu
Padalarang Kabupaten Bandung Barat tahun 2015. J Pendidik Keperawatan Indones.
2015;1(1):7–26.
28. Mufidah NL. Pola konsumsi masyarakat perkotaan: studi deskriptif pemanfaatan
foodcourt oleh keluarga. J Biokultur. 2012;2:157–78.
41
29. Resti IB. Teknik relaksasi otot progresif untuk mengurangi stres pada penderita asma.
J Ilm Psikol Terap. 2014;2(1):1–20.
30. Aji PT, Ns MK. Modul Praktikum Klinik Keperawatan Medikal Bedah II. 2019;
31. Erliana F. Perbedaan bentuk reaksi stres mahasiswa dan anggota militer pada peserta
ekspedisi NKRI 2013 koridor Sulawesi Sub Korwil-01 Kepulauan Sangihe.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim; 2013.
32. Puspitaningsih D. Stres Mahasiswa Saat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Poltekkes
Majapahit Mojokerto. Hosp Majapahit (JURNAL Ilm Kesehat Politek Kesehat
MAJAPAHIT MOJOKERTO). 2015;7(1).
33. KARTINI S. THE ASSOCIATION BETWEEN STRESS LEVEL TO SLEEP
QUALITY ON STUDENTS OF FACULTY MEDICINE UNIVERSITY OF
MUHAMMADIYAH MAKASSAR.
34. Zakaria D. Tingkat stres mahasiswa ketika menempuh skripsi. University of
Muhammadiyah Malang; 2017.
35. Batubara JRL. Adolescent development (perkembangan remaja). Sari Pediatr.
2016;12(1):21–9.
36. Saputro KZ. Memahami ciri dan tugas perkembangan masa remaja. Apl J Apl Ilmu-
ilmu Agama. 2017;17(1):25–32.
37. RIZKY DWIO. EFEKTIVITAS SENAM LANSIA DAN SENAM ERGONOMIS
TERHADAP PERUBAHAN SKALA INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT
PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN. STIKES BHAKTI HUSADA
MULIA; 2018.
38. Fauzian R. Pengantar Psikologi Perkembangan. CV Jejak (Jejak Publisher); 2020.
39. Muri’ah DRHS, Wardan K. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Literasi
Nusantara; 2020.
40. Utami P. Tanaman obat untuk mengatasi diabetes mellitus. AgroMedia; 2003.
41. Saleh LM, Russeng SS, Tadjuddin I. Manajemen Stres Kerja (Sebuah Kajian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari Aspek Psikologis Pada ATC). Deepublish;
2020.
42. Edi DO. PENATALAKSANAAN PADA WANITA USIA 76 TAHUN DENGAN
OSTEOARTHRITIS DAN DISPEPSIA MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA. J Heal Sci Physiother. 2022;4(1):32–43.
43. Tarru RO. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian Kolostrum pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kelurahan Bombongan Makale Tahun 2012. 2013;
44. Supangkat AH, Supriyatin S. Pengaruh citra merek, kualitas produk, harga terhadap
keputusan pembelian tas di intako. J Ilmu dan Ris Manaj. 2017;6(9).
45. Widiawati F, Amboningtyas D, Rakanita AM, Warso MM. Pengaruh Beban Kerja,
Stress Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan PT Geogiven
Visi Mandiri Semarang. J Manage. 2017;3(3).
46. Subhan M, ketut Marjani N. HUBUNGAN DAN PENGARUH STRES DAN POLA
42
MAKAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN GASTRITIS. Mot J Ilmu
Kesehat. 2022;17(1):1–7.
47. Hapnita W. Faktor internal dan eksternal yang dominan mempengaruhi hasil belajar
menggambar dengan perangkat lunak siswa kelas XI teknik gambar bangunan SMK N
1 Padang tahun 2016/2017. CIVED (Journal Civ Eng Vocat Educ. 2018;5(1).
48. Nasta’in KU. PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR BAHASA INDONESIA DAN IPA KELAS V SDN 1 JENANGAN
PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2020/2021. IAIN Ponorogo; 2020.
49. Sulaiman H. Aktivitas matematika berbasis budaya pada masyarakat pesisir di pasar
ikan gebang kabupaten cirebon. Mapan J Mat dan Pembelajaran. 2019;7(1):61–73.
50. Triswanti N, Wibawa FS, Adha GAR. Karakteristik Pasien Otitis Media Akut. J Ilm
Kesehat Sandi Husada. 2021;10(1):7–11.
51. Kurniati D. Risiko Tinggi Kehamilan Terhadap Komplikasi Persalinan di Rumah
Bersalin Tri Tunggal Jakarta Utara. J Ilmu dan Budaya. 2018;41(58).
52. Lubis MS. Metodologi penelitian. Deepublish; 2018.
53. RENY R, Putri RA. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN KADER
KESEHATAH TERHADAP PELAYANAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANGGALA TAHUN 2020. Universitas Ngudi Waluyo;
2021.
54. Anggraeni R. Pengaruh penyuluhan manfaat mobilisasi dini terhadap pelaksanaan
mobilisasi dini pada pasien pasca pembedahan laparatomi. Syntax Lit J Ilm Indones.
2018;3(2):107–21.
55. Setiadi HA. Analisis faktor berpengaruh terhadap kepuasan penghuni rumah susun
sewa studi kasus rumah susun sewa Kemayoran. J Permukim. 2015;10(1):19–36.
56. SUutopo B. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Tingkat Kejenuhan Siswa di
SMPN 3 Jombang Kelas VIII. STIKes Insan Cendekia Medika Jombang; 2018.
43