N dengan Gastritis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut,kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastristis yang terjadi yaitu gastristis akut dan
kronik (Suddarth, 2002). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang
paling sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Sylvia, 2005).
Data tahun 2005 WHO (World Health Organization) menunjukkan data bahwa di seluruh
dunia sekitar 1,82,1 juta penduduk dunia menderita gastritis. Sementara di Indonesia angka
kejadiaan gastritis sebanyak 218.500 kasus (Wijoyo, 2009). Berdasarkan hasil pengkajian
pada bulan Mei 2012 penduduk di RW.06 Kelurahan Cipinang Besar Selatan Kecamatan
Jatinegara Jakarta Timur terdapat 43,40% penderita gastritis dari 2.393 penduduk.
pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi
perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga.
Fungsi perawatan keluarga yaitu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil
keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat
gastritis, merawat anggota keluarga dengan gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu sebagai care giver
dimana perawat memberikan asuhan keperawatan langsung pada keluarga yang meliputi
kemampuan keluarga, sebagai konselor yaitu mendengar keluhan keluarga secara objektif,
memberikan umpan balik dan informasi serta membantu keluarga melalui proses pemecahan
masalah sehingga keluarga menjadi lebih produktif, sebagai koordinator dengan cara
memanfaatkan sumber-sumber dan potensi yang ada baik materi maupun kemampuan
keluarga secara terkoordinasi, sebagai pembaharu dengan cara perawat mengadakan inovasi
dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku serta meningkatkan keterampilan keluarga agar
menjadi sehat, sebagai kolaborator yaitu perawat dapat bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan untuk menyelesaikan masalah keluarga, sebagai role model dengan menampilkan
perilaku yang dapat dijadikan panutan oleh keluarga dan sebagai referral resource dengan
membuat rujukan ke pelayanan kesehatan lain sesuai dengan yang diperlukan keluarga,
sebagai pembela ditunjukkan oleh perawat yang tanggap terhadap kebutuhan komunitas dan
tepat, sebagai fasilitator perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menyusun makalah keperawatan keluarga
dengan gastritis, sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi kasus pada klien dengan
judul Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn. M khususnya Ny. N dengan gastristis di
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
gastritis.
C. Ruang lingkup
Penulisan makalah ini merupakan pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.
M khususnya Ny. N dengan gastritis di RT.09 RW.06 Kelurahan Cipinang Besar Selatan
Kecamatan Jatinegara yang telah dilaksanakan sejak tanggal 06-11 Agustus 2012.
D. Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ilimiah ini menggunakan metode
deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus yaitu dengan cara melakukan pengkajiaan sampai dengn
evaluasi pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N, studi kepustakaan yaitu memproleh konsep
teoritis dalam makalah ini melalui pengumpulan data literatur seperti buku bacaan tentang
keperawatan keluarga dan gastritis serta melalui sumber-sumber lain dari media elektronik
internet.
E. Sistematika Penulisan
Laporan makalah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab yang terdiri dari atas :
BAB I pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan yang mencakup tujuan utama dan
tujuan khusus, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II tinjauan
teoritis berisi tentang konsep masalah kesehatan antara lain: definisi, etiologi, patofisiologi
atau proses terjadinya penyakit sampai timbulnya gejala serta komplikasi dan
terdiri atas konsep keluarga, definisi, jenis/ tipe keluarga, struktur keluarga, peran keluarga,
konsep proses keperawatan keluarga yang terdiri dari pengkajian keperawatan, prioritas
keperawatan. BAB III tinjauan kasus berisi tentang pengkajian keperawatan pada anggota
keluarga dengan penyakit gastritis, prioritas diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada anggota keluarga dengan gastritis, rencana keperawatan yang akan dilakukan pada
BAB IV pembahasan berisi tentang analisa kasus, faktor pendukung, faktor penghambat dan
kesenjangan antara teori dan kasus. BAB V penutup berisi kesimpulan dan saran, yang
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Gastritis
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah
gastritis akut dan kronik (Price, 2005). Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering
akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau
(ardiansyah, 2012).
a. Gastritis akut
Gastritis akaut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosif dan
perdarahan pada mukosa lambung setelah terpapar oleh zat iritan. Gastritis disebut erosif
apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari mukosa muskularis. Erosinya tidak
Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang sifatnya menahun dan berulang.
Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori yaitu gastritis tipe A merupakan suatu
penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya autoantibody terhadap sel parietal kelenjar
lambung dan faktor intrinsik dan berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cells,
yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Dalam keadaan
sangat berat, tidak terjadi produksi faktor intrinsik. Anemia pernisiosa sering kali dijumpai
pada pasien karena tidak tersedianya factor intrinsic untuk mempermudah absorpsi vitamin
B12 dalam ileum. Sedangkan gastritis tipe B merupakan infeksi kronis oleh H. pylori . Faktor
etiologi gastritis kronis lainya adalah asupan alkohol yang berlebihan, merokok atau refluks
3. Etiologi
NSAIDS (Non Steroid Anti Inflamasi Drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis
prostatglandin, sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi
c. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan kerusakan
d. Kondisi stress atau tertekan akan meransang peningkatan produksi HCL lambung.
e. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pilori, Escerechia coli, Salmonella, dan lain-
lain.
g. Jamur dan spesis candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan Mukonaceace dapat
menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien imunocompromezed. Pada pasien yang sitem
imunnya baik, biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa
4. Manifestasi klinis
Gastritis akut :
a. Anoreksia ( tidak nafsu makan ), karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai
kompensasi lambung. Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3,
dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual muntah.
b. Nyeri pada epigastrum, karena adanya peradangan pada mukosa lambung.Mual dan
muntah, dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan asam
mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan
Gastritis kronis :
a. Nyeri ulu Hati, karena adanya peradangan atau iritasi pada mukosa lambung.
b. Anoreksia ( tidak nafsu makan), karena peningkatan produksi HCL atau peningkatan
asam lambung.
c. Nausea, Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, dilambung
HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil
persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual muntah.
5. Patofisiologi
a. Gastritris Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obat-obatan,
alkohol, makanan yang pedas atau asam. Pada penderita yang mengalami stress akan terjadi
peransangan saraf simpatis (nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCL) didalam lambung, peningkatan HCL yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang meransang
akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus,
mengurangi produksinya. Mucus berfungsi untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak
ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mucus bervariasi
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang
memproduksi HCL ( terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa
gaster menyebabkan produksi HCL meningkat, anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri
ditimbulkan karena kontak HCL dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat
penerunan sekresi mucus dapat berupa eksfeliasi (penglupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster
akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa gaster, hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu
timbulnya perdarahan.
b. Gastritis kronis
Inflamasi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicobatery pylory. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu tipe A dan tipe B. Gastritis kronis tipe A (gastritis autoimun) diakibatkan
dari perubahan sel parietal yang menimbulkan atropi dan infiltrasi seluler. Hal ini
dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa yang terjadi pada fundus
Sedangkan gastritis tipe B (H Pylori), mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah
lambung dekat duodenum ) dan dihubungkan dengan bakteri H Pylori . Faktor diet seperti
makanan pedas, penggunaan obat-obatan dan alcohol, merokok atau refluks isi usus kedalam
6. Pemeriksaan diagnostik
b. Pemeriksaan serum vitamin B12 yang bertujuaan untuk mengetahui adanya defisiensi
B12.
c. Analisis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
e. Achlorhida ( kurang/ tidak adanya produksi asam lambung) menunjukan adanya gastritis
atropi.
f. Uji serum antibody, yang bertujuaan untuk mengetahui adanya antibody sel parietal dan
g. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan
7. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakologi
1) Antasida untuk mengatasi perasaan begah (penuh) dan tidak enak di abdomen, serta
untuk menetralisir asam lambung.
b. Nonfarmakologi
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur atau tidak memodifikasi diet mudah terserang
penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong atau ditunda pengisianya,
asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan
Karena alcohol mempunyai kemampuan sebagai pelarut lipida yang terdapat dalam
membrane sel memungkinkanya cepat masuk kedalam sel dan menghancurkan struktur sel
Efek rokok pada saluran gastrointertistinal antara lain melemahkan katup esophagus dan
pylorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi alami dalam lambung dan memnurunkan
1. Konsep keluarga
a. Definisi
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota (Ayu, 2010). Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga berbeda menurut pandangan dan keilmuan serta orang yang
a) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak
b) The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
c) Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak
d) The childless family adalah keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir atau
pendidikan yang terjadi pada wanita.
e) Keluarga besar (the extended family) adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
f) Keluarga duda/janda (The single-parent family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
g) Commuter family adalah kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
h) Multigenerational family adalah keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
i) Kin-network family adalah beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
j) Blended family adalah keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
k) The single adult family, terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
a) Commune family adalah dua keluarga atau lebih yang tidak memiliki hubungan saudara
b) The nonmarital heterosexual cohabiting family adalah keluarga yang hidup bersama
c) Gay and lesbian familiy adalah dua orang sejenis hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri.
d) Cohibing couple adalah orang dewasa yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan
c. Struktur Keluarga
1) Patrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
2) Matrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4) Patrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan merupakan hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
d. Peran keluarga
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Peranan ayah yaitu sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah, mendidik anak-anak,
melindungi keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya dan sebagai anggota
2) Peranan ibu yaitu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak-anaknya dan sebagai anggota
3) Peranan anak yaitu anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
Berbagai peran non formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Peran ayah dan ibu sebagai anak dari kedua orang tua apabila masih tinggal bersama
orang tua.
2) Peran ibu dan anak sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya (Ayu, 2010).
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang
apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga yaitu:
2) Fungsi Psikologis seperti memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
3) Fungsi sosialisasi seperti membina sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma
yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
4) Fungsi ekonomi seperti memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan,
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga, mencari sumber penghasilan
guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga dan menabung untuk
perkembangannya.
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan
situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih dengan melihat cara
7) Fungsi perawatan kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan dalam keluarga,
mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi
dari masalah kesehatan tersebut, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan keluarga untuk
keluarga serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke
Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina hubungan yang harmonis dan
hibungan dengan orang lain dengan menhubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis,
2) Tahap II: keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah
dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orangtua kakek dan nenek dan
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
kebutuhan anak yang laiinya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar
keluarga, menenmkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
4) Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6 sampai 13 tahun)
fisik sebagai anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
5) Tahap V: keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13 sampai 20 tahun)
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan
6) Tahap VI: keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
memasukkan anggota kelurga baru yang didapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan
untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi,
memperluas hubungan keluarga dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga
setelah ditinggalkan anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke VII yaitu menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti para
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke VIII yaitu mempertahankan pengaturan hidup
ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami ekstensi mereka, saling
mengisi waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu (Ayu, 2010).
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus menerus tentang keluarga yang dibinanya (Suprajitno, 2004). Pengkajian keperawatan
keluarga terdiri atas 2 tahap yaitu penjajagan I dan penjajagan II. Pengkajian asuhan
keperawatan keluarga dalam penjajagan I meliputi 7 komponen pengkajian yaitu data umum,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga,
stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga. Penjajagan II berisi
komposisi anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial
ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
Identitas keluarga meliputi nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Tipe keluarga terdiri dari keluarga inti, keluarga besar, janda atau duda. Status sosial ekonomi
meliputi penghasilan dan pengeluaran keluarga, yaitu total pendapatan keluarga, mencukupi
atau tidaknya penghasilan untuk biaya sehari-hari, memiliki tabungan atau tidak, anggota
Aktivitas dan rekreasi meliputi kebiasaan rekreasi keluarga dan penggunaan waktu senggang.
Tahap perkembangan keluarga meliputi tahap perkembangan saat ini dan tahap
Pengkajian lingkungan terdiri dari perumahan, denah rumah, pengolahan sampah, sumber air,
jamban keluarga, pembuangan air limbah, fasilitas sosial dean fasilitas kesehatan,
dan interaksi dengan masyarakat dan sistem pendukung keluarga. Perumahan meliputi jenis
rumah, luas banguan, luas pekarangan, status rumah, atap rumah, ventilasi rumah,
pencahayaan, lantai rumah dan kondisi kebersihan rumah. Pengolahan sampah meliputi
tempat pembuangan sampah, cara mengelola sampah. Sumber air meliputi sumber air yang
digunakan keluarga dan sumber air minum yang digunakan keluarga. Jamban keluarga
meliputi memiliki WC, jenis jamban dan jarak penampungan tinja dengan sumber mata air.
Fasilitas sosial dan kesehatan meliputi perkumpulan sosial, fasilitas kesehatan dalam
Pengkajian struktur keluarga, terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran dan nilai norma budaya. Pola komunikasi keluarga meliputi cara dan
Struktur kekuatan keluarga meliputi respon keluarga bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah dan kekuatan yang digunakan keluarga. Struktur peran meliputi peran
Pengkajian fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi dan
memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar, interaksi dan hubungan dalam
keluarga. Fungsi perawatan kesehatan meliputi mengenal masalah kesehatan dalam keluarga,
mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi
dari masalah kesehatan tersebut, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
Pengkajian stress dan koping keluarga meliputi stressor jangka panjang dan jangka pendek
serta kekuatan keluarga, respon keluarga terhadap stress, strategi koping yang digunakan dan
strategi adaptasi yang disfungsional. Pemeriksaan fisik meliputi tanggal pemeriksaan fisik
dilakukan, pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga dan membuat
Penjajagan II berisi tentang 5 fungsi perawatan kesehatan keluarga yang berhubungan dengan
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis sehat atau wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk
potensial hanya terdiri dari komponen problem (P) saja atau P (problem) dan S (symptom /
sign), tanpa komponen etiology (E) (Ayu, 2010).
Diagnosis ancaman digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun sudah
diagnosis keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan symptom
Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan atau masalah kesehatan keluarga
keluarga nyata atau gangguan, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan symptom atau sign
(S). Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan
penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah.
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, masalah dirasakan keluarga, keluarga
menyerah terhadap masalah yang dialami, sikap negatif terhadap masalah kesehatan, kurang
keluarga mengetahui keadaan sakit, sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan,
sumber-sumber yang ada didalam keluarga dan sikap keluarga terhadap sakit.
Selanjutnya masalah kesehatan keperatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama
keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga.
Risiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan
masalah untuk
dipecahkan : 2 Mudah = 2
Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
Cukup = 2
Rendah = 1
Skor x Bobot
Angka Tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi ditentukan untuk menentukan prioritas
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan
untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan
stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer
untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan jangka
panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi problem atau masalah (P) di
keluarga sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada
bagaimana mengatasi etiology (E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S=spesifik,
limit waktu). Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.
Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
d. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan bagian aktif dalam asuhan keperawatan yaitu perawat
melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis dan interpersonal
berupa berbagai upaya memenuhi kebutuhan dasar klien. Tindakan keperawatan meliputi:
telah disusun sebelum implementasi keperawatan, perawat perlu kontrak terlebih dahulu
dengan keluarga dan membuat suatu rencana kegiatan yang bertujuan agar selama
pelaksanaan keperawatan sesuai dengan waktu yang disepakati dan bahan yang
sendiri (anggota keluarga atau keluarga), perawat, anggota tim perawat (kesehatan ),
keluarga lain (extended) dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi digunakan untuk
mengetahui pencapaian tujuan yang ditetapkan dan keefektifan intervensi yang dilakukan
bagi keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi sesuai dalam mengatasi masalah
keluarga. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi program
meningkatkan upaya pelayanan kesehatan. Evaluasi proses difokuskan pada urutan kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan
sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan
evaluasi akhir). Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain: observasi langsung,
wawancara, memeriksa laporan, dan latihan stimulasi. Penentuan keputusan pada tahap
evaluasi ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap ini antara lain: keluarga telah mencapai
hasil yang ditentukan dalam tujuan, keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang
ditentukan, keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Hasil dari evaluasi
terdiri dari 3 tujuan tercapai, tercapai sebagian atau tidak tercapai. Tujuan tercapai yaitu jika
klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tujuan tercapai
sebagian yaitu jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang
telah ditetapkan dan tujuan tidak tercapai yaitu jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru (Ayu, 2010).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengakajian Keperawatan
1. Data Dasar Keluarga
Pada tanggal 06 Agustus 2012 dilakukan pengkajian keperawatan keluarga pada keluarga Tn.
M, pengkajian data dasar yang didapat yaitu nama kepala keluarga Tn. M berusia 42 tahun
dengan pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai pemulung dan bertempat tinggal di
Kampung Jembatan RT.09 RW.06 Kelurahan Cipinang besar Selatan Kecamatan Jatinegara.
Tn. M mempunyai seorang istri bernama Ny. N, berusia 51 tahun, pendidikan terakhir tidak
bersekolah dan bekerja sebagai buruh cuci. Tn. M dan Ny. N memiliki 1 orang anak. Anak
33
Ny.U
71 Thn
Ny. M
88 Thn
Tn.A
73 Thn
70 Thn
Genogram
Tn.D
Tn.M Ny.N
gastritis
An.R
12 Thn
51 Thn
42 Thn
: Pasien : Menikah
Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Tn. M sebagai
suami, Ny. N sebagai istri dan anak An. R yang tinggal dalam satu atap. Keluarga Tn. M
berasal dari suku Jawa, bahasa yang dipakai keluarga adalah Bahasa Indonesia dan untuk
kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan
tiadak ada. Agama yang dianut keluarga Tn. M adalah agama Islam dan seluruh anggota
Pencari nafkah yaitu Tn.M dan Ny.N yang bekerja sebagai pemulung dan buruh dengan
penghasilan rata-rata antara Rp. 300.000,- s/d Rp. 400.000. Jenis pengeluaran keluarga tiap
bulan untuk membeli kebutuhan pokok sperti beras dan kebutuhan sehari-hari lainnya. dan
keluarga tidak mempunyai tabungan khusus baik untuk kesehatan maupun sekolah dan
keluarga ini termasuk dalam keluarga prasejahtra. Aktifitas rekreasi keluarga tidak menentu,
dan penggunaan waktu biasanya digunakan dengan menonton TV bersama atau berkunjung
kerumah saudara Ny. N kebiasaan kumpul bersama biasanya dilakukan keluarga di malam
hari karena Tn. M dan Ny. N bekerja. Tahap perkembangan keluarga Tn. M saat ini adalah
keluarga dengan anak usia sekolah. Tugas perkembangan keluarga Tn. M yang sudah
prestasi sekolah An. R Sementara. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat
fisik anggota keluarga, membiasakan An. R belajar teratur dan memperhatikan An.R saat
Riwayat Keluarga inti, Tn.M dan Ny.N sudah menikah 13 tahun yang lalu, dan mempunyai
anak laki-laki bernama An.R berusia 12 tahun. Riwayat keluarga inti Tn.M tentang kesehatan
adalah An.R yang pernah mengalami batuk pilek dan mual muntah 3 bulan yang lalu dan
Ny.N mengalami gastritis sejak 5 tahun yang lalu sampai sekarang. Riwayat keluarga Tn.M
sebelumnya orang tua Tn.M yaitu Tn.A berusia 88 tahun dan Ny. M berusia 70 tahun sudah
meninggal Tn.M mengatakan tidak mengethui penyebab Tn.A dan Ny.M meninggal. Dan
riwayat orang tua Ny.N yaitu Tn.D berusia 73 tahun dan Ny.U berusia 71 tahun sudah
meninggal dan Ny.N mengatakan meninggal karena faktor umur yang sudah tua.
2. Lingkungan
Status rumah yang ditempati keluarga Tn. M bukan milik pribadi tetapi kontrakkan dengan
ukuran bangunan 3x4 m2. Jenis rumah yang ditempati keluarga Tn.M adalah rumah semi
permanen karena rumah tersebut mempunyai pondasi,dan dinding dari kayu/bambu, genteng,
plester/keramik. Sementara ventilasi rumah tidak ada dan cahaya yang masuk diproleh dari
pintu depan rumah serta menggunakan listrik sebagai penerangan dan kondisi kebersihan
rumah secara keseluruhan cukup bersih. Keluarga Tn.M memiliki tempat pembuangan
sampah tertutup dekat rumah tetangganya yang diolah dan diambil petugas seminggu sekali
untuk dibuang ke TPU, sementara sumber air yang digunakan keluarga Tn.M adalah air bor
yang diminta dari tetangga sebelah rumah dan keluarga Tn.M khususnya Ny. N mengatakan
air di manfaatkan untuk diminum, cuci, mandi dan kondisi air bersih, tidak berbau.
Keluarga Tn.M mempunyai WC sendiri, jenis WC yang digunakan keluarga Tn. M adalah
WC cemplung ke kali dan jarak pembuangan tinja dengan sumber air hanya 3 meter.
Keluarga Tn. M memiliki tempat untuk pembuangan air limbah yaitu dengan pembuangan
kekali, kondisi kali terbuaka, banyak sampah dan mengalir tidak lancar. Fasilitas sosial dan
fasilitas kesehatan terdapat di lingkungan Tn.M seperti tempat pengajiaan, arisan warga dan
ibu-ibu yang sering mengobrol di warung depan rumah dan untuk fasilitas kesehatan seperti
MCKK
Kali
Perabotan
D
A
P
U
R
Ruang Tamu
3 M Lantai I 3 M Tingkat II
3M
Ruang TV
3M Kamar Tidur
U
3 3
Ruang Tamu
3 M 3M
Karateristik tetangga dan komunitas di lingkungan rumah Tn.M adalah tinggal di lingkungan
yang berpenduduk cukup padat ditemapat tinggal keluarga Tn.M berasal dari berbagai suku
bangsa seperti, Jawa, Betawi, Sunda, Batak, tipe penduduk adalah suburban dan tipe hunian
dilingkungan Tn.M adalah permanen dan semi permanen, kondisi huniaan cukup ramai,
berdebu sehingga terjadi polusi udara dan banyak sampah di kali. Keluarga Tn.M merasa
nyaman hidup di komunitas tempat keluarga Tn.M tinggal karena tetangga di tempat Tn.M
tinggal sangat ramah dan saling menolong, dan tidak ada aturan dan kesepakatan ditempat
keluarga Tn.M tinggal yang membuat mereka tidak nyaman. Dan untuk sampai saat ini tidak
3. Struktur Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.M kurang berfungsi dengan baik karena Ny.N sulit
berkomunikasi dengan Tn.M yang sifatnya tertutup, khususnya Tn.M yang sering
mengabaikan ketika Ny.N berbicara tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi dalam penyampaian
pesan. Struktur kekuatan keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga Tn.M adalah Tn.M
dan Ny.N dengan proses keputusan diambil dengan cara musyawarah. Keluarga Tn.M
menjalankan peran setiap anggota keluarga dengan melakukan sesuai dengan perannya
masing-masing baik peran formal maupun informal, Tn.H berperan sebagai kepala keluarga,
suami dan ayah bagi anaknya. Sedangkan Ny.N berperan sebagai seorang istri, ibu bagi
anaknya, sedangkan An.R tidak menjalankan fungsi formal sepenuhnya karena tidak mampu
memelihara komunikasi dengan keluarga dimana tidak mau belajar dan tidak mau membantu
orang tua. Nilai dan norma budaya yang dipakai oleh keluarga Tn.M adalah yang sesuai
dengan ajaran agama yang dianut oleh keluarganya yaitu ajaran agama islam dimana mengaji,
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga Tn. M dalam afektif yaitu tetap saling menghargai, menyayangi satu sama
lain, walaupun terkadang Tn.M yang suka mengabaikan pembicaraan atau nasehat dari Ny.N
tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi dalam penyampaian pesan kepada Tn.M maupun An.R.
Fungsi sosialisasi Pada keluarga Tn.M yaitu kurang cukup baik interaksi antara orang tua
dan anak dimana Tn.M dan An.R suka mengabaikan pembicaraan atau nasihat dari Ny.M dan
untuk Keluarga berinteraksi dengan warga sekitar rumah dengan komunikasi yang cukup
baik. Fungsi reproduksi, pada saat menikah Tn. M dan Ny. N memiliki satu orang anak yaitu
An. R dan menggunakan metode pil KB untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga.
sebgaiaan uang untuk menabung. Serta stresor jangka panjang yang dialami keluarga Tn.M
yaitu memikirkan penyakit gastritis yang sering kambuh pada Ny. Lalu respon keluarga Tn.M
jika menghadapi masalah tidak punya uang, Ny.N meminjam kepada adiknya. Bila ada
anggota keluarga yang sakit Ny.N membelikan obat di warung dan ke puskesmas.
Kemampuan keluarga merespon terhadap masalah keluarga biasanya diselsaikan dengan
koping yang digunakan keluaraga Tn.M khususnya Ny.N adalah dengan berdoa dan
musyawarah sehingga tidak ada strategi adaptasi disfungsional yang dilakukan dengan cara
maladaptif.
6. Pemeriksaan fisik
Tn.M (42 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi:80x/menit,
pernapasan: 19x/menit, suhu : 36C, kondisi kulit kepala Tn.H bersih, warna rambut hitam,
mata simetris, hidung bersih, kelopak mata normal, pergerakan mata normal, telinga bersih
tidak ada penumpukan serumen, mulut bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih tadak ada caries
gigi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi
nafas vesikuler, abdomen supel, ekstermitas atas dan bawah baik, kulit berwarna sawo
Ny. N(51 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah:110/80 mmHg, nadi:76 x/menit,
pernapasan: 20x/menit, suhu: 36C, kondisi kulit kepala Ny.N bersih, warna rambut hiatm
Sedikit beruban, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata normal, pergerakan mata normal,
telinga bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih
tidak ada caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, dada
simetris, bunyi nafas vesikuler, nafas teratur. Abdomen tidak ada asites, bisisng usus
12x/menit, terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri atas. Extermitas atas dan bawah baik, kulit
An. R (12tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah: 18x/menit, nadi: 70x/menit suhu: 36C,
kondisi kulit kepala An. R bersih, warna rambut hitam, mata simetris, hidung bersih, kelopak
mata normal, pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut
sedikit tampak kotor, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries gigi, pada leher tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler,
extermitas atas dan bawah baik, kulit tampak bersih, kesimpulan saat ini An.R dalam kondisi
sehat.
7. Harapan Keluarga
Keluarga Tn.M sangat berharap dengan adanya penyuluhan kesehatan tentang gastritis ini
dapat berguna dan bermanfaat untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuaan tentang cara
mencegah dan merawat anggota keluarganya, keluarga Tn.M khususnya Ny.N juga berharap
agar terhindar dari akibat atau komplikasi atau akibat lanjut yang lebih parah.
Mengenal masalah nyeri pada Ny.N, saat dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.M
khususnya Ny.N mengatakan sudah menderita penyakit maag sejak 5 tahun yang lalu, Ny.N
mengatakan nyeri ulu hati nyerinya melilit di bagiaan kiri perut atas ketika melakukan
aktifitas yang berlebihan seperti menyuci serta kalau marah-marah sama An.R yang susah
sekali mengikuti perintahnya, tidak nafsu makan, mual, perut terasa penuh, sesak napas dan
nyerinya sebentar kalau beristirahat, nyeri ringan, skal nyeri 3 . Ny.N mengatakan tidak
mengatakan ketika nyerinya datang Ny.N biasanya hanya beristirahat saja, mengompres
Merawat anggota keluarga, Ny.N mengatakan kalau nyerinya timbul biasanya mengompres
dengan botol yang berisi air hangat dibagiaan abdomenya dan Ny.N mengatakan mengikat
menggunakan tali pada bagian abdomenya yang nyeri, Ny.N mengatakan tidak
mengkonsumsi obat mylanta, kareana obatnya sudah habis dan belum punya uang untuk beli
lagi, tampak obat mylanta yang di konsumsi Ny.N suadah habis. Memodifikasi lingkungan,
Keluarga Tn.M khususnya Ny.N mengatakan terasa sakit pada ulu hatinya kalau marah sama
An.R yang susah sekali mengikuti perintahnya, dan memikirkan Tn.M yang suka
mengabaikan pembicaraanya dan jarang dirumah, Ny.N mengatakan malas mau makan pagi
dan hanya minum teh saja dan makan apa adanya saja. Memanfaatkan fasilitas kesehatan,
Ny.N mengatakan hanya membeli obat di warung seperti promag ketika maagnya kambuh
atau tidak parah, Ny.N mengatakan pernah ke rumah dengan majikannya untuk membeli obat
Mylanta dan obat tersebut cocok, Ny.N mengatakan obat yang didapatkan dari puskesmas
tidak cocok, Ny.N mengatakan tidak pernah ke puskesmas lagi karena obatnya yang kurang
cocok Tampak obat yang di dapat Ny.N dari puskesmas adalah obat Ranitidin.
Mengenal masalah gastritis pada Ny.N, saat dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.M
khususnya Ny.N mengatakan sudah menderita penyakit maag sejak 5 tahun yang lalu, Ny.N
mengatakan tidak mengetahui mengenai pengertian gastritis, penyebab gastritis, tanda dan
gejala gastritis serta akibat lanjut dari gastritis. Ny.N mengatakan hanya tau dari dokter
bahwa penyakitnya maag atau gastritis, Ny.N tampak bingung saat ditanya mengenai
pengertiaan gastritis, penyebab, tanda dan gejala serta akibat lanjut. Mengambil keputusan,
Ny.N mengatakan ketika keluhan datang Ny.N biasanya hanya beristirahat saja, mengompres
dengan air hangat, serta tidak kerumah sakit atau ke puskesmas. Merawat anggota keluarga,
Ny.N mengatakan kalau nyerinya timbul biasanya mengompres dengan botol yang berisi air
hangat dibagiaan abdomenya dan Ny.N mengatakan mengikat menggunakan tali pada bagian
abdomenya yang nyeri, Ny.N mengatakan tidak mengkonsumsi obat mylanta, kareana
obatnya sudah habis dan belum punya uang untuk beli lagi, tampak obat mylanta yang di
konsumsi Ny.N suadah habis. Memodifikasi lingkungan, Keluarga Tn.M khususnya Ny.N
mengatakan terasa sakit pada ulu hatinya kalau marah sama An.R yang susah sekali
mengikuti perintahnya, dan memikirkan Tn.M yang suka mengabaikan pembicaraanya dan
jarang dirumah, Ny.N mengatakan malas mau makan sarapan dan hanya minum teh saja dan
majikanya untuk membeli obat dan Ny.N mengatakan majikannya membelikan obat Mylanta
dan Ny.N mengatakan sekarang obatnya sudah habis dan Ny.N hanya membeli obat di
warung seperti promag ketika maagnya kambuh atau tidak parah, Ny.N mengatakan pernah
ke puskesmas dan mendapatkan obat tetapi obatnya tidak cocok, Ny.N mengatakan tidak
pernah ke puskesmas lagi karena obatnya yang kurang cocok. Tampak obat yang di dapat
9. Analisa Data
Data Fokus Diagnosa Keperawatan
DS:
Ny.N mengatakan menderita penyakit Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada
gastritis sejak 5 tahun yang lalu. keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d
Ny.N mengatakan Mengikat menggunakan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
tali jika sakit maagnya kambuh. keluarga dengan gastritis
Ny.N mengatakan nyeri ulu hati , nyeri
ringan, nyerinya melilit di bagiaan perut atas
ketika melakukan aktifitas yang berlebihan
seperti menyuci serta kalau marah-marah
sama An.R yang susah sekali mengikuti
perintahnya,
Ny.N mengatakan tidak nafsu makan,
mual, perut terasa penuh, sesak napas dan
Ny.N mengatakan nyerinya sebentar kalau
beristirahat.
Ny.N mengatakan kalau nyerinya timbul
biasanya mengompres dengan botol yang
berisi air hangat dibagiaan abdomenya
Ny.N mengatakan mengikat menggunakan
tali pada bagian abdomenya yang nyeri
DO :
Ny.S terlihat meringis ketika disuruh di
tekan pada bagiaan abdomennya.
Skala nyeri 3
nadi: 76x/ menit.
pernapasan: 22x/menit.
DS:
- Ny.N mengatakan tidak mengetahui
tentang pengertian, tanda dan gejala, Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada
penyebab, akibat anjut dari gastritis, cara keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d
perawatan gastritis ketidakmampuan keluarga merawat anggota
-Ny.N mengatakan malas mau makan pagi keluarga dengan gastritis
dan hanya minum teh saja.
-Ny.N mengatakan hanya beristirahat saja
kalau maagnya kambuh
-Ny.N mengatakan hanya tau dari dokter
bahwa penyakitnya maag atau gastritis.
-Ny.N mengatakan tidak mengkonsumsi obat
Mylanta, kareana obatnya sudah habis dan
belum punya uang untuk beli lagi.
-Ny.N mengatakan hanya membeli obat di
warung ketika maagnya kambuh atau tidak
parah.
-Ny.N mengatakan pernah ke puskesmas dan
mendapatkan obat tetapi obatnya tidak cocok.
DO:
tekanan darah: 110/80 mmHg.
nadi: 76x/ menit.
pernapasan: 22x/menit.
Ny.N tampak bingung saat ditanya
mengenai pengertiaan gastritis, penyebab,
tanda dan gejala serta akibat lanjut.
tampak obat mylanta yang di konsumsi
Ny.N sudah habis.
Obat yang di dapat Ny.N dari puskesmas
adalah ranitidin
C. Perencanaan Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan nyeri
Tujuan umum:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 30 menit diharapkan Nyeri abdomen pada pada keluarga
Tn.H khususnya Ny.N teratasi.
Tujuan Khusus :
a. Setelah penjelasan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Mengenal masalah nyeri abdomen dengan :
a. Menjelaskan pengertian nyeri
Kriteria Evaluasi : respon kognitif
Standar Evaluasi : Nyeri merupakan tanda dan gejala gastritis
Rencana intervensi :
Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian nyeri.
Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertian nyeri
b. Menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala gastritis
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala gastritis yaitu nyeri atau sakit pada ulu hati, perut
Kembung dan mual muntah, nafsu makan berkurang, saat makan terasa penuh.
Rencana Intervensi :
a. Diskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny.N
b. Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis
c. Beri pujian positif pada keluarga
b. Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah nyeri abdomen
a) Menjelaskan akibat yang terjadi bila nyeri abdomen tidak diatasi
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : perdarahan pada saluran cerna bagian atas atau bawah
Rencana Intervensi :
(1) Identifikasi akibat nyeri abdomen yang dialami Ny.N yang lalu
(2) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali akibat nyeri abdomen bila tidak diatasi
b) Mengambil keputusan untuk menangani nyeri abdomen agar tidak bertambah
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : tidak bertambah parah
Rencana Intervensi :
(1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi nyeri abdomen untuk mengambil keputusan selanjutnya
(2) Motivasi keluarga untuk memutuskan menangani nyeri abdomen secara tepat
(3) Beri pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga
c. Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Merawat keluarga dengan nyeri abdomen
a) Menjelaskan cara perawatan nyeri
Kriteria Evaluasi : respon kognitif
Standar Evaluasi : cara perawatan gastritis yaitu melakukan teknik relaksasi
Rencana Intervensi :
(1) Gali pengetahuan keluarga dalam mengatasi nyeri abdomen
(2) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri abdomen
(3) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan
b) Mendemostrasikan cara perawatan nyeri abdomen
Kriteria evaluasi : respon psikomotor
Standar evaluasi : keluaraga mendemostrasikan kembali cara perawatan nyeri seperti tehnik relaksasi, keluarga
dapat menilai keberhasilan tindakan yaitu mengontrol diri dengan dengan mengatur pola makan, keluarga dapat
menilai keberhasilan pelaksanan tindakan yang di lakukan.
Renacana Intervensi :
a. Demonstrasikan cara perawatan gastritis seperti teknik relaksasi
b. Motivasi keluarga untuk meredemonstrasikan.
c. Beri pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan yang dilakukan.
e. Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
bila gastritis berlanjut :
1) Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi gastritis
berlanjut.
Rencana Intervensi :
a) Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
b) Diskusikan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan.
c) Anjurkan keluarga untuk periksa ke pelayanan kesehatan bila gastritis kambuh.
2) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Kriteria Evaluasi : respon psikomotor
Standar Evaluasi : kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan untuk berobat bila gastritisnya kambuh.
Rencana Intervensi :
a) Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi pelayanan kesehatan.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan gastritis.
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gastritis selama 3x30 menit, diharapkan pemeliharaan
kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N kembali efektif.
Tujuan Khusus:
a. Setelah penjelasan selama 30 menit, diharapkan keluarga mampu:
1) Mengenal masalah gastritis dengan:
a) Menjelaskan pengertian gastritis
Kriteria Evaluasi : respon kognitif
Standar Evaluasi : gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung
Rencana Intervensi :
Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian gastritis.
Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertian gastritis
b) Menyebutkan Penyebab gastritis
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : Makanan yang pedas atau asam-asam, makan yang terlalu cepat, makanan berbumbu atau
berempah, makanan yang terlalu banyak, merokok, minuman beralkohol, dan obat-obatan.
Rencana Intervensi :
(1) Diskusikan penyebab yang biasanya terjadi pada Ny. N.
(2) Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab gastritis.
(3) Beri pujian atas upaya keluarga dalam menjawab pertanyaan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada tahap pengkajian salah satu faktor
yang harus dikaji adalah tahap perkembangan. Pada saat melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan
pada keluarga Tn.M yaitu tahap perkembangan dengan anak usia sekolah, dilihat dari anak Ny.N yaitu An. R (12
tahun).
Tahap perkembangan keluarga Tn.M yang sudah terpenuhi yaitu mengembangkan hubungan anak dengan teman
sebaya, meningkatkan prestasi sekolah An. R. Sementara tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
saat ini adalah mempertahankan hubungan yang memuaskan diantara anggota keluarga faktor penghamabatnya
adalah adanya pola komunikasi yang tidak berfungsi dengan baik karena Ny.N sulit berkomunkasi dengan Tn,M
yang sifatnya tertutup yang ditandai dengan Tn.M Sering mengabikan pembicaraan Ny.N, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga belum terpenuhi karena faktor ekonomi dalam keluarga yang tidak mendukung
yang di tandai dengan penghasilan keluarga yang tidak cukup untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari,
membiasakan An.R belajar teratur dan memperhatikan An.R saat menyelsaikan tugas sekolah, tidak terpenuhi
karena tidak mampu memelihara komunikasi yang baik dalam keluarga anatara orang tua dan anak.
Penulis membahas tentang adanya ketidaksesuaian dari pengkajian antara teori dan kasus serta alternatif
pemecahan masalahnya. Dari hasil pengkajian penulis menemukan kesenjangan dimana menurut teori dari
penyebab gastritis oleh bakteri, obat-obatan, konsumsi alkohol, kondisi stress, makan yang tidak teratur,
merokok. Penyebab gastritis yang di alami Ny.N yaitu karena malas mau makan pagi dan hanya minum teh atau
makan apa adanya . Dalam hal ini malas makan atau makan apa adanya akan mempengaruhi peningkatan asam
lambung sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di daerah sekitar
epigastrum.. Dan pada keadaan stress akan terjadi peransangan saraf simpatis ( nervus vagus) maka akan terjadi
peningkatan asam lambung dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama kelamaan akan
menyebabkan terjadinya gastritis. Tanda dan gejala gastritis pada teori gejala seperti anoreksia, nyeri pada ulu
hati, mual muntah, perdarahan pada saluran cerna. Pada saat pengkajian Ny.N, mengatakan suka nyeri di di
bagiaan perut melilit, terasa begah dan sesak napas ketika maagnya kambuh. Saat ini Ny.N tidak mengalami
anoreksia, nyeri pada ulu hati, mual muntah, perdarahan pada saluran cerna.
Pada teori akibat lanjut dari gastritis adalah perdarahan pada saluran pencernaan (muntah darah/berak darah),
syok haemoragik atau tidak sadarkan diri karena perdarahan. Pada kasus Ny.N belum mengalami akibat lanjut
dari gastritis, saat dilakukan pengkajiaan terhadap keluarga. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit gastritis dan komplikasi yang terjadi akibat gastritis.
Perawatan gastritis pada teori dengan cara memodifikasi diet, menghindari makanan yang pedas, mengurangi
stress, menghindari alcohol, tidak merokok, tehnik relaksasi nafas dalam. Pada saat pengkajiaan ditemukan
bahwa keluarga Tn.M khususnya Ny.N tidak mengetahui cara perawatan gastritis baik farmakologis maupun
nonfarmakologis. Hal ini disebabkan pengetahuan yang dimiliki keluarga Tn.M khususnya Ny.N kurang.
Cara memodifikasi lingkungan pada teori dengan cara menjaga rumah agar tidak berantakan, penerangan yang
cukup dan lingkungan yang tidak bising, memodifikasi diet (pola makan yang teratur) Pada saat pengkajian
pada Keluarga Tn.M khususnya Ny.N penerangan di rumah keluarga Tn.M khususnya Ny.N cukup, lingkungan
yang bising, penuh dengan perabotan yang tidak pakai disamping rumah dan kurungan ayam dan keluarga
belum mampu untuk memodifikasi dietnya, karena factor ekonomi keluarga yang serba kecukupan.
Pada teori dilakukan pemerikasaan penunjang untuk penyakit gastristis yaitu pemeriksaan darah lengkap, yang
bertujuaan untuk mengetahui adanya Anemia, pemeriksaan serum vitamin B12 yang bertujuaan untuk
mengetahui defesiensi vitamin B12, Analisis feses yang bertujuaan untuk mengetahui adanya perdarahan pada
feses . Sedangkan Ny.N mengatakan dirinya tidak melakukan pemeriksaan penunjang apapun karena Ny.N
tidak memiliki biaya yang cukup.
Pada sarana pelayanan kesehatan, menurut teori ada tiga sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas, Klinik,
dan Rumah Sakit. Ketiga sarana pelayanan keshatan tersebut memiliki manfaat dan keuntungan masing-masing.
Pada saat pengkajian keluarga Tn.M khususnya Ny.N tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut secara
maksimal seperti puskesmas dan poswindu karena obat yang diberikan kurang cocok. Keluarga Ny.N
mengatakan hanya membeli obat di warung apabila gastritisnya belum terlalu parah.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi pengukuran, pemeriksaan fisik. Selama
pengumpulan data tidak ada hambatan yang terjadi karena Ny.N memiliki waktu luang untuk melakukan
pengkajian.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut teori diagnosa keperawatn keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu diagnosa aktual, resiko,
potensial. Dalam kasus ini penulis mengangkat dua diagnosa yaitu Gangguaan rasa nyaman, nyeri abdomen
pada keluarga Tn,M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan nyeri.
karena ditemukan data-data yang kuat untuk diagnosa tersebut. Diagnosa kedua adalah ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan gastritis Faktor pendukung yang ditemukan dalam menentukan diagnosa sangat terlihat bahwa
keluarga tidak mampu mengenal masalah gastritis, tidak mampu mengambil keputusan, tidak mampu merawat
anggota keluarga dengan gastritis, tidak mampu memodifikasi lingkungan dan keluarga kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Faktor penghamabat dalam perusmusan diagnosa adalah data yang tidak mendukung
dikarenakan diagnosa utama pada hari pertama pengkajiaan adalah pemeliharaan kesehatan, tetapi pada
pengkajian hari kedua penulis menemukan diagnosa nyeri sehingga prioritas nyeri menjadi prioritas satu atau
utama dan pemeliharaan kesehatan menjadi diagnosa yang kedua.
C. Perencanaan
Dalam menentukan masalah penulis menemukan beberapa hambatan dimana ketersediaan literatur yang kurang
dan faktor pendukungnya masalah yang dialami keluarga sangat jelas terlihat. Dalam menentukan sifat masalah
kedua diagnosa bersifat aktual. Oleh karena itu, penulis merencanakan mengatasi masalah nyeri dahulu karena
keluarga Tn.M khususnya Ny.N belum mengetahui Lima fungsi keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah
nyeri yang dilakukan secara bertahap.
Dalam penyusunan prencanaan perawat merencanakan untuk memberikan penyuluhan kesehatan dimulai dari
TUK I untuk diagnosa nyeri yaitu mengenal masalah nyeri, rencana penyuluhan kesehatan menjelaskan
pengertian, penyebab, tanda dan gejala gastritis, TUK II menjelaskan akibat lanjut bila nyeri tidak diatasi, TUK
III menjelaskan cara perawatan keluarga dengan gastritis dengan cara mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam,
menghindari stress, modifikasi diet, TUK IV menjelaskan cara memodifikasi lingkungan serta TUK V
menjelaskan tentang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dan TUK I- TUK V untuk diagnosa II.
D. Pelaksanaan
Secara teori pada tahap pelaksanaan perawat akan menghadapi kenyataan dalam perawatan kesehatan keluarga
yang dapat mendorong untuk mencoba segala daya cipta dalam mengadakan perubahan-perubahan atau
terjadinya frustrasi sehingga tidak dapat berbuat apa-apa. Pada tahap pelaksanaan penulis menemukan faktor
pendukung dan faktor penghambat . Faktor pendukung yang ditemukan yaitu keluarga Tn.M khususnya Ny.N
koperatif dengan penulis dapat mendapatkan data keluarga dan bersama-sama dapat menyelsaikan masalah
kesehatan didalam keluarga Tn.M khususnya Ny.N.
Faktor penghambat yaitu Ny.N memiliki keterbatasan pendidikan sehingga penulis memodifikasi dengan
memberikan contoh gambar dan penjelasan secara lisan dan bahasa yang mudah dipahami. Penulis memberikan
lefleat pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N supaya apabila keluarga Tn.M khususnya Ny.N lupa mengenai
gastritis dan perawatanya dapat melihat kembali lefleat tersebut. Pelaksanaan yang dapat dicapai oleh keluarga
Tn.M adalah mampu mengenal masalah gastritis, penyebab gastritis, tanda dan gejala, mengetahui akibat lanjut,
cara perawatan dan pencegahan penderita gastritis, serta mengetahui keuntungan dan kerugian sarana pelayanan
kesehatan, sedangkan untuk memodifikasi lingkungan yang baik belum dilakukan sepenuhnya oleh keluarga,
karena membutuhkan biaya yang cukup besar dan dilakukan secara bertahap oleh keluarga. Ny.N seharusnya
makan secara teratur walaupun sedikit tapi sering untuk mencegah terjadinya peningkatan asam lambung,
karena apabila asam lambung meningkat maka akan mengiritasi lapisan mukosa lambung sehingga timbul rasa
nyeri Pelaksanaan keperawatan tersebut dapat dilakukan dengan alat bantu flipchart, leaflet untuk
memudahkan keluarga untuk bisa memahami apa yang disampaikan oleh penulis.
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara teori dan hasil tindakan keperawatan
dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilanya. Bila hasil evaluasi tidak
berhasil atau berhasil sebagaian perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Pada TUK I- V diagnosa I
evaluasi tercapai karena keluarga khususnya Ny.N sangat antusias dalam mendengarkan penyuluhan dari
perawat dan mampu menjawab pertanyaan dari perawat serta mampu untuk mengulang kembali bagaimana cara
mengatasi nyeri secara mandiri dibuktikan dengan Ny.N mampu mengulang kembali atau mendemostrasikan
kembali tehnik relaksasi nafas dalam dan Ny.N berjanji untuk menjaga dan mengatur pola makan sehariannya.
Pada diagnosa II untuk TUK I keluarga mampu memahami pengertian, penyebab dan tanda gejala gastritis
sehingga penulis memodifikasi dengan melanjutkan evaluasi validasi TUK I tanggal tanggal 7 Agustus 2012.
Pada tujuaan kasus II penulis sudah tercapai , keluarga Tn.M khususnya Ny.N mampu memahami akibat lanjut
dari gastristis yang sudah dijelaskan oleh penulis dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi
anggota keluarga yang sakit. Respon keluarga sangat antusias saat penulis menjelaskan akibat lanjut dari
gastristis dan keluarga memutuskan akan membawa anggota keluarga yang sakit pelayanan kesehatan. Dalam
hal ini tujuan penulis dalam memberikan penyuluhan kesehatan tujuaan khusus dua tercapai.
Pada tujaan khusus III penulis menjelaskan tentang cara perawatan gastritis, respon keluarga Tn.M khususnya
Ny.N sangat antusias saat penulis menjelaskan dan mendemostrasikan tehnik relaksasi napas dalam. Keluarga
Tn.M khususnya Ny.N tampak paham dan akan melakukan jika penyakit gastristisnya kambuh. Dalam hal ini
tujuaan penulis dalam memberiakan penyuluhan kesehatan tujuaan khusus III tercapai.
Pada tujuaan khusus IV penulis menjelaskan tentang cara lingkungan bagi penderita gastristis. Keluarga tampak
memperhatikan penjelasan dari penulis.Saat penulis bertanya keluaraga menjawab akan mengikuti anjuran
perawat tentang cara memodifikasi lingkungan secara optimal , saat penulis melakukan kunjungan yang
direncanakan keluarga Tn.M khususnya Ny.N belum memodifikasi lingkungan secara optimal. Sehingga penulis
dapat menyimpulkan pada tujuaan khusus 4 tercapai.memodifikasi
Tujuaan khusus V penulis menjelaskan tentang fasilitas kesehatan. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N paham
penjelasan tentang keuntungan dan kerugiaan dari pelayanaan kesehatan. Yang ditandai dengan keluarga
menyebutkan kembali tentang keuntungan dan kerugian dari pelayanan kesehatan. Sehingga penulis mengambil
kesimpulan bahwa TUK V tercapai. Masalah yang ada pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N masih perlu adanya
rencana tindak lanjut yang dilakukan penulis untuk keluarga Tn.M khususnya Ny.N dengan menunjuk An.R
untuk memantau Ny.N dalam menjaga pola makan yang teratur.