Anda di halaman 1dari 13

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

( GASTRITIS )

Oleh :

Kelompok V

Muh. Taufiq Aprilia J (70200118066)

Rahayu (70200118035 )

Nur Hidayanti Mahmud ( 70200118068 )

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran ALLAH SWT. Karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga kita diberikan kekuatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah mengenai “ Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Khususnya Penyakit Gastritis “. Serta Shalawat dan salam senantiasa tercurah
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang di utus ke muka bumi ini
menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti
sekarang ini.
Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini tidak lepas
dari tantangan dan hambatan. Namun berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-
pihak baik langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya
penyusunan makalah ini. Olehnya itu, secara mendalam kami menyampaikan
banyak terima kasih atas bantuan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya
kepada ALLAH SWT kami menyerahkan segalanya, semoga kita semua
mendapat curahan rahmat dan ridho dari-Nya, AMIN.

Enrekang, 12 April 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengertian Gastritis .............................................................................. 3


B. Klasifikasi Gastritis.............................................................................. 3
C. Faktor Risiko Gastritis ......................................................................... 4
D. Gejala Klinis Gastritis .......................................................................... 6
E. Pencegahan Gastritis ............................................................................ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang sering
kali tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan.
Biasanya ditemukan ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit
disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian dini. Keadaan
ini menimbulkan beban pembiayaan yang besar bagi penderita, keluarga
dan negara. PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko, yaitu
merokok, kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat, dan konsumsi
alkohol. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
faktor risiko PTM sangat penting dalam pengendalian PTM ( Kemenkes,
2009).
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia
adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per
tahun. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit
tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh
darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6%
karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO,2018).
Gastritis merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sering
terjadi di kalangan masyarakat. Hal ini menjadi masalah kesehatan pada
saluran unit gawat darurat pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya rasa
nyeri tekan pada daerah epigastrium (bagian daerah lambung) dengan
mengarah pada diagnosa gastritis, dimana untuk memastikannya
dibutuhkan suatu pemeriksaan fisik dan penunjang – penunjang lainnya
seperti endoskopi (Selviana BY, 2015)
Menurut data dari WHO, angka kejadian gastritis di dunia dari
beberapa negara yaitu Inggris dengan angka presentasi 22%, Cina dengan
angka presentasi 31%, jepang dengan angka presentasi 14,55, Kanada
1
2

dengan angka presentasi 35% dan prancis dengan angka 29,5%. Di dunia,
kejadian penyakit gastritis sekitar 1,8 -2,1 juta penduduk dari setiap
tahunnya, kejadian penyakit gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari
jumlah penduduk setiap tahunnya (Tussakinah W, Burhan IR, 2018).
Menurut data dari Departemen Kesehatan RI angka presentasi dari
kejadian penyakit gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka kejadian
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi yaitu dengan
prevalensi presentasi 274.396 kasus dari 238.452.952 penduduk.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
diantaranya :
1. Apakah pengertian penyakit Gastritis ?
2. Bagaimanakah klasifikasi penyakit Gastritis ?
3. Apa sajakah faktor risiko penyakit Gastritis ?
4. Bagaimanakah gejala klinis penyakit Gastritis ?
5. Bagaimanakah pencegahan penyakit Gastritis ?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai, diantaranya :
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit Gastritis.
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Gastritis.
3. Untuk mengetahui faktor risiko penyakit Gastritis.
4. Untuk mengetahui gejala klinis penyakit Gastritis.
5. Untuk mengetahui pencegahan penyakit Gastritis.
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Penyakit Gastritis
Gastritis adalah istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi
jaringan mukosa ( jaringan lunak ) lambung. Gastritis atau yang lebih
dikenal dengan maag berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan.
Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang
mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok
lambung yaitu helicobacter pylory dan merupakan satu – satunya bakteri
yang hidup di lambung ( Dermawan D & Rahyuningsih T, 2013 )

B. Klasifikasi Penyakit Gastritis


Klasifikasi gastritis ( Mansjoer, 2001 )
1. Gastritis akut
Adalah suatu peradangan pada permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial. Gastrisi akut
terdiri atas beberapa tipe, yaitu gastritis stres akut, gastritis erosif
kronis, dan gastritis eosinoflik. Semua tipe gastritis akut mempunyai
gejala yang sama. Episode berulang gastritis akut dapat menyebabkan
gastritis kronik ( Wibowo, 2007 )
2. Gastritis kronik
Adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun dan sering bersifat multifaktor dengan perjalanan
klinik bervariasi ( Wibowo, 2007 ).
Gastritis kronik ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar
disertai hilangnya sel periental dan chief call di lambung, dinding
lambung menjadi tipis, dan permukaan mukosa menjadi rata.

3
4

C. Faktor Risiko Penyakit Gastritis


Faktor – faktor penyebab terjadinya penyakit gastritis, antara lain :
1. Pola makanan
Pola makanan yang tidak baik dan tidak teratur dapat menyebabkan
lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Beberapa
jenis makanan yang dapat menyebabkan gastritis yaitu makanan bergas
( sawi, kol, dan kedondong ), makanan yang bersantan, makanan yang
pedas, asam, dan laim – lain. Mengkonsumsi makanan secara
berlebihan juga akan merangsang sistem pencernaan, terutama
lambung dan usus untuk berkontraksi ( Suparyanto, 2012 ).
2. Rokok
Efek rokok pada saluran gastroitdstinal antara lain melemahkan
katub esofagus dan pilorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi
alami dalam lambung, menghambat sekresi bikarbonat pankreas,
mempercepat pengosongan cairan lambung, dan menurunkan pH
duodenum. Sekresi asam lambung meningkat sebagai respon atas
sekresi gastrin atau asetilkolin. Selain itu rokok juga mempengaruhi
kemampuan cimetidine (obat penghambat asam lambung) dan obat-
obatan lainnya dalam menurunkan asam lambung pada malam hari,
dimana hal tersebut memegang hal penting dalam proses timbulnya
peradangan pada mukosa lambung. Rokok dapat mengganggu faktor
defensif lambung (menurunkan sekresi bikarbonat dan aliran darah di
mukosa), memperburuk peradangan, dan perkaitan erat dengan
komplikasi tambahan karena infeksi H.pylori. merokok juga dapat
menghambat penyembuhan spontan dan meningkatkan risiko
kekambuhan tukak peptik (Beyer, 2004).
3. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit akan merangsang
asam lambung berlebihan, nafsu makan berkurang, dan mual. Hal
5

tersebut merupakan gejala dari gastritis. Sedangkan dalam jumlah yang


banyak alkohol dapat merusak mukosa lambung (Suparyanto, 2012).
4. Kofein
Kofein dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat sehingga
dapat meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi hormon gastrin
pada lambung dan pepsin. Hormon gestrin yang dikeluarkan oleh
lambung mempunyai efek sekresi getah lambung yang sangat asam
dari bagian fundus lambung. Sekresi asam yang meningkat dapat
menyebabkan iritasi dan inflamasi pada mukosa lambung (Okviani,
2011).
5. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap penyakit gastritis, karena masa
remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk
diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis yang
dapat menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu
sangat mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan
makanan dan frekuensi makanan. Remaja takut salah sehingga remaja
menghindari sarapan dan makan siang atau hanya makan sehari-hari
(Pratiwi, 2013).
6. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah penderita
gastritis antara pria dan wanita, ternyata lebih banyak diderita oleh
perempuan karena wanita lebih sibuk pada tugas-tugas kuliah sehingga
menyebabkan telat makan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
asam lambung meningkat (Rianto, 2012).
7. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan
dan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan
kebutuhan gizi. Salah satu prinsip yang dimiliki oleh seseorang dengan
pendidikan rendah biasanya adalah yang penting mengenyangkan,
sehingga porsi makanan sumber karbohidrat lebih banyak
dibandingkan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya,
sekelompok orang yang
6

berpendidikan tinggi cenderung memilih bahan makanan sumber


protein dan akan berusaha menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi
lain. Sehingga pendidikan sangat berpengaruh terhadap terjadinya
penyakit gastritis (Pratiwi, 2013).

D. Gejala Klinis Penyakit Gastritis


Manifestasi klinik gastritis terbagi menjadi yaitu gastritis akut dan
gastritis kronik (Mansjoer, 2001)
1. Gastritis akut
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung,
muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat
riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
2. Gastritis kronik
Bagi sebagian orang gastritis kronis tidak menyebabkan gejala
apapun (Jackson, 2006). Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya
menimbulkan gejala seperti sakit yang tumpul atau ringan (dull pain)
pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera setelah
makan beberapa gigitan.

E. Pencegahan Penyakit Gastritis


Agar kita terhindar dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol
semua faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan
melakukan tindakan pencegahan seperti di bawah ini:
1. Mengatur pola makan
2. Olahraga teratur
3. Hindari minuman dengan kadar caffeine dan beralkohol
7

4. Hindari makanan yang berlemak tinggi yang dapat menghambat


pengosongan isi lambung ( cokelat, keju, dan lain – lain )
5. Hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas
6. Hindari obat yang dapat mengiritasi dinding lambung
7. Hindari rokok
8. Kelola stres psikologi seefisien mungkin.
BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, diantaranya :
1. Gastritis atau lebih dikenal dengan maag merupakan penyakit tidak
menular yang disebabkan oleh inflamasi ( peradangan ) dari mukosa
lambung.
2. Gastritis terbagi atau 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik. Tetapi gastritis kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis
akut, keduanya tidak saling berhubungan.
3. Ada banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit
maag, diantarnya : pola makan yang tidak teratur, jenis makanan yang
dapat memicu asam lambung, kopi, alkohol, rokok, usia, jenis kelamin,
dan tingkat pengetahuan.
4. Gejala gastritis bermacam – macam, tergantung pada jenis gastritis
yang di derita oleh seseorang. Biasanya penderita gastritis mengalami
gangguan pencernaan ( indigesti ) dan rasa tidak nyaman di perut
sebelah atas.
5. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya
penyakit gastritis yaitu dengan menghindari semua faktor risiko yang
dapat memicu timbulnya penyakit gastritis.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata cukup apalagi
sempurna. Oleh karena itu, dalam makalah yang lebih baik ke depannya,
kami menyarankan agar menggunakan literatur – literarur yang lebih
banyak mengingat literatur yang kami gunakan dalam penulisan makalah
ini sangat terbatas karena keterbatasan kami dalam memahaminya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Sakib Nurcholish, Suprayitno. 2019. Hubungan Stress dengan


Kejadian Gastritis Pada Kelompok Usia 20-45 Tahun di Wilayah Kerja
Puskesmas Bengkuring Kota Samarinda Tahun 2019. Jurnal Borneo Student
Research. Hal 140-145
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Buku Pedoman Manajemen
Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular
Misnadiarly. 2017. Mengenal Penyakit Organ Cerna Gastritis (penyakit maag).
Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Sunarmi. 2018. Faktor-Faktor Yang Berisiko Dengan Kejadian Penyakit Gastritis
Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. Vol.8 Hal 61-75
Susilowati, Lilik, Muhamad Hasan Hariri. 2018. Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Gastritis pada Pelajar Kelas X. Jurnal Antara Keperawatan. Vol.2
No.2 Hal 58-65
Syahruddin, Akmal Novrian. 2012. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
(EPTM) Gastritis. http://akmal-rsfr.blogspot.com/2013/01/makalah-
gastritis.html?m=1 [diakses pada 11 April 2020 pukul 18.49]

Anda mungkin juga menyukai