Anda di halaman 1dari 49

dilakukan

penanggulangan
fokus. Bila hasil
PE negatif
dilakukan
penyuluhan, PSN
3M plus dan
larvasidasi
selektif. B.
Penanggulangan
fokus
Penanggulangan
fokus adalah
kegiatan tindak
lanjut dari PE,
bertujuan untuk
memberantas
nyamuk penular
DBD. Bila hasil
PE memenuhi 2
kriteria PE
positif, maka
dilakukan
penanggulangan
fokus yang
dilaksanakan
mencakup radius
minimal 200
meter, terdiri dari
pemberantasan
sarang nyamuk
(PSN 3M plus),
larvasidasi,
penyuluhan
dan/atau
pengabutan
panas (fogging)
dan/atau
pengabutan
dingin (ULV).
Pengasapan
dilakukan
sebanyak 2 siklus
dengan interval 1
minggu. Bila
tidak ditemukan
penderita lainnya
tetapi ditemukan
jentik, maka
dilakukan
penggerakan
masyarakat
dalam PSN 3M
plus, larvasidasi
dan penyuluhan.
Sedangkan bila
tidak ditemukan
penderita lainnya
dan tidak
ditemukan
jentik, maka
dilakukan
penyuluhan
kepada
masyarakat.
Kegiatan PSN
DBD dan
larvasidasi ini
merupakan
kegiatan berbasis
masyarakat yang
dipimpin oleh
ketua RW/RT,
tokoh masyarakat
dan kader-kader.
Penyuluhan akan
dilaksanakan oleh
petugas
kesehatan/kader
atau kelompok
kerja (Pokja)
DBD
desa/kelurahan
berkoordinasi
dengan petugas
puskesmas
dengan materi
antara lain situasi
DBD di
wilayahnya dan
cara-cara
pencegahan DBD
yang dapat
dilaksanakan oleh
individu,
keluarga dan
masyarakat yang
disesuaikan
dengan kondisi
setempat.
Kegiatan
penyuluhan dan
penggerakan
masyarakat ini
dilaksanakan
sebelum
dilakukan
pengabutan
dengan
insektisida.
Pengabutan
dilakukan oleh
petugas
puskesmas atau
bekerjasama
dengan dinas
kesehatan
kabupaten/kota
didampingi oleh
ketua RT, tokoh
masyarakat atau
kader yang juga
sekaligus
memberikan
penyuluhan.
Hasil
pelaksanaan
penanggulangan
fokus dilaporkan
oleh puskesmas
kepada dinas
kesehatan
kabupaten/kota
dengan tembusan
kepada camat dan
kepala desa/lurah
setempat dengan
menggunakan
formulir K-DBD
Gerakan PSN
DBD Gerakan
PSN DBD adalah
kegiatan
terencana yang
dilakukan oleh
seluruh
masyarakat
bersama
pemerintah dan
pemerintah
daerah, bersifat
terus menerus
dan
berkesinambunga
n untuk
mencegah
penyakit DBD.
Tujuannya adalah
memberantas
tempat-tempat
perkembangbiak
an nyamuk Aedes
melalui peran
serta seluruh
masyarakat.
Selain itu,
melalui gerakan
PSN ini
diharapkan
semua keluarga
mengenali gejala
DBD sehingga
segera
memeriksakan
kepada petugas
kesehatan bila
ada anggota
keluarganya yang
diduga menderita
DBD, kemudian
melaporkan
kepada RT,
Kepala
Desa/Kelurahan
jika ada kasus
DBD agar dapat
ditindak lanjuti,
dan pada
akhirnya
membantu
kelancaran
mendukung
kegiatan
pengendalian
vektor DBD.
Gerakan PSN
DBD di
desa/kelurahan
dikoordinasikan
oleh kelompok
kerja DBD atau
disingkat
Pokjanal DBD,
yang merupakan
forum koordinasi
kegiatan
pengendalian
penyakit DBD
dalam wadah
LKMD.
Pembinaan
pelaksanaan
gerakan PSN
DBD dilakukan
oleh Pokjanal
DBD tingkat
Kecamatan,
Kabupaten/Kota,
Propinsi dan
tingkat Pusat
secara
berjenjang.
Kegiatan PSN
DBD antara lain:
A.

Penggerakan
PSN DBD di
rumah (tempat
pemukiman) a.
Kegiatan
Pokjanal oleh
masyarakat -
Setiap minggu:
pemeriksaan
jentik dan
penyuluhan oleh
pada
jumantik/kader,
kerja bakti
membersihkan
lingkungan oleh
masyarakat -
Setiap bulan:
pertemuan ketua
RT/RW dengan
PKK dan tokoh
masyarakat untuk
membahas hasil
pemeriksaan
jentik oleh
jumantik.
Hasilnya
kemudian
dilaporkan ke
Kepala
Desa/Lurah.
Selanjutnya
Kepala
Desa/Lurah
membahas
laporan ketua RW
dan tindak lanjut
umpan balik
pemeriksaan
jentik berkala
(PJB) dari
Puskesmas. b.

Peran Puskesmas
Petugas
Puskesmas
melakukan PJB
setiap 3 bulan
dengan cara
memeriksa 100
rumah yang
dipilih secara
acak untuk
mengetahui hasil
penggerakan PSN
DBD oleh
jumantik. Hasil
PJB dianalisis
dengan
menggunakan
indikator ABJ,
lalu hasil PJB ini
dilaporkan
kepada Camat
dan
diumpanbalikkan
kepada Lurah
untuk ditindak
lanjut. B.

Penggerakan
PSN DBD di
tempat-tempat
umum a.
Kegiatan di
sekolah dan
tempat-tempat
umum Kegiatan
PSN DBD di
sekolah
dikoordinasikan
oleh kepala
sekolah melalui
pengawasan
terhadap kegiatan
kebersihan
sekolah dan PSN
3M yang
dilakukan oleh
petugas
kebersihan
sekolah. PSN 3
M dilakukan
sekurang-
kurangnya
seminggu sekali
dan pembinaan
PSN DBD
diintegrasikan
dalam proses
belajar mengajar,
baik intra
maupun
ekstrakurikuler
seperti program
Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS).
Penggerakan
PSN DBD di
tempat-tempat
umum lainnya
dilaksanakan dan
dikoordinasi oleh
penanggung
jawab tempat-
tempat umum
yang
bersangkutan
dengan
melakukan
kegiatan
kebersihan
lingkungan dan
PSN 3M
sekurang-
kurangnya
seminggu sekali.
b.
Peran Puskesmas
Petugas
Puskesmas
memberikan
bimbingan teknis
kepada sekolah
melalui kegiatan
UKS dan kepada
TTU melalui
kegiatan rutin
pengawasan
lingkungan TTU.
Selain
itu dilakukan
pula pemantauan
jentik berkala
(PJB) pada
semua sekolah
dan tempat
tempat umum
yang ada di
wilayah kerja
puskesmas setiap
3 bulan dengan
cara memeriksa
setiap tempat-
tempat yang
potensial untuk
perkembangan
nyamuk Aedes.
Hasil dari PJB
dilaporkan ke
camat dan
diumpanbalikkan
kepada Kepala
Sekolah dan
penanggung
jawab TTU.
Pemantauan dan
Evaluasi
Pemantauan dan
evaluasi kegiatan
PSN dilakukan
melalui kegiatan
PJB setiap 3
bulan pada
sejumlah sampel
rumah, sekolah
dan tempat
umum lainnya.
Indikator
keberhasilannya
PSN DBD di
pemukiman
digunakan ABJ

95%, sedangkan
di TTU ABJ
sebesar 100%.
ABJ dari PJB di
setiap tingkat
wilayah kerja
kemudian
dibandingkan
dengan ABJ pada
kuartal
sebelumnya.
Diharapkan ada
peningkatan, jika
tidak kepala
pemerintahan
daerah setempat
diminta
meningkatkan
upayanya dalam
menggerakan
PSN DBD.

Anda mungkin juga menyukai