DI SUSUN OLEH :
YOSI APRILIANI
P17220174053
NIM : P17220174053
Mahasiswa
Yosi Apriliani
P17220174053
3. Etiologi
Gastritis Akut
a. Obat analgetik anti inflamasi (aspirin)
b. Bahan kimia (lysol)
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma pembedahan, dll
f. Refluks usus lambung
g. Endotoksin
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau
alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pilorus.
Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.
Faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :
a. Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat
b. Perfusi mukosa lambung terganggu
c. Jumlah asam lambung meningkat
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul daerah-daerah
infark kecil. Disamping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada gastritis refluks,
gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barier rusak menyebabkan difusi balik ion
H+ meningkat. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat
mucosal barier oleh cairan usus.
Gastritis Kronik
a. Pada umumnya belum diketahui
b. Sering dijumpai bersama dengan penyakit lain (anemia penyakit adisson dan
gondok)
c. ulkus lambung kronik atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory)
d. Beberapa peneliti menghubungkan dengan proses imunologi
4. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang
mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang
akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl
yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel
tercerna.
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan
mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat
erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat
juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia.
Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu
dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih
kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang.
karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa
Gastritis Kronik
a. Sebagian asimtomatik
b. Nyeri ulu hati
c. Anoreksia
d. Nausea
e. Nyeri seperti ulkus peptik
f. Anemia
g. Nyeri tekan epigastrium
h. Cairan lambung terganggu
i. Aklorhidria
Gastritis Kronik
Pemeriksaan kadar asam lambung perlu dilakukan karena berhubungan
dengan pengobatan. Pada gastritis kronik hipotropik dan atrofi gaster, kadar asam
lambung menurun, sedang pada gastritis kronik superfisialis oleh hipertrofikan, kadar
asam lambung normal atau meninggi. Foto rontgen dapat membantu yaitu dengan
melihat gejala benda-benda sekunder yaitu hipersekresi, mukosa yang tebal dengan
lipatan-lipatan tebal dan kasar, dll. Tetapi hal ini tidak memastikan diagnosis.
Gastritis tipe A dihubungkan dengan aklorhidria atau hipoklorhidria
(kadar asam lambung klorida tidak ada atau rendah), sedangkan gastritis tipe B
dihubungkan dengan hiperklorhidria (kadar tinggi dari asam hidroklorida). Diagnosis
dapat ditegakkan dengan endoskopi, serangkaian pemeriksaan sinar-x gastrointestinal
(GI) atas dan pemeriksaan histologis. Tindakan diagnostik untuk mendeteksi H.
pylory mencakup tes serologis untuk antibody terhadap antigen H. pylory dan tes
pernapasan.
6. Penatalaksanaan
Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik sampai gejala
berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya serupa dengan prosedur yang dilakukan
untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan
penetralisasian agen penyebab.
a. Untuk menetralisir asam digunakan antasida (mis, aluminium hidroksida) ; untuk
menetral alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
b. Bila korosi luas atau berat, emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida
serta cairan intravena. Endoskopi fiber-optik mungkin diperlukan. Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi.
Gastrojejenostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi
obstruksi pylorus.
Gastritis Kronik
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan
istirahat, mengurasi stress dan memulai farmakoterapi. H. pylory dapat diatasi dengan
antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (pepto-bismol).
Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B 12 yang
disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsik.
7. Komplikasi
Gastritis Akut
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena, dapat
berakhir
sebagai syok hemoragik.
b. Terjadi ulkus --> hebat
c. Jarang terjadi perforasi
Gastritis Kronik
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12
e. Penyempitan daerah antrum pilorus
f. Dihubungkan dengan ca lambung
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup yang
berikut :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrien yang tidak adekuat
b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
3. Perencanaan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrien yang tidak adekuat.
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan
sesuai
sasaran dengan nilai laboratorium normal dan tak ada tanda malnutrisi.
Intervensi :
Mandiri
1). Timbang berat badan tiap hari
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/ keefektifan terapi.
2). Dorong tirah baring dan/ pembatasan aktivitas selam fase sakit akut.
Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori
dan
simpanan energi.
3). Berikan kebersihan oral.
Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makan.
4). Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan dengan
situasi
tidak terburu-buru, temani.
Rasional : Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih
kondusif untuk
makan.
5). Identifikasi makanan yang dapat menyebabkan iritasi gaster dan miningkatkan
asam
gaster misalnya coklat, makanan pedas, dll
Rasional : Membatasi/ menghindari makanan ini menurunkan risiko perdarahan
gaster/
ulkus pada beberapa individu.
Kolaborasi
1). Tambahkan diet sesuai indikasi misalnya, cairan jernih maju menjadi
makanan yang
dihancurkan, kemudian protein tinggi, tinggi kalori dan rendah serat sesuai
indikasi.
Rasional : Memungkinkan saluran GI untuk mematikan kembali proses
pencernaan.
Protein perlu untuk penyembuhan integritas jaringan.
2). Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
a). Donnatal, natrium barbital dengan belladonna (Butibel); propantelen
bromide
(ProBanthine).
Rasional : Antikolinergik diberikan 15 – 30 menit sebelum makan
memberikan
penghilangan kram, menurunkan motilitas gaster dan
meningkatkan waktu untuk absorbsi nutrien.
b). Besi (Imeron yang disuntikan).
Rasional : Mencegah/ mengobati anemia. Rute oral untuk tambahan besi
tidak
efektif karena gangguan usus yang berat menurunkan
absorbsi.
c). Vitamin B12 (Crytimin, Rubisol).
Rasional : Malabsorbsi Vitamin B12 akibat kerusakan lambung yang gagal
mengeluarkan secret khusus. Penggantian mengatasi depresi
sumsum tulang karena proses
inflamasi lama, meningkatkan produksi SDM/ memperbaiki
anemi.
d). Asam folat (Folvite).
Rasional : Kekurangan folat sehubungan dengan penurunan masukan/
absorbsi,
efek terapi obat (Azulfidine).
e). Berikan nutrisi parenteral total. Terapi IV sesuai indikasi.
Rasional : Program ini mengistirahatkan saluran GI sementara
memberikan
nutrisi penting.
4. Evalusi
hasil yang diharapkan :
a. Menunjukkan berkurangnya nyeri
b. Menghindari makan makanan pengiritasi atau minuman yang mengandung
kafein atau alkohol serta masukan nutrisi yang adekuat.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan.
d. Mematuhi program pengobatan.
e. Melaporkan nyeri berkurang
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson.2006. Patofisologi edisi 6,vol.2. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta : EGC.
ini : Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Berfungsi Tdk
Tugas Perkembangan Klg : Berfungsi
Dapat Dijalankan Fungsi Perawatan Kesehatan :
_________________Pusing_______
_____
Tipe Keluarga :
Keluarga Inti
Keluarga Besar
Keluarga Campuran
Single Parent
F. Pola Aktivitas Sehari hari :
Pola Makan Kurang
Pola Minum Baik H. Spiritual
Istirahat Kurang Taat Beribadah Ya
Pola BAK Baik
Kepercayaan yg berlwnan
Pola BAB Baik
Pola Kebersihan diri Baik dgn kesehatan Ya
Olahraga Kurang Distress Spiritual Ya
Tingkat Kemandirian Baik
I. Psikososial
G. Perilaku Tidak Sehat :
Merokok Tidak Keadaan emosi saat ini :
Minum Kopi Ya - Marah Ya
Meng. Garam berlebih Ya - Sedih Tidak
- Ketakutan Tidak
Meng. Gula berlebih Ya
- Putus Asa Tidak
Minum alcohol/obat Tidak - Stress Tidak
Kurang Interaksi dg keluarga Tidak
Saran Kesehatan yang
Digunakan : Menarik diri dg lingkungan
Tidak
Nyeri akut pada Tn S b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
1. yang sakit
Ketidakefektifan management terapeutik pada keluarga Tn S b/d kurangnya
2. pengetahuan keluarga dalam penyakit gastritis yang diderita Tn S
PERENCANAAN
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN / PERHITUNGAN (SKOR
TERLAMPIR)
Priorita
Diagnosa Keperawatan Keluarga Skor
s
Resiko kekambuhan b/d ketidakmampuan keluarga 4 1/2
1.
merawat Tn S yang menderita gastritis
Nyeri akut pada Tn S b/d ketidak mampuan 4 1/6
2.
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Kesiapan peningkatan nutrisi pada keluarga Tn S 3 2/3
3. khususnya pada Tn S b/d nutrisi kurang dari
kebutuhan
Ketidakefektifan management terapeutik pada 2 5/6
4. keluarga Tn S b/d kurangnya pengetahuan keluarga
dalam penyakit gastritis yang diderita Tn S
SKORING PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan Keluarga :
Resiko kekambuhan b/d ketidakmampuan keluarga merawat Tn S yang
menderita gastritis
Skala : 1 1
2 = mudah
1 = sebagian
0 = tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah Tn S memasak dan makan makanan
(bobot 1) sehat pada sore hari
Skala : 1 2/3
3 = tinggi
2 = cukup
1 = Rendah
4. Menonjolnya masalah (Bobot Tn S menyadari bahwa pola makan
1) yang tidak teratur adalah penyebab
Skala : sakitnya
1 1
2 = Berat, segera ditangani
1 = Tidak perlu segera ditangani
0 = Tidak dirasakan
Jumlah 3 2/3
No.
Tujuan umum & Khusus Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Diagnosa
1 Tujuan umum : Respon verbal 1. Jelaskan kepada
Setelah dilakukan tindakan - Pengertian gastritis ; keluarga mengenai
keperawatan selama 1 peradangan pada gastritis meliputi
minggu diharapkan keluarga mukosa lambung yang definisi, tanda
mampu untuk berperilaku dapat bersifat akut, gejala, dan
sehat untuk meningkatkan kronik, difus, atau penatalaksanaan
kesejahteraan, pemulihan, lokal 2. Gali kembali
dan rehabilitasi secara - Tanda & gejala : mual pengetahuan
optimal dan muntah, nyeri keluarga tentang
Tujuan khusus : epigastrik, perdarahan, gastritis
- Setelah dilakukan anoreksia 3. Diskusikan dengan
pertemuan 1x30 menit - Penatalaksanaan : keluarga mengenai
diharapkan keluarga Hindari makanan yang hal yang belum
mampu mengali masalah merangsang seperti dimengerti oleh
terlalu pedas, asam, keluarga
asin dan hindari stress 4. Beri umpan balik
positif atas jawaban
benar
5. Jelaskan kepada
Respon verbal keluarga mengenai
- Setelah dilakukan - Pengambilan keputusan yang
pertemuan 1x30 menit keputusan diambil dari tepat dalam
diharapkan keluarga keseluruhan keluarga memecahkan
mampu mengambil dalam memutuskan masalah kesehatan
keputusan hal yang terbaik bagi 6. Diskusikan kembali
kesehatan keluarga dengan keluarga hal-
hal yang belum
diketahui
7. Motivasi keluarga
Respon verbal untuk memodifikasi
- Setelah dilakukan - Ciptakan lingkungan lingkungan rumah
pertemuan selama 1x30 rumah yang aman,
menit diharapkan keluarga nyaman dan bersih
mampu memodifikasi agar terhindar dari
lingkungan agar dapat penyakit
menjaga kondisi lingkungan
sekitar
No.
Diagnosi Tujuan umum & Khusus Kriteria Hasil Rencana Tindakan
s
Tujuan umum : Respon psikomotor : 1. Ajarkan pola diet
2 - Setelah dilakukan tindakan -Keluarga mampu yang benar
keperawatan selama 1 mengatur diet untuk 2. Diskusikan dengan
minggu diharapkan keluarga Tn S keluarga cara
mampu memelihara -Keluarga mampu merawat dengan
kesehatan membantu mengatur pola diet
Tujuan khusus : mengurangi stressor Tn S
- Setelah dilakukan 1x30 menit 3. Berikan
diharapkan keluarga kesempatan
mengetahui cara merawat keluarga untuk
dan mengatur diet Tn S bertanya hal yang
yang sedang sakit harus dilakukan
untuk mengatur
diet
- Setelah dilakukan pertemuan Respo verbal 4. Motivasi keluarga
1x20 menit diharapkan -Keluarga mampu untuk
keluarga mampu menciptakan memodifikasi
memodifikasi lingkungan lingkungan yang lingkungan rumah
rumah kondusif serta sesuai dengan
perilaku hidup bersih kemampuan
dan sehat keluarga
5. Motivasi keluarga
untuk
- Setelah dilakukan pertemuan Respon verbal menggunakan
1x30 menit keluarga mampu -Fasilitas keluarga dalam fasilitas kesehatan
menggunakan fasilitas memilih fasilitas 6. Mengajak keluarga
kesehatan yang ada kesehatan yang tepat untuk ke pelayanan
seperti : RS, kesehatan
puskesmas, dokter
praktik, klinik