Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN

PASIEN GASTRITIS DENGAN PENGOBATAN


LIDAH BUAYA

Disusun Oleh :

Nama : Mona Elyza


Nim : A21511064
Program Studi : SI. Keperawatan / VIII.B

Dosen Pembimbing :
Ns. Shinta Maharani, S.Kep., M.Kep

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis. Adapun maksud dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Long Term
Care di SITI KHADIJAH PALEMBANG Disusunnya makalah ini tidak lepas dari
peran dan bantuan beberapa pihak dan sumber. Karena itu, pemakalah
mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada dosen
pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini.
Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah diberikan
kepada kami dari beliau di atas yang dapat maupun belum dapat kami sebutkan,
mendapatkan imbalan yang semestinya dari Allah SWT.
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Palembang, 20 Juni 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan
(18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009
gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit
autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup
di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan
menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50%
penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan
menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi
Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan
20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori
(Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter pylori ini mungkin
berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di
Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat
menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea,
muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung.
Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah
dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal
dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto,
2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008
mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan
komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic
ulcer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?
2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?
4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?
5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?
6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai
tindakan preventif?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis
4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita
gastritis
6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI FISIOLOGIS


Gaster atau lambung Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster
merupakan saluran makanan yang paling dapat mengembang lebih besar
terutama pada epigastrium. Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
1. Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam
lambung
2. Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah
kiri osteum kardiak biasanya terisi gas
3. Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan
pada bagian bawah kurvatura minor.
4. Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak
sampai pilorus
5. Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus
ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior
6. Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung
mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus
 Fungsi gaster antara lain :
1. Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan
makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
2. Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan
dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
3. Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin Membekukan susu dan
kasein yang dikeluarkan oleh renin
2.2. Definisi Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price
hal
422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan
mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan
lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri
(Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris
atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau
makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan
asam lambung yang pekat.
2.2 Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut
seperti:
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide
merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
a. Minuman beralkohol
b. Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
c. Infeksi virus oleh sitomegalovirus
d. Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
e. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu
penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis
kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
3. Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi
meliputi hal-hal berikut.
a. H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
b. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c. Infeksi parasit(Wehbi, 2008).
d. Infeksi virus (Wehbi, 2008).
4. Gastritis non-infeksi
a. Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks
garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin
(Mukherjee, 2009)
b. Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung
(Wehbi, 2008).

2.3 Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.


Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di
lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan
HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan
asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan
mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika


mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung
maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan
sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang
akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang


berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental
dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik
lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan
serta formasi ulser.
2.4 Manifestasi Klinik
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

2.5. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
b. Ulkus, jika prosesnya hebat
c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan
anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus.
2.6 PATHWAY
2.7 komplikasi
a. terjadinya pendarahan
b. syok
c. perforasi
d. peradangan selaput perut
e. kanker lambung

2.8 Penatalaksanaan
1. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
2. Berikan terapi antasida dan antibiotik
3. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
4. Berikan analgesik jenis cair topical
BAB IIII
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

3.1 PENGKAJIAN.
Anamnese meliputi :
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Jenis pekerjaan :
5. Alamat :
6. Suku/bangsa :
7. Agama :
8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan
rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan
menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit
perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta
memperparah penyakit ini.
9. Riwayat sakit dan kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah
kanan bawah.
b. Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal
dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah
tersebut.
c. Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian
obat.
Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan di kwadran epigastrik.
1. B1(breath) : takhipnea

2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,


pengisian perifer lambat, warna kulit pucaT
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

3.2 Fokus Pengkajian


1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok,
nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemeta
4. Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena


perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE,
misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster.
Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang
merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan
diet, penggunaan antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.
5. Makanan / Cairan
Gejala :- anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit
buruk (perdarahan kronis).
6. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,
nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres
samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2
jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang
lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau
antasida (ulkus duodenal).
- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu
(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.

8. keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis
/ hipertensi portal)
9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang
mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI.
Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak
berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat.
Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan
makan (Mustaqin A., Gangguan Gastrointestinal
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

3.3 Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Intervensi Rasional
1. Nyeri (akut) 1. Puasakan pasien di 6jam 1. Mengurangi

berhubungan pertama, inflamasi pada


mukosa lambung,
dengan inflamasi
mukosa lambung.

2. Berikan makanan lunak


sedikit demi sedikit dan
Tujuan: berikan minuman hangat, 2. Dilatasi gaster
dapat terjadi bila
Setelah dilakukan pemberian makanan
tindakan setelah puasa terlalu
keperawatan selama cepat,
1 x 24 jam

- Nyeri klien 3. Atur posisi yang nyaman


bagi klien.
berkurang atau

hilang.

- Skala nyeri 0. 3. Posisi yang tepat


dan dirasa nyaman
- Klien dapat relaks. oleh klien dapat
mengurangi resiko
- Keadaan umum klien terhadap nyeri.
klien baik.
4. Ajarkan teknik distraksi
dan reklasasi.

4. Dapat membuat
klien jadi lebih baik
dan melupakan nyeri.
5. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik.
5. Analgetik dapat
memblok reseptor
nyeri pada susunan
saraf pusat.
2. Volume cairan 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang

kurang dari individual. Anjurkan klien adekuat akan


kebutuhan tubuh untuk minum (dewasa : 40- mengurangi resiko
berhubungan 60 cc/kg/jam). dehidrasi pasien
dengan intake yang
tidak adekuat dan
output cair yang 2. menunjukkan
berlebih (mual dan 2.Awasi tanda-tanda vital, status dehidrasi atau
muntah) evaluasi turgor kulit, kemungkinan
- Tujuan : pengisian kapiler dan peningkatan
membran mukosa kebutuhan
Setelah dilakukan penggantian cairan.
tindakan 3. Aktivitas/muntah
keperawatan 3. Pertahankan tirah baring, meningkatkan
1x24jam,masalah mencegah muntah dan tekanan intra
kekurangan volume tegangan pada defekasi abdominal dan dapat
cairan pasien dapat mencetuskan
teratasi. perdarahan lanjut.

4. Berikan terapi IV line 4.Mengganti


sesuai indikasi kehilangan cairan
yang hilang dan
memperbaiki
keseimbanngan cairan
Kriteria Hasil : segera.
Mempertahankan 5. Kolaborasi pemberian 5. Cimetidine dan
volume cairan cimetidine dan ranitidine ranitidine berfungsi
adekuat dengan untuk menghambat
dibuktikan oleh sekresi asam lambung
mukosa bibir
lembab, turgor kulit
baik, pengisian
dan output

seimbang.
3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi

kebutuhan tubuh makan sedikit demisedikit tetap terpenuhi dan


b/d anorexia dengan porsi kecil namun mencegah terjadinya
sering. mual dan muntah
yang berlanjut.
Tujuan :
2. Berikan makanan yang
Setelah dilakukan lunak dan makanan yang di 2. Untuk
tindakan sukai pasien/di gemari. mempermudah pasien
keperawatan 3x24 dalam mengunyah
jam kebutuhan makanan.
nutrisi pasien dapat 3. lakukan oral higyne 2x 3. kebersihan mulut
terpenuhi sehari akan merangsang
nafsu makan pasien.

Kriteria hasil : 4. timbang BB pasien setiap


hari dan pantau turgor 4. Mengetahui status
- Keadaan umum kulit,mukosa bibir dll nutrisi pasien.
cukup 5. Mempercepat
-Turgor kulit baik pemenuhan
5. Konsultasi dengan tim kebutuhan nutrisi
4. Intoleransi aktifitas 1.
- BB meningkat ahliObservasi sejauh
gizi dalam mana 1.
pemberian dengan Mengetahui
pemberian
menu. menu yang tepat
b/d
- kelemahan fisik klien
Kesulitan dapat melakukan aktivitas
sasaran. yang dapat
Tujuan : Klien aktivitas.
menelan berkurang dilakukan klien.
dapat beraktivitas.

2. Berikan lingkungan yang 2. Menigkatkan


Kriteria hasil : tenang. istirahat klien.
3. Membantu bila
- Klien dapat perlu, harga diri
beraktivitas tanpa 3. Berikan bantuan dalam ditingkatkan bila
bantuan, aktivitas.
- Skala aktivitas 0-1 klien melakukan

4. Jelaskan pentingnya sesuatu sendiri.


beraktivitas bagi klien.
5. Tingkatkan tirah baring 4. Klien tahu
atau duduk dan berikan obat pentingnya
sesuai dengan indikasi beraktivitas.
5.Tirah baring dapat
meningkatkan
stamina tubuh pasien
sehinggga pasien
dapat beraktivitas
kembali.
5. Ansietas b/d 1. Awasi respon fisiologi 1. Dapat menjadi

perubahan status misalnya: takipnea, indikator derajat takut


kesehatan,ancaman palpitasi, pusing, sakit yang dialami pasien,
kematian dan nyeri. kepala, sensasi kesemutan. tetapi dapat juga
berhubungan dengan
kondisi fisik atau
Tujuan : 2.Dorong pernyataan takut status syok.
dan ansietas, berikan umpan 2.Membuat hubungan
Setelah dilakukan balik. terapeutik
tindakan 3. Berikan informasi yang
keperwatan akurat.
3.Melibatkan pasien
1x24jam pasien dalam rencana asuhan
4.Berikan lingkungan yang dan menurunkan
tenang untuk istirahat. ansietas yang tak
perlu tentang
Kriteria hasil : ketidaktahuan.
5. Dorong orang terdekat 4.Memindahkan
-Mengungkapkan untuk tinggal dengan
perasaan dan pasien. pasien dari stresor
cemas dan takut relaksasi. luar, meningkatkan

-Mengungkapkan relaksasi, dapat


mengerti meningkatkan
tentangpeoses keterampilan koping.
penyakit 5.Membantu
-Mengemukakan menurunkan takut
menyadari terhadap melalui pengalaman
apa yang menakutkan menjadi
diinginkannya yaitu seorang diri.
menyesuaikan diri 6.Belajar cara untuk
terhadap perubahan rileks dapat
fisiknya membantu
menurunkan takutdan
ansietas
BAB IV
PENGOBATAN GASTRITIS DENGAN LIDAH BUAYA

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) lebih dikenal sebagai tanaman hias dan banyak
digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan dan kosmetika, baik secara langsung
dalam keadaan segar atau diolah oleh perusahaan dan dipadukan dengan bahan-bahan
yang lain. Tanaman lidah buaya termasuk keluarga liliaceae yang memiliki sekitar 200
spesies.
Dikenal tiga spesies lidah buaya yang dibudidayakan yakni Aloe sorocortin yang
berasal dari Zanzibar (Zanzibar aloe), Aloe barbadansis miller dan Aloe
vulgaris.Pada umumnya banyak ditanam di Indonesia adalah jenis barbadansis yang
memiliki sinonim Aloe vera linn (Suryowidodo, 1988).
Jenis Aloe yang banyak dikenal hanya beberapa antara lain adalah Aloe nobilis,
Aloe variegate Aloe vera (Aloe barbadansis), Aloe feerox miller,

Aloe arborescens dan Aloeschimperi.[9]


Komposisi terbesar dari gel lidah buaya adalah air, yaitu 99,5 %. Sisanya adalah
padatan yang terutama terdiri dari karbohidrat, yaitu mono dan polisakarida.
Nutrien yang terkandung dalam gel lidah buaya terutama terdiri atas karbohidrat,
vitamin dan kalsium.

Menurut Morsy (1991) secara kuantitatif, protein dalam lidah buaya ditemukan dalan
jumlah yang cukup kecil, akan tetapi secara kualitatif protein lidah buaya kaya akan
asam-asam amino esensial terutama leusin, lisin, valin dan histidin. Selain kaya akan
asam-asam amino esensial, gel lidah buaya juga kaya akan asam glutamat dan asam
aspartat. Vitamin dalam lidah buaya larut dalam lemak, selain itu juga terdapat asam
folat dan kholin dalam jumlah kecil.
Patofisiologi dasar dari gastritis adalah gangguan keseimbangan faktor agresif
(asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (ketahanan mukosa).Penggunaan
aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) lainnya, obat-obatan
kortikosteroid, penyalahgunaan alkohol, menelan substansi erosif, merokok, atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat mengancam ketahanan mukosa
lambung.Gastritis dapat menimbulkan gejala berupa nyeri, sakit, atau
ketidaknyamanan yang terpusat pada perut bagian atas (Brunner & Suddarth, 2017).

Konsep nyeri secara umum dapat dijelaskan bahwa timbulnya nyeri gastritis terjadi
karena asam lambung atau produksi HCl yang meningkat yang menyebabkan iritasi /
luka dinding lambung.Luka yang ditimbulkan ini menyebabkan peradangan yang
membuat nyeri dan mual.Peningkatan asam lambung dikarenakan beberapa faktor
antara lain stress, minum alkohol, pola makan yang tidak teratur, obat-obatan,
pekerjaan yang berat.
Respon yang sering atau dapat dilihat dari orang yang terkena gastritis yaitu nyeri
dibagian perutnya, lemas, memegangi perut dan merintih kesakitan. Menurut
penelitian yang dilakukan Alini bahwa perlu diperhatikan, mengingat penyakit
gastritis adalah penyakit yang dapat terus menerus mengalami kekambuhan, maka
penderita gastritis mungkin akan menggunakan obat-obatan secara terus menerus
(Alini, 2015).

Terapi pendamping aloe vera dapat digunakan mendampingi pengobatan yang telah
dilakukan dengan farmakologi.Konsentrat aloe vera mempunyai manfaat untuk
memelihara system pencernaan, membersihkan dan melancarkan sistem pencernaan
serta memiliki manfaat pendingin.Kandungan saponin dan tenin dalam aloe vera
dapat memperbaiki peradangan sehingga tidak menjadi lebih buruk.Kemudian
zat bradykinase, karbiksipeptidase serta salisilatnya dapat
mengurangikitidaknyamanan yang berupa mual, kembung, muntah, sakit atau nyeri
pada lambung yang disebabkan oleh peradangan tersebut
Lidah buaya (Aloe vera) adalah tanaman yang tumbuh didaerah tropis, tanaman ini salah satu
tanaman obat (herbal) yang ada di Indonesia. Lidah buaya memiliki kandungan sekitar 75 jenis
zat bermanfaat dan lebih dari 200 senyawa yang dapat digunakan dalam pengobatan herbal (Eko
Yulianto, 2013).
Terapi aloe vera ini tidak hanya digunakan untuk kesehatan pencernaan tetapi dapat pula
untuk pereda rasa nyeri pada luka luar seperti luka bakar, luka infeksi karena
pemasangan infus (phlebitis).
Terapi pendamping aloe vera dengan menggunakan produk ini yaitu aloe vera
konsentrat dari Herbalife, ternyata kandungan yang terdapat didalammnya dapat membantu
mempercepat penurunan sekresi asam lambung (produksi HCl turun) dan membantu pH
lambung normal yaitu antara 1-2 hingga 4-5.Menurunnya HCl dalam lambung dan pH lambung
normal menyebabkan nyeri gastritis berkurang.
Aloe vera konsentrat ini juga digunakan tidak hanya sebagai pendamping obat
medis tetapi dapat dilanjutkan setelah pengobatan ini yaitu dapat dikonsumsi setiap hari untuk
menjaga kesehatan pencernaan.
Aloe vera konsentrat yang digunakan sebagai terapi pendamping obat medis ini
diproduksi oleh perusahaan PT. Herbalife Internasional of America,Inc Winston-Salem
USA. Kandungan Hebalife Aloe Concentrate (HAC) mango flavor yaitu tiap 15 g
mengandung water, citric acid, flavor natural mango, puriflied aloe vera consentrate
(0,0723g) potassium sorbate, sodium benzoate, sucralose powder, chamomile flower powdered
extract (3,8 mg) (Herbalife, 2017).
Khasiat daun lidah buaya adalah untuk anti radang, menguatkan lambung, mengatasi
inflamasi. Minuman lidah buaya ini dapat dikonsumsi setiap hari untuk mejaga kesehatan (
Hambing, 2011)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nycho Alva Chindo
bahwa salah satu peradangandanrasa nyeri yang sering ditemukan dalam mukosa mulut adalah
stomatitis afthosa (sariawan). Aloe vera mempunyai kandungan senyawa kimia yang banyak
manfaatnya terutama sebagai zat anti inflamasi pada stomatitis (sariawan) (Nycho, 2015.
Hasil penelitian yang dilakukan Panahi Y bahwa sirup lidah buaya adalah
pengobatan yang aman, efektif, dan dapat ditoleransi dengan baik untuk gejala
umum GERD.Selain itu Keampuhan aloe vera ini sebanding dengan obat standar
ranitidin dan omeprazol dalam kaitannya dengan kebanyakan gejala. Sebuah studi
epidemiologi di Polandia melaporkan bahwa aloe vera secara rutin digunakan untuk
mengobati hyperacidity gaster, serta borok gastrik dan duodenum pada perokok
(Panahi, 2015).
Tanaman lidah buaya (Aloe Vera) berdasarkan data uji klinik yang ditetapkan
tingkat pembuktiannya (Level of Evidence Grade) oleh Natural Standard/
Harvard Medical School yang memusatkan informasi berbasis evidence
mengenai keamanan, bahaya, interaksi, dan dosis. Uji klinik untuk manusia
yaitu pemberian jus 1-2 sendok makan (setara 10-30 mg hidroksiantraquinon)
bermanfaat pada pasien dengan konstipasi.
Efek laksan Aloe terutama karena kandungan 1, 8-dihydroxyanthracene
glycosides, aloin A dan B (barbaloin). Dosis tunggal 1 kapsul (100 mg ekstrak),
malam (mulai kerja 8 jam). Aloe digunakan untuk peri ode singkat, maksimal 8-10
hari (Permenkes No. 6 tahun 2016).
Konsentrat aloe vera ini bisa dijadikan salah satu alternatif atau anjuran secara
herbal untuk terapi pendamping dalam pengobatan pasien gastritis.
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan


submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung
yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan
pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan
gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang
lainnya.

4.2 KRITIK DAN SARAN


Guna penyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan kritik dan
serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika
Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta
:EGC
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.
Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :
Gosyen Publising.
Jurnal Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman
nyeri di RSUD jombang
Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di universitas
muhammadiyah malang center (UMC)
Jurnal nyeri gastritis versi wayan supetran

Anda mungkin juga menyukai