PENDAHULUAN
Penyakit gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan gangguan pada
kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi
perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga.
Fungsi perawatan keluarga yaitu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil
keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat
gastritis, merawat anggota keluarga dengan gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Ayu, 2010).
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu sebagai care
giver dimana perawat memberikan asuhan keperawatan langsung pada keluarga yang
meliputi pengkajian sampai evaluasi keperawatan, sebagai pendidik dengan memberikan
informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga melalui pendidikan kesehatan sesuai dengan
kemampuan keluarga, sebagai konselor yaitu mendengar keluhan keluarga secara objektif,
memberikan umpan balik dan informasi serta membantu keluarga melalui proses pemecahan
masalah sehingga keluarga menjadi lebih produktif, sebagai koordinator dengan cara
memanfaatkan sumber-sumber dan potensi yang ada baik materi maupun kemampuan
keluarga secara terkoordinasi, sebagai pembaharu dengan cara perawat mengadakan inovasi
dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku serta meningkatkan keterampilan keluarga agar
menjadi sehat, sebagai kolaborator yaitu perawat dapat bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan untuk menyelesaikan masalah keluarga, sebagai role model dengan menampilkan
1
perilaku yang dapat dijadikan panutan oleh keluarga dan sebagai referral resource dengan
membuat rujukan ke pelayanan kesehatan lain sesuai dengan yang diperlukan keluarga,
sebagai pembela ditunjukkan oleh perawat yang tanggap terhadap kebutuhan komunitas dan
mampu mengkomunikasikan kebutuhan tersebut kepada pemberi pelayanan kesehatan secara
tepat, sebagai fasilitator perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan, diharapkan perawat dapat memberikan solusi mengatasi
masalah kesehatan yang di hadapi (Ayu, 2010).
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa/i memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
pada keluarga dengan gastritis.
2. Tujuan Khusus :
Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep keluarga.
Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep masalah kesehatan gastritis.
Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan
gastritis.
Mahasiswa/i mampu menentukan masalah keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
Mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
Mahasiswa/i mampu menentukan prioritas keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
Mahasiswa/i mampu merencanakan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
Mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan
gastritis.
Mahasiswa/i mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
Mahasiswa/i mampu menganalisa faktorfaktor pendukung, penghambat serta mencari
solusi / alternatif pemecahan masalah pada keluarga dengan gastritis.
Mahasiswa/i mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan
gastritis.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI GASTRITIS
2.1 Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.
Secara hidropaotologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam pada umumnya.
Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
Harus diingat bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi
keduanya tidak saling berhubungan. Gastritis kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis
akut.
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka-pendek yang terkait dengan konsumsi
agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik. Agen semacam itu
mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, kemoterapi, dan mikro-
organisme infektif.
Gastritis kronik terbagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu menghasilkan
imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi anti-bodi. Anemia Pernisiosa
berkembang dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan
dengan infeksi bakteri Helicobacterpylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
Gastritis dapat juga dibagi menjadi akut dan kronik, harus diingat bahwa walaupun dilakukan
pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak sering berhubungan. Gastritis
kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis akut.
3
terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25
cm (10 inci), menjadi distensi bila makanan melewatinya.
Bagian sisa dari gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal. Lambung
ditempatkan di bagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat dibawah
diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi dengan kapasitas kira-
kira 1500 ml. Inlet ke lambung disebut pertemuan esofago-gastrik. Bagian ini dikelilingi oleh
cincin otot halus, disebut sfingter esofagus bawah (atau sfingter kardia), yang pada saat
kontraksi, menutup lambung dari esofagus. Lambung dapat dibagi kedalam empat bagian
anatomis : kardia (jalan masuk), fundus, korpus dan pilorus (outlet).
Lambung terdiri dari empat lapisan :
Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis, (a) serabut longitudinal, yang tidak
dalam dan bersambung dengan otot usofagus, (b) serabut sirkuler yang paling tebal
dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter dan berada di bawah lapisan
pertama dan (c) serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura
minor (lengkung kecil).
Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan
saluran limfe.
Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas banyak
kerutan atau rugae yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.
Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua
sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil
dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang
bercabang-cabang dan lubang-lubang yang salurannya dilapisi oleh epitelium silinder.
Epitelium ini bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epitelium dari bagian
kelenjar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah
lambung.
Kelenjar kardia terletak paling dekat lubang yang ada di sebelah usofagus. Kelenjar di
sini berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dan mengeluarkan
sekret mukus alkali. Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja; kelenjarnya tubuler dan berisi
berbagai jenis sel. Beberapa sel, yaitu sel asam atau sel oxintik, menghasilkan asam yang
4
terdapat dalam getah lambung. Dan yang lain lagi menghasilkan musin. Kelenjar pilorik.
Kelenjar dalam saluran pilorik juga berbentuk tubuler. Terutama menghasilkan mukus alkali.
Otot halus sirkuler di dinding pilorus membentuk sfingter piloris dan mengontrol
lubang diantara lambung dan usus halus. Secara ringkas, fungsi lambung antara lain :
Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu
pendek.
Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidrokhlorida,dan dengan
cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
Protein diubah menjadi pepton.
Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
Pencernaan lemak dimulai dari lambung.
Faktor antianemi dibentuk.
Chime, yaitu isi lambung yang cair, disalurkan masuk duodenum.
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran GI, yang jumlah panjangnya
kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik dan melipat diri yang
memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk sekresi dan absorbsi. Usus halus
dibagi ke dalam tiga bagian anatomik : bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut
jejenum dan bagian bawah disebut ileum. Duktus koledukus yang memungkinkan untuk
pasase baik empedu dan sekresi pankreas, mengosongkan diri ke dalam duodenum pada
ampula vater.
Pertemuan antara usus halus dan besar terletak di bagian bawah kanan duodenum. Ini
disebut sekum. Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi untuk mengontrol
pasase isi usus ke dalam usus besar dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis. Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi
kanan abdomen, segmen tranversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan
segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri dari dua bagian
: kolon sigmoid dan rektum. Tektum berlanjut pada anus. Jalan keluar anal diatur oleh
jaringan otot lurik yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.
2.3 Patofisiologi
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam
lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan
barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik ion
5
hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan penngkatan sekresi asam
lambung yang meningkat / banyak. Asam lambung dan enzim-enzim
pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi
peradangan. Inilah yang disebut gastritis. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan
penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan
tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan
peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat
mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan
peritonitis.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan
mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan (gastitis
atropik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya sekresi
lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atropik boleh jadi merupakan
pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis kronis dapat pula terjadi bersamaan dengan
ulkus peptikum atau mungkin terjadi setelah tindakan gastroyeyunostomi.
2.4. Patoflow
6
2.5. Klasifikasi
2.6. Etiologi
7
Jamur dan spesis candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan Mukonaceace dapat
menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien imunocompromezed. Pada pasien yang
sitem imunnya baik, biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur,
mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.
Gastritis akut :
Anoreksia ( tidak nafsu makan ), karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai
kompensasi lambung. Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3,
dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual
muntah.
Nyeri pada epigastrum, karena adanya peradangan pada mukosa lambung.Mual dan
muntah, dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan
asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.
Perdarahan saluran cerna ( hemetemesis melena), karena mucus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai
pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan.
Anemia, karena terjadinya perdarahan.
Gastritis kronis :
Nyeri ulu Hati, karena adanya peradangan atau iritasi pada mukosa lambung.
Anoreksia ( tidak nafsu makan), karena peningkatan produksi HCL atau peningkatan asam
lambung.
Nausea, Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, dilambung
HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil
persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual muntah.
8
2.8. Komplikasi
a. Gastritis Akute
Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.
Ulkus pada lambung: Karena erosi pada area yang mengelilingi membrane mukosa
lambung. biasanya terjadi akibat keseringan menggunakan obat-obat anti-inflamasi
nonsteroid, penggunaan alcohol, dan perokok berat,juga oleh H. Pylori.
Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada
feces dan memerlukan perawatan segeraPerforasi lambung.
b. Gastritis Kronis
Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi
anemia pernisiosa.
Gangguan penyerapan zat besi
Penyempitan daearah fillorus.
Kanker lambung; biasanya terjadi pada individu usia 40 tahun keatas dan juga pad
individu yang lebih muda. Diit yang mengiritasi biasanya adalah factor utamanya.
(makanan yang diasap dan sedikit mengkonsumsi buah dan sayur), penyakit ini timbul
akibat gastritis yang sudah kronis, anemia pernisiosa, ulkus gastrikum.
Bila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan darah.
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes
yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu
dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah
dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat gastritis.
b. Pemeriksaan pernapasan.
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
9
c. Pemeriksaan feces.
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif
dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah
dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas
yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah
selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus,
lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan
(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman
menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter
akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30
menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir
tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan endoskop.
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen.
Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
2.10. Penatalaksanaan
10
Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie yang terjadi
pada saluran gastrointestinal bagian atas.
Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan
asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor
H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer
atau cuka yang di encerkan.
Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
b. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan
garam bismuth (pepto bismol).
2.11. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk
dapat mengurangi resiko terkena gastritis :
Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis
makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah
dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.
Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa
dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat
lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah,
terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang
dapat membantu untuk berhenti merokok.
Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan
dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu
mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
11
Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit.
Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan
pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya
adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat
yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat
golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat
peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang
mengandung acetaminophen.
12
BAB III
TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
a. Definisi
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota (Ayu, 2010). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Sudiharto, 2007).
b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga berbeda menurut pandangan dan keilmuan serta orang yang
mengelompokkannya. Tipe keluarga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok tradisional
dan kelompok non tradisional.
13
Keluarga besar (the extended family) adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah.
Keluarga duda/janda (The single-parent family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
Commuter family adalah kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan.
Multigenerational family adalah keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
Kin-network family adalah beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll.
Blended family adalah keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
The single adult family, terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan, seperti: perceraian atau ditinggal mati.
14
c. Struktur Keluarga
Patrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
Matrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Matrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu.
Patrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
Keluarga kawinan merupakan hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri (Ayu, 2010).
d. Peran keluarga
Berbagai peran formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
Peranan ayah yaitu sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah, mendidik anak-
anak, melindungi keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya dan sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu yaitu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak-anaknya dan sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya
Peranan anak yaitu anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
15
Berbagai peran non formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
Peran ayah dan ibu sebagai anak dari kedua orang tua apabila masih tinggal bersama
orang tua.
Peran ibu dan anak sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya (Ayu,
2010).
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga yaitu:
16
yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
(Ayu, 2010).
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan keluarga
untuk memberikan pedoman dalam menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi
kesehatan keluarga serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari
satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga tersebut sebagai berikut
17
5. Tahap V: keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13 sampai 20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke V yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan
perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi dua arah.
6. Tahap VI: keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sanpai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
18
3.2 Konsep Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan
19
masyarakat, pemanfaatan fasilitas kesehatan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan.
Pengkajian struktur keluarga, terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran dan nilai norma budaya. Pola komunikasi keluarga meliputi cara dan
jenis komunikasi yang dilakukan keluarga, cara keluarga memecahkan masalah. Struktur
kekuatan keluarga meliputi respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami
masalah dan kekuatan yang digunakan keluarga. Struktur peran meliputi peran formal dan
informal.
Pengkajian fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
reproduksi dan fungsi perawatan kesehatan. Fungsi afektif meliputi bagaimana cara keluarga
mengekspresikan perasaan kasih sayang, perasaan saling memiliki, dukungan terhadap
anggota keluarga dan saling menghargai. Fungsi sosialisasi meliputi bagaimana
memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar, interaksi dan hubungan dalam
keluarga.
Fungsi perawatan kesehatan meliputi mengenal masalah kesehatan dalam keluarga,
mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya
komplikasi dari masalah kesehatan tersebut, merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Pengkajian stress dan koping keluarga meliputi stressor jangka panjang dan jangka pendek
serta kekuatan keluarga, respon keluarga terhadap stress, strategi koping yang digunakan dan
strategi adaptasi yang disfungsional. Pemeriksaan fisik meliputi tanggal pemeriksaan fisik
dilakukan, pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga dan membuat
kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik. Aspek pemeriksaan fisik meliputi:
Penjajagan II berisi tentang 5 fungsi perawatan kesehatan keluarga yang berhubungan dengan
pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganannya (Ayu, 2010).
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis sehat atau wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk
ditingkatkan, belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
20
potensial hanya terdiri dari komponen problem (P) saja atau P (problem) dan S (symptom /
sign), tanpa komponen etiology (E) (Ayu, 2010).
Diagnosis ancaman digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun
sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan
symptom atau sign (S) (Ayu, 2010) .
Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan atau masalah kesehatan
keluarga didukung dengan adanya beberapa data maladaptif. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga nyata atau gangguan, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan
symptom atau sign (S). Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiology (E) mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi persepsi terhadap keparahan
penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga
terhadap masalah
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan meliputi sejauhmana keluarga
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, masalah dirasakan keluarga, keluarga
menyerah terhadap masalah yang dialami, sikap negatif terhadap masalah kesehatan,
kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan informasi yang salah.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit meliputi bagaimana
keluarga mengetahui keadaan sakit, sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, sumber-sumber yang ada didalam keluarga dan sikap keluarga terhadap
sakit.
Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan meliputi keuntungan/ manfaat
pemeliharaan lingkungan, pentingnya hygiene sanitasi dan upaya pencegahan
penyakit.
21
Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga meliputi keberadaan
fasilitas kesehatan, keuntungan yang didapat, kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan, pengalaman keluarga yang kurang baik (Ayu, 2010).
Selanjutnya masalah kesehatan keperatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan
bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki
keluarga.
Tabel skoring
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalahh 1
Skala : Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
Skoring:
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor x bobot Angka Tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi ditentukan untuk menentukan prioritas
diagnosa keperawatan keluarga (Ayu, 2010)
22
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau
meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.
Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk
memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan resisten.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan
jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi problem atau masalah
(P) di keluarga sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada
bagaimana mengatasi etiology (E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S=spesifik,
M=measurable/dapat diukur, A=achievable/dapat dicapai, R=reality, T=time limited/punya
limit waktu). Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.
Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan (Ayu, 2010).
d. Pelaksanaan Keperawatan
23
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi digunakan untuk
mengetahui pencapaian tujuan yang ditetapkan dan keefektifan intervensi yang dilakukan
bagi keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi sesuai dalam mengatasi masalah
keluarga. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi program
merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai proses mendapatkan
dan menggunakan informasi sebagai dasar proses pengambilan keputusan dengan cara
meningkatkan upaya pelayanan kesehatan. Evaluasi proses difokuskan pada urutan kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perubahan perilaku. Evaluasi disusun
menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning) secara operasional dengan
sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan
evaluasi akhir). Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain: observasi langsung,
wawancara, memeriksa laporan, dan latihan stimulasi. Penentuan keputusan pada tahap
evaluasi ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap ini antara lain: keluarga telah mencapai
hasil yang ditentukan dalam tujuan, keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang
ditentukan, keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Hasil dari evaluasi
terdiri dari 3 tujuan tercapai, tercapai sebagian atau tidak tercapai. Tujuan tercapai yaitu jika
klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tujuan tercapai
sebagian yaitu jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang
telah ditetapkan dan tujuan tidak tercapai yaitu jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru (Ayu, 2010).
24
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1 PENGKAJIAN
A. Data umum
2. Umur : 35 Tahun
3. Pekerjaan KK : Swasta
4. Pendidikan KK : Sma
5. Komposisi Keluarga
6. Genogram
35 33
7 6
25
Ket :
35 = Laki-laki (suami)
33 = Perempuan (istri)/penderita
7 = Laki-laki (anak)
6l = Perempuan (anak)
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Bpk S termasuk tipe keluarga inti karena di dalamnya terdiri dari ayah, ibu dan
dua orang anak.
8. Suku bangsa
Bpk. S berasal dari suku sunda sementara Ibu W berasal dari suku jawa. Jadi keluarga Bpk. S
berasal dari suku sunda dan jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
indonesia.
9. Agama
Semua anggota keluarga Bpk. S beragama Islam, Ibu W jarang mengikuti pengajian
sementara An. A anak yang pertama suka mengaji.
26
11. Aktivitas dan rekreasi keluarga
Ibu W mengatakan jarang melakukan rekreasi karena kondisi keluarga yang tidak
memungkinkan. Sarana hiburan di rumah terdapat televise, keluarga biasa mengisi waktu
luang dengan berkumpul bersama dan menonton televisi pada waktu malam hari.
b. Pola Minum
Keluarga Ibu W biasa minum air putih kurang lebih 7-8 gelas per hari / orang.
d. Pola Eliminasi
Ibu S mengatakan dirinya dan keluarga biasa BAB 1 sampai 2 kali sehari dan BAK
5 6 kali sehari.
e. Personal Hygiene
Ibu W mengatakan bahwa keluarganya biasa mandi dua kali sehari yaitu pagi dan
sore, mandi menggunakan sabun, keramas satu minggu tiga kali menggunakan shampo.
Gosok gigi dua kali sehari, sedangkan untuk menggunting kuku Ibu W dan keluarga tidak
tentu dengan pasti, keluarga menggunting kuku jika kuku sudah panjang.
f. Pola Aktivitas
Ibu W mengatakan sehari-harinya dia tinggal di rumah paling pagi mengantar
anaknya yang pertama ke sekolah dan menjemput anaknya sekolah. Tetapi kesahariannya Ibu
27
W jarang keluar ataupun berpergian. Di rumah biasanya nonton TV, tidur siang dan
mengasuh kedua anaknya. Sedangkan Bpk. S bekerja sebagai koki berangkat pagi pukul
04.00 14.30 WIB sedangkan jika berangkat siang pukul 10.00 20.00 WIB.
Ibu W mengatakan anak pertamanya saat ini berusia 7 tahun , jadi perkembangan
keluarga saat ini adalah tahap perkembangan anak usia sekolah.
28
C. Keadaan lingkungan
1. Karakteristik Rumah.
Rumah keluarga Ibu W berukuran kurang lebih 54 meter, mempunyai satu ruang
tamu, satu kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi yang dipakai secara bersama.
Rumah keluarga Ibu W merupakan tipe rumah permanen dan ngontrak.
a. Denah rumah :
` Keterangan:
d
U A : Ruang tamu
B C B : Kamar tidur
C : Dapur
D : Kamar mandi
A
: Jendela
: Pintu utama
c. Sumber Air
Sumber air keluarga Ibu W berasal dari PAM yang digunakan untuk air minum,
mandi dan mencuci. Karakteristik air tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
29
e. Penataan Ruangan
Penataan rumah cukup rapi walaupun sedikit berantakan karena Ibu W memiliki anak
kecil. Penataannya teratur sesuai dengan fungsi ruangan. Pada ruang tamu dan ruang keluarga
terdapat kursi, televisi, meja makan sehingga ruang tamu dan ruang kekuarga menjadi satu.
Dapur terdapat di samping kamar tidur dan tidak begitu luas sedangkan kamar mandi berada
disamping dapur.
g. Pembuangan Sampah
Ibu W mengatakan biasa membuang sampah ke sungai. Ibu W mengatakan sebagian
besar penduduk sekitar membuang sampah ke sungai.
h. Sarana Transportasi
Ibu W mengatakan sarana transportasi yang di gunakan untuk berpergian adalah
angkutan umum, karena keluarga Bpk S tidak mempunyai kendaraan pribadi.
30
3. Mobilitas geografis keluarga
Ibu W mengatakan sudah tinggal dirumahnya yang sekarang selama 3 tahun,
sebelumnya keluarga Bpk S tinggal di kelurahan pasir kuda namun di 05.
D. Struktur Keluarga
3. Struktur peran
Bapak S : Sebagai kepala keluarga yaitu dalam mengambil keputusan keluarga dan
sebagai bapak dari kedua anaknya, membantu mencari nafkah untuk kebutuhan hidup
sehari-hari.
Ibu W : Sebagai ibu, mengatur dan mengurus rumah tangga dan keuangan serta
mengurus anak.
Anak A : Sebagai anak pertama adalah sebagai seorang pelajar..
Anak S : Sebagai anak kedua adalah sebagai pelajar juga, semuanya rajin dan
patuh terhadap perintah bapak serta ibunya.
31
4. Nilai dan norma budaya
Keluarga Bpk S dalam menghadapi masalah kesehatan selain membawa ke Dokter,
keluarga juga suka membawa ke rumah sakit. Dan keluarga memegang teguh nilai-nilai
agama Islam, keluarga juga ditekankan untuk menjaga silahturahmi dengan saudara-saudara
dan tetangga setempat.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Ibu W selalu memberikan kasih sayang pada semua anaknya dan tidak membeda-bedakan.
Diantara anggota keluarga satu sama lainnya saling menyayangi. Hubungan keluarga terlihat
harmonis dan ikatan kekeluargaan sangat erat.
2. Fungsi sosial
Seluruh anggota keluarga Bpk S dapat bersosialisasi dikeluarga dengan akrab, juga
sosialisasi dengan tetangga maupun dengan masyarakat yang ada di wilayah tempat tinggal
Bpk S.
32
c. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga Dengan Gastritis
Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat Ibu W dengan
Gastritis, selama ini hanya memberikan perhatian dan dukungan saja serta berdoa untuk
kesembuhan Ibu W.
4. Fungsi Reproduksi
Ibu W mengatakan masih mnggunakan KB. KB yang digunakkan yaitu KB pil. Ibu W
sudah menggunakan KB Pil selama 3 tahun, sebelumnya Ibu W menggunakan KB suntik
namun karena tidak cocok akhirnya Ibu W memilih menggunakan KB Pil. Ibu W mempunyai
dua orang anak, satu orang laki-laki dan satu orang perempuan
5. Fungsi Ekonomi
Ibu W mengatakan dalam keluarga sumber penghasilan berasal dari Bpk S sebagai
kepala keluarga yang berkewajiban mencari nafkah.
Ibu W mengatakan bila terasa sakit Ibu W segera meminum obat yang dibeli di apotek
G. Pemeriksaan fisik
N Jenis Bapak S Ibu W An. A An .S
O Pemeriksaan
1 Tanda Tanda Kesadaran Kesadaran Kesadaran Kesadaran
vital Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
TD : 120/80 mmHg. TD : 110/80 mmHg. TD : 90/80 Td : 90/80
Nadi : 80 x/menit. Nadi : 76 x/menit. Nadi : 75 x/menit Nadi :
RR: 22 x/menit. RR : 22 x/menit. RR : 23x/menit 73x/menit
Suhu : 360 C. Suhu 36,5 0 C. Suhu : 36,40 C RR : 22x/menit
Suhu : 36,50C
2 Kepala kulit kepala tidak ada lesi Kulit kepala tidak Kulit kepala tidak Kulit kepala
dan tidak ada benjolan. ada lesi dan tidak ada lesi dan tidak tidak ada lesi
Mata tidak anemis, ada benjolan. Mata ada benjolan. dan tidak ada
telinga tidak anemis,telinga Mata benjolan. Mata
tidak ada serumen, fungsi tidak ada serumen, tidak tidak
pendengaran baik, fungsi pendengaran anemis, telinga anemis, telinga
hidung baik, hidung tidak tidak ada tidak ada
tidak ada sekret, fungsi ada sekret, fungsi serumen,fungsi serumen, fungsi
penciuman baik, gigi penciuman baik, pendengaran baik, pendengaran
tampak kuning, mukosa gigi tampak sediki hidung tidak ada baik, hidung
bibir lembab bersih,mukosa bibir sekret, fungsi tidak ada sekret,
lembab penciuman fungsi
baik, gigi tampak penciuman baik,
bersih, mukosa gigi tampak
bibir lembab bersih, mukosa
bibir lembab
3 Thorax dan Dada simetris, frekuensi Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris,
fungsi napas 22x/menit, bunyi frekuensi napas bunyi dada bunyi dada
34
pernapasan dada vesikuler. 22x/menit,bunyi vesikuler. vesikuler.
dada vesikuler.
4 Kulit Kulit teraba Kulit teraba Kulit teraba Kulit teraba
hangat, turgor kulit hangat, turgor kulit hangat, turgor hangat, turgor
elastic elastis kulit kulit elastis
5 Ekstremitas atas Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas Ekstremitas atas Ekstremitas atas
dan bawah bawah tampak normal, dan bawah tampak dan bawah dan bawah
tidak ada edema, fungsi normal, tidak ada tampak normal, tampak normal,
pergerakan baik edema, fungsi tidak ada edema, tidak ada
pergerakan baik fungsi pergerakan edema, fungsi
baik pergerakan baik
H. Harapan Keluarga
Ibu W berharap bisa meningkatkan derajat hidup keluarganya dan derajat
kesehatannya sehingga dapat hidup sejahtera.
1. Analisa data
35
melakukan apa-apa.
Ibu W mengatakan tidak
mengetahui apa yang dimaksud
dengan Gastritis, ibu W hanya
mengatakan bila perutnya nyeri,
kembung itu adalah magh.
Data Objektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 22 x/menit.\Suhu 36,5 0
C.
1. Klien mengatakan cemas dengan sakit Cemas / ansietas Ancaman pada (
yang di deritanya saat ini tentang gejala status kesehatan )
penyakit yang di
Penyakit yang diderita Tn. H adalah derita
maag akut
2. Data Subjektif : Kurang pengetahuan Ketidakmampuan
Ibu W mengatakan tidak ibu W tentang anggota keluarga
mengetahui apa yang dimaksud penyakit gastritis mengenal masalah
dengan Gastritis, Ibu W hanya gastritis
mengatakan bila perutnya nyeri,
kembung dan perih itu adalah magh.
Ibu W mengatakan makannya
setelah terasa laper saja
Ibu W mengatakan jarang
sarapan pagi
36
Data Objektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 22 x/menit.
Suhu 36,5 0 C.
Resiko tinggi nyeri pada Ibu.W berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan gastritis.
Cemas / ansietas tentang gejala penyakit yang di derita berhubungan dengan
Ancaman pada ( status kesehatan )
Kurang pengetahuan ibu W tentang penyakit gastritis berhubungan dengan
ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah gastritis
a. Resiko tinggi nyeri pada Ibu.W berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan gastritis.
37
dicegah pengobatan rutin
Cukup
4. Menonjolnya 2 2
2
1 = 1 Masalah harus segera
masalah ditangani untuk mencegah
Masalah berat, harus komplikasi yang lebih berat.
segera ditangani
Jumlah 3 4/3
b. Cemas / ansietas tentang gejala penyakit yang di derita berhubungan dengan Ancaman
pada ( status kesehatan )
38
4 Menonjolnya masalah 2/2x1 1 Keluarga
Masalah berat harus segera di menyadari
tangani keluhan ini sangat
menggangu
Total Skor 4 2/3
39
Setelah dilakukan tindakan kognitif tanda dan gejala keluarga mengenai
keperawatan selama 3x 30 gastritis pengertian nyeri.
menit diharapkan Nyeri Anjurkan keluarga
abdomen pada pada keluarga untuk mengungkapkan
Tn.H khususnya Ny.N teratasi. Menyebutkan 3 kembali pengertian nyeri
Respon dari 5 tanda dan Diskusikan tanda
Tujuan Khusus : verbal gejala gastritis dan gejala gastritis yang
a. Setelah penjelasan selama 30 yaitu nyeri atau biasanya terjadi pada Ny.N
menit diharapkan keluarga sakit pada ulu Anjurkan keluarga
mampu : hati, perut untuk menyebutkan
Mengenal masalah nyeri Kembung dan kembali tanda dan gejala
abdomen dengan mual muntah, gastritis
Menyebutkan 3 dari 4 nafsu makan Beri pujian positif
tanda dan gejala gastritis berkurang, saat pada keluarga
Setelah diberikan penjelasan makan terasa Identifikasi akibat
selama 15 menit diharapkan penuh. nyeri abdomen yang
keluarga mampu : dialami Ny.N yang lalu
Mengambil keputusan perdarahan pada Motivasi keluarga
untuk mengatasi masalah nyeri saluran cerna untuk mengungkapkan
abdomen Respon bagian atas atau kembali akibat nyeri
Menjelaskan akibat yang verbal bawah abdomen bila tidak diatasi
terjadi bila nyeri abdomen tidak Tidak bertambah Diskusikan dengan
diatasi parah keluarga bagaimana
Mengambil keputusan mengatasi nyeri abdomen
untuk menangani nyeri untuk mengambil
abdomen agar tidak bertambah keputusan selanjutnya
Setelah penjelasan Respon
diberikan Cara perawatan
Motivasi keluarga
selama 20 menit diharapkan kognitif gastritis yaitu
untuk memutuskan
keluarga mampu : melakukan teknik
menangani nyeri abdomen
Menjelaskan cara relaksasi
secara tepat
perawatan nyeri Beri pujian positif
Merawat keluarga atas keputusan yang
dengan nyeri abdomen diambil keluarga
40
Mendemostrasikan cara Respon Keluaraga Gali pengetahuan
perawatan nyeri abdomen psikomotor mendemostrasikan keluarga dalam mengatasi
kembali cara nyeri abdomen
perawatan nyeri Diskusikan dengan
seperti tehnik keluarga cara perawatan
relaksasi, keluarga nyeri abdomen
dapat menilai Motivasi keluarga
keberhasilan untuk mengungkapkan
tindakan yaitu kembali apa yang telah
mengontrol diri disampaikan
dengan dengan Demonstrasikan
Setelah diberikan penjelasan mengatur pola cara perawatan gastritis
selama 15 menit diharapkan makan, keluarga seperti teknik relaksasi
keluarga mampu memanfaatkan dapat menilai Motivasi keluarga
pelayanan kesehatan bila keberhasilan untuk meredemonstrasikan
gastritis berlanjut : pelaksanan Beri pujian positif
Menyebutkan manfaat tindakan yang di atas upaya keluarga dalam
fasilitas kesehatan lakukan. menilai keberhasilan yang
Memanfaatkan fasilitas dilakukan.
Respon Menjelaskan
pelayanan kesehatan Klarifikasi
verbal manfaat fasilitas pengetahuan keluarga
kesehatan yang
tentang manfaat fasilitas
dapat digunakan kesehatan.
untuk mengatasi
Diskusikan pada
gastritis berlanjut.
keluarga tentang manfaat
pelayanan kesehatan.
Respon Kunjungan
Anjurkan keluarga
psikomotor keluarga ke
untuk periksa ke pelayanan
fasilitas kesehatan
kesehatan bila gastritis
untuk berobat bila
kambuh.
gastritisnya
Tanyakan perasaan
kambuh.
keluarga setelah
mengunjungi pelayanan
41
kesehatan.
2 Tujuan umum : Verbal: Mengetahui Kaji pengetahuan
Setelah diberikan pengetahuan Keluarga tentang keluarga tentang penyakit
keluarga memahami dan dapat pengertian, maag
mengantisipasi penyakit mengerti penyebab, tanda Jelaskan penger-
berulang tentang gejala, dan tian, penyebab, tanda dan
pengertian, pencegahan gejala maag
Tujuan khusus : penyebab, berulang maag. Jelaskan bagai-
Setelah dilakukan kunjunngan dan tanda Dan Menjawab mana cara pencegahan
rumah 1 hari selama 60 menit gejala maag. pertanyaan berulang maag.
diharapakn keluarga mampu dengan baik dan
mengenal masalah maag. Dan Keluarga benar.
pencegahan berulang penyakit mampu
maag menyebutkan
bagaimana
cara
pencegahan
maag
Perilaku:
Pasien
mampu
melaksanakan
apa yang
sudah
diketahuinya
mengenai
bahaya dan
pencegahan
berulang
maag
3 Tujuan umum : Respon Gastritis adalah Kaji pengetahuan
Klien mendapatkan informasi Verbal peradangan yang keluarga tentang gastritis
42
tentang penyakitnya terjadi pada Diskusikan dengan
Respon lapisan lambung keluarga mengenai arti
Tujuan khusus 1 : Verbal atau lapisan gastritis
Setelah diberikan pendidikan lambung atau Evaluasi penjelasan
kesehatan selama 4 x 20 menit Respon lapisan dalam yang diberikan
diharapkan keluarga dapat : Verbal kantung nasi. Berikan pujian
Menyebutkan pengertian terhadap pengetahuan
gastritis Respon Penyebab gastritis keluarga
Verbal yaitu : Kaji pengetahuan
Tujuan umum 2 : Pola makan tidak keluarga tentang penyebab
Keluarga dapat Respon teratur gastritis
memutuskan tindakan Verbal Diskusikan dengan
untuk mengatasi gastritis Sering makan keluarga mengenai
Keluarga dapat Respon makanan yang penyebab gastritis
43
sesuai untuk klien hipertensi Diskusikan dengan
Suka minuman keluarga tentang koplikasi
Tujuan umum : beralkohol gastritis
Keluarga mampu evaluasi penjelasan
menggunakan fasilitas Kebiasaan yang telah diberikan
kesehatan untuk mengatasi merokok Berikan pujian
hipertensi terhadap pengetahuan
keluarga dapat Kuman keluarga
menyebutkan manfaat dan Helicobacter Memotivasi dan
kunjungan kefasilitas kesehatan pylory bantu keluarga utnuk
Keluarga dapat memutuskan tindakan yang
menyebutkan fasilitas kesehatan Tanda dan gejala dapat dilakukan untuk
apa saja yang ada dimasyarakat dari gastritis yaitu: mencegah komplikasi
Nyeri ulu Kaji pola makan
hati klien dan jenis
Mual / makananyang dikuasai
muntah Diskusikan
Tekanan mengenai menu makanan
darah menurun, yang dikonsumsi dan
pusing makanan yang perlu
Keringa dipantang
dingin diskusikan
Nadi cepat makanan yang sesuai
Kadang dengan klien
berat badan Beri pujian
menurun terhadap pengetahuan
Nafsu keluarga
makan menurun Diskusikan dengan
Perut keluarga tentang cara
terasa kembung mengatasi gejala hipertensi
Komplikasi Minta keluarga
gastritis : untuk melakukan teknik
Perdarahan pemijatan leher dan
44
saluran cerna punggung agar klien lebih
Luka pada rileks
dinding lambung Beri pujian
Kebocoran terhadap pengetahuan klien
pada dinding Kaji pengetahuan
lambung keluarga tentang
Gangguan lingkungan yang dapat
penyerapan menurunkan stress
makanan Diskusikan dengan
Kanker keluarga tentang cara
lambung mendiskusikan yang dapat
mengurangi stress
Keluarga dapat evaluasi penjelasan
mengambil yang telah diberikan
keputusan untuk Berikan pujian
mengatasi gastritis terhadap pengetahuan
Seperti pedas, keluarga
asam dan Kaji pengetahuan
makanan bergas. keluarga tentang manfaat
Cara untuk datang ke fasilitas
mengatasi kesehatan
pencegahan Diskusikan dengan
hipertensi yaitu : keluarga tentang manfaat
Istirahat datang ke fasilitas
yang cukup, kesehatan
lakukan evaluasi penjelasan
pijatan pada leher yang telah diberikan
dan pnggung,
hindari
stress, batasi
aktivitas
Lingkungan yang
dapat menurunkan
45
stress :
Bicara masalah
secara terbuka,
biasakan untuk
memendam
masalah, lakukan
rekreasi bersama
keluarga, ciptakan
lingkungan yang
tenang
Manfaat datang
kefasilitas
kesehatan yaitu:
Mendapatkan
pelayanan
kesehatan dan
pendidikan
kesehatan
Fasilitas
kesehatan yang
digunakan oleh
masyarakat yaitu :
Puskesmas,
Posyandu, Dokter
praktek swasta
dan Rumah Sakit
4.4 IMPELEMENTASI
Tgl/Jam No Dx Implementasi
07 1 Data Subjektif : Mendiskusikan dengan keluarga
Agustus Saat dikaji Ibu W mengenai pengertian nyeri.
46
2012 mengatakan 3 bulan yang Menganjurkan keluarga untuk
Pukul lalu sakit maghnya kambuh mengungkapkan kembali pengertian
14.00 lagi hingga Ibu W pingsan nyeri
WIB dan mengeluarkan darah Mendiskusikan tanda dan gejala
karena penyakitnya sudah gastritis yang biasanya terjadi pada Ny.N
kronis Menganjurkan keluarga untuk
Ibu W mengatakan menyebutkan kembali tanda dan gejala
beberapa hari kemarin ulu gastritis
hatinya sakit. Memberi pujian positif pada
Ibu W mengatakan keluarga
perutnya terasa kembung dan Mengidentifikasi akibat nyeri
melilit. abdomen yang dialami Ny.N yang lalu
Ibu W mengatakan Memotivasi keluarga untuk
bila perutnya terasa sakit Ibu mengungkapkan kembali akibat nyeri
W tidak bisa melakukan apa- abdomen bila tidak diatasi
apa. Mendiskusikan dengan keluarga
Ibu W mengatakan bagaimana mengatasi nyeri abdomen
tidak mengetahui apa yang untuk mengambil keputusan selanjutnya
dimaksud dengan Gastritis, memotivasi keluarga untuk
ibu W hanya mengatakan memutuskan menangani nyeri abdomen
bila perutnya nyeri, kembung secara tepat
itu adalah magh. memberi pujian positif atas
keputusan yang diambil keluarga
Data Objektif : menggali pengetahuan keluarga
dalam mengatasi nyeri abdomen
Tanda-tanda Vital : mendiskusikan dengan keluarga
TD : 110/80 mmHg. cara perawatan nyeri abdomen
Nadi : 76 x/menit. memotivasi keluarga untuk
0
RR : 22 x/menit.\Suhu 36,5 mengungkapkan kembali apa yang telah
C. disampaikan
mendemonstrasikan cara
perawatan gastritis seperti teknik
relaksasi
47
memotivasi keluarga untuk
meredemonstrasikan
memberi pujian positif atas upaya
keluarga dalam menilai keberhasilan
yang dilakukan.
mengklarifikasi pengetahuan
keluarga tentang manfaat fasilitas
kesehatan.
mendiskusikan pada keluarga
tentang manfaat pelayanan kesehatan.
menganjurkan keluarga untuk
periksa ke pelayanan kesehatan bila
gastritis kambuh.
menanyakan perasaan keluarga
setelah mengunjungi pelayanan
kesehatan.
48
dan perih itu adalah magh. Memberikan pujian terhadap
Ibu W mengatakan pengetahuan keluarga
makannya setelah terasa Mengkaji pengetahuan keluarga
laper saja tentang penyebab gastritis
Ibu W mengatakan Mendiskusikan dengan keluarga
jarang sarapan pagi mengenai penyebab gastritis
Mengevaluasi penjelasan yang
diberikan
Memberikan pujian terhadap
Data Objektif :
pengetahuan keluarga
Mengkaji pengetahuan keluarga
Tanda-tanda Vital :
tentang tanda dan gejala gastritis
TD : 110/80 mmHg.
Mendiskusikan dengan keluarga
Nadi : 76 x/menit.
mengenai tanda dan gejala gastritis
RR : 22 x/menit.
Mengevaluasi penjelasan yang
Suhu 36,5 0 C.
telah diberikan
Memberikan pujian terhadap
pengetahuan keluarga
Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang komplikasi gastritis
Mendiskusikan dengan keluarga
tentang koplikasi gastritis
Mengevaluasi penjelasan yang
telah diberikan
Memberikan pujian terhadap
pengetahuan keluarga
Memotivasi dan bantu keluarga
utnuk memutuskan tindakan yang dapat
dilakukan untuk mencegah komplikasi
Mengkaji pola makan klien dan
jenis makananyang dikuasai
Mendiskusikan mengenai menu
makanan yang dikonsumsi dan makanan
49
yang perlu dipantang
Mendiskusikan makanan yang
sesuai dengan klien
Memberi pujian terhadap
pengetahuan keluarga
Mendiskusikan dengan keluarga
tentang cara mengatasi gejala hipertensi
Meminta keluarga untuk
melakukan teknik pemijatan leher dan
punggung agar klien lebih rileks
Memberi pujian terhadap
pengetahuan klien
Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang lingkungan yang dapat
menurunkan stress
Mendiskusikan dengan keluarga
tentang cara mendiskusikan yang dapat
mengurangi stress
Mengevaluasi penjelasan yang
telah diberikan
Memberikan pujian terhadap
pengetahuan keluarga
Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang manfaat datang ke fasilitas
kesehatan
Mendiskusikan dengan keluarga
tentang manfaat datang ke fasilitas
kesehatan
Mengevaluasi penjelasan yang
telah diberikan
50
4.5 EVALUASI
07 Agustus 2012 S:
pukul 15.30 WIB Keluarga belum mengenal akan masalah
kesehatan mengenai gastritis
O:
Ibu W tampak sering bertanya tentang
penyakitnya
A: Masalah kurang pengetahuan pasien belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
07 Agustus 2012 S:
pukul 16.30 WIB
Keluarga menjawab salam dan mengerti
atas tujuan yang diberikan serta menjawab salam
petugas kesehatan
51
O:
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
S:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
52
Klien : keluarga dapat memahami
tentang penyakit gastritis
Perawat : kontrak waktu untuk Tujuan
khusus 2
S:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
53
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada tahap
pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan. Pada saat
melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Tn.S yaitu Penyebab
gastritis yang dialami Ny.W karena faktor makan yang tidak teratur dan makan apa adanya
dan stress. Sarana pelayanan kesehatan yang ada dilingkungan tempat Ny.N tinggal yaitu
puskesmas, posyandu dan poswindu yang letaknya cukup dekat. Pada kasus ini Ny. W tidak
membawa ke pelayanaan kesehatan dengan alasan tidak akan ke ruma sakit atau ke
puskesmas bila sakit gastritisnya tidak parah dan baru ketempat pelayanan keseahatan apabila
obat yg dibeli diapotek tidak membawa perubahan. Penulis mengatakan kepada keluarga
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.
Diagnosa keperawatan yang diangkat berfokus pada lima fungsi keluarga dan
merupakan masalah utama yang dapat dilaksanakan oleh keluarga. Diagnosa yang diangkat
yaitu Gangguaan rasa nyaman, nyeri abdomen pada keluarga Tn,S khususnya Ny.W b.d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis, kecemasan yang
berhubungan dengan ancaman kesehatanya, serta kurang nya pengetahuan Ny. W yang
berhubungan dengan informasi tentang penyakitnya. Dalam menyususn perencanaan perawat
merencanakan untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dimulai dari
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala gastritis serta akibat lanjut bila tidak diatasi, cara
mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam bila sakit nyeri ulu hati. Dan menyarankan
keluarga Tn.S khususnya Ny.W untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan bila gastritis tidak
segara di tangani.
Pada saat pelaksanaan keperawatan, faktor pendukung yang ditemukan yaitu kelurga
Tn.S khususnya Ny.W kooperatif sehingga dapat menyelsaikan masalah kesehatan didalam
keluarga Tn.S. Faktor penghambat yaitu Ny.W yang memiliki keterbatasan pendidikan
sehingga penulis memodifikasi dengan memberikan contoh gambar dan penjelasan secara
lisan dengan bahasa yang mudah di pahami.
54
Pada tahap evaluasi keperawatan, respon afektif keluarga Tn.S khususnya Ny.W
belum memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, tetapi Ny.W berjajnji akan kepelayanan
kesehatan jika gastritisnya kambuh. Respon psikomotor keluarga Tn.M khususnya Ny.N
yaitu telah mampu mendemostrasikan tehnik relaksasi dan kompres hangat.
5.2 Saran
Bagi institusi pendidikan diharapkan mampu menyediakan media elektronik untuk
mempermudah penulis mencari refrensi melalui internet.
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan setiap kader dan keluarga
untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan pendidikan masyarakat setempat,
untuk melakukan pendeteksian lebih dini dengan cara kontrol kesehatan setiap bulan untuk
mencegah terjadinya akibat lebih lanjut.
55
DAFTAR PUSTAKA
http://made-m-p-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63376-Keperawatan%20Pencernaan-
Asuhan%20Keperawatan%20Gastritis.html Diakses pada pukul 20.00 wib
Bakta, I Made, dkk.1999. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.
Bruner & Sudart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E. dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Grace, Pierce & Borley Neil. 2007. At A Glance : Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia atau maag), Infeksi
Mycobacteria pada Ulser Gastrointestinal. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
http://alexandrio-galung.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-pada-keluarga-tnm.html
diakses pada pukul 21.00 wib
suprajitno. 2014. Asuhan keperawatan keluarga (aplikasi dalam praktik). Jakarta : EGC.
56