Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. !

DENGAN MASALAH PENYAKIT GASTRITIS


DI DESA FATU BENA

OLEH

NAMA : INKA C. NGAHU DJAWA

NIM : 141902719

KELAS/SEMESTER : B/ VI (enam )

PRODI : SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2022

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan Askep ini dengan penuh
kemudahan sehingga kami sanggup menyelesaikan dengan baik. Askep ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang “Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Gastritis ”, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.

Askep ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datag dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya Askep ini dapat terselesaikan. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga Askep ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun mohon untuk saran dan kritiknya demi untuk
membangun, terima kasih.

Kupang, 22 juni 2022

Inka Christin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................
A. Konsep Penyakit....................................................................................................
B. Konsep Keluarga....................................................................................................
C. Konsep Askep Teori...............................................................................................
D. Konsep Evidence Nursing Based..........................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS ..........................................................................................
A. Pengkajian..............................................................................................................
B. Diagnosa..................................................................................................................
C. Intervensi................................................................................................................
D. Implementasi..........................................................................................................
E. Evaluasi...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan
keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
secara mandiri (Suprajitpno, 2014).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histopatologi
dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi selsel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit
dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam Gastritis akut adalah
suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi,Gastritis kronis
adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh
bakteri Helicobacter pylory.
Gastritis adalah penyakit yang dapat mengganggu aktivitas dan bisa berakibat fatal apabila tidak
ditangani dengan baik. Orang yang sering mengkonsumsi makanan yang dapat merangsang produksi asam
lambung dan memilki pola makan yang tidak teratur biasanya dapat terkena penyakit gastritis. Bila tidak
ditangani gastritis akan menyebabkan beberapa komplikasi seperti Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
berupa hematemesis dan melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik, perawatan gastritis dikeluarga sangat
penting karena banyak ditemukan penderita gastritis dikeluarga tidak menjaga pola makan dan tetap
mengkonsumsi makananmakanan yang seharusnya menjadi pantangan bagi penderta gastritis, maka dari itu
perlunya tindakan-tindakn seperti Health Education untuk memberikan informasi mengenai penyakit gastritis
Peran keluarga dalam perawatan gastritis yaitu membantu anggota keluarga yang menderita gastritis untuk
membiasakan pola hidup sehat dengn mengatur pola makan yang teratur sehingga mencegah timbulnya gastritis.

B. Tujuan
C. Manfaat
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori Gastritis


2.1.1 Pengertian.
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan mukosa (jaringan
lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag berasal dari b ahasa yunani yatiu gastro
yang berarti perut atau lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan berarti
penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan
peradangan pada lambung. (Refelina Widja,2009)
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakit ini sering menyerang
pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan.
Gastritis bisa bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag
berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi
atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung (Admin,2012).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel radang daerah tersebut.Gastritis
merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi
beberapa macam: Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman,2001).

2.1.2 Etiologi.
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat penting. Di negara
berkembang prevalensi infeksi H. Pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak
prevalensi infeksi H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita.
Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju,
prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H.
pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar
30% (Hirlan, 2006).
Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di komunitas karena mampu
mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi
mukosa lambung akan menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering
diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006).
Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah, Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang
dihasilkan lebih banyak sehingga pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran
cerna, Stress psikologis. ( Misnadiarly 2009 ).
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin, Bahan kimia,
misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka bakar, sepsis trauma, pembedahan,
kerusakan saraf, Refluk usus – lambung, Endotoksin. ( Inayah 2004 ).
Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol, merokok, alcohol, sress
fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal,
kerusakan susunan syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ). Gastritis sering terjadi
akibat diet yang sembrono individu makan terlalu banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan alkohol, aspirin, refluks
empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna makanan atau alkali kuat, yang
dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi.
(Smeltze, dkk 2001).

2.1.3 Patofisiologi.
Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan gastrointestinal bagian atas. Salisilat
dalam tingkat yang lebih kecil obat- obat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa
lambung merangsang difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi
terjadi pada pasien dengan kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+
meningkat, Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling berhubungan,
misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark
kecil, disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ). Aspirin dan obat antiinflamasi
nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat
aktivitas siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung
yang amat penting. Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi
nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal. Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan
asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat
menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan factor defensive tergaggu.
(Hirlan, 2001).

2.1.4 Manifestasi klinis.


Sindrom grastritis berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu
keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis
lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik
kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia,
nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.( Mansjoer dkk., 2019 ).
2.1.5 Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dan berakhir
sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

2.1.6 Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi
kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol,
mengkonsumsi Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis
yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2
blocking, antasid atau obat- obat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H.
pylori bertujuan untuk mengeradikasi
kuman tersebut. ( Inayah 2004 ). Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk
melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik.
Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2006).

2.1.7 Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan
sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal
atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri
dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik
dan sedatif, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi.

2.2 Konsep Teori Keluarga


2.2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk,
2011 ).
BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara
anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Sedangkan menurut Wall, (1986) dalam
Friedman (2010) menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan
terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan
darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap dirinya sebagai keluarga.

2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga


Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang
senganja dibentuk atau dipelihara.
b) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis
keturunan.
c) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya berkaitan
dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
d) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.

2.2.3 Tipe Keluarga


Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
1) Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek- nenek, paman-bibi)
2) Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak- anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
3) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Marrie
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti- panti.
11) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua
adalah orang tua dari anak-anak.
13) Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
14) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
15) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

2.2.4 Struktur Keluarga


Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur peran, struktur kekuatan dan
struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011) menggambarkan sebagai berikut :
1) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka, melibatkan emosi,
konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.
2) Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
3) Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau mempengaruhi atau
merubah perilaku orang lain legitimate power (hak), referent power (ditiru), expert power (keahlian),
reward power (hadiah), coercive power (paksa) dan affective power.
4) Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya
tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti
disini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

2.2.5 Fungsi keluarga


Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun untuk
berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi
keluarga yang paling penting.Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif,
fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan kepedulian terhadap kebutuhan
sosioemosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status social
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarg
yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran
sosial orang dewasa seperti peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau
pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti
mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan pola
sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu menyediakan
angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian,
tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan
praktik kesehatan adalah fungsi keluarga yang paling relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial,
ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan.

2.2.6 Tahap perkembangan keluarga


Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010):
a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru dengan pergerakan
dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut
sebagai tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan
yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan
dan perencanaan keluarga.
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi
ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas
perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa
tugas perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran barunya,
sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawab
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertamaberusia 2½ tahun dan
diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saatini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang,
dengan posisi pasangan suami- ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara
perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah maupun
kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di
sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak yang
adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman untuk anak-anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh, biasanya
pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya
mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat mensosialisasikan anak-anak,
dapat meningkatkan prestasi sekolah dan mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan kehidupan
keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat
lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utam apada keluarga pada tahap anak
remaja adalah melonggarkan ikatankeluarga untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan
remaja yanglebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa mudah
Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini adalah menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan kematangan remaja dan semakin
meningkatnya otonomi.
Tugas perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan
kembali hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas perkembangan keluarga yang ketiga
adalah untuk anggota keluarga,terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara
terbukasatu sama lain.
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah
orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka
menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua juga terlibat dengan anak
terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi mandirig.
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan
persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian. Tugas keperawatan keluarga
pada tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk
hidup dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih
mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat.
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat pensiunan salah satu
atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan
kematian pasangan yang lain. Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah
mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali kerumah setelah individu
pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematik.

2.2.7 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan


Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998) dalam Dion &
Betan (2013) adalah sebagai berikut
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahanyang dialami
anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga dan orang tua.
Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat
menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis danperawatannya).
2. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3. Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber
keuangan dan financial, fasilitas fisik,psikososial).
5. Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat Ketika memodifikasi lingkungan
atau menciptakan suasana rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.\
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal
sebagai berikut :
1. Keberadaan fasilitas keluarga
2. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan
3. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
2.2.8 Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai berikut :
1) Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga, terutama
untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
2) Sebagai koordinator pelaksan
pelayanan kesehatan Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari
kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
3) Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan
anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga
yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga secara komprehensif.
4) Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan
rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah
tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui
apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.
5) Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hakhak keluarga klien.Perawat
diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi system pada perawatan yang diberikan
untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak dan
kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.
6) Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat
membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.
7) Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalahmasalah kesehatan yang
dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi
menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga

2.2.9 Prinsip perawatan kesehatan keluarga


Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu
1) Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2) Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan utama.
3) Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
4) Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga
dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5) Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
6) Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluargamemanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.

2.3 Konsep Askep Teori


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang dilakukan secara terus menerus terhadap
anggota keluarga yang dibina. Sumber data pengkajian dapat dilakukan dengan metode wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik. Pengkajian dalam keluarga memiliki dua tahapan, pengkajian tahap satu
berfokus pada masalah kesehatan keluarga. Pengkajian tahapa dua menyajikan kemampuan keluarga
dalam melakukan lima tugas kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya, kedua tahapan ini dilakukan
secara bersamaan (Riasmini et al., 2017). Adapun data yang harus dikaji dalam keluarga adalah yaitu:
2.3.1.1 Data umum
1) Meliputi nama kepala keluarga alamat pekerjaan, dan status imunisasi masing – masing
keluarga serta genogram

2) Tipe keluarga

Data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini. Berdasarkan tipe pembagian
keluarga tradisional dan non tradisional.
3) Suku Bangsa

Data ini mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa terkait kesehatan
4) Agama

Data ini mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
5) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga yang ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Status sosial ekonomi keluarga ditentukan
juga oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang
yang dimiliki keluarga
6) Aktivitas rekreasi keluarga

Data ini menjelakan mengenai kebiasaan keluarga dala rekreasi atau refresing.
Rekreasi tidak harus ke tempat wisata, namun menonton TV, mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi keluarga.

2.3.1.2 Riwayat dan tahap perkembang keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Data ini di tentukan oleh anak tertua dari keluarga initi.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Data ini menjelaskan menegenai tugas dalam tahap perkembangan keluarga saat ini yang
belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Data ini menjelakan riwayat kesehatan dari pihak suami dan istri.
2.3.1.3 Pengkajian lingkungan dan sosial
1. Karakteristik rumah
2. Karakteritik tetangga dan komunitas
3. Mobilitas geografis keluarga
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga

2.3.1.4 Struktur keluarga


1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai dan norma keluarga
2.3.1.5 Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Memelihara lingkungan yang sehat
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi

2.3.1.6 Stress dan koping keluarga


1) Pola koping
2) Stressor jangka panjang dan pendek
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
4) Strategi koping
5) Strategi adapatsi disfungsional

2.3.1.7 Pemeriksaan fisik anggota keluarga

2.3.2 Diagnosa keperawatan keluarga


Diagnose keperawatan keluargadengan penderita gastritis

2.3.3 Rencana tindahkan


Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindahkan yang direncanakan oleh perawat
untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan atau masalah keperawatan
yang telah di identifikasi (Mubarak, 2011).

2.3.4 Implementasi keperawatan


2.3.5 Evaluasi keperawatan

2.4 KONSEP EVIDENCE NURSING BASED


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Gastritis


Sub Pokok Bahasan : Cara Mengatasi Masalah Penyakit Gastritis Pada Keluarga Usia Pertengahan
Sasaran                    : Keluarga Usia Pertengahan
Hari/Tanggal           : , 2 Juli 2022
Waktu/Tempat : 09.00-selesai/
Penyaji : Mahasiswa STIKes Maranatha Kupang

A. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan selama 20 menit, remaja mampu memahami tentang Penyakit Gastritis dan
cara mengatasi Penyakit Gastritis
b) TujuanKhusus
Setelah diberikan penyuluhan, remaja mampu :
1. Mengetahui pengertian Gastritis / Maag
2. Mengetahui penyebab Gastritis / Maag
3. Mengetahui tanda dan gejala Gastritis / Maag
4. Mengetahui Pengobatan Gastritis / Maag
5. Mengetahui Pencegahan Gastritis / Maag
6. Mengetahui cara mengatasi Gastritis / Maag
B. Materi
1. Pengertian Gastritis / Maag
2. Etiologi/ penyebab Gastritis / Maag
3. Tanda dan Gejala Gastritis / Maag
4. Pengobatan Gastritis / Maag
5. Pencegahan Gastritis / Maag
6. Cara Mengatasi Gastritis / Maag

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Leaflet

E. Pelaksanaan
NO Kegiatan penyuluhan Peserta Waktu

1 Pembukaan

1. Salam - Mendengarkan 5 Menit


2. Perkenalan
- Mendengarkan
3. Menjelaskan Maksud Dan Tujuan - Memperhatikan

2 Kegiatan penyuluhan - Mendengarkan dan memperhatikan

Menjelaskan pengertian, penyebab, 20 Menit

tanda/gejala, pengobatan, pencegahan,


dan cara mengatasi Gastritis / Maag.

3 Penutup

1. Melakukan evaluasi - Menyampaikan respon 5 menit


2. Memberikan kesempata kepada
peserta penyuluhan untuk bertanya
3. Kesimpulan
4. Salam pentup
- Menjawab salam
F. Pengorganisasian
Leader : inka C. Ngahu Djawa
Co. Leader    :-
Observer       :-
Fasilitator     :-

G. Job Description

1. Leader
 Menyampaikan materi penyuluhan dari Pengertian hingga cara mengatasi
2. Co. Leader
 Bertanggung jawab atas kelancaran acara
 Membuka dan menutup acara
 Mengatur waktu kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
 Membantu kelancaran acara agar dapat berjalan dengan baik
 Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
 Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok
4. Observer
 Mengobservasi performa leader, CO.Leader, fasilitator dan keantusiasan peserta
 Mengevaluasi serangkaian acara kegiatan mulai dari awal hingga akhir

H. Setting Tempat

KETERANGAN

Leader
I. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Peserta hadir ditempat
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ibu tersebut
 Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan minimal satu hari sebelumnya
2. Kriteria Proses
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta antusias dan aktif terhadap penyuluhan yang disampaikan oleh penyaji
 Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
 Suasana penyuluhan tertib dan mematuhi protkes
 Tidak ada peserta yang meninggalkan acara penyuluhan .
 Pervorma dari co. Leader apakah mampu membangun dan memertahankan suasana penyuluhan
 Performa ledaer apakah mampu menguasai materi penyuluhan
 Performa fasilitator dan observer
 Keantusiasan peserta
3. Kriteria Hasil
 Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Peserta mampu menjelaskan pengertian dari Gastritis/ Maag
 Peserta mampu menyebutkan penyebab dari Gastritis / Maag
 Peserta mampu menyebutkan 2 dari masing-masing gejala Gastritis / Maag
 Peseta mampu menyebutkan cara mengatasi Gastritis / Maag

J. Evaluasi:

Pertanyaan :
LAMPIRAN MATERI PENYAKIT GASTRITIS

1. Pengertian Gastritis
Gastritis atau dikenal sebagai sakit maag yang merupakan peradangan dari mukosa lambung yang disebabkan
oleh faktor iritasi dan infeksi. Penyakit gastritis jika tidak ditangani akan merusak fungsi lambung dan dapat
meningkatkan resiko untuk terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian.

2. Etiologi/ Penyebab

a. Infeksi bakteri
Infeksi H. pylori diketahui sebagai penyebab utama terjdinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang
lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan
pelindung dinding lambung.
b. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi
lambung. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat dapat
mengakibatkan gastritis.
c. Penggunaan alkohol secara berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung
lebih rentas terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
d. Faktor makanan
Pola kebiasaan makan yang tidak teratur, kibiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman seperti cuka,
cabe, asam, kopi, porsi makan terlalu banyak dan sering terlambat makan

3. Manifestasi klinis/ tanda dan gejala


Gejala gastritis secara umum yaitu
1. hilangnya nafsu makan,
2. sering disertai pedih pada ulu hati,
3. mual dan muntah,
4. nyeri tekan pada epigastrium,
5. perdarahan karena iritasi mukosa lambung,
6. hematemesis dan melena
7. Perut terasa kembung
8. Nadi cepat

4. Pengobatan Gastritis
1. Antasida
Antasida mampu meredakan nyeri secara cepat, dengan cara menetralisir asam lambung. Obat
ini juga efektif untuk meredakan gejala lain, terutama pada gastritis akut.
2. Penghambat histamin 2 (H2 blocker)
Obat ini meredakan gejala gastritis dengan cara menurunkan produksi asam lambung. Contoh
obat penghambat histamin 2 adalah ranitidin, cimetidine, dan famotidine.
3. Penghambat pompa proton (PPI)
Obat ini juga bertujuan untuk menurunkan produksi asam lambung, tetapi dengan mekanisme
kerja yang berbeda. Contoh obat penghambat pompa proton adalah omeprazole, lansoprazole, esomeprazole,
rabeprazole, dan pantoprazole
4. Antibiotik
Obat ini digunakan pada gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori. Jenis antibiotik
yang diberikan adalah amoxicillin, clarithromycin, tetracycline, atau metronidazole.
5. Pencegahan Gastritis

Gastritis dapat dicegah dengan menjaga pola makan dan gaya hidup. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
adalah:

a) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memasak dan makan, untuk mencegah penularan
infeksi bakteri pylori
b) Menghindari makanan pedas, asam, berlemak, atau digoreng
c) Mengonsumsi makanan dengan porsi yang lebih sedikit
d) Menghindari berbaring setelah makan sampai waktu 2–3 jam setelahnya
e) Mengurangi konsumsi minuman berkafein atau beralkohol
f) Mengendalikan stres
g) Menghindari konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid berlebihan atau tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter

6. Cara Merawat Sakit Gastritis /Maag Dirumah


1. Segera makan jika timbul keluhan
2. Minum air hangat manis sebelum makan jika terasa mual
3. Makan makanan yang agak lunak
4. Makan dengan porsi sedikit tapi sering
5. Minum susu untuk mentralkan asam lambung
6. Melakukan teknik relaksasi dengan cara : Tarik nafas melalui hidung kemudian keluarkan melalui mulut dengan
posisi bibir seperti bersiul.

7. Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis


1) Relaksasi Napas Dalam ( mengajarkan pasien untuk menark napas dan menahan lalu hembuskan secara
perlahan)
2) Pijat (Massage Efflurage) (gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan
mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk- nepuk, memotong- motong, meremas-
remas, dan gerakan meliuk-liuk).
3) Teknik Kompres Hangat ( merelaksasi otot- otot, terapi kompres air hangat untuk mengurangi nyeri pada
gangguan gastritis
4) Relaksasi Genggam Jari (menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi)
liflet
BAB 3

HASIL PENGKAJIAN

A. PENGKAJIAN

Format Pengkajian Keperawatan Keluarga

Pengkajian tanggal : Rabu, 22 Juni 2022

Nama Mahasiswa :

NIM :

1. Data Umum

1) Kepala Keluarga (KK) : Ny.


2) Jenis Kelamin : perempuan
3) Umur/ tanggal lahir :
4) Agama : Kristen Protestan
5) Pendidikan : S1
6) Pekerjaan : ibu Guru Paud
7) Alamat : Fatu Bena

I. Susunan Anggota Keluarga

N Nama Umu Sex Hu Pend Peke Status Stat


r b Dg d rja Imunisasi us
0 KK an BCG Polio DPT Hepatiti Ca Ke
s m s
pa
k
1.
2.

Genogram

x x
Keterangan

: Laki : Perempuan : Pasien X: Meninggal

1. Tipe Keluarga :
2. Suku Bangsa : Timor
3. Agama : Kristen Protestan

II. Kebutuhan Dalam Hidup Sehari-Hari

A. Kebutuhan Nutrisi
1. Pengadaan makanan keluarga sehari-hari :
( ) Membeli ( ) Memasak sendiri ( ) Lain-lain........................
2. Komposisi jenis makanan
Jenis Makanan Tidak Pernah Kadang-kadang Selalu Ada

Makanan pokok
Lauk pauk :
Protein Hewani
Protein nabati
Sayur, buah, susu
1. Cara penyajian makanan
( ) Terbuka ( ) Tertutup ( ) Kadang-kadang tertutup

2. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga


( ) Tidak ada ( ) Ada, sebutkan.......................................................

3. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum


( ) Tidak dimasak ( ) Kadang-kadang dimasak ( ) Dimasak

4. Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan


( ) Tidak dicuci ( ) Dipotong-potong baru dicuci
( ) Dicuci baru dipotong

5. Bagaimana kebiasaan makan dalam keluarga


( ) Bersama ( ) Sendiri-sendiri ( ) Lain-lain..............................

B. Istirahat dan Tidur


1. Apakah setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang
hari ? ( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah setiap anggota keluarga memiliki kamar tidur masing-msing ?


( ) Ya ( ) Tidak
Bila tidak, bagaimana cara pembagian kamarnya ..................................................

3. Bila ada anggota keluarga sulit tidur bagaimana cara mengatasinya ?


...............................................................................................................................

C. Aktifitas Olahraga

1. Apakah keluarga senang olah raga ?


( ) Tidak ( ) Ya, Sebutkan jenisnya.........................................................

2. Kapan olah raga biasa dilakukan ?


( ) Setiap hari ( ) Tidak tentu ( ) Setiap minggu
( ) Lain-lain.............................................................................................................

3. Apakah sumua anggota keluarga mengikutinya


( ) Ya ( ) Tidak, alasannya.................................................................
D. Kebersihan Diri
1. Mandi : 3X per hari
2. Sikat gigi : 3X per hari
3. Cuci rambut: 1X per hari

III.Status Sosial Ekonomi


1. Apakah setiap anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan
sendiri ( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah penghasilan digunakan untuk kepentingan


keluarga ( ) Ya ( )
Tidak

3. Bila digabung pendapatan keluarga sebulan


( ) Kurang dari Rp. 500.000,- ( ) Rp. 500.000,- s/d Rp. 8.000.000,-
( ) Lebih dari Rp. 8.000.000,-

4. Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari


( ) Ya ( ) Tidak

5. Bila tidak apa yang dilakukan.......................................................................................


6. Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai
tabungan ( ) Tidak (
) Ya, Siapa ?

7. Siapakah pengelola keuangan dalam keluarga


( ) Ayah ( ) Ibu ( ) Lain-lain.........................................

IV. Aktivitas rekreasi anggota keluarga

1. Apakah keluarga mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur ?


( ) Ya, frekwensi perbulan.........................................................................................
( ) Tidak, Karena......................................................................................................

2. Lokasi yang sering dikunjungi keluarga untuk rekreasi


( ) Luar Kota ( ) Dalam kota
( ) Lain-lain, sebutkan...............................................................................................

3. Apakah setiap anggota keluarga menggunakan waktu senggangnya dengan hal yang
bermanfaat
( ) Ya ( ) Tidak, siapa.......................................................................
berapa usianya,................. kegiatan apa yang dilakukannya.......................................

4. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik untuk dirinya


( ) Tidak
( ) Ya, terhadap aspek apa.........................................................................................

5. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik terhadap kehidupan


keluarganya? ( ) Tidak
( ) Ya, apa bentuknya...............................................................................................

V. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.........................................................................


......................................................................................................................................

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi .................................................


.......................................................................................................................................
........................................................................................................................3.
Riwayat kesehatan keluarga inti........................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya .....................................................................


.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

VI. Data Lingkungan

A. Rumah

1. Jenis rumah
( ) Paviliun ( ) Petak ( ) Tersendiri
( ) Lain – lain

2. Jenis bangunan
( ) Non permanen ( ) semi permanen ( ) Permanen

3. Luas pekarangan m2
Luas bangunan 9x6 m2

4. Status rumah :
( ) Sewa bulanan ( ) Milik pribadi ( ) Kontrakan
() Lain -lain.............................................................................................................

5. Adakah ventilasi dirumah


( ) Ya ( ) Tidak

6. Bila ya berapa luasnya


( ) > 10% luas lantai ( ) < 10% luas lantai ( ) Cukup
7. Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari ?
( ) Ya ( ) Tidak

8. Penerangan
( ) Lampu tempel ( ) Listrik ( ) Petromak
9. Lantai
( ) Tanah ( ) Plaster ( ) Papan ( ubin)

10. Denah Rumah ( lengkap dengan ukurannya )


B. Pengolahan Sampah

1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah


( ) Ya dan tertutup ( ) Ya, terbuka ( ) Tidak
( ) Lain – lain .........................................................................................................

2. Bila ya bagaimana kondisi tempat sampah


tersebut ( ) Terbuka (
) Tertutup

3. Bila tidak bagaimana pengolahan tempat sampah rumah tangga


( ) Dibuang ke kali ( ) Diambil Petugas ( ) Ditimbun
( ) dibakar ( ) Lain-lain...................................................

4. Apakah keluarga mempunyai sumber air


( ) Tidak ( ) Ya, jenisnya..........................................................
Bila tidak darimana sumber airnya ?.....................................................................

5. Jika ya apa jenis sumber airnya ?


( ) Sumur gali ( ) Pompa listrik ( ) SPT
( ) PAM ( ) Sungai ( )
( ) Lain – lain .....................................................................................................

6. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air


tersebut ( ) Ya ( ) Tidak
( ) Bila tidak bagaimana memperolehnya ?........................................................

7. Bagaimana keadaan fisiknya ( perlu diobservasi )


( ) Berasa ( ) Tidak berasa ( ) Berbau ( ) Tidak berbau
( ) Berwarna ( ) Tidak berwarna
( ) Ada pengendapan ( ) Tidak ada pengendapan

8. Apakah keluarga mempunyai WC sendiri


( ) Ya ( ) Tidak
Bila tidak, dimana tempat BAB keluarga..............................................................

9. Bila ya apa jenis jambannya


( ) Leher angsa ( ) Cemplung ( ) Lain – lain ....................................

10. Berapa jarak tempat penampungan dengan sumber air?


( ) < 10 meter ( ) > 10 meter
C. Pembuangan limbah

11. Apakah rumah ini mempunyai saluran pembuangan air kotor ?


( ) Ya, bagaimana kondisinya.............................................................................
Kemana pembuangannya........................................................................................
( ) Tidak, dimana pembuangannya.......................................................................

D. Karakteristik tetangga dan komunitasnya........................................................

E. Mobilitas geografis keluarga.........................................................................................


.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

F. Hubungan keluarga dengan Masyarakat

1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan khususnya


dalam bidang kesehatan
( ) Tidak, alasannya..............................................................................................
( ) Ya, Sebutkan...................................................................................................

2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat karena keikutsertaannya


dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat
( ) Tidak ada ( ) Ada, Sebutkan.......................................................

3. Apakah keluarga cukup berpengaruh dimasyarakat


( ) Tidak ( ) Ya, contohnya.......................................................

4. Adakah konflik keluarga dengan masyarakat


( ) Tidak ada ( ) Ada, sebutkan.......................................................

VII. Struktur Keluarga

A. Struktur Peran
.............................................................................................................................................
B. Nilai Atau norma keluarga

1. Suku Ayah..........................
Suku Ibu...............................
Budaya yang dominan dalam keluarga ...................................................................
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan
( ) Tidak ( ) Ya, sebutkan mengapa.......................................................

3. Apakah keluarga mengikuti kegiatan keagamaan :


( ) Tidak ( ) Ya, sebutkan.....................................................................

C. Pola komunikasi keluarga


1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam
keluarga ( ) Langsung ( ) Tidak langsung

2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam


keluarga ( ) Terbuka ( )
Tertutup

3. Siapa anggota keluarga yang paling dominan berbicara


( ) Ayah ( ) Ibu ( ) Anak ( ) Mertua
4. Bahasa yang sering digunakan aleh anggota
keluarga ( ) Bahasa ibu ( )
Bahasa Indonesia
( ) Lain – lain, sebutkan........................................................................................

5. Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga


( ) Pagi hari ( ) Siang hari ( ) Malam hari ( ) Tidak tentu
6. Dalam situasi apa interaksi terjadi ?
( ) Makan bersama ( ) Nonton TV ( ) Rekreasi ( ) Lain-lain

D. Struktur kekuatan keluarga


.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
VIII. Fungsi Keluarga

A. Fungsi ekonomi
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
B. Fungsi sosial
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
C. Fungsi pendidikan
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

D. Fungsi pemenuhan ( perawatan/ pemeliharaan ) kesehatan

1. Mengenal masalah kesehatan


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

2. Mengambil keputusan mengenai tindakan keperawatan


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

3. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

4. Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

5. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

E. Fungsi religius
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
F. Fungsi reproduksi
............................................................................................................................................
..................................................................................................................................

G. Fungsi Afeksi
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

IX. Stress dan koping Keluarga

A. Stress jangka pendek dan panjang


..................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................
..

B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


..................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................
....................

C. Strategi koping yang digunakan


..................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................
....................

D. Strategi adaptasi disfungsional


..................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................
...

X. Harapan Keluarga
.....................................................................................................................
.....................
.....................................................................................................................
.....................
.....................................................................................................................
.....................
.....................................................................................................................
.....................
B. DIAGNOSA
1. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang
di hadapi

C. INTERVENSI

Diagnosa Luaran / Tujuan Intervensi


(SLKI) (SIKI)
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
b.d kurang terpapar keperawatan selama 1 x 24 Observasi
informasi d.d jam diharapkan Tingkat  Identifikasi kesiapan dan
menanyakan pengetahuan meningkat kemampuan menerima
masalah yang di dengan kriteria hasil: informasi
hadapi 1.Kemampuan  Identifikasi faktor- faktor
menjelaskan pengetahuan yang dapat meningkatkan dan
tentang suatu topik menurunkan motivasi
meningkat(5) perilaku hidup bersih dan
2. pertanyaan tentang sehat
masalah yang di hadapi Terapeutik
menurun (5)  Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
di gunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari / Diagnosis Jam Implementasi Evaluasi


Tgl
1. Rabu, Defisit 17:00  mengidentifikasi S : pasien
22 juni pengetahuan kesiapan dan mengatakan
2022 b.d kurang kemampuan menerima bahwa ia dapat
terpapar informasi melakukan
informasi d.d 17:05 setiap tindakan/
 mengidentifikasi
menanyakan faktor- faktor yang arahan yang di
masalah yang dapat meningkatkan berikan oleh
di hadapi dan menurunkan perawat.
motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat O : pasien
17:15
 menjelaskan faktor mulai
resiko yang dapat memahami
mempengaruhi akan penyakit
kesehatan yang di
17:25 deritanya
 mengajarkan strategi
yang dapat di gunakan
untuk meningkatkan A:
perilaku hidup bersih Masalah
dan sehat Teratasi

P:
Intervensi di
hentikan

DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Andarmoyo, Sulistyo (2012).Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan
Praktik Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu
Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI
Inayah (2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem
pencernaan jilid I edisi I, Jakarta, Salemaba Medika
Jhonson, (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta : Nuha Medika
Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta.
Misnadiarly (2009). Mengenal penyakit organ cerna gastritis, dyspepsia atau
maag, Jakarta, Pustaka Populer OBD
Muslihin, (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika
Setiadi, (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Graha
Ilmu
Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI : Jakarta
Sudiharto (2007) Asuhan Keperawtan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural, Jakarta: EGC
Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 jilid II

Anda mungkin juga menyukai