22/05/2018/00400
Hari :
Tanggal :
MENGETAHUI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau menyebar
pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif
mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves. J.
Charlene). Umumnya gastritis dibedakan menjadi dua yaitu gastritis
akut dan gastritis kronik.
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang
terkait dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang
mengganggu dan merusak mukosa gastrik. Agen semacam ini
mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan,
radiasi, kemoterapi dan mikroorganisme inefektif.Gastritis akut
erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif.Erosif karena
perlukaan hanya pada bagian mukosa.
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun..inflamasi lambung yang lama
dapat disebabkan oleh ulkus benigna dan maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. pylory).
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A dan tipe B.
Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan
dari perubahan sel pariental yang menimbulkan atrofi dan
infiltrasi seluler. Anemia pernisiosa berkembang dengan proses
ini dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B
(kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) mempengaruhi
antrum dan pilorus (ujung bawah lambung dekat
duodenum).Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory yang
menimbulkan ulkus dinding lambung.Juga dikenal tiga bentuk
gastritis kronik gastritis kronik superfisialis, gastritis kronik
hipotrofik atau atrofi gaster dan gastritis kronik hipertrofikans.
3. Etiologi
Gastritis Akut
a. Obat analgetik anti inflamasi (aspirin)
b. Bahan kimia (lysol)
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma
pembedahan, dll
f. Refluks usus lambung
g. Endotoksin
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna
asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
gangren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang
mengakibatkan obstruksi pilorus. Gastritis juga merupakan tanda
pertama dari infeksi sistemik akut.
Faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :
a. Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat
b. Perfusi mukosa lambung terganggu
c. Jumlah asam lambung meningkat
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul
daerah-daerah infark kecil. Disamping itu, sekresi asam lambung juga
terpacu. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat,
mucosal barier rusak menyebabkan difusi balik ion H + meningkat.
Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat
mucosal barier oleh cairan usus.
Gastritis Kronik
a. Pada umumnya belum diketahui
b. Sering dijumpai bersama dengan penyakit lain (anemia penyakit
adisson dan gondok)
c. ulkus lambung kronik atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.
Pylory)
d. Beberapa peneliti menghubungkan dengan proses imunologi
4. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya
obat- obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.
gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan
nyeri.Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa
mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi
setelah perdarahan.
2. Gastritis Kronis
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
perdarahan.
Gastritis Kronik
a. Sebagian asimtomatik
b. Nyeri ulu hati
c. Anoreksia
d. Nausea
e. Nyeri seperti ulkus peptik
f. Anemia
g. Nyeri tekan epigastrium
h. Cairan lambung terganggu
i. Aklorhidria
5. Pemeriksaan Dignostik
Gastritis Akut
a. Anamnesis
b. Endoscopy dilanjutkan pemeriksaan biopsy
Gastritis Kronik
Pemeriksaan kadar asam lambung perlu dilakukan karena berhubungan
dengan pengobatan. Pada gastritis kronik hipotropik dan atrofi gaster,
kadar asam lambung menurun, sedang pada gastritis kronik superfisialis
oleh hipertrofikan, kadar asam lambung normal atau meninggi. Foto
rontgen dapat membantu yaitu dengan melihat gejala benda-benda
sekunder yaitu hipersekresi, mukosa yang tebal dengan lipatan-lipatan
tebal dan kasar, dll.Tetapi hal ini tidak memastikan diagnosis.
Gastritis tipe A dihubungkan dengan aklorhidria atau hipoklorhidria
(kadar asam lambung klorida tidak ada atau rendah), sedangkan gastritis
tipe B dihubungkan dengan hiperklorhidria (kadar tinggi dari asam
hidroklorida). Diagnosis dapat ditegakkan dengan endoskopi, serangkaian
pemeriksaan sinar-x gastrointestinal (GI) atas dan pemeriksaan
histologis.Tindakan diagnostik untuk mendeteksi H. pylory mencakup tes
serologis untuk antibody terhadap antigen H. pylory dan tes pernapasan
6. Penatalaksanaan
Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan yang mengganggu dan merusak
mukosa gastrik sampai gejala berkurang.Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan.Bila gejala menetap,
cairan perlu diberikan secara parenteral.Bila perdarahan terjadi,
maka penatalaksanaannya serupa dengan prosedur yang dilakukan
untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen
penyebab.
a. Untuk menetralisir asam digunakan antasida (mis, aluminium
hidroksida) ; untuk
menetral alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
b. Bila korosi luas atau berat, emetic dan lavase dihindari karena
bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative,
antasida serta cairan intravena.Endoskopi fiber-optik mungkin
diperlukan.Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk
mengangkat gangren atau jaringan perforasi.Gastrojejenostomi atau
reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi
pylorus.
Gastritis Kronik
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien,
meningkatkan istirahat, mengurasi stress dan memulai
farmakoterapi.H. pylory dapat diatasi dengan antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (pepto-bismol). Pasien
dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B 12
yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsik.
7. Komplikasi
Gastritis Akut
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan
melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik.
b. Terjadi ulkus --> hebat
c. Jarang terjadi perforasi
Gastritis Kronik
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12
e. Penyempitan daerah antrum pylorus
f. Dihubungkan dengan ca lambung
8. PATHWAY
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
PENGKAJIAN.
Anamnese meliputi :
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Jenis pekerjaan :
5. Alamat :
6. Suku/bangsa :
7. Agama :
8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan
rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka
akan
menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis
sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat
menimbulkan serta
memperparah penyakit ini.
9. Riwayat sakit dan kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
b. Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi
masalah tersebut.
c. Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat.
Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat
nyeri tekan di kwadran epigastrik.
1. B1(breath) : takhipnea
2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap
aktivitas)
2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
nadi perifer lemah
pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah
kehilangan darah)
kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat
(menunjukkan status syok,
nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang
berhubungan dengan GE,
misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster,
iradiasi area gaster.
Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda :
nyeri tekan abdomen, distensi
bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif
setelah perdarahan.
karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea),
konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan
antasida).
haluaran urine : menurun, pekat.
5. Makanan / Cairan
Gejala :
anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka
duodenal).
masalah menelan : cegukan
nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda :
muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan
atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
6. Neurosensi
Gejala :
rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar,
kelemahan.
Tanda :
tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung
pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : -
nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa
ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan
banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke
punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan
antasida (ulkus gaster).
nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong
dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).
tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-
obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen),
stresor psikologis.
Tanda :
wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat,perhatian menyempit.
8. Keamanan
Gejala :
alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda :
peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar
(menunjukkan sirosis/ hipertensi portal)
9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala :
adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang
mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan
perdarahan GI.
Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau
diagnosa yang tak
berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode
muntah berat.
Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis,
alkoholisme, hepatitis, gangguan
makan (Mustaqin A., Gangguan Gastrointestinal )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan
muntah)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
A. KESIMPULAN
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan
pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan
gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan
yang lainnya.
B. KRITIK DAN SARAN
Guna penyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan kritik
dan serta
saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA